Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KAMPUS III KEDIRI
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
Resistensi difusi gas pada daun dapat diartikan sebagai hambatan luas dari daun yang
timbul karena permukaan luar terhadap lapisan pembatas uap air dalam difusi di rongga
stomata di atmosfir. Secara singkat dapat dikatakan sebagai penolakan daun terhadap difusi
gas dari atmosfir. Penolakan gas yang akan masuk ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
antara lain kepadatan gas, gradien tekanan difusi, morfologi daun, angin, suhu, keadaan air
dalam tanah, dan transpirasi.
Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan resistensi difusi gas antara daun ketela
pohon, daun belimbing, daun jagung, daun padi, daun bayam merah dan hijau, daun sirih,
tanaman lidah buaya serta replika semua tumbuhan.
Untuk mempelajari peranan resistensi stomata dan lapisan batas terhadap difusi uap
air keluar dari daun. Dengan pengetahuan ini, pemahaman akan fotosintesis sebagai fungsi
dari difusi CO2 dari atmosfer masuk ke dalam daun dapat bertambah.
Membandingkan resistensi difusi gas antara daun sirih, daun belimbing ,daun ketela
pohon, daun bayam hijau dan merah, daun jagung, daun padi dan replika dari semua daun
tersebut dan faktor yang mempengaruhinya.
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
“Difusi adalah pergerakan molekul dari tempat dengan gradient konsentrasi tinggi
menuju tempat dengan gradient rendah sebagai hasil pergerakan acak.” (Bailey, 2003)
The rate of transport, or the flux density (J), is the amount of substance s crossing a
unit area per unit time (e.g., J may have units of moles per square meter per second
[mol ms–2 s–1 ])
Flux density (J), adalah jumlah molekul yang melewati sebuah area per satuan waktu,
sebagai contoh unit molekul per meter persegi per detik [mol ms–2 s–1] (Taiz dan
Zeiger, 2002).
Flux is the amount of material crossing a unit area per unit time.
Fluks adalah jumlah material yang melewati unit area per satuan waktu (Hopkins,
2008).
2.4. Macam-Macam Resistensi Difusi Gas
a. Resistensi lapisan
Resistensi lapisan batas merupakan hambatan luas dari daun yang timbul karena
permukaan luar terhadap lapisan pembatas uap air dalam difusi di rongga stomata di atmosfir.
Lapisan atas terdiri dari mangkok uap mikro yang terbentuk pada batas luar pori stoma dan
sebagian lagi dari udara lembab yang terdapat pada seluruh permukaan daun tiruan dengan
difusi molekuler melalui suatu lapisan pada rakitan daun dan rintangan pada lintasan yang
dilalui digambarkan di sudut tanaman. (Sitompul, 2007)
b. Resistensi stomata
Tahapan terhadap difusi CO 2 dari luar ke daun melalui stomata. Faktor utama yang
mempengaruhi Rs adalah tingkat membukanya stomata sehingga perhitungan dilakukan
dengan cara mengukur banyaknya air yang hilang melalui daun yang merupakan hambatan
oleh stomata dan difusi (Gardner, 1991).
c. Resistensi mesofil
Merupakan ukuran apa saja yang berhubungan dengan daun dan mempengaruhi pengambilan
CO 2 melalui mesofil kecuali tahanan lapisan batas dan stomata karena apa saja yang
mempengaruhi konsentrasi CO 2 ke dalam kloroplas mempengaruhi laju difusi total CO 2 dari
udara ke kloroplas. Dihitung sebagai tahanan sisa terhadap pengambilan CO 2 oleh daun
(Gardner, 1991).
a. Kepadatan gas
Perbedaan difusi gas dipengaruhi oleh faktor lingkungan tertentu antara lain mengenai
kepadatan relatif CO 2 .
Bila besarnya tahap perbedaan tahap difusi ini tinggi, maka kecepatan difusinya
tinggi.
c. Morfologi daun
Pada tempat dengan intensitas cahaya tinggi menyebabkan penebalan daun yang
menurunkan resistensinya terhadap difusi CO 2 dengan meningkatkan ruang pori dalam
lapisan mesofil.
d. Angin
Angin yang sedang menambah kegiatan transpirasi, angin membawa uap air yang
berada dekat stomata, uap yang masih ada dalam daun akan berdifusi keluar.
e. Suhu
Kenaikan suhu akan menaikkan difusi karena suhue akan menaikkan tenaga kinetis
dari molekul substrat yang berdifusi.
Air dalam tanah adalah satu-satunya sumber pokok, dari mana akar tanaman
mendapat air yang dibutuhkan. Absorbsi air melalui bagian-bagian lain yang ada di atas tanah
seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian tersebut
tidak sebanding penyebaran air melalui akar (Gardner, 1991).
g. Transpirasi
a. Alat
b. Bahan
Menimbang dan mengukur suhu dan RH masing-masing daun dan replika (waktu : 0s, 5s, 10s, 15s)
Hal yang pertama menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum. Kemudian
mengambil sampel berupa daun belimbing dan daun sirih. Setelah semua alat dan bahan
sudah tersedia selanjutnya adalah menimbang daun sirih dan daun belimbing. Setelah itu
daun tersebut dibuat replica menggunakan kertas whatman. Ukuran replica harus semirip
mungkin dengan daun aslinya. Kedua daun direndam dengan air aquades selama 2 menit,
begitu pula replikanya agar didapatkan keadaan jenuh. Setelah itu ditimbang dan diukur suhu
dan RH nya masing-masing daun dan replika dengan waktu 0s, 5s, 15s. Pengujian Rh dan
suhu pada daun dan replika daun dilakukan untuk mengetahui nilai resistensi dari sebuah
bahan yang telah jenuh air. Lalu catat hasil pengamatan dan dokumentasikan.
BAB 4. PENUTUP
4.1. Hasil
Parameter t DB DS RB RS
Berat (gr) 0’ 0,46 1,55 0, 43 1,44
5’ 0,37 1,47 0,28 1,40
10’ 0,34 1,45 0,18 1,39
15’ 0,32 1,42 0,14 1,37
Rh (%) 0’ 57,2 52,1 62,6 55,0
5’ 59,1 52,6 54,2 54,3
10’ 53,0 50,3 59,6 52,4
15’ 51,1 51,2 55,2 52,3
Suhu (˚C) 0’ 24,8 25,9 24,4 26,3
5’ 24,7 25,2 24,5 25,9
10’ 28,8 25,1 24,3 25,7
15’ 24,5 25,4 24,5 25,4
Daun sirih
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎 (𝑤𝑟)
a) Luas daun = x luas kertas
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 (𝑤𝑘)
0.36
= 𝑥 113.04
0.61
= 66.7 𝑐𝑚2
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
b) Resistensi atas = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝐾0 −𝑊𝐾𝑡
30.38−23.05 1
t5 = x 5 𝑥 66.7
1.44−1.40
= 0.54
30.38−23.05 1
t10 = x 10 𝑥 66.7
1.44−1.39
= 0.21
30.38−23.05 1
t15 = x 15 𝑥 66.7
1.44−1.39
= 0.104
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
c) Ra + rs = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝑑0 −𝑊𝑑𝑡
30.38−23.05 1
t5 = x 5 𝑥 66.7
1.55−1.47
= 0.27
30.38−23.05 1
t10 = x 10 𝑥 66.7
1.55−1.45
= 0.109
30.38−23.05 1
t15 = x 15 𝑥 66.7
1.55−1.42
= 0.056
d) 𝑅𝑆 = (𝑟𝑎 + 𝑟𝑠) − 𝑟𝑎
t5 = 0.27 – 0.54
= -0.27
= 0.005
= 0.047
e) Fluks daun
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡(0)− 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡 (𝑛)
t5 = 𝐿𝐷 𝑥 Δ𝑇
1.55−1.47
= 66.7 −0.7
= 0.0012
1.55−1.45
t10 = 66.7 −0.09
= 0.0015
1.55−1.42
t15 = 66.7 −0.3
= 0.002
Daun belimbing
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎 (𝑤𝑟)
a) Luas daun = x luas kertas
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 (𝑤𝑘)
0.11 𝑔𝑟
= 0.61 𝑥 113.04
𝑔𝑟
= 20.39 𝑐𝑚2
b) Resistensi atas
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
t5 = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝐾0 −𝑊𝐾𝑡
30.38−23.05 1
= x5 𝑥 20.39
0.43−0.28
= 0.47
30.38−23.05 1
t10 = x10 𝑥 20.39
0.43−0.18
= 0.143
30.38−23.05 1
t15 = x15 𝑥 20.39
0.43−0.14
= 0.082
c) Ra + rs
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
t5 = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝑑0 −𝑊𝑑𝑡
30.38−23.05 1
= 𝑥
0.46−0.37 5 𝑥 20.39
= 0.79
30.38−23.05 1
t10 = x 10 𝑥 20.39
0.46−0.34
= 2.99
30.38−23.05 1
t15 = x15 𝑥 20.39
0.46−0.32
= 0.17
d) 𝑅𝑆 = (𝑟𝑎 + 𝑟𝑠) − 𝑟𝑎
t5 = 0.79-0.47
= 0.32
t10 = 0.39-0.143
= 0.247
t15 = 0.21-0.082
= 0.128
e) Fluks daun
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡(0)− 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡 (𝑛)
t5 = 𝐿𝐷 𝑥 Δ𝑇
0.46−0.37
= 20.39−0.1
= 0.004
0.46−0.36
t10 = 20.39−4.1
= 0.006
0.46−0.32
t15 =
20.39−(−4.3)
= 0.005
4.3. Grafik Hasil Perhitungan
0.008
0.007
0.006
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
5' 10' 15'
4.4. Pembahasan
Pada percobaan ini pada menit ke 0 dan menit ke 5 terdapat perubahan nilai Rh dan
suhu, baik maksimal maupun minimal. Sedangkan untuk massa dari daun beserta replikanya
perubahan massa tidak dapat diukur dalam timbangan digital, karena kemungkinan nilainya
terlalu kecil. Pada nilai Rh dan suhu, menit ke 0, 5, 10 dan 15 mengalami kenaikan, kenaikan
Rh sebanding dengan kenaikan suhu dari benda tersebut.
Pada menit ke 15, Rh dan suhu tidak dapat berubah lagi, mencapai titik maksimalnya,
artinya keadaan air di dalam sel telah jenuh, sehingga air yang berada di luar lingkungan daun
tidak dapat masuk/tertolak untuk masuk ke dalam daun. Selain air, gas yang berada di luar
lingkungan daun juga tidak dapat masuk ke dalam daun karena konsentrasi air telah
memenuhi ruangan di daun.
Hukum Fick menerangkan bahwa kelajuan difusi berbanding lurus pada luasan area
dan gradien konsentrasi, dan berbanding terbalik dengan panjang area difusi (Hopkins, 2008),
pada percobaan, difusi semakin besar pada daun sirih daripada daun blimbing wuluh, karena
luasannya makin besar. Faktor yang mempengaruhi kecilnya difusi adalah kondisi daun yang
telah jenuh air, sehingga air dan gas sedikit yang dapat berdifusi, karena gradien
konsentrasinya kecil. Jenis daun jelas berpengaruh pada nilai Rh dan suhu terukurnya karena
kedua daun memiliki morfologi yang berbeda. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil
percobaan adalah keadaan ruangan yang cukup lembab, karena cuaca mendung, maka juga
berpengaruh pada suhu waktu itu, sehingga dapat mempengaruhi nilai Rh dan nilai suhu
terukur.
4.5. Dokumentasi
Daun Sirih
Daun Belimbing
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Difusi makin besar pada daun sirih, karena luasan permukaannya lebih besar daripada
daun belimbing. Faktor yang mempengaruhi hasil percobaan adalah suhu dan kelembaban
lingkungan, serta perbedaan daun.
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, Jill. 2003. The Facts On File Dictionary of Botany. Aylesbury. Market House
Books, Ltd.
Hornby, AS. 1987. Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English. GBK.
Oxford University Press.
Rittner, Don, dan Timothy L. McCabe. 2004. Encyclopedia Of Biology. New York.
The Facts on File Inc.
Taiz, Lincoln dan Eduardo Zeiger. 2002. Plant Physiology: 3 rd edition. USA. Sinauer
Associates.