Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

“RESISTENSI DIFUSI GAS”

Disusun oleh:

ETIKA KURNIA NINGTYAS (175040218113009)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KAMPUS III KEDIRI
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam proses fotosintesis, tumbuhan memerlukan karbondioksida dan air. Air


diperoleh dari serapan akar sedangkan karbondioksida diperoleh melalui pertukaran gas
melalui stomata. Pertukaran gas melalui stomata tidak terjadi secara terus-menerus, saat
konsentrasi gas, misalnya CO2 , dalam mesofil tinggi maka pertukaran gas akan terhenti.
Inilah yang menyebabkan daun seolah-olah menolak pergerakan gas masuk ke daun.

Resistensi difusi gas pada daun dapat diartikan sebagai hambatan luas dari daun yang
timbul karena permukaan luar terhadap lapisan pembatas uap air dalam difusi di rongga
stomata di atmosfir. Secara singkat dapat dikatakan sebagai penolakan daun terhadap difusi
gas dari atmosfir. Penolakan gas yang akan masuk ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
antara lain kepadatan gas, gradien tekanan difusi, morfologi daun, angin, suhu, keadaan air
dalam tanah, dan transpirasi.

Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan resistensi difusi gas antara daun ketela
pohon, daun belimbing, daun jagung, daun padi, daun bayam merah dan hijau, daun sirih,
tanaman lidah buaya serta replika semua tumbuhan.

1.2. Tujuan Praktikum

Untuk mempelajari peranan resistensi stomata dan lapisan batas terhadap difusi uap
air keluar dari daun. Dengan pengetahuan ini, pemahaman akan fotosintesis sebagai fungsi
dari difusi CO2 dari atmosfer masuk ke dalam daun dapat bertambah.

1.3. Manfaat Praktikum

Membandingkan resistensi difusi gas antara daun sirih, daun belimbing ,daun ketela
pohon, daun bayam hijau dan merah, daun jagung, daun padi dan replika dari semua daun
tersebut dan faktor yang mempengaruhinya.
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Resistensi (2 Bahasa Inggris + terjemahan)

 Resistance is the ability of an organism to resist.

“Resistensi adalah kemampuan organisme untuk menolak” (Rittner, 2003)

 Resistance, antagonism, desire to oppose.

“resistensi, perlawanan, keinginan untuk melawan” (Hornby,1987)

2.2. Pengertian Difusi (2 Bahasa Inggris + terjemahan)

 Diffusion is the movement of molecules along a concentration gradient from areas of


high concentration to areas of lower concentration as a result of random movement..

“Difusi adalah pergerakan molekul dari tempat dengan gradient konsentrasi tinggi
menuju tempat dengan gradient rendah sebagai hasil pergerakan acak.” (Bailey, 2003)

 Diffusion can be interpreted as a directed movement from a region of a high


concentration to a region of lower concentration, but it is accomplished through the
random thermal motion of individual molecules.

“Difusi dapat diinterpretasikan sebagai perpindahan langsung dari daerah dengan


konsentrasi tinggi ke rendah, tetapi berlangsung melalui pergererakan acak dari
molekul” (Hopkins, 2008)

2.3. Pengertian Fluks Zat (2 Bahasa Inggris + terjemahan)

 The rate of transport, or the flux density (J), is the amount of substance s crossing a
unit area per unit time (e.g., J may have units of moles per square meter per second
[mol ms–2 s–1 ])

Flux density (J), adalah jumlah molekul yang melewati sebuah area per satuan waktu,
sebagai contoh unit molekul per meter persegi per detik [mol ms–2 s–1] (Taiz dan
Zeiger, 2002).

 Flux is the amount of material crossing a unit area per unit time.

Fluks adalah jumlah material yang melewati unit area per satuan waktu (Hopkins,
2008).
2.4. Macam-Macam Resistensi Difusi Gas

a. Resistensi lapisan

Resistensi lapisan batas merupakan hambatan luas dari daun yang timbul karena
permukaan luar terhadap lapisan pembatas uap air dalam difusi di rongga stomata di atmosfir.
Lapisan atas terdiri dari mangkok uap mikro yang terbentuk pada batas luar pori stoma dan
sebagian lagi dari udara lembab yang terdapat pada seluruh permukaan daun tiruan dengan
difusi molekuler melalui suatu lapisan pada rakitan daun dan rintangan pada lintasan yang
dilalui digambarkan di sudut tanaman. (Sitompul, 2007)

b. Resistensi stomata

Tahapan terhadap difusi CO 2 dari luar ke daun melalui stomata. Faktor utama yang
mempengaruhi Rs adalah tingkat membukanya stomata sehingga perhitungan dilakukan
dengan cara mengukur banyaknya air yang hilang melalui daun yang merupakan hambatan
oleh stomata dan difusi (Gardner, 1991).

c. Resistensi mesofil

Merupakan ukuran apa saja yang berhubungan dengan daun dan mempengaruhi pengambilan
CO 2 melalui mesofil kecuali tahanan lapisan batas dan stomata karena apa saja yang
mempengaruhi konsentrasi CO 2 ke dalam kloroplas mempengaruhi laju difusi total CO 2 dari
udara ke kloroplas. Dihitung sebagai tahanan sisa terhadap pengambilan CO 2 oleh daun
(Gardner, 1991).

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resistensi Difusi Gas

a. Kepadatan gas

Perbedaan difusi gas dipengaruhi oleh faktor lingkungan tertentu antara lain mengenai
kepadatan relatif CO 2 .

b. Gradien tekanan difusi

Bila besarnya tahap perbedaan tahap difusi ini tinggi, maka kecepatan difusinya
tinggi.

c. Morfologi daun

Pada tempat dengan intensitas cahaya tinggi menyebabkan penebalan daun yang
menurunkan resistensinya terhadap difusi CO 2 dengan meningkatkan ruang pori dalam
lapisan mesofil.

d. Angin

Angin yang sedang menambah kegiatan transpirasi, angin membawa uap air yang
berada dekat stomata, uap yang masih ada dalam daun akan berdifusi keluar.
e. Suhu

Kenaikan suhu akan menaikkan difusi karena suhue akan menaikkan tenaga kinetis
dari molekul substrat yang berdifusi.

f. Keadaan air dalam tanah

Air dalam tanah adalah satu-satunya sumber pokok, dari mana akar tanaman
mendapat air yang dibutuhkan. Absorbsi air melalui bagian-bagian lain yang ada di atas tanah
seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian tersebut
tidak sebanding penyebaran air melalui akar (Gardner, 1991).

g. Transpirasi

Hambatan daun terhadap transpirasi sangat beragam karena berbagai faktor


lingkungan yang mempengaruhi pembukaan stomata. Bila muatan radiasi cukup rendah dan
hambatan juga rendah, maka tentu saja transpirasi meningkat oleh angin, jika suhu daun di
bawah suhu udara, naiknya kecepatan angin selalu cenderung menaikkan transpirasi
(Salisbury, 1995).
BAB 3. METODOLOGI

3.1. Alat, Bahan dan Fungsi

a. Alat

Timbangan digital (mg) untuk menimbang massa benda.

Cawan petri untuk merendam daun..

Gunting untuk menggunting kertas whatman.

Kertas saring whatmann untuk membuat replika daun.

Humidity meter untuk mengukur suhu dan kelembaban relative.

Gelas ukur untuk meletakkan larutan bahan.

Aquades : merenda daun dan replika daun

b. Bahan

Air untuk campuran larutan bahan.

Daun sirih dan daun belimbing : sebagai bahan yang digunakan

3.2. Cara Kerja (Diagram Alir)

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang daun sirih dan belimbing

Membuat replika masing-masing daun

Merendam daun dan replika selama 2 menit

Menimbang dan mengukur suhu dan RH masing-masing daun dan replika (waktu : 0s, 5s, 10s, 15s)

Catat hasil dan dokumentasikan


3.3. Analisa Perlakuan

Hal yang pertama menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum. Kemudian
mengambil sampel berupa daun belimbing dan daun sirih. Setelah semua alat dan bahan
sudah tersedia selanjutnya adalah menimbang daun sirih dan daun belimbing. Setelah itu
daun tersebut dibuat replica menggunakan kertas whatman. Ukuran replica harus semirip
mungkin dengan daun aslinya. Kedua daun direndam dengan air aquades selama 2 menit,
begitu pula replikanya agar didapatkan keadaan jenuh. Setelah itu ditimbang dan diukur suhu
dan RH nya masing-masing daun dan replika dengan waktu 0s, 5s, 15s. Pengujian Rh dan
suhu pada daun dan replika daun dilakukan untuk mengetahui nilai resistensi dari sebuah
bahan yang telah jenuh air. Lalu catat hasil pengamatan dan dokumentasikan.
BAB 4. PENUTUP

4.1. Hasil

Parameter t DB DS RB RS
Berat (gr) 0’ 0,46 1,55 0, 43 1,44
5’ 0,37 1,47 0,28 1,40
10’ 0,34 1,45 0,18 1,39
15’ 0,32 1,42 0,14 1,37
Rh (%) 0’ 57,2 52,1 62,6 55,0
5’ 59,1 52,6 54,2 54,3
10’ 53,0 50,3 59,6 52,4
15’ 51,1 51,2 55,2 52,3
Suhu (˚C) 0’ 24,8 25,9 24,4 26,3
5’ 24,7 25,2 24,5 25,9
10’ 28,8 25,1 24,3 25,7
15’ 24,5 25,4 24,5 25,4

4.2. Perhitungan Nilai Resistensi

 Daun sirih
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎 (𝑤𝑟)
a) Luas daun = x luas kertas
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 (𝑤𝑘)
0.36
= 𝑥 113.04
0.61

= 66.7 𝑐𝑚2
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
b) Resistensi atas = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝐾0 −𝑊𝐾𝑡
30.38−23.05 1
 t5 = x 5 𝑥 66.7
1.44−1.40

= 0.54
30.38−23.05 1
 t10 = x 10 𝑥 66.7
1.44−1.39

= 0.21

30.38−23.05 1
 t15 = x 15 𝑥 66.7
1.44−1.39

= 0.104
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
c) Ra + rs = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝑑0 −𝑊𝑑𝑡
30.38−23.05 1
 t5 = x 5 𝑥 66.7
1.55−1.47

= 0.27

30.38−23.05 1
 t10 = x 10 𝑥 66.7
1.55−1.45

= 0.109

30.38−23.05 1
 t15 = x 15 𝑥 66.7
1.55−1.42

= 0.056

d) 𝑅𝑆 = (𝑟𝑎 + 𝑟𝑠) − 𝑟𝑎
 t5 = 0.27 – 0.54

= -0.27

 t10 = 0.109 – 0.104

= 0.005

 t15 = 0.056 – 0.04

= 0.047

e) Fluks daun
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡(0)− 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡 (𝑛)
t5 = 𝐿𝐷 𝑥 Δ𝑇

1.55−1.47
= 66.7 −0.7

= 0.0012

1.55−1.45
t10 = 66.7 −0.09

= 0.0015
1.55−1.42
t15 = 66.7 −0.3

= 0.002

 Daun belimbing
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎 (𝑤𝑟)
a) Luas daun = x luas kertas
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 (𝑤𝑘)
0.11 𝑔𝑟
= 0.61 𝑥 113.04
𝑔𝑟

= 20.39 𝑐𝑚2

b) Resistensi atas
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
t5 = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝐾0 −𝑊𝐾𝑡

30.38−23.05 1
= x5 𝑥 20.39
0.43−0.28

= 0.47

30.38−23.05 1
t10 = x10 𝑥 20.39
0.43−0.18

= 0.143

30.38−23.05 1
t15 = x15 𝑥 20.39
0.43−0.14

= 0.082

c) Ra + rs
(𝐻2 𝑂)𝑘−(𝐻2 𝑂)𝑎 1
t5 = x 𝑡 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛
𝑊𝑑0 −𝑊𝑑𝑡

30.38−23.05 1
= 𝑥
0.46−0.37 5 𝑥 20.39

= 0.79
30.38−23.05 1
t10 = x 10 𝑥 20.39
0.46−0.34

= 2.99

30.38−23.05 1
t15 = x15 𝑥 20.39
0.46−0.32

= 0.17

d) 𝑅𝑆 = (𝑟𝑎 + 𝑟𝑠) − 𝑟𝑎
t5 = 0.79-0.47
= 0.32

t10 = 0.39-0.143

= 0.247

t15 = 0.21-0.082

= 0.128

e) Fluks daun
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡(0)− 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡 (𝑛)
t5 = 𝐿𝐷 𝑥 Δ𝑇

0.46−0.37
= 20.39−0.1

= 0.004

0.46−0.36
t10 = 20.39−4.1

= 0.006

0.46−0.32
t15 =
20.39−(−4.3)

= 0.005
4.3. Grafik Hasil Perhitungan

0.008
0.007
0.006
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
5' 10' 15'

daun sirih daun belimbing

4.4. Pembahasan

Pada percobaan ini pada menit ke 0 dan menit ke 5 terdapat perubahan nilai Rh dan
suhu, baik maksimal maupun minimal. Sedangkan untuk massa dari daun beserta replikanya
perubahan massa tidak dapat diukur dalam timbangan digital, karena kemungkinan nilainya
terlalu kecil. Pada nilai Rh dan suhu, menit ke 0, 5, 10 dan 15 mengalami kenaikan, kenaikan
Rh sebanding dengan kenaikan suhu dari benda tersebut.

Pada menit ke 15, Rh dan suhu tidak dapat berubah lagi, mencapai titik maksimalnya,
artinya keadaan air di dalam sel telah jenuh, sehingga air yang berada di luar lingkungan daun
tidak dapat masuk/tertolak untuk masuk ke dalam daun. Selain air, gas yang berada di luar
lingkungan daun juga tidak dapat masuk ke dalam daun karena konsentrasi air telah
memenuhi ruangan di daun.

Hukum Fick menerangkan bahwa kelajuan difusi berbanding lurus pada luasan area
dan gradien konsentrasi, dan berbanding terbalik dengan panjang area difusi (Hopkins, 2008),
pada percobaan, difusi semakin besar pada daun sirih daripada daun blimbing wuluh, karena
luasannya makin besar. Faktor yang mempengaruhi kecilnya difusi adalah kondisi daun yang
telah jenuh air, sehingga air dan gas sedikit yang dapat berdifusi, karena gradien
konsentrasinya kecil. Jenis daun jelas berpengaruh pada nilai Rh dan suhu terukurnya karena
kedua daun memiliki morfologi yang berbeda. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil
percobaan adalah keadaan ruangan yang cukup lembab, karena cuaca mendung, maka juga
berpengaruh pada suhu waktu itu, sehingga dapat mempengaruhi nilai Rh dan nilai suhu
terukur.
4.5. Dokumentasi

Daun Sirih
Daun Belimbing

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Difusi makin besar pada daun sirih, karena luasan permukaannya lebih besar daripada
daun belimbing. Faktor yang mempengaruhi hasil percobaan adalah suhu dan kelembaban
lingkungan, serta perbedaan daun.
DAFTAR PUSTAKA

Bailey, Jill. 2003. The Facts On File Dictionary of Botany. Aylesbury. Market House
Books, Ltd.

Gardner. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press.

Hopkins, William G. dan Norman P. A. Hüner. 2008. Introduction to Plant


Physiology: Fourth Edition. Hoboken. JohnWiley & Sons, Inc.

Hornby, AS. 1987. Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English. GBK.
Oxford University Press.

Rittner, Don, dan Timothy L. McCabe. 2004. Encyclopedia Of Biology. New York.
The Facts on File Inc.

Sitompul, SM.2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang:FP UB.


https://dokumen.tips/documents/laporan-rdg.html

Taiz, Lincoln dan Eduardo Zeiger. 2002. Plant Physiology: 3 rd edition. USA. Sinauer
Associates.

Anda mungkin juga menyukai