(Capital Gains). Investor memandang keuntungan dividen pada saham yang memberikan dividend yield tinggi,
(dividend yield) lebih pasti dari pada keuntungan capital capital gains yield rendah dari pada saham dengan
gains (capital gains yield). Perlu diingat bahwa dilihat dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika
dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital
adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor gains, perbedaan ini akan makin terasa.
pada saham. Laba ditahan adalah keuntungan dari Jika manajemen percaya bahwa teori Dividen
dividen ( dividend yield ) ditambah keuntungan dari tidak relevan dari MM adalah benar, maka perusahaan
capital gains ( capital gains yield ). tidak perlu memperdulikan berapa besar dividen yang
Modigliani dan Miller menganggap bahwa harus dibagi, tapi jika mereka menganut teori Dividen
argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu yang relevan, maka mereka harus membagi seluruh laba
kesalahan ( MM menggunakan istilah “ The Bierd in the setelah pajak atau EAT (Earnig After Tax) dalam bentuk
hand Fallacy “ ). Menurut MM, pada akhirnya investor dividen. Dan bila manajemen cenderung mempercayai
akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima teori perbedaan pajak ( Tax Differential Theory ),
pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang mereka harus menahan seluruh EAT atau DPR = 0 %.
memiliki risiko yang hampir sama. Jadi ke 3 teori yang telah dibahas mewakili kutub –
kutub ekstrim dari teori tentang kebijakan dividen.
c. Teori Perbedaan Pajak (Tax Differential Theory) dari Sayangnya test secara empiris belum memberikan
Litzenberger dan Ramaswamy. jawaban yang pasti tentang teori mana yang paling
Teori ini menyatakan bahwa karena adanya pajak benar.
terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para
investor lebih menyukai capital gains karena dapat d. Teori Signaling Hypothesis.
menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan
mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham.
12
Sebaliknya penurunan diveden pada umumnya yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.
menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat Kelompok pemegang saham yang membutuhkan
dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu
menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM presentase laba yang dibayarkan atau DPR (Dividend
berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas Payout Ratio) yang tinggi.
biasanya merupakan suatu tanda kepada para investor Sebaliknya kelompok pemegang saham yang
bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang
penghasilan yang baik dividen masa mendatang. jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih
Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu (
kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal misalnya orang lanjut usia dikenai pajak lebih ringan )
(biasanya) diyakini investor sebagai suatu tanda bahwa maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih
perusahaan menghadapi masa sulit dividen waktu menyukai perolehan modal (capital gains) karena dapat
mendatang. Seperti teori dividen yang lain, teori ini juga menunda pembayaran pajak.
sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa Kelompok ini lebih senang jika perusahaan
perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok
sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah
setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata- cenderung menyukai dividen yang besar. Bukti empiris
mata disebabkan oleh efek tanda atau disebabkan karena menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tapi
efek tanda dan preferensi terhadap dividen. menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih
baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya.
e. Teori Clientele Effect. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
13
ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila a) Aturan Penurunan Nilai Modal.
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, Banyak negara bagian di AS yang melarang
maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya pembayaran dividen jika dividen ini akan
mengurangi total sumber dana intern atau internal menurunkan nilai modal. Beberapa negara bagian
financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk mendefinisikan modal sebagai total nilai nominal
menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan saham biasa. Perusahaan tidak dapat membayar
pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan dividen tunai dengan total lebih dari total nominal
demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam saham biasa tanpa menurunkan nilai modalnya.
kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan Sedangkan beberapa negara lainnya
struktur modal secara keseluruhan. mendefinisikan modal tidak hanya meliputi nilai
nominal saham biasa, tetapi juga tambahan modal
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. disetor. Dengan aturan negara semacam ini, dividen
Ketika perusahaan membuat kebijakan dividen, maka dapat dibayar maksimum sebesar jumlah laba tahan,
perusahaan akan melihat sejumlah masalah lain yang dihubungkan yaitu dari kas dengan membebankan pengurangan ini
dengan konsep-konsep teoritis mengenai pembayaran dividen dan ke akun laba ditahan.
penilaian perusahaan.
Faktor-faktor berikut inilah yang biasanya harus dianalisis b) Aturan Insolvensi.
oleh perusahaan ketika membuat keputusan kebijakan dividen : Beberapa negara bagian melarang pembayaran
1) Aturan-aturan Hukum. dividen tunai jika perusahaan mengalami insolvensi
Berbagai aturan hukum penting untuk membuat batasan (insolvency). Insolvensi didefinisikan secara hukum
hukum yang memungkinkan kebijakan dividen akhir perusahaan sebagai kewajiban total perusahaan yang melebihi
dapat berjalan. aktivanya. Juga berarti ketidakmampuan perusahaan
untuk membayar para kreditornya ketika
14
kewajibannya jatuh tempo. Oleh karena kemampuan diproyeksikan, serta perkiraan laporan arus kas akan
perusahaan membayar kewajibannya tergantung pada digunakan. Intinya adalah menentukan arus kas dan posisi
likuiditas bukan pada modalnya, batasan insolvensi kas perusahaan yang akan terjadi di tengah ketiadaan
yang dapat disamakan (secara teknis) memberikan perubahan kebijakan dividen.
para kreditor.
3) Likuiditas.
c) Aturan Penahanan Laba yang berlebihan Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan
Meskipun penahanan (laba) yang berlebihan utama dalam banyak keputusan dividen. Karena dividen
tidak memiliki definisi yang jelas, biasanya dianggap menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan
berarti penahanan dalam jumlah yang jauh melebihi keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar
kebutuhan investasi perusahaan untuk saat ini dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
masa depan. IRC (internal Revenue Code) melarang Perusahaan yang sedang bertumbuh dan menguntungkan
ini dengan tujuan untuk mencegah perusahaan mungkin saja tidak likuid karena dananya digunakan untuk
menahan laba demi menghindari pajak. Jika IRC aktiva tetap dan modal kerja permanen. Oleh karena pihak
dapat membuktikan adanya penahanan laba tanpa manajemen di perusahaan semacam ini biasanya ingin
alasan yang jelas, maka perusahaan dapat dikenakan mempertahankan beberapa perlindungan likuiditas agar dapat
tarif pajak penalti atas akumulasi laba tersebut. memberikan fleksibilitas keuangan dan perlindungan
terhadap ketidakpastian, maka pihak manajemen mungkin
2) Kebutuhan Pendanaan Perusahaan. enggan untuk mempertahankan posisi ini dengan membayar
Begitu batasan hukum untuk kebijakan dividen dividen dalam jumlah besar.
perusahaan telah ditentukan, langkah berikutnya melibatkan
penilaian kebutuhan pendanaan perusahaan. Dalam hal ini,
anggaran kas, laporan sumber dan penggunaan dana yang
15
menguntungkan bagi kepentingan para pemegang saham tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah serta
mayoritas. disesuaikan terhadap target pembayaran yang membuktikan
Tipe – tipe Kebijakan Dividen. terjadinya peningkatan hasil. Kebijakan ini meniadakan
a. Kebijakan dividen dengan presentase tetap pembayaran keragu-raguan investor atau pemegang saham sekaligus
dividen tunai (constant – payout – ratio divident policy) menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik
adalah kebijakan dividen yang didasarkan dengan dan lancar. Dengan kebijakan ini pembayaran dividen
presentase tertentu dari pendapatan. Rasio pembayaran persaham hampir tidak pernah turun.
dividen adalah presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan
dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai, dihitung c. Kebijakan dividen rendah plus ekstra (low – regular – an
dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per extra dividend policy).
saham. Jumlah pembayaran dividen dengan presentase tetap Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen
dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan
pasar. Pada saat laba menurun, pembayaran dividen juga rendah, jika laba perusahaan periode yang bersangkutan
menurun, dan hal ini akan menyebabkan harga saham sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan
menurun. ditambah pembayaran dividen ekstra. Dengan jumlah
pembayaran reguler atau biasa yang tetap ini menjamin
b. Kebijakan dividen biasa atau stabil (reguler dividen kepastian bagi pemilik saham dan arena jumlahnya rendah,
policy) hal ini juga akan menentramkan perusahaan. Bila ada laba
adalah kebijakan dividen yang didasarkan atas yang sangat bagus perusahaan akan membayarkan ekstra
pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam satu dividen bagi pemegang saham. Pembayaran ekstra ini akan
periode. Seringkali kebijakan ini digunakan dengan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham.
memakai target rasio pembayaran dividen, dimana
perusahaan mencoba membayar dividen dalam persentase
17
sesuai faktor pemecahnya. Dibedakan menjadi dua jenis, biasa capital surplus dan laba ditahan tidak mengalami
yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal perubahan. Investor yang semula memiliki 100 lembar saham
yang lebih kecil (split up) dan peningkatan nilai nominal setelah stock split jumlah lembar saham yang dimiliki akan
saham (split down). Dengan demikian jumlah lembar saham menjadi 200 lembar, meskipun total nilainya tidak
yang beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan mengalami perubahan.
nilai nominal saham (split up), atau sebaliknya (split down). Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham
Tujuan stock split adalah untuk menempatkan harga pasar kedalam nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah
saham dalam trading range tertentu. lembar saham yang beredar akan meningkat melalui
Misalkan PT. X menentukan stock splits dari 1( satu) penurunan secara proporsional atas nilai nominal saham.
lembar saham menjadi 2 (dua) lembar saham. Tujuannya adalah untuk menempatkan harga pasar saham
dalam kisaran perdagangan tertentu yang lebih diminati) ,
sehingga (diharapkan) akan menarik lebih banyak pembeli.
Setelah stock split, maka nilai nominal saham berkurang dari menguntungkan, maka pemberian dividen atau pembelian
Rp 5.000,- per lembar menjadi Rp 2.500,-. Tetapi saham saham – tidak ada pajak dan biaya transaksi, bagi investor
akan sama saja. Dengan pembelian kembali maka jumlah
20
lembar saham yang beredar akan berkurang dan dividen Apabila price earning ratio perusahaan tidak berubah
perlembar saham akan lebih besar akhirnya harga pasar sebesar 12 kali, maka harga pasar saham secara keseluruhan
saham akan meningkat. tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp 83,33 x 12 =
Misalkan PT. X memiliki laba dan harga pasar saham sebagai Rp 1.000,- Dengan demikian yang diterima investor baik
lewat pembagian dividen maupun pembelian kembali adalah
berikut :
sama sebesar Rp 40,-.
Untuk melakukan pembelian kembali ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Yang pertama perusahaan
memberikan penawaran atau membeli langsung dipasar.
Misalkan perusahaan akan membagikan keuntungan sebesar Dengan tender penawaran perusahaan membuat penawaran
Rp 20.000.000,- sebagai pembayaran dividen dan pembelian formal kepada pemegang saham untuk membeli sejumlah
kembali saham perusahaan. Maka dividen per lembar saham sahamnya pada tingkat harga tertentu. Harga itu biasanya
perusahaan menjadi Rp 20.000.000,-/500.000 = Rp 40,-. sedikit di atas harga pasar saat ini, kemudian pemegang
Dengan demikian investor berharap nilai saham sebelum saham dapat mengumpulkan sahamnya untuk kemudian
dividen dibayarkan adalah sebesar Rp 1.000,-. Misalkan dibeli perusahaan. Cara lain adalah dengan membeli
perusahaan akan membeli saham, dengan dana Rp langsung di pasar modal dalam hal ini peran pialang, broker
20.000.000,- maka akan dapat dibeli saham sebanyak Rp akan membantu. Sebagai imbalannya perusahaan
20.000.000,-/Rp1.000,- = 20.000 saham. Dengan demikian memberikan fee sebesar presentase tertentu. Sebelum
jumlah lembar saham yang beredar menjadi 480.000 lembar. perusahaan melakukan pembelian saham sebaiknya
Jadi keuntungan perlembar saham menjadi sebesar Rp perusahaan memberikan informasi terlebih dahulu kepada
40.000.000,- /480.000 = Rp 83,33. pemegang saham mengenai tujuan dan alasan diadakannya
pembelian kembali saham perusahaan.
21
mereka, dividen saham/pemecahan saham merupakan keuntungan Anggapan bahwa pembelian kembali saham sebagai
keputusan investasi bukan keputusan pendanaan, adalah benar
yang rutin. Mereka dapat menjual saham tambahan dan tetap
meskipun saham yang diperoleh kembali tidak memberikan imbal
mempertahankan kepemilikan awalnya. Dividen saham/pemecahan
hasil harapan seperti yang diberikan oleh investasi lainnya. Tidak
saham dapat memiliki pengaruh yang menguntungkan terhadap para
ada perusahaan yang dapat bertahan dengan hanya berinvestasi pada
pemegang saham ini. sahamnya sendiri. keputusan membeli kembali saham harus
melibatkan distribusi kelebihan dana ketika peluang investasi
perusahaan tidaklah cukup menaqrik untuk menjamin penggunaan
Repurchase of Stock sebagai bagian dari Kebijakan Dividen. dana tersebut, baik saat ini maupun di masa depan. Jadi pembelian
Jika perusahaan memiliki kelebihan kas dan tidak cukup kembali saham tidak dapat benar-benar diperlakukan sebagai
banyak peluang investasi yang menguntungkan untuk mendukung keputusan investasi sebagaimana definisi yang diberikan, tetapi
penggunaan dana ini, mungkin pemegang saham memang ingin agar sebagai suatu jenis keputusan pendanaan yang memiliki motivasi
dana ini didistribusikan. Distribusi ini dapat diwujudkan baik terkait dengan struktur modal atau kebijakan deviden
dengan pembelian kembali saham atau dengan membayarkan dana
dalam bentuk kenaikan deviden. Jika tidak terdapat pajak
Keuntungan stock repuchase bagi pemegang saham :
penghasilan perorangan dan biaya transaksi, kedua alternatif tersebut
seharusnya secara teoritis tidak menimbulkan perbedaan bagi 1) Stock repuchase sering di pandang sebagai tanda positif
2) Stock repuchase mengurangi jumlah saham yang beredar yang diatas normal (extraordinary earnings) kepada
dipasar. Setelah stock repuchase ada kemungkinan harga pemegang saham.
saham naik. 2) Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha
pengambil – alihan perusahaan (yang biasanya dilakukan
Kerugian bagi pemegang saham : dengan cara membeli saham sebanyak –banyaknya hingga
1) Perusahaan membeli kembali saham dengan harga yang mencapai jumlah saham mayoritas) Stock repuchase
terlalu tinggi sehingga merugikan pemegang saham yang dapat menggalkan usaha ini.
tidak menjual kembali sahamnya. 3) Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan
2) Keuntungan stock repuchase dalam bentuk capital gains, ingin meningkatkn rasio hutang dengan cara
padahal sebagian investor menyukai dividen. menggunakan hutang baru untuk membeli kembali
saham yang beredar.
Keuntungan bagi perusahaan : 4) Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke
1) Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu pasar jika perusahaan membutuhkan tambahan dana.
tinggi dikhawatirkan di masa mendatang perusahaan
terpaksa membagi dividen yang lebih kecil (pada masa Kerugian bagi perusahaan adalah :
sulit atau banyak kebutuhan dana investasi) yang dapat 1) Dapat merusak image perusahaan karena sebagian
memberi petanda negatif. Stoc repuchase merupakan investor merasa bahwa stock repuchase merupakan
alternatif yang baik untuk mendistribusikan penghasilan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak
mempunyai proyek – proyek baru yang baik. Namun
24