Anda di halaman 1dari 15

10

BAB 3 Pernyataan ini didasarkan pada beberapa asumsi penting


yang lemah seperti:
TEORI KEBIJAKAN DEVIDEN
1) Pasar modal sempurna dimana semua investor
adalah rasional,
2) Tidak ada biaya emisi saham baru jika
Kebijakan dividen (dividen policy) adalah rencana tindakan perusahaan menerbitkan saham baru, dan
yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. Kebijakan 3) Tidak ada pajak Kebijakan investasi perusahaan
deviden didefinisikan sebagai kebijakan yang terkait dengan tidak berubah.
pembayaran dividen oleh perusahaan, berupa penentuan besarnya Sedangkan kenyataannya:
pembayaran dan besarnya laba yang ditahan untuk kepentingan 1) Pasar modal yang sempurna sulit ditemui,
perusahaan. Ada berbagai pendapat ahli atau teori tentang kebijakan
2) Biaya emisi saham baru pasti ada,
dividen sebagai berikut :
3) Pajak pasti ada, dan
a. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan
Miller. 4) Kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin
Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu tidak berubah.
perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya
presentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham b. Teori Dividen yang Relevan (The Bird in the Hand)
dalam bentuk uang tunai atau DPR (Dividen Payout Ratio) , dari Gordon dan Lintner.
tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak atau Teori ini menyatakan bahwa biaya modal sendiri
EBIT (Earning Before Interest and Tax) dan kelas risiko perusahaan akan naik jika presentase laba yang dibayarkan
perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai atau DPR
relevan. (Dividen Payout Ratio) rendah, karena investor lebih
suka menerima dividen dari pada Perolehan modal
11

(Capital Gains). Investor memandang keuntungan dividen pada saham yang memberikan dividend yield tinggi,
(dividend yield) lebih pasti dari pada keuntungan capital capital gains yield rendah dari pada saham dengan
gains (capital gains yield). Perlu diingat bahwa dilihat dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika
dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital
adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor gains, perbedaan ini akan makin terasa.
pada saham. Laba ditahan adalah keuntungan dari Jika manajemen percaya bahwa teori Dividen
dividen ( dividend yield ) ditambah keuntungan dari tidak relevan dari MM adalah benar, maka perusahaan
capital gains ( capital gains yield ). tidak perlu memperdulikan berapa besar dividen yang
Modigliani dan Miller menganggap bahwa harus dibagi, tapi jika mereka menganut teori Dividen
argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu yang relevan, maka mereka harus membagi seluruh laba
kesalahan ( MM menggunakan istilah “ The Bierd in the setelah pajak atau EAT (Earnig After Tax) dalam bentuk
hand Fallacy “ ). Menurut MM, pada akhirnya investor dividen. Dan bila manajemen cenderung mempercayai
akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima teori perbedaan pajak ( Tax Differential Theory ),
pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang mereka harus menahan seluruh EAT atau DPR = 0 %.
memiliki risiko yang hampir sama. Jadi ke 3 teori yang telah dibahas mewakili kutub –
kutub ekstrim dari teori tentang kebijakan dividen.
c. Teori Perbedaan Pajak (Tax Differential Theory) dari Sayangnya test secara empiris belum memberikan
Litzenberger dan Ramaswamy. jawaban yang pasti tentang teori mana yang paling
Teori ini menyatakan bahwa karena adanya pajak benar.
terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para
investor lebih menyukai capital gains karena dapat d. Teori Signaling Hypothesis.
menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan
mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham.
12

Sebaliknya penurunan diveden pada umumnya yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.
menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat Kelompok pemegang saham yang membutuhkan
dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu
menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM presentase laba yang dibayarkan atau DPR (Dividend
berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas Payout Ratio) yang tinggi.
biasanya merupakan suatu tanda kepada para investor Sebaliknya kelompok pemegang saham yang
bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang
penghasilan yang baik dividen masa mendatang. jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih
Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu (
kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal misalnya orang lanjut usia dikenai pajak lebih ringan )
(biasanya) diyakini investor sebagai suatu tanda bahwa maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih
perusahaan menghadapi masa sulit dividen waktu menyukai perolehan modal (capital gains) karena dapat
mendatang. Seperti teori dividen yang lain, teori ini juga menunda pembayaran pajak.
sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa Kelompok ini lebih senang jika perusahaan
perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok
sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah
setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata- cenderung menyukai dividen yang besar. Bukti empiris
mata disebabkan oleh efek tanda atau disebabkan karena menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tapi
efek tanda dan preferensi terhadap dividen. menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih
baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya.
e. Teori Clientele Effect. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
13

ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila a) Aturan Penurunan Nilai Modal.
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, Banyak negara bagian di AS yang melarang
maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya pembayaran dividen jika dividen ini akan
mengurangi total sumber dana intern atau internal menurunkan nilai modal. Beberapa negara bagian
financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk mendefinisikan modal sebagai total nilai nominal
menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan saham biasa. Perusahaan tidak dapat membayar
pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan dividen tunai dengan total lebih dari total nominal
demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam saham biasa tanpa menurunkan nilai modalnya.
kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan Sedangkan beberapa negara lainnya
struktur modal secara keseluruhan. mendefinisikan modal tidak hanya meliputi nilai
nominal saham biasa, tetapi juga tambahan modal
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. disetor. Dengan aturan negara semacam ini, dividen
Ketika perusahaan membuat kebijakan dividen, maka dapat dibayar maksimum sebesar jumlah laba tahan,
perusahaan akan melihat sejumlah masalah lain yang dihubungkan yaitu dari kas dengan membebankan pengurangan ini
dengan konsep-konsep teoritis mengenai pembayaran dividen dan ke akun laba ditahan.
penilaian perusahaan.
Faktor-faktor berikut inilah yang biasanya harus dianalisis b) Aturan Insolvensi.
oleh perusahaan ketika membuat keputusan kebijakan dividen : Beberapa negara bagian melarang pembayaran
1) Aturan-aturan Hukum. dividen tunai jika perusahaan mengalami insolvensi
Berbagai aturan hukum penting untuk membuat batasan (insolvency). Insolvensi didefinisikan secara hukum
hukum yang memungkinkan kebijakan dividen akhir perusahaan sebagai kewajiban total perusahaan yang melebihi
dapat berjalan. aktivanya. Juga berarti ketidakmampuan perusahaan
untuk membayar para kreditornya ketika
14

kewajibannya jatuh tempo. Oleh karena kemampuan diproyeksikan, serta perkiraan laporan arus kas akan
perusahaan membayar kewajibannya tergantung pada digunakan. Intinya adalah menentukan arus kas dan posisi
likuiditas bukan pada modalnya, batasan insolvensi kas perusahaan yang akan terjadi di tengah ketiadaan
yang dapat disamakan (secara teknis) memberikan perubahan kebijakan dividen.
para kreditor.
3) Likuiditas.
c) Aturan Penahanan Laba yang berlebihan Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan
Meskipun penahanan (laba) yang berlebihan utama dalam banyak keputusan dividen. Karena dividen
tidak memiliki definisi yang jelas, biasanya dianggap menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan
berarti penahanan dalam jumlah yang jauh melebihi keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar
kebutuhan investasi perusahaan untuk saat ini dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
masa depan. IRC (internal Revenue Code) melarang Perusahaan yang sedang bertumbuh dan menguntungkan
ini dengan tujuan untuk mencegah perusahaan mungkin saja tidak likuid karena dananya digunakan untuk
menahan laba demi menghindari pajak. Jika IRC aktiva tetap dan modal kerja permanen. Oleh karena pihak
dapat membuktikan adanya penahanan laba tanpa manajemen di perusahaan semacam ini biasanya ingin
alasan yang jelas, maka perusahaan dapat dikenakan mempertahankan beberapa perlindungan likuiditas agar dapat
tarif pajak penalti atas akumulasi laba tersebut. memberikan fleksibilitas keuangan dan perlindungan
terhadap ketidakpastian, maka pihak manajemen mungkin
2) Kebutuhan Pendanaan Perusahaan. enggan untuk mempertahankan posisi ini dengan membayar
Begitu batasan hukum untuk kebijakan dividen dividen dalam jumlah besar.
perusahaan telah ditentukan, langkah berikutnya melibatkan
penilaian kebutuhan pendanaan perusahaan. Dalam hal ini,
anggaran kas, laporan sumber dan penggunaan dana yang
15

4) Kemampuan untuk Meminjam. diinvestasikan kembali) dalam perusahaan. Ketika larangan


Selain posisi yang likuid, jika perusahaan memiliki semacam ini diberlakukan, maka secara alami akan
kemampuan untuk meminjam dalam jangka waktu yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Kadangkala
relatif singkat, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut pihak manajemen perusahaan menyambut baik larangan
fleksibel secara keuangan. Kemampuan untuk meminjam ini dividen yang dibebankan oleh pemberi pinjaman, karena
bisa dalam bentuk batas kredit atau perjanjian kredit bergulir pihak manajemen tidak perlu lagi menjustifikasi penahanan
dari suatu bank, atau hanya berupa kesediaan informal dari laba kepada para pemegang sahamnya. Perusahaan hanya
suatu lembaga keuangan untuk memberikan kredit. Semakin perlu menunjukkan batasan tersebut.
besar kemampuan perusahaan untuk meminjam, maka akan
semakin besar fleksibilitasnya untuk meminjam, dan semakin 6) Pengendalian.
besar pula kemampuannya untuk membayar dividen tunai. Jika suatu perusahaan membayar dividen dalam
Dengan adanya akses yang mudah ke dana utang, pihak jumlah yang cukup besar, maka perusahaan perlu
manajemen tidak perlu terlalu khawatir dengan pengaruh mengumpulkan modal di kemudian hari melalui penjualan
dividen tunai terhadap likuiditasnya. saham agar dapat membiayai berbagai peluang investasi yang
menguntungkan. Berdasarkan situasi semacam ini, pihak
5) Batasan-batasan dalam Kontrak Utang. yang memiliki kendali atas perusahaan dapat terdilusi jika
Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung pemegang saham mayoritas tidak dapat memesan saham
dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman sering tambahan. Para pemegang saham ini mungkin lebih
kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan menginginkan pembayaran dividen dalam jumlah rendah
tersebut ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk melakukan pendanaan investasi melalui laba ditahan.
menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. Kebijakan semacam ini mungkin tidak akan memaksimalkan
Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai kesejahteraan seluruh pemegang saham, tetapi tetap paling
presentase maksimum laba ditahan kumulatif (yang
16

menguntungkan bagi kepentingan para pemegang saham tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah serta
mayoritas. disesuaikan terhadap target pembayaran yang membuktikan
Tipe – tipe Kebijakan Dividen. terjadinya peningkatan hasil. Kebijakan ini meniadakan
a. Kebijakan dividen dengan presentase tetap pembayaran keragu-raguan investor atau pemegang saham sekaligus
dividen tunai (constant – payout – ratio divident policy) menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik
adalah kebijakan dividen yang didasarkan dengan dan lancar. Dengan kebijakan ini pembayaran dividen
presentase tertentu dari pendapatan. Rasio pembayaran persaham hampir tidak pernah turun.
dividen adalah presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan
dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai, dihitung c. Kebijakan dividen rendah plus ekstra (low – regular – an
dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per extra dividend policy).
saham. Jumlah pembayaran dividen dengan presentase tetap Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen
dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan
pasar. Pada saat laba menurun, pembayaran dividen juga rendah, jika laba perusahaan periode yang bersangkutan
menurun, dan hal ini akan menyebabkan harga saham sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan
menurun. ditambah pembayaran dividen ekstra. Dengan jumlah
pembayaran reguler atau biasa yang tetap ini menjamin
b. Kebijakan dividen biasa atau stabil (reguler dividen kepastian bagi pemilik saham dan arena jumlahnya rendah,
policy) hal ini juga akan menentramkan perusahaan. Bila ada laba
adalah kebijakan dividen yang didasarkan atas yang sangat bagus perusahaan akan membayarkan ekstra
pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam satu dividen bagi pemegang saham. Pembayaran ekstra ini akan
periode. Seringkali kebijakan ini digunakan dengan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham.
memakai target rasio pembayaran dividen, dimana
perusahaan mencoba membayar dividen dalam persentase
17

Stock dividen adalah pembayaran tambahan saham


d. Kebijakan dividen yang fleksibel. (dividen dalam bentuk saham) kepada pemegang saham.
Perusahaan menetapkan besarnya dividen payout ratio Stock dividen tidak lebih dari penyusunan kembali modal
setiap tahun disesuaikan dengan posisi finansial dan perusahaan (rekapitalisasi perusahaan), sedangkan proporsi
kebijakan finansial.

e. Kebijakan dividen residu.


Kebijakan ini untuk menahan laba untuk
membelanjai kesempatan-kesempatan investasi yang
memenuhi persyaratan. Dividen ini untuk menahan laba
guna membelanjai kesempatan-kesempatan investasi yang kepemilikan tidak mengalami perubahan. Sebagai contoh
memenuhi persyaratan. Dividen baru dibayarkan, jika ada misalkan PT. X memiliki struktur modal sebagai berikut :
sisa laba setelah semua kesempatan investasi yang memenuhi Kemudian perusahaan menentukan stock dividen sebesar 5%
persyaratan dibelanjai. Hal yang mendasari kebijakan ini maka akan ada tambahan saham sebesar 5% x 600.000
adalah bahwa para investor lebih senang jika perusahaan lembar atau sebesar 30.000 lembar. Dengan demikian untuk
menahan laba dan menginvestasikannya kembali daripada setiap 20 lembar saham akan mendapat tambahan satu lembar
saham baru. Apabila harga pasar saham adalah Rp 10.000,-
Maka setelah stock dividen neraca perusahaan akan menjadi :

Bentuk dari Kebijakan Dividen.

a. Dividen Saham (Stock Dividend)


18

keseluruhan saham yang dimiliki adalah 105 x (Rp 10.000,- -


Rp 476,19) = Rp 1.000.000,- Oleh karena itu stock dividen
tidak memberikan pengaruh bagi kemakmuran pemegang
saham.
Bagi investor apabila memerlukan dana dapat
menjual tambahan saham yang diperolehnya, dan seolah-olah
Karena ada stock dividen Rp 10.000,- x 30.000 lembar = Rp saham yang dimiliki tidak berkurang. Stock dividen baru
300.000.000,- ditransfer dari laba ditahan ke dalam saham akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham apabila
biasa dan capital surplus. Karena nilai nominalnya sama, perusahaan juga membayar dividen dalam bentuk kas.
kenaikan jumlah lembar saham tercermin dalam kenaikan Sehingga pemegang saham selain mendapat tambahan
saham biasa sebesar Rp 5.000,- x 30.000 lembar = Rp lembar saham juga tetap mendapatkan cash dividen.
150.000.000,- Sedangkan sisanya Rp 150.000.000,- Tujuan perusahaan memberikan stock dividen adalah
Dimasukkan dalam capital surplus, dengan demikian untuk menghemat kas karena ada kesempatan investasi yang
modal sendiri tidak mengalami perubahan. Bagi investor, lebih menguntungkan, namun hal ini akan mengakibatkan
dengan adanya stock dividen ini maka ia tidak memperoleh kekecewaan pemegang saham. Maka diperlukan informasi
apa – apa kecuali tambahan saham. Demikian juga proporsi yang benar kepada pemegang saham, akan adanya
kepemilikan juga tidak mengalami perubahan. Apabila faktor kesempatan investasi di masa datang. Kebijakan stock
lain tetap, maka penambahan jumlah lembar saham yang dividen yang tidak dapat dibenarkan apabila stock dividen
beredar akan mengakibatkan harga pasar saham akan turun, dipergunakan untuk mengatasi kesulitan finansial, karena
sehingga nilai keseluruhan bagi investor tidak mengalami perusahaan tidak dapt memanipulasi investor yang akibatnya
perubahan. harga saham akan turun. Masalahnya yang penting adalah
Misalkan seorang investor semula memiliki 100 menyangkut biaya emisi saham yang mahal sehingga stock
lembar saham, harga pasarnya Rp 10.000,- maka nilai dividen perlu pertimbangan yang matang.
keseluruhan saham yang dimiliki adalah Rp 1.000.000,-. b. Pemecahan Saham (Stock Splits).
Setelah stock dividen maka nilai pasar akan turun sebesar Rp Stock splits adalah perubahan nilai nominal per
10.000,-(1-100/105) = Rp 476,19. Dengan demikian nilai
lembar saham dan perubahan jumlah saham yang beredar,
19

sesuai faktor pemecahnya. Dibedakan menjadi dua jenis, biasa capital surplus dan laba ditahan tidak mengalami
yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal perubahan. Investor yang semula memiliki 100 lembar saham
yang lebih kecil (split up) dan peningkatan nilai nominal setelah stock split jumlah lembar saham yang dimiliki akan
saham (split down). Dengan demikian jumlah lembar saham menjadi 200 lembar, meskipun total nilainya tidak
yang beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan mengalami perubahan.
nilai nominal saham (split up), atau sebaliknya (split down). Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham
Tujuan stock split adalah untuk menempatkan harga pasar kedalam nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah
saham dalam trading range tertentu. lembar saham yang beredar akan meningkat melalui
Misalkan PT. X menentukan stock splits dari 1( satu) penurunan secara proporsional atas nilai nominal saham.
lembar saham menjadi 2 (dua) lembar saham. Tujuannya adalah untuk menempatkan harga pasar saham
dalam kisaran perdagangan tertentu yang lebih diminati) ,
sehingga (diharapkan) akan menarik lebih banyak pembeli.

c. Pembelian Kembali Saham (Repurchase of Stock).


Perusahaan sering harus melakukan pembelian
kembali saham perusahaan karena perusahaan memiliki
kelebihan kas, dan tidak ada kesempatan investasi yang
menguntungkan. Alasan lain mungkin karena perusahaan
akan melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan
lain. Dalam kondisi tidak ada kesempatan investasi yang

Setelah stock split, maka nilai nominal saham berkurang dari menguntungkan, maka pemberian dividen atau pembelian

Rp 5.000,- per lembar menjadi Rp 2.500,-. Tetapi saham saham – tidak ada pajak dan biaya transaksi, bagi investor
akan sama saja. Dengan pembelian kembali maka jumlah
20

lembar saham yang beredar akan berkurang dan dividen Apabila price earning ratio perusahaan tidak berubah
perlembar saham akan lebih besar akhirnya harga pasar sebesar 12 kali, maka harga pasar saham secara keseluruhan
saham akan meningkat. tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp 83,33 x 12 =
Misalkan PT. X memiliki laba dan harga pasar saham sebagai Rp 1.000,- Dengan demikian yang diterima investor baik
lewat pembagian dividen maupun pembelian kembali adalah
berikut :
sama sebesar Rp 40,-.
Untuk melakukan pembelian kembali ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Yang pertama perusahaan
memberikan penawaran atau membeli langsung dipasar.
Misalkan perusahaan akan membagikan keuntungan sebesar Dengan tender penawaran perusahaan membuat penawaran
Rp 20.000.000,- sebagai pembayaran dividen dan pembelian formal kepada pemegang saham untuk membeli sejumlah
kembali saham perusahaan. Maka dividen per lembar saham sahamnya pada tingkat harga tertentu. Harga itu biasanya
perusahaan menjadi Rp 20.000.000,-/500.000 = Rp 40,-. sedikit di atas harga pasar saat ini, kemudian pemegang
Dengan demikian investor berharap nilai saham sebelum saham dapat mengumpulkan sahamnya untuk kemudian
dividen dibayarkan adalah sebesar Rp 1.000,-. Misalkan dibeli perusahaan. Cara lain adalah dengan membeli
perusahaan akan membeli saham, dengan dana Rp langsung di pasar modal dalam hal ini peran pialang, broker
20.000.000,- maka akan dapat dibeli saham sebanyak Rp akan membantu. Sebagai imbalannya perusahaan
20.000.000,-/Rp1.000,- = 20.000 saham. Dengan demikian memberikan fee sebesar presentase tertentu. Sebelum
jumlah lembar saham yang beredar menjadi 480.000 lembar. perusahaan melakukan pembelian saham sebaiknya
Jadi keuntungan perlembar saham menjadi sebesar Rp perusahaan memberikan informasi terlebih dahulu kepada
40.000.000,- /480.000 = Rp 83,33. pemegang saham mengenai tujuan dan alasan diadakannya
pembelian kembali saham perusahaan.
21

Bentuk-bentuk Dividen sebagai bagian dari Kebijakan Deviden.

Nilai Stock dividend dan Stock Split bagi investor.

Secara teoritis, dividen saham atau pemecahan saham


bukanlah hal yang memiliki nilai bagi para investor. Mereka
Berdasarkan kondisi ini, dividen saham tidak mewakili hal yang
menerima kepemilikan tambahan saham biasa, tetapi porsi
bernilai bagi investor. Mereka hanya memiliki lebih banyak lembar
kepemilikan mereka atas perusahaan tidak berubah. Harga pasar
saham yang membuktikan tingkat kepemilikan yang sama. Secara
saham akan menurun secara proporsional, hingga nilai total saham
teoritis, dividen saham atau pemecahan saham murni merupakan
yang dimiliki tiap pemegang saham akan tetap sama.
perubahan yang bersifat pelengkap saja.
Sebagai contoh stock dividend, diasumsikan sebagai berikut :
Jika investor berkeinginan menjual beberapa lembar saham
untuk mendapatkan penghasilan, dividen saham/pemecahan saham
akan membuatnya lebih mudah melakukan hal tersebut. Tanpa
dividen saham/pemecahan saham, pemegang saham juga dapat
menjual beberapa lembar saham yang awalnya mereka miliki untuk
Sesudah adanya dividen saham sebesar 5%, harga saham akan turun mendapatkan penghasilan. Dalam situasi manapun, penjualan
menjadi Rp.4.760, tetapi nilai total kepemilikan saham masih tetap saham mewakili penjualan pokok sekuritas dan dikenai pajak atas
Rp.3.000.000.000 seperti berikut :
keuntungan modal. Mungkin saja investor tertentu tidak
memandang penjualan saham tambahan yang merupakan hasil dari
dividen saham/pemecahan saham sebagai penjualan pokok. Bagi
22

mereka, dividen saham/pemecahan saham merupakan keuntungan Anggapan bahwa pembelian kembali saham sebagai
keputusan investasi bukan keputusan pendanaan, adalah benar
yang rutin. Mereka dapat menjual saham tambahan dan tetap
meskipun saham yang diperoleh kembali tidak memberikan imbal
mempertahankan kepemilikan awalnya. Dividen saham/pemecahan
hasil harapan seperti yang diberikan oleh investasi lainnya. Tidak
saham dapat memiliki pengaruh yang menguntungkan terhadap para
ada perusahaan yang dapat bertahan dengan hanya berinvestasi pada
pemegang saham ini. sahamnya sendiri. keputusan membeli kembali saham harus
melibatkan distribusi kelebihan dana ketika peluang investasi
perusahaan tidaklah cukup menaqrik untuk menjamin penggunaan
Repurchase of Stock sebagai bagian dari Kebijakan Dividen. dana tersebut, baik saat ini maupun di masa depan. Jadi pembelian
Jika perusahaan memiliki kelebihan kas dan tidak cukup kembali saham tidak dapat benar-benar diperlakukan sebagai
banyak peluang investasi yang menguntungkan untuk mendukung keputusan investasi sebagaimana definisi yang diberikan, tetapi
penggunaan dana ini, mungkin pemegang saham memang ingin agar sebagai suatu jenis keputusan pendanaan yang memiliki motivasi
dana ini didistribusikan. Distribusi ini dapat diwujudkan baik terkait dengan struktur modal atau kebijakan deviden
dengan pembelian kembali saham atau dengan membayarkan dana
dalam bentuk kenaikan deviden. Jika tidak terdapat pajak
Keuntungan stock repuchase bagi pemegang saham :
penghasilan perorangan dan biaya transaksi, kedua alternatif tersebut
seharusnya secara teoritis tidak menimbulkan perbedaan bagi 1) Stock repuchase sering di pandang sebagai tanda positif

pemegang saham. bagi investor karena pada umumnya stock repuchase


Dengan pembelian kembali, akan lebih sedikit saham yang dilakukan jika perusahaan merasa bahwa saham “
beredar, dan laba per lembar saham, serta pada akhirnya, dividen per undervalued “.
saham akan naik. Akibatnya, harga per lembar saham akan naik
juga. Secara teoritis, keuntungan modal dari pembelian kembali
haruslah sama dengan dengan dividen yang seharusnya dibayar.
23

2) Stock repuchase mengurangi jumlah saham yang beredar yang diatas normal (extraordinary earnings) kepada
dipasar. Setelah stock repuchase ada kemungkinan harga pemegang saham.
saham naik. 2) Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha
pengambil – alihan perusahaan (yang biasanya dilakukan
Kerugian bagi pemegang saham : dengan cara membeli saham sebanyak –banyaknya hingga
1) Perusahaan membeli kembali saham dengan harga yang mencapai jumlah saham mayoritas) Stock repuchase
terlalu tinggi sehingga merugikan pemegang saham yang dapat menggalkan usaha ini.
tidak menjual kembali sahamnya. 3) Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan
2) Keuntungan stock repuchase dalam bentuk capital gains, ingin meningkatkn rasio hutang dengan cara
padahal sebagian investor menyukai dividen. menggunakan hutang baru untuk membeli kembali
saham yang beredar.
Keuntungan bagi perusahaan : 4) Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke
1) Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu pasar jika perusahaan membutuhkan tambahan dana.
tinggi dikhawatirkan di masa mendatang perusahaan
terpaksa membagi dividen yang lebih kecil (pada masa Kerugian bagi perusahaan adalah :
sulit atau banyak kebutuhan dana investasi) yang dapat 1) Dapat merusak image perusahaan karena sebagian
memberi petanda negatif. Stoc repuchase merupakan investor merasa bahwa stock repuchase merupakan
alternatif yang baik untuk mendistribusikan penghasilan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak
mempunyai proyek – proyek baru yang baik. Namun
24

demikian, jika perusahaan benar – benar tidak memiliki


kesempatan investasi yug baik, ia memang sebaiknya
mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham.
Tidak banyak bukti empiris yang mendukung alasan ini.
2) Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa
risiko perusahaan meningkat sehingga dapat menurunkan
harga saham.

Anda mungkin juga menyukai