Geofisika-POTENSI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH - Harsano
Geofisika-POTENSI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH - Harsano
I. PENDAHULUAN
2.1 Umum
Sumberdaya alam adalah semua sumberdaya, baik yang bersifat
terbarukan (renewable resources) maupun sumberdaya tak
terbarukan (non-renewable resources). Adapun sumberdaya yang
akan dibahas dalam bab ini terbatas pada sumberdaya alam yang
bersifat tak terbarukan yang berasal dan diambil dari dalam atau
dekat permukaan bumi. Sumberdaya alam tak terbarukan dalam ilmu
geologi disebut juga sebagai sumberdaya geologi.
Struktur
Gejala struktur geologi yang berkembang di daerah P. Banggai dan
P. Labobo, tidak terlepas dari tatanan tektonik global untuk wilayah
Indonesia Timur. Dampak pergerakan lempeng dalam kurun
geologi yang panjang itu telah menimbulkan terjadinya banyak
sesar. Berdasarkan pengamatan hampir di seluruh lintasan
pengamatan lapangan terutama batuan tua, seperti komplek
batuan malihan, terobosan granit dan batuan gunungapi
berkembang kekar/retakan yang sangat intensif sehingga
mempunyai kerapatan frakture yang tinggi dan sebagian kecil diisi
pirit. Sedang dalam batugamping, tidak banyak dijumpai.
Dipadukan dengan citra satelit dan adanya lineasi morfologi dari
peta topografi dan kelurusan-kelurusan yang terekam di Pulau
Panggai dan Labobo, struktur sesar umumnya berarah utara
selatan agak ke baratlaut. Struktur sesar ini sebagian merupakan
batas antar satuan batuan, seperti yang terekam di Pulau Banggai,
dimana satuan batugamping Salodik yang menempati bagian timur
Pulau Banggai dibatasi oleh sesar lengkung yang berarah hampir
utara selatan sebagai pembatas dari satuan batuan yang berumur
Pra-Tersier. Kriteria adanya struktur sesar di lapangan selain
dicirikan dengan dengan deretan mata air di sekitar lineasi
morfologi gawir, juga dijumpai banyak retakan (fracture) yang
sangat rapat kadang Nampak seperti breksi sesar setempat
bersama lempung milonitik dan slickenside dengan arah beragam.
Gejala sesar dijumpai di Tanjung Kansim ditunjukan oleh adanya
perubahan dari struktur sekistose dan munculnya batuan malihan
sebagai formasi paling tua secara berulang. Posisinya di pinggiran
terobosan stock granit Labobo. Indikasi sesar di Pulau Banggai
dijumpai di beberapa tempat dan dapat ditarik sebagai kelurusan
sesar, maisng-masing di Tokubet-Lambako, Pelingsulit-Lokotoy
yang berarah hampir utara selatan dan Banglamayu-Banggai
dengan arah barat timur.
V
A M N B
l
titik sounding
V
A M 0 N B
a a
a
V I
0
A B M N
a a
n.a
Metode Magnetik
Salah satu tujuan eksplorasi menggunakan metode geofisika adalah
mendapatkan mineral ekonomis. Mineral tersebut dapat berupa
mineral logam, misalnya emas, perak, tembaga, timah, dan
sebagainya. Metode yang biasanya digunakan untuk eksplorasi
emas adalah metode magnetik. Metode magnetik adalah suatu
metode geofisika yang mengukur intensitas medan magnetik total
di suatu tempat. Analisis anomali medan magnet digunakan untuk
menginterpretasi suseptibilitas struktur geologi yang menonjol pada
daerah penelitian.
Mulyadi (2000) dapat menemukan penyebaran urat kuarsa yang
mengandung bijih emas dan mineral-mineral sulfida logam pada
daerah tersebut dengan menggunakan metode magnetik. Urat
kuarsa merupakan salah satu jenis batuan metamorf yang
terbentuk akibat adanya intrusi batuan beku yang menembus
batuan sedimen dan terjadi aliran hidrotermal yang akan
meningkatkan suhu dan tekanan pada batuan tersebut sehingga
terjadi mineralisasi [1]. Batuan intrusi (batuan beku) mempunyai
harga suseptibilitas yang sangat tinggi sedangkan batuan sedimen
mempunyai suseptibilitas rendah sehingga batuan beku yang
mengintrusi batuan sedimen akan mempunyai kontras suseptibilitas
magnetik yang tinggi dengan batuan sekitarnya. Didasarkan atas
proses
terbentuknya, maka keberadaan urat kuarsa dapat dikaitkan
dengan keberadaan batuan intrusi.
Pengukuran intensitas medan magnet total dilakukan menggunakan
peralatan PPM (Proton Precession Magnetometer) yang dilengkapi
dengan alat perekam intensitas medan magnet total. PPM ini juga
dilengkapi dengan sensor noise yang akan berbunyi jika terdapat
banyak gangguan di sekitar lokasi pengukuran, seperti pengukuran
dekat pagar kawat, jaringan listrik, rumah, dan mobil. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan dua buah PPM. Satu unit PPM
dioperasikan di base camp secara otomatis akan merekam data
medan magnet total dengan selang waktu dua menit. Tujuan
perekaman data dengan selang dua menit ini adalah untuk
mendapatkan data variasi harian. Satu unit PPM yang dioperasikan
di lapangan akan merekam intensitas medan magnet total.
Metode magnetik merupakan metode geofisika yang bekerja
berdasarkan sifat-sifat magnetik batuan yang terdapat di bawah
permukaan bumi. Metode magnetic ini mengukur nilai anomali
medan magnet pada suatu area. Nilai anomali medan magnet yang
diperoleh kemudian dipetakan dalam kontur anomali medan
magnet. Analisis anomali medan magnet digunakan untuk
menginterpretasi suseptibilitas struktur geologi yang menonjol pada
daerah penelitian.
Well Logging
Dalam dunia eksplorasi, khususnya eksplorasi hidrokarbon (minyak
bumi dan gas) tahap pertama dari pencarian cadangan hidrokarbon
adalah penelitian geologi dari daerah-daerah potensial untuk
memilih lokasi yang memiliki kemungkinan besar adanya endapan
hidrokarbon. Tahap kedua adalah menyelidiki daerah terpilih
dengan metode geofisika yang biasanya meliputi penelitian
magnetic dan gravitasi yang dilakukan di darat maupun di udara.
Kemudian dilanjutkan dengan penelitian seismik yang dapat
menggambarkan adanya cadangan hidrokarbon. Tahap inilah salah
satu cara yang paling akurat dalam mencari cadangan minyak dan
gas dengan member lalu mengukur langsung daerah sekitarnya,
cara ini adalah logging. Karena dengan logging kita dapat
mengetahui gambaran yang lengkap dari lingkungan di bawah
permukaan tanah, tepatnya mengetahui dan menilai batu-batuan
yang mengelilingi lubang bor tersebut. Logging juga dapat
memberikan keterangan ke dalam lapisan yang mengandung
hidrokarbon serta sejauh mana penyebaran hidrokarbon pada suatu
lapisan.
Logging dilakukan dengan memasukkan suatu alat tertentu ke
dalam lubang bor dimana lubang bor tersebut mempunyai kondisi
yang tertentu pula. Sehingga kurva-kurva yang dihasilkan sangat
berhubungan erat dengan kondisi lubang bor tersebut.
Mikrotremor
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu
lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng
tersebut bergerak dan saling bertumbukan membentuk zona
subduksi di beberapa tempat, seperti; di pantai barat pulau
Sumatera, pantai selatan Jawa, pantai selatan Bali dan Nusa
Tenggara, Maluku Utara, pantai utara dan timur Sulawesi dan
pantai utara Papua. Selain itu, interaksi ketiga lempeng tersebut
menyebabkan daerah di Indonesia banyak terdapat sesar besar
yang aktif, seperti; Sesar Sumatera/Semangko, Cimandiri, Baribis,
Opak, Busur Belakang Flores, Palu-Koro, Sorong, Ransiki, dan
sistem sesar aktif lainnya yang belum terungkap.
Di tinjau dari data-data tektonik kegempaan menunjukkan bahwa
potensi terjadinya gempabumi di sekitar Kabupaten Banggai
Kepulauan pada masa yang akan datang masih sangat tinggi. Hal
ini tentu sangat membahayakan bagi masyarakat dan keberlanjutan
kabupaten tersebut jika tidak disertai dengan peningkatan tingkat
kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah dalam mengantisipasi
potensi bencana tersebut. Ketika usaha memprediksi kapan,
dimana, dan berapa kekuatan gempabumi belum sepenuhnya
berhasil, maka usaha paling efektif dalam mengantisipasi bencana
gempabumi adalah melakukan mitigasi dengan cara mengetahui
zona yang sangat rawan hingga zona yang relatif aman terhadap
bahaya gempabumi di masa yang akan datang.
Salah satu usaha dalam perencanaan bangunan tahan gempa
sebaiknya mempertimbangkan adanya kemungkinan terjadinya
resonansi getaran dengan melakukan pemeriksaan frekuensi alami
gedung dan tanah dasar gedung tersebut, dengan melakukan
pengukuran mikrotremor. Selain itu percepatan tanah
maksimumnya PGA (Peak Ground Acceleration) perlu diperhatikan
agar bangunan dapat menahan percepatan tanah dasarnya sesuai
desain yang disyaratkan dalam SNI-1726-2002 dalam perencanaan
bangunan tahan gempa.
Lang dan Schwarz (2004) mendefinisikan mikrotremor sebagai
noise perioda pendek yang berasal dari sumber artifisial. Selain itu
mikrotremor dapat juga diartikan sebagai getaran harmonik alami
tanah yang terjadi secara terus menerus yang disebabkan oleh
getaran mikro di bawah permukaan tanah dan kegiatan alam
lainnya. Pengukuran mikrotremor banyak dilakukan pada penelitian
struktur tanah (soil investigation) untuk mengetahui karakteristik
dinamik tanah yang dapat digunakan dalam studi bahaya
gempabumi. Sedangkan menurut Nakamura (2008) mikrotremor
merupakan getaran alami (ambient vibration) yang berasal dari dua
sumber utama yakni alam dan manusia. Mikrotremor atau disebut
juga sebagai ambient noise merupakan getaran tanah yang
disebabkan oleh beberapa faktor akibat aktivitas manusia, seperti
lalulintas, industri, dan aktivitas manusia lainnya, selain itu sumber
mikrotremor juga disebabkan oleh faktor alam seperti interaksi
angin dan struktur bangunan, arus laut, serta gelombang laut
perioda panjang (Peck, 2008; Motamed et al., 2007).
Mikrotremor dapat digunakan dalam perancangan bangunan tahan
gempa, yakni dengan mengetahui periode natural dari tanah
setempat untuk menghindari terjadinya resonansi. Mikrotremor
juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis tanah berdasarkan
tingkat kekerasannya (Subardjo, 2008), dimana semakin kecil
periode dominan tanah, maka tingkat kekerasannya semakin besar
atau tanah yang mempunyai periode dominan semakin besar
semakin lunak atau lembek sifatnya.
2.5 Aplikasi Metode Geofisika
Selama ini penerapan metoda geofisika secara terpadu maupun
individu untuk beberapa tipe mineralisasi yang berbeda telah
menunjukan hasil-hasil yang baik dan sangat membantu para ahli
kebumian dalam menafsirkan dan melokalisir daerah mineralisasi
logam.
Dalam eksplorasi endapan batubara, metoda geofisika sangat
membantu baik dalam survei regional sampai semi regional dalam
menentukan batas-batas suatu cekungan sedimentasi yang
berkaitan dengan pengendapan batubara, struktur geologi yang
mempengaruhi terhadap kontinuitas penyebaran batubara,
ketebalan dan intrusi batuan yang mempengaruhi terhadap kualitas
batubara (kalori).
Pada eksplorasi panas bumi , metoda geofisika berperan sangat
besar dalam menentukan keberadaan suatu sistim panas bumi
( sumber panas, reservoar, lapisan penudung), luas daerah
prospek, dan potensi sumber daya panas bumi.
Selain itu metoda geofisika juga sangat intensif digunakan pada
disiplin ilmu lainnya, seperti pada eksplorasi minyak dan gas bumi,
geologi teknik, hidrogeologi, aekeologi/kepurbakalaan dan akhir-
akhir ini.dalam pencarian harta Terpendam Peran geofisika yang
besar tersebut akan berhasil dengan baik bila penerapan metoda
geofisika dilakukan setelah penyelidikan geologi rinci dilakukan,
tidak seperti saat ini penyelidikan geologi dan geofisika dilakukan
bersamaan sehingga perencanaan dan penerapan metoda sering
kurang tepat dan hasilnya tidak memuaskan.
Penerapan metoda geofisika dalam eksplorasi sumberdaya mineral
dan energi merupakan hal yang sangat sulit, karena disatu pihak
dituntut untuk memberikan hasil yang nyata, sedangkan disisi lain
kondisi alam yang sangat tidak homogen dan kecilnya kontras sifat
fisika yang ada, serta penerapan metoda yang tidak cocok yang
kadang-kadang dipaksakan dan akurasi alat yang kurang baik
menyebabkan hasil yang diperoleh sangat sulit untuk diprediksi dan
diinterpretasi. Meskipun demikian dari sekian banyak penyelidikan
yang telah dilakukan, ada beberapa yang berhasil dan memberikan
gambaran yang cukup baik dan informatif terhadap para ahli
kebumian ataupun para pengambil keputusan.
Akuisisi Data
Pengolahan Data
Tidak
Analisis
Data
Ya
Mapping
Interpretasi Data
Penyusunan Laporan
dan Pembuatan Peta
Selesa
i
Gambar 6. Bagan Alir Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
BAB IV. PENUTUP
Adang, M., Imanuel, M. F., 2001. Data Geofisika Well Logging Guruh Baru
Jambi. Direktorat 9 Sumberdaya Mineral, Bandung Tidak Diterbitkan
Edi K., dkk, 2001. Eksplorasi Geofisika Dengan Metoda Gayaberat dan
Magnet di Daerah Tanah Abang, Kota Tengah, dan Guruhbaru,
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sorolangun dan Musi Banyuasin,
Propinsi Jambi dan Sumatra Selatan . Direktorat Sumberdaya Mineral,
Bandung Tidak Diterbitkan.
Peck, L., 2008. Overview of Seismic Noise and Its Relevance to Personal
Detection, US Army Corps of Engineer. Engineer Research and
Development.