BAB II
RENCANA EKSPLORASI
Gambar 2.1. Pembagian Zona Fisiografis Jawa Timur (Van Bemmelen, 1949)
Bab II - 1
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 2
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 3
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
B. Stratigrafi Regional
Menurut T. Suwarti dan Suharsono, (1992), batuan tertua yang tersingkap
pada Lembar Lumajang adalah Formasi Mandalika (Tomm) yang terbentuk oleh
batuan gunungapi, berupa lava andesit, basal dan breksi gunungapi di bagian bawah
serta breksi tuf, tuf sela bersisipan lava dan tuf di bagian atas. Batuan bagian bawah
formasi ini umumnya telah berubah terutama oleh pempropilitan dan pengersikan
dan tersebar di bagian baratdaya dan sedikit di bagian tenggara Lembar. Umur
formasi ini diperkirakan Oligosen Akhir – Miosen Awal berlingkungan pengendapan
laut dangkal sampai darat dan menjemari dengan Formasi Puger (Tmp) bagian
bawah. Formasi Puger terdiri dari batugamping klastika, yang berselingan dengan
kalkarenit, dan batu pasir tufan. Umurnya diperkirakan Miosen Awal – Miosen
Tengah dan terbentuk dalam lingkungan laut dangkal.
Dalam Miosen Akhir terjadi penerobosan diorite (Tmdi) yang menakibatkan
perubahan batuan, terutama pada Formasi Merubetiri.
Hasil kegiatan gunungapi Kuarter dari beberapa sumber, antara lain : G.
Jambangan, G. Tengger, G. Semeru, G. Argopuro dan G. Lamongan, menutupi tak
selaras batuan berumur Tersier. Secara litologi, batuan gunungapi Kuarter
menunjukkan keseragaman susunan yang dibedakan secara morfostratigrafi
berdasarkan sumbernya. Batuan gunungapi Kuarter dikelompokkan menjadi tiga
kompleks yaitu Kompleks Tengger – Semeru, Kompleks Argopuro dan Kompleks
Lamongan.
Kompleks Tengger – Semeru merupakan hasil kegiatan G. Jembangan, G.
Tengger dan G. Semeru. Batuan gunungapi Jembangan (Qvj) terdiri dari lava, breksi
gunungapi dan tuf yang tidak dapat dipisahkan, tersebar di sebelah baratlaut Lembar.
Batuan gunungapi Tengger (Qvt) berupa lava, tuf dan breksi gunungapi, tersebar di
utara Lembar. Batuan gunungapi Semeru (Qvs) terdiri dari tuf, lava, breksi gunungapi
dan breksi lahar, tersebar di sebelah barat.
Kompleks Argopuro merupakan hasil kejutan G. Argopuro yang dapat
dibedakan menjadi tiga satuan yaitu gumuk gunungapi (Qvk), lava yang dijumpai
sekitar pusat erupsi dan breksi gunungapi (Qvab), serta tuf (Qvat) yang secara
berurutan terdapat di sebelah selatannya.
Bab II - 4
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 5
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Gambar 2.3. Peta Geologi Regional lokasi eksplorasi dan Kolom Korelasi Stratigrafi
Regional Lembar Lumajang (T. Suwarti dan Suharsono, 1992).
Bab II - 6
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 7
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 8
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
C. Struktur Regional
Menurut T. Suwarti dan Suharsono, (1992), struktur yang dijumpai di daerah
pemetaan adalah lipatan, sesar normal, kekar dan kelurusan.
Kekar terdapat pada batuan beku, batuan gunungapi, batuan gunungapi dan
batuan sedimen dengan arah tidak teratur dengan intensitas yang tidak sama. Di
dalam batuan beku dan batuan gunungapi jumlah kekar lebih mencolok dari pada
batuan sediman.
Dari hasil penafsiran potret udara dan citraan terlihat adanya beberapa
kelurusan yang menunjukkan arah baratlaut – tenggara, timurlaut – baratdaya dan
barat – timur.
Bab II - 9
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 10
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
pada area IUP berdasarkan Uji Analisa Pembagian Butir dari contoh pasir didapat
hasil yang terdiri dari: Kerikil : 10,790 %, Pasir : 80,530 %, Butiran halus
(lanau+lempung): 6,680 %. Dimana Klasifikasi butir pasirnya berdasarkan sistim
USCS adalah SW (pasir bergradasi baik).
Hasil sifat fisik dan mekanika tanah dari sampel sirtu lainnya adalah sebagai
berikut : berat jenis/Gs = 2,739, berat isi/gm = 1,948 gr/cm3, kadar air/wn = 13,200
%, grup simbol SW, kohesi/c = 0,010 kg/cm2, sudut geser dalam/f = 37,170o.
Gambar 2.6. Kenampakan endapan lepas berukuran pasir – bongkah pada satuan
pasir – bongkah yang merupakan hasil produk dari erupsi Gunung Semeru.
Bab II - 11
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Struktur geologi daerah penelitian tidak ditemukan, hal ini disebabkan karena
material berupa endapan lepas yang relatif tebal dan batuan penyusun merupakan
batuan berumur Kuarter hasil kegiatan gunungapi.
D. Sumberdaya Geologi
Jenis bahan galian yang ada pada lokasi rencana permohonan ijin usaha
pertambangan milik CV. Putra Kartini adalah jenis komoditas pertambangan Kerikil
Berpasir Alami (Sirtu), dimana jenis material tambang ini merupakan hasil produk
vulkanisme dari Gunung Semeru berupa endapan Gunungapi berukuran pasir
sampai bongkah. Potensi pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku/material
bangunan/konstrusi. Litologi di daerah penyelidikan sebagian besar adalah batuan
dan material hasil erupsi gunungapi.
A. Hidroologi
Kecamatan Candipuro merupakan kawasan selatan Kabupaten Lumajang,
adalah daerah sangat subur karena mendapat endapan sedimen dari sungai-sungai
yang mengalirnya. Sungai Rejali, di Kecamatan Candipuro merupakan salah satu
Sungai-sungai yang rawan terhadap bencana banjir lahar Gunung Semeru, Sungai
Rejali adalah sungai yang merupakan bagian dari DAS Rejali yang memiliki panjang
sungai 29 km. DAS Rejali terdiri atas sungai utama Kali Regoyo, Kali Leprak, Kali
Besuk Kobokan, Kali Sumbersari, Kali Besuk Tretes, Kali Curah Lengkong, Kali
Besuk Semut Hulu, dan Kali Rejali dengan potensi material 23 juta meter kubik.
Sistem akuifer yang terdapat pada daerah penelitian termasuk system akuifer
pegunungan vulkanik kuarter yang dikontrol oleh endapan vulkanik berupa
perselingan lava, breksi vulkanik dan tuf berpasir dengan karakteristik sistem
alirannya berupa aliran air melalui ruang antar butir dan rekahan. Pada umumnya
sistem akuifer ini dijumpai pada lava atau breksi hasil kegiatan gunungapi.
Penyebaran akuifer ini di daerah puncak dan tubuh gunungapi, dengan keterusan
sedang sampai tinggi dan debit kecil sampai sedang.
Didaerah penambangan memiliki history banjir lahar dingin/ lahar hujan,
tercatat dari tahun 2014 hingga kini material vulkanis Gunung Semeru tumpah dan
terbawa aliran sungai-sungai di lereng gunung setinggi 3.676 meter di atas
permukaan laut berupa batu, pasir, dan endapan lumpur tersebut terempas hujan
deras yang mengguyur puncak Semeru. Selain itu, guguran material pijar di
Bab II - 12
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
sepanjang bukaan kawah yang masuk ke Sungai Besuk Bang dan Besuk Kembar
juga menyebabkan penumpukan. Karena itu, ketika di atas puncak gunung turun
hujan, air turut menyapu material vulkanik di cerukan-cerukan lereng dan tumpah
menjadi lahar dingin yang mengalir di daerah aliran sungai. Tujuh daerah aliran
sungai saat ini penuh dengan material Kerikil Berpasir Alami, di antaranya daerah
aliran Sungai Glidik, Rejali, dan Besuk, tumpahan lahar dingin Gunung Semeru
menyebabkan sungai-sungai penuh dengan Kerikil Berpasir Alami (Sirtu). Sementara
itu, para penambang pasir galian C di sungai-sungai yang dialiri lahar dingin
mengeruk endapan. Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan enam wilayah
kecamatan masuk dalam zona merah bahaya lahar dingin Gunung Semeru setelah
hujan mulai mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Lumajang, termasuk di sekitar
Gunung Semeru. Enam kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pronojiwo,
Tempursari, Pasirian, Candipuro, Pasrujambe, dan Kecamatan Tempeh. Kecamatan-
kecamatan tersebut merupakan wilayah yang dilalui tiga alur utama aliran lahar
dingin Gunung Semeru, yakni Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur, DAS Glidik, dan
DAS Rejali.
Bab II - 13
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 14
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
metode TIN (Triangular Irregular Network) dari peta kontur ketinggian yang ada, yang
telah dilakukan pengeplotan pada tahap sebelumnya. Metode penghitungan
sumebrdaya disesuaikan dengan peta topografi yang ada. Perhitungan cadangan
dengan software ini pada prinsipnya sama dengan prinsip perhitungan sumberdaya
dengan metode kerucut terpancung untuk masing-masing segmen luasan tiap kontur.
Berdasarkan kondisi lokasi iup yang berada di Sungai Rejali yang merupakan
Kantong Lahar G. Semeru, dimana disebabkan aktivitas bencana primer Gunung
Semeru terjadi hampir sepanjang tahun, mengakibatkan volume endapan bahan
vulkanik bertambah. Endapan tersebut belum mengalami konsolidasi masih bersifat
lepas, sehingga berpotensi menjadi aliran debris, terutama pada musim penghujan.
Aliran debris yang mengalir di sungai yang berhulu dari Gunung Semeru, terutama di
Sungai Rejali yang termasuk pada DAS Rejali, setiap tahunnya akan mengisi kembali
bukaan galian tambang pasir di sepanjang aliran Sungai Rejali, walaupun dilakukan
penambangan dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas yang disetujui di
laporan FS sebelumnya, akibat adanya siklus banjir yang terjadi maka area IUP akan
sanantiasa terisi kembali oleh sedimen pasir. Elevasi terendah kondisi eksisting
adalah pada level 370 m dpl dan tertinggi adalah pada level 422 m dpl. Base level
untuk lantai / batas bawah tambang terendah adalah 368 m dpl (mengikuti level
kontur terendah dan sedikit lebih tinggi dari elevasi terendah). Ketebalan lapisan
pasir yang digunakan untuk perhitungan sumberdaya adalah sekitar 5 m. Base level
untuk lantai / batas bawah tambang terendah adalah 69 m dpl (mengikuti level
kontur terendah dan sedikit lebih tinggi dari elevasi terendah). Adapun berat jenis dari
sirtu sebesar 1,7. Dari deliniasi sebaran luasan sirtu yang masuk dalam wilayah IUP
serta parameter – parameter tersebut diatas dapat dilakukan perhitungan estimasi
sisa sumberdaya sirtu adalah sebagaimana dapat dilihat dalam tabel estimasi
perhitungan sumberdaya sirtu.
Bab II - 15
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 16
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
2.3.2. Cadangan
A. Metoda
Cadangan bahan galian adalah bagian dari sumber daya mineral tertunjuk
dan/atau terukur yang dapat ditambang secara ekonomis. Dalam proses estimasi
cadangan mineral, kajian yang tepat pada tingkat minimum Prastudi Kelayakan (Pre
FS) harus sudah dilakukan dengan mempertimbangkan semua factor pengubah
(modifying factors) yang relevan, meliputi teknis penambangan, pengolahan,
metalurgi, sarana dan prasarana, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, sosial, dan
peraturan perundang-undangan. Kajian tersebut harus bisa mendemonstrasikan
bahwa cadangan mineral tersebut secara teknis dapat ditambang dan
menguntungkan. Berdasarkan tingkat keyakinannya, cadangan mineral dibagi
menjadi cadangan terkira dan cadangan terbukti. Cadangan terkira memiliki tingkat
keyakinan yang lebih rendah dibandingkan cadangan terbukti.
B. Parameter Estimasi
Cadangan endapan dilaporkan termasuk di dalamnya material bernilai
ekonomis marginal. Istilah “dapat ditambang secara ekonomis” berarti bahwa
cadangan endapan bahan galian telah menunjukkan layak ditambang didasarkan
pada asumsi finansial yang beralasan. Istilah “asumsi yang realistik” dapat diartikan
beragam, tergantung pada jenis karakter mineralisasi, tingkatan studi yang telah
dilakukan dan kriteria finansial. Dengan alasan ini, dapat saja tidak ada definisi yang
baku untuk istilah “dapat ditambang secara ekonomis”.
Untuk mendapatkan tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam faktor
pengubah, studi yang tepat harus sudah dilakukan sebelum cadangan bahan galian
ditentukan. Studi ini harus sudah menentukan suatu perencanaan tambang yang
secara teknis dapat dikerjakan dan layak secara ekonomis, sehingga berdasar hal
tersebut cadangan mineral dapat ditentukan. Studi ini bisa saja tidak perlu setara/
selevel dengan tingkatan studi kelayakan akhir.
Parameter estimasi dan perhitungan cadangan yang digunakan untuk studi
eksplorasi tahun 2017 ini adalah ketebalan lapisan SIRTU (dipakai ketebalan 2 m
dari level terendah pada batas IUP untuk lapisan SIRTU, luas area zona prospek
yang masuk wilayah IUP, berat jenis dari sirtu sebesar 1,7. Loose Factor yang
digunakan sebesar 5% juga dimasukkan parameter perhitungan cadangan.
Bab II - 17
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan kondisi lokasi iup yang berada di Sungai Rejali yang merupakan
Kantong Lahar G. Semeru, dimana disebabkan aktivitas bencana primer Gunung
Semeru terjadi hampir sepanjang tahun, mengakibatkan volume endapan bahan
vulkanik di sekitar puncak semakin bertambah. Endapan tersebut belum mengalami
konsolidasi masih bersifat lepas, sehingga berpotensi menjadi aliran debris, terutama
pada musim penghujan. Aliran debris yang mengalir di sungai yang berhulu dari
Gunung Semeru, terutama di Sungai Lerpak yang termasuk pada DAS Rejali, setiap
tahunnya akan mengisi kembali bukaan galian tambang pasir di sepanjang aliran
Sungai Rejali. Sehingga asumsi dan pendekatan metode perhitungan terpotensi
cadangan yang digunakan adalah volumetrik dari ketinggian kontur terendah dan
tertinggi di area IUP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro,
Kabupaten Lumajang. Maka didapat hasil sebagai berikut :
- Luas yang dapat ditambang = 31,8 ha / 318.000 m2
- Kedalaman yang diperkenankan = 2,00 m
a. Asumsi kapasitas material dalam 1 tahun terisi sebanyak 50% dari
yang ada.
Luas yang dapat ditambang = 318.000 m²
Volume = 318.000 x 2
= 636.000 m³
Jumlah hari efektif dalam 1 tahun = 250 hari,
b. Perhitungan produksi dengan menggunakan alat angkut Dump Truk
(DT) dengan kapasitas angkutnya 8 m³/rit mengangkut dari lokasi
penambangan dengan sistem beli di tempat.
= 150 rit / hari.
Bila 150 DT = 300.000 m³/tahun.
Maka efektifitas produksi = a/b
= 636.000 m³ / 300.000 m³ pertahun
= 2,1 tahun
Untuk persiapan penambangan, jeda pengisian kembali Sirtu karena area IUP
merupakan daerah kantong lahar jadi mempunyai siklus pengisian material vulkanik
Gunung Semeru setiap siklus banjir terisi kembali sebanyak 100% dari yang ada,
setelah pengisian selesai maka akan dilakukan penambangan lagi dengan volume
dan kapasitas produksi yang sama, sehingga dalam kaitanya dengan kondisi ini
Bab II - 18
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
maka dalam ini kaidah umur tambang tidak berlaku karena sanantiasa ada pengisian
kembali area IUP akibat pengendapan kembali.
Tabel 2.2. perhitungan resedimentasi
Parameter Nilai Satuan
Cadangan tertambang saat ini 636.000 m3
Kapasitas Produksi/tahun 300.000 m3/tahun
Volume sedimen saat banjir 1.908.000 m3
Minimal Banjir/tahun 3 tahun
Cadangan Terbukti 1,803,579 m3
Luasan IUP OP 31,8 Ha
Perkiraan Sedimen saat banjir 1.908.000 m3
Dari tabel tersebut juga diketahui umur bahan galian selama 1 tahun periode
banjir dan resedementasi jumlah bahan galian yang masuk ke dalam IUP sebesar
1.908.000 m3 selama 1 tahun. Jadi dapat diasumsikan bahwa kaidah umur tambang
tidak berlaku .karena senantiasa ada pengisian kembali didalam area IUP.
Domain pemodelan metoda yang digunakan untuk menghitung estimasi
cadangan dilakukan dengan cara volumetrik menggunakan bantuan software GIS
dengan metode TIN (Triangular Irregular Network) dari peta kontur ketinggian yang
ada, yang telah dilakukan pengeplotan batas sebaran lateral dan vertical bahan
galian pada tahap sebelumnya.
C. Jumlah dan Klasifikasi Cadangan
Klasifikasi yang digunakan untuk perhitungan potensi sumberdaya dan
cadangan adalah berdasarkan klasifikasi perhitungan sumberdaya dan cadangan
(SNI 4726-2019).
Cadangan mineral terkira merupakan bagian bagian dari sumber daya
mineral tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis setelah semua
faktor pengubah yang relevan dipertimbangkan. Cadangan mineral terkira juga
bias diartikan sebagai bagian dari sumber daya mineral terukur yang dapat
ditambang secara ekonomis, namun hasil penilaian terhadap faktor pengubah
menunjukkan bahwa terdapat ketidakpastian pada salah satu atau lebih dari
faktor pengubah tersebut. Ini termasuk material dilusi dan material hilang yang
kemungkinan terjadi pada saat material ditambang. Pengkajian dan studi yang
tepat harus sudah dilaksanakan, dan termasuk pertimbangan dan modifikasi
mengenai asumsi faktor-faktor yang realistis mengenai penambangan,
pengolahan/pemurnian, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan
Bab II - 19
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh
Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Bab II - 20
Laporan Rencana Kerja Perpanjangan Tahap Kegiatan Operasi Produksi IUP OP CV. Putra Kartini di Desa Sumberwuluh Kec. Candipuro Kab. Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Terkira Terbukti
Volume Tonase Volume Tonase
(m3) (m3)
1 Blok 1 565,527 961,396 608,981 1,035,268 Suyanto, ST 81,036
2 Blok 2 388,205 659,949 418,721 711,826 67,513
3 Blok 3 432,000 734,400 357,606 607,930 75,073
4 Blok 4 337,725 574,133 277,471 471,701 60,154
5 Blok 5 184,543 313,723 149,221 253,676 34,224
Total 1,908,000 3,243,600 1,812,000 3,080,400 318,000
Bab II - 21