Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KALA I PADA IBU DENGAN


PERSALINAN NORMAL

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas

DISUSUN OLEH :
Triana Arisdiani

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
KENDAL 2009
I. Pengertian :
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui
jalan lahir.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dahulu) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 2001)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup kedunia luar,dari lahir atau dengan jalan lain (Mochtar.R,MPH,2001).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(Sarwono Ilmu kebidanan Edisi 3, 1999)
II. Patofisiologis :
Adanya hormone estrogen dan progesterone dalam keadaan seimbang
sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh oleh hipofise parst
posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Broxton hicks. Broxton hicks
akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan dan oksitosin di duga
bekerja sama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat mulai dari umur
kehamilan 15 minggu. Disamping itu faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim
dapat memberikan pengaruh penting untuk di mulainya kontraksi rahim.
Mekanisme gerakan bayi memungkinkan ia untuk menyesuaikan diri dengan
pelvis ibu yakni penurunan, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, dan pengeluaran.

a) Engangement, tertangkapnya kepala janin pada PAP


b) Decent, turunnya kepala janin ke PAP
c) Flexion (menekuk), tahanan yang diperoleh dari dasar panggul makin besar maka
makin fleksi kepala janin, dagu menekan dada dan belakang kepala (oksiput)
menjadi bagian terbawah janin, mengakibatkan masuknya kepala janin dengan
diameter terkecil melewati jalan lahir terkecil melewati jalan lahir.
d) Internal rotation
Pemutaran bagian terendah kebawah simpisis menyesuaikan posisi kepala janin
dengan bentuk jalan lahir

e) Extentition

setelah paksi dalam selesai dan kepala sampai vulva, lahir berturut sisiput, dahi,
hidung, mulut, dagu

f) External rotation

putaran kepala mengikuti putaran bahu


g) Expultion
pengeluaran bahu dan badan janin

Tahap- tahap persalinan


Terdapat empat tahap persalinan
a. kala I : Dimulai dari permulaan persalinan sampai dilatasi serviks secara
lengkap
b. kala II : dari dilatasi serviks lengkap sampai kelahiran bayi
c. kala III : dari kelahiran bayi sampai kelahiran plasenta
d. kala IV : dari kelahiran plasenta sampai stabilisasi keadaan pasien, biasanya
pada sekitar 1 jam masa nifas
● Kala 1 :
Proses membukanya servik sebagai akibat his di bagi dalam 2 fase.
1. Fase laten: kurang lebih selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
2. Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yaitu:
- Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
- Fase deselarisasi: pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, fase deselarisasi terjadi lebih
pendek.
Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primigravida dan
multigravida. Pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka
lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian
ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri
internum sudah sedikit terbuka.ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir atau telah
lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm,
disebut ketuban pecah dini. Kala 1 selesai apabila pembukaan serviks uteri
telah lengkap. Pada primigravida kala 1 berlangsung kira-kira 13 jam ,
sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.
● Kala II.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk ruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar pangggul, yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan
pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol
dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul
sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his
dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput
dibawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata
0,5 jam.
● Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat
beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.

● Kala IV
Seperti diterangkan di atas, kala ini dianggap perlu untuk mengamat-amati
apakah ada perdarahan postpartum.
Ada 5 faktor yang penting dalam persalinan yaitu;
a. Power
Tenaga, his, kontraksi otot dinding uterus, kontraksi diafragma pelvis /
kekuatan mengejan, ketegangan / kontraksi ligamentum rotundum.
b. Passanger
Faktor yang berasal dari janin dan plasenta.
c. Passage
Faktor yang berasal dari jalan lahir lunak ataupun jalan lahir keras.
d. Persiapan penolong
e. Psikis
Apabila ke 5 faktor di atas berjalan dengan baik tanpa adanya alasan
intervensi maka persalinan tersebut berjalan normal, tetapi apabila terjadi
penyimpangan pada kelima faktor diatas sehingga memerlukan bantuan dari luar.
Perubahan fisik setelah post partum
a. Kembalinya rahim kebentuk asalnya
Pada waktu hamil dapat terjadi perubahan besar pada otot rahim, yang
mengalami pembesaran ukuran karena pembesaran selnya (hipertrofi) dan
pembesaran ukuran karena pertambahan jumlah selnya (hiperplasia).
Sehingga dapat menampung pertumbuhan dan perkembangan janin sampai
cukup bulan dengan berat lebih dari 2500 gram. Berta rahim menjadi sekitar 1
kg, yang semula hanya 30 gram. Stelah persalinan terjadi proses baliknya
disebut “involusi” (kembalinya rahim keukuran semula) dimana secara
berangsur otot rahim mengecil kembali, sampai seberat semula pada minggu
ketujuh (42 hari). Proses ini berlansung cepat dengan perkiraan urutan setelah
persalinan : tempat implantasi plasenta segera tertutup epitel sebagai proses
penyembuhan, sehingga tidak terjadi sumber perdarahan dan tempat masuknya
infeksi. Liang senggama yang meregang karena proses persalinan akan
mengecil, sehingga seminggu setelah persalinan hanya dapat di lalui satu jari.
Robekan pada liang senggama, menyembuh dengan sensirinya. Hanya
robekan yang terdapat dalam mulut rahim memerlukan perhatian, karena
mungkin sukar sembuh dan dapat menjadi luka menahun (kronis) sebagai
sumber infeksi atau mengalami degenerasi ganas.
b. Perubahan lokea
Lokea adalah cairan yang keluar dari liang senggama pada masa nifas.
Cairan ini dapat berupa darah atau sisa lapisan rahim. Urutan pengeluaran
lokea ini terjadi dimulai oleh keluarnya lokea rubra, berupa darah, agak gelap,
mungkin ada gumpalan darah terjadi antara 2 sampai 5 hari.

Macam- macam lokea :

1) Lokea rubra (hari 1-4): Jumlahnya sedang, berwarna merah, dan


terutama darah.
2) Lokea serosa (hari 4-8): Jumlahnya berkurang dan berwarna merah
muda (hemoserosa).
3) Lokea alba (hari 8-14): Jumlahnya sedikit, berwarna putih atau hampir
tidak berwarna.
c. Perubahan kulit
Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat karena
proses hormonal. Pigmentasi ini berupa kloasma gravidarum pada pipi,
hiperpigmentasi kulit sekitar payudara, hiperpigmentasi dinding perut (striae
gravidarum). Setelah persalinan, hormonal berkurang dan hiperpigmentasi
menghilang. Pada dinding perut akan menjadi putih mengkilap yaitu ”striae
albican”

d. Perubahan dinding perut


Otot dinding perut memanjang sesuai dengan besarnya pertumbuhan
hamil. Setelah persalinan dinding perut kendor, dan lebih kendor sesuai
dengan jumlah kehamilan. Tetapi kendornya dinding perut dapat dikurangai
dengan jalan melakukan latihan dinding perut melalui senam kesegaran
jasmani.

e. Buang air besar dan berkemih


Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak
mengalami hambatan apapun. Buang air besar akan biasa setelah sehari,
kecuali ibu takut pada luka episiotomi. Bila sampai 3 hari belum buang air
besar sebaiknya dilakukan “ klisma” untuk merangsang buang air besar
sehingga tidak mengalami sembelit dan mengakibatkan jahitan terbuka.
Tentang berkemih, sebagian besar mengalami pertambahan air seni, karena
terjadi pengeluaran air tubuh berlebih, yang disebabkan oleh pengenceran
(hemodilusi) darah pada waktu hamil. Keadaan demikian adalah normal bila
air seni seret, perlu dilakukan evaluasi penyebabnya.

Perubahan psikologis ibu post partum


a. Dependent : taking in
 Fokus kediri ibu: pemenuhan kebutuhan
 24 jam pertama(1-2 hari)
 Gembira dan banyak bicara dengan pengalaman persalinannya
 Ingin menceritakan pengalaman bersalin
b. Dependent- independent : taking hold
 Mulai hari 2-3,berakhir hari ke 10/ beberapa minggu
 Ibu fokus pada perawatan bayi dan kemampuan menjadi seorang ibu
 Mengatasi ketidaknyamanan fisik dan perubahan emosional
c. Interdependent : letting go
 Fokus : perubahan ke keluarga sebagai kesatuan dan interaksi dengan
anggota keluarga lain.
 Penyesuaian diri dengan ketergantungan bayi
 Keinginan merawat diri dan pasangan peran
 Memulai hubungan dengan pasangan/suami
Tanda- tanda persalinan normal:
1. Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifatnya sebagai
berikut :
- Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
- Teratur
- Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya.
- Kalau di bawa berjalan bertambah kuat.
- Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
2. Keluarnya lendir berdarah dari jalan lahir (show).
- Dengan pendataran dan pebukaan, lendir dari canalis cervikalis keluar
disertai dngan sedikit darah.
- Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput ajnin
pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa kapilair
terputus.
3. Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir
Hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek.
Ketuban itu biasanya pecah, kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap
dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.
Tetapi kadang-kadang ketuban itu pecah pada pembukaan kecil,
malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan.
Walaupun selaput robek sebelum persalinan, kita boleh
mengharapkan bahwa persalinan akan mulai dalam 24 jam setelah air
ketuban keluar.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan nmembran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua
faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks.
(Sarwono Prawiro, 2002)
III. Pathway
Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda permulaan persalinan


(kala pendahuluan)

Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV


Fase Laten Fase aktif Primi :1-2,5 jam
3 cm
7-8 jam
Penurunan Hormon Tuanya placenta Penekanan kpl janin Distensi rahim
Estrogen & progesteron
1-2 mgg prepartus

Penurunan estrogen Pergeseran ganglion servikal Iskemia otot rahim


& progesteron
Kekejangan pembuluh darah Gg.sirkulasi Utero placenta

His/Kontraksi rahim

Partus Nyeri

Post Partum Kerja jantung ↑ Gg.rasa nyaman

Luka episiotomi Perdarahan Respirasi ↑

Resiko terjadi Resiko gg keseimbangan Kelelahan


infeksi Cairan & elektrolit
Co ↓

Pola napas tak efektif


IV. Pemeriksaan Diagnostik :
Pemerikaaan darah lengkap :
 Hb normal = 11,4 – 15,1 gr/dl
 Golangan darah = A,B,AB & O
 Faktor RH = +/-
 Waktu pembekuan
Protein Urine
Urine reduksi
V. Diagnosa keperawatan :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan,penggunaan energi
berlebihan
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi rahim & regangan pada jaringan
3. Penurunan cardiak out put berhubungan dengan peningkatan kerja jantung
sekunder penggunaan energi berlebih.
4. Resiko terjadi gangguan kesimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan
banyak
5. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi.

VI. Interrvensi keperawatan :


Dx. 1. Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan
Tujuan : Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.
Observasi TTV selama jalannya persalinan
Rasional Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan secara tepat &
cepat.
Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan
Rasional : Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur pernapasan scr
benar
Ajarkan tehnik pernapasan yg benar saat kontraksi
Rasional : Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga
Ajarkan cara mengedan yg benar
Rasional : Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng cepat.

Dx. 2. Nyeri b.d kontraksi rahim & regangan jaringan


Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.
Observasi skala nyeri dng skala 1 – 10, intensitas & lokasi
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri & ketergantungan klien serta kualitas nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi & menarik napas panjang
Rasional : Meningkatkan relaksasi & rasa nyaman
Berikan penjelasan ttg penyebab nyeri & kapan hilangnya
Rasional : Meningkatkan pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan,klien menjadi
kooperatif
Ajarkan cara mengedan yg benar jika pembeukaan sudah lengkap
Rasional : Mengurangi kelelahan & mempercepat proses persalinan.
Anjurkan klien u/ istirahat miring kiri jika tdk sedang kontraksi
Rasional : Mengurangi penekanan vena cava, meminimalkan hipoksia jaringan.

Dx. 3. Penurunan Cardiak output b.d peningkatan kerja jantung


Tujuan : Cardiak out put dalam batas normal, TD= 120/80 mmHg,Nadi=80 x/mnt
Observasi TTV
Rasional : Mengetahui perkembangan/perubahan yg terjadi pada klien
Observasi perubahan sensori
Rasional : Mengetahui ketidak adekuatan perfusi cerebral.
Observasi penggunaan energi & irama jantung
Rasional : Mengetahui tingkat ketergantungan klien.

Dx. 4. Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka episiotomi


Tujuan : Tidak terkadi infeksi
Observasi TTV & tanda-tanda infeksi
Rasional : Deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi sehingga segera
diatasi.
Lakukan vulva hygiene 2 x sehari (pagi – sore)
Rasional : Luka kotor mempengaruhi proses penyembuhan
Anjurkan klien u/ menganti pembalut setiap habis kencing atau kotor
Rasional : Kebersihan mempercepat proses penyembuhan & mencegah masuknya
organisme.
Anjurkan klien u/ segera mobilisasi (duduk,berdiri & jalan serta menyusui bayinya )
Rasional : Mencegah sisa perdarahan/kotoran membendung dng mobilisasi sisa

kotoran dpt keluar sehingga mempercepat proses penyembuhan disamping itu

mem-perlancar sirkulasi darah keluka.

VII.Buku Acuan :
Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. 1993. Obstetri. Elstar. Bandung.
Carpenito,Lynda Juall. 2001 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8.EGC. Jakarta
Prawiro Harjo. 1995. Bedah Kebidanan. Bina Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai