Sistem Urinaria
Sistem Urinaria
Sumber: http://ridwanaz.com/kesehatan/bagian-ginjal-dan-fungsi-ginjal-bagi-
kesehatan-manusia/
Bahan-bahan yang tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh akan ditampung
dalam kapsula tersebut, yang kemudian berlanjut sebagai saluran berliku-liku.
Saluran ini yang berdekatan dengan kapsula disebut tubulus kontortus proksimal,
kemudian saluran ini berlanjut agak mengecil dan membentuk huruf U disebut
saluran Henle (Lengkung Henle). Kemudian berlanjut berliku-liku lagi dan
melebar disebut dengan tubulus kontortus distal (Basuki, 1983).
Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut
kelenjar suprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh tulang
rusuk ke sebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
(lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan. Pada
bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron.
Glomerolus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai bowman
berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerolus. Pada vertebrata
umumnya, termasuk manusia, perkembangan korpuskula renalis terhenti pada
waktu lahir.
Tubulus konvoluta proksimal merupakan saluran pertama yang menerima
hasil filtrasi korpuskulus renalis, tersusun berkelok-kelok dan hanya terdapat pada
bagian korteks ginjal. Dinding tubulus ini tersusun atas selapis sel epitel kubus,
batas antar sel tidak jelas. Apeks sel yang menghadap ke lumen mengandung
banyak mikrovili yang membentuk brush border sehingga lumennya menjadi
sempit. Brush border ini berfungsi untuk membantu reabsorbsi zat-zat yang
keluar dari darah selama filtrasi. Sel epitel tubulus ini bersifat sangat asidofil,
karena mengandung banyak mitokondria. Tubulus ini mengabsorbsi semua
glukosa, asam amino, asam askorbat, serta H2O dan sejumlah besar ion organik
dari filtrat glomerulus, untuk dikembalikan ke dalam kailer darah.
Lengkung Henle merupakan saluran berbentuk U yang menghubungkan
antara tubulus konvoluta proksimal dan distal. Lengkung Henle hanya terdapat
pada aves dan mamalia. Saluran ini terdiri atas segmen tipis dan segmen tebal.
Segmen tipis menempati daerah medula, sebagian besar berjalan menurun
(desenden). Segmen tebal menempati daerah korteks dan medulla, sebagian besar
berjalan naik (asenden). Lihat Gambar 1.3 berikut ini. Dinding segmen tipis
lengkung Henle tersusun atas selapis sel epitel pipih, sehingga lumennya lebih
sempit daripada segmen tipis.
Gambar 1.3 Nefron Ginjal
Sumber :http://tichorifan.blogspot.com/2013/07/nefron-pada-ginjal.html
Sumber :http://medicalsham.blogspot.com/2012/09/histologi-tractus-
urinaria-dan.html
Setiap ginjal dipasok (diperdarahi) oleh arteri renalis dan vena renalis. Pada
saat memasukiginjal, arteri renalis secara sistematis terbagi-bagi untuk akhirnya
menjadi pembuluh-pembuluh halusyang dikenal dengan arteriol aferen. Arteriol
aferen menyalurkan darah ke kapiler glomerulus yangmenyatu dengan
arterioleferen. Darah yang menuju ke ginjal berasal dari aorta abdominalis
(pembuluh arteri besar perut) yang kemudian bercabang menjadi arteri renalis
(pembuluh darah ginjal) kemudian masuk ke dalam ginjal melalui bagian
cekungan ginjal (hillus renalis). Arteri renalis sebelum memasuki ginjal biasanya
bercabang menjadi 2 (dua) yaitu satu pada bagian anterior (depan) ginjal dan
lainnya pada posterior (belakang). Setelah masuk ke dalam ginjal, arteri renalis
bercabang menjadi arteri interlobaris, arteri arkuata, arteri interlobularis,
arteriole aferen, glomerulus, arteriole eferen, kapiler peritubuler (juxta
glomerulare), vena interlobularis, vena arkuata, vena interlobularis, vena renalis.
Dalam medula ditemukan venulae rectae, yaitu tempat darah mengalir
kembali ke vena-vena arkuata. Pembuluh ini mengandung darah yang telah
difiltrasi di dalam glomeruli, yang memegang peranan yang penting dalam
mempertahankan osmolaritas jaringan interstitial medulla yang tinggi. Kapiler-
kapiler korteks bagian luar dan kapsul ginjal bersatu membentuk vena stelata yang
bermuara kedalam vena interlobularis. Vena mengikuti perjalanan yang sama
seperti arteri. Darah dari vena interlobularis mengalir ke dalam vena arkuata, dan
dari sini ke vena interlobaris. Vena interlobaris membentuk vena renalis dimana
darah kemudian meninggalkan ginjal.
2.5. Struktur Saluran Pembuangan
Urin atau zat-zat hasil ekskresi disalurkan keluar dari ginjal melalui lintasan
sebagai berikut :
a) Pada pisces : ginjal → duktus mesonefros → sinus urinaria atau sinus
urogenitalia → keluar
b) Pada amphibia : ginjal → duktus mesonefros → kloaka (urin disimpan
sementara dalam kantung urin) → keluar
c) Pada reptilia : ginjal → ureter → kloaka (urin disimpan sementara dalam
kantung urin) → keluar
d) Pada aves : ginjal → ureter → kloaka → keluar
e) Pada mamalia : ginjal → ureter → kantung urin → uretra → keluar.
A. Ureter
Ureter (duktus mesonefros pada pisces dan amphibia), umumnya merupakan
saluran yang lurus dan berdiameter kecil. Berdasarkan struktur histologisnya,
dinding ureter mamalia terbagi menjadi tiga lapisan (tunika), yaitu (dari dalam ke
luar) (1) tunika mukosa, (2) tunika muskularis, dan (3) tunika adventisia
Tunika mukosa. Terdiri atas epitel transisional berlapis banyak dan lamina
propria yang terdiri dari jaringan ikat areolar dan retikular. Tidak terdapat
muskularis mukosa.
Tunika muskularis. Tersusun atas lapisan otot polos yang tersusun
longgar, sebelah dalam tersusun longitudinal sedangkan sebelah luar tersusun
sirkuler. Pada bagian ureter yang terletak di dekat kantung urin, terdapat tiga
lapisan otot polos, yaitu longitudinal, sirkuler dan longitudinal lagi. Di antara
serabut-serabut otot terdapat jaringan areolar.
Tunika adventisia. Tersusun atas jaringan ikat longgar (areolar).
B. Kantung Urin
Kantung urin atau vesika urinaria menerima urin dari ureter sedikit demi
sedikit tetapi terus menerus. Bila kantung urin terisi penuh, akan timbul ransangan
saraf pada cincin otot yang behubungan dengan uretra, untuk mengeluarkan
seluruh isinya.
Dinding kantung urin terbagi menjadi lapisan, yaitu (1) tunika mukosa. (2)
tunika muskularis, dan (3) tunika adventisia
Tunika mukosa. Terdiri atas epitel transisional berlapis banyak yang lebih
tebal daripada lapisan epitel ureter, dan lamina propria dari jaringan ikat longgar
yang banyak mengandung serabut elastis. Ketika kantung ini terisi sedikit urin,
epitelnya berbentuk kubus atau batang, sedangkan ketika terisi penuh, epitelnya
berbentuk pipih.
Tunika muskularis. Terdiri atas tiga lapis otot polos, yaitu otot
longitudinal, sirkuler, dan longitudinal. Otot sirkuler merupakan bagian yang tebal
dari lapisan ini. Di antara serabut-serabut terdapat jaringan ikat longgar.
Tunika adventisia. Terdiri atas jaringan ikat longgar yang diselaputi oleh
mesotel pada bagian luarnya.
C. Uretra
Merupakan sebuah saluran urin luar, untuk menyalurkan urin dari kantung
urin keluar tubuh. Muara uretra berada di lingkungan organ genitalia luar. Pada
mamalia jantan, disamping untuk menyalurkan urin, uretra juga berfungsi untuk
menyalurkan semen. Secara umum, dinding uretra terdiri atas tiga lapisan, yaitu
tunika mukosa, tunika muskularis, dan tunika adventisia.
Uretra wanita berbentuk tabung sepanjang 4-5 cm. Bagian proksimal uretra
mengandung epitel transisional (seperti kantung urin), bagian tengah: epitel
silindris berlapis banyak atau berlapis banyak palsu, sedangkan bagian distal
epitel berlapis banyak pipih. Tunika muskularis terdiri atas lapisan otot polos
longitudinal di sebelah dalam, dan otot sirkuler di sebelah luar.
******bingung******
Uretra pria lebih panjang dari wanita (15-20 cm), terbagi atas tiga daerah,
yaitu: (1) ureta prostatik, menembus kelenjar prostat, (2) uretra membranosa,
menembus diafragma urogenital, merupakan bagian yang terpendek, dan (3)
uretra spongia/kavernosa, melintas sepanjang penis, merupakan bagian yang
terpanjang. Struktur epitelium uretra pria serupa dengan wanita. Uretra
membranosa mengandung sfingter uretra eksterna pada tunika muskularisnya.
Bebrapa kelenjar seks asesori dan struktur lain yang berhubungan dengan
reproduksi, menyalurkan produk/kandungannya ke dalam uretra. Pada uretra
prostatik terdapat muara-muara dari kelenjar prostat, vasikula seminalis dan
duktus (vas) deferens. Pada uretra spongiosa terdapat muara kelenjar bulbouretra
(kelenjar cowper) (Tenzer,dkk).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran