Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEN INFORMASI KEPERAWATAN

SISTEM INFORMASI DALAM PELAKSAAN ASUHAN


KEPERAWATAN DI ERA 4.0
OLEH

Matriapsi Yoel Talan

Nim : 20180303036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI:........................................................................................... !

ABTRAK:........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang......................................................................................
2. 2. Tujuan
a. Tujuan Umum ................................................................................
b. Tujuan Khusus................................................................................

BAB II LANDASAN GAGASAN

2 1. Permasalahan Yang Ditemukan.................................................


2 2. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Permasalahan...........

BAB III GAGASAN

BAB IV PEMBAHASAN

1. Pembahasa....................................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ......................................................................................................
2. Saran .................................................................................................................

REFRENSI/DAFTAR PUSTAKA
Abstrak
Perkembangan industri 4.0 menuntut perubahan paradigm pelayanan termasuk juga dalam pelayanan dan
asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan bentuk interaksi antara perawat dengan klien dan
lingkungannya agar klien mampu beradaptasi, terpenuhi kebutuhan dan mampu merawat diri. Bentuk
asuhan keperawatan bersifat 24-3-7 artinya selama 24 jam, 3 shift dan 7 hari secara berkesinambungan
dan bersifat hoslistik dan komprehensif. Kebutuhan bio, psikososial, spiritual dan budaya merupakan
ranah dalam asuhan keperawatan dan seluruh asuhan ini wajib didokumentasikan sebagai bukti
akuntabiltas. Kompleksitas dokumentasi dari mulai proses pencatatan, komunikasi, pelaporan, analisis,
kemampuan memberikan solusi pada riset dan pelayanan, akses serta penyimpanan data menjadi
pekerjaan rumah bagi MANAJEMEN untuk mencari bentuk dokumentasi yang lebih aman, efektif dan
efisien. Peran system informasi di era 4.0 menjadi sangat penting untuk membantu perawat dan
manajemen dalam menentukan bentuk sistem informasi keperawatan yang berintegrasi dengan sistem
informasi rumah sakit. Hasil riset menyampaikan bahwa kualitas dan kelengkapan dokumentasi
meningkat setelah menggunakan system berbasis komputer, demikian juga terjadi peningkatan legalitas,
relevansi dan peningkatan kemampuan membuat keputusan. Setelah menggunakan komputer juga terjadi
peningkatan kepuasan perawat karena lebih memudahkan dan efisien waktu. Implementasi sistem
informasi keperawatan di Indonesia bukan tanpa kendala. Beberapa kendala yang dirasakan adalah masih
terbatasnya sarana, belum seragamnya bahasa terminologi serta proses adaptasi terhadap system baru.
Perlu penguatan manajemen dan juga proses supervise yang berkelanjutan sehingga implementasi system
informasi di era 4.0 ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan asuhan keperawatan yang
professional. Kata Kunci: Sistem Informasi Keperawatan, Industri 4.0, Kualitas dokumentasi, Kepuasan,
Efisiensi waktu
BAB II PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan
keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu
membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan (Jasun, 2006). Tenaga perawat
sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai
peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan askep sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi
2.2 Tujuan
Tujuan Umum
 Tujuan pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat memberikan gagasan ilmiah nya
dalam bentuk makalah.

Tujuan Khusus

 Dalam perkembangan dunia pendidikan di era 4.0 khususnya dalam pengembangan


sistem infomasi asuhan keperwatan di era ini
 Tenaga keshatan di harpakan mampu mengimplementasikan apa yang di maksud dengan
kecanggian teknologi yang berkembang dalam menerapkan asuhan keperawatan kepada
klien
 Dengan kecanggian yang ada saat ini sangatlah membantuh parah tenaga medis untuk
memberikan asuhan keperawatan yang sangat cepat dan tepat sasaran dengan waktu yang
sangat cepat.
BAB II

LANDASAN GAGASAN
2.1 Permasalahan yang di temukan

Kecanggian teknologi informasi pada saat ini memang tidak bisa bantah

Dengan adanya semua perkembangan ini tentu ada saja permasalahan yang di hadapi petugas
kesehatan ,di antara nya adalah

1. petugas kesehatan belum mampu membuat suatu aplikasi untuk mempermudah pasien
dalam menemukan pertolongan pertama mangatasi maslah kesehatan
2. kecanggian teknologi saat ini dapat membuat penylah gunaan yang tidak di ingin kan
contoh nya dapat mempermudah oknum untuk membuka suatu layanan kesehatan yang
tidak resmi dan tidak dapat di pertanggung jawabkan.
3. Mahasiswa saat ini mampu memanfaatkan semua fasilitas untuk membuat eksperimen
baru dalam kemajuan inovasi era 4.0
2.2 upaya yang telah di lakukan untuk mengatasi permasalahan

1. mahasiswa mampu membuat eksperimen baru dalam bidang kesehatan dengan


kecanggian teknologi yang ada sehingga dengan muda melayani atau memberikan
asuhan keperawatan dengan waktu yang cepat
2. contohnya membuat apalikasi yang dimana pengguna aplikasih tersebut tidak perlu
bertemu langsung dengan perawat sehingga dapat memberikan asuhan melalui
aplikasi tersebut
3. membuat eksperimen baru yang dpat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat baik
dari masyarakat kalngan bawah maupun masytarakat kelas menengah dan atas
4. membuat aplikasi atau sebuah eksperimen baru yang dapat di percaya oleh masyarkat
BAB III

GAGASAN

Pada abad 21 sekarang ini, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0. dalam sebuah forum para
pakar ekonomi dunia menyebutkan revolusi industri 4.0 adalah revolusi berbasis cyber physical
system (World Economic Forum, 2016). Di era revolusi 4.0 teknologi informasi telah menjadi basis utama
dalam kehidupan manusia. Kemajuan ini memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang.
Teknologi dengan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara
fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia dengan pekerjaannya (Tjandrawinata,
2016).

Oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan adaptif untuk memprediksi masa depan yang
berubah sangat cepat. Tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara komprehensif. Respon
tersebut dengan melibatkan seluruh sektor lapisan mulai dari sektor publik, swasta, tidak terlepas juga
sektor pelayanan kesehatan di sub bidang pelayanan keperawatan saat ini.

Tantangan revolusi 4.0 juga akan mempengaruhi pelayanan sektor kesehatan hal ini dapat menjadi
peluang bagi setiap para profesi kesehatan dalam hal ini tenaga perawat yang berkeja di pelayanan
kesehatan untuk meng-upgrade kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan perubahan zaman.
Adaptasi dengan perubahan era revolusi 4.0 dapat dilakukan dengan meningkatan skil kemampuan
karakter peran perawat yang akan berpengaruh terhadap setiap lini dalam pelayanan kesehatan modern
saat ini.

Dalam sebuah laporan artikel Aungsuroch & Gunawan (2019) yang berjudul “Viewpoint: Nurses
Preparation in The Era of the Fourth Industrial Revolution” terdapat beberapa contoh model pemberian
layanan kesehatan yang didorong oleh perubahan teknologi saat ini dapat dilihat dari implementasi
sistem informasi yang menggunakan konsultasi kesehatan online untuk para profesional layanan
kesehatan untuk mendapatkan pengobatan (Milton, 2018). Begitu juga dengan inovasi Prof Tetsuya
Tanioka di Jepang dalam laporannya tentang “Humanoid Nurse Robots as Caring” beliau telah
mengembangkan berbagai jenis robot keperawatan humanoid untuk memberikan asuhan keperawatan
(Tanioka et al., 2017). Hal ini dapat memberikan tantangan bagi perawat di seluruh dunia dengan
mengubah cara bekerja secara adaptif terhadap kemajuan berbasis teknologi informasi.

Oleh karena itu, sebagai perawat professional di era revolusi industry 4.0 seharusnya dapat
mempersiapkan diri untuk menetapkan dampak pada aspek praktik pelayanan keperawatan dan
outcome pada pasien. Dikarenakan perawat memiliki peran besar dan penting dalam memberikan
pelayanan sesuai standar keperawatan. Pasalnya, perawat merupakan tenaga medis yang berada di sisi
pasien paling lama dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien secara berkualitas dan aman sangat dibutuhkan.
Terlebih di era kemajuan teknologi saat ini perawat kedepannya tidak hanya dituntut bisa menjadi
penyedia layanan keperawatan yang berkualitas semata. Bahkan, perawat sangat diharapkan pula
mampu memiliki beberapa peran untuk meningkatkan karakter mereka sebagai perawat professional
4.0.

Seluruh bentuk kecakapan dan keterampilan di abad 21 dan era industri 4.0 yang dibutuhkan oleh
perawat harus diintegrasikan ke dalam elemen peran dan fungsi sebagai perawat professional yang
telah di tuangkan dalam Undang-Undang Keperawatan No 38 Tahun 2014, seperti; pemberi asuhan
keperawatan, sebagai penyuluh dan kolnselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti
keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan
keterbatasan.

Kemudian peran dan fungsi perawat tersebut harus di Upgrade dalam menghadapi era perubahan di
tengah arus revolusi industry 4.0, hal ini dapat meningkatkan kualitas dan karakter perawat di era digital
saat ini, kemampuan tambahan tersebut seperti; perawat peka terhadap teknologi informasi,
mempunyai critical thinking, mempunyai ide inovativ, dan adaptif terhadap perubahan era. Kemampuan
tambahan tersebut merupakan modal yang sangat penting untuk perawat dalam ber-inovasi dalam
pendidikan maupun pelayanan praktik keperawatan. Sebagai contoh dibidang pendidikan keperawatan,
perubahan tersebut terlihat dari pendidikan berbasis kertas menjadi pendidikan online, yang mencakup
inovasi E-learning, pembelajaran jarak jauh, konferensi video, dan metode lainnya. Dalam praktik
keperawatan, pengembangan teknologi dapat mencakup telenursing, perawatan dengan aplikasi online
dari jarak jauh dengan klien melalui video call.

Akhirnya, para perawat perlu menemukan pendekatan yang tepat untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru, dan menyatukan semua perspektif yang berbeda untuk mengintegrasikan diri ke dalam
penyediaan perawatan dan pengambilan keputusan untuk melayani pasien yang didukung oleh
teknologi yang canggih dan fondasi caring yang kuat dalam filosofi keperawatan. Di era revolusi industri
4.0 ini, kompetensi ini wajib dimiliki oleh tenaga medis, khususnya perawat.
BAB IV

PEMBAHASAN
Saat ini dunia tengah memasuki era disrupsi teknologi yang bergeser pada era revolusi
industri 4.0. World Economic Forum (WEF) menyebut revolusi industri 4.0 adalah revolusi
berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar merupakan gabungan tiga domain yaitu
digital, fisik, dan biologi. Ditandai dengan munculnya fungsi-fungsi artificial
intelligence (kecerdasan buatan), mobile supercomputing, intelligent robot, self-driving
cars, neuro-technological brain enhancements, era big data yang membutuhkan
kemampuan cybersecurity, era pengembangan biotechnology dan genetic editing (manipulasi
gen).
Revolusi industri 4.0 secara umum diketahui sebagai perubahan cara kerja yang
menitikberatkan pada pengelolaan data, sistem kerja industri melalui kemajuan teknologi,
komunikasi dan peningkatan efisiensi kerja yang berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam era
revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia ke empat ini, teknologi informasi telah menjadi
basis utama dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan
penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited) karena dipengaruhi oleh
perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan
dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia,
termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan
tinggi. Lalu, bagaimana pengaruh revolusi industri 4.0 bagi perawat saat ini?
Perawat merupakan tenaga kerja kompeten yang harus siap menghadapi industri kerja
yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Keahlian kerja, kemampuan
beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi perawat di era revolusi industri
4.0 ini. Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi seorang perawat dalam mencapai
kesuksesan, melainkan kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien yang sesuai standar
keperawatan.
Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan
inovasi yang diciptakan oleh sumber daya yang berkualitas, sehingga perawat turut wajib dapat
menjawab tantangan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja di era
globalisasi ini. Perawat harus mampu menciptakan iptek yang inovatif, adaptif, dan kompetitif
sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa di era revolusi industri 4.0.
Terobosan inovasi ini akan berujung pada peningkatan produktivitas industri dan melahirkan
perusahaan pemula berbasis teknologi.
Rekonstruksi pola pikir yang responsif terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti
desain ulang kinerja keperawatan dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital.
Selain itu, mampu beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan perawat untuk meningkatkan daya saing terhadap kompetitor dan daya tarik bagi
instansi kesehatan. Berbagai tantangan sudah hadir di pelupuk mata, sudah siapkah perawat
menyiapkan diri di era revolusi industri 4.0 dan persaingan global?
Perawat belakangan turut memiliki tantangan tersendiri di tengah globalisasi dan era
digital atau industri 4.0. Perawat saat ini harus bisa mengimbangi dan beradaptasi dengan
lingkungan sekitar yang berbasis teknologi. Perawat harus melek terhadap teknologi informasi
dan mengutamakan keselamatan pasien untuk peningkatan mutu layanan terhadap pasien. Di era
revolusi industri 4.0 ini, kompetensi ini wajib dimiliki oleh tenaga medis, khususnya perawat.
Perawat memiliki peran besar dan penting dalam memberikan pelayanan sesuai standar
keperawatan. Pasalnya, perawat merupakan tenaga medis yang berada di sisi pasien paling lama
dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien secara berkualitas dan aman sangat dibutuhkan. Jika
dianalogikan di ruang perawatan, maka perawat merupakan ibu rumah tangga, yang selama 24
jam di ruang perawatan. Sementara dokter, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya adalah
layaknya tamu yang hanya singgah sebentar di sisi pasien.
Perawat saat ini tidak hanya dituntut bisa menjadi penyedia layanan keperawatan yang
berkualitas semata. Bahkan, perawat sangat diharapkan pula mampu menjadi advokat bagi para
pasien. Peran sebagai advokat yaitu untuk membantu pasien dan keluarga dalam memberikan
informasi dari pemberi pelayanan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Selain itu, perawat juga berperan menjadi mediator dan melindungi hak-hak pasien atas
pelayanan yang baik. Perawat juga harus mempunyai critical thingking menghadapi semua
elemen, baik itu pasien dan tenaga medis lainnya. Untuk itu, perlu ditekankan bahwa peran
perawat tidak hanya sebatas memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas baik. Melainkan
juga wajib memiliki keahlian konseling untuk menyampaikan edukasi bagi pasien terkait
tindakan preventif dan promosi kesehatan bagi masyarakat.
Terkait kualitas perawat di Indonesia, perawatan di Indonesia memiliki kualitas yang baik
dan tidak kalah dibandingkan negara-negara lainnya di Asia. Namun, perihal penguasaan bahasa
masih menjadi kendala utama yang dihadapai para perawat Indonesia yang akan bekerja ke luar
negeri. Selain itu, standar kompetensi perawat dengan kualifikasi internasional juga masih belum
terpenuhi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Dari uraian di atas dapat mengabil beberapa kesimpulan antara lain :

1. perkembangan sistem informasi yang begitu cepat dapat memberikan suatu asuhan
keperawatan kepada pasien menggunakan aplikasi yang memberikan mutu yang sama
dalam menjamin keshatan pasien .
2. pengembangan sistem informasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di era revolusi
4.0 sistem pelayanan kepada pasien dapat di lakukan dimana saja kapan saja dan dengan
cara yang efektif yaitu melalui aplikasi
3. membuka lapangan perkerjaan melalui aplikasi buat pendpatan sampingan bagi tenaga
medis [peawat]
SARAN
5.2 saran

Profesi keperawatan perlu mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan dengan


menggunakan sistem informasi.
Refrensi

 American Nursing Association ANA (2008), Developing telehealth Protocol: A Blueprint for
Success Washington DC . American Nurses Publication.
 Courtney, KL,. Et al (2008). Information technology from novice to expert: implementation
Implications. Journal of Nursing Management, 2008, 16, 692–699.
 Delaney, (2001). Health Informatics and Oncology Nursing. Oncology Nursing Journal 17 (1)
2-6
 Hasna, F. (2008). Nursing information systems in Jordan. International Journal of Nursing
Practice 2009; 15: 69–73.
 Kivekas, E and Raija-E, H (2009). The Development and the Trial of the Nationally
Standardized Electronic Nursing Documentation (NSEND)in Southern Savos Hospital District.
Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.)IOS Press.
 Moody, LE et al (2004). Electronic Health Records Documentation in Nursing: Nurses'
Perceptions, Attitudes, and Preferences. Medscape Journal electronik
 Peterson, H., & Jelger, U.G. (1988). Hospital information systems. In M.J. Ball, NewYork:
Springer.
 Saba, V. K. & McCormick, K. A. (2001). Inti komputer untuk perawat (4th ed). New York:
McGraw Hill, p 184.Simpson 2006
 Saranto, K & Kinnunen UM, .(2009). Evaluating nursing documentation research designs
and methods: systematic review. Journal of Advanced Nursing
 Seto, R et al, (2009). Development of the Incident Reporting System Using the Nursing
Administrative Database. Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.) IOS Press.
 Sortlife dan Blois, (2001) The Computer meet Medicine: Emerge of Discipline . Medical
Informatics: Computer Application in Healthcare 3-40 New York Springer.
 Strachan, H and Dallest, K.(2009). An Electronic Portal to Support Using Information to
Improve Healthcare. Connecting Health and Humans K. Saranto et al. (Eds.).IOS Press

Anda mungkin juga menyukai