Anda di halaman 1dari 35

ii

JUDUL KARYA TULIS

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN UNGU (Graptophyllum pictum)


SEBAGAI BAHAN DASAR DALAM PEMBUATAN SABUN CAIR DAN
LOTION ANTIBAKTERI

Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah INOVASI 2016

Oleh :

1. Jihan Ashari/13.14.626
2. Nurul Fathanah Idrus/15.13.817
3. Farhana Rahmatillah Ashari /13.14.625

SMA NEGERI 1 POLEWALI

POLEWALI MANDAR

2016

ii
iii

iiiii
iii
iv

ABSTRAK

Jihan Ashari, Nurul Fathanah Idrus, dan Farhana Rahmatillah Ashari


dibawah bimbingan H. Ilmiah S.Pd, 2016 “pemanfaatan ekstrak daun ungu
(Graptophyllum pictum) sebagai bahan dasar dalam pembuatan sabun cair dan
body lotion antibakteri”

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan perkembangan industry


produk kosmetik terus mendunia. Berbagai produk kebersihan mulai bermunculan
seiring dengan kebutuhan masyarakat dan bertamabah tuanya zaman. Beberapa
produk kosmetik antikuman yang kini sudah tidak asing lagi adalah sabun mandi
dan body lotion. Seperti saat ini, sangat banyak masalah kulit yang banyak
diderita oleh beberapa masyarakat. Salah satu masalah kulit yang paling sering
kita jumpai seperti gatal-gatal pada kulit yang di sebabkan alergi atau bakteri
dan jamur pada kulit. Akibat masalah ini, banyak masyarakat yang
mengandalkan produkantibakteri. Namun, produk antibakteri yang biasa
digunakan masyarakat mengandung zat antibakteri yang berbahaya yaitu zat
triclosan yang malah dapat mengganggu kesehatan pemakai. Hal ini tentu sangat
merugikan masyarakat. Setelah di teliti, peneliti menemukan sebuah tanaman
yang mengandung senyawa flavonoid yang dapat menggantikan posisi zat
triclosan sebagai agen antibakteri dalam produk sabun cair dan body lotion
antibakteri. tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengertahui bagaimana
prosedur pembuatan antibacterial soap and body lotion, apakah antibacterial
soap and body lotion memiliki efek samping, dan dapat diterima di kalangan
masyarakat umum. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 15 Juni hingga tanggal 13 Agustus 2016. Dari hasil
eksperimen dan uji panelis yang peneliti lakukan, mendapat hasil dan tanggapan
positif dari panelis sehingga dapat disimpulkan bahwa antibacterial soap and
body lotion dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat umum, serta tidak
ber-efek samping setelah pemakaian pada panelis.

Kata kunci : daun ungu, antibacteri, sabun, body lotion, flavonoid

iv
v

KATA PENGANTAR

Rasa syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahan-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam karya tulis ilmiah ini, kami mengangkat judul “pemanfaatan
ekstrak daun ungu (Graptophyllum pictum) sebagai bahan dasar dalam
pembuatan sabun cair dan body lotion antibakteri” yang kami sajikan
berdasarkan studi pustaka dari internet maupun buku literatur yang telah kami
lakukan.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Muhammad Faezal, M.Si sebagai Kepala Sekolah yang telah
memberi kesempatan dan dorongan kepada peneliti.
2. Ibu Hj. Ilmiah S.Pd sebagai guru pembimbing yang memberikan
kesempatan dan membimbing melakukan penelitian ini.
3. Kedua Orang tua peneliti yang tak henti- hentinya memberikan doa dan
semangat serta dukungan moril sehingga peneliti dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penelitian ini.
Peneliti menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan panelis
serta beberapa pihak yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi
peneliti demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu peneliti mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang tersebut di atas yang telah bersedia
meluangkanwaktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran
penyusunan makalah ini.
Polewali, 10 Agustus 2016

Peneliti

v
vi

DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………… ......... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Daun Ungu (Graptophyllum pictum) ................................................................ 4
2.2. Flavonoid ..................................................................................................... 5
2.3. Triclosan..................................................................................................... 7
2.4. Sabun Cair……………………………………………………………….. 8
2.5. Body Lotion ……………………………………………………………. 8

III. METODE PENELITIAN


1.1 Tempat dan waktu penelitian .................................................................... 10
1.2 Metode penelitian…... ................................................................................ 11
1.3 Pembuatan ekstrak daun ungu.................................................................... 11
1.4 Alat dan bahan............................................................................................ 12
1.5 Prosedur kerja ............................................................................................ 12

IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Penyajian data ............................................................................................ 14


4.2. Analisis data ............................................................................................... 29

vi
vii

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 22
5.2 Saran.............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seperti yang kita ketahui, Suistanble development goals (SDG’S)


merupakan sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah kerangka
pembanguan untuk kelanjutan dari global goals Melenium Development
Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015 silam menuju 15 tahun
kedepan hingga tahun 2030. Berdasarkan salah satu tujuannya yaitu
Membangun infrastuktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri
yang berkelanjutan serta mendorong inovasi. Sedangkan, saat ini banyak
dijumpai produk hasil olahan industri rumah tangga di lingkungan
masyarakat. Salah satunya yaitu produk sabun cair dan lotion antibakteri.
Namun, tidak semua dari produk tersebut aman untuk digunakan dalam
kehidupan. Karena, banyak dari produk tersebut yang menggunakan bahan
kimia yang berlebihan dan jika digunakan dalam waktu yang lama akan
memberikan efek pada kulit menjadi tidak sehat atau iritasi.
Salah satu produk yang kini sudah tidak asing lagi adalah sabun mandi
dan body lotion. Seperti yang kita ketahui, sabun mandi dan body lotion
merupakan produk kosmetik untuk menjaga kebersihan dan menjaga
kesehatan kulit yang dimana, sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Masyarakat menggunakan sabun mandi sebagai
bahan untuk menjaga kebersihan kulit dan body lotion digunakan sebagai
pelengkapnya untuk menjaga kesehatan kulit. Akan tetapi, produk-produk
kosmetik yang marak digunakan masyarakat tersebut belum tentu aman
untuk digunakan. Karena tidak sedikit dari produk-produk tersebut
mengandung bahan kimia yang bisa saja berbahaya bagi tubuh manusia.
Hal ini tentu merugikan masyarakat, dimana kebutuhan masyarakat
juga tergantung padanya. Terlebih lagi pada saat seperti saat ini, sangat
banyak masalah kulit yang banyak diderita oleh beberapa masyarakat. Salah
satu masalah kulit yang paling sering kita jumpai seperti gatal-gatal pada
kulit yang di sebabkan alergi atau bakteri dan jamur pada kulit.Akibat

1
2

masalah ini, banyak masyarakat yang mengandalkan produk sabun


antibakteri. sabun antibakteri yang biasa digunakan masyarakat
mengandung zat antibakteri yang berbahaya yaitu zat triclosan. Triclosan
bekerja dengan membunuh bakteri baik serta jahat secara bersamaan.
Namun, ketika ada bakteri yang tersisa, tubuh akan kehilangan kompetitor
sekaligus pendukung yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya.
Kondisi ini akan memicu bakteri bermutasi dan mengembangkan resistansi
terhadap antibakteri bahkan antibiotik yang pada akhirnya memicu
komplikasi kesehatan serius. Meski telah diketahui oleh berbagai pihak,
namun pemasaran produk sabun antibakteri masih saja berlangsung hingga
saat ini. Selain terkandung dalam sabun antibakteri, zat triclosan ini juga
digunakan pada beberapa produk kosmetik yang marak dipasarkan. Salah
satunya produk body lotion Karena produk-produk tersebut menarik akan
khasiat dan murah-nya, banyak masyarakat terkhusus pada kaum hawa
tertarik untuk menggunakan produk-produk tersebut tanpa memerhatikan
apakah terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia atau tidak
yang dikandung dan efek samping yang ternyata bisa berakibat serius.
Akibatnya, dengan menggunakan produk kosmetik tersebut di dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat, bisa memunculkan masalah yang lebih
besar dari kulit yang kurang sehat dan kering yang ingin mereka pulihkan
sebelumnya dengan produk kosmetik tersebut.
Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk menciptakan produk sabun
dan body lotion antibakteri (antibacterial soap and body lotion) yang alami
serta aman untuk digunakan sehari-hari. Setelah kami lakukan penelitian,
akhirnya peneliti menemukan sebuah tanaman yang sangat bermanfaat akan
tetapi pemanfaatannya masih kurang. Tanaman tersebut adalah daun ungu.
Daun ungu(Graptophyllum pictum) mengandung senyawa kimia flavonoid
yang dimana, senyawa kimia tersebut dapat menggantikan posisi zat
triclosan sebagai agen antibakteri.Maka peneliti akan mengemukakan dalam
karya ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Senyawa Flavonoid Pada Daun
Ungu(Graptophyllum pictum) Sebagai Bahan Dalam Pembuatan Sabun

2
3

Mandi Cair Dan Body Lotion Antibakteri ”untuk mengikuti lomba Karya
Tulis Siswa Inovasi 2016.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah daun ungu (Graptophyllum pictum) dapat diolah menjadi
antibacterial soap and body lotion ?
1.2.2 Apakah antibacterial soap and body lotion dapat diterima oleh
masyarakat umum?
1.2.3 Apakah terdapat efek samping dari pemakaian antibacterial soap
and body lotion?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan diatas, maka kami mengambil


tujuan yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui apakah daun ungu (Graptophyllum pictum)
dapat diolah menjadi antibacterial soap and body lotion.
1.3.2 Untuk mengetahui apakah antibacterial soap and body lotion dapat
diterima dikalangan masyarakat umum.
1.3.3 Untuk mengetahui Apakah terdapat efek samping dari pemakaian
antibacterial soap and body lotion

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :


1.4.1 Masyarakat luas, sebagai pengganti sabun antibakteri dan body
lotion dan bermanfaat dalam kebersihan kulit karena kealamiannya.
1.4.2 Pemerintah Kabupaten Polewali mandar, sebagai produk khas
Polewali Mandar.
1.4.3 Masyarakat setempat, pemberdayaan dan meningkatkan
perekonomian rumah tangga.
1.4.4 Menambah wawasan pembaca dan peneliti tentang manfaat daun
ungu.

3
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Ungu (Graptophyllum pictum)

Gambar 1. Daun ungu (Graptophyllum pictum)

Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau biasa disebut juga daun


ungu adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang
kemudian menyebar ke Indonesia. Spesies ini memiliki nama daerah
sebagai berikut: demung, tulak, wungu (Jawa), daun temen-temen,
handeuleum, karotong, temen , kadi-kadi, kobi-kobi , dan daun putri

Daun ungu (Graptophylum pictum) tumbuhan perdu berbatang


tegak ini biasanya tumbuh liar di daerah dataran rendah.dan mudah
tumbuh di sawah Kadang-kadang di tanam juga sebagai tanaman hias di
halaman rumah

Klasifikasi Daun Ungu


Tabel 1. Klasifikasi daun ungu (Graptophyllum pictum)
Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas Magnoliopsida

Ordo Scrophulariales

4
5

Famili Acanthaceae

Genus Graptophylum

Spesies Graptophylum pictum Griff

Daun ungu adalah tumbuhan perdu yang tegak. Tingginya adalah


1,5-8 m. Batangnya termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin
dengan warna ungu kehijauan. Daunnya tunggal, bertangkai pendek,
bentuknya bulat, pertulangannya menyirip, permukaan atasnya mengkilap,
dan tepinya rata. Bunganya majemuk, keluar di ujung batang, dengan
rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan panjang 3-12 cm.
Buahnya berbentuk kotak yang lonjong, berwarna ungu
kecoklatan. Bijinya bulat dan putih dan berkulit tebal. Akarnya berjenis
tunggal dan berwarna coklat muda.
Daun tumbuhan ini mengandung alkaloid yang tidak
beracun,flavonoid; glikosida, steroid, saponin, tanin, klorofil, dan lendir.
Batang daun wungu mengandung kalsium oksalat, asam formik dan
lemak.Dengan berbagai kandungan kimiawinya daun ungu mempunyai
sifat sebagai antiinflamasi, antiplak gigi, dan mencegah sakit ketika
menopause. peluruh kencing (diuretik), mempercepat pemasakan bisul,
pencahar ringan (laksatif), dan pelembut kulit (emoliens).Bagian yang
digunakan antara lain daun, kulit batang dan bunganya

2.2 Flavonoid

Gambar 2. Senyawa Flavonoid

5
6

Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar


yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna
merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan.
Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning,
kuning jeruk, dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji,
batang, bunga, herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari
tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat
herbal. Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau,
serta kualitas nutrisi makanan. Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan
senyawa flavonoid tertentu.
Keberadaan flavonoid pada tingkat spesies, genus atau familia
menunjukkan proses evolusi yang terjadi sepanjang sejarah hidupnya. Bagi
tumbuhan, senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap
hama, penyakit, herbivori, kompetisi, interaksi dengan mikrobia, dormansi
biji, pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal pada berbagai
jalur transduksi, serta molekul sinyal pada polinasi dan fertilitas jantan.
Senyawa flavonoid untuk obat mula-mula diperkenalkan oleh
seorang Amerika bernama Gyorgy (1936). Secara tidak sengaja Gyorgy
memberikan ekstrak vitamin C (asam askorbat) kepada seorang dokter
untuk mengobati penderita pendarahan kapiler subkutaneus dan ternyata
dapat disembuhkan. Mc.Clure (1986) menemukan pula oleh bahwa
senyawa flavonoid yang diekstrak dari Capsicum anunuum serta Citrus
limon juga dapat menyembuhkan pendarahan kapiler subkutan.
Mekanisme aktivitas senyawa tersebut dapat dipandang sebagai fungsi
„alat komunikasi‟ (molecular messenger} dalam proses interaksi antar sel,
yang selanjutnya dapat berpengaruh terhadap proses metabolisme sel atau
mahluk hidup yang bersangkutan, baik bersifat negatif (menghambat)
maupun bersifat positif (menstimulasi).

6
7

2.3 Triclosan

Agen antibakteri utama yang digunakan pada sabun antibakteri adalah


triclosan. Masalah bisa muncul ketika triclosan digunakan secara berlebihan.

Triclosan bekerja dengan membunuh bakteri baik serta jahat


bersamaan. Namun, ketika ada bakteri yang tersisa, mereka akan kehilangan
kompetitor sekaligus pendukung yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidupnya.

Kondisi ini akan memicu bakteri bermutasi dan mengembangkan


resistansi terhadap antibakteri bahkan antibiotik yang pada akhirnya memicu
komplikasi kesehatan serius.Selain membunuh bakteri, triclosan diketahui
membunuh sel-sel manusia juga.Untuk dipahami, sebagian besar infeksi
disebabkan oleh virus dan bukan bakteri. Sabun antibakteri memiliki
kelemahan karena tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi virus.

Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi, selama tahun-tahun


awal dianjurkan untuk membiarkan bayi terekspos dengan kuman yang
normal menghuni rumah.Jika rumah dibuat bebas kuman sama sekali, bayi
tidak mendapatkan kesempatan terpapar pada organisme tersebut yang
berarti tidak memberi kesempatan tubuh mengembangkan sistem kekebalan
yang memadai.

Fakta lain, studi menunjukkan bahwa triclosan dalam sabun


antibakteri bereaksi dengan klorin dalam air (terutama kolam renang)
membentuk kloroform yang bersifat karsinogenik bagi manusia.Penggunaan
berlebih triclosan juga berpotensi memicu gangguan pada sistem
8

endokrin.Saat memasuki tubuh, triclosan mengganggu fungsi hormon tiroid


mengakibatkan peningkatan aktivitas di sel-sel otak yang berhubungan
dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali serta penurunan berat badan
abnormal.Penggunaan triclosan juga memiliki pengaruh buruk pada
lingkungan. Triclosan yang dibuang di saluran air tidak dapat dinetralkan
oleh instalasi pengolahan air.

Triclosan tetap tinggal sebagai sedimen dan memberi pengaruh buruk


pada habitat air.Dengan demikian, triclosan berpotensi memicu
ketidakseimbangan dalam ekosistem.Membersihkan tubuh dari bakteri tentu
saja baik. Hanya yang perlu diperhatikan adalah apakah keuntungan yang
diperoleh lebih besar dibandingkan kerugiannya.

2.4 Sabun Cair

Gambar 4. Sabun Cair


Sabun cair adalah reaksi saponifikasi menggunakan minyak dan lemak
yang mempunyai kandungan asam oleat tinggi dan perbandingan yang tajam
dari kalium, digunakan dalam kombinasi dengan soda kaustik untuk untuk
memproduksi cairan yang setara normal warnanya agak gelap dan
mempunyai bau yang kuat. (Poucher’s, 464).

2.5 Body Lotion

Gambar 5. Body Lotion

8
9

Body Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang


mengandung airlebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat,yaitu
sebagai sumber lembab bagi kulit,memberi lapisan minyak yang hampir
sama dengan sebum, membuat tangan dan badanmenjadi lembut, tetapi
tidak berasa berminyak dan mudah dioleskan.
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium
air yangdigunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung
substansi tidak larut yangtersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi
di mana mediumnya berupa air. Biasanyaditambah gliserin untuk mencegah
efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepatkering pada waktu
dipakai dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984). Wilkinson
1982menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa
emulsi, terdiri darisedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan
mempunyai viskositas rendah serta dapatmengalir dibawah pengaruh
gravitasi. Lotion ditujukan untuk pemakaian pada kulit yangsehat.Jadi, lotion
adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yangdistabilkan
oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di
dalamnya.Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai
pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang
cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan
dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis
pada permukaan kulit (Lachman et al., 1994).

9
10

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tanggal : 15 – 18 Juni 2016
Tempat : Perpustakaan Sekolah
Keperluan : Pengumpulan literatur atau informasi, sumber dari
buku dan internet.

2. Tanggal : 19 – 23 Juni 2016


Tempat : Laboratorium SMA Negeri 1 Polewali.
Keperluan : Melakukan pembuatan antibacterial soap and
body lotion dengan bahan dasar ekstrak daun
graptophyllum pictum

3. Tanggal : 25 – 30 Juni 2016


Tempat : Laboratorium SMA Negeri 1 polewali
Keperluan : Melakukan penyebaran angket kepada 20 warga
SMA Negeri 1 polewali terhadap tanggapan mereka
dan pengaruh/efek samping dari antibacterial soap
and body lotion.

4. Tanggal : 1 – 7 Agustus 2016


Tempat : Laboratorium SMAN 1 polewali
Keperluan : Melakukan pengujian antibakteri pada
antibacterial soap and body lotion dengan beberapa
responden.

5. Tanggal : 7 – 13 Agustus 2016


Tempat : Rumah penulis (G. Mambulillng, no. 1 Polewali
Mandar)
Keperluan : Penyusunan makalah.

10
11

3.2 Metode Pengumpulan Data


Adapun metode yang kami pergunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode Literatur yaitu untuk mencari informasi awal yang berkaitan
dengan ide atau gagasan dalam pembuatan antibacterial soap and
body lotionsebagai Pengganti Sabun dan lotion antibakteri yang
mengandung Triclosan.
2. Metode eksperimen, digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan kemampuan Ekstrak daun ungu untuk pengganti Triclosan
sebagai agen antibakteri dalam sabun antiseptik. Serta konsentrasi
berapakah yang paling efektif untuk antibacterial soap and body
lotion.
3. Uji organoleptik, digunakan untuk memperoleh data tentang respon
masyarakat terhadap antibacterial soap and body lotion, serta untuk
mengetahui efek samping dari penggunaan antibacterial soap and
body lotion.

3.3 Pembuatan Ekstrak Daun Ungu


- 500 gram daun Graptophylum pictum
- Neraca O’hause
- Gelasukur
- Oven
- Mortar
- Spatula
- Saringan

1) Cara Kerja PenelitianCuci bersih daun Graptophylum pictum

1. Oven daun Graptophylum pictumhingga kering


2. Tumbuk daun Graptophylum pictum dengan mortar
3. Larutkan kedalam air/aquades
4. Tunggu hingga 24 jam

11
12

5. Saring ekstrak daun Graptophylum pictum


6. Tempatkan di gelas kimia

3.4 Alat dan bahan pembuatan antibacterial soap and body lotion.
a. Alat & bahan Antibacterial Soap
Tabel 2. Alat dan bahan untuk antibacterial Soap
Alat Bahan

Gelas ukur Daun Ungu 15 helai

Wadah Aquades (250 ml)

Pengaduk Texafon (10 ml)

Penyaring Garam (Secukupnya)

Blender Pewangi (Two Drops)

b. Alat & bahan antibacterial Body lotion


Tabel 3. Alat dan bahan antibacterial body lotion.

Alat Bahan

Blender Daun ungu 15 helai

Batang pengaduk Beeswax 1 gr

Wadah Air 250 ml

Gelas ukur Pewangi 3 tetes

Panic Minyak zaitun 25 ml

Spatula

Mortar

3.5 Prosedur Kerja


a. Prosedur kerja antibacterial soap

12
13

∑ Masukkan texafon kedalam wadah lalu tambahkan air yang


dibutuhkan aduk sampai rata.
∑ Tambahkan pewangi dan ekstrak daun ungu dan aduk hingga rata
∑ Tambahkan sedikit demi sedikit garam sampai didapatkan
kekentalan yang pas. Aduk sampai rata.
∑ Simpan dalam wadah yang tertutup dan diamkan hingga 24 jam.
∑ Sabun siap digunakan.

b. Prosedur kerja antibacterial lotion


∑ Cuci bersih daun ungu lalu keringkan.
∑ Setelah kering, daun ungu kering diblender hingga halus.
∑ Lilin lebah dilelehkan dengan minyak zaitun yang panas.
∑ Daun ungu yang telah halus dimasukkan kedalam blender dan
tambahkan gliserin, pewangi dan hasil lelehan lilin lebah dan
minyak zaitun, blender hingga halus.
∑ Setelah tercampur rata antibacterial body lotion telah siap
digunakan.

13
14

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Penyajian data


1. Kandungan sabun anti bakterial

Berdasarkan hasil literature diketahui bahwa sabun antibakterial


yang beredar dipasaran mengandung triclosan. Triclosan berbahaya bagi
kesehatan manusia, dengan catatan Triclosan bekerja deng
againsidsucsan membunuh bakteri baik serta jahat bersamaan. Namun,
ketika ada bakteri yang tersisa, mereka akan kehilangan kompetitor
sekaligus pendukung yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya,
dan bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti triclosan adalah
flavonoid. Senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diri terhadap
hama, penyakit, herbivori, kompetisi, interaksi dengan mikrobia,
dormansi biji, pelindung terhadap radiasi sinar UV.

2. Hasil uji pembuatan antibacterial soap and body lotion


Berdasarkan hasil uji literature diketahui bahwa dalam pembuatan
sabun, diperlukan beberapa bahan pada pembuatan antibacterial soap
yaitu texafon, Ekstrak daun ungu,Garam sedangkan pada pembuatan
body lotion yaitu minyak zaitun, ekstrak daun ungu, pewangi, Neraca
O’hause, Gelas ukur, Spatula, Blender.

3. Hasil uji organoleptic antibacterial soap and body lotion


a. Hasil uji organoleptic antibacterial soap
Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap 30 orang responden
SMA Negeri 1 Polewali didapatkan data sebagai berikut :

14
15

Table 1.5 Angket Uji Organoleptik Mengenai Antibacterial Soap

EFFEK
SAMPING
NAMA TEKSTUR AROMA WARNA
(IRITASI
KULIT)
111 Hikmah 4 3 4 - 92 SANGAT
1 MENYUKAI
2 Nino 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
3 Fahruddin 4 2 3 - 75 MENYUKAI

4 Talib 4 3 4 Ada 92 SANGAT


MENYUKAI
5 Usman 4 2 3 - 75 MENYUKAI

6 Nurdin 4 4 3 - 92 SANGAT
MENYUKAI
7 Inayah 2 3 2 - 59 KURANG
MENYUKAI
8 Munifah 3 2 3 - 67 KURANG
MENYUKAI
9 Iffah 3 2 3 - 67 MENYUKAI

10 Aisyah 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
11 Ilham 4 3 4 - 92 SANGAbT
MENYUKAI

12 Alim 3 2 2 - 59 KURANG
MENYUKAI
13 Ica 4 3 3 - 84 SANGAT
MENYUKAI
14 Fanzir 4 2 3 - 75 MENYUKAI

15
16

15 Aya 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
16 Aeni 3 2 3 - 67 MENYUKAI

17 Faidah 4 2 3 - 75 MENYUKAI

18 Masnaeni 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
19 Supi 4 2 4 - 84 MENYUKAI

20 Akih 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
21 Dini 4 4 3 - 92 SANGAT
MENYUKAI
22 Yuyu 4 3 4 Ada 92 SANGAT
MENYUKAI
23 Nurul 4 2 4 - 84 MENYUKAI
24 Nunu 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
25 Aska 4 4 3 Ada 92 SANGAT
MENYUKAI
26 Budi 4 2 3 - 75 MENYUKAI
27 Ilyas 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
28 Hj. Suherah 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
29 Saleha 4 4 3 - 92 SANGAT
MENYUKAI
30 Fitri 4 3 4 - 92 SANGAT
MENYUKAI
Skor 114 83 102 3
Presentase 95 70 85 2,5

16
17

Untuk mengetahui respon responden terhadap antibacterial soap dalam


penelitian tersebut menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 1.6 Kriteria Penilaian

No Prosentase Klasifikasi
1 0 – 50 Tidak menyukai
2 51 – 65 Kurang menyukai
3 66 – 85 Menyukai
4 86 – 100 Sangat menyukai

Berdasarkan table 1.4 diketahui sebanyak 95% setuju/sangat menyukai


tekstur antibacterial soap and body lotion yang seperti tekstur sabun pada
umumnya, 70% menyukai aroma mempesona dari antibacterial soap and
body lotion, 85% menyukai warna antibacterial soap and body
lotionyang memikat, dan terdapat orang merasakan efek samping berupa
iritasi kulit seperti gatal kemerahan.

Likert Scale

100

50

Series 1
0
Texture Aroma Colour Side affect
18

b. Hasil Uji Organoleptic Antibacterial Body Lotion


Tabel 1.7 Hasil Uji Organoleptic antibacterial body lotion

INDIKATOR
NAMA
NO EFEK SAMPING
RESPONDEN
TEKSTUR AROMA WARNA
(IRITASI KULIT)

1 Siar 3 4 5 -

2 Fitri 3 4 5 -

3 Nurul 5 5 5 -

4 Fitrah 3 3 5 -

5 Syaidah 3 3 5 -

6 Sudarmin 4 3 5 -

7 Tati 4 5 5 -

8 Danial 5 4 5 -

9 Ima 4 4 5 -

10 Addah 4 4 5 -

11 Ika 4 4 5 -

12 Eni 4 5 5 -

13 Duta 4 4 5 -

14 Mimi 3 5 5 -

15 Adam 4 4 5 -

16 Faqih 4 3 5 -

17 Nur 3 4 4 -

18 Halima 4 5 5 -

19 Imma 3 4 4 -

18
19

20 Mamat 4 3 5 -

114 83 102 -
95 70 85

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari segi warna


sebanyak 5 panelis atau sekitar 25% mengatakan sangat menarik, 10
panelis atau sekitar 50% mengatakan menarik, dan 5 panelis atau
sekitar 25% mengatakan cukup menarik. Dari segi aroma sebanyak 18
panelis atau sekitar 90% mengatakan sangat menarik dan 2 panelis atau
sekitar 10% mengatakan menarik. Dari segi tekstur 2 panelis atau
sekitar 10% mengatakan sangat menarik, 11 panelis atau sekitar 55%
mengatakan menarik dan 7 panelis atau sekitar 35% mengatakan cukup.

Grafik Uji Panelis Antibacterial Lotion

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Warna Aroma Tekstur Efek samping

Sangat menyukai Menyukai Cukup

5.2 Analisis data


1. Analisis hasil uji pembuatan antibacterial soap and body lotion
Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari antibacterial soap and
body lotion :
1.) Sabun antibakteri tanpa triclosan
2.) Pelindung kulit dari sinar UV (Flavonoid)
3.) Mengatasi penyakit kulit (Flavonoid)
20

4.) Menghaluskan kulit (Ekstrak daun ungu)


5.) Meregenerasi sel kulit (Flavonoid)
6.) Antiseptik dan membantu mempercepat penutupan luka
(Flavonoid)

2. Analisis hasil uji organoleptik


Berdasarkan penyajian data mengenai uji organoleptik sebagai berikut:
a. Antibacterial soap
Pada produk antibacterial soap diketahui sebanyak 95%
setuju/sangat menyukai tekstur antibacterial soap yang seperti
tekstur sabun pada umumnya, 70% menyukai aroma mempesona
dari antibacterial soap, 85% menyukai warna antibacterial soap
yang memikat, dan terdapat 3 orang merasakan efek samping
berupa iritasi kulit seperti gatal kemerahan. Effek samping berupa
iritasi kulit (gatal kemerahan) disebabkan karena responden
memiliki kulit yang sensitive sehingga mudah sekali terjadi
penolakan. Berkat penuturan responden diketahui bahwa bukan
hanya pada antibacterial soap kesensitivan kulit mereka juga
sering dirasakan ketika pertama kali menggunakan sabun bermerek
lain. Penanganan terhadap ketiga responden ini yakni dengan
mengoleskan krim anti-irritasi. Sehingga secara keseluruhan
tanggapan masyarakat mengenai antibacterial soap sangat
memuaskan dan cocok dipasarkan seperti sabun anti-bakterial yang
telah beredar di kalangan masyarakat luas.
b. Antibacterial body lotion
Pada produk antibacterial body lotion dari segi warna
sebanyak 5 panelis atau sekitar 25% mengatakan sangat menarik,
10 panelis atau sekitar 50% mengatakan menarik, dan 5 panelis
atau sekitar 25% mengatakan cukup menarik. Dari segi aroma
sebanyak 18 panelis atau sekitar 90% mengatakan sangat menarik
dan 2 panelis atau sekitar 10% mengatakan menarik. Dari segi
tekstur 2 panelis atau sekitar 10% mengatakan sangat menarik, 11

20
21

panelis atau sekitar 55% mengatakan menarik dan 7 panelis atau


sekitar 35% mengatakan cukup.

21
22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan rangkaian penelitian maka dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Flavonoid dapat digunakan sebagai alternatif pengganti triclosan.
2. Daun ungu (Graptophyllum pictum)dapat diolah sebagai sabun
antibakteri.
3. Antibacterial soap and body lotiondapat diterima oleh masyarakat.
4. Tidak ada efek yang siginifikan dari antibacterial soap and body
lotion.

5.2 Saran
1. Kepada masyarakat, agar menghentikan kebiasaan menggunakan
sabun antibakteri yang mengandung triclosan karena dapat
menyebabkan kanker dan merusak sel kulit.
2. Mengganti kebiasaan menggunakan sabun antibakteri dengan
antibacterial soap and body lotionyang aman.
3. Tingkatkan motivasi untuk memanfaatkan sumber daya lokal yang
natural dan menyehatkan.

22
23

DAFTAR PUSTAKA

Daun Ungu. http://www.daunungu.com/. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2016


Daun Ungu. http://id.wikipedia.org/wiki/Daun_un. Diakses pada tanggal 12
Agustus 2016
Ibunda Saparni, Ari Wulandari. 2012. Herbal Nusantara, 1001 Ramuan
Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Manfaat Daun Ungu. http://sumbersumbermanfaat.blogspot.com/2012/06/khasiat-
dan-manfaat-daun-ungu.html. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2016
Media, Redaksi Agro. 2008. Tanaman Obat dan Jus, untuk mengatasi penyakit
jantung, hipertensi, koleterol dan stroke. Jakarta Selatan: PT.Agromedia
Pustaka.
Pengertian Lotion. http://hioelann.blogspot.com/2013/02/pengertian-lotion.html.
Diakses pada tanggal 12 Agustus 2016
Sabun Cair. http://wiwinprtw.blogspot.com/2013/01/pengertian-jenis-sabun.html.
Diakses pada tanggal 12 Agustus 2016

23
24

LAMPIRAN 1

Prosedur Kerja Antibacterial Soap

Masukkan Texafon ke Dalam Tambahkan Ekstrak Daun


Air Ungu

Tambahkan Garam Tambahkan Pewangi Antibacterial Soap

24
25

Prosedur Kerja Lotion

Daun Ungu Dikeringkan Tumbuk Hingga Halus Lelehkan lilin lebah


dengan minyak zaitun

Daun ungu yang telah Antibacterial lotion


halus dimasukkan
kedalam blender
kemudian tambahkan
pewangi hasil lelehan
lilin lebah dan minyak
zaitun, kemudian
blender hingga halus.

25
26

LAMPIRAN 2
Daftar Riwayat Hidup Penulis
Ketua Kelompok

Nama : Jihan Ashari


TTL : Makassar, 26 Juli 1999
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Polewali
Alamat : Jl. G. Mambulililling no. 1 kab. Polewali Mandar
Email : jihanashari99@gmail.com
No. Hp :

Anggota Kelompok 1
Nama : Nurul Fathanah Idrus
TTL : Pare-pare, 8 April 2000
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Polewali
Alamat : Jl. G. Mambulililling no. 1 kab. Polewali Mandar
Email : nurulfathanah1011@gmail.com

Anggota Kelompok 2
Nama : Farhana Rahmatillah Ashari
TTL : Makassar, 12 Juli 2000
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Polewali
Alamat : Jl. G. Mambulililling no. 1 kab. Polewali Mandar
Email : farhanarahmatillah12@gmail.com

26
27

27
28

Bukti Pembayaran

28

Anda mungkin juga menyukai