Anda di halaman 1dari 20

MATERI DAN PERUBAHAN

1. Pendahuluan
2. Pembagian Materi
2.1 Zat dan campuran
2.2 Usur dan senyawa
3. Sifat Materi
3.1 Sifat Fisika dan Perubahan Fisika
3.2 Sifat Kimia dan Perubahan Kimia
4. Pemisahan Materi
5. Hukum-Hukum Dasar Mengenai Materi
4.1 Hukum Kekekalan Massa
4.2 Hukum Perbandingan Tetap
4.3 Hukum Perbandingan Berganda

1. Pendahuluan

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari struktur materi dan perubahaan-perubahaan
yang terjadi pada materi baik secara alami ataupun melalui eksperimen dilaboratorium.
Pernahkah mengamati telur yang direbus (Gambar 1 (a))? Menurutmu apakah telur yang
direbus mengalami perubahan? Tentu saja, telur tersebut mengalami perubahan setelah
dipanaskan. Demikian juga dengan benda lainnya seperti besi dan makanan. Pagar besi yang
kokoh menjadi rapu dan berkarat. Makanan menjadi basi karena membusuk (Gambar 1 (b)).
Lewat ilmu kimia kita akan mengenal komposisi dari suatu zat dan penggunaanya. Dalam
bab ini, mempelajari tentang pembagian materi, sifatnya, perubahan-perubahan yang terjadi,
proses apa saya yang dapat dilakukan untuk mememisahkan materi dari campurannya dan
hukum-hukum dasar yang berhubungan dengan materi.

(a) (b)
Gambar 1. Perubahan materi (a) makanan membusuk dan (b) telur rebus
2. Pembagian Materi

30
Materi (matter) mempunyai massa dan menempati ruang. Massa merupakan ukuran
yang menunjukkan jumlah materi yang yang menyusun suatu benda. Dalam satuan SI,
standar massa dinyatakan dalam 1 kilogram (Kg), yang merupakan satuan cukup besar untuk
sebagian besar aplikasi kimia. Lazimnya kita menggunakan satuan gram (g). Besarnya massa
suatu zat dapat diukur menggunakan timbangan (Gambar 2). Massa (m) berbeda dengan berat
(W). Berat adalah gaya gravitasi (g) yang bekerja pada suatu benda yang bermassa (m).
Satuan berat biasanya dalam Newton (N=Kg.m/s2)

W=mxg

Gambar 2. Timbangan digital untuk mengukur mengukur


massa (m) suatu materi.

Materi dapat berada dalam tiga wujud dengan rapatan partikel yang berbeda yaitu, zat
padat, zat cair dan gas (Gambar 3). Jarak partikel pada zat padat sangat dekat sehingga daya
tarik antar partikelnya sangat kuat dan bentuknya kaku (rigid). Jarak antar partikel gas sangat
jauh sehingga daya tarik menariknya sangat kecil. Sedangkan zat cair mempunyai jarak antar
partikel antara zat padat dan gas. Zat cair juga mempunyai sifat fluida yaitu dapat mengalir
dan mengambil bentuk sesuai wadahnya.

Gambar 3. Makroskopik dan


mikroskopik dari materi (a) Es (air
dalam wujud padat) (b) air dalam
wujud cair dan (c) air dalam wujud
gas
Ketiga zat padat ini dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud lainnya
(Gambar 4). Contonhya, es di panaskan maka akan mencair dan jika pemanasannya masih

31
berlanjut maka air tersebut akan menguap menjadi gas (uap air). Setelah suhu diturunkan, uap
air akan menjadi air kembali dan kembali menjadi es ketika suhunya dibawah 0ºC.

Gambar 4.
Skema perubahan
wujud zat padat,
cair dan gas

2.1 Zat dan Campuran

Zat adalah materi yang memiliki susunan tertentu dengan sifat tertentu. Contohnya
air, etanol, natrium klorida dan sukrosa. Masing-masing zat tersebut mempunyai susunan
yang berbeda dan dapat diidentifikasi rasanya, bau, tampilannya dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat dimana masing-masing zat
masih mempertahankan identitasnya masing-masing dan susunannya tidak tetap. Contoh
campuran adalah minuman ringan, susu dan larutan gula.
Campuran terbagi menjadi 2 jenis yaitu campuran homogen dan heterogen. Ketika
sesendok garam dilarutkan dalam air, setelah pengadukan yang cukup lama maka susunan
dari campurannya diseluruh bagian akan sama. Larutan garam ini dinamakan campuran
homogen. Namun jika pasir air dicampur dengan butiran pasir maka akan terlihat pemisahan
antara pasir dan air, berarti susunannya tidak sama di seluruh bagian. Pasir dicampurkan
dengan serbuk besi juga akan menghasilkan campuran heterogen karena serbuk besinya akan
tetap terlihat dan terpisah dari pasir (Gambar 5 (a).

32
(a) (b)
Gambar 5. (a) campura serbuk besi dan pasir (b) Memisahkan serbuk besi dari campuran heterogen. Teknik
yang sama digunakan pada pemisahan besi dan baja dalam skala besar dari benda-benda nonmagnetik seperti
kaca dan plastik.

Campuran homogen dan heterogen dapat dibuat dan kemudian dipisahkan secara
fisika menjadi komponen murninya tanpa mengubah karakteristik dari komponen tersebut.
Larutan garam dapat dijadikan garam kembali dengan proses pemanasan, sehingga air
menguap dan diperoleh garam kembali. Pemisahan serbuk besi dari pasir dapat dilakukan
dengan menggunakan magnet, karena pasir tidak tertarik oleh magnet (Gambar 5 (b)).
Pemisahan pasir dengan air dapat dilakukan dengan penyaringan seperti pada Gambar 6 (a).
Gambar 6 (b) menunjukkan proses pemisahan camuran homogen dapat dilakukan secara
destilasi.

Gambar 6. (a) pemisahan


campuran heterogen (b)
pemisahan campuran
homogen

33
2.2 Unsur dan Senyawa

Suatu zat dapat berupa unsur atau senyawa. Unsur merupakan suatu zat yang tidak
dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat lebih sederhana. Sekarang ini, terdapat 113 unsur yag
telah diidentifikasi. Delapan puluh tiga diantaranya terdapat secara alami dibumi, sisanya
telah dibuat oleh ilmuan.
Ilmuan menggunakan lambang-lambang abjad untuk mewakili nama-nama unsur.
Huruf pertama lambang huruf besar dan huruf kedua ditulis dengan huruf kecil. Sebagai
contoh Co adalah lambang untuk konalt sedangkan CO adalah rumus dari karbon monoksida,
yang tersusun dari unsur karbon (C) dan oksigen (O). Beberapa unsur umum dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1. Beberapa elemen dan simbol umum


Nama Simbol Nama Simbol Nama Simbol

Aluminium Al Nitrogen N Natrium Na


Arsenik As Iodin I Perak Ag
Barium Ba Magnesium Mg Klorin Cl
Kalsium Ca Merkuri Hg Seng Zn
Fluorin F Hidrogen H Nikel Ni
Besi Fe Oksigen O Karbon C
Belerang S Tembaga Cu Brom Br
Boron B Kalium K Fosfor P

Sebagian besar unsur dapat bereaksi dengan satu atau lebih unsur lain untuk
membentuk senyawa. Ilmuan telah mengidentifikasi jutaan jenis senyawa kimia. Contohnya
senyawa air yang tersusun atas dua hidrogen dan satu oksigen (Gambar 7 (a)). Senyawa yang
dihasilkan tersebut mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan sifat unsur-unsur
pembentuknya. Contoh lainnya yaitu satu molekul protein darah gamma globulin tersusun
dari 19.000 atom, terdiri dari 4 jenis atom: karbon, oksigen, hidrogen dan nitrogen (Gambar 7
(b)). Jadi, Senyawa dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang tersusun atas atom-atom dari
dua unsur atau lebih dan terikat secara kimia dengan perbandingan tetap.

34
(a) (b)
Gambar 7. Senyawa (a) air dan (b) protein darah gamma globulin

Hubungan antara unsur, senyawa dan dan campuran dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Gambar 8).

Materi

Pemisahan dengan
Campuran Metode fisika Zat Murni

Pemisahan dengan
Homogen Heterogen Senyawa Metode kimia Unsur

Gambar 8. Klasifikasi Materi

Latihan 1.

Nyatakan apakah setiap sampel materi berikkut adalah zat atau campuran; jika campuran
homogen atau heterogen.
a. udara segar yang bersih
b. es
c. garam bawang putih
d. sedok dengan sepuh perak
e. tinta merah
f. air suling
g. jus jeruk yang baru diperas
h. air dan minyak zaitun
i. tinta merah
j. susu

35
Latihan 2.

Nyatakan apakah apakah sampel zat berikut unsur atau senyawa


a. Hidrogen
b. Air
c. Emas
d. Gula
e. Garam

3. Sifat Materi

Sifat (property) adalah atribut yang dapat kita gunakan untuk membedakan materi
yang satu dengan lainnya. Air, gula, garam dan besi memiliki sifat atau karakteristik yang
berbeda. Gula dan garam berwarna putih, padat, kristalin, larut dalam air dan tidak berbau.
Gula manis, bila dipanaskan dalam cawan penguap akan meleleh dan menjadi coklat, tetapi
garam asin dan tidak berwarna coklat setelah dipanaskan.
Sifat intrinsik adalah sifat khas dari materi tidak bergantung pada bentuk dan ukuran,
seperti Sifat ekstrinsik adalah sifat yang tidak khas dari suatu materi dan bergantung pada
jumlah/ukuran materi seperti ukuran, bentuk, panjang, bobot dan temperatur.
Setiap hari kita selalu melihat dan menggunakan materi. Baik di sadari atau pun tidak
materi/Bahan disekitar kita dapat berubah. Logam berkarat, air membeku bila temperaturnya
turun, kayu melapuk (Gambar 10 (b)), dan air laut menguap merupakan salah satu contoh
perubahan dari materi. Perubahan-perubahan tersebut dipelajari dan dapat dikelompokkan
dalam dua jenis perubahan yaitu perubahan kimia dan perubahan fisika.

3.1 Sifat Fisika dan Perubahan Fisika

Sifat fisika merupakan karakteristik materi yang tidak melibatkan perubahan apapun
kemateri lain. Warna, titik leleh, titik didih, viskositas, massa jenis, kekerasan dan kerapatan
merupakan sifat-sifat fisika. Kualitas dalam kelompok ini dapat diukur dengan mudah dan
dinyatakan dalam bilangan. Zat yang dinamakan dengan air mendidih pada 100ºC, membeku
pada 0ºC, mempunyai massa jenis 1 g/mL. Tidak ada zat lain yang karakteristik yang sama
seperti ini.
Kita juga dapat membedakan antara tembaga padat berwarna coklat kemerahan
dengan sulfur yan berwarna kunin berdasarkan perbedaan warna (sifat fisika). Sifat fisis lain
dari tembaga yaitu dapat ditempa menjadi lembaran foil tipis dan dapat ditarik menjadi kawat
tipis ( keuletan, ductility). Sulfur tidak dapat ditempa, akan menjadi serbuk jika ditempa
dengan palu dan sulfur juga memiliki sifat rapuh (getas).

36
Gambar 9. Sebongkah
sulfur (kiri) hancur
menjadi serbuk kuning
bila ditempa. Tembaga
(kanan) dapat ditempa
menjadi lembaran tipis
dan ditarik menjadi
kawat.

Suatu sampel materi dapat mengalami perubahan tampilan fisis. Perubahan fisika
adalah perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru. Sebagai contoh es meleleh
berubah menjadi air. Air dan es hanya berbeda dari penampilannya dan susunannya tetap
sehingga perubahan ini tergolong perubahan fisika. Kita dapat membekukan air untuk
memperoleh esnya kembali. Perubahan fisika ini bersifat reversibel, yaitu dapat kembali ke
bentuk semula.

3.2 Sifat Kimia dan Perubahan Kimia

Sifat kimia merupakan kualitas yang khas dari suatu materi yang menyebabkan materi
tersebut berubah ke materi lain, baik sendirian ataupun berinteraksi dengan materi lain. Sifat
kimia ini tergolong sifat intrinsik. Besi berkarat, etil alkohol mudah terbakar dan kayu
melapuk merupakan contoh dari sifat kimia. Sifat kimia bisa diamati setelah terjadi
perubahan kimia.
Perubahan kimia merupakan perubahan materi yang mengakibatkan hilangnya zat-zat
dan terbentuknya zat baru. Perubahan kimia juga dikenal dengan reaksi kimia yang berisifat
irreversibel. Setiap kali kita merebus telur, kita melakukan perubahan kimia. Ketika telur
dipanaskan dalam air mendidih, putih telur dan kuning telur akan mengalami reaksi yang
tidak hanya mengalami perubahan tampilan fisik tetapi juga susunan kimianya. Ketika
dimakan telur dicerna lagi oleh enzim dan proses pencernaan ini merupakan contoh lain dari
perubahan kimia.

37
Gambar 10. Perubahan kimia (a) paku berlapis zink bereaksi dengan HCL menghasilkan
gelembung gas hidrogen, sedangkan gelang emas tidak terpengaruh. dan (b) kayu melapuk

Zink bereaksi dengan larutan asam klorida (HCl) menghasilkan gelembung gas
hidrogen, ini merupakan salah satu sifat kimia zink yang khas. Sedangkan emas tidak
bereaksi dengan asam klorida. Natrium bereaksi dengan asam klorida dan air. Zink, natrium
dan emas memiliki sifat fisik yang serupa misalnya mampu ditempa dan merupakan
penghantar listrik yang baik. Namun sifat kimia ketiga unsur tersebut berbeda, dengan
mengetahui perbedaaan ini akan membantu kita dalam memahami penggunaan zink sebagai
pelapis paku yaitu karena zink tidak bereaksi dengan air. Selain itu emas memiliki harga jual
tinggi, sebab emas tidak ternoda atau bekarat. Zat-zat dapat memiliki sifat yang berbeda dan
penggunaannya juga akan berbeda.

Latihan 3.

Nyatakan apakah sifat materi berikut termasuk sifat fisika atau sifat kimia
a. paku besi tertarik ke magnet
b. secarik kertas terbakar spontan bila suhunya mencapai 451ºF
c. Sepotog kayu mengapung diair
d. patung perunggu berangsur-angsur memiliki lapisan hijau (platina) setelah sekian
lama
e. sepotong irisan apel berubah jadi coklat
f. selempeng marmer terasa dingin jika disentuh
g. keramik yang dibakar di tanur menjadi keras dan berlapis glazur.

38
4. Pemisahan Materi

Pemisahan materi dapat dilakukan secara penyaringan (filtrasi), penguapan


(evaporasi), destilasi , kristalisasi, sublimasi, kromatograf dan ekstraksi. Masing-masing
metode pemisahan ini akan dijelakan dibawah ini:

a. Filtrasi
Filtrasi (penyaringan) dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Jadi tehnik
penyaringan dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya berbeda.
Bagaimana proses penyaringan dilakukan dilaboratorium? Pertama siapkan kertas saring dan
selajutnya baru disaring campuran. Penyiapan kertas saring dilakukan dengan cara seperti
pada Gambar 11. Kertas saring yang telah dibentuk, kemudian diletakkan dalam corong dan
dibasahi dengan sedikit air agar kertas saring melekat pada corong.

Gambar 11.
Penyiapan kertas
saring.

Proses penyaringan ini akan menghasilkan residu dan filtrat. Residu adalah bagian
yang tertinggal pada kertas saring sedangkan filtrat adalah hasil penyaringan yang lolos dari
kertas saring. Proses filtrasi dapat dillihat pada Gambar 12. Pemisahan pasir dengan air
dengan menuangkan campuran pasir dengan air kedalam corong yang ada kertas saring.
Selanjutnya ditunggu hingga semua air turun, dan didapatlah residu berupa pasir dan
filtratnya adalah air.

39
Gambar 12. Proses penyaringan (filtrasi)

b. Evaporasi
Evaporasi (penguapan) adalah pemisahan berdasarkan perbedaan kemampuan
menguap dari setiap zat. Tehnik ini biasanya digunakan oleh petani garam, pertama disiapkan
air laut dan kemudian diuapkan airnya sehingga dihasilkan garam. Proses penguapan dapat
dilihat pada Gambar 13 .

Gambar 13. Pproses penguapan suatu materi

c. Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Komponen dari alat destilasi dapat
dilihat pada Gambar 14.

40
Gambar 14. Proses destilasi suatu materi

d. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang
homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang penting dalam
industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Salah satu produk yang
dihasilkan dari proses kristalisasi adalah gula pasir (Gambar 15)

Gambar 15. Gula hasil dari proses


kristalisasi

e. Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu.
Proses pemisahan kapur barus dari pasir dapat dilakukan secara sublimasi (Gambar 16).
dikarenakan pasir tidak dapat menyublim. Jadi campuran pasir dan kapur barus dapat di
pisahkan dengan memanaskannya dan kemudian didinginkan. Hasilnya akan terbentuk
kembali kabur barus tanpa adanya pengotor (pasir).

41
Gambar 16. Pemisahan kapur barus dari
pasir

f. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan antara
fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada
larutan. Contoh pemisahan menggunakan kromatografi yaitu pemisahan komponen dari tinta
(Gambar 17)

Gambar 17.
Kromatografi kertas.

g. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa menggunakan pelarut tertentu.
Berbagai cara ekstraksi telah dilakukan untuk analisis senyawa kimia dalam tumbuhan. Zat
aktif dari bumbu masak seperti pada Gambar 18 dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi

42
menggunakan pelarut tertentu. Kunyit memiliki zat aktif yang dikenal dengan kurkumin, cabe
mempunyai kapsaisin yang memberikan rasa pedas.

(a) (b)

(d)
(c)
Gambar 18. Zat aktif dari bumbu-bumbu dapur (a) kunyit, (b) cabai, (c) jahe dan (d) daun
suji dapat dipisahkan degan cara ekstraksi

43
5. Hukum-Hukum Dasar Mengenai Materi
5.1 Hukum Kekekalan Massa (Law of Conservation of Mass)

Pada tahun 1774, Antonine Lavoiser (1743-1794) melakukan pemanasan satu wadah
kaca tertutup yang mengandung sampel timah dan sedikit udara. Ia menemukan bahwa massa
sebelum pemanasan (wadah kaca+ timah + udara) dan sesudah pemanasan (wadah kaca +
kalk timah + udara tersisa) adalah sama. Kalk timah ini adalah timah oksida. Hasil percobaan
ini menjadi dasar bagi Lavoiser dalam mengambil kesimpulan. Lavoiser menyimpukan
bahwa massa total zat sesudah reaksi adalah sama dengan massa total zat sebelum reaksi.
Pernyataan ini kemudian dikenal dengan hukum kekekalan massa.

A+B C + D
Bobot pereaksi = Bobot hasil reaksi

Perak nitrat (bening) ditempatkan dalam gelas kimia dan kalium kromat (kuning)
dalam gelas ukur. Setelah ditimbang keduanya mempunyai bear sebesar 104,50 g.
Selanjutnya perak nitrat direaksikan dengan kalium kromat dan dihasilkan perak kromat
dalam kalium nitrat. Terbentuknya perak kromat ditandai dengan terbentuknya endapan
merah. Massa total sesudah reaksi tetap sama yaitu sebesar 104,50 g. Proses ini mengikuti
hukum kekekalan massa, yaitu massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

(a) (b)
Gambar massa tetap konstan selama reaksi kimia (a) sebelum reaksi massa gelas kimia
dengan larutan perak nitrat (bening) dan gelas ukur dengan kalium kromat (kuning) sebesar
104,50 g dan (b) kedua larutan bercampur terjadi reaksi kimia membentuk perak kromat
(endapan merah) dalam kalium nitrat massa total tetap sama yaitu 104,50 g.

44
Contoh 1

Sebanyak 0,455 g sampel magnesium dibiarkan terbakar dalam 2,315 g gas oksigen. Satu-
satunya produk adalah magnesium oksida. Sesudah reaksi, tidak ada magnesium tersisa dan
massa oksigen yang tidak bereaksi adalah 2,015 g. Berapa massa magnesium oksida yang
dihasilkan?

Pemecahan masalah untuk memecahkan masalah ini gunakan persamaan hukum kekekalan
massa yaitu masa sebelum reaksi sama dengan massa sesudah reaksi. Dan carilah variabel x
yang belum diketahui massanya.

Penyelesaian
Massa sebelum reaksi = 0,455 g magnesium + 2,315 g oksigen
= 2,770 g

2,770 g massa sesudah reaksi = g magnesium sesudah reaksi + 2,015 g oksigen sesudah
reaksi
g magnesium oksida yang sudah bereaksi = 2,770 g – 2,015 g
= 0,755 g

Jadi, terdapat sebanyak massa manesium oksida sesudah reaksi yaitu sebesar 0,755 g.
`

Contoh 2

Sebanyak 2,5 gram belerang direaksikan dengan sejumlah tembaga menghasilkan 12,5
gram tembaga (II) sulfida. Berapa banyak tembaga yang diperlukan untuk reaksi tersebut?

Pemecahan masalah Pertama buatlah reaksinya, kemudian tuliskan berat yang diketahui
dari soal dan berilah label x untuk mencari berat yang tidak diketahui. Selanjutnya gunakan
pesamaan matematika sederhana berdasarkan hukum kekekalan massa .

Penyelesaian:
Reaksi : belerang + tembaga tembaga (II) sulfida
2,5 gram x gram 12,5 gram

Maka harga x dapat dicari:


12,5 gram = 2,5 gram + x gram
x = 12,5 gram- 2,5 gram
x = 10 gram

Latihan 4 dan 5

4. Sebanyak 0,399 g magnesium bereaksi dengan 2,765 g gas nitrogen. Satu-satunya


produk adalah magnesium nitrida. Sesudah reaksi, massa nitrgen yang tidak bereaksi
adalah 2,505 g. Berapa massa magnesium nitrida yang dihasilkan?

45
5. Sebanyak 7,12 g sampel magnesium dipanaskan dengan 1,80 g bromin. Semua bromin
habis, dan 2,07 g magnesium bromida satu-satunya produk. Berapa massa magnesium
yang tidak bereaksi?

5.2 Hukum Perbandingan Tetap (Low of Definite Proportion)

Pada tahun 1799, Joseph Proust (1754-1826) membuat laporan mengenai “ seratus
pon tembaga yang dilarutkan dalam asam sulfat atau asam nitrat dan diendapkan oleh
karbonat dari natrium atau kalium selalu menghasilkan 180 pound karbonat hijau. Proust
menyatakan bahwa sampel-sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu
mengandung unsur-unsur penyusunnya dengan perbandingan massa yang sama. Sampel gas
karbon monoksida yang diperoleh dari sumber yang berbeda dianalisis, akan kita temukan
perbandingan massa karbon dan oksigen yang sama dalam setiap sampel. Jika perbandingan
masa unsur-unsur yang berbeda dalam suatu senyawa tetentu adalah tetap, maka
perbandingan atom-atom dan unsur-unsur ini dalam senyawa harus tetap.

Contoh 3

Gunakan data contoh 1 untuk menentukan massa magnesium yang terkandung dalam 0,500
g sampel magnesium oksida?

Pemecahan masalah pada contoh satu, massa manesium oksida sesudah reaksi yaitu
sebesar 0,755 g dan massa sampel magnesium yang dibiarkan terbakar sebesar 0,455 g . Jadi
untuk menentukan berapa massa magnesium yang terkandung dalam 0,500 g magnesium
oksida dapat dilakukan.

Penyelesaian

= 0,301 g magnesium

Latihan 6 dan 7.

6. Dalam suatu percobaaan pembakaran 0,312 g sulfur menghasilkan 0,623 g sulfur oksida
sebagai satu-satunya produk reaksi. Pada percobaan kedua diperoleh 0,842 g sulfur
dioksida. Berapa massa sulfur yang dibakar pada percobaan kedua?

7. Sebanyak 4 gram kalsium direaksikan dengan oksigen berlebih. Massa kalsium oksida
yang dihasilkan sebanyak 5,6 gram. Berapa massa kalsium oksida yang terbentuk jika 10
gram kalsium direaksikan dengan 4 gram oksigen?

8. Dalam suatu percobaan, 2,18 g natrium direaksikan dengan 16,12 klorin. Semua natrium
terpakai dan 5,54 g natrium klorida (garam) dihasilkan. Dalam percobaan kedua, 2,10 g

46
klorin dibiarkan bereaksi dengan 10 g natrium. Semua klorin terpakai, dan 3,46 g
natrium klorida dihasilkan. Tunjukkan bahwa hasil-hasil ini konsisten dengan hukum
perbandingan tetap.

5.3. Hukum Perbandingan Berganda (Low of Multiple Proportion)

Menurut hukum ini, jika dua unsur dapat bergabung membentuk lebih dari satu
senyawa, maka massa-massa dari unsur yang pertama dengan suatu massa tetap dari unsur
kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat kecil. Satu atom karbon bergabung dengan
satu atom oksigen dalam karbon monoksida (CO) dan satu atom karbon dengan dua atom
oksigen dalam karbon dioksida. Jadi, perbandingan oksigen dalam karbon monoksidan
dengan oksigen dalam karbon dioksida adalah 1:2. Sesuai dengan hukum perbandingan
berganda.

Contoh 4

Suatu unsur tertentu, x, membentuk 3 macam senyawa biner dengan klor, yang masing-
masingnya mengandung 59,68%, 68,95% dan 74,75% klor. Tunjukkan bahwa data ini
menggambarkan hukum perbandingan berganda?

Pemecahan Masalah Menurut hukum perbandingan berganda.

Penyelesaian

Senyawa A Senyawa B Senyawa C


59,68 g Cl 68,95 g Cl 74,75 g Cl
40,32 g x 31,05 g x 25,25 g x
100 g A 100 g B 100 g C

Hitung jumlah jumlah relatif x yang besenyawa dengan 1 g Cl dalam masing-masing


senyawa.

Untuk senyawa A:

M (x)

Untuk senyawa B

M (x)

47
Untuk senyawa C

M (x)

Jumlah x dalam ketiga senyawa tersebut tidak akan berubah, jika dibagi dengan bilangan
paling kecil diantaranya;

0,6756 : 0,4503 : 0,3378 = : :

= 2 : 1,333 : 1
Jumlah relatif diatas benar merupakan perbandingan bilangan utuh yang kecil yaitu 6:4:3

Jika kita memilih x sebagai jumlah yang tetap, maka akan diperoleh perbandingan yang
sebaliknya. Mari kita hitung, umpamanya jumlah Cl yang bersenyawa dengan 1 g x dalam
masing-masing senayawa itu.

Untuk senyawa A:

M (Cl)

Untuk senyawa B

M (Cl)

Untuk senyawa C

M (Cl)

1,480 : 2,221 : 2,960 = : :

= 1 : 1,5 : 2
Jumlah relatif diatas benar merupakan perbandingan bilangan utuh yang kecil yaitu 2, 3:4
dan 2.
Terbuktilah berlaku hukum perbandingan berganda.

Latihan 9

9. Sulfur membentuk dua senyawa dengan oksigen. Pada senyawa pertama 1 g sulfur
bergabung dengan 0,998 g oksigen, dan pada percobaan kedua, 1 g sulfur bergabung
dengan 1,497 g oksigen. Tunjjukkan bahwa hasilnya konsisten dengan hukum
perbandingan berganda.

48
10. Tembaga (Cu) dapat membentuk dua oksida. Salah satu oksida mengandung 1,36 g
oksigen yang bergabung dengan 10 g Cu. Oksida yang lain mengandung 2,72 g oksigen
yang bergabung dengan 10 g Cu. Tunjukkan bahwa data tersebut menggambarkan
hukum perbandingan berganda. Sebutkan juga nama kedua senyawa tembaga tersebut?

49

Anda mungkin juga menyukai