NTERIAN PERINDUSTRIAN

ALAI BESAR PULP DAN KERTAS

uhkolot No 132, Kotak Pos 1005. Bandung 40258

2) 5202980 & 5202871; Fax (022) 5202871

OMAN PEMETAAN TEKNOLOGI

NDUSTRI PULP DAN KERTAS
DALAM
NTASI KONSERVASI ENERGI DAN
EMISI CO2 DI SEKTOR INDUSTRI (FASE 1)
PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU
DAN LINGKUNGAN HIDUP BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM
N MUTU INDUSTRI (BPKIMI)
###
DOMAN PEMETAAN TEKNOLOGI
INDUSTRI PULP DAN KERTAS DALAM
GI DAN PENGURANGAN EMISI CO2 DI SEKTOR INDUSTRI (FASE 1)
PEMBINA
Menteri Perindustrian
M.S Hidayat
PENANGGUNG JAWAB
Arryanto Sagala
TIM PENGARAH
Tri Reni Budiharti Shinta D. Sirait
TIM PENYUSUN
Ngakan Timur Antara Susi Sugesty Henggar Hardiani Sri Purwati
ahyono Rini S Soetopo Yuniarti Puspita Kencana Teddy Kardiansyah
TIM EDITOR
Sangapan Denny Noviansyah
ni Herlina Harahap Juwarso Gading
tti Rahmi Rahayu Rangga Maulana
DITERBITKAN OLEH
Balai Besar Pulp dan Kertas
ngkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan Industri dan Mutu Industri
DICETAK OLEH
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PEDOMAN
PEMETAAN TEKNOLOGI DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS DALAM IMPLEMENTASI KONSERVASI ENERGI DAN PENGUR
Edisi I. Jakarta : Kementerian Perindustrian,Januari 2011
vi +120 hlm.
Disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Alamat Penerbit:
Kementerian Perindustrian Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950
ISBN:.............................
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya s
PHASE 1) ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Pedoman ini disusun untuk meningkatkan pengetahuan
dalam pelaksanaan konservasi energi dan pengurangan emisi
CO2 di sektor industri yang telah dibahas oleh unsur pemerintah, tenaga ahli dan praktisi.
 Diharapkan Pedoman ini bermanfaat bagi para pihak
yang berkepentingan dalam menerapkan konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di sektor industri. Akhir ka
Jakarta, Januari 2011
kajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
Kepala,
Arryanto Sagala
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perkembangan pemanasan global akibat peningkatan
konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) telah memberi pengaruh kepada perubahan iklim yang pada akhirnya akan me
Indonesia sebagai negara berkembang ikut berperan serta meratifikasi protokol Kyoto melalui UU No. 17 Tahun 200
Dari sumber penghasil emisi GRK di Indonesia, sektor industri menduduki peringkat ke-4, yang diantaranya industri
Dalam buku “Pedoman Pemetaan Teknologi untuk Industri Pulp dan Kertas” disampaikan hal-hal sebagai berikut :
- Gambaran umum proses pembuatan pulp dan kertas serta pengelolaan lingkungan
- Teknologi proses pembuatan pulp yang hemat energi dan
emisi karbon rendah.
- Teknologi proses pembuatan kertas yang hemat energi dan
emisi karbon rendah.
- Teknologi proses pengelolaan lingkungan dalam kaitannya dengan emisi karbon
Gambaran umum tentang teknologi proses pembuatan
pulp menunjukkan bahwa proses kimia memiliki sifat dan kualitas produk lebih baik dari proses mekanik dan semikim
Pengelolaan lingkungan di industri pulp dan kertas merupakan kegiatan mengolah limbah cair hingga memenuhi ba
Teknologi pembuatan pulp hemat energi tidak dapat dipisahkan dengan konsep teknologi ramah lingkungan. Denga
dilakukan melalui modifikasi digester dengan metoda
delignifikasi berlanjut (extended delignification); dan aplikasi
pulping aid dengan menggunakan bahan kimia antraquinone atau phosphanate. Sedangkan pada sistem pemutihan
Beberapa aktifitas konservasi energi di unit chemical
recovery dapat dilakukan antara lain dengan cara meningkatkan perolehan energi panas yang maksimal yang dihas
Penggunaan bahan bakar biomassa pada pabrik pulp akan menghemat penggunaan batubara. Bahan bakar yang d
Penghematan energi pada proses pembuatan kertas dapat dilakukan pada setiap tahap proses. Unit stock preparat
Fourdrinier dapat meningkatkan kapasitas produksi sekitar 30
vii
% sehingga dapat menghemat energi sekitar 40 kWh/ton
kertas. Penghematan energi pada bagian pengeringan kertas dapat dilakukan dengan cara penurunan penggunaan
Sejalan dengan perkembangan peningkatan efisiensi diproses produksi melalui penghematan energi seperti yang d
Limbah padat yang dihasilkan dari industri pulp dan kertas lebih didominasi oleh limbah organik yang umumnya ber
Pengelolaan emisi gas dari industri pulp dan kertas dilakukan untuk mengendalikan partikulat dan pencemar gas. S
berdasarkan jumlah dan jenis pencemar dan ada tidaknya
potensi untuk dimanfaatkan. Atas dasar hal tersebut dapat
dipilih beberapa peralatan yaitu teknologi pengendalian partikulat yaitu siklon, saringan kain, electrostatic precpitato
Akhir kata buku pedoman pemetaan teknologi di industri pulp dan kertas ini dapat menjadi petunjuk dan berguna ba
semua pihak yang berkepentingan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………. iv
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………….. v DAFTAR ISI ……………………….………………….. x DAF
BAB I PENDAHULUAN …………………………….. 1
1.1. Isu Lingkungan Terkait dengan Perubahan
Iklim ……………………………………………. 1
1.2. Kontribusi Emisi GRK di Indonesia ………… 4
1.3. Kondisi Industri Pulp dan Kertas …………… 7
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG INDUSTRI
PULP DAN KERTAS ………………………… 13
2.1. Teknologi Proses Pembuatan Pulp ………… 13
2.2. Teknologi Proses Pembuatan Kertas ……… 24
2.3. Teknologi Pengelolaan Lingkungan ……….. 27
2.3.1. Pengelolaan Limbah Cair …………………… 28
2.3.2. Pengelolaan limab Padat …………………… 29
2.3.3. Pengelolaan Limbah Gas …………………… 31
BAB III TEKNOLOGI PROSES PULPING HEMAT
ENERGI DAN KARBON RENDAH ………… 32
3.1. Konservasi energi pada penanganan bahan
baku kayu, penyerpihan, penyaringan serpih
kayu ……………………………………………. 33
3.2. Modifikasi teknologi delignifikasi berlanjut
(extended delignification) pada sistem
pemasakan (cooking) ……………………...… 36
3.2.1. RDH (Rapid Displacement Heating) dan
Superbatch ……………………………………. 38
3.2.2. ITC (Isothermal Cooking) …………………… 40
3.2.3. Black liquor impregnation …………………… 43
3.3. Aplikasi teknologi washing menggunakan
metoda displacement baik pada brownstock
maupun bleaching ……………………………. 45
3.4. Optimasi kinerja Chemical Recovery
(recovery boiler, evaporator, recovery boiler,
lime kiln) ………………………………………. 46
3.5. Optimasi kinerja Power Boiler bahan bakar
biomassa dan batubara……………………… 50
BAB IV TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN
KERTAS HEMAT ENERGI DAN KARBON
RENDAH ……………………………………… 55
4.1. Teknologi Proses Pembuatan Kertas ……… 55
4.1.1. Stock Prep : Bagian Penggilingan (Refining) 55
…………………………………………………..
4.1.2. Mesin Kertas : Bagian Pembentukan dan
Pengepresan ……………………………….... 56
4.1.3. Mesin Kertas : Bagian Pengeringan …..…... 57
4.2. Penghematan Energi dan Sumber Emisi
Karbon Di Industri Kertas ……………..……. 60
4.3. Gambaran Investasi Untuk Beberapa
Proses Baru ………………………………….. 64
BAB V PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA
INDUSTRI PULP DAN KERTAS …………… 66
5.1. Pengelolaan Limbah Cair …………………… 67
5.1.1. Teknologi Proses Pengolahan …………….. 67
5.1.1.1. Proses Fisika – Kimia ……………………….. 67
5.1.1.2. Proses Biologi ………………………………. 67
5.1.1.2.a. Sistem Aerobic ……………………………..... 68
5.1.1.2.b. Sistem Anaerobik ……………………………. 69
5.1.1.2.b.i. Sistem Anaerobik Filter ………………….... 70
5.1.1.2.b.ii. Upflow Anaerobic Sludge Blanked (UASB)... 70
5.1.2. Pengembangan Teknologi Anaerobik dan
Penerapannya ……………………………….. 72
5.2. Pengelolaan Limbah Padat ………………… 72
5.2.1. Landfill ………………………………………… 75
5.2.1.1. Pengembangan Teknologi Landfill dan
Penerapannya ……………………………….. 77
5.2.2. Insinerasi …………………………………….. 79
5.2.2.1. Pengembangan Teknologi Insinerasi dan
Penerapannya ……………………………….. 79
5.2.2.1.a. Rotary Kiln Incinerator. ………………………. 80
5.2.2.1.b. Fludized Bed Incinerator …………………….. 80
5.2.3. Pengomposan ……………………………….. 83
5.2.3.1. Pengembangan Teknologi Pengomposan
dan Penerapannya ………………………….. 85
5.2.3.1.a. Proses pengomposan sistem terbuka …….. 85
5.2.3.1.b. Proses pengomposon sistem tertutup …….. 86
5.2.4. Proses Digestasi Anaerobik ………………… 86
5.2.4.1. Teknologi Digestasi Anaerobik …………….. 88
5.2.4.1.a. Digestasi Satu Tahap Sistem Basah ………. 88
5.2.4.1.b. Digestasi Dua Tahap ………………………... 90
5.3. Pengelolaan Emisi Gas …………………….. 92
5.3.1. Sumber Dan Karakteristik ………………….. 92
5.3.2. Teknologi Pengelolaan Emisi Partikulat dan
Gas ………………………………..…………… 94
5.3.2.1. Pemisahan Partikulat ………………………. 94
5.3.2.2. Pemisahan Pencemar Gas ………………… 100
5.3.2.3. Emisi Gas yang tidak Terkondensasi ……… 108
BAB VI PENUTUP …………………………………… 110
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 113
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ……………………………………………. 118
LAMPIRAN 2 ……………………………………………. 124
LAMPIRAN 3 ……………………………………………. 126
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Prediksi Emisi GRK di Indonesia …………. 6
Gambar 2.1. Diagram Proses Pabrik Pulp Kraft (IPPC,
2001) ………………………………………….. 16
Gambar 2.2. Distribusi Energi pada Proses Pembuatan
Pulp …………………………………………… 22
Gambar 2.3. Proses Pembuatan Kertas …………………. 24
Gambar 2.4. Proporsi Pemisahan Air dan Konsumsi
Energi …………………………………………. 25
Gambar 2.5. Distribusi Konsumsi Energi di Pabrik Kertas 26
Gambar 2.6. Proporsi Konsumsi Energi di Industri Kertas 26
Gambar 3.1. Mekanisme kerusakan serpih ……………… 35
Gambar 3.2. Dimensi tumpukan serpih yang optimal …... 36
Gambar 3.3. Siklus proses displacement batch cooking... 37
Gambar 3.4. Ringkasan berbagai siklus proses
displacement batch cooking ………………... 38
Gambar 3.5 Sistem peralatan RDH/Superbatch ………... 39
Gambar 3.6 Digester kontinyu dengan sistem
pemasakan ITC ……………………………… 42
Gambar 3.7 Black liquor impregnation ………………….. 43
Gambar 3.8 Wash master dan twin roll press …………... 46
Gambar 3.9 Penambahan 1 unit superkonsentrator …… 47
Gambar 3.10 Penambahan aliran udara kuaterner ……… 47
Gambar 3.11 FBC dan CFBC ……………………………… 51
Gambar 4.1 Teknologi Pengepresan Terkini (Shoe
Press) …………………………………………. 56
Gambar 4.2 Perbandingan Kinerja Pengepresan ………. 57
Gambar 4.3 Sistem Pengeringan Conde belt……………. 59
Gambar 4.4 Air-Impingement Drying …………………….. 59
Gambar 5.1 Fase-Fase Pada Tahapan Proses
Anaerobik ……………………………………. 76
Gambar 5.2 Landfill dengan Sistem Pengumpulan Gas
Metan dan Pemanfaatan Energinya.
( US.EPA, 2008) …………………………….. 77
Gambar 5.3 Rotary Kiln Incinerator ………………………. 80
Gambar 5.4 Fludized Bed Incinerator ……………………. 81
Gambar 5.5 Proses Pengomposan dan Emisi Gas yang
Dihasilkan …………………………………….. 84
Gambar 5.6 Tahapan Proses Digestasi Anaerobik …….. 87
Gambar 5.7. Digestasi Anaerobik Satu Tahap Sistem
Basah …………………………………………. 89
Gambar 5.8 Digestasi Anaerobik Satu Tahap Sistem
Kering …………………………………………. 90
Gambar 5.9 Diagram Alir Digestasi Anaerobik 2 Tahap .. 91
Gambar 5.10 (A). Cyclone dan Multiple Cyclone; ………... 96
Gambar 5.11 Saringan Kain (Fabric Filter) ……………….. 97
Gambar 5.12 Electrostatic Precipitator (ESP) ……………. 98
Gambar 5.13 (A).Venturi scrubber, (B). Cyclone Scrubber 99
Gambar 5.14 Packed tower scrubber ……………………... 101
Gambar 5.15 Beberapa Jenis Absober …………………… 102
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Emisi GRK Nasional-Indonesia ………………… 5
Tabel 1.2 Target Reduksi Emisi CO2 Disemua Sektor … 7
Tabel 1.3 Konsumsi Steam dan Listrik Pada Industri Pulp
Dan Kertas Di Indonesia ………………………... 8
Tabel 1.4 Konsumsi Steam dan Listrik di Beberapa
Negara ……………………………………………. 9
Tabel 1.5 Konsumsi Energi Spesifik Industri Berat …….. 10
Tabel 1.6 Peluang Penghemaan Energi …………………. 11
Tabel 1.7 Besaran Emisi Karbon dari Industri Pulp dan
Kertas …………………………………………….. 11
Tabel 1.8 Rincian Besaran Emisi Karbon dari Industri
Kertas ……………………………………………... 12
Tabel 2.1 Klasifikasi Umum Proses Pembuatan Pulp …… 14
Tabel 2.2 Ringkasan Hasil Pembuatan Pulp Secara
Umum …………………………………………….. 15
Tabel 2.3 Konsumsi Energi pada Pabrik Pulp …………… 23
Tabel 3.1 Konservasi energi pada penanganan bahan
baku kayu, penyerpihan, penyaringan serpih
kayu ……………………………………………….. 34
Tabel 3.2 Konservasi energi pada sistem pemasakan
(cooking) dan pemutihan (bleaching) …………. 44
Tabel 3.3 Konservasi energi pada sistem pencucian pulp 46
Tabel 3.4. Konservasi energi pada sistem Chemical
Recovery (Evaporator, Recovery Boiler, Lime
 kiln) ………………………………………………... 48
Tabel 3.5 Konservasi energi pada sistem Power Boiler
(bahan bakar biomassa atau batubara) ………. 52
Tabel 4.1 Perbandingan Kinerja Teknologi Baru
Pengeringan ……………………………………… 60
Tabel 4.2 Peluang Penghematan Energi di Industri
Kertas …………………………………………….. 62
Tabel 4.3 Intensitas Energi Terbaik Dunia 2009 ………… 63
Tabel 4.4 Sumber Emisi Karbon pada Pabrik Kertas …… 64
Tabel 4.5 Gambaran Investasi Untuk Penghematan
Energi ……………………………………………... 65
Tabel 5.1 Sumber dan Jenis Limbah Padat Industri Pulp
dan Kertas ……………………………………. 73
Tabel 5.2 Keunggulan dan Kelemahan dari Teknologi
Pengelolaan Limbah Padat …………………….. 74
Tabel 5.3 Beberapa Faktor yang Berperan dalam Proses
Pengomposan …………………………………… 84
Tabel 5.4. Sumber dan Karakteristik Emisi Gas dan
Partikulat ……………………………………… 92
Tabel 5.5. Klasifikasi Teknologi Pemisah Partikulat ……. 95
Tabel 5.6. FGD Tipe Basah dan Tipe Kering ……………. 103
Tabel 5.7. Metode Pengendalian NOx ……………………. 107
Tabel 5.8. Kisaran konsentrasi mudah meledak dari gas
sulfur ………………………………………….. 108
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Isu Lingkungan Terkait dengan Perubahan Iklim
Peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK)
CO2, CH4, N2O, SF6, HFC dan PFC menyebabkan meningkatnya radiasi panas (gelombang panjang) yang terperan
Emisi gas CO2 yang mempunyai sifat menyerap panas sinar matahari merupakan salah satu gas penyebab pemana
Perkembangan pemanasan global akibat emisi CO2, meningkat sampai sekitar 30% sejak tahun 1970-an.
Selama 142 tahun antara 1860-2002 suhu bumi naik sebesar 1oC dan dalam 35 tahun antara 1935-1970 suhu
bumi naik 0,5 oC, angka ini akan naik lagi menjadi paling
sedikit 2-4 oC pada tahun 2100 (IPCC-2007). Sumbangan terbesar pada terjadinya pemanasan global tersebut ada
Konvensi Perubahan Iklim atau UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) adalah sebu
Protokol Kyoto yang lahir tahun 1997 pada Periode Komitmen I (2008-2012) menyebutkan bahwa negara- negara m
Walaupun Indonesia tidak memiliki kewajiban, namun secara sukarela Indonesia meratifikasi Konvensi UNFCCC me
sejak tahun 1990. Komitmen tersebut semakin menguat
dengan diratifikasinya Protokol Kyoto melalui undang-
undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Per
###
Sektor industri merupakan penyumbang GRK
terbesar setelah sektor kehutanan, dan sektor transportasi. Di sektor industri ada 3 sumber emisi GRK yaitu kegiata
70 tahun 2009 tentang konservasi energi yang mengharuskan penghematan energi diatas 6000 TOE (ton setara mi
antara lain industri semen, industri baja, industri pulp dan
kertas, industri tekstil, indusri keramik, industri pupuk
industri petrokimia, industri makanan-minuman tertentu.
Dalam rangka implementasi PP No 70 tahun 2009, Kementerian Perindustrian melakukan kerjasama dengan ICCTF
 yang berdaya saing tinggi dan berwawasan lingkungan.
1.2 Kontribusi Emisi GRK di Indonesia
Di Indonesia, sumber penghasil emisi GRK
diklasifikasikan dalam beberapa kegiatan yaitu dari sektor kehutanan dan tata guna lahan, sektor energi, sektor indu
pada peringkat ke 4 sebesar 2,42% ( Tabel 1.1).
Tabel 1.1 Emisi GRK Nasional-Indonesia
Sumber CO2 (Gg) CH4 N2O CO2eq (Gg) %
(Gg) (Gg)
Energi 305.983 1.221 6 333.540 2,356
Industri 31.938 104 0 34.197 242
Pertanian 2.178 2.419 72 75.419 533
Perubahan Tata 649.173 3 0 649.254 4,585
Guna Lahan dan
Kehutanan

Pembakaran 172.000 - - 172.000 1,215

Lahan Gambut

Limbah 1.662 7.020 805 151.578 1,069

Total 1.415.988 100
Sumber: KLH - The Indonesian Second National
Communication,2009
Sejalan dengan aktivitas kegiatan-kegiatan tersebut di atas
yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, maka emisi GRK yang dihasilkan juga akan mengalami pu
Gambar 1.1.
1.1 Prediksi Emisi GRK di Indonesia
( Sumber : BAPENAS)
Atas dasar prediksi tersebut di atas, maka
pemerintah membuat kebijakan Energi Nasional dalam rangka menekan peningkatan emisi GRK. Untuk merealisas
• Pangsa minyak bumi turun dibawah 20% (th 2005: 54,78% )
• Pangsa gas naik diatas 30% ( th 2005: 22.24 % )
• Pangsa Batubara naik diatas 33 % ( th 2005 ; 16,77 % )
• Pangsa energi terbarukan naik 17% ( th 2005: 6,20 % )
• Elastisitas energi < 1 ( elastisitas kita 1,84 )
• Intensitas energi turun rata-rata 1% per tahun
Tabel 1.2 Target Reduksi Emisi CO2 Disemua Sektor
Emisi CO2 tahun Emisi CO2 pada tahun 2020
2020 (tanpa reduksi) (dengan target
reduksi 26%
Sektor kegiatan
26% +15%
(total 41%)

Lahan Gambut 1.09 0.28 0.057

Limbah 0.25 0.048 0.030

Kehutanan 0.49 0.392 0.310

Pertanian 0.06 0.008 0.003

Industri 0.06 0.001 0.004

Perhubungan - 0.008 0.008

Energi 1.00 0.030 0.010

Total 2.95 0.767 0.422

Bila membandingkan nilai prediksi emisi GRK tahun

2020 dari masing-masing kegiatan, dengan melaksanakan kebijakan energi nasional dan tanpa melaksanakan keb
bantuan dari luar negeri seperti terlihat pada Tabel 1.2.
1.3 Kondisi Industri Pulp dan Kertas
Sesuai dengan letak geografis Indonesia, yang
memiliki areal hutan yang luas sebagai sumber bahan baku kayu, maka Indonesia mempunyai keunggulan kompara
khususnya industri pulp dan kertas. Menurut Directori APKI
tahun 2009, perusahaan industri pulp dan kertas di
Indonesia berjumlah 81 yang terdiri dari 3 industri pulp dan kerts terpadu, 2 industri pulp, dan 76 industri kertas. Gam
Penyebaran industri pulp dan kertas di wilayah Jawa sekitar 57,96% (6.607.200 Ton/tahun), sedangkan di
wilayah Sumatera sekitar 37,43% (4.266.000 Ton/tahun) dan wilayah Kalimatan hanya 4,61% (52.500 Ton/tahun). D
dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Konsumsi Steam dan Listrik Pada Industri Pulp Dan
Kertas Di Indonesia
No Jenis Produk Kertas Konsumsi Panas (Heat) Konsumsi Listrik
kWh/ton kWh/ton
1 Koran 44 93,911
2 Sigaret 41 1750
3 Karton (Liner & medium) 244 420
4 Pulp kraft 22 468
5 Cetak-Tulis 165 600
Sumber : Hasil Survey BBPK-2010
Berdasarkan survai ke beberapa industri, data
menunjukkan bahwa kebutuhan steam terbesar terdapat pada industri yang memproduksi kertas khusus dan pulp k
listrik dan steam untuk berbagai jenis kertas.
Tabel 1.4 Konsumsi Steam dan Listrik di Beberapa Negara.
No Jenis Produk Kertas Konsumsi Panas (Heat) Konsumsi Listrik
kWh/ton kWh/ton

1 Tissue 1900 - 2800 800 - 2000

2 Khusus/spesial 1600 - 4500 600 - 3000
3 Karton (dengan deinking) 1000 - 2700 400 - 700

4 Pulp kraft 3800 - 5100 700 - 800

5 Cetak-Tulis 1000 - 1600 1200 - 1400
Sumber :IPCC, 2010
Secara keseluruhan industri pulp dan kertas
mengkonsumsi energi yang cukup besar, namun dengan perkembangan teknologi untuk melakukan pengh
memperlihatkan besaran konsumsi energi industri
pulp dan kertas dibandingkan dengan industri berat
lainnya.
Tabel 1.5 Konsumsi Energi Spesifik Industri Berat
Industri Konsumsi Energi Spesifik ( Gj /
Ton )
Baja 2,80 – 37,10
Aluminium 11,95 – 85,19
Tekstil 3,20 – 32,40
Semen 2,20 – 7,90
Pulp dan Kertas 10,70 – 34,30
Sumber : (Ray, 2008)
Pada Tabel 1.5, nampak jelas bahwa konsumsi
energi spesifik industri pulp dan kertas cukup tinggi, setara dengan industri baja dan kisaran konsumsi energi terend
Peluang penghematan energi yang dapat dilakukan dibandingkan dengan industri-industri yang lain dapat dilihat pa
Tabel 1.8.
Tabel 1.6 Peluang Penghemaan Energi
No Industri Penghematan Energi
1 Industri Tekstil 20 – 35 %
2 Industri Baja 11 – 32 %
3 Industri Pulp dan Kertas 10 – 20 %
4 Industri Keramik & Gelas 10 – 20 %
5 Industri Makanan & Minuman 13 – 15 %
6 Industri Petrokimia 12 – 17 %
7 Industri Semen 15 – 22 %
Sumber : kemenperin-2009
Tabel 1.7 Besaran Emisi Karbon dari Industri Pulp dan Kertas
Industri Emisi Potensi Reduksi (%)
(ton CO2/ton produk)

Baja 1,6 – 3,8 20 – 50

Aluminium 8,3 -8,6 15 – 25
Semen 0,73 – 0,99 11 – 40
Kilang minyak 0,32 – 0,64 10 -20
Pulp dan Kertas 0,22 – 1,4 5 -40
Sumber : (Bernstein, 2007)
Tabel 1.8 Rincian Besaran Emisi Karbon dari Industri Kertas
Emission Source Million metric tons Million short tons of
of CO2 e CO2 e per year
per year1
Direct Emission
Direct Emission associated with fuel 57.7 63.6
combustion (excluding biomass CO2)

Wastewater treatment plant CH4 0.4 0.4

releases
Forest products industry landfills2 2.2 2.4

Use of carbonate make-up chemicals 0.391 0.431

and flue gas desulfurization
chemicals
Secondary pulp and paper 2.5 2.8
manufacturing operations (i.e.,
converting primary products into final
products)
 Direct emission of CO2 from biomass 113 125
fuel combustion (biogenic)4

Process-related CO2 including CO2 Unavailable5 Unavailable5

emitted from lime kilns (biogenic)4

Indirect Emission
Electricity purchases by pulp and 25.4 28
paper mills
Electricity purchases by secondary
manufacturing operations (i.e.,
converting primary products into final 8.9 9.8
products)

Steam purchases Unavailable5 Unavailable5

Sumber : (US-EPA 2010)

BAB II
M TENTANG INDUSTRI PULP DAN KERTAS
2.1 Teknologi Proses Pembuatan Pulp
Pembuatan pulp diklasifikasikan dalam 3 jenis
proses yaitu proses mekanis, semi-kimia dan kimia. Produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik serat yang ber
90 % dari berbagai jenis proses kimia didominasi oleh proses kraft. Proses pembuatan pulp kimia, dapat melarutkan
Keunggulan pulp kimia adalah lebih baik, lebih teratur, lebih rata dan lebih kompak dengan opasitas yang lebih rend
cetak, fotokopi).
Pada pembuatan pulp mekanis lignin tidak
dihilangkan atau sebagian saja dihilangkan sehingga mempunyai kandungan serat utuh yang lebih sedikit, bersifat k
mudah menyerap tinta dan sifat cetak yang baik.
Tabel 2.1 Klasifikasi Umum Proses Pembuatan Pulp
Mekanis  Pulping dengan energi mekanik
 Rendemen tinggi (90 - 95 %)
 Serat pendek, tidak utuh, tidak murni, lemah, tidak stabil
 Kualitas cetak baik
 Sulit diputihkan

Kombinasi mekanis  Pulping dengan kombinasi perlakuan kimia dan mekanis

kimia  Rendemen sedang (interme-diate) ( 55 – 90 %)
 Sifat-sifat pulp sedang (inter-mediate)

Kimia  Pulping dengan bahan kimia dan panas

 Rendemen rendah (40 - 55 %)
 Serat pulp utuh, panjang dan murni, kuat, stabil
 Kualitas cetak rendah dan mudah diputihkan
Tabel 2.2 Ringkasan Hasil Pembuatan Pulp Secara Umum
Rendemen (%) Kekuatan Relatif
Klasifikasi Nama Proses
SW HW
 Stone Groundwood 90 - 95 5 3
RMP 90 - 95 5-6 3
Mekanis TMP CTMP 90 6-7 3-4
85 - 90 7-8 4-5

Mekanis Kimia Chemi Groundwood 85 - 90 - 5-6

Cold Soda 85 - 90 - 5-6

NSSC 65 - 80 - 6
High Yield Sulfit 55 - 75 7 6
Semikimia High Yield Kraft 50 - 70 7 6
Kraft 40 - 50 10 7-8
Sulfit 45 - 55 9 7
Kimia Soda 45 - 55 - 7-8
Gambar 2.1 Diagram Proses Pabrik Pulp Kraft (IPPC, 2001)
Proses pembuatan pulp mekanis umumnya
sederhana dan memiliki rendemen yang tinggi (90 - 95 %), oleh karena itu hanya dapat digunakan untuk kertas-kert
(corrugating medium).
Diagram alir proses pembuatan pulp dan kertas
dapat dilihat pada Gambar 2.1 (EPA, 2010). Pembuatan pulp dibagi dalam lima area proses utama, yaitu : (1) persia
Uraian dari masing-masing proses adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Kayu
Kayu merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi pulp. Kayu umumnya berbentuk gelondon
yang besar.
b. Pembuatan Pulp
Selama proses pembuatan pulp, serpih kayu dipisahkan menjadi serat selulosa individu untuk menghilangkan lignin
mekanis; (3) semi-kimia; (4) daur ulang, dan (5) lainnya
(misalnya, dissolving, non-kayu). Proses pembuatan pulp
paling umum adalah proses kimia.
Pembuatan pulp secara kimia (yaitu, kraft, soda, dan sulfit) melibatkan "pemasakan" bahan baku (serpih kayu) men
Proses pembuatan pulp kraft menggunakan larutan pemasak alkali yang terdiri dari sodium hidroksida (NaOH) dan
coklat.
Dissolving pulp dapat dibuat melalui proses kraft
ataupun sulfit, dengan tujuan untuk memperoleh pulp kayu
dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk dikonversi menjadi produk rayon, viskosa, asetat dan selofan.
c. Pemutihan Pulp
Proses pemutihan menghilangkan warna dari pulp (karena adanya residu lignin) dengan menambahkan bahan kim
kategori proses pembuatan pulp.
Bahan kimia pemutihan yang paling umum adalah
klor, klor dioksida, hidrogen peroksida, oksigen, sodium hidroksida dan sodium hipoklorit. Kekhawatiran terbentukny
atau dikirim ke bagian pengolahan limbah.
d. Pemulihan Bahan Kimia
Untuk alasan ekonomi dan lingkungan, pabrik pulp kimia melakukan proses pemulihan bahan kimia untuk mempero
proses sebagai berikut :
- Pemekatan Lindi Hitam
Lindi hitam encer (12 – 15 % padatan) dari proses pembuatan pulp yang mengandung lignin, senyawa organik dan
natrium karbonat) dan lindi putih (Na2S dan NaOH) dipekat melalui serangkaian multiple-effect evaporator (MEE) un
 meningkatkan kandungan padatannya menjadi sekitar 50
%. Lindi hitam pekat dari sistem MEE selanjutnya dioksidasi dalam sistem pengoksidasi lindi hitam atau dipekatkan
evaporator akhir/konsentrator berkisar antara 65-68 %.
- Recovery Furnace
Lindi hitam pekat disemprotkan ke dalam recovery furnace, dimana senyawa organik dibakar, dan Na2SO4 direduksi
utama Na2S dan Na2CO3. Lindi hijau juga mengandung
pengotor tidak larut dari karbon yang tidak terbakar dan
kotoran anorganik, yang disebut dengan dregs, yang dikeluarkan dalam serangkaian clarification tanks.
- Kaustisasi dan Kalsinasi
Lindi hijau dipindahkan ke area kaustisasi, dimana Na2CO3 dikonversikan menjadi NaOH dengan penambahan kap
kembali untuk proses pemasakan dalam digester.
- Pengeringan Pulp
Setelah proses pembuatan pulp dan pemutihan, pulp diolah menjadi stok yang digunakan untuk pembuatan kertas.
menggunakan pulp yang diproduksi pabrik pulp.
Recovery boiler

Power Boiler

Kondensat
Panas sekunder (air)
HPS
MPS
LPS
Turbin dan generator

Proses pembuatan
pulp

Air tambahan
Power
HPS : high pressure steam (62 – 100 bar, 460 – 500 oC)
MPS : medium pressure steam (12,5 bar, 205 oC) LPS : low preessure steam (4,1 bar, 145 oC)
Gambar 2.2 Distribusi Energi pada Proses Pembuatan Pulp
Pabrik pulp dapat menyediakan sendiri energi yang
diperlukan untuk menggerakkan operasi pabrik melalui sistem kogenerasi (cogeneration system). Energi yang dised
ditambah dengan fossil fuel boiler.
Tabel 2.3 Konsumsi Energi pada Pabrik Pulp
No Proses Steam Listrik (kWh/ADT)
(GJ/ADT)
1 Persiapan bahan baku - 50
2 Pemasukan serpih ke sistem digester - 20

3 Pemasakan dalam digester 1.7 40

4 Pencucian dan penyaringan pulp - 30

5 Delignifikasi oksigen 0.5 75

6 Pemutihan pulp 2.3 100
7 Pulp machine 2.3 141
8 Evaporator 3.1 30
 9 Power plant 2.3 60
10 Lime kiln dan rekaustisasi - 50
11 Penyediaan air panas - 32
12 Pengolahan air dan air limbah - 30
13 Lain-lain - 30
Total konsumsi 12.2 688
Pabrik pulp di Indonesia dapat menyediakan sendiri
energi yang diperlukan untuk menggerakkan operasi pabrik melalui sistem kogenerasi (cogeneration system). Energ
boiler.
Gambar 2.2 menunjukkan diagram distribusi energi
pada proses pembuatan pulp. Bahan bakar recovery boiler diperoleh dari lindi hitam yang merupakan cairan hasil re
energi pada recovery boiler merupakan salah satu siklus
dari proses pemulihan kembali bahan kimia pada proses
pembuatan pulp kraft. Bahan bakar power boiler terdiri dari biomassa yang berasal dari proses pengulitan dan rejec
Secara teoritis Recovery Boiler dapat memproduksi steam 15,8 GJ/ADt dan listrik 655 kWh/ADt. Kebutuhan steam u
power boiler berbahan bakar kulit kayu.
2.2 Teknologi Proses Pembuatan Kertas
Kertas terbuat dari tiga bahan utama, yaitu serat, air,
dan aditif. Ketiga bahan ini diproses di bagian stockpreparation, kemudian dikirim ke mesin kertas untuk dibentuk le
Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Proses Pembuatan Kertas
Proses pembuatan kertas adalah mencampurkan
serat dan aditif dengan air, kemudian airnya dipisahkan
kembali sambil membentuk lembaran. Ada karakteristik
khas pabrik kertas berkaitan dengan operasional pemisahan air ini, sebagaimana tampak pada Gambar 2.4. Proses
terbesar digunakan di bagian pengeringan.
Gambar 2.4 Proporsi Pemisahan Air dan Konsumsi Energi
Sumber energi utama yang digunakan di industri
kertas adalah steam dan listrik. Berbagai satuan operasi di pabrik kertas menggunakan kedua jenis energi ini, sebag
Distribusi Konsumsi Energi di Pabrik Kertas
Sumber : (FAPET, 1999)
Gambar 2.6 Proporsi Konsumsi Energi di Industri Kertas
2.3 Teknologi Pengelolaan Lingkungan
Perkembangan teknologi pengelolaan lingkungan di
industri pulp dan kertas (IPK) mengarah pada usaha pencegahan yaitu yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah
Penggunaan teknologi yang mencegah terbentuknya limbah adalah strategi pengelolaan lingkungan melalui program
dimanfaatkan sebagai energi alternatif.
2.3.1 Pengelolaan Limbah cair
Ditinjau dari sumbernya limbah cair IPK dapat
berasal dari beberapa tahap proses yang masing-masing memberikan karakteristik yang berbeda. Limbah cair dari
Pengelolaan limbah cair dilakukan dengan cara pengolahan limbah cair yang bertujuan untuk menghilangkan atau m
Saat ini pengolahan biologi merupakan pengolahan limbah yang penting dan banyak digunakan di IPK karena bersi
ketat, sehingga jumlah air limbah menjadi sedikit namun
kadar organiknya menjadi tinggi dan bersifat terlarut.
Limbah cair IPK memiliki karakteristik yang pencemar utamanya adalah bahan organik dan merupakan sumber carb
berpengaruh pada perubahan iklim (Climate Change)
2.3.2 Pengelolaan Limbah Padat
 Limbah padat yang dihasilkan di IPK jumlahnya
cukup besar dengan jenis dan karakteristik yang bervariasi, tergantung pada unit proses dimana limbah tersebut ter
menimbulkan masalah dalam hal penanganannya.
Teknologi pengelolaan melalui pemanfaatan limbah
merupakan solusi yang sangat direkomendasikan dan mulai mendorong pihak industri untuk melakukannya karena
Ada beberapa alternatif teknologi pengelolaan limbah padat yang dapat dilakukan di IPK, diantaranya adalah denga
Landfill adalah pengelolaan limbah padat yang sudah tidak akan dimanfaatkan lagi dengan cara penimbunan pada m
pengomposan adalah alternatif yang cukup prospektif,
namun sampai saat ini masih terkendala dengan peraturan
terhadap persyaratan penggunaan produk kompos. Sedangkan pengelolaan dengan cara digestasi anaerobik pada
atmosfer.
2.3.3 Pengelolaan Limbah Gas
Sumber penghasil emisi gas dan partikulat atau
debu yang terbesar adalah pada industri pulp kraft di unit Chemical Recovery Plant (CRP). Emisi gas ini mengandun
rumah kaca dan terjadinya perubahan iklim.
BAB III
TEKNOLOGI PROSES PULPING HEMAT ENERGI DAN KARBON RENDAH
Konsep teknologi pembuatan pulp hemat energi
tidak dapat dipisahkan dengan konsep teknologi ramah lingkungan. Dalam prinsip konservasi energi di industri pulp
Seperti diketahui bahwa industri pulp adalah salah satu industri yang sangat potensial mencemari lingkungan teruta
Untuk mendukung usaha ini, selain memperbaiki proses pemutihan yang ada ke arah teknologi pemutihan bebas kl
perolehan bilangan kappa rendah (low kappa pulping)
dengan delignifikasi berlanjut (extended delignification)
harus diterapkan tanpa mengurangi kualitas pulp atau bahkan dapat memperbaiki kualitas sebelumnya. Target bilan
Dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan pada pembuatan pulp akan bermanfaat antara lain :
• Menghemat bahan baku, dan air serta energi
• Mengurangi beban pencemaran, dan emisi udara (low carbon)
• Menghemat biaya
Proses-proses yang dapat menghemat energi dan mengurangi emisi pada industri pulp (konservasi energi) antara la
1. Penanganan bahan baku, penyerpihan, penyaringan serpih kayu
2. Modifikasi teknologi delignifikasi berlanjut (extended delignification) pada sistem pemasakan (cooking)
3. Aplikasi teknologi washing menggunakan metoda
displacement baik pada brownstock maupun bleaching
4. Optimasi kinerja Chemical Recovery (evaporator, recovery boiler, lime kiln)
5. Optimasi kinerja sistem Power Boiler (bahan bakar
biomassa atau batubara)
3.1 Konservasi energi pada penanganan bahan baku
kayu, penyerpihan, penyaringan serpih kayu
Konservasi energi pada penanganan bahan baku
kayu, penyerpihan, penyaringan serpih kayu dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini.
asi energi pada penanganan bahan baku kayu,
erpihan, penyaringan serpih kayu
No Aktifitas Konservasi energi Investasi
 1 Hindari log blocking pada menghindari mesin beroperasi Tanpa investasi
saat masuk chipper tanpa beban

2 Minimalkan tinggi mengurangi panas yang Tanpa atau sedikit

tumpukan serpih terjadi akibat tumpukan investasi

3 Ikuti prosedur fifo (first in
first out) dalam
penyimpanan serpih di chip
pile
serpih kayu akan mengalami Tanpa atau sedikit
waktu tinggal yang sama investasi
dalam tumpukan dengan
derajat degradasi yang sama
pula

4 Simpan serpih dalam chips mengurangi wood loss Memasang silo

silo
5 Aplikasi Cradle Debarker mengurangi kerusakan kayu, Modifikasi sistem
mengurangi wood loss. Hemat pengulitan
energi debarking 30% (debarking) yang
ada

6 Mengganti pneumatic chips Hemat listrik dari 18,5 Investasi dilakukan

conveyor dengan belt kWh/ton (pneumatic) menjadi dengan
conveyor 1 kWh/ton (belt), memodifikasi atau
mengganti conveyor

7 Aplikasi automatic chip Untuki mendukung Melengkapi sistem

handling and thickness terwujudnya manajemen fi-fo, control, ROI 15 –
screening meningkatkan yield, hemat 20%
bahan baku,

asi energi pada penanganan bahan baku kayu,

an, penyaringan serpih kayu (lanjutan)
No Aktifitas Konservasi energi Investasi
8 Aplikasi penyaring serpih Life-time lebih panjang Mengganti sistem
tipe bar (bar- type chip dibanding tipe konvensional, penyaringan
screens) biaya pemeliharaan rendah, konvensional
yield naik 2%, hemat energi
0,33 MMBtu/ton pulp

9 Aplikasi Chips conditioner Reject turun 1,2%, hemat modifikasi/men

energi pulping 0,19 gganti slicer yang
MMBtu/ton, hemat biaya ada
$30/hari
Gambar 3.1 Mekanisme kerusakan serpih
Gambar 3.2 Dimensi tumpukan serpih yang optimal
3.2 Modifikasi teknologi delignifikasi berlanjut (extended
delignification) pada sistem pemasakan (cooking)
Prinsip dasar memperoleh pulp bilangan kappa
rendah adalah mengatur selektifitas delignifikasi dengan metoda antara lain :
- Konsentrasi alkali aktif harus rendah pada awal pemasakan dan dipertahankan agar relatif seragam selama pema
- Konsentrasi SH- harus tinggi, terutama selama awal delignifikasi
- Kandungan lignin yang terlarut dalam cairan pemasak harus dipertahankan agar tetap rendah, terutama pada
tahap akhir pemasakan
Prinsip prosesnya adalah menyimpan black liquor
pada proses cooking untuk digunakan (re-use) pada
cooking berikutnya. Semakin banyak siklus proses yang
harus dilalui seperti pada Gambar 3, semakin hemat energi
yang diperlukan.
Gambar 3.3 Siklus proses displacement batch cooking
Metoda yang dapat digunakan pada sistem batch
adalah modifikasi digester displacement cooking dengan cara cold blow, rapid displacement cooking, superbatch, e
impregnation (compact cooking atau impregnation bin).
Gambar 3.4 Ringkasan berbagai siklus proses displacement
batch cooking
3.2.1 RDH (Rapid Displacement Heating) dan
Superbatch
Proses pembuatan pulp pada prinsipnya dilakukan
dengan cara memanfaatkan lindi hitam hangat dan panas yang dipakai untuk merendam serpih sebelum dilakukan
rendah.
Sistem peralatan utama :
- digester displacement screen
- hot black liquor accumulator (tangki lindi hitam panas)
- hot white liquor accumulator (tangki lindi putih panas)
- warm black liquor accumulator (tangki lindi hitam
hangat)
- cool black liquor accumulator (tangki lindi hitam dingin)
- white/black liquor exchanger (alat pemindah panas lindi putih/hitam)
Gambar 3.5 Sistem peralatan RDH/Superbatch
Proses RDH/Superbatch :
- Pengisian serpih ke dalam digester (dengan steam packing, isi digester meningkat 25%)
- Pengisian warm liquor ke dalam digester dari tangki lindi hitam hangat. Discharge valve ditutup, digester ditekan d
- Kelebihan (ekses) hot black liquor dari tangki lindi
hitam panas dilewatkan melalui heater (alat pemindah panas) dan digunakan untuk memanaskan white liquor
yang selanjutnya disimpan dalam hot white liquor
accumulator. Hot white liquor dan hot black liquor dari tangki lindi hitam panas dipompa ke dalam digester, meminda
- Cooking dimulai dengan suhu awal digester sekitar 160oC, faktor H dicatat melalui sistem kontrol terdistribusi (DC
- Setelah target faktor-H tercapai, washer filtrate dipompa ke dalam digester dan memindahkan hot liquor ke dalam
- Setalah massa pulp dalam digester dingin, pulp diblow dengan udara tekan tanpa penambahan steam). Teknologi
tinggi.
3.2.2 ITC (Isothermal Cooking)
Teknologi ITC merupakan modifikasi dari MCC (modified continuous cooking) dan EMCC (extended modified contin
cooking zone. Dalam sistem konvensional hanya ada 3
zona, yaitu impreganation zone, heating and cooking zone,
washing zone. Dalam ITC suhu ditingkatkan secara drastis pada zona washing (hi-heat washing) sampai pada titik d
Dengan menyeragamkan suhu pada seluruh digester akan menurunkan suhu pada zona cooking, suhu zona cooki
turun.
Efisiensi washing tidak turun meskipun pada zona
hi-heat washing ditambahkan alkali sekitar 6%, hal ini disebabkan proses pencucian pada sistem ITC menggunaka
dengan temperatur pemasakan.
Gambar 3.6 Digester kontinyu dengan sistem pemasakan ITC
3.2.3 Black liquor impregnation
Gambar 3.7 Black liquor impregnation
Prinsip black liquor impregnation adalah menambah
1 unit reactor impregnasi yang berfungsi untuk merendam serpih dengan black liquor. Prinsip ini mirip dengan displa
Konservasi energi yang dapat dilakukan pada unit pemutihan pulp adalah memanfaatkan panas yang terbentuk dar
recovery panas (heat recovery) pencucian pulp.
Ringkasan konservasi energi pada pada system
pemasakan dan pemutihan pulp dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Konservasi energi pada sistem pemasakan
(cooking) dan pemutihan (bleaching)
No Aktifitas Konservasi energi Investasi
1 Modifikasi batch digester Hemat steam dari 1,38 ton/ton menambah heat
dengan metoda delignifikasi pulp (konvensional) menjadi exchanger, pompa
berlanjut (extended 0,30 ton/ton (RDH), yield naik dan tangki
delignification) : 2 – 3% penampung filtrat
- RDH displacement hangat
- Superbatch dan panas
- Coldblow
- Enerbatch

2 Modifikasi batch digester
dengan teknologi
delignifikasi berlanjut
(extended delignification) :
- Isothermal cooking (ITC)
- Lo-solids
- Black liquor impregnation
(BLI)
Hemat steam dari 0,72 ton/ton Menambah zona
pulp (konvensional) menjadi cooking pada sistem
0,4 – 0,5 ton/ton pulp, yield ITC dan Lo- solids,
naik sekitar 1% menambah 1 buah
vessel ukuran
sedang dan auxiliary
untuk BLI

3 Aplikasi pulping aid : Dengan anthraquinone yield Tambahan biaya

- Antrhraquinone naik 2-5%, rejects makin produksi langsung
- Phosphanate turun, Kappa rendah, emisi
sulfur rendah. Phosphanate
menghemat steam
8 – 10%, yield pulp
naik 4 – 6%.

Lanjutan Tabel 3.2 Konservasi energi pada sistem

pemasakan (cooking) dan pemutihan (bleaching)
No Aktifitas Konservasi energi Investasi
4 Heat recovery dari unit Memanfaatkan panas dari kap menambah unit heat
bleaching pencuci (washer hood) untuk exchanger dan
memperoduksi air panas tangki.

5 Chlorine dioxide (ClO2) heat Preheating ClO2 sebelum Menambah instalasi

exchange masuk mixer dapat menghemat heat exchanger
steam pada sistem umpan
ClO2. Biaya investasi
$124000, pay back
period 2 tahun.

3.3 Aplikasi teknologi washing menggunakan metoda

displacement baik pada brownstock maupun
bleaching
Teknologi pencucian pulp banyak menggunakan
teknologi yang bekerja dengan prinsip pengenceran pulp dengan air (dilution) dilanjutkan dengan displacement. Den
Untuk menghemat energi pada proses pencucian dimodifikasi sistem pressurized displacement, dimana dengan me
ini adalah pressure diffusion, twin roll press, wash press,
wash master. Dilution factor sekitar 0,6 – 0,9, selain
menghemat energi juga menghemat penggunaan air.
Gambar 3.8 Wash master dan twin roll press
Tabel 3.3 Konservasi energi pada siistem pencucian pulp
Aktifitas Konservasi energi Investasi
Perbaikan proses Lebih efisien, menghilangkan lebih Mengganti sistem
pencucian pulp banyak solids, konsumsi power, pencucian
menggunakan sistem steam, bahan kimia pemutih lebih konvensional
displacement rendah. Hemat steam 9,500 Btu/ton
dan hemat listrik 12 kWh/ton.

3.4 Optimasi kinerja Chemical Recovery (recovery

boiler, evaporator, recovery boiler, lime kiln)
Peluang konservasi energi Recovery Boiler
dilakukan dengan cara meningkatkan perolehan energi panas yang maksimal yang dihasilkan dari proses
pembakaran. Efisiensi pembakaran dapat ditingkatkan
antara lain dengan menambah padatan total lindi hitam yang masuk tungku boiler, menambah satu tingkat udara
kuartener, dan lain-lain.

RECOVERY
BOILER

6 5 4 3 2 1

Super
Konsen
-
trator

Mixing tank

Condensate
Gambar 3.9. Penambahan 1 unit superkonsentrator
Udara kuaterner
Udara sekunder tingkat atas
Udara sekunder
Udara tersier
Udara primer
Gambar 3.10. Penambahan aliran udara kuaterner
Konservasi energi pada sistem Chemical
Recovery selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini
Tabel 3.4 Konservasi energi pada sistem Chemical Recovery
(Evaporator, Recovery Boiler, Lime kiln)
No. Aktifitas Konservasi energi Investasi
1 Penggunaan - Lindi hitam pekat naik Menambah alat
superkonsentrator pada dari 70 superkonsentrator dan
evaporator menjadi 80% pompa dalam sistem
- Steam economy 6 kg evaporator.
H2O/ton
steam, 1,6 kg solid/kg
pulp
- Konsumsi steam
3,1 GJ/ADt, listrik
30 kWh/ADt

2 Perbaikan composite Meningkatkan efisiensi Mengganti pipa carbon

tubes untuk pipa boiler, menurunkan steel menjadi co-extruded
Recovery boiler shutdown, menurunkan tube terutama di bagian
korosi superheater

3 Sistem monitoring Kontrol dan inspeksi yang Menambah handheld

deposit Recovery boiler baik akan meningkatkan infrared inspection sistem
heat transfer surfaces,
deteksi dini penyumbatan
(plugging) dan kerusakan
pipa (fouling) dapat
dimonitor sehingga akan
mengurangi shut down.

Lanjutan Tabel 3.4. Konservasi energi pada sistem Chemical

Recovery (Evaporator, Recovery Boiler, Lime kiln)
No. Aktifitas Konservasi energi Investasi
4 Aplikasi intelligent monitoring deposit Modifikasi
sootblowing (plugging dan fouling) sootblowing yang
dilanjutkan dengan ada menjadi sistem
pembersihan dengan intelligent
 4
sootblowing

metoda intelligent sootblowing

shoot blowing, akan
menghemat steam
tekanan tinggi 2%
5 Penambahan aliran Menurunkan particle carry Investasi $300,000
udara kuartener pada over dan tube fouling, - $500,000 untuk
Recovery boiler menurunkan frekwensi menambah level udara
recovery boiler washing, baru
menurunkan shut down,
HPS 100 bar 500 oC,
meningkatkan energi 3 –
5% dan reheat.

6 Lime kiln oxygen Meningkatkan efisiensi Investasi rendah, hanya

enrichment pembakaran, mengurangi perlu pipa dan sistem
konsumsi bahan bakar 7 – injeksi O2. Pay back
12%. period 1 – 3 tahun.

7 Memperbaiki Menghemat energi 0,47 Modifikasi atau mengganti

sistemfiltrasi CaCO3 dan MMBtu/ton CaO atau sistem yang sudah ada
refactory brick pada lime hemat energi 5%
kiln

3.5 Optimasi kinerja Power Boiler bahan bakar

biomassa dan batubara
Penggunaan bahan bakar biomassa pada pabrik
pulp akan menghemat penggunaan batubara. Karena berbasis bioenergi maka emisi CO2 yang dihasilkan rendah. U
Dalam sistim sirkulasi pada boiler tipe CFBC, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan melayang dari bed. P
pada kapasitas yang lebih besar, mengurangi emisi SO2 dan NOx yang lebih besar pula.
Gambar 3.11. FBC dan CFBC
Tabel 3.5.Konservasi energi pada sistem Power Boiler (bahan
bakar biomassa atau batubara)
No. Konservasi energi Keuntungan Investasi
1 Monitoring dan control Sistem pengendalian yang Mengaplikasikan
kontinyu sistem dapat mengukur, memonitor sistemcontinuous
pembakaran dan mengontrol oksigen dan monitoring dan kontrol
karbon dapat mengoptimalkan mutakhir. Investasi
campuran bahan bakar/udara $200000, pay back
untuk mencapai suhu flame period 6 bulan
yang tinggi, untuk mencapai
efisiensi energi maksimal dan
mengurangi emisi udara.
 2 Menurunkan jumlah Mencegah kebocoran dan Pemeliharaan,
flue gas dengan menghemat energi 2 – 5%. monitoring dan inspeksi
menghindari kebocoran rutin

3 Mengurangi udara Penggunaan udara ekses -

ekses (excess air) selama ± 15%
dapat munurunkan emisi NOx

4 Memperbaiki Menghemat energi 6 – 26% Pemeliharaan rutin dan

sistemisolasi mengganti dengan
sistemperpipaan material baru

5. Konservasi energi pada sistem Power Boiler

an bakar biomassa atau batubara)
No. Konservasi energi
5 Pemeliharaan boiler
(boiler maintenance) bekerja maksimal (peak
Keuntungan Investasi
Untuk menjaga boiler selalu Mengaplikasikan
program manajemen
performance), dengan pemeliharaan boiler
memperbaiki
sistemmanajemen boiler
maintenance yang baik dapat
menghemat energi sebesar
10%.

6 Penggunaan kembali Menghemat air (fresh water) Memasang sistem

kondensat (ccndensate dan bahan kimia pengolahan condensate return
return) air boiler

7 Menimimalkan boiler Blowdown yang optimal akan Memasang sistemblow

blow down meminimalkan pembentukan down otomatis systems
depost boiler, menghemat can be installed to
bahan bakar 1,1% optimize
blow down rates

8 Blow down steam Dapat menjaga sifat- sifat Menambah instalasi

recovery termodinamika steam dan air,
menurunkan potensi korosi
dalam sistemperpipaan,
menghemat bahan bakar
1,2%.
sisteminstalasi
continuous blow down
heat recovery systems

Konservasi energi lain yang dapat ditempuh pada

industri pulp adalah aplikasi teknologi gasifikasi batubara, dimana dalam proses gasifikasi ini, hidrokarbon diubah m
Gasifikasi juga dapat dilakukan terhadap biomassa yang terdapat pada pabrik pulp, antara lain kulit kayu, pin chips
 kiln.
Penggunaan bahan bakar bio lainnya yang dapat
dikembangkan adalah memanfaatkan kandungan energi yang terdapat dalam NCG (non-condensible gases). Deng
CO2.
BAB IV
TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN KERTAS HEMAT ENERGI DAN KARBON RENDAH
4.1 Teknologi Proses Pembuatan Kertas
4.1.1 Stock Prep : Bagian Penggilingan (Refining)
Bagian penggilingan adalah unit di stock prep yang paling banyak mengkonsumsi energi. Pada dasarnya tindakan p
Pemilihan model pisau refiner (refiner bar pattern) juga turut menentukan knsumsi energi penggilingan. Model-mod
Teknologi terkini untuk penghematan energi penggilingan adalah dengan menggunakan enzim. Untuk enzim tertentu
pada menggunakan aditif kimia.
4.1.2 Mesin Kertas : Bagian Pembentukan dan
Pengepresan
Semua mesin kertas menggunakan sistem vakum di bagian pembentukannya. Kerja sistem vakum yang tidak efekt
penghematan energi sekitar 40kWh / ton kertas.
Gambar 4.1 Teknologi Pengepresan Terkini (Shoe Press)
Gambar 4.2 Perbandingan Kinerja Pengepresan
Biasanya, proses pengepresan lembaran kertas
dilakukan oleh dua permukaan rol yang berputar. Inovasi baru menunjukkan bahwa salahsatu rol, khususnya alas u
50% dibandingkan dengan 5 – 7 % untuk konvensional.
4.1.3 Mesin Kertas : Bagian Pengeringan
Penerapan teknologi maju untuk kontrol dryer menunjukkan adanya penghematan energi sebesar 4500 lb steam/jam
sistem heat recovery. Sistem heat recovery dapat
ditingkatkan dari 15 % menjadi 60 – 70 % bila disertai
dengan perawatan yang benar.
Suhu ventilasi pocket seringkali dikendalikan dengan suhu udara yang tinggi lebih dari kebutuhan minimalnya. Akiba
Penggunaan teknologi baru untuk proses pengeringan juga dimungkinkan, misalnya sistem pengeringan Condebelt
Sistem Air Impingement Drying, menggunakan udara panas sehingga penggunaan steam lebih sedikit tetapi listrikny
pun dapat digunakan sebagai alternatif sistem pengeringan
silinder konvensional. Penghematan steam bisa mencapai
10 – 40 %, tetapi listriknya meningkat 5 %.
Gambar 4.3 Sistem Pengeringan Condebelt
A. Langsung B. Tak Langsung
Gambar 4.4 Air-Impingement Drying
Tabel 4.1 Perbandingan Kinerja Teknologi Baru
Pengeringan
Secara ringkas, tindakan yang dapat dilakukan
untuk efisiensi proses pengeringan kertas adalah :
a. Pengendalian Proses Drying
b. Pengendalian Titik Embun
c. Optimasi Pengeluaran Air di Forming dan Pressing
d. Penurunan Kehilangan Energi Pada Blowthrough
e. Penurunan Konsumsi Udara
f. Optimasi Suhu Ventilasi Pocket
g. Pemanfaatan Kembali Sisa Panas
h. Penggunaan Shoe (Extended Nip) Press
i. Optimasi Sistem Vakum mesin Kertas
j. Penggunaan Teknologi Maju : Gap Forming; CondeBelt Drying; Air Impingement Drying
4.2 Penghematan Energi dan Sumber Emisi Karbon Di
Industri Kertas
Energi digunakan pada berbagai satuan proses di
industri kertas. Energi digunakan untuk menggerakkan
motor, pompa, vakum, pengeringan, dan sebagainya. Peluang penghematan energi diberbagai tingkatan tentu
saja ada, tetapi sebaiknya dipilah agar tindakan
penghematan energi cukup efektif.
Peran dan peluang penghematan energi pada berbagai proses utama di industri kertas, terlihat pada Tabel 4.2. Pad
Pada Tabel 4.2 tersebut juga dapat dilihat, peluang terbesar untuk penghematan energi ada di dua tempat, yaitu ref
bahan baku dan produknya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Peluang Penghematan Energi di Industri Kertas
Sumber : (EU-China, 2009)
Pada Tabel 4.3, dijelaskan kisaran intensitas energi
untuk pabrik kertas 7,2 – 10,5 GJ/ADt, sedangkan pabrik terintegrasi 6,6 – 22,4 GJ/ADt. Data di atas adalah data BA
paling praktis digunakan sat ini.
Tabel 4.3 Intensitas Energi Terbaik Dunia 2009
Bahan Baku Produk Intensitas Energi (Gj / Adt)

Pulp Uncoated Fine (wood free) 90

Coated Fine (wood free) 104
Koran 72
Karton 96
Kraft Lainer 78
Tisu 105

Recovered Paper Karton (Tanpa Deinking) 112

Koran (Deinking) 76
Tisu (Deinking) 113

Kayu Bleached Uncoated Fine 183

KraftLiner & Bag Paper 176
Bleached Coated Fine 224
Bleached Uncoated Fine 223
Koran 66
Kertas Majalah 73
Karton 118
Sumber : (Eu-China, 2009)
Menurut (NCASI, 2005), emisi karbon dari industri
pulp dan kertas dapat dikategorikan sebagai emisi langsung dan tidak langsung. Emisi langsung berarti emisi dari s
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Sumber Emisi Karbon pada Pabrik Kertas
Emisi Sumber Emisi Karbon
Emisi Langsung - Power boiler, turbin, atau peralatan pembakaran lain
yang menghasilkan steam atau power untuk pabrik
- Insinerator
- Dryer dengan bahan bakar gas atau bahan bakar fosil
lainnya
- Kendaraan dan permesinan setempat
- Kendaraan transportasi dari dan ke dalam perusahaan

Emisi Tak Langsung - Penyiapan serat virgin atau serat sekunder

- Screening, thickening, washing
- Produksi kertas dan karton termasuk
pembersihan stok dan refining
- Proses salut
- Trimming, roll wrapping, sheet cutting
- Operasi normal kantor dan bangunan untuk
pegawai
- Peralatan pengolahan limbah
- Peralatan kontrol emisi seperti ESP dan biofilter

4.3 Gambaran Investasi Untuk Beberapa Proses Baru

 Berbagai peluang penghematan energi yang
dipaparkan di atas adalah upaya yang sudah dilakukan industri kertas pada skala komersial, sehingga dengan dem
yang akan dirangkum pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Gambaran Investasi Untuk Penghematan Energi
Proses / Teknologi Penghematan Energi Perkiraan Investasi

Shoe Press Steam 2-15% USD 40,24 /ton

Gap Former Listrik 40 kWh/ton USD 75.750/ inci lebar

Advanced Dryer Control Steam 2 kg/jam Pay Back Period : 3 tahun

Closed Hood and Steam 0,72 MMBTU/ton USD 9,57 / ton

Ventilation System Listrik 6,3 kWh/ton
Waste Heat Recovery Steam 0,4 MMBTU/ton USD 18 /ton

Condebelt Drying Steam 15 % USD 28 /ton

Listrik 20 kWh/ton
Sumber : (EPA, 2010)
BAB V
AAN LINGKUNGAN PADA INDUSTRI
PULP DAN KERTAS
5.1 Pengelolaan Limbah Cair
Limbah cair industri pulp dan kertas bersifat sangat
mencemari sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap kesetimbangan lingkungan terutama badan air penerim
Perkembangan teknologi yang mengarah pada peningkatan efisiensi proses produksi dan daur ulang air telah dapa
Pemilihan teknologi proses pengolahan limbah cair didasarkan atas karakteristik limbah, kehandalan dan kinerja pr
dengan tahapan proses melalui perlakuan fisika, kimia, dan
biologi atau kombinasinya sesuai dengan target hasil yang
diharapkan
5.1.1 Teknologi Proses Pengolahan
5.1.1.1. Proses Fisika – Kimia
Proses ini biasanya digunakan diawal pengolahan, tujuannya adalah untuk menghilangkan pencemar padatan tersu
kimia dan clarifier
5.1.1.2. Proses Biologi
Pengolahan limbah cair industri pulp dengan proses biologi tujuan utamanya adalah menyisihkan pencemar senyaw
Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas mikroba, perlakuan biologi dibedakan
bersifat mudah dibiodegradasi. Proses anaerobik
diutamakan untuk mengolah air limbah yang beban
organiknya tinggi dan merupakan senyawa kompleks yang sulit dibiodegradasi.
5.1.1.2.a. Sistim aerobic
Dalam sistem aerobik, bahan-bahan pencemar organik teroksidasi secara biologis menjadi air (H2O) dan gas CO2, d
Pada umumnya pengolahan secara biologi proses aerobik yang banyak diterapkan di industri pulp dan kertas adala
Tahapan proses pengolahannya terdiri dari equalisasi, aerasi lumpur aktif, sedimentasi, dan sistem pengembalian lu
suspended solid (MLSS) antara 2000-4000 ppm , waktu
tinggal di bak aerasi antara 10 – 24 jam , dan dengan umur
lumpur 5 – 15 hari.
5.1.1.2.b. Sistim anaerobik
Proses anaerobik adalah proses biodegradasi senyawa organik menjadi gas metan (CH4) dan karbon dioksida (CO2
Proses penguraian senyawa organik komplek menjadi biogas oleh aktivitas bakteri yang hidup dalam lingkungan an
- Bakteri asidogenik , terdiri dari bakteri pembentuk asam organik, butirat dan propionat , serta asam asetat oleh bak
- Bakteri metanogenik , terdiri bakteri asetofilik yang merubah asam asetat menjadi gas metan (CH4) , dan bakteri h
CO2 menjadi gas CH4.
Efektivitas pengolahan limbah cair dengan sistim
anaerobik dipengaruruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah suhu, pH, alkalinitas dan nutrisi dengan kondisi o
- Suhu : 35 oC – 37 oC (mesofilik),
: 45 oC – 55 oC (termofilik)
- Alkalinitas : 1000 – 5000 mg/l CaCO3
- Nutrisi : COD : N : P = 350 : 5 : 1
- pH : asidifikasi < 6 ; metanasi > 6,5
Untuk mengoptimalkan dan mendistribusikan
aktivitas mikroba agar proses biodegradasi maksimal dapat digunakan bio reaktor yang diklasifikasikan sebagai bior
(UASB).
5.1.1.2.b.i. Sistim anaerobik filter
Sistim anaerobik filter didalam reaktornya dilengkapi media penunjang untuk melekatnya mikroorganisma, dan seba
Kebutuhan energi yang digunakan untuk pompa- pompa seperti pompa nutrisi,bahan kimia, resirkulasi masing-masi
urea, H3PO4), antara (1,5 – 2,0 kW/m3)
5.1.1.2.b.ii.Upflow Anaerobic Sludge Blanked (UASB)
Pengolahan air limbah sistim anaerobik yang menggunakan reaktor upflow anaerobik sludge blanket (UASB) akan
aklimatisasi mikroorganisme dan pembentukan lumpur
granular dengan pengaturan laju aliran up-flow , maka
mikroorganisma yang semula tersuspensi dalam cairan akan mengalami pertumbuhan biomasa lumpur membentuk
 Fluktuasi efisiensi penurunan COD yang relative stabil
 Ratio (nilai perbandingan) konsentrasi asam volatile terhadap konsentrasi alkalinitas atau adalah 0,1
 Nilai pH larutan berfluktuasi pada daerah pH netral
,yaitu berkisar antara 6,8 – 7,5
Kebutuhan energi yang digunakan pada anaerobik
sistem UASB ini relatif sama dengan sistem anaerobik filter. Sistim anaerobik UASB dapat beroperasi pada beban
produksi sebanyak 0,3 – 0,4 m3/kg COD reduksi.
5.1.2 Pengembangan Teknologi Anaerobik dan
Penerapannya
Pada umumnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada pengolahan limbah cair terdapat pada pengolahan sist
Pengembangan teknologi anaerobik menuju emisi karbon rendah pada proses pengolahan limbah cair harus dileng
bahan bakar fuel.
5.2 Pengelolaan Limbah Padat
Industri pulp dan kertas selain menghasilkan limbah
cair juga menghasilkan limbah padat yang jumlahnya cukup besar. Jenis dan karakteristik limbah padat yang dihasil
dan apakah termasuk limbah bahan berbahaya dan
beracun (limbah B3) atau limbah non B3. Dengan
mengetahui karakteristik limbah padat ini, akan dapat menentukan teknologi pengelolaannya yang tepat. Sumber d
kertas secara umum dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Sumber dan Jenis Limbah Padat Industri Pulp dan
Kertas
Sumber limbah Jenis limbah
1. Unit penyediaan bahan baku - Kulit dan serbuk kayu, lumpur, pasir
kayu - Padatan sisa saring (reject) berupa
2. Unit pencucian dan penyaringan mata kayu
pulp - Lumpur kapur (lime mud), dreg dan grit
3. Unit pemulihan bahan kimia - Lumpur serat, plastik, lumpur tinta
(CRP) - Lumpur primer, lumpur sekunder
4. Unit persiapan kertas bekas - Abu (fly ash dan bottom ash)
5. Unit pengolahan air limbah
(IPAL)
6. Unit power plant

Dari beberapa limbah padat yang dihasilkan

tersebut yang jumlahnya besar dan menimbulkan masalah adalah limbah organik berupa sludge dari unit IPAL; limb
terhadap lingkungan, khususnya limbah organik yang
merupakan sumber karbon yang berkontribusi dalam
memproduksi emisi karbon (GRK) yang berkaitan dengan
issue global warming.
Tabel 5.2 Keunggulan dan Kelemahan dari Teknologi
Pengelolaan Limbah Padat
Teknologi
Landfill Insinerasi Pengomposan Digestasi
Item Aerobik Anaerobik
Daya hancur lambat cepat Sedang sedang
limbah
Efektifitas proses rendah tinggi Sedang sedang

Konsumsi energi rendah tinggi Rendah sedang

Pengendalia n mudah sulit Sedang sulit

proses
Kebutuhan lahan besar kecil Besar sedang

Investasi alat besar besar Sedang besar

Biaya operasional rendah tinggi Sedang tinggi

Potensi rendah tinggi Rendah tinggi

pemanfaatan
energi
Potensi emisi gas rendah tinggi Sedang sedang

Ada beberapa teknologi pengelolaan limbah padat

yang digunakan di industri pulp dan kertas, yang pemilihannya didasarkan atas tinjauan dari beberapa aspek baik
limbah tersebut untuk dimanfaatkan menjadi produk
samping. Pengelolaan limbah padat di industri pulp dan
kertas pada umumnya menggunakan teknologi : (1) landfill; (2). insinerasi; (3). digestasi anaerobik dan (4). pengom
(Tabel 5.2.).
5.2.1 Landfill
Pengelolaan limbah padat dengan landfill dipilih atas dasar tujuan bahwa limbah padat tersebut tidak dimanfaatkan
Mekanisme proses yang terjadi dalam landfill berlangsung lambat dan terdiri dari beberapa fase penguraian seperti
aerobik fakultatif, anaerobik.
Gambar 5.1 Fase-Fase Pada Tahapan Proses Anaerobik
Gas hasil penguraian mikroba di dalam landfill
didominasi oleh gas CH4 dan CO2 yang masing-masing memiliki konsentrasi relatif sama. Sedangkan gas lainnya ya
1. Jumlah total dari limbah yang dibuang ke landfill per tahun
2. Umur penimbunan landfill
3. Karakteristik limbah, seperti temperatur dan kadar air tanah
5.2.1.1. Pengembangan Teknologi Landfill dan
Penerapannya
Teknologi landfill yang berkembang saat ini dilengkapi dengan pengendalian terhadap jumlah dan jenis limbah yang
emisi karbon rendah dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Landfill dengan Sistem Pengumpulan Gas
Metan dan Pemanfaatan Energinya. ( US.EPA, 2008)
Sistem pengumpul gas pada landfill diantaranya
terdiri dari penangkap gas (wells), pipa-pipa, blower, dan teknologi lain yang memungkinkan dapat meningkatkan kin
menggunakan teknologi pembakaran gas landfiil dengan
memasang peralatan seperti turbin, mesin reciprocating,
boiler, heater, atau kiln sebagai unit utama. Untuk tujuan regulasi dan keamanan , rancangan landfill dengan teknolo
Landfill dirancang pula dengan tujuan untuk mencegah pencemaran dari timbulan lindi dari limbah yang termasuk ka
Pada umumnya landfill yang ada pada industri pulp dan kertas di Indonesia masih menggunakan teknologi yang han
atmosfer.
5.2.2 Insinerasi
Proses insinerasi adalah alternatif pengelolaan limbah padat yang dipilih atas dasar kemampuannya dalam mengur
memiliki nilai kalor yang tinggi (> 3000 kalori).
5.2.2.1. Pengembangan Teknologi Insinerasi dan
Penerapannya
Teknologi insinerator mengalami perkembangan yang cukup pesat, sejalan dengan peningkatan kebutuhan energi s
Perkembangan desain insinerator yang semula hanya dilengkapi penanganan emisi gas dengan cara sederhana me
adalah sebagai berikut dibawah ini.
5.2.2.1.a. Rotary Kiln Incinerator
Tipe insinerator ini banyak digunakan karena dapat digunakan untuk mengolah berbagai jenis limbah
dengan kisaran kadar air yang bervariasi.
Gambar 5.3 Rotary Kiln Incinerator
(http://www.google.co.id/search?hl=id&source=Rotary
+Kiln+Incinerator)
Rotary kiln berbentuk silinder horizontal yang
berputar dengan kecepatan antara 0,75 – 2,5 rpm sehingga terjadi pencampuran antara limbah dengan udara pem
pembakaran mempunyai rentang antara 815 – 16500 C.
5.2.2.1.b. Fluidized Bed Incinerator
Insinerator tipe ini mempunyai ruang bakar
sistem fluidisasi dengan kontruksi rapat dan kedap udara untuk menjaga sistem pada tekanan positif dan mencegah
 kebocoran panas dari hasil pembakaran. Ruang bakar
berisi tumpukan pasir yang akan terfluidisasi oleh hembusan udara yang mengalir masuk dengan dipanaskan dulu o
udara panas dengan turbulensi tinggi.
mbar 5.4 Fludized Bed Incinerator
e.co.id/images?um=fludized+bed+incinerator)
Dengan sistem fluidisasi ini maka terjadi kontak antara
pasir panas dengan limbah , sehingga air yang terkandung dalam limbah berubah menjadi uap, dan akhirnya terjadi
pembakaran.
Di Indonesia, penerapan insinerator untuk
pengelolaan limbah industri harus mengikuti peraturan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementerian KLH a
- Desain insinerator memiliki spesifikasi yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
- Melakukan uji coba pengoperasian insinerator dan pengendalian pencemaran emisi gas
- Mencatat kondisi operasi, hasil pembakaran, dan efisiensi pembakaran
- Melaksanakan pemantauan sesuai ketentuan yang
ditetapkan.
Pada umumnya penerapan insinerator untuk
pengelolaan limbah padat banyak dilakukan oleh industri kertas yang menggunakan bahan baku kertas bekas, terut
dapat diumpankan dalam bentuk pelet atau briket.
5.2.3 Pengomposan
Tujuan pengomposan adalah untuk menstabilkan bahan-bahan organik yang berasal dari limbah, mengurangi bau,
gas dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Udara
Mikroorganisme
Kelembaban
Karbohidrat/lipid
Selulosa
Protein
Lignin Abu (ash)
Nitrogen
Siklus
CO
Metabolit intermediate
H2
nitrogen
Organisme baru
Humus/kompos
panas
Proses Pengomposan dan Emisi Gas yang
Dihasilkan
umber : Valzano, F. et al, 2001)
Pada proses pengomposan akan terjadi
peningkatan suhu dari mesofilik ke termofilik. Ketika suhu mencapai 40°C, aktivitas mikroba mesofilik diganti ole
mikroba termofilik. Pada suhu di atas 55°C beberapa
mikroorganisme yang bersifat pathogen akan mati. Selama fase termofilik, suhu tinggi mempercepat penguraian pro
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan antara lain rasio C/N; ukuran partikel; aerasi; porositas; ka
ditambahkan.
Tabel 5.3 Beberapa Faktor yang Berperan dalam Proses
Pengomposan
Parameter Nilai Optimum
C/N ratio 35 : 1
kadar air 50 – 75%, tergantung jenis bahan yang akan
dikomposkan.
Ukuran 50 mm untuk pengomposan cara windrow
partikel
 Aliran udara 0,6 – 1,8 m3 udara.hari-1,kg-1padatan tervolatil selama
phase termofilik dan menurun pada phase pematangan.

pH 6,5 – 8,0
Oksigen > 10% v/v
Temperatur 55oC ( 50-65oC)
Sumber : Turpeinen, 2007
5.2.3.1. Teknologi Proses Pengomposan dan
Penerapannya
Proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengom
Teknologi pengomposan sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pen
- Sistem terbuka (Unconfined process)
- Sistem tertutup (Confined processes)
5.2.3.1.a. Proses pengomposan sistem terbuka
Proses ini meliputi proses windrow dan aerated static pile. Secara umum, tahapan dari kedua proses tersebut adala
dilakukan dengan pengaliran udara.
5.2.3.1.b. Proses pengomposon sistem tertutup
Mekanisasi proses pengomposan berlangsung dalam sistem atau reaktor tertutup. Sistem ini dirancang untuk meng
Industri pulp dan kertas di beberapa negara, telah melakukan pengelolaan limbah sludgenya dengan cara memanfa
kontinyu hanya dilakukan oleh industri yang memiliki HTI.
5.2.4. Proses Digestasi Anaerobik
Mekanisme reaksi biokimia yang terjadi dalam proses anaerobic dapat dilihat pada Gambar 5.6. Proses digestasi an
kharistya. 2004).
Gambar 5.6 Tahapan Proses Digestasi Anaerobik
Hidrolisis merupakan proses pemecahan insoluble
organics yang besar dan komplek menjadi molekul kecil yang dapat dihantarkan ke sel mikroba dan dapat dimetabo
Tahap asidifikasi yaitu tahap kompleks yang melibatkan proses pembentukan asam, produksi hidrogen, dan tahap a
metanogenik. Biogas sebagai produk samping dekomposisi
zat organik telah dipertimbangkan sebagai sumber energi
alternatif. Komposisi biogas umumnya terdiri dari CH4 55 – 70%; CO2 27 – 45%; N2 0 – 3%; H20 – 1%; H2S <3%.
CH4 merupakan gas yang memiliki nilai kalor tertinggi yaitu sekitar 9.000 kcal./m3. Nilai panas biogas adalah 4.500 –
6.300 kcal./m3 tergantung dari kandungan gas selain CH4. Oleh karena itu 1 m3 biogas ekivalen dengan 0,4 kg miny
5.2.4.1.Teknologi Digestasi Anaerobik
Pengembangan teknologi digestasi anaerobik yang inovatif adalah yang bertujuan untuk mengoptimalkan laju prose
jenis reaktor digestasi anaerobik yaitu ;
5.2.4.1.a. Digestasi Satu Tahap Sistem Basah
Digestasi satu tahap sistem basah ini, cocok untuk pengolahan limbah padat yang memiliki kadar padatan lebih kec
kering dapat dilihat pada Gambar 5.7. dan Gambar 5.8.
Gambar 5.7. Digestasi Anaerobik Satu Tahap Sistem Basah.
http://www.ciwmb.ca.gov/Publications/
gestasi Anaerobik Satu Tahap Sistem Kering
//www.ciwmb.ca.gov/Publications/)
5.2.4.1.b. Digestasi Dua Tahap
Sistem digestasi anaerobik dua tahap merupakan suatu proses dimana langkah-langkah pembentukan asam (hidro
Sistem digestasi dua tahap yang memisahkan pembentukan asam lemak volatil (VFA) dari proses metanogenesis d
dapat mencapai bukan hanya produksi hidrogen tetapi juga
 produksi metan yang lebih tinggi yang diperoleh dengan
cara meningkatkan kinerja proses hidrolisa pada tahap awal. Produksi gas metan yang dicapai sekitar 21% lebih tin
anaerobik 2 tahap dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Diagram Alir Digestasi Anaerobik 2 Tahap
http://www.ciwmb.ca.gov/Publications/)
Industri pulp dan kertas di beberapa negara, telah
melakukan pengelolaan limbah sludgenya dengan cara memanfaatkannya sebagai kompos dengan kualitas yang te
aplikasi kompos sludge dengan dosis 10 ton/ha dapat
meningkatkan produktivitas berbagai tanaman keras dan
kualitas tanah secara signifikan. Namun penerapan secara kontinyu hanya dilakukan oleh industri yang memiliki HT
5.3 Pengelolaan Emisi Gas
5.3.1 Sumber dan Karakteristik
Sumber emisi terbesar pada indutri pulp dan kertas adalah dari unit proses yang menggunakan bahan kimia seperti
Tabel 5.5.
Tabel 5.4. Sumber dan Karakteristik Emisi Gas dan Partikulat
Unit proses Emisi Gas Partikulat
Persiapan Bahan Baku - -
Kayu
Unit pulping  senyawa metil merkaptan (CH3HS),
 dimetil sulfida (CH3CH3S),
 dimetil disulfida (CH3CH3S2),
 gas-gas yang tidak terkondensasi

Unit CRP
Lanjutan Tabel 5.4. Sumber dan Karakteristik Emisi Gas
dan Partikulat
Unit proses Emisi Gas Partikulat
 Recovery boiler  senyawa metil merkaptan (CH3HS), partikulat
 dimetl sulfida (CH3CH3S),
 dimetil disulfida (CH3CH3S2)
 H2S, dan NOx

 Evaporator  H2S
 metil merkaptan (CH3HS).
 Lime kiln  NOx, H2S. partikulat
Unit pemutihan pulp  gas klor,
 klor dioksida
 volatile organic compounds (VOCs)

Unit Power plant  SO2, partikulat

termasuk cogeneration  NOx,
 CO dan
 trace element
Unit pembuatan kertas formaldehid

Proses pembuatan pulp secara kimia dan semi

kimia menghasilkan sejumlah emisi termasuk volatile organic seperti metanol, formaldehid, asetaldehid dan metil et
 dikeluarkan dari proses pembuatan pulp proses kraft dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Sebelum
dilepaskan ke lingkungan emisi gas tersebut harus dikendalikan terlebih dahulu agar tidak melewati batas baku mut
memperkecil kehilangan bahan kimia.
5.3.2 Teknologi Pengelolaan Emisi Partikulat dan Gas
Pengelolaan emisi partikulat dan gas di industri pulp dan kertas dilakukan dengan cara pemisahan emisi partikulat d
dari setiap unit proses.
5.3.2.1 Pemisahan Partikulat
Teknologi pemisahan partikulat dari aliran limbah gas dapat dilakukan dengan beberapa unit peralatan yang
dapat diklasifikasikan seperti terlihat dalam Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Klasifikasi Teknologi Pemisah Partikulat
Teknologi Keterangan
Cyclone Efektif untuk pemisahan partikulat ukuran > 20 μm
; efisiensi pemisahan antara 75 – 95%

Electrostatic Precipitator Efektif untuk pemisahan partikulat ukuran 10 - 20

(ESP) μm Efisiensi pemisahan
> 99 %
Saringan Kain (Fabric Filter) Efektif untuk pemisahan partikulat ukuran halus
efisiensi pemisahan 99 %
Partikulat Scrubber : Efektif untuk pemisahan partikulat ukuran halus
 Venturi scubber efisiensi akan meningkat dengan menambahkan
 Cyclone Scrubber cairan bahan penyerap.
 Spray scubber
a). Cyclone
Cyclone adalah suatu peralatan mekanis yang
digunakan untuk menyisihkan partikel yang berukuran relatif besar dari suatu aliran gas. Gas masuk dari atas secar
cyclone yang tempat pemasangannya di boiler.
10. (A). Cyclone dan Multiple Cyclone;
(B). Multiple Cyclone Dipasang Di
Boiler
b). Saringan Kain (Fabric Filter)
Saringan kain sangat efisien untuk memisahkan partikel-partikel halus. Penyaringnya adalah kantong berbentuk silin
lama pemakaian antara 1 – 2 tahun.
.
Gambar 5.11. Saringan Kain (Fabric Filter)
c). Electrostatic Precipitator (ESP)
Electrostatic Precipitator (ESP) merupakan alat pemisah partikulat yang didasari pada konsep presipitasi akibat gay
bagian bawah ESP.
Gambar 5.12. Electrostatic Precipitator (ESP)
Umumnya ESP dipakai pada recovery boiler
dengan efisiensi > 99%. Peningkatan efisiensi dipengaruhi oleh naiknya luas permukaan pelat dan menurunnya tem
berkisar antara 6 – 10 kw-hr/ton pulp (Cici, 1988).
d). Partikulat Scrubber
Scrubber ini memberikan kinerja yang berfungsi ganda yaitu pemisahan gas pencemar dan sekaligus partikulat. Pem
, yang dapat dipisahkan dan digunakan kembali. Beberapa
 jenis scrubber dapat dilihat pada Gambar 5.13.
A).Venturi scrubber, (B). Cyclone Scrubber,
(C). Spray Scrubber,
Pada prinsipnya gas pencemar harus mempunyai
kelarutan yang baik dan terjadi reaksi kimia dengan cairan penyerap . Biasanya digunakan air sebagai penyerap ka
 Venturi Scrubber : Cairan yang diinjeksikan ke dalam venturi throat membentuk percikan halus dan kontak dengan
 Cyclone Scrubber : Dengan alat ini cairan disemprotkan kedalam cyclone hingga terjadi penyerapan partikel dar
akan terperangkap oleh percikan cairan yang
disemprotkan dan mengalir ke bawah ke bagian
pengeluaran, sedangkan gas bersih mengalir ke atas keluar cyclone.
 Spray Scrubber : Menggunakan tipe penyemprotan berlawanan arah dengan aliran gas yang bekerja pada teka
maka dibagian outletnya dipasang alat mist eliminator
5.3.2.2 Pemisahan Pencemar Gas
A . Packed Tower Scrubber
Packed tower scrubber terdiri dari tangki silinder yang diisi dengan bahan pengisi yang berfungsi sebagai media pen
pulp berkisar antara 20 – 40 kw-hr/ton pulp (Cici, 1988).
Gambar 5.14. Packed tower scrubber
B. Absorber
Absorber adalah unit pemisahan gas yang menggunakan prinsip absorpsi atau penyerapan pencemar dalam aliran
absorber ditunjukkan pada Gambar 5.15.
Counter Current
Packed Tower
Bubble Cap Tray Scrubber
Gambar 5.15. Beberapa Jenis Absober
C. Pengendalian Gas Sox
Gas SOx dapat dikendalikan dengan menggunakan Flue Gas Desulphurization (FGD) metode basah atau metode ke
Larutan Na2SO3 atau NaOH berperan untuk
menetralisasikan SO2 dalam kolom absorber. Karena
Na2SO3 dan Na2SO4 bersifat larut dalam air, tidak terjadi pengendapan di dalam scrubber. Dengan sistem ini menim
 pengolahan pendahuluan pada aliran gas dengan
prescrubber
 penyerapan SO2 oleh larutan Na2SO3
 pembersihan Na2SO4
 regenerasi Na2SO3 melalui penambahan Na2CO3
Tabel 5.6. FGD Tipe Basah dan Tipe Kering
Metode FGD Absorben Reaksi Produk
samping
FGD Tipe Non Regenerasi
Limestone  CaCO3+ H2O+2SO2  2CaSO3 CaSO4
scrubbing + CO2 + H2O
CaCO3 -  CaSO3+1/2O2 CaSO4
slurry

Metode
Basah
 Lime scrubbing  CaO+H2O  Ca(OH)2 CaSO3,
CaO –  SO2+ H2O  H2SO3 CaSO4
slurry  H2SO3+Ca(OH)2 CaSO3.2H2O
 CaSO3.2H2O+1/2O2  CaSO4.
Metode 2H2O
Basah
Absorben Reaksi Produk
samping
Dual alkaly  2NaOH+SO2Na2SO3+H2O Na2SO3,
Larutan NaOH  Na2SO3+H2O+SO22NaHSO 3 Na2S O4
atau Na2SO3

Mg(OH)2 –  Mg(OH)2+SO3MgSO3+H2O MgSO3,

slurry  Mg(OH)2+2SO2Mg(HSO3)2 MgSO4
Metode FGD
Metode FGD Absorben Reaksi Produk
samping
Reaksi pada tangki oksidasi :
 MgSO3+1/2O2MgSO4
 Mg(HSO3)2+Mg(OH)22MgSO 3+2H2O

NH3 dan  2NH4OH+SO2(NH4)2SO3+H (NH4)2S

air 2O O4
 (NH4)2SO3+SO3+SO2+H2O
2NH4HSO3+H2
Metode Lime Spray CaSO3,
Kering Drying Bubuk CaSO4
CaO dan
CaCO3

 FGD Tipe Regenerasi

Metode Wellman- Lord  Na2SO3 + SO2 + H2O 
Basah (W-L) Process 2NaHSO3
 Na2SO3 + 1/2O2  Na2SO4
 2Na2SO3+ SO3+ H2O  Na2SO4
+ 2NaHSO3
 2NaHSO3 + panas  Na2SO3 + SO2 + H2O
 Na2CO3 + SO2  Na2SO3 + CO2

Pertama-tama gas buang dilewatkan ke ventury

prescrubber. Prescubber ini menyisihkan partikel serta SO3 dan HCl yang ada dalam aliran gas buang yang akan m
berubah menjadi 50oC dan 95%.
Sebagian sulfit akan dioksidasi menjadi sulfat oleh
oksigen, demikian pula SO3 yang masih terdapat pada aliran gas buang yang melewati prescruber akan teroksidasi
atau dioksidasi menjadi asam sulfat.
D. Pengendalian Gas NOx
Emisi gas NOx dapat berupa gas NO dan NO2 yang terbentuk dengan dua mekanisme sebagai hasil dari proses pem
Fuel NOx : NOx yang terbentuk dari hasil reaksi antara nitrogen (N) yang terdapat dalam bahan bakar
dengan oksigen pada temperatur tinggi
Thermal :
NOx :
NOx yang terbentuk dari hasil reaksi antara N2
dan O2 pada suhu tinggi dalam ruang bakar
NOx yang terbentuk sebagai hasil pembakaran
terutama dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut :
a. Modifikasi pembakaran untuk mengurangi atau mencegah terbentuknya NOx
 Flue gas resirculation dilakukan dengan mereduksi
peak flame temperatur dan jumlah oksigen untuk mengurangi NOx yang terbentuk
 Low NOx burner didisain untuk membakar bahan bakar dengan menggunakan excess air yang rendah
 Staged combustion digunakan untuk mereduksi temperatur puncak
b. Mengendalikan NOx yang telah terbentuk dengan cara mengkonversikannya menjadi N2.
 Selective Catalytic Reduction (SCR) adalah cara sederhana merubah NOx menjadi N2 dan H2O, dimana aliran gas
 Non Selective Catalytic Reduction (NSCR) adalah merubah NOx menjadi N2 dan H2O dengan melewatkan aliran ga
 Catalytic cracking process menggunakan logam mulia pada suhu sekitar 450oC.
Tabel 5.7. Metode Pengendalian NOx
Metoda Jenis NOx yang Penyisihan NOx Keterangan
dikendalikan (%)

Flue gas Thermal NOx 70 - 80

recirculation
Low NOx burner Fuel NOx, Thermal 10-25
NOx
Staged burner Fuel NOx, Thermal 40-70
NOx
Selective catalytic Fuel NOx, Thermal 80-90  Diinjeksikan NH3,
reduction (SCR) NOx  Katalis: logam,
 Bahan penyangga
katalis: keramik (Ti, Al, dll)
 Bentuk: granul,
honeycomb, pelat
 Temperatur optimum
300- 400oC
 Reaksi:
4NO+4NH3+O24
N2+6H2O
2NO+4NH3+O23
N2+6H2O
 Proses sederhana,
mudah dioperasikan, tidak
dihasilkan libah, tidak
terdapat produk samping
 Selective non Fuel NOx, Thermal 60-80 NH3, temperatur antara
catalytic reduction NOx 800-1000oC
(SNCR)

Metoda Jenis NOx yang Penyisihan NOx Keterangan

dikendalikan (%)

Non selective Fuel NOx, Thermal Katalis: Pt + CH4, atau

catalytic reduction NOx CO, atau H2
(NSNCR)

Catalytic cracking Fuel NOx, Thermal Katalis: Pt

NOx
5.3.2.3 Emisi Gas yang tidak Terkondensasi
Dalam sistem pengumpulan gas yang tidak terkondensasi dari digester dan evaporator diperlukan suatu kondisi tert
meledak dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.8. Kisaran konsentrasi mudah meledak dari gas sulfur
Gas Senyawa Sulfur Kisaran konsentrasi peledakan
(% volume)
1) H2S 4,3 – 45,5
2) CH3SH 2,2 – 9,2
3) CH3CH3S 3,9 – 21,9
Pengumpulan gas kondisi pekat dari gas yang tidak
terkondensasi lebih sulit dilakukan karena besarnya fluktuasi aliran dan komposisi. Cara yang bisa dilakukan adalah
dioperasikan pada tekanan dan aliran konstan dan diatur
pada konsentrasi gas yang tidak mudah meledak. Sesudah
gas terkumpul dalam komposisi dan aliran dijaga tetap konstan maka gas dapat dioalah dengan pembakaran.
Pengumpulan dalam bentuk encer dibawah batas konsentrasi gas yang mudah meledak dilakukan dengan penggun
Pembakaran merupakan cara efektif untuk menghilangkan gas-gas pencemar beracun, berbau, atau gas yang sulit
kobal, nikel, krom dan besi.
BAB VI
PENUTUP
Indonesia ikut berperan serta meratifikasi protokol
Kyoto melalui UU No. 17 Tahun 2004 yang berkomitmen menurunkan emisi CO2 yang berpotensi sebagai Gas Rum
Dari sumber penghasil emisi GRK di Indonesia, sektor industri menduduki peringkat ke-4, yang diantaranya industri
Secara keseluruhan penghematan energi di industri pulp dan kertas dapat dilakukan dengan konservasi energi pada
efisiensi produksi. Beberapa maanfaat yang dapat
diperoleh dari implementasi teknologi ramah lingkungan
yaitu menghemat energi; menghemat bahan baku; menghemat air; mengurangi emisi udara; menghemat biaya, me
Beberapa proses yang dapat menghemat energi dan mengurangi emisi pada industri pulp antara lain :
o penanganan bahan baku kayu, penyerpihan, penyaringan serpih kayu
o modifikasi teknologi delignifikasi berlanjut pada sistem pemasakan
o aplikasi teknologi washing menggunakan metoda
displacement baik pada brownstock maupun bleaching
o optimasi kinerja chemical recovery (evaporator, recovery boiler, lime kiln)
o optimasi kinerja sistem power boiler (bahan bakar biomassa atau batubara)
Implementasi penghematan energi di industri kertas
dapat dilakukan terutama pada unit pengeringan kertas dengan cara sebagai berikut :
o pengendalian proses drying
o pengendalian titik embun
o optimasi pengeluaran air di forming dan pressing o penurunan kehilangan energi pada blowthrough o penurunan
o optimasi suhu ventilasi pocket
o pemanfaatan kembali sisa panas
o penggunaan shoe (extended nip) press
o optimasi sistem vakum mesin kertas
o penggunaan teknologi maju seperti gap forming; air impingement drying
Teknologi pengelolaan lingkungan merupakan
kegiatan pengolahan dan pemanfaatan limbah baik dalam bentuk cair, padat maupun gas. Pada penerapannya dite
gas ke atmosfier.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Terry N., 1997,. “Kraft Recovery Boilers”, Tappi
Press, Atlanta.
APPI, 2008. Executive Summary of APP‟s Carbon Footprint Assessment. Environmental resources management.
Bernstein, L., Roy, J., 2007. Fourth Assesment Report of IPCC of Working Group 3, Cambridge University Press.
Borman, G.L., Ragland K.W., 1998,. “Combustion Engineering”, McGraw-Hill, Singapore,Brunner. Calvin R. 1994. H
Buku Pegangan Manajer Pengendalian Pencemaran Udara. Badan Pengendalian Lingkungan hidup Daerah Provins
Cici. Mehmet . 1968. Energy Consumption and Air Pollution in the manufacture of Pulp and Paper. Erc.Univ. Fen Bil
CEPI. 2009. Transport Carbon Footprint – Assesment Guidelines. Brussels
CEPI. 2007. Europian Paper Industry Develops Carbon Footprint Framework for Paper and Board. Bussels.
DoE. 2005. Energy and Environmental Profile of the US Pulp and Paper Industry. US Department of Energy.
----------- EPA, 2010. “Available and Emerging Technologies for Reducing Greenhouse Gas Emissions from the Pulp
Industry” October 2010
Gavrilescu, D. 2008. “Energy from Biomass in Pulp and
Paper” Environmental Engineering and Management Journal, September/October 2008, Vol.7.No.5, 537-
546
Gielen,D; Tam,C. 2006. “ Energy Use, Technologies and CO2 Emissions in the Pulp and Paper Industry” WBCSD, IE
Green, R.P., and G. Hough, 1992,. “Chemical Recovery in The Alkaline Pulping Processes”, Third edition, Tappi Pres
Elizabeth C.P.. paul N. C. 1981. Biogas production and utilization. Ann Arbor Science publishers Inc.
Eriksson. E. Striple, H., Karlsson, P.E., 2009. Executive Summary for Billerud Carbon Footprint, Svenska Miljoinstitu
Hayashi, D., Krey, M., CO2 .2005. Emission Reduction Potential of Large Scale Efficiency Energy Measures in Heav
Johan Gullichsen, Hannu Paulapuro., 1998., “Papermaking Science and Technology”, Published in cooperation wi
Kilponen, L., P. Ahtila., J. Parpala., Matti Pihko., 2000,. “Improvement of Pulp Mill Energy Efficiency in An Integrated
Kocurek, M.J., 1989., “Pulp and Paper Manufacture, Vol. 5:
Alkaline Pulping”, Joint Textbook Committee of The Paper Industry.
Kramer K.J., et al, 2009. Energy Efficiency Improvement
and Cost Saving Opportunities for the Pulp and Paper Industry, Berkeley Lab University of California, Berkeley.
Kraristya. 2004. Teknologi digester. kharistya.wordpress.com
Lawrence, E.O., 2009., “Energy efficiency Improvement and Cost Saving opportunities for the Pulp and Paper Indus
Miner, R., Garcia, J.P. 2007. The Greenhouse Gas and Carbon Profile of the Global Forest Products Industry, NCAS
NCASI-IFC, 2009. A Calculation Tool for Characterizing the Emissions from the Forest Products Value Chain, Includ
NCASI, 2005. Calculation Tools for Estimating Greenhouse Gas Emissions from Pulp and paper Mills. Research Tria
Noel de Nevers. 2000. Air pollution Control Engineering, 2nd Ed., McGraw-Hill International Edition.
Ohman, F., H. Theliander., 2007., Filtration Preperties of Lignin Precipitated from Black Liquor, Tappi Journal, Vol. 6
Paramsothy, 2004. Optimizing Hydrolysis/Acidogenesis Anaerobic Reactor With TheApplication of Microbial Reactio
Ray, B.K., Reddy, B.S., 2008. Understanding Industrial
Energy Use, Indira Gandhi Institute, Mumbai.
Stultz, S.C., and J.B. Kitto., 2000., “Steam / Its Generation
and Use”, The Babcock & Wilcox Company.
Springer, Allan. 1993., Pollution Control for Pulp and Paper Industry, McGraw-Hill International Edition.
Smith. A., et al. 2001. Waste Management Options and Climate Change. AEA Technology. Abingdon.
Tomas, R.A. 2009. “ Allocation of GHG Emissions in a Paper Mill an Application Tool to Reduce Emissions” Universi
Thomas. 2003.. Anaerobic Digester Methane to Energy. Focus On energy. Mc mahon Associates.Inc. Wisconsin. Ha
Tomas, R.A., 2009. Allocation of GHG Emission in a Paper Mill – An Appliction Tools to Reduce Emissions, Universi
Upton, B.H., 2001. Technologies for Reducing Carbondioxide Emission: A Resource Manual for Pulp,Paper, and Pro
Udgata, T.,2005. “Global Warming and Paper Industries Roles”, W&F Snippet, Vol.9 Issue 7.
US EPA 2008. Climate Leaders Greenhouse Gas Inventory Protocol Offset Project Methology for landfill methane co
Valzano. F; Jackson M., Campbell A.; 2001. Greenhouse Gas Emissions from Composting facilities. ROU. The
Ubiversiy of New South Wales. Australia.
Wintoko, J., H. Theliander, T. Richards., 2007.,
“Experimental Investigation of Black Liquor Pyrolysis using Single Droplet TGA”, Tappi Journal, Vol. 6 No. 5.
Worrell, E.; Martin, N. 200. “Opportunities to Improve Energy efficiency in the U.S. pulp and Paper Industry” Ernest O
Laboratory
APPENDIX 1
DISTRIBUTION OF INDONESIAN PULP AND PAPER INDUSTRIES 2009
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year 57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
1 Adiprima Suraprinta Gresik Newsprint --- --- 150.000

2 Asia Paper Mills Tangerang Kraft Liner 157.500 --- ---

Medium
3 Aspex Kumbong Cileungsi- Bogor Newsprint 430.000 --- ---

4 Kertas Basuki Rachmat Banyuwangi Printing --- --- 13.700

5 Kertas Bekasi Teguh Bekasi Kraft Liner 150.000 --- ---

Medium
6 Kertas Blabak Magelang Printing --- 54.800 ---
Medium
7 Bukir Muria Jaya Karawang Cigarette 5.500 --- ---
8 Cipta Paperia Serang Kraft Liner 72.000 --- ---
Medium
LANJUTAN
 National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year 57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
9 Ekamas Fortuna Malang Kraft Liner --- --- 156.000
Medium
10 Esa Kertas Nusantara Karawang Coated paper 156.000 --- ---

11 Fajar Surya Wisesa Cikarang Barat Kraft Liner 700.000 --- ---
Medium Duplex

12 Graha Cemerlang Karawang Tissue 40.000 --- ---

Paper Utama
13 Gunung Jaya Agung Tangerang Printing Tissue 36.000 --- ---

14 Indo Paper Primajaya Banten Tissue 49.500 --- ---

15 Indah Kiat Pulp & Tangerang Kraft Liner 106.000 --- ---
Paper Medium
Printing
16 Java Paperindo Utama Mojokerto Printing, --- --- 82.500
Industries Carbon, MG
Paper
17 Jaya Kertas Kertosono Kraft Liner --- --- 150.000
Medium Tissue

LANJUTAN
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year 57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
18 Kertas Nusantara Berau, Kalimatan Pulp --- --- ---
Timur

19 Kertas Leces Probolinggo Kraft Liner --- --- 195.000

Medium
Printing
Newsprint
20 Lispap Raya Sentosa Banten Tissue 7.200 --- ---

21 Lontar Papyrus Jambi Pulp Tissue --- --- ---

Printing

21 Kertas Noree Indonesia Bekasi Kraft Liner 145.000 --- ---

Medium Board

22 Niki Tunggal Lumajang Joss Paper --- --- 3.600

23 Kertas Padalarang Padalarang Printing 7.900 --- ---

Security
24 Pakerin Mojokerto Kraft Liner --- --- 700.000
Medium
LANJUTAN
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year 57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
25 Panca Usahatama Tangerang Tissue MG 7.000 --- ---
Paramita Paper
26 Papertech Indonesia Subang Board 60.000 --- ---

27 Papyrus Sakti Bandung Duplex 150.500 --- ---

28 Parisindo Pratama Bogor Printing 24.000 --- ---
Specialty
29 PDM Indonesia Medan Cigarette --- ---
30 Pelita Cengkareng Tangerang Kraft Liner 157.800 --- ---
Medium Duplex

31 Pindo Deli Pulp&Paper Karawang Printing 1.465.000 --- ---

Mills
32 Pura Barutama Kudus Kraft Liner --- 93.000 ---
Medium
Security
33 Pura Nusapersada Kudus Sack Paper --- 62.000 ---
Medium Board

LANJUTAN
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year 57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
34 Riau Andalan Kertas Pelawan- Printing --- --- ---
Pekanbaru
35 Riau Andalan Pulp & Pelawan- Pulp --- --- ---
Kertas Pekanbaru
36 Sarana Kemas Utama Pulogadung Kraft Liner 6000 --- ---
Medium
37 Setia Kawan Tulungagun g Printing, --- 33.000 ---
Newsprint
38 Sinar Hoperindo Cileungsi MG Paper Kraft 8000 --- ---

39 Sopanusa Tissue Mojokerto MG Paper --- --- 48.000

& Packaging Tissue
40 Suparma Surabaya Kraft, Board, --- --- 165.000
Tissue

41 Surabaya Agung Gresik Printing Boards --- --- 486.800

Industri Pulp & Kertas
42 Surabaya Mekabox Gresik Kraft Liner --- --- 85.200
Medium
43 Surya Pamenang Kediri Board --- --- 150.000
Art Paper
44 Surya Zig Zag Kediri Cigarette --- --- 24.000
LANJUTAN
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton /year 57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Production Grade 34.69% 2,13% 21,14%
45 Tanjung Enim Lestari Muara Enim Pulp --- --- ---
Pulp & Kertas

46 Toba Pulp Lestari Toba Samosir Dissolving Pulp --- --- ---

47 Kertas Tjiwi Kimia Mojokerto Kerkas Cetak --- --- 1.134.000

48 Unipa Daya Tangerang Kraft Lainer 15.000 --- ---

Medium

Source : APKI Directory 2009

APPENDIX 2
PAPER CONSUMPTION IN VARIOUS COUNTRIES
Consumption per capita (kg) Consumption1 Country-Based
Country (1000 t)
1995 2007 1995 2007
Austria 192 268 1550 2196
Belgium 237 3752 26632 4089
Cyprus NA 132 NA 105
Czechoslovakia NA 159 NA 1622
Denmark 214 229 1134 1256
Finland 175 369 896 1933
French 164 144 9631 8754
Germany 194 254 15821 20873
Greece 82 108 857 1157
Hungary NA 97 NA 967
Ireland 102 115 361 476
Italia 140 205 8076 11894
Latvia NA 87 NA 195
Lithuania NA 50 NA 180
APPENDIX 2 (continuation)
Consumption per capita (kg) Consumption1 Country-Based

Country 1995 2007 (1000 t)

Luxemburg 168 3752 See Belgium See Belgium
Nederland 201 210 3120 3502
Norway 176 188 756 874
Malta NA 84 NA 34
 Poland NA 109 NA 4209
Portugal 82 120 802 1277
Slovakia NA 91 NA 496
Slovenia NA 210 NA 421
Spain 129 190 5147 7708
Sweden 210 256 1857 2314
UK 194 200 11288 12157
Non Europe Countries
USA 332 288 87409 87496
China 22 55 26499 72900
Indonesia 14 25 NA 5985
Japan 239 246 30018 31255
APPENDIX 2 (continuation)
Country Consumption per capita (kg) Consumption1 Country-Based

1995 2007 (1000 t)

Brazil 35 42 5433 8091
Egypt 9 NA NA NA
Total 49 59 276231 391799
Notes:
When „NA‟ reveals for EU-27 missing countries, not available information or information is not given due to competition rule
Source: [255, VDP 2009], [256, VDP 1997]
1 Consumption = production + Import – Export
2 For Belgium and Luxemburg just that value available

APPENDIX 3
NSUMPTION FOR PULP AND PAPER INDUSTRY
Energy Consumption Range Source of data
Unit From Up to (Number of Industr
Paper Grades
Kraft pulp Non-Integrated Electricity 700 800 (1) (5
(kWh/t) 3800 5100 industry)
Heat (kWh/t)
Uncoated wood-containing Electricity 1200 1400 (2)(1 Industry)
paper – integrated (kWh/t) 1000 1600 (4) (2
Heat (kWh/t) Industry)
Coated wood-containing Electricity 1200 2100 (2) (2
paper – integrated (kWh/t) 1300 1800 Industry)
Heat (kWh/t) (3) (8
Industry)
(4) (3
Industry)
Uncoated wood-free paper – Electricity 600 800 (2)(1 Industry)
integrated (kWh/t) 1200 2100 (3) (1
Heat (kWh/t) Industry)
Coated wood-free paper - Electricity 600 1000 (3)(5 Industry)
integrated (kWh/t) 1200 2100 (4) (2
Heat (kWh/t) Industry)

APPENDIX 3
Paper Grades Energy Consumption Range Source of data
(Number of Industr
 Paper Grades Source of data
Unit Unit Unit (Number of Industr

Recycled Paper Packaging Electricity 300 700 (2)(1 Industry)

Without Deinking (kWh/t) 1100 1800 (3)(11
Heat (kWh/t) Industry)
(4) (7
Industry)
Recycled Printing Paper Electricity 900 1400 (2)(1 Industry)
Without Deinking (kWh/t) 1000 1600 (3)(7 Industry)
Heat (kWh/t) (4) (4
Industry)
Recycled Board With Electricity 400 700 (2)(1 Industry)
Deinking (kWh/t) 1000 2700 (3)(4 Industry)
Heat (kWh/t) (4) (5
Industry)
Tissue Non-Integrated Electricity 900 1200 (2)(2 Industry)
(Without through-air-drying) (kWh/t) 1900 2300 (3) (4
Heat (kWh/t) Industry)
Recycled Tissue (Without Electricity 800 2000 (2)(1 Industry)
through-air-drying) (kWh/t) 1900 2800 (4) (3
Heat (kWh/t) Industry)
Wood-free specialty paper Electricity 600 3000 (2)(3 Industry)
(kWh/t) 1600 4500 (3) (3
Heat (kWh/t) Industry)
Source : all data taken from [249, Blum et al. 2007]:
(1) Swedish EPA, statistical data of Swedish Kraft pulp mills, 2005
(2) PTS, Examination studies: Energy optimization in European mills (not published), Munich 2004 to 2007
(3) PTS, Internal data collection of German pulp and paper mills (not published), Munich 2004 to 2006
(4) Institution for Paper Science and Technology GmBh, Questionnaire based survey (not published) Darmstadt, 2007

APPENDIX 4
PTION FOR UTILITY IN THE MILL GENERALLY
Process/Activities Energy Consumption Description
(kWh/t)

Biological Effluent Treatment 4–8 Using pump, agitator, and aeration. Biog
 Mechanical + aerobic 5 – 10 and utilization not considered.
 Mechanical + aerobic/anaerobic (biogas not Surplus 20 – 15 Energy balance by using biogas (waste
considered) treatment of recycled fiber industry prod
 Mechanical + aerobic/anaerobic (biogas considered) 25 kWh/t)

Raw Water Treatment 2–5 Using raw water pump and preparation
Pressurized Air 20 – 30 Using compressor and air-dryer
Work Transportation 1–2 Using Forklift and Industrial Truck

Finishing (Without packaging) 10 – 40 Using rewinder, broke pulping, including

line
Administration NA (1) Not Considered (for office, canteen, etc.
(1) NA : Not Available
Source : PTS, Examination studies: Energy optimization in European mills (not published), Munich 2004 to 2007 unpublished fr
[249, Blum et al. 2007]
GHG EMISSION FROM VARIOUS COUNTRIES
No. Country MtCO2 % from World GHG
equivalent
 1 USA 6928 206
2 China 4938 147
3 EU-25 4725 14
4 Russia 1915 57
5 India 1884 56
6 Japan 1317 3.9
7 Germany 1009 3
8 Brazil 851 25
9 Canada 680 2
10 UK 654 19
11 Italy 531 16
12 South Korea 521 15
13 French 513 15
14 Mexico 512 15
15 Indonesia 503 15
16 Australia 491 15
17 Ukraine 482 14
18 Iran 480 14
19 South Africa 417 12
20 Spain 381 11
21 Poland 381 11
22 Turk 355 1.1
23 Arab Saudi 341 1
24 Argentina 289 09
25 Pakistan 285 08
Top 25 27915 83
Rest of World 5751 17
Developed Countries 17355 52
Developing Countries 16310 48
Notes: Data year 2000. Total emission not included fuel and the changing of land and
forest usage
Halaman 131 dari 131
INISTRY OF INDUSTRY
P AND PAPER RESEARCH AND DEVELOPMENT
Pos 1005. Bandung 40258 Telp (022) 5202980 & 5202871; Fax (022) 5202871

NOLOGY MAPPING GUIDELINE

PULP AND PAPER INDUSTRY
IN
IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION
AND CO2 EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL SECTOR (PHASE 1)
ASSESSMENT ON GREEN INDUSTRY
AND ENVIRONMENT
T ON POLICY, CLIMATE AND QUALITY OF INDUSTRY
###
TECHNOLOGY MAPPING GUIDELINE
FOR PULP AND PAPER INDUSTRY IN IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION AND CO 2 EMISSION REDUCTIO
FOUNDER
Industry Minister
M.S Hidayat
ADVISOR
Arryanto Sagala
 STEERING COMMITTTEE
i Reni Budiharti Shinta D. Sirait
AUTHORS
Ngakan Timur Antara Susi Sugesty Henggar Hardiani Sri Purwati
Yusup Setiawan Heronimus Judi Tjahyono Rini S Soetopo Yuniarti Puspita Kencana
Teddy Kardiansyah
EDITORS
Sangapan Denny Noviansyah
arso Gading Wiwiek Sari Wijiastuti Patti Rahmi Rahayu
PUBLISHED BY
n Industry and Environment Assessment Agency for Industrial Policy, Climate and Quality Assessment
PRINTED BY
MINISTRY OF INDUSTRY
TECHNOLOGY MAPPING GUIDELINE
FOR PULP AND PAPER INDUSTRY IN IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION AND CO2 EMISSION R
1st Edition. Jakarta : Ministry of Industry (MOI), January 2011
xiii + 133 pages.
Version: Presented in Bahasa Indonesia and English
Publisher Address:
MINISTRY OF INDUSTRY
Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950
ISBN:.......................
iii
FOREWORD
Praise the Lord giving us His mercy and grace so this
Technology Mapping Guideline For Pulp and Paper Industry within the framework of Implementation of Energy Cons
be finalized in time.
This Guideline is structured to enhance knowledge in
implementation of energy conservation and reduction of CO2 emission and discussed with among stakeholders com
It is expected that this Guideline is useful for the related
parties to implement energy conservation and reduction of CO2 emission. Finally, we would like to thank all those wh
Jakarta, January 2011
Head of
Agency for Assessment on Policy, Climate and Quality of Industry
Arryanto Sagala
iv
EXECUTIVE SUMMARY
The development of global warming due to
increasing concentrations of Greenhouse Gases (GHG) emissions have an impact on climate change that will ultima
Indonesia as a developing country binding to Kyoto protocol ratification, and issued the Regulation no. 17/2004 as a
Among the sources of GHG emissions in Indonesia, industrial sector is ranked 4th, including pulp and paper industrie
The book "Guide to Technology Mapping for Pulp and Paper Industries" consist the following:
- Overview of pulp and paper making process and environmental management
- Pulping technology which is energy efficient and low
carbon emissions.
- Paper making technology which is energy efficient and
low carbon emissions.
- Environmental technology management in relation to carbon emissions
In the view of pulping technology, characteristics and product quality of chemical process is better than a mechanica
Environmental management in the pulp and paper industry is managing wastewater to meet environmental quality s
Pulping technology energy saving can not be separated with the concept of environmentally friendly technologies. W
chemicals or phosphanate antraquinone. While on the
pulp bleaching done by adding a heat transfer system
installation on ClO2 feed system.
Some energy conservation activities in the chemical recovery unit can be done by increasing the maximum cost of h
The use of biomass fuels in the pulp mill will save the use of coal. Biomass fuel is being developed and fairly easy to
Energy savings in paper making process can be done at each stage of the process. Unit stock preparation to consu
vii
closed hood system and optimize the heat recovery
system.
In line with the development of increasing efficiency of production, water and energy savings as described above, it
Solid waste generated from the pulp and paper industry is dominated by organic waste that is generally derived from
Management of gas emissions from pulp and paper industry is to control particulates and pollutant gases. Largest e
potential to be exploited.
On that ground can be selected
several appliances that particulate control technology
namely cyclones, fabric filters, electrostatic precipitator
(ESP).
While the technology to control gas, among
others, use the scrubber, absorber, the gas controlling
device SOx and NOx and also controlling over the non-
condensable gas.
Last but hopefully, this manual of technology mapping in the pulp and paper industry can be a
guidance and useful for all parties concerned.
TABLE OF CONTENT
FOREWORD …………………………………………. iv
EXECUTIVE SUMMARY …………………………… v TABLE OF CONTENT ……………………………… ix LIST OF
LIST OF TABLES ……………………………………xiv
CHAPTER I INTRODUCTION …………………………. 1
1.1. Environmental Issues Related to Climate Change.. 1
1.2. Contribution of Pulp and Paper Industry ………….. 4
1.3. Condition of Pulp and Paper Industry …………… 7
CHAPTER II OVERVIEW OF THE PULP AND PAPER
INDUSTRY ………………………………………………. 13
2.1. Pulp Technology …………………………………… 13
2.2. Papermaking Technology ………………………… 24
2.3. Environmental Management Technology ………. 27
2.3.1. Liquid Waste Management ……………………. 27
2.3.2. Solid Waste Management …………………….. 29
2.3.3. Gas Waste Management ……………………… 30
CHAPTER III PULPING TECHNOLOGY FOR ENERGY
SAVING AND LOW CARBON ………………………… 32
3.1. Conservation of Energy in Wood raw Material Handling, Chipping, Wood Chip Screening …….. 33
3.2. Modification Of Continues Delignification Technology (Extended Delignification) On Cooking System ……………
3.2.1 RDH (Rapid Displacement Heating) and Superbatch
……………………………………………………. 39
3.2.2 ITC (Isothermal Cooking) ……………………... 41
3.2.3 Black liquor impregnation ……………………… 43
3.3 Application Washing Technologies Using Both On
The Displacement Method And Bleaching Brownstock …………………………………… 46
3.4 Optimization Of The Performance Of Chemical Recovery (Recovery Boilers, Evaporators, Recovery Bo
3.5 Optimization of Biomass and Coal Fuel Power Boilers Performance …………………………. 51
CHAPTER IV PAPERMAKING TECHNOLOGY FOR
SAVING ENERGY AND LOW CARBON ………..….. 55
4.1 Papermaking Technology ………………….. 55 4.1.1 Stock Prep: Refining ………………. 55
4.1.2 Paper Machine: The Forming and Pressing … 55
4.1.3 Paper Machinery: Drying Section ……………. 57
4.2 Saving Energy and Carbon Emissions in the Paper Industry ……………………………………… 60
4.3 Short Overview of Investment For Some New Process ……………………………………… 63
CHAPTER V ENVIRONMENTAL MANAGEMENT IN PULP
AND PAPRE INDUSTRY …………………………….. 65
5.1 Liquid Waste Management ………………… 65
5.1.1 Processing Technology …………………….. 66
5.1.2 Anaerobic Technology Development and Application
…………………………………………………… 68
5.2. Solid Waste Management …..……………… 71 5.2.1 Landfill ………………………………………… 74 5.2.2 Incin
5.2.4 Anaerobic Digestion Process ……………….. 84
5.3. Gas Emissions Management ………………… 91
5.3.1 Sources and Characteristics ………….……… 91
5.3.2 Technology of Management Particulate Emissions and Gas ………………………………………… 93
5.3.2.1. Separation of Particulate ……………………. 94
5.3.2.2. Separation of Gas Pollutants ……….………. 99
5.3.2.3. Emission of Non Condensable Gas ………. 109
CHAPTER VI CLOSING REMARKS …………….. 111
REFFERENCES ………………….…………………… 114
LIST OF APPENDICES
APPENDIX 1 …………………………………………… 119
APPENDIX 2 …………………………………………… 125
APPENDIX 3 …………………………………………… 128
APPENDIX 4 …………………………………………… 132
LIST OF FIGURES
Figure 1.1 Forecast of GHG Emissions in Indonesia 6
Figure 2.1 Process Diagram of Kraft Pulp Mill ……. 16
Figure 2.2 Distribution of Energy in the Pulping
Process …………………………………… 22
Figure 2.3 Papermaking Process …………………. 25
Figure 2.4 Proportion of Water Separation and
Energy Consumption ……………………. 25
Figure 2.5 Distribution of Energy Consumption in
Paper Mill ………………………………… 26
Figure 2.6 Share of Energy Consumption in Paper
Industry …………………………………… 26
Figure 3.1 Mechanism of chip damage …………… 36
Figure 3.2 Dimensions of optimal chip stack …… 36
Figure 3.3 Cycle Of Displacement Batch Cooking
Process …………………………………. 38
Figure 3.4 Summary Of The Various Cycles Of
Displacement Batch Cooking Process … 39
Figure 3.5 System RDH equipment / Superbatch… 40
Figure 3.6 ITC Digester Continuous Cooking
System …………………………………. 42
Figure 3.7 Black Liquor Impregnation ……………… 43
Figure 3.8 Wash The Master And Twin Roll Press.. 46
Figure 3.9 Addition Of 1 Unit Superconcentrator … 47
Figure 3.10 Addition Of Quaternary Air Flow ………. 48
Figure 3.11 FBC and CFBC …………………………. 52
Figure 4.1 Current Technology Pressing (Shoe
Press) …………………………………….. 56
Figure 4.2 Comparison of Performance Pressing 56
Figure 4.3 Drying System Condebelt ……………… 58
Figure 4.4 Air Impingement Drying ………………… 59
Figure 5.1 Phase on Anaerobic Process …………. 75
Figure 5.2 Landfill Methane Gas Collection System
and Utilization of Energy ……………….. 76
Figure 5.3 Rotary Kiln Incinerator ………………….. 78
Figure 5.4 Fludized Bed Incinerator ……………….. 79
Figure 5.5 Composting Process and Gas Emission 81
Figure 5.6 Stage of Anaerobic Digestion Process.. 85
Figure 5.7 Anaerobic Digestion Wet One Step
System ……………………………………. 87
Figure 5.8 Anaerobic Digestion One Stage dry
System ……………………………………. 88
Figure 5.9 Flowchart of Two Phase Anaerobic
Digestion …………………………………. 90
Figure 5.10 (A) Multiple Cyclone and Cyclone, (B)
Multiple Cyclone installed in Boilers …… 95
Figure 5.11 Fabric Filter ……………………………….. 96
Figure 5.12 Electrostatic Precipitator ………………… 97
Figure 5.13 (A) Venturi Scrubber (B) Cyclone
Scrubber (C) Spray Scrubber………….… 98
Figure 5.14 Packed Tower Scrubber …………………. 100
Figure 5.15 Several types of absorber ………………. 101
LIST OF TABLES
Table 1.1 Indonesian National Greenhouse Gas
Emissions …………………………………… 5
Table 1.2 CO2 Emission Reduction Targets in all
Sectors ……………………………………… 7
Table 1.3 Consumption of Steam and Electricity Pulp
and Paper Industry in Indonesia …………. 8
Table 1.4 Consumption of Steam and Electricity to
 Various Types of Paper ………………….. 9
Table 1.5 Specific Energy Consumption of Heavy
Industry …………………………………….. 10
Table 1.6 Energy Saving Opportunities ……………. 11
Table 1.7 Carbon Emissions from Heavy
Industries………………………………. 11
Table 1.8 Details of Carbon Emissions from Paper
Industry ……………………………………… 12
Table 2.1 General Classification of Pulping Process
Table 2.2 Summary of General Pulping Results ….. 15
Table 2.3 Energy Consumption in Pulp Mill ……….. 23
Table 3.1 Conservation Of Energy In Wood Raw
Material Handling, Chipping, Wood Chip
Screening ………………………………….. 34
Table 3.2 Conservation Of Energy in the System Of
Cooking and Bleaching ………………….. 44
Table 3.3 Conservation Of Energy in Pulp Washing
System ……………………………………… 47
Table 3.4 Energy Conservation in Chemical
Recovery System (Evaporator, Recovery
Boiler, Lime Kiln) …………………………… 49
Table 3.5 Conservation Of Energy In The System Of Power 53
Table 4.1 Boilers (Biomass Fuel Or Coal) ….. Comparison of 59
Table 4.2 Performance of New Drying Technology 61
………………………………… Energy Conservation
Opportunities in Paper Industry
………………………………
Table 4.3 Best 2009 World Energy Intensity ……….. 62
Table 4.4 Source of Carbon Emissions at Paper 63
Table 4.5 Mill……………………………………… Overview of 64
Table 5.1 Investment For Energy Savings 72
Table 5.2 …………………………………….. Sources and Types 73
Table 5.3 of Solid Wastes Pulp and Paper Industry 82
Table 5.4 ………………………… Advantages and Weaknesses 92
Table 5.5 of Solid Waste Management Technology…………. 94
Several Factors Affecting the Composting Process
……………………………………… Sources and
Characteristics of Gas and Particulate Emissions
……………………. Classification of Particulate
Separator Technology ………………………………..

Table 5.6 Wet FGD and Dry Type ………………….. 103

Table 5.7 Nox Control Methods …………………….. The Range 107
Table 5.8 Of Explosive Concentrations Of Sulfur Gases 109
…………………………….
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1 Environmental Issues Related to Climate
Change
Increasing the concentration of Greenhouse Gases
(GHG) emission such as CO2, CH4, N2O, SF6, HFCs and PFCs are the result of human activities that cause increas
Carbon dioxide is one of the gases that cause global warming, because it has heat absorbing properties of sunlight.
The development of global warming due to CO2 emission has risen to about 30 % since the 1970s. During the 142 y
15% CH4, CFCs by 12% and 4% N2O, and other sources
up to 8% (Callan, 2000).
Convention on Climate Change or UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) is an agre
Although Indonesia does not have an obligation, Indonesia ratifies the UNFCCC through regulation No. 6/1994, that
Indonesian National Action Plan (RAN), which establishes
a commitment to reduce CO2 emission by 26% with own
funding (BaU, Business as Usual) and by 41% with the help of international donors. The commitment was conveyed
The industrial sector is the largest contributor to greenhouse gases after the forestry, and transportation. In the indu
i.e the activities to meet the energy needs of approximately 40%, and the rest were production process and waste m
Regarding to the implementation of Regulation No. 70/2009, the Ministry of Industry in cooperation with ICCTF Prog
reduction of CO2 emission, and could be used by
governments and stakeholders as a benchmark for energy
conservation in pulp and paper industry. In these guidelines it is explained in detail about the overview of Pulp and P
environmentally sound of pulp and paper industry.
1.2 Contribution of GHG Emission in Indonesia
In Indonesia, the sources of GHG emission are
classified into several activities, namely from forestry and land use, energy sector, industrial sector, agriculture and u
occupied on the 4th rank of 2.42% (Table 1.1).
Table 1.1 Indonesian National Greenhouse Gas Emission
Sources CO2 (Gg) CH4 (Gg) N2O (Gg) CO2eq (Gg) %

Energy 305.983 1.221 6 333.540 2,356

Industries 31.938 104 0 34.197 242
Agriculture 2.178 2.419 72 75.419 533
Land Use Change and Forestry 649.173 3 0 649.254 4,585
Burning Peat land 172.000 - - 172.000 1,215
Waste 1.662 7.020 805 151.578 1,069
Total 1.415.988 100
Source: KLH - The Indonesian Second National Communication,2009
In line with the increasing activities mentioned above from year to year, then the GHG emission will
also increase. Prediction of increasing GHG emission from 2000 to 2020 can be seen in Figure 1.1.
Page 5 of 132
Figure 1.1 Forecast of GHG Emission in Indonesia (Source: BAPENAS)
On the basis of the above predictions, the
government's National Energy make a policy to suppress the increasing of GHG emission. To actualize RAN (The N
• Decrease the share of fossil oil to less than 20% (yr 2005: 54.78%)
• Increase the share of gas to more than 30% (yr 2005: 22:24%)
• Increase the share of coal to more than 33% (yr 2005; 16.77%)
• Increase the share of renewable energy to more than 17% (yr 2005: 6.20%)
• Energy Elasticity less than 1 (existing elasticity is 1.84)
• Decrease Average Energy Intensity to less than 1% per year
When comparing the predictive value of GHG
emission in 2020 from their respective activities, to implement national energy policy and without implemen
the policy, it will show the difference in CO2 emission value
 of self efforts or by help of country donors as seen in Table
1.2.
Table 1.2 CO2 Emission Reduction Targets in all Sectors
Sector CO2 Emission in 2020 (with
Emission of reduction target 26%)
CO2 2020
Activities Sector (Without 26% +15%
Reduction) (total 41%)

Peat lands 1.09 0.28 0.057

Waste 0.25 0.048 0.030

Forestry 0.49 0.392 0.310

Agriculture 0.06 0.008 0.003

Industry 0.06 0.001 0.004

Transportation - 0.008 0.008

Energy 1.00 0.030 0.010

Total 2.95 0.767 0.422

1.3 Condition of Pulp and Paper Industry

In accordance with the geographical position of
Indonesia, which has vast areas of forest as a source of wood raw material, then Indonesia has a comparative adva
to the Directory APKI in 2009, the company's pulp and
paper industry in Indonesia are 81 mills, which consist of 3
integrated pulp and paper, 2 pulp industries, and 76 paper industries. Overview of Pulp and Paper Industry distributi
Pulp and paper industry spread in the area of Java around 57.96% (6,607,200 tons / year), while in Sumatra of abou
246 kg / capita, China 55 kg / capita (in 2007). Consumption data in some other countries can be found in Appendix
in Table 1.3.
mption of Steam and Electricity Pulp and Paper
Industry in Indonesia
No Paper Product Type Heat Electricity Consumption
Consumption KWh/ton
ton/ton
1 Newspapers 44 93,911

2 Cigarettes 41 1750

3 Carton (Lainer 244 420

& medium)
4 Kraft Pulp 22 468
5 Printing-Writing 165 600
Source: Center for Pulp and Paper, 2010
According to several industry surveys, the data
shows that the largest steam requirements contained in the industry that manufactures specialty paper and Kraft pu
paper.
mption of Steam and Electricity to Various Types
of Paper
No Paper Products Heat Consumption kWh/ton Electricity
Consumption
kWh/ton
1 Tissue 1900 - 2800 800 - 2000
2 Spesialty 1600 - 4500 600 - 3000
3 Board (deinking) 1000 - 2700 400 - 700

4 Kraft Pulp 3800 - 5100 700 - 800

5 Printing-Writing 1000 - 1600 1200 - 1400
Source: IPPC, 2010
Pulp and paper industries consume considerable
energy, but with the development of technology, energy consumption still can be savings. The paper industry is capi
other heavy industries.
Table 1.5 Specific Energy Consumption of Heavy Industry
Industry Specific Energy Consumption ( GJ /
Ton )
Steel 2,80 – 37,10
Aluminum 11,95 – 85,19
Textile 3,20 – 32,40
Cement 2,20 – 7,90
Pulp and Paper 10,70 – 34,30
Source: (Ray, 2008)
In Table 1.5, it is clear that the specific energy
consumption of pulp and paper industry is quite high, equivalent to the steel industry and the range of low energy co
Energy saving opportunities that can be compared with other industries can be seen in Table 1.6. The amount of car
indirect emission carbon detail can be seen in Table 1.8.
Table 1.6 Energy Saving Opportunities
No Industry Energy Saving Potential
1 Textile 20 – 35 %
2 Steel 11 – 32 %
3 Pulp adn Paper 10 – 20 %
4 Ceramics and Galsses 10 – 20 %
5 Food and Beverages 13 – 15 %
6 Petrochemicals 12 – 17 %
7 Cement 15 – 22 %
Source: kemenperin-2009
Table 1.7 Carbon Emission from Heavy Industries
Industry Specific Emission (ton CO2/ton product) Reduction Potential (%)

Steel 1,6 – 3,8 20 – 50

Aluminum 8,3 -8,6 15 – 25
Cement 0,73 – 0,99 11 – 40
Oil Refinery 0,32 – 0,64 10 -20
Pulp and Paper 0,22 – 1,4 5 -40
Source: (Bernstein, 2007)
Page 11 of 132
Table 1.8 Details of Carbon Emission from Paper Industry
Emission Source Million metric Million short tons of
tons of CO2 e per CO2 e per year
year1
Direct Emission
 Direct Emission associated with fuel 57.7 63.6
combustion (excluding biomass CO2)

Wastewater treatment plant CH4 0.4 0.4

releases
Forest products industry landfills2 2.2 2.4

Use of carbonate make-up chemicals 0.391 0.431

and flue gas desulfurization
chemicals
Secondary pulp and paper 2.5 2.8
manufacturing operations (i.e.,
converting primary products into final
products)
Direct emission of CO2 from biomass 113 125
fuel combustion (biogenic)4

Process-related CO2 including CO2 Unavailable5 Unavailable5

emitted from lime kilns (biogenic)4

Indirect Emission
Electricity purchases by pulp and 25.4 28
paper mills
Electricity purchases by secondary
manufacturing operations (i.e.,
converting primary products into final 8.9 9.8
products)

Steam purchases Unavailable5 Unavailable5

Source: (US-EPA 2010)
CHAPTER II
THE PULP AND PAPER INDUSTRY
2.1 Pulp Technology
Pulping process is classified into 3 types namely
mechanical, chemical, and semi-chemical. The product has the different fibers characteristics. Selection of the proce
The advantages of chemical pulp are better, more organized, more flat and more compact with a lower opacity than
In mechanical pulping lignin is not removed or partially removed, so that the fiber has less intact, rigid, and
shorter. The paper made from mechanical pulp will bulky,
have a good opacity, and easy to absorb ink for good
printing properties.
Table 2.1 General Classification of Pulping Process
Process Characteristics
Mechanical pulping by mechanical energy high yield (90-95%)
short fibers, not whole, not pure, weak, unstable good print
quality
Difficult to bleach

The combination pulping with a combination of chemical and mechanical

of chemical treatment
mechanical The yield is (intermediate) (55-90%) The properties of the
pulp is medium (intermediate)

Chemical pulping with chemicals and heat low yield (40-55%)

Fiber pulp intact, long and pure, strong, stable The print
quality is low and easily bleached

Source: Smook, 1989

Table 2.2 Summary of General Pulping Results
Yield (%) Relative Strength
SW HW
Classification Process
Stone Groundwood 90 - 95 5 3
RMP TMP 90 - 95 5-6 3
90 6-7 3-4
Mechanical CTMP 85 - 90 7-8 4-5
Chemi- Chemi Groundwood 85 - 90 - 5-6
Mechanical Cold Soda 85 - 90 - 5-6
NSSC 65 - 80 - 6
High Yield Sulfit 55 - 75 7 6
Semichemical High Yield Kraft 50 - 70 7 6
Kraft 40 - 50 10 7-8
Sulfit 45 - 55 9 7
Chemical Soda 45 - 55 - 7-8
Source: Smook, 1989
Page 15 of 132
Figure 2.1 Process Diagram of Kraft Pulp Mill (IPPC, 2010)
Mechanical pulping processes are generally simple
and have a high yield (90-95%), and therefore can only be used for certain papers such as newsprint. Semi-chemica
Flowchart of pulp manufacturing process can be seen in Figure 2.1 (EPA, 2010). Pulping process is divided into five
pulping, (3) bleaching, (4) chemical recovery, (5) drying the
pulp (non-integrated mill only). The description of each
process is as follows:
a. Wood Preparation
Wood is the main raw material used to produce pulp. Wood is generally shaped log or chip and processed in the tim
purchased chip typically stored in a large storage pile.
b. Pulping
During the pulping process, wood chips are separated into individual cellulose fibers to remove lignin (adhesive mat
Manufacture of chemical pulp (ie, Kraft, soda, and sulfite) involves "cooking" raw materials (wood chip) using an aqu
Indonesia to produce virgin fiber.
Kraft pulping process using alkaline cooking
solution consisting of sodium hydroxide (NaOH) and sodium sulfide (Na2S) to dissolve the lignin of wood, while the
products such as rayon, viscose, acetate and cellophane.
c. Pulp Bleaching
This process removes color from the pulp (due to the residual lignin) by adding chemicals to the pulp with varying co
The most common bleaching chemicals are chlorine, chlorine dioxide, hydrogen peroxide, oxygen, sodium hydroxid
stage or sent to the waste processing.
d. Chemical Recovery
For reasons of economy and environment, chemical pulp mill has a recovery process to reclaim the remaining chem
- Black Liquor Concentration
Dilute black liquor (12-15% solids) from the pulping process containing lignin, oxidized organic compounds and inorg
- Recovery Furnace
Concentrated black liquor is sprayed into the recovery furnace, where organic compounds were
burned, and Na2SO4 reduced to Na2S. Black liquor is
burnt in a recovery furnace has a high energy content (5800-6600 Btu / lb dry solids), which recovered as steam for
series of clarification tanks.
- Caustization and Calcination
Green liquor moved to the caustization area, where Na2CO3 converted to NaOH with the addition of lime (CaO). Su
remove residual sodium. Mud from washing and then
dried and calcined in a lime kiln to produce lime, which
is used back in the tank slaker. Washing mud filtrate, used in the SDT for dissolving smelt from recovery furnaces. W
clarifier is used again for cooking in the digester.
- Pulp Drying
After the process of pulping and bleaching, the pulp is processed into stock used for making paper. In non- integrate
Recovery boiler

Power Boiler (biomass

and fossil fuel)

Turbine and generator

HPS 
Kondensat
Secondary Heat (water)
MPS
LPS
Power
Making pulp Process

Additional Water
HPS: High pressure steam (62-100 bar, 460-500 °C) MPS: medium pressure steam (12.5 bar, 205 oC) LPS: low pressure steam
Figure 2.2 Distribution of Energy in the Pulping Process
Page 22 of 132
Pulp mills can produce the energy by themselves to
power plant operations through co-generation systems (cogeneration system). The energy provided in the form of h
fuel boiler.
Table 2.3 Energy Consumption in Pulp Mill
No Process Steam Electricity
(GJ/ADT) (kWh/ADT)

1 Raw Material Preparation - 50

2 Chip Feeding System into digester - 20

3 Cooking in digester 1.7 40

4 Pulp Washing and Screening - 30
5 Oxygen Delignification 0.5 75
6 Pulp Bleaching 2.3 100
7 Pulp machine 2.3 141
8 Evaporator 3.1 30
9 Power plant 2.3 60
10 Lime kiln and Recaustization - 50
11 Hot Water Preparation - 32
12 Water and Waste Water Treatment - 30

13 Others - 30
Total Consumption 12.2 688
Source: Lawrence, 2009
Pulp mills in Indonesia fulfill their energy
requirement by them self by power plant operations through co-generation systems (cogeneration system). The ene
Figure 2.2 shows a diagram of energy distribution in the pulping process. For recovery boiler, fuel obtained from blac
Theoretically, the Recovery Boiler produce steam is
15.8 GJ / ADT and electricity 655 kWh / ADT. Steam
needed is fulfilled by the Recovery Boiler, and the rest of electricity needed met by the bark-fired boilers.
2.2 Papermaking Technology
Paper is made from three main materials, namely
fiber, water, and additives. All of these materials are processed in stock preparation, then sent to the paper machine
2.3.
Figure 2.3 Papermaking Process
In the process of papermaking, fibers and additives
are mixed with water, and then the water is separated again while forming the sheet. There are unique characterist
the largest proportion of energy used in drying sections.
Figure 2.4 Proportion of Water Separation and Energy
Consumption
The main energy source used in the paper industry
is the steam and electricity. The various unit operations in paper mills using both types of energy, as shown in Figure
2.5 and Figure 2.6.
Figure 2.5 Distribution of Energy Consumption in Paper Mill
Source: (FAPET, 1999)
Figure 2.6 Share of Energy Consumption in Paper Industry
2.3 Environmental Management Technology
Technology development of environmental
management in the pulp and paper industry (PPI) leads to minimize the amount of formed waste, to manage waste
Technology that leads to prevent the formation of waste is a strategy for environmental management through clean p
 potential to be used as alternative energy.
2.3.1 Liquid Waste Management
Judging from the source wastewater PPI can come from several stages of the process that each provide different ch
process generally cause problems blackish brown color,
alkaline pH, high contamination COD, BOD and toxic.
Liquid waste from paper manufacturing process provides the characteristics with high levels of suspended solids, C
Wastewater management is done by eliminating or reducing the contaminant content of organic materials and inorga
Currently, biological treatment is an important waste treatment and is widely used in the PPI because it is environme
anaerobic treatment system is the most profitable
alternative. Another advantage is the low energy required,
even to produce biogas which can be exploited. However, if this technology not managed properly, it caused problem
gases (GHG) emission and affect climate change.
2.3.2 Solid Waste Management
ertility and crop
productivity.
There are several alternative waste management technologies that can be done in the PPI, such as landfill, incinera
ement activities
will be generated carbon emission such as CO2 and CH4
which can be released into the atmosphere as a greenhouse gas.
Landfill is solid waste management by put the unused solid waste on the ground in a controlled way. During the accu
emission of energy that's released into the atmosphere.
2.3.3 Management of Gas Waste
Source of the largest particulate and gas emission in the Kraft pulp mill is in Chemical Recovery Plant (CRP). These
atmosphere without good control.
Management of waste
gases can be done through processing with equipment
electrostatic precipitator (ESP), cyclone, and wet scrubber.
Emission discharged into the air processed through the
chimney with a sufficient height so as not to cause any
disturbance to the surrounding environment. However, the
CO2 released into the atmosphere is still an impact on greenhouse gas effect and climate change.
CHAPTER III
PULPING TECHNOLOGY FOR ENERGY SAVING AND LOW CARBON
The concept of pulping technology for energy-
saving cannot be separated with the concept of environmentally friendly technologies. In the principle of energy cons
As it is known that the pulp industry is one of the industry with huge potential to pollute the environment, especially p
To support this effort, in addition to improving existing bleaching process towards chlorine-free bleaching technology
process previously during cooking processes. Pulping
technology toward the acquisition of low kappa number
ould be useful
include:
• Saves raw materials, water, and energy
• Reduce the pollution load, and air emission (low carbon)
• Save costs
The processes that save energy and reduce emission in the pulp industry (energy conservation), among others:
1. Handling of raw materials, chipping, wood chip screening
2. Modifications continued delignification technology (extended delignification) on cooking system
3. Washing technology applications using the displacement method both brown stock and bleaching
4. Optimization of the performance of Chemical Recovery (evaporators, recovery boilers, lime kilns)
5. Power Boiler Optimization of system performance
(biomass fuels or coal)
3.1 Conservation Of Energy In Wood Raw Material
Handling, Chipping, Wood Chip Screening
Energy conservation in timber handling, chipping, wood
chip screening can be seen in Table 3.1 below.
Table 3.1 Conservation Of Energy In Wood Raw Material Handling, Chipping, Wood Chip Screening
No Activities Energy Conservation Investment

1 Avoid log blocking at chipper feeding Avoid unload machine operation No Investment

2 Minimize the chip pile high Avoid heat due to the pile No or small investment

3 Follow fifo procedure (first in first out) in Chip will stay at the same time and the same No or small investment
storage chip pile degree of degradation

4 Put Chip in chips silo Reduce wood loss Silo installation

5 Apply Cradle Debarker Reduce wood degradation and loss. Saving Debarking System
energy 30% for debarking modification

6 Change pneumatic chips conveyor with Save electrical power from 18,5 kWh/ton Inmvestment through
belt conveyor (pneumatic) to 1 kWh/ton (belt), conveyor changing or
modification

7 Apply automatic chip handling and Supporting fifo management, yield, and raw Control system completed
thickness screening materials saving ROI 15 – 20%

8 Apply Chip screening bar-type chip Long life-time compare to conventional, low Change the conventional
screens maintenance cost, increase yield 2%, save energy screening
0,33 MMBtu/ton pulp

9 Apply Chips conditioner Decrease Reject 1,2%, pulping energy save 0,19 Change or modification
MMBtu/ton, Cost save existing slicer
$30/day

Figure 3.1 Mechanism of chip damage

Figure 3.2 Dimensions of optimal chip stack
3.2 Modification Of Continues Delignification Technology
(Extended Delignification) On Cooking System
The basic principle of obtaining a low kappa number
of pulp is to regulate the selectivity of delignification with method, among others:
- The concentration of active alkali must be low at the beginning of cooking and maintained for a relatively uniform
- The concentration of SH-must be high, especially during the initial delignification
- Content of lignin dissolved in liquor consumption must be maintained to remain low, especially at the final stage
of cooking
The principle of the process is to save the black
 liquor in the cooking process to be used (re-use) in the subsequent cooking. The more cycles of the process that mu
Figure 3.3 Cycle Of Displacement Batch Cooking Process
The method can be used in a batch system is a
modification of displacement cooking digester by blow cold way, rapid displacement cooking, superbatch, enerbatch
(compact cooking or impregnation bin).
mary Of The Various Cycles Of Displacement
Batch Cooking Process
3.2.1 RDH (Rapid Displacement Heating) and Superbatch
Pulping process, in principle, be done by utilizing warm and hot black liquor used to soak the chip prior to the proces
- Digester displacement screen
- Hot black liquor accumulator
- Hot white liquor accumulator
- Warm black liquor accumulator
- Cool black liquor accumulator
- White / black liquor exchanger
Figure 3.5 System RDH equipment / Superbatch
Process RDH / Superbatch:
 Charging of chip into the digester (with steam packing, the contents of the digester increased by 25%)
 Charging of warm liquor into the digester tank of warm black liquor. Discharge valve closed, the digester liquor is p
evaporator
 Cooking starts with an initial digester temperature of
about 160oC, factor H is recorded through a distributed control system (DCS). Cooking process occurs without addin
 After the target H-factor is achieved, washer filtrate is pumped into the digester and move the hot liquor into three
 After mass of pulp is cold in the digester, pulp is to be blow with compressed air without the steam addition. The la
so that we have a higher fiber strength.
3.2.2 ITC (Isothermal Cooking)
ITC Technology is a modification of the MCC (modified continuous cooking) and EMCC (extended modified continuo
heat washing zone.
With a uniform temperature throughout the digester
will reduce the temperature in the cooking zone. The temperature of cooking zone can be reached 10 °C lower than
Washing efficiency is not decreased despite the hi- heat washing zone is added alkali about 6%. This is due to the w
temperatures, together with cooking temperature.
Figure 3.6 ITC Digester Continuous Cooking System
3.2.3 Black Liquor Impregnation
Figure 3.7 Black Liquor Impregnation
The principle of black liquor impregnation is to add
1 unit of impregnation reactor which is used to soak the chips with black liquor. This principle is similar to the displac
Energy conservation performed in the pulp bleaching units is utilizing heat from the bleaching process. This heat is
bleaching of pulp can be seen in Table 3.2.
Table 3.2 Conservation Of Energy in The System Of Cooking and Bleaching
No Activities Energy Conservation Investment
 1 Batch digester modification to Steam saving from 1,38 ton/ton pulp Install heat exchanger, pump and
extended delignification : (conventional) to 0,30 ton/ton (RDH), filtrate tank for hot and warm
- RDH yield increase 2 – 3%
- Superbatch
- Coldblow
- Enerbatch

2 Batch digester modification to
extended delignification :
- Isothermal cooking (ITC)
- Lo-solids
- Black liquor impregnation
(BLI)
Steam saving from 0,72 ton/ton pulp Add cooking zone at ITC system
(conventional) to 0,4 – 0,5 ton/ton and Lo-solids, add 1 vessel medium
pulp, yield unit, and auxiliary for BLI
increase about 1%

3 Apply pulping aid : By anthraquinone yield Additional direct production

- Antrhraquinone increase 2-5%, rejects cost
- Phosphanate decrease, Kappa lower,
Sulfur emission low.
Phosphanate can save
steam 8 – 10%, yield pulp
increase 4 – 6%.

4 Heat recovery bleaching unit Use heat from washer hood to Add a heat exchanger unit and tank
produce hot water

5 Chlorine dioxide (ClO2) heat Preheating ClO2 before entering Add heat exchanger installation at
exchange mixer can save steam ClO2 feeding system. Investment
$124000, pay back period 2 years.

3.3 Application Washing Technologies Using Both On The

Displacement Method And Bleaching Brownstock
Pulp washing technology works use a lot of
technologies that work with the principle of diluting the pulp with water followed by displacement. With this process r
To save energy, washing process is modified by pressurized displacement system, which eliminating the process of
beside saving energy also saves water usage.
Figure 3.8 Wash The Master And Twin Roll Press
Table 3.3 Conservation Of Energy in Pulp Washing System
Activities Energy Conservation Investment
Pulp washing More efficient, remove more solid, Replacing
improvement use and low consumption of power, Conventional
displacement system steam, and chemical. Washing System
Steam saving 9,500 Btu/ton dan
electricity saving 12 kWh/ton

3.4 Optimization Of The Performance Of Chemical

Recovery (Recovery Boilers, Evaporators, Recovery Boilers, Lime Kilns)
Energy conservation opportunities recovery boiler is taken by increasing the maximum cost of heat energy generate
quaternary air, and others.

RECOVERY
BOILER

Super
Konsen-
trator
6 5 4 3 2 1

Mixing
tank

Condensate
Figure 3.9 Addition Of 1 Unit Superconcentrator
Udara kuaterner
Udara sekunder tingkat atas
Udara sekunder
Udara tersier
Udara primer
Figure 3.10 Addition Of Quaternary Air Flow
Energy Conservation in Chemical Recovery systems can be seen in Table 3.3 below.
Table 3.4 Energy Conservation in Chemical Recovery system (Evaporator, Recovery Boiler, Lime Kiln)
No. Activities Energy Conservation Investment
1 Using Superconcentrator - Heavy Black Liquor increase from 70 to 80% Menambah alat
in evaporator - Steam economy 6 kg H2O/ton steam, 1,6 kg superkonsentrator dan
solid/kg pulp pompa dalam sistem
- steam consumption 3,1 GJ/ADt, electricity 30 evaporator.
kWh/ADt

2 Improvement of Increasing Boiler efficiency, decreasing Mengganti pipa carbon steel

composite tubes for shutdown and corrosion menjadi co- extruded tube
Recovery boiler piping terutama di bagian
superheater

3 Deposit Monitoring Control and inspection to increase heat transfer Additional handheld infrared
System of Recovery surfaces, early detection of plugging and pipe inspection system
boiler fouling, monitoring to reduce shut down

4 Application of monitoring deposit (plugging and fouling) sootblowing

intelligent followed by cleaning use modification to be
sootblowing intelligent sootblowing method, will save high intelligent shoot blowing
pressure steam 2%
 5 Additional Quarternary Reducing particle carry over and tube fouling, Investmenti $300,000 -
Air flow at Recovery decreasing recovery boiler washing frequency, $500,000 for additional fresh
boiler reducing shut down, HPS 100 bar 500 oC air level
energy
increase by 3 – 5% and reheat.

6 Lime kiln oxygen Improving burning efficiency, reducing fuel Investment is low, only need
enrichment consumption 7 – 12 % pipe and injection system of
O2. Pay back period 1 – 3
year

7 Improving filtration Saving energy 0,47 MMBtu/ton CaO or 5% Modification or replacing

system of CaCO3 and existing system
refactory brick at lime
kiln

3.5 Optimization of Biomass and Coal Fuel Power Boilers

Performance
The use of biomass fuels in the pulp mill will save
the use of coal. Because it is bio-energy based so CO2 emission is low. To improve the efficiency of combustion used
In a circulating system of CFBC bed parameters are
kept to form the floating solids from the bed.
Solids
removed in a relatively dilute phase in the riser, and a
down-comer with a cyclone of a cyclone the solids.
This
type is more profitable because it can operate at greater
capacity, reducing SO2 and NOx emission are greater as well.
Page 51 of 132
Figure 3.11 FBC and CFBC
Table 3.5. Conservation Of Energy In The System Of Power Boilers (Biomass Fuel Or Coal)
No. Energy Conservation Advantages Investment
1 Monitoring and control of Control system for measuring, monitoring oxygen and Application of advanced c
continuos burning system carbon to optimize the mixing of fuel/air and get a higher monitoring system and co
flame temperature, so efficiency is maximum and air Investment
emission decrease $200000, payback period

2 Decreasing flue gas to avoid Avoided leaking can save energy 2 – 5% Maintenance, monitoring
leaking inspection
3 Reducing Excess Air Using of excess air around 15% can reduce NO x emission -

4 Improving isolation of piping Saving energy 6 – 26% Maintenance routine and

system new materials
5 Boiler maintenance To keep boiler at peak performance by improving boiler Implementation of Boiler
management, saving energy 10%. Program

6 condensate returning Saving fresh water and chemical processing of boiler feed Installation of condensate
water
7 Reducing boiler blow down Optimize blow down to minimize boiler deposit, saving fuel Installation of automatic b
1,1% system to improve blow d
 8 Blow down steam recovery Maintain thermodynamic properties of steam and water, Additional continuous blo
reducing corrosion in piping system, saving fuel 1,2%. recovery systems installa

Other energy conservation can be done in the pulp

industry is the application of coal gasification technology, which in this gasification process, hydrocarbon is converte
Gasification can also be made to the biomass contained in the pulp mill, such as bark, pin chips and fines. Biomass
boilers and as fuel for lime kilns.
The use of other biofuels that can be developed to
utilize the energy content in the NCG (non-condensable
gases).
With the methanol content of 1% in the NCG allow
this gas be isolated and used to fuel limekiln, that will reduce demand for oil and coal and also reduce CO
emission.
CHAPTER IV
PAPERMAKING TECHNOLOGY FOR SAVING ENERGY AND LOW CARBON
4.1 Papermaking Technology
4.1.1 Stock Prep: Refining
Refining is a unit in stock prep with the most energy consuming. Basically saving measures that can be done is to in
Selection of refiner bar pattern also determine the energy consumption of refining. Current models are usually desig
chemical additives.
4.1.2 Paper Machine: The Forming and Pressing
All paper machines using a vacuum system in the formation. Vacuum system is not working effectively causing incre
process of separating water from the sheet of paper.
Therefore, optimization of vacuum system should always be made to the paper machine. The commonly used of for
about 40kWh / ton of paper.
Figure 4.1 Current Technology Pressing (Shoe Press)
Figure 4.2 Comparison Of Performance Pressing
Typically, the sheet pressing process carried out by
two rotating roller surface. A new innovation shows that one of the main rollers, especially the base for pressing can
7% from the conventional one.
4.1.3 Paper Machinery: Drying Section
Application of advanced technologies to control dryer showed energy savings of 4500 lb of steam / hour, reduced en
The temperature is often controlled with ventilation pocket of high air temperature is more than the minimum require
from the air vents can also be utilized to heat other
facilities. For the hood that uses hot air as in a tissue
machine, dump the hot air can be used to heat the incoming air.
The use of new technology for the drying process is also possible, for example Conde belt drying system. In this sys
Air Impingement Drying System, uses hot air, so use less steam, but electricity increases. This system is suitable for
but electricity increased by 5%.
Figure 4.3 Drying System Condebelt
A. Direct B. Indirect
Figure 4.4 Air-Impingement Drying
Table 4.1 Comparison of Performance of New Drying Technology
In summary, a number of measures that can be
done to improve efficiency of paper drying process are:
a. Drying Process Control
b. Dew Point Control
c. Optimization of Water Removal on Forming and Pressing
d. Impairment Loss of Energy Blow through
e. Decreasing of Air Consumption
f. Pocket Ventilation Temperature Optimization
g. Waste Heat Recovery
h. Using Shoe Press (Extended Nip)
i. Optimization of Vacuum System for Paper machine
j. Use of Advanced Technology: Gap Forming; Conde Belt Drying: Air Impingement Drying
4.2 Saving Energy and Carbon Emission in the Paper
Industry
Energy is used in various unit processes in the
paper industry. Energy used to drive motors, pumps, vacuum, drying, and so forth. Energy saving opportunities in va
Roles and opportunities for energy conservation in various key processes in the paper industry, is seen in Table 4.2.
In Table 4.2 it can also be seen, the greatest opportunities for energy savings exist in two places, namely refining an
Table 4.2.
Table 4.2 Energy Conservation Opportunities in Paper
Industry
Source: (EU-China, 2009)
In Table 4.3, described the range of energy intensity
for the paper mill from 7.2 to 10.5 GJ / ADT, while the integrated mill from 6.6 to 22.4 GJ / ADT. The above data is da
and most practical to use at this time.
Table 4.3 Best 2009 World Energy Intensity
Raw Materials Product Energy Intensity
( GJ / adt )

Pulp Uncoated Fine (wood free) 90

Coated Fine (wood free) 104
Newsprint 72
Board 96
Kraft Liner 78
Tissue 105

Recovered Paper Board (Without Deinking) 112

Newsprint (Deinking) 76
Tissue (Deinking) 113

Wood Bleached Uncoated Fine 183

KraftLiner & Bag Paper 176
Bleached Coated Fine 224
Bleached Uncoated Fine 223
Newsprint 66
Magazine Paper 73
Board 118
Source: (Eu-China, 2009)
According to (NCASI, 2005), carbon emission from
pulp and paper industry can be categorized as direct and indirect emission. Direct emission means emission from so
be seen in Table 4.4.
Table 4.4 Source of Carbon Emission at Paper Mill
Emission Sources of Carbon Emission
Direct Emission - Power boiler, turbin, or other combustion appliances
produce steam or power for mill
- Incinerator
- Dryer fuels with gas or other fossil fuels
- Local Vehicles and machineries
- Transportation vehicle to and from the mill

Indirect Emission - Preparation of virgin or secondary fiber

- Screening, thickening, washing
- Paper and board production, including cleaning and
refining
- Coating process
- Trimming, roll wrapping, sheet cutting
- Normal operation of office and building for the employees
- Waste water treatment equipment
- Equipment for emission control such as ESP and biofilter

4.3 Short Overview of Investment For Some New Process

Various energy saving opportunities described above is the effort that has been done on commercial paper industry
summarized in the following table.
Table 4.5 Overview of Investment For Energy Savings
Source: (EPA, 2010)
Process/ Saving Energy Investment Estimation
Technology
Shoe Press Steam 2-15% USD 40,24 /ton
Gap Former electricity 40 kWh/ton USD 75.750/ inch width

Advanced Dryer Steam 2 kg/jam Pay Back Period : 3

Control years

Closed Hood and Steam 0,72 MMBTU/ton USD 9,57 / ton

Ventilation System electricity 6,3 kWh/ton

Waste Heat Steam 0,4 MMBTU/ton USD 18 /ton

Recovery
Condebelt Drying Steam 15 % USD 28 /ton
electricity 20 kWh/ton
CHAPTER V
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT IN PULP AND PAPER INDUSTRY
5.1 Liquid Waste Management
The liquid waste pulp and paper industry is highly
polluting, so can have an impact on the environmental equilibrium in particular bodies of receiver water. Waste chara
metals.
Technological developments that lead to increased
efficiency of production processes and recycling of water has been reducing the amount of liquid waste that is forme
Decision on wastewater treatment technologies process is based on waste characteristics, reliability and performanc
can be done by steps through the treatment of physics,
chemistry, and biology process or a combination thereof in
accordance with the target expected results
5.1.1 Processing Technology
i. Physics - Chemistry Process
This process is usually used at the beginning of processing; the goal is to eliminate pollutants, especially suspended
30 kW/m3. The energy used to run pumps and agitators in the equalization basin, bath tub mixer and
clarifier chemical.
ii. Biological Process
Industrial wastewater treatment of pulp with the primary objective is to set aside biological contaminants dissolved o
Based on the need for oxygen to support growth and microbial activity, biological treatment is divided into aerobic a
anaerobic preferred to treat wastewater of high organic
loads and are complex compounds that are difficult to
biodegrade.
ii. a. Aerobic System
In aerobic systems, organic contaminants are biologically oxidized into water (H2O) and CO2, and also produce new
In general, aerobic biological treatment processes that are widely applied in the pulp and paper industry is the activa
Stages of processing process consists of equalization, aeration activated sludge, sedimentation, and sludge return s
and the sludge age 5-15 days.
ii. b. Anaerobic System
Anaerobic process is the process of biodegradation of organic compounds into methane (CH4) and carbon dioxide (
The process of decomposition of complex organic compounds into biogas by bacterial activity that live in anaerobic
 Bacteria acidogenic, consisting of an organic acid- forming bacteria, butyric and propionic, and acetic acid by bacte
 Bacteria methanogenic, composed of bacteria that converts acetophilic acetic acid into methane (CH4), and bacter
CO2 into CH4.
The effectiveness of wastewater treatment with
anaerobic system influenced by several factors, such as temperature, pH, alkalinity and nutrients with optimum cond
 Temperature: 35 ° - 37 ° C (mesophilic),
: 45 oC - 55 oC (thermophilic)
 Alkalinity: 1000 - 5000 mg / l CaCO3
 Nutrition: COD: N: P = 350: 5: 1
 PH: acidification <6; methanation> 6.5
To optimize and distribute the microbial activity for a
maximum biodegradation process can be used in bio- reactors that are classified as dispersed growth bioreactor an
- Anaerobic Filter System
Anaerobic filter reactor system fitted in the supporting media for the attachment of microorganisms, and as a trappin
Needs of the energy used to pump such as nutrition, chemicals, each recirculation between (0.75 to 1 kW). Meanwh
nutrients (urea solution, H3PO4), between (1.5 to 2.0 kW/m3)
- Fixed Bed Were Placed Anaerobic Sludge Blanked
(UASB)
Anaerobic wastewater treatment system that uses a fixed bed were placed anaerobic sludge blanket reactor (UASB
which was originally suspended in a fluid will
experience growth to form granular sludge biomass.
Granular is a form of biomass that has a diameter of 1- 5 mm and large densities. So have a good ability to settle. T
 Fluctuations COD reduction efficiency is relatively stable
 Ratio (value ratio) against the concentration of volatile acid concentration is 0.1 alkalinity or
 pH values fluctuate in neutral pH region, ranging
from 6.8 to 7.5
Needs of the energy used in the anaerobic UASB
system is relatively similar to anaerobic filter system. UASB anaerobic systems can operate on organic load 10-30 k
oC is 0.41 l / g COD reduction. Based on the results of the
efficiency of wastewater treatment has been applied in the pulp industry achieve COD reduction of 80%, while the m
production as much as 0.3 to 0.4 m3/kg COD reduction.
5.1.2 Anaerobic Technology Development and Application
In general, emission of gas produced in wastewater treatment contained in the processing systems and
anaerobic digestion sludge (mud). In anaerobic waste
water treatment system, resulting CH4 will break down into CO2 gas that is not included in the calculation as a green
The development of anaerobic technology to lower carbon emission at the wastewater treatment process shall be eq
fuel.
5.2 Solid Waste Management
Pulp and paper industries produce liquid waste and solid waste quite big. Types and characteristics of solid wastes f
Table 5.1.
Table 5.1. Sources and Types of Solid Wastes Pulp and Paper
Industry
Sources of waste Types of waste
1. Wood raw material supply unit
2. pulp washing and screening unit
3. Chemical recovery units (CRP)
4. waste paper preparation unit
5. wastewater treatment (WWTP)
6. power plant unit
- Leather and wood dust, mud,
sand
- Solid residual strain (reject,
knot)
- lime mud, dreg and grit
- fibers mud, plastics, ink sludge
- primary mud, secondary
sludge
- fly ash and bottom ash

From some solid wastes such a large amount and

cause problems is the organic waste in the form of sludge from WWTP unit; inorganic waste in the form of ash comb
(GHG), emission associated with global warming issues.
Table 5.2 Advantages and Weaknesses of Solid Waste Management Technology
Technology
Landfill Incineration Aerobic Anaerobic digestion
Items Composting
Power was quickly crushed waste slow cepat medium medium

The effectiveness of the process low high medium medium

energy consumption low high medium medium

process control Easy difficult medium difficult
Needs area large small large medium
equipment investment large large medium large
operating costs low high medium high
The potential use of energy low high low high
Potential gas emission low high medium medium
Page 73 of 132
There are several solid waste management
technologies used in the pulp and paper industry, the selection is based upon a review of some aspects of technical
of each technology (Table 5.2.).
5.2.1 Landfill
Landfills are management of solid waste chosen for the solid waste that is not utilized and will be discharged into the
The mechanism of processes occurring in landfill take place slowly and consist of several phases of decomposition
anaerobic.
Figure 5.1 Phase on Anaerobic Proces
Gas result from microbial decomposition in the
landfill is dominated by CH4 and CO2, which each have the same relative concentration. While other gases can be e
, determined by the technology used and the function of several factors (EPA, 2009), among which:
1. The total amount of waste being dumped into landfills per year
2. Age landfill
3. Waste characteristics, such as temperature and soil moisture content
Landfill Technology Development and Application
Landfill technology developed at this time equipped with a control over the amount and type of waste entering landfi
 technology development is equipped with gas collection
system for the flaring and use of gas to produce energy. Installation of landfill and completeness of its components w
5.2.
dfill Methane Gas Collection System and
ization of Energy. (EPA, 2008)
Landfill gas collection system at catcher of them
consisting of gas (wells), the pipes, blowers, and other technologies that allow to improve the performance of the ga
designed on the basis of classification of coatings, adjusted
for the potential impact of pollution levels. According to
environmental regulations in Indonesia, landfill construction is divided into 3 categories: category I (double liner), cat
In general, the existing landfill on the pulp and paper industry in Indonesia is still using a technology that only aims to
5.2.2 Incineration
The process of incineration is the alternative solid waste management is selected on the basis of its ability to reduce
Incineration Technology Development and Application Incinerator technology progress very rapidly, in line
with the increasing energy demand and the emergence of environmental issues associated with global warming. Th
next technology provides opportunities to utilize the
resulting energy for steam production and eventually into
electricity products.
Development of incinerator design which was originally only equipped handling gas emission in a simple way throug
below.
a-1. Rotary Kiln Incinerator
These types of incinerators are widely used because it can be used to treat various types of waste with a varied
range of water content.
gure 5.3 Rotary Kiln Incinerator
co.id/search?hl=id&source=Rotary+Kiln+Incinerator)
Horizontal cylindrical rotary kiln rotating at speeds
between 0.75 to 2.5 rpm resulting in mixing of waste with combustion air. Waste residence time in the kiln varies
between a few seconds to several hours. Combustion
temperature has a range 815-16500 C.
a-2. Fluidized Bed Incinerator
Incinerator of this type has a combustion chamber with the fluidization system and airtight construction meetings to k
then fluidized by hot air flow with high turbulence.
ure 5.4 Fludized Bed Incinerator
le.co.id/images?um=fludized+bed+incinerator)
With this system, the fluidization of contact between
the hot sand with waste, so that the water contained in the waste turned into steam, and finally there is an optimum
In Indonesia, the implementation of incinerators for waste management industry must follow the rules and guidelines
- Design incinerator has a specification that meets the specified requirements.
- Perform trial operation of the incinerator and pollution control gas emission
- Record operating conditions, the result of combustion, and combustion efficiency
- Carry out monitoring according to the provisions
established.
In general the application of incinerators for solid
waste management is mostly done by the paper industry which uses waste paper raw materials, especially the deink
the type of incinerators, Rotary Kiln and Fluidized Bed, both
 has already implemented in the paper industry in
Indonesia. With the development of incineration technology also enables the utilization of solid waste via gasification
5.2.3 Composting
The purpose of composting is to stabilize the organic materials derived from waste, reduce odor, kill pathogenic orga
emission can be seen in Figure 5.5.
Udara (O2)
Mikroorganisme
Kelembaban
Karbohidrat/lipid
Selulosa
Protein
Lignin Abu (ash)
Nitrogen anorganik
Siklus
Metabolit
intermediate
CO2
H2O
nitrogen
Organisme baru
Humus/kompos
panas

Figure 5.5 Composting Process and Gas Emission

(Source: Valzano, F. et al, 2001)
In the composting process temperature will increase
from mesophilic to thermophilic. When the temperature reaches 40 °C, mesophilic microbial activity is replaced by th
Factors affecting the composting process include C / N ratio, particle size, aeration, porosity, water content, tempera
composting and activators are added.
Table 5.3 Several Factors Affecting the Composting
Process
Parameter Optimum Values
C/N ratio 35 : 1
water content 50 – 75%, depend on the substrate
particle size 50 mm for windrow composting
Air flow 0,6 – 1,8 m3 air.day-1,kg-1volatile solid
during thermophilic phase and decrease during
maturation
pH 6,5 – 8,0
Oxygen > 10% v/v
Temperature 55oC ( 50-65oC)
Composting Process Technology and Application
The composting process that occurs naturally is long and slow. To speed up the composting process has been deve
Composting technology is very diverse, both aerobically and anaerobically, with or without activator composting. App
- An open system (unconfined process)
- A closed system (Confined processes)
a-1. The Composting Process Open Systems
This process includes the process of Windrow and aerated static pile. In general, the stages of both processes are s
while in aerated static pile is done by air conduction.
a-2. Closed System Composting Process
Mechanization of the composting process takes place in a closed system or reactor. This system is designed to add
as air flow, temperature and oxygen concentration. This
closed system requires an investment cost that much more
expensive than open systems.
 Pulp and paper industries in some countries, have made sludge waste management with use it as compost with a g
estate.
5.2.4. Anaerobic Digestion Process
The mechanism of biochemical reactions that occurred in anaerobic process can be seen in Figure 5.6. The process
(Elizabeth. 1981; kharistya. 2004).
Figure 5.6 Stages of Anaerobic Digestion Process
Hydrolysis is the process of solving insoluble
organics large and complex to small molecules that can be delivered to the microbial cells and can be metabolized (
Acidification of the complex phase which involves the formation of acid, hydrogen production, and stage acetogenic.
an alternative energy source. The composition of biogas is
generally composed of CH 4 55-70%; CO2 27-45%; N2 0-
3%; H20 - 1%; H2S <3%. CH4 is a gas that has the highest calorific value is around 9,000 kcal./m3. Heat value of biog
0.4 kg 0.6 kg of diesel oil or gasoline, or 0.8 kg of coal. Anaerobic Digestion Technology
The development of innovative anaerobic digestion technology is intended to optimize the rate of the digestion proce
a-1. Wet Digestion One Step System
Digestion of this single stage wet systems, suitable for processing solid waste that has a solid content less than 15%
in Figure 5.7 and Figure 5.8.
naerobic Digestion Wet One Step System.
//www.ciwmb.ca.gov/Publications/
naerobic Digestion One Stage Dry System
//www.ciwmb.ca.gov/Publications/)
Page 88 of 132
a-2. Phase Two Digestion
Two-phase anaerobic digestion system is a process where acid formation steps (hydrolysis and fermentation of vola
Two-stage digestion system which separates the formation of volatile fatty acid (VFA) from the process of methanog
Figure 5.9.
Page 89 of 132
wchart of Two Phase Anaerobic Digestion
tp://www.ciwmb.ca.gov/Publications/)
Page 90 of 132
Pulp and paper industries in some countries, have
made sludge waste management with how to use it as compost with a good quality (Carter, 1983). Some pulp and p
timber estate.
5.3 Gas Emission Management
5.3.1 Sources and Characteristics
The biggest source of emission in the pulp and paper industry is the unit that uses chemical processes such as pulp
and Particulate Emission can be seen in Table 5.5.
Table 5.4 Sources and Characteristics of Gas and Particulate
Emission
Unit Process Gas Emission Particulate

Preparation of Wood Raw - -

Materials
Pulping Unit • compound methyl
mercaptan (CH3HS)
• dimethyl sulfide (CH3CH3S)
• dimethyl disulfide
(CH3CH3S2)
• gases are not condensed

CRP Unit
 Recovery boiler  compound methyl particulate
mercaptan (CH3HS)
 dimetl sulfide (CH3CH3S)
 dimethyl disulfide
(CH3CH3S2)
 H2S, NOx

 Evaporator  H2S
 metil merkaptan
(CH3HS).
 Lime kiln  NOx, H2S. particulate
Pulp bleaching units • chlorine gas,
• chlorine dioxide
• volatile organic compounds
(VOCs)
power plant Units including  SO2, particulate
cogeneration  NOx,
 CO dan
 trace element

Papermaking Unit formaldehyde

Chemical pulping process and semi-chemical

produces a number of emission including volatile organic such as methanol, formaldehyde, acetaldehyde and methy
chemicals.
5.3.2 Technology of Management Particulate Emission and
Gas
Management of particulate and gas emission in the
pulp and paper industry conducted by the separation of particulate and gas emission or the collection and combustio
unit process.
5.3.2.1 Separation of Particulate
Particulate separation technology of gas from the waste stream can be done with some units of equipment
that can be classified as shown in Table 5.5.
Table 5.5 Classification of Particulate Separator Technology
Technology Information
Cyclone Effective for separation of particulate size> 20 μm;
separation efficiency between 75 - 95%

Electrostatic Precipitator Effective for the separation of particulate size of

(ESP) 10-20 μm separation efficiency> 99%
 Filter Cloth (Fabric Filter) Effective for separation of fine particulate size
99% separation efficiency

Particulate Scrubber Effective for separation of fine particulate size

 Venturi scubber efficiency will be increased by adding a liquid
 Cyclone Scrubber absorbent material
 Spray scubber

a). Cyclone
Cyclone is a mechanical device that is used to set aside relatively large-sized particles from a gas stream. Gas ente
place in the boiler installation.
. Multiple Cyclone and Cyclone, (B). Multiple
Cyclone installed in Boilers
b). Filter Cloth (Fabric Filter)
The filter fabric is very efficient to separate the fine particles. Is a cylindrical bag filters. Fine particulates are collecte
are between 1-2 years.
Figure 5.11 Fabric Filter
c). Electrostatic Precipitator (ESP)
Electrostatic precipitator (ESP) is a particulate separator based on the concept of precipitation due to electrostatic fo
size 10-20 μm. The particles are negatively charged in the
gas flow will be attracted by the positively charged collector
electrode, then released with a rapping system using a water spray or vibration system that collected in the hopper
at the bottom of the ESP.
Figure 5.12 Electrostatic Precipitator (ESP)
ESP is generally used in the recovery boiler with an
efficiency> 99%. Increased efficiency is influenced by the increase in plate surface area and decreasing temperature
(Cici, 1988).
d). Particulate Scrubber
Scrubber provides double performance of the separation of pollutant gases and particulates at the same
time. Separation of pollutants carried out using a liquid that
will be binding and washing, which can be separated and reused. Several types of scrubber can be seen in Figure
5.13.
Venturi Scrubber, (B). Cyclone Scrubber, (C).
Spray Scrubber,
In principle pollutant gases must have a good solubility
and chemical reaction occurs with a liquid absorbent. Usually used water as an absorber because it is cheap, not co
scrubber is as follows:
 Venturi Scrubber: The liquid that is injected into the
venturi throat to form soft splashes and contact with the pollutant particles in turbulent flow. The fluid carrying the pa
 Cyclone Scrubber: With this tool until the liquid is sprayed into the cyclone occurs absorption of particles from the i
 Spray Scrubber: Using the type of spraying the opposite direction to the flow of working gas at low pressure, bu
equipment
5.3.2.2 Separation of Gas Pollutants
A. Packed Tower Scrubber
Packed tower scrubber consists of a cylindrical tank filled with filler material that serves as a distribution medium flow
(Cici, 1988).
Figure 5.14 Packed Tower Scrubber
B. Absorber
Absorber is a gas separation unit that uses the principle of absorption of contaminants in gas streams that are elimi
shown in Figure 5.15.
Figure 5.15 Several Types of Absorbers
Page 101 of 132
C. SOx Gas Control
SOx gases can be controlled by using Flue Gas Desulphurization (FGD) wet method or dry method (Table 5.6). FGD
• Preliminary processing of the gas flow pre-scrubber
• absorption of SO2 by Na2SO3 solution
• cleaning Na2SO4
• regeneration through the addition of Na2CO3 Na2SO3
Page 102 of 132
Table 5.6 Wet FGD and Dry Type
Type of FGD Absorbent Reaction By Product
Method

Type of FGD Non-Regeneration

Wet Method Limestone scrubbing  CaCO3+ H2O+2SO2  2CaSO3 + CO2 + H2O CaSO4
CaCO3 - slurry  CaSO3+1/2O2 CaSO4

FGD Absorbent Reaction By Product

Method
Lime scrubbing CaO –  CaO+H2O  Ca(OH)2 CaSO3, CaSO4
slurry  SO2+ H2O  H2SO3
 H2SO3+Ca(OH)2 CaSO3.2H2O
 CaSO3.2H2O+1/2O2  CaSO4. 2H2O
FGD Absorbent Reaction By Product
Method
Dual alkali  2NaOH+SO2Na2SO3+H2O Na2SO3, Na2SO4
NaOH solution or  Na2SO3+H2O+SO22NaHSO3
Na2SO3
Mg(OH)2 – slurry  Mg(OH)2+SO3MgSO3+H2O MgSO3, MgSO4
 Mg(OH)2+2SO2Mg(HSO3)2
Reaction in Oxidized Tank:
 MgSO3+1/2O2MgSO4
 Mg(HSO3)2+Mg(OH)22MgSO3+2H2
Type of FGD Absorbent Reaction By Product
Method

O
NH3 and water  2NH4OH+SO2(NH4)2SO3+H2O (NH4)2SO4
 (NH4)2SO3+SO3+SO2+H2O2NH4HS O3+H2

Dry Method Lime Spray CaSO3, CaSO4

Drying
CaO and CaCO3
powder
 Type of FGD Regeneration
Wet Wellman-Lord (W-  Na2SO3 + SO2 + H2O  2NaHSO3
Method L) Process  Na2SO3 + 1/2O2  Na2SO4
 2Na2SO3+ SO3+ H2O  Na2SO4 +
2NaHSO3
 Method L) Process

 2NaHSO3 + heat  Na2SO3 + SO2 +

H2O
 Na2CO3 + SO2  Na2SO3 + CO2
into venturi pre-
lfate by oxygen,
as well as SO3 is still contained in the exhaust gas flow through sulfat. Natrium pre-scrubber will be oxidized to sulfa
elemental sulfur or oxidized to sulfuric acid.
D. NOx Gas Control
NOx emission can form NO and NO2 gases which are formed by two mechanisms as a result of the combustion proc
 Fuel NOx : NOx is formed from the reaction between nitrogen (N) contained in the fuel with oxygen at high tempera
 Thermal NOX: NOx is formed from the reaction between N2 and O2 at high temperatures in the combustion chamb
NOx is primarily formed as a result of combustion can
be controlled in the following manner:
a. Combustion modification to reduce or prevent the formation of NOx
 Flue gas recirculation done by reducing the peak flame temperature and the amount of oxygen to reduce NOx for
 Low NOx burner designed to burn off excess fuel using low water
 staged combustion is used to reduce the peak temperature
b. Controlling NOx that has been shaped in a way to
convert them into N2.
 Selective Catalytic Reduction (SCR) is a simple way to change the NOx into N2 and H2O, where the gas stream c
 Non-Selective Catalytic Reduction (NSCR) is
changing the NOx into N2 and H2O by passing the
gas stream in a catalytic coating containing precious metals such as platinum (Pt) and CH4,
CO or H2 as a reducing agent. This process is difficult to apply to a large volume of air with a low NOx concentration.
 Catalytic cracking process using noble metal at a temperature of around 450oC.
Table 5.7 NOx Control Methods
Method - NOx NOx Allowance Description
controlled Type (%)

Flue gas recirculation Thermal NOx 70 - 80

Low NOx burner Fuel NOx, Thermal 10-25

NOx
Staged burner Fuel NOx, Thermal 40-70
NOx
Selective catalytic reduction Fuel NOx, Thermal 80-90  NH3 injected
(SCR) NOx  Catalyst: metal,
 catalyst support materials: ceramic (Ti, Al, etc.)
 Form: granules, honeycomb, plate

Method - NOx NOx Allowance Description

controlled Type (%)
  temperature optimum: 300-400oC
 Reaction: 4NO+4NH3+O24N2+6H2O
2NO+4NH3+O23N2+6H2O
 The process is simple, easy to operate,
not produced waste, there are no byproducts

Selective non catalytic Fuel NOx, Thermal 60-80 NH3, temperatures 800-1000oC
reduction (SNCR) NOx

Non selective catalytic Fuel NOx, Thermal catalysts: Pt + CH4, or CO, or H2

reduction (NSNCR) NOx

Catalytic cracking Fuel NOx, Thermal catalysts: Pt

NOx

5.3.2.3 Emission of Non-Condensable Gas

In the system of non-condensable gas collection
from the digester and evaporator required certain conditions for the risk of detonation be avoided. This can be done
be seen in Table 5.8.
Table 5.8 The Range Of Explosive Concentrations Of Sulfur
Gases
Sulfur Compounds Gas The Range of Explosion
Concentrations
(% Volume)
1) H2S 4,3 – 45,5
2) CH3SH 2,2 – 9,2
3) CH3CH3S 3,9 – 21,9
Gas collection concentrated condition of the non-
condensable gas is more difficult because of the fluctuations in the flow and composition. Ways you can do is to use
The collection in the form of aqueous concentrations below the explosive gas is done by use of a gas reservoir con
conduction as a diluents with a size larger than the
incoming gas fan. To avoid the risk of dilution is not
enough; the system is equipped with equipment that serves to overcome the danger of explosion and damage to eq
Burning is an effective way to eliminate the toxic pollutant gases, odor, or gas is difficult to be processed, and to redu
Generally it takes to burn waste fuel gas with heating value of at least 50% of the calorific value of combustion mixtu
copper, cobalt, nickel, chromium and iron.
Efficiency can be
achieved is generally about 90%.
CHAPTER VI
CLOSING REMARKS
Indonesia ratified the Kyoto Protocol and participate
through regulation No. 17/ 2004 which committed to reduce CO2 emission of potentially Greenhouse Gas (GHG) em
One of the source emitters in Indonesia is industrial sector, was ranked 4th, which including pulp and paper industry
Overall energy savings in the pulp and paper industry can be done with energy conservation at each unit process of
load.
Some processes that can save energy and reduce
emission in the pulp industry, among others:
 handling of wood raw material, chipping, wood chip screening
 modification delignification technology continues on cooking system
 washing technology applications using both the displacement method and bleaching brown stock
 optimizing the performance of chemical recovery (evaporators, recovery boilers, lime kilns)
 optimize the performance of power system boiler
(biomass fuels or coal)
Implementation of energy saving in the paper
industry can be done mainly on paper drying units in the following way:
 control of drying process
 control of dew point
 optimization of dewatering in the forming and pressing
 reduction blow through energy loss
 reduction of air consumption
 optimization pocket ventilation temperature
 residual heat recovery
 the use of shoe (extended nip) press
 optimization of paper machine vacuum system
 The use of advanced technologies such as gap forming; water impingement drying
Technology for environmental management is an
activity of processing and utilization of waste in the form of liquid, solid or gas. In its application is determined on the
and the extent to which can potentially generate carbon
emission and opportunities can be utilized as an energy source.
Wastewater management in the pulp and paper
industry using an anaerobic process technology that
features a gas container for energy-efficient technology and
environmentally friendly.
Management of solid waste by
landfill, incineration, composting and anaerobic digestion in general all of these alternatives can be applied in accord
used. Thus, to reduce gas emission into atmosphere.
REFERENCES
Adams, Terry N., 1997,. “Kraft Recovery Boilers”, Tappi
Press, Atlanta.
APPI, 2008. Executive Summary of APP‟s Carbon Footprint Assessment. Environmental resources management.
Bernstein, L., Roy, J., 2007. Fourth Assesment Report of IPCC of Working Group 3, Cambridge University Press.
Borman, G.L., Ragland K.W., 1998,. “Combustion Engineering”, McGraw-Hill, Singapore,Brunner. Calvin R. 1994. H
Buku Pegangan Manajer Pengendalian Pencemaran Udara. Badan Pengendalian Lingkungan hidup Daerah Provins
CEPI. 2009. Transport Carbon Footprint – Assesment Guidelines. Brussels
CEPI. 2007. Europian Paper Industry Develops Carbon Footprint Framework for Paper and Board. Bussels.
Cici. Mehmet . 1968. Energy Consumption and Air Pollution in the manufacture of Pulp and Paper. Erc.Univ. Fen Bil
DoE. 2005. Energy and Environmental Profile of the US Pulp and Paper Industry. US Department of Energy.
Elizabeth C.P.. paul N. C. 1981. Biogas production and utilization. Ann Arbor Science publishers Inc.
Eriksson. E. Striple, H., Karlsson, P.E., 2009. Executive Summary for Billerud Carbon Footprint, Svenska Miljoinstitu
Gavrilescu, D. 2008. “Energy from Biomass in Pulp and
Paper” Environmental Engineering and Management
Journal, September/October 2008, Vol.7.No.5, 537-
546
Gielen,D; Tam,C. 2006. “ Energy Use, Technologies and CO2 Emission in the Pulp and Paper Industry” WBCSD, IEA
Green, R.P., and G. Hough, 1992,. “Chemical Recovery in The Alkaline Pulping Processes”, Third edition, Tappi Pres
Hayashi, D., Krey, M., CO2 .2005. Emission Reduction Potential of Large Scale Efficiency Energy Measures in Heav
Johan Gullichsen, Hannu Paulapuro., 1998., “Papermaking Science and Technology”, Published in cooperation wi
Kilponen, L., P. Ahtila., J. Parpala., Matti Pihko., 2000,. “Improvement of Pulp Mill Energy Efficiency in An Integrated
Kocurek, M.J., 1989., “Pulp and Paper Manufacture, Vol. 5: Alkaline Pulping”, Joint Textbook Committee of The Pap
Kramer K.J., et al, 2009. Energy Efficiency Improvement and Cost Saving Opportunities for the Pulp and Paper Indu
Kraristya. 2004. Teknologi digester. kharistya.wordpress.com
Lawrence, E.O., 2009., “Energy efficiency Improvement
and Cost Saving opportunities for the Pulp and Paper
Industry”, Environmental Energy Technologies
Division, US Environmental Protection Agency.
Miner, R., Garcia, J.P. 2007. The Greenhouse Gas and Carbon Profile of the Global Forest Products Industry, NCAS
NCASI-IFC, 2009. A Calculation Tool for Characterizing the Emission from the Forest Products Value Chain, Includin
NCASI, 2005. Calculation Tools for Estimating Greenhouse Gas Emission from Pulp and paper Mills. Research Trian
Noel de Nevers. 2000. Air Pollution Control Engineering, 2nd Ed., McGraw-Hill International Edition.
Ohman, F., H. Theliander., 2007., Filtration Preperties of Lignin Precipitated from Black Liquor, Tappi Journal, Vol. 6
Paramsothy, 2004. Optimizing Hydrolysis/Acidogenesis Anaerobic Reactor With TheApplication of Microbial Reactio
Ray, B.K., Reddy, B.S., 2008. Understanding Industrial Energy Use, Indira Gandhi Institute, Mumbai.
Smith. A., et al. 2001. Waste Management Options and Climate Change. AEA Technology. Abingdon.
Smook, G.A., “Handbook for Pulp dan Paper Technologists”, Joint Textbook Committee of the Paper Industry.
Springer, Allan. 1993., Pollution Control for Pulp and Paper Industry, McGraw-Hill International Edition.
Stultz, S.C., and J.B. Kitto., 2000., “Steam / Its Generation
and Use”, The Babcock & Wilcox Company.
Thomas. 2003.. Anaerobic Digester Methane to Energy.
Focus On energy. Mc mahon Associates.Inc. Wisconsin. Hal 4-6.
Tomas, R.A. 2009. “ Allocation of GHG Emission in a Paper Mill an Application Tool to Reduce Emission” Universita
Tomas, R.A., 2009. Allocation of GHG Emission in a Paper Mill – An Appliction Tools to Reduce Emission, Universita
Udgata, T.,2005. “Global Warming and Paper Industries Roles”, W&F Snippet, Vol.9 Issue 7.
Upton, B.H., 2001. Technologies for Reducing Carbondioxide Emission: A Resource Manual for Pulp,Paper, and Pro
US EPA 2008. Climate Leaders Greenhouse Gas Inventory Protocol Offset Project Methology for landfill methane co
Partnerships Division. Tersedia pada
http:/www.epa.gov/climateleaders/resources/optional-
module.html
Valzano. F; Jackson M., Campbell A.; 2001. Greenhouse Gas Emission from Composting facilities. ROU. The Unive
Wintoko, J., H. Theliander, T. Richards., 2007., “Experimental Investigation of Black Liquor Pyrolysis using Single Dr
Worrell, E.; Martin, N. 200. “Opportunities to Improve Energy efficiency in the U.S. pulp and Paper Industry” Ernest
Laboratory
EPA, 2010. “Available and Emerging Technologies
for Reducing Greenhouse Gas Emission from the Pulp and Paper Manufacturing Industry” October 2010
 Integated Pollution Prevention and Control (IPPC)- Techniques in the pulp and paper industry., 2010., Europ
2010, IPPC, Best Available Techniques in the Pulp and Paper Industry. European Commision Integrated Poll
General JRC, Joint Research Center, Spanyol, Spain.
APPENDIX 1
DISTRIBUTION OF INDONESIAN PULP AND PAPER INDUSTRIES 2009
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year
57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
1 Adiprima Suraprinta Gresik Newsprint --- --- 150.000

2 Asia Paper Mills Tangerang Kraft Liner 157.500 --- ---

Medium
3 Aspex Kumbong Cileungsi- Bogor Newsprint 430.000 --- ---

4 Kertas Basuki Rachmat Banyuwangi Printing --- --- 13.700

5 Kertas Bekasi Teguh Bekasi Kraft Liner 150.000 --- ---

Medium
6 Kertas Blabak Magelang Printing --- 54.800 ---
Medium
7 Bukir Muria Jaya Karawang Cigarette 5.500 --- ---
8 Cipta Paperia Serang Kraft Liner 72.000 --- ---
Medium
CONTINUE
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year
57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
9 Ekamas Fortuna Malang Kraft Liner --- --- 156.000
Medium
10 Esa Kertas Nusantara Karawang Coated paper 156.000 --- ---

11 Fajar Surya Wisesa Cikarang Barat Kraft Liner 700.000 --- ---
Medium Duplex

12 Graha Cemerlang Karawang Tissue 40.000 --- ---

Paper Utama
13 Gunung Jaya Agung Tangerang Printing Tissue 36.000 --- ---

14 Indo Paper Primajaya Banten Tissue 49.500 --- ---

15 Indah Kiat Pulp & Tangerang Kraft Liner 106.000 --- ---
Paper Medium
Printing
16 Java Paperindo Utama Mojokerto Printing, --- --- 82.500
Industries Carbon, MG
Paper
17 Jaya Kertas Kertosono Kraft Liner --- --- 150.000
Medium Tissue

CONTINUE
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year
57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
18 Kertas Nusantara Berau, Kalimatan Pulp --- --- ---
Timur

19 Kertas Leces Probolinggo Kraft Liner --- --- 195.000

Medium
Printing
Newsprint
20 Lispap Raya Sentosa Banten Tissue 7.200 --- ---

21 Lontar Papyrus Jambi Pulp Tissue --- --- ---

Printing

21 Kertas Noree Indonesia Bekasi Kraft Liner 145.000 --- ---

Medium Board

22 Niki Tunggal Lumajang Joss Paper --- --- 3.600

23 Kertas Padalarang Padalarang Printing 7.900 --- ---

Security
24 Pakerin Mojokerto Kraft Liner --- --- 700.000
Medium
CONTINUE
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year
57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
25 Panca Usahatama Tangerang Tissue MG 7.000 --- ---
Paramita Paper
26 Papertech Indonesia Subang Board 60.000 --- ---

27 Papyrus Sakti Bandung Duplex 150.500 --- ---

28 Parisindo Pratama Bogor Printing 24.000 --- ---
Specialty
29 PDM Indonesia Medan Cigarette --- ---
30 Pelita Cengkareng Tangerang Kraft Liner 157.800 --- ---
Medium Duplex

31 Pindo Deli Pulp&Paper Karawang Printing 1.465.000 --- ---

Mills
32 Pura Barutama Kudus Kraft Liner --- 93.000 ---
Medium
Security
 33 Pura Nusapersada Kudus Sack Paper --- 62.000 ---
Medium Board

CONTINUE
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton / year
57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Product Grades 34.69% 2,13% 21,14%
34 Riau Andalan Kertas Pelawan- Printing --- --- ---
Pekanbaru
35 Riau Andalan Pulp & Pelawan- Pulp --- --- ---
Kertas Pekanbaru
36 Sarana Kemas Utama Pulogadung Kraft Liner 6000 --- ---
Medium
37 Setia Kawan Tulungagun g Printing, --- 33.000 ---
Newsprint
38 Sinar Hoperindo Cileungsi MG Paper Kraft 8000 --- ---

39 Sopanusa Tissue Mojokerto MG Paper --- --- 48.000

& Packaging Tissue
40 Suparma Surabaya Kraft, Board, --- --- 165.000
Tissue

41 Surabaya Agung Gresik Printing Boards --- --- 486.800

Industri Pulp & Kertas

42 Surabaya Mekabox Gresik Kraft Liner --- --- 85.200

Medium
43 Surya Pamenang Kediri Board --- --- 150.000
Art Paper
44 Surya Zig Zag Kediri Cigarette --- --- 24.000
CONTINUE
National Production Capacity
11.398.200 Ton/year
Java
6.607.200 Ton /year
57,96%

Ja-Bar-Banten Ja-Teng Ja-Tim

No Company Name Mill Site Production Grade 34.69% 2,13% 21,14%
45 Tanjung Enim Lestari Muara Enim Pulp --- --- ---
Pulp & Kertas

46 Toba Pulp Lestari Toba Samosir Dissolving Pulp --- --- ---

47 Kertas Tjiwi Kimia Mojokerto Kerkas Cetak --- --- 1.134.000

48 Unipa Daya Tangerang Kraft Lainer 15.000 --- ---

Medium

Source : APKI Directory 2009

APPENDIX 2
SUMPTION IN VARIOUS COUNTRIES
 Consumption per capita (kg) Consumption1 Country-Based
Country (1000 t)
1995 2007 1995 2007
Austria 192 268 1550 2196
Belgium 237 3752 26632 4089
Cyprus NA 132 NA 105
Czechoslovakia NA 159 NA 1622
Denmark 214 229 1134 1256
Finland 175 369 896 1933
French 164 144 9631 8754
Germany 194 254 15821 20873
Greece 82 108 857 1157
Hungary NA 97 NA 967
Ireland 102 115 361 476
Italia 140 205 8076 11894
Latvia NA 87 NA 195
Lithuania NA 50 NA 180
Page 125 o
APPENDIX 2 (continuation)
Consumption per capita (kg) Consumption1 Country-Based
Country 1995 2007 (1000 t)
Luxemburg 168 3752 See Belgium See Belgium
Nederland 201 210 3120 3502
Norway 176 188 756 874
Malta NA 84 NA 34
Poland NA 109 NA 4209
Portugal 82 120 802 1277
Slovakia NA 91 NA 496
Slovenia NA 210 NA 421
Spain 129 190 5147 7708
Sweden 210 256 1857 2314
UK 194 200 11288 12157
Non Europe Countries
USA 332 288 87409 87496
China 22 55 26499 72900
Indonesia 14 25 NA 5985
Japan 239 246 30018 31255

APPENDIX 2 (continuation)
Country Consumption per capita (kg) Consumption1 Country-Based
1995 2007 (1000 t)
Brazil 35 42 5433 8091
Egypt 9 NA NA NA
Total 49 59 276231 391799
 Notes:
When „NA‟ reveals for EU-27 missing countries, not available information or information is not given due to competition rule
Source: [255, VDP 2009], [256, VDP 1997]
1 Consumption = production + Import – Export
2 For Belgium and Luxemburg just that value available

APPENDIX 3
SPECIFIC ENERGY CONSUMPTION FOR PULP AND PAPER INDUSTRY
Energy Consumption Range Source of data (Numb
Unit From Up to of Industry)
Paper Grades
Kraft pulp Non-Integrated Electricity (kWh/t) Heat 700 800 (1) (5 industry)
(kWh/t) 3800 5100
Uncoated wood-containing Electricity (kWh/t) 1200 1400 (2)(1 Industry)
paper – integrated Heat (kWh/t) 1000 1600 (4) (2 Industry)
Coated wood-containing paper – Electricity (kWh/t) 1200 2100 (2) (2 Industry)
integrated Heat (kWh/t) 1300 1800 (3) (8 Industry)
(4) (3 Industry)
Uncoated wood-free paper – Electricity (kWh/t) 600 800 (2)(1 Industry)
integrated Heat (kWh/t) 1200 2100 (3) (1 Industry)
Coated wood-free paper - Electricity (kWh/t) 600 1000 (3)(5 Industry)
integrated Heat (kWh/t) 1200 2100 (4) (2 Industry)

APPENDIX 3
Paper Grades Energy Consumption Range Source of data (Numb
Unit Unit Unit of Industry)

Recycled Paper Packaging Electricity (kWh/t) 300 700 (2)(1 Industry)

Without Deinking Heat (kWh/t) 1100 1800 (3)(11 Industry)
(4) (7 Industry)
Recycled Printing Paper Without Electricity (kWh/t) 900 1400 (2)(1 Industry)
Deinking Heat (kWh/t) 1000 1600 (3)(7 Industry)
(4) (4 Industry)
Recycled Board With Deinking Electricity (kWh/t) 400 700 (2)(1 Industry)
Heat (kWh/t) 1000 2700 (3)(4 Industry)
(4) (5 Industry)
Tissue Non-Integrated (Without Electricity (kWh/t) 900 1200 (2)(2 Industry)
through-air-drying) Heat (kWh/t) 1900 2300 (3) (4 Industry)
Recycled Tissue (Without Electricity (kWh/t) 800 2000 (2)(1 Industry)
through-air-drying) Heat (kWh/t) 1900 2800 (4) (3 Industry)
Wood-free specialty paper Electricity (kWh/t) 600 3000 (2)(3 Industry)
Heat (kWh/t) 1600 4500 (3) (3 Industry)
Source : all data taken from [249, Blum et al. 2007]:
(1) Swedish EPA, statistical data of Swedish Kraft pulp mills, 2005
(2) PTS, Examination studies: Energy optimization in European mills (not published), Munich 2004 to 2007
(3) PTS, Internal data collection of German pulp and paper mills (not published), Munich 2004 to 2006
(4) Institution for Paper Science and Technology GmBh, Questionnaire based survey (not published) Darmstadt, 2007

APPENDIX 4
PTION FOR UTILITY IN THE MILL GENERALLY
Process/Activities Energy Consumption Description
(kWh/t)

Biological Effluent Treatment Using pump, agitator, and aeration.

 Mechanical + aerobic 4–8 Biogas product and utilization not
 Mechanical + aerobic/anaerobic (biogas 5 – 10 considered.
not considered) Energy balance by using biogas (waste
 Mechanical + aerobic/anaerobic (biogas Surplus 20 – 15 water treatment of recycled fiber industry
considered) produce around 25 kWh/t)
Raw Water Treatment 2–5 Using raw water pump and preparation
Pressurized Air 20 – 30 Using compressor and air-dryer
Work Transportation 1–2 Using Forklift and Industrial Truck

Finishing (Without packaging) 10 – 40 Using rewinder, broke pulping, including

line
Administration NA (1) Not Considered (for office, canteen, etc.
(1) NA : Not Available
Source : PTS, Examination studies: Energy optimization in European mills (not published), Munich 2004 to 2007 unpublished fr
[249, Blum et al. 2007]
APENDIX 4
SSION FROM VARIOUS COUNTRIES
No. Country MtCO2 % from World GHG
equivalent
1 USA 6928 206
2 China 4938 147
3 EU-25 4725 14
4 Russia 1915 57
5 India 1884 56
6 Japan 1317 3.9
7 Germany 1009 3
8 Brazil 851 25
9 Canada 680 2
10 UK 654 19
11 Italy 531 16
12 South Korea 521 15
13 French 513 15
14 Mexico 512 15
15 Indonesia 503 15
16 Australia 491 15
17 Ukraine 482 14
18 Iran 480 14
19 South Africa 417 12
20 Spain 381 11
21 Poland 381 11
22 Turk 355 1.1
23 Arab Saudi 341 1
24 Argentina 289 09
25 Pakistan 285 08
Top 25 27915 83
Rest of World 5751 17
Developed Countries 17355 52
Developing Countries 16310 48
Notes: Data year 2000. Total emission not included fuel and the changing of land and
forest usage
Page 132 of 132
 ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI CO 2 (Fase 1)

mat dan karunia-Nya sehingga Pedoman Pemetaan Teknologi Di Industri Pulp dan Kertas dalam kerangka Implementasi Konse
 ektor industri. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Pedom

pada akhirnya akan mengubah pola iklim dunia. Kondisi yang dapat membahayakan kehidupan dan ekosistem tersebut telah m
i UU No. 17 Tahun 2004 yang berkomitmen menurunkan emisi CO2 sebesar 26% dengan pendanaan sendiri dan sebesar 41%
ng diantaranya industri pulp dan kertas termasuk industri pengkonsumsi energi tinggi disamping industri semen, baja, tekstil, pe
-hal sebagai berikut :

es mekanik dan semikimia, sehingga dapat digunakan untuk bahan baku kertas bermutu tinggi. Pada industri pulp kebutuhan e
r hingga memenuhi baku mutu lingkungan, dan sekaligus memanfaatkan limbah padat sebagai energi alternatif serta mengend
mah lingkungan. Dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan pada pembuatan pulp dapat diperoleh beberapa manfaat ant

pada sistem pemutihan pulp dapat dilakukan dengan menambah instalasi sistem perpindahan panas pada sistem umpan ClO2.

g maksimal yang dihasilkan dari proses pembakaran. Efisiensi pembakaran dapat ditingkatkan antara lain dengan menambah
a. Bahan bakar yang dikembangkan cukup mudah diperoleh disekitar pabrik, antara lain cangkang sawit, batok kelapa sawit, s
es. Unit stock preparation paling banyak mengkonsumsi energi, penghematan yang dapat dilakukan adalah dengan meningka

enurunan penggunaan udara pada dryer jika menerapkan sistem hood tertutup dan mengoptimalkan sistem heat recovery. Sel
n energi seperti yang diuraikan di atas, maka akan dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Namun konsekwensinya
nik yang umumnya berasal dari bahan baku serat. Terdapat beberapa cara pengelolaan limbah padat yang pada umumnya dila
dan pencemar gas. Sumber emisi terbesar dapat berasal dari digester, CRP dan power plant. Pemilihan teknologi pengelola

electrostatic precpitator (ESP). Sedangkan teknologi untuk pengendalian gas antara lain menggunakan scrubber, absorber, al
tunjuk dan berguna bagi

……………….. x DAFTAR LAMPIRAN ………………………………… xii DAFTAR GAMBAR …………………….…………….

panjang) yang terperangkap di atmosfer merupakan akibat dari aktivitas manusia. Hal tersebut adalah fenomena pemanasan gl
gas penyebab pemanasan global, karena. Namun juga sangat dibutuhkan oleh bumi sepanjang konsentrasinya tidak berlebiha
k tahun 1970-an.
1935-1970 suhu

an global tersebut adalah CO2 sebesar 61%, diikuti oleh CH4 sebesar 15%, CFC sebesar 12%, dan N2O sebesar 4%, serta sum
Change) adalah sebuah kesepakatan dengan tujuan menstabilkan konsentrasi GRK di atmosfir agar tidak membahayakan ke
ahwa negara- negara maju diwajibkan melakukan upaya untuk menekan laju peningkatan emisi GRK di dalam negerinya, namu
Konvensi UNFCCC melalui Undang-Undang No.6 Tahun 1994 dan berkomitmen untuk berpartisipasi di dalam program mitigas

Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Presiden RI di Kopenhagen pada tahun 2009.

misi GRK yaitu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan energi sekitar 40% dan sisanya dari kegiatan proses produksi dan penge
00 TOE (ton setara minyak) per tahun, pada industri yang tergolong mengkonsumsi energi tinggi. Beberapa industri yang tergo

rjasama dengan ICCTF untuk tahun 2010-2011. Salah satunya adalah program penyusunan Guidelines Technology Map for Pu
 ktor energi, sektor industri, sektor pertanian dan sampah perkotaan. pertanianyang memberi kontribusi emisi GRK. Data pada

ga akan mengalami pula peningkatan. Prediksi peningkatan emisi GRK tersebut dari tahun 2000 hingga 2020 dapat dilihat pad

GRK. Untuk merealisasikan RAN dalam mencapai target penurunkan emisi CO2 sebesar 26%, pemerintah telah mengeluarkan P
npa melaksanakan kebijakan, maka akan terlihat perbedaan nilai emisi CO2 dari usaha mandiri maupun yang mendapat tam

ai keunggulan komparatif dalam pengembangan industri pengolahan kayu,

76 industri kertas. Gambaran Penyebaran Industri Pulp dan Kertas di Indonesia berdasarkan jenis produk dan pemakaian ene
n), sedangkan di
(52.500 Ton/tahun). Di Indonesia, konsumsi kertas per capita sangat rendah yaitu 14 kg/kapita pada tahun 1995 meningkat m

rtas khusus dan pulp kraft dan konsumsi terendah terdapat pada industri cetak- tulis. Sebagai pembanding, konsumsi energi di

tuk melakukan penghematan, konsumsi energi tersebut masih dapat dilakukan penghematan. Industri kertas adala
konsumsi energi terendahnya mendekati industri aluminium yang keduanya merupakan industri berat. Dengan konsumsi energ
ng lain dapat dilihat pada Tabel 1.6. Besaran emisi karbon dari industri pulp dan kertas serta prediksi reduksinya hingga tahun 2
kteristik serat yang berbeda. Pemilihan jenis proses tersebut tergantung kepada spesies kayu yang tersedia dan penggunaan a
imia, dapat melarutkan lignin lebih banyak dibandingkan dengan proses yang lain, sehingga dapat menghasilkan kualitas yang
pasitas yang lebih rendah daripada lembaran pulp mekanis. Disamping itu pada derajat putih yang sama (bleached brightness)

lebih sedikit, bersifat kaku dan lebih pendek. Jika dibuat kertas akan menghasilkan lembaran yang bersifat bulky dan mempun
 akan untuk kertas-kertas tertentu seperti kertas industri atau kertas koran. Proses semikimia merupakan kombinasi dari proses

utama, yaitu : (1) persiapan kayu; (2) pulping; (3) pemutihan; (4) pemulihan kimia; (5) pengeringan pulp (pabrik non-integras

ya berbentuk gelondongan atau serpih dan diproses di daerah penanganan kayu, yang disebut sebagai woodyard. Secara umu

k menghilangkan lignin (bahan perekat antar sel yang merekatkan serat selulosa bersama-sama) dari kayu. Ada lima jenis uta

baku (serpih kayu) menggunakan larutan kimia berair, suhu tinggi dan tekanan untuk mengisolasi serat pulp. Pembuatan pulp p
idroksida (NaOH) dan sodium sulfida (Na2S) untuk melarutkan lignin kayu, sementara proses soda hanya menggunakan NaOH

etat dan selofan.

nambahkan bahan kimia pada pulp dengan kombinasi yang bervariasi, tergantung pada penggunaan akhir produk. Proses pem

khawatiran terbentuknya senyawa terklorinasi seperti dioksin, furan, dan kloroform telah mengakibatkan pergeseran dari pengg

n kimia untuk memperoleh kembali bahan kimia sisa proses pemasakan. Di pabrik pulp kraft, larutan sisa pemasakan dikenal se

senyawa organik dan anorganik teroksidasi (natrium sulfat dan

ct evaporator (MEE) untuk
hitam atau dipekatkan lebih lanjut dalam direct contact evaporator (DCE) atau diarahkan langsung ke dalam nondirect contact

dan Na2SO4 direduksi menjadi Na2S. Lindi hitam yang dibakar dalam recovery furnace memiliki kandungan energi yang tinggi

fication tanks.

ngan penambahan kapur (CaO). Selanjutnya dipindahkan ke tangki slake, dimana CaO dari kiln kapur bereaksi dengan air untu

uk pembuatan kertas. Pada pabrik non-integrasi, pulp yang akan djual dikeringkan, dikemas dan kemudian dikirim ke pabrik ke

em). Energi yang disediakan berupa energi panas dalam bentuk uap maupun energi listrik untuk menggerakkan mesin-mesin.
neration system). Energi yang disediakan berupa energi panas dalam bentuk uap maupun energi listrik untuk menggerakkan m

rupakan cairan hasil reaksi antara bahan kimia pemasak (lindi putih) dengan bahan baku kayu. Cairan ini diperoleh dari proses

es pengulitan dan reject penyaringan serpih kayu (pin chips dan fines chips). Untuk menambahan nilai kalor pada biomassa bia
Dt. Kebutuhan steam untuk proses cukup dipenuhi dari Recovery Boiler, untuk kebutuhan listrik kekurangannya dapat dipenuh

ertas untuk dibentuk lembaran, selanjutnya dipres dan dikeringkan. Secara umum, proses pembuatan kertas dapat dilihat pada

da Gambar 2.4. Proses pemisahan air terjadi pada bagian pembentukan, pengepresan, dan pengeringan. Proporsi air terbanya

a jenis energi ini, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.

meminimalkan jumlah limbah yang terbentuk, dan usaha penanggulangan pencemaran yang bertujuan untuk mengelola limba
kungan melalui program produksi bersih. Pada umumnya penerapannya di IPK Indonesia sudah cukup baik. Pada prinsipnya te

beda. Limbah cair dari proses pembuatan pulp umumnya menimbulkan masalah warna yang coklat kehitaman, pH basa, tinggin
menghilangkan atau mengurangi kandungan bahan-bahan cemaran organik dan anorganik tersuspensi, koloid dan terlarut da
an di IPK karena bersifat ramah lingkungan dan merupakan konsekwensi dari penerapan daur ulang serat dan air yang se

merupakan sumber carbon tinggi, oleh karena itu akan sangat efektif diolah dengan proses biologi baik dengan cara aerobik ma
ana limbah tersebut terbentuk. Namun pada dasarnya limbah padat tersebut terbagi atas limbah organik yang dapat berupa sis

melakukannya karena merupakan alternatif pemecahan masalah lingkungan dan sekaligus dapat memberikan nilai tambah bag
ntaranya adalah dengan landfill, insinerasi, pengomposan, dan digestasi anaerobik, yang dasar pemilihannya ditinjau dari berba
ara penimbunan pada media tanah secara terkendali. Selama penimbunan dilakukan pengendalian terhadap lindi (leachated) y

estasi anaerobik pada umumnya masih dalam kajian dan ujicoba penerapannya di IPK Indonesia. Teknologi ini prospeknya cuk

misi gas ini mengandung senyawa sulfur yang berbau dan bersifat racun, sehingga dapat mengakibatkan permasalahan bila te

energi di industri pulp sudah pasti terjadi proses ramah lingkungan, begitu pula sebaliknya. Prinsip penghematan energi yang
mari lingkungan terutama pencemaran yang dihasilkan buangan cair dari proses pemutihan. Upaya penerapan teknologi pemb
gi pemutihan bebas klor, yang lebih penting lagi adalah memperbaiki proses sebelumnya yaitu pada proses pemasakannya. T

belumnya. Target bilangan kappa yang serendah mungkin sangat memungkinkan industri menerapkan teknologi pemutihan ya

ervasi energi) antara lain :

sakan (cooking)
seragam selama pemasakan

ah, terutama pada

cooking, superbatch, enerbatch. Sedangkan modifikasi pada digester digester kontinyu adalah isothermal cooking, lo-solids, bl

pih sebelum dilakukan proses pemasakan dengan menggunakan lindi hitam dan lindi putih panas. Heating pada suhu tinggi seh

tup, digester ditekan dengan warm liquor hingga 5,5 bar. Serpih mengalami pre-impregnasi oleh lindi hitam encer

skan white liquor

lam digester, memindahkan (displacement) warm liquor ke dalam tangki lindi hitam dingin, kelebihan lindi hitam encer di pomp
ontrol terdistribusi (DCS). Proses cooking terjadi tanpa banyak menambahakan steam
kan hot liquor ke dalam tiga accumulator berdasarkan perbedaan suhu. Black liquor paling panas dipindahkan ke tangki lindi h
han steam). Teknologi terbaru menggunakan sistem pemompaan (pump out), dengan sistem ini kerusakan serat akibat geseka

ended modified continuous cooking). Proses didalam digester dibagi menjadi zona yang lebih panjang dibandingkan kontinyu k
 ing) sampai pada titik dimana tercapai suhu yang seragam pada seluruh digester. 6% pemakaian alkali pada proses pemasaka
oking, suhu zona cooking dapat dicapai lebih rendah 10oC dibanding pada sistem MCC. Dengan demikian pemakaian steam pa

stem ITC menggunakan temperatur yang sangat tinggi, sama

ini mirip dengan displacement batch cooking, yaitu penggunaan black liquor pada awal proses. Keuntungan dari proses ini ada
nas yang terbentuk dari proses pemutihan. Panas ini diperoleh pada
gan displacement. Dengan proses ini diperlukan dilution faktor sekitar 1 – 3. Tipe peralatan seperti ini adalah rotary vacuum wa
nt, dimana dengan meniadakan proses pengenceran, waktu lebih cepat dan konsumsi air lebih kecil. Tipe peralatan seperti

ihasilkan dari proses

h satu tingkat udara

ini.
ng dihasilkan rendah. Untuk meningkatkan efisiensi pembakaran digunakan boiler tipe Fluidized Bed (FBC) dan Circulating Flu
n melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah down-comer de
hidrokarbon diubah menjadi gas sintetis (syngas) yang berupa campuran karbon monoksida dan hidrogen. Gas sintetis ini dig
n kulit kayu, pin chips dan fines. Bahan bakar biomassa tersebut dibuat atau dicetak menjadi pellet kemudian dilakukan gasifik
densible gases). Dengan kandungan metanol sebesar 1 % dalam NCG memungkinkan gas ini dapat diisolasi dan dapat diguna

da dasarnya tindakan penghematan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan refinability (daya giling) dari serat yang
nggilingan. Model-model mutakhir biasanya dirancang agar energi refiner serendah mungkin, dan yang terpenting lagi adalah m
m. Untuk enzim tertentu, percobaan skala lab menunjukkan penghematan energi bisa terjadi hingga 40 %. Penggunaan enzim

akum yang tidak efektif menyebabkan peningkatan konsumsi energi dan steam untuk proses pemisahan air dari lembaran kert

u rol, khususnya alas untuk pengepresan dapat digantikan oleh suatu material yang bertindak sebagai alas saat lembaran dipre

esar 4500 lb steam/jam, penurunan konsumsi energi, pengurangan biaya pemeliharaan, dan peningkatan produktivitas. Penu

uhan minimalnya. Akibatnya banyak energi terbuang. Bila suhu ini diturunkan menjadi 180 – 195 °C, maka akan terjadi penghem
engeringan Condebelt. Dalam sistem ini, lembaran kertas dikeringkan dalam keadaan kontak dengan sabuk baja panas. Sistem
ih sedikit tetapi listriknya meningkat. Sistem ini sebenranya sangat cocok untuk pengeringan proses salut, tetapi untuk proses
rbagai tingkatan tentu

at pada Tabel 4.2. Pada tabel tersebut, industri kertas dikategorikan ke dalam 2 kelompok : pabrik kertas berbahan baku pulp d
di dua tempat, yaitu refining dan drying. Refining adalah proses mekanis untuk memodifikasi serat agar layak dibuat lembaran d
 di atas adalah data BAT 2009, yang berarti teknologi terbaik yang ada dan

ung berarti emisi dari sumber yang berada dibawah kendali perusahaan. Sedangkan emisi tak langsung berarti emisi yang timb
sehingga dengan demikian faktor tekno-ekonominya sudah teruji. Namun demikian untuk mendapatkan gambaran yang kongk

ama badan air penerima.Karakteristik limbah sangat bervariasi tergantung dari tahapan proses dimana limbah cair tersebut ber
ur ulang air telah dapat mengurangi jumlah limbah cair yang terbentuk namun merubah karakteristik limbah menjadi lebih peka
andalan dan kinerja proses, serta pertimbangan lingkungan. Pengolahan limbah cair pulp dan kertas dapat dilakukan

encemar padatan tersuspensi terutama pada industri kertas yang menggunakan kertas bekas pada bahan bakunya. Pemisah

hkan pencemar senyawa organik terlarut dengan bantuan aktivitas mikroba. Saat ini proses biologi merupakan pengolahan limb
kuan biologi dibedakan atas proses aerobik dan anaerobik. Proses aerobik digunakan untuk mengolah limbah cair yang kandu

r (H2O) dan gas CO2, dan juga menghasilkan sel-sel baru sebagai lumpur serta bahan sisa organik yang tidak terbiodegradasi.
pulp dan kertas adalah sistim lumpur aktif karena mempunyai effesiensi pengolahan yang tinggi dan lahan yang digunakan tid
istem pengembalian lumpur. Kebutuhan energi yang diperlukan secara keseluruhan sekitar 70-120 kW/m3. Energi tersebut se
n karbon dioksida (CO2) oleh bakteri anaerob . Proses ini banyak dikembangkan untuk pengolahan air limbah pulping yang mem
p dalam lingkungan anaerob yang pada dasarnya dilakukan oleh 2 kelompok bakteri yang dominan yaitu :
a asam asetat oleh bakteri asetogenik.
n (CH4) , dan bakteri hidrogenofilik yang dapat merubah gas H2 dan

utrisi dengan kondisi optimum sebagai berikut :

sifikasikan sebagai bioreaktor pertumbuhan terdispersi dan bioreaktor biofilm. Pengolahan air limbah proses anaerobik pada ind

roorganisma, dan sebagai mekanisme perangkap bagi mikroorganisma yang berbentuk flok. Tempat menempelnya mikroorgan
esirkulasi masing-masing antara (0,75 – 1 kW). Sedangkan energi yang digunakan untuk agitator pada bak nutrisi ( larutan

blanket (UASB) akan efektif digunakan pada sistem yang dilengkapi dengan unit pemanfatan biogas menjadi energi . Pada pr

sa lumpur membentuk granular . Granular adalah bentuk biomassa yang memiliki ukuran diameter 1 – 5 mm dan berat jenis ya

au adalah 0,1

eroperasi pada beban organik 10 – 30 kg COD/m3 hari. Efesiensi pengolahan limbah cair industri pulp dan kertas dapat dicapai

pada pengolahan sistim anaerobik dan digestasi sludge(lumpur). Pada pengolahan limbah cair sistim anaerobik, gas CH4 ya
mbah cair harus dilengkapi dengan sistim pengumpul off-gas dengan tujuan untuk mengendalikan emisi gas agar tidak lepas ke

bah padat yang dihasilkan dari industri pulp dan kertas bervariasi jenisnya, tergantung pada bahan baku, jenis produk yang dih

yang tepat. Sumber dan jenis limbah padat dari industri pulp dan
dge dari unit IPAL; limbah anorganik berupa abu hasil pembakaran (fly ash) unit power plant dan unit insinerator. Abu yang diha

beberapa aspek baik teknis, ekonomi, maupun lingkungan. Di sisi lain juga mempertimbangkan kemungkinan adanya poten

robik dan (4). pengomposan. Pemilihan penerapan teknologi tersebut di industri pulp dan kertas dipertimbangkan atas dasar
but tidak dimanfaatkan dan akan dibuang ke lingkungan melalui proses penimbunan ke media tanah. Limbah padat industri pul
se penguraian seperti terlihat pada Gambar 5.1. fase-fase tersebut meliputi beberapa tahap yaitu proses aerobik;

dangkan gas lainnya yang terbentuk dapat berupa gas organik volatile non metan, NOx, CO dan H2. Gas metan (CH4) yang diha

dan jenis limbah yang masuk landfill dan adanya penanganan lindi (leachate). Pada pengembangan teknologi selanjutnya dile

dapat meningkatkan kinerja pengendalian gas. Pada beberapa landfill sistem flare hanya ada bila gas landfill dibakar dan dibua

landfill dengan teknologi pemanfaatan gas untuk produk energi tetap harus dilengkapi pula dengan sistem flare
mbah yang termasuk katagori limbah B3. Landfill didesain atas dasar klasifikasi kontruksi pelapisan yang disesuaikan dengan ti
kan teknologi yang hanya bertujuan untuk mencegah pencemaran air tanah. Berdasarkan karakteristik limbahnya dan mengiku

uannya dalam mengurangi jumlah limbah dengan cepat dan hanya menyisakan sedikit abu. Pada proses insinerasi senyawa o

tan kebutuhan energi serta timbulnya isu lingkungan yang berkaitan dengan pemanasan global (global warming). Teknologi se
gan cara sederhana melalui cyclone saja, menjadi dapat menangani pula permasalahan limbah B3. Berdasarkan karakteristik li

ai jenis limbah

bah dengan udara pembakaran. Waktu tinggal limbah dalam kiln bervariasi antara beberapa detik hingga beberapa jam.

n positif dan mencegah

ngan dipanaskan dulu oleh gas hasil pembakaran. Limbah yang akan dibakar masuk melalui conveyor dengan pemanfaatan ud

ap, dan akhirnya terjadi pembakaran yang optimum. Bagian dalam ruang bakar dilapisi bahan tahan api, sedangkan pipa-pipa d

eh Kementerian KLH antara lain :

aku kertas bekas, terutama yang ada proses deinking. Saat ini pertimbangan penggunaan insinerator di industri pulp dan kerta

bah, mengurangi bau, membunuh organisme patogen dan akhirnya menghasilkan produk yang disebut pupuk organik (kompo

a mesofilik diganti oleh

ercepat penguraian protein, lemak dan karbohidrat seperti selulosa dan hemiselulosa. Setelah sebagian besar bahan terurai, m
l; aerasi; porositas; kandungan air; suhu; pH; kandungan bahan-bahan berbahaya. Kondisi optimum dari beberapa faktor terse
ercepat proses pengomposan telah banyak dikembangkan teknologi pengomposan dari teknologi sederhana, sedang, sampai t
au tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sesuai dapat mempercepat proses pengomposan. Pengompos

proses tersebut adalah serupa, hanya teknologi prosesnya yang berbeda. Pada metoda windrow, kontak oksigen dengan tum

dirancang untuk mengatasi masalah bau dan mempercepat waktu proses dengan pengaturan kondisi lingkungan, seperti alira
dengan cara memanfaatkannya sebagai kompos dengan kualitas yang telah memenuhi syarat (Carter,1983). Beberapa indust

.6. Proses digestasi anaerobik merupakan proses biodegradasi senyawa organik oleh aktivitas bakteri anaerob melalui bebera

ba dan dapat dimetabolisasi (Thompson, 2008). Proses hidrolisis dapat dilakukan secara enzimatis mengubah organik komplek
hidrogen, dan tahap asetogenik. Gula, asam lemak rantai panjang dan asam amino yang terbentuk dari hidrolisis digunakan s

; H20 – 1%; H2S <3%.

biogas adalah 4.500 –
en dengan 0,4 kg minyak diesel atau 0,6 kg bensin atau 0,8 kg batubara.

goptimalkan laju proses digestasi sehingga menghasilkan gas metan maksimal. Optimasi proses dan maksimasi produksi dapa

adar padatan lebih kecil dari 15%, sedangkan untuk pengolahan limbah padat yang memiliki kadar padatan tinggi 20 % - 40 %

mbentukan asam (hidrolisis dan fermentasi asam volatil) secara fisik terpisah dari langkah pembentukan biogas (gas metan). Ha
oses metanogenesis dapat meningkatkan kinerja digestasi secara keseluruhan (Elliott, et al. 2007). Hal ini ditunjukkan dari kin
ai sekitar 21% lebih tinggi daripada yang diperoleh dalam proses digestasi satu tahap (Liu, et al. 2008). Dengan demikian prose

dengan kualitas yang telah memenuhi syarat (Carter,1983). Beberapa industri pulp dan kertas di Indonesia telah mengkaji pula

ustri yang memiliki HTI.

an bahan kimia seperti unit pulping, unit proses pemulihan bahan kimia (chemicals recovery unit), unit pemutihan pulp dan pem

setaldehid dan metil etil keton maupun gas-gas sulfur tereduksi. Emisi gas yang mengandung sulfur tereduksi (H2S, metil merk
elewati batas baku mutu emisi. Pada dasarnya pengendalian emisi gas adalah melalui pembersihan emisi dengan memisahkan

ahan emisi partikulat dan gas atau pengumpulan dan pembakaran gas yang tidak terkondensasi (Non-Condensible Gases) ag

t peralatan yang

masuk dari atas secara tangensial berputar ke bawah yang membuat partikel jatuh dan keluar dari bagian bawah kerucut. Gas

kantong berbentuk silinder. Partikel halus terkumpul dalam kantong penyaring dari bahan kain berbentuk silinder yang kemudi

p presipitasi akibat gaya elektrostatik yang sangat efektif memisahkan partikulat yang berukuran 10 - 20 μm. Partikel-partikel y

t dan menurunnya temperature. Alat ESP ini memerlukan pemeliharaan yang tinggi, dan membutuhkan energi untuk pengoper

ekaligus partikulat. Pemisahan pencemar dilakukan dengan menggunakan cairan yang akan mengikat dan mencucinya
r sebagai penyerap karena murah, tidak korosif dan mudah penanganannya yang dapat dipakai untuk menyerap partikulat dan
lus dan kontak dengan partikel pencemar dalam aliran turbulen. Cairan yang membawa partikel dipisahkan dari gas di dalam c
nyerapan partikel dari aliran gas masuk. Partikel

ang bekerja pada tekanan rendah , namun dengan debit aliran yang cukup besar. Karena sistem gerak aliran memungkinkan a

ngsi sebagai media pendistribusian aliran dengan memberikan luas permukaan yang besar untuk kontak kedua fase cairan dan

pencemar dalam aliran gas yang dieliminasi atau dihilangkan dengan cara melarutkannya dalam cairan. Penyerapan gas pence

e basah atau metode kering (Tabel 5.6). FGD tipe basah lebih banyak dipakai, menggunakan penyerap (absorben) larutan slurr

ngan sistem ini menimbulkan masalah pencemaran air, selain itu alkali NaOH harganya jauh lebih mahal dibandingkan kapur. T
as buang yang akan mengganggu absorpsi SO2. Prescrubber juga berfungsi untuk menurunkan suhu dan menaikkan kelembab

ruber akan teroksidasi menjadi sulfat.Natrium Sulfat (Na2SO4) tidak lagi berkontribusi dalam absorpsi SO2 dan harus disisihkan

ai hasil dari proses pembakaran sebagai berikut :

ang rendah

H2O, dimana aliran gas yang mengandung NOx diinjeksi dengan NH3 dan dilewatkan pada lapisan katalis, cocok digunakan untu
n melewatkan aliran gas pada lapisan katalis yang mengandung logam mulia seperti platina (Pt) dan CH4, CO atau H2 sebagai
ukan suatu kondisi tertentu agar resiko terjadinya peledakan dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulk

g bisa dilakukan adalah dengan menggunakan penampungan gas yang

dengan pembakaran.
kukan dengan penggunaan penampung gas yang dihubungkan dengan pipa ke atmosfir. Untuk mentransformasikan gas denga
au, atau gas yang sulit diolah, dan untuk mengurangi bahaya ledakan. Dalam pembakaran, senyawa organik dalam bentuk gas

ensi sebagai Gas Rumah Kaca (GRK). Target penurunan GRK di Indonesia ditetapkan sebesar 26% dengan pendanaan sendir
ng diantaranya industri pulp dan kertas karena termasuk industri pengkonsumsi energi tinggi. Perkembangan teknologi dan pen
konservasi energi pada setiap unit proses yaitu sistem pemasakan, pemutihan pulp, Chemical Recovery, stock preparation, me

menghemat biaya, mengurangi beban pencemaran.

antara lain :
wthrough o penurunan konsumsi udara

ada penerapannya ditentukan atas dasar karakteristik limbah, dan beban pencemarannya serta sejauh mana dapat berpotens

urces management.
ge University Press.
unner. Calvin R. 1994. Hazardous Waste Incineration. 2nd Ed.. McGraw-Hill International Edition.
n hidup Daerah Provinsi Jawa Barat
aper. Erc.Univ. Fen Bil. Derg.. 4. 1-2. 646 – 656.

oard. Bussels.
ment of Energy.
missions from the Pulp and Paper Manufacturing

7.No.5, 537-

er Industry” WBCSD, IEA, Paris, 9 October 2006.

Third edition, Tappi Press, Atlanta,

nt, Svenska Miljoinstitutet, Stockholm.

ergy Measures in Heavy Industry in China, India, Brazil, Indonesia, and South Africa, HWWI Research Paper No. 6, Hamburg.
shed in cooperation with the Finnish Paper Engineers' Association and TAPPI, Helsinki
ciency in An Integrated Pulp and Paper Mill”, Publication of the Laboratory of Energy Economics and Power Plant Engineering,

alifornia, Berkeley.

e Pulp and Paper Industry”, Environmental Energy Technologies Division, US Environmental Protection Agency.
oducts Industry, NCASI Special Report No. 07-02.
cts Value Chain, Including Forest Carbon.
per Mills. Research Triangle Park.NC.USA.

r, Tappi Journal, Vol. 6 No. 7.

on of Microbial Reaction Kinetic. University of Peradeniya. Tropical Agricultural Research Vol 16: 327-338.

ce Emissions” Universitat de Girona, ISBN: 978-84-692-5159-1

ates.Inc. Wisconsin. Hal 4-6.
ce Emissions, Universitat de Girona.
or Pulp,Paper, and Products Manufacturers, NCASI Special Report No. 01-05.

y for landfill methane collection and combustion. Climate Protection Partnerships Division. Tersedia pada http:/www.epa.gov/clim
cilities. ROU. The

al, Vol. 6 No. 5.

aper Industry” Ernest Orlando Lawrence, Berkely National

city
Sumatera Kalimantan
% 4.266.000 Ton / year 37,43% 52.500
Ton/year
4,61%

-Tim Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

1,14% 3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
50.000 --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

3.700 --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---
Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 37,43% 52.500
Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 37,43% 52.500
Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- --- 525.000

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- 701.000 --- ---

345.000

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

 --- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 37,43% 52.500
Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

9000 --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 37,43% 52.500
Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- 350.000 --- --- ---

--- 2.000.000 --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

 --- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 37,43% 52.500
Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- 450.000 ---

420.000 --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

on1 Country-Based
1000 t)
2007
2196
4089
105
1622
1256
1933
8754
20873
1157
967
476
11894
195
180

ountry-Based

1000 t)
See Belgium
3502
874
34
 4209
1277
496
421
7708
2314
12157

87496
72900
5985
31255

ountry-Based

1000 t)
8091
NA
391799
tition rule

Source of data
(Number of Industry)

1) (5
ndustry)

2)(1 Industry)
4)(2
ndustry)
2) (2
ndustry)
3) (8
ndustry)
4) (3
ndustry)
2)(1 Industry)
3) (1
ndustry)
3)(5 Industry)
4) (2
ndustry)

Source of data
(Number of Industry)
 2)(1 Industry)
3)(11
ndustry)
4) (7
ndustry)
2)(1 Industry)
3)(7 Industry)
4) (4
ndustry)
2)(1 Industry)
3)(4 Industry)
4) (5
ndustry)
2)(2 Industry)
3) (4
ndustry)
2)(1 Industry)
4) (3
ndustry)
2)(3 Industry)
3) (3
ndustry)

2007

Description

gitator, and aeration. Biogas product

ot considered.
by using biogas (waste water
cycled fiber industry produce around

r pump and preparation

sor and air-dryer
nd Industrial Truck

broke pulping, including packaging

(for office, canteen, etc.)

04 to 2007 unpublished from

2 EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL SECTOR (PHASE 1)
AND CO2 EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL SECTOR (PHASE 1)

ntation of Energy Conservation and CO2 Emission Reduction in Industrial Sector (Phase 1) can

ong stakeholders comprising of representatives from governments, experts and practitioners.

e to thank all those who have participated in the preparation of this guideline.

change that will ultimately change the world climate patterns. This conditions could endanger the lives and ecosystems has le
ation no. 17/2004 as a commitment to reduce CO2 emissions by 26% with its own funding and 41% through the assistance of i
ulp and paper industries, cement, steel, textile, petrochemical, food-beverage and ceramics and glass. The development of tec
etter than a mechanical and semi-chemical, so it can be used for high-quality paper materials. The pulp industry supplied its ow
environmental quality standards, and simultaneously utilize solid waste as alternative energy and control greenhouse gas emiss
riendly technologies. With the adoption of environmentally friendly technology in the manufacture of pulp, it can be obtained sev

the maximum cost of heat energy generated from the combustion process. Combustion efficiency can be improved by adding t
oped and fairly easy to get around the mill, such as shell oil, coconut oil, palm fiber and others. To improve the efficiency of co
k preparation to consume much energy and the use of additives such as CMC in refining can save energy. A preliminary study s

as described above, it will reduce the amount of waste produced. But the consequences will change the characteristics of the w
generally derived from the raw material fiber. There are several ways of solid waste management, in general is based on the c
utant gases. Largest emission sources may come from a digester, CRP and power plant. Selection of gas management techno

…………… ix LIST OF APENDICES ………………………………. xii LIST OF FIGURES xii

ening …….. 33
ng System …………………………..………………… 36

porators, Recovery Boilers, Lime Kilns) ………………… 47

………. 51

……. 55

…………… 60

………… 74 5.2.2 Incineration …………………………………… 77 5.2.3 Composting …………………………………… 81

………… 93
ties that cause increased heat radiation (long wave) that are trapped in the atmosphere. This causes the phenomenon of globa
 properties of sunlight. Each year, the earth releases 8 billion tons of CO2 that comes from humans and animals, fossils and na
970s. During the 142 years between 1860 to 2002 world temperatures rose by 1oC and in 35 years between 1935 to 1970 worl

ate Change) is an agreement that aims to stabilize greenhouse gas concentrations in the atmosphere, the conditions do not en
lation No. 6/1994, that is Indonesia commits to participate in the program of mitigation and adaptation to climate change that ha

mitment was conveyed by the President at the G20 meeting in Pittsburg, USA (November 2009) and COP-15 (December 2009)
nsportation. In the industrial sector there are 3 sources of GHG emission
n process and waste management. Related with energy use, the Indonesian government has issued Government Regulation n
ration with ICCTF Program for the years of 2010-2011. Two of the programs are preparing the Technology Mapping Guidelines

overview of Pulp and Paper Industry includes energy-efficient, low carbon, and environmental management. These guidelines h

ector, agriculture and urban waste, and farm. The data in Table 1.1 shows that the largest emitters of greenhouse gases genera

2,356
242
533
4,585
1,215
1,069
100

actualize RAN (The National Action Plan) in achieving the reduction target of CO2 emission by 26%, the government has issue

and without implementing

as a comparative advantage in the development of wood processing industries, particularly pulp and paper industry. According

aper Industry distribution in Indonesia based on the type of product and energy consumption can be seen in Appendix 1.
hile in Sumatra of about 37.43% (4.266 million tons / year) and Kalimantan region is only 4.61% (52 500 Tons / year). In Indone
n be found in Appendix 2. Energy consumption for paper production in Indonesia, classified by type of paper products can be se

alty paper and Kraft pulp and lowest consumption found in the printing-writing industry. For comparison, the energy consumpti
 paper industry is capital-intensive industries. Investment required to build a pulp mill with a capacity of 1 million tons per year i

range of low energy consumption close to the aluminum industry which both of them are heavy industries. With that such a high
1.6. The amount of carbon emission from pulp and paper industry as well as prediction of reduction by the year 2030, relative t

al
35 %
32 %
20 %
20 %
15 %
17 %
22 %

Potential (%)

20 – 50
15 – 25
11 – 40
10 -20
5 -40
. Selection of the process depends on the available wood species and end use of pulp produced. Chemical processes dominat
h a lower opacity than the mechanical pulp sheets. In addition to the same degree of white (bleached brightness) is more stabl
act, rigid, and
e Strength
HW
3
3
3-4
4-5
5-6
5-6
6
6
6
7-8
7
7-8

ewsprint. Semi-chemical process is a combination of chemical mechanical process. Yield and pulp properties of semi-chemical
cess is divided into five main areas, namely: (1) wood preparation, (2)

nd processed in the timber handling area, referred to as wood-yard. In general, wood-yard operation is separate from the type o

e lignin (adhesive material between cells that glue the cellulose fibers together) of wood. There are five main types of pulping p
ood chip) using an aqueous chemical solution, high temperature and pressure to isolate the fiber pulp. Kraft pulping process is
nin of wood, while the soda process uses only NaOH. Cooking condensation (white liquor) is mixed with wood chips in a reacto

he pulp with varying combinations, depending on end use product. The same bleaching process can be used for each category
ygen, sodium hydroxide and sodium hypochlorite. Concerns the formation of chlorinated compounds such as dioxins, furans, an

aim the remaining chemical ripening process. In Kraft pulp mills, spent cooking liquor is known as weak black liquor, a solution d

c compounds and inorganic (sodium sulfate and sodium carbonate) and white liquor (Na2S and NaOH) concentrated through a

ecovered as steam for process needs, such as wood chip cooking, heating and evaporation of black liquor, pre-heating combus

ition of lime (CaO). Subsequently transferred to the tank slaker, where CaO from the lime kiln reacts with water to form calcium

m recovery furnaces. White liquor (NaOH and Na 2S) from the

paper. In non- integrated mill, the pulp will be sold dried, packaged and then shipped to paper mills. At integrated mills, paper m

LPS: low pressure steam (4.1 bar, 145 oC)

ovided in the form of heat energy (steam) or electricity energy to drive machinery. Types of boilers are used depending on the t

ation system). The energy provided in the form of heat or steam and electricity energy to drive machinery. In the pulp mill there
fuel obtained from black liquor which is a liquid reaction products between cooking chemicals (white liquor) with wood raw mate

red boilers.

t to the paper machine to form sheets, then pressed and dried. In general, the process of papermaking can be seen in Figure

are unique characteristics associated with the operation of paper mill water separation, as shown in Figure 2.4. Water separatio

rgy, as shown in Figure

ste, to manage waste in a treatment until it reaches the requirements for disposal into the environment, and to utilize waste bec
gement through clean production programs, which generally apply has been quite good in Indonesia. In principle, this technolo
ach provide different characteristics. The liquid waste from the pulping

of suspended solids, COD and BOD dissolved high.

nic materials and inorganic suspended, colloidal and dissolved in the liquid waste to the extent required to be disposed to the en
because it is environmentally friendly and is a consequence of the application of recycled fiber and water are increasingly string

perly, it caused problems in emission. Biogas is formed from the biodegradation by microbes as CO2 and CH4 gas can be releas

uch as landfill, incineration, composting, and anaerobic digestion, which their selection reviewed from various aspects of techni

ed way. During the accumulation performed on leachate control which can cause contamination of ground water, and control of

ery Plant (CRP). These emission contain sulfur compounds that smell and are toxic, so it can cause problems if released i

principle of energy conservation in the pulp industry is definitely going environmentally friendly process, and vice versa. The prin
vironment, especially pollution resulting from liquid effluent in the bleaching process. The implementation of environmentally so
e bleaching technology, which is even more important is improving the

on), among others:

nvestment

No Investment

No or small investment

No or small investment

Silo installation

Debarking System
modification

nmvestment through
conveyor changing or
modification

Control system completed,

ROI 15 – 20%

Change the conventional

screening

Change or modification
existing slicer

or a relatively uniform during cooking

lly at the final stage

 of the process that must be passed as in Figure 3, the more efficient the energy required.

superbatch, enerbatch. While modifications to the continuous digester are isothermal cooking, lo-solids, black liquor impregn

chip prior to the process of cooking by using black liquor and hot white liquor. Heating at high temperatures so that a lower ste

the digester liquor is pressed with a warm up to 5.5 bar. Chips had pre- impregnation by a dilute black liquor. Excess hot black

ss occurs without adding a lot of steam

he hot liquor into three accumulator based on temperature differences. The most heat of black liquor is transferred to the hot bla
steam addition. The latest technology uses a pumping system (pump out), and fiber damage due to friction can be avoided

nded modified continuous cooking). The process is divided into zones in the digester is longer than the continuous conventiona

ched 10 °C lower than the MCC system. Thus the use of steam on the circulation of liquor consumption in the digester system
%. This is due to the washing process in the ITC system uses very high

is similar to the displacement batch cooking, the use of black liquor at the beginning of the process. The advantage of this proc
g process. This heat is obtained at the heat recovery in pulp washing. Summary of energy conservation in the cooking and
 pump and
warm

C system
ssel medium
LI

tion

unit and tank

tallation at
vestment
od 2 years.

ent. With this process required dilution factor of about 1-3. This is the type of equipment such as Rotary and Diffusion vacuum w
minating the process of dilution. Time is faster and less water consumption. This type of equipment is pressure diffusion consist
f heat energy generated from the combustion process. Combustion efficiency can be improved by adding the total black liquor s
ncy of combustion used type of Fluidized Bed Boiler (FBC) and Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC). The adva

nvestment
Application of advanced continuous
monitoring system and control.
nvestment
$200000, payback period 6 months

Maintenance, monitoring and routine

nspection

Maintenance routine and replacing with

new materials
mplementation of Boiler Maintenance
Program

nstallation of condensate return system

nstallation of automatic blow down

system to improve blow down rate
Additional continuous blow down heat
ecovery systems installation

ydrocarbon is converted into synthetic gas (syngas) that is a mixture of carbon monoxide and hydrogen. The synthesis gas is u
ps and fines. Biomass fuel is made or molded into pellets and then carried out gasification in the gasifier reactor. The calorific v

l and also reduce CO 2

hat can be done is to increase refineability of the fiber that will be refined. The most conventional way to do this is by using refin
odels are usually designed for refiner energy as low as possible, and most importantly is the knife model for short fiber should n

ffectively causing increased consumption of energy and steam to the

commonly used of forming part is the Fourdrinier machine. Currently Gap Former technology has offered as an alternative to t

base for pressing can be replaced by a material that acts as the base sheet when pressed by a roller that rotates (shoe press)

eam / hour, reduced energy consumption, reduced maintenance costs, and increase productivity. Decrease the use of air to the
n the minimum requirement. As a result a lot of wasted energy disposed. When the temperature is lowered to 180-195 ° C, ther

ying system. In this system, a sheet of paper is dried in a state of contact with the hot steel belt. The system is claimed to be 5-
s system is suitable for drying of coating process, but for the ordinary process can be used as an alternative to conventional cy
ving opportunities in various levels certainly exist, but should be sorted for effective energy saving measures.
y, is seen in Table 4.2. At the table, the paper industry are categorized into 2 groups: paper mills with pulp as raw material and
ces, namely refining and drying. Refining is a mechanical process to modify the fiber to be worthy created sheet and contribute
 T. The above data is data BAT 2009, which means the best technology available

means emission from sources that are under the control of the company. While the indirect emission means the emission arising

mmercial paper industry, so that the techno-economic factors have been considered. However, to get a concrete figures, the am
ver water. Waste characteristics varies greatly depending on the stage of the process in which wastewater is derived. The main

uid waste that is formed, but the changing characteristics of the waste becomes more concentrated. Characteristics of wastew
liability and performance of the process, as well as environmental considerations. Wastewater treatment of pulp and paper

, especially suspended solids in the paper industry that uses recycled paper in its raw material. The separation of suspended s
ub mixer and

ntaminants dissolved organic compounds with the aid of microbial activity. This process of biological wastewater treatment is im
s divided into aerobic and anaerobic processes. Aerobic process is used to process liquid waste organic matter content is relat

and also produce new cells as mud and organic waste materials are not biodegradable.
er industry is the activated sludge system, because it has a high processing efficiency and the land used is not too large. The e
on, and sludge return system. The Needs of overall energy required approximately 70-120 kW/m3. Energy is mainly used for th

4)and carbon dioxide (CO2) by anaerobic bacteria. This process has been developed for pulping waste water treatment that hav
that live in anaerobic environment which is basically done by two dominant bacterial groups, namely:
and acetic acid by bacteria acetogenic.
hane (CH4), and bacteria that can alter hidrogenophilic H2 and

ents with optimum conditions as follows:

d growth bioreactor and bioreactor biofilms. Anaerobic wastewater treatment processes in pulp and paper industry using a bior

nisms, and as a trapping mechanism for microorganisms in the form of flock. Place the attachment of microorganisms to form ro
0.75 to 1 kW). Meanwhile, energy used for the agitator in bath

blanket reactor (UASB) will be effective on a system equipped with a unit of utilization of biogas into energy. In this process the

good ability to settle. This requires the formation of granular sludge process control with the requirements of specific operating

n organic load 10-30 kg COD/m3, today. Efficiency of wastewater treatment of pulp and paper industry can be achieved by 80-8

on of 80%, while the methane gas composition reaches 55-70% or with the

ng systems and

calculation as a greenhouse gas. Beside methane, it produced a very small number of N2O.
ent process shall be equipped with off-gas collection system in order to control gas emission so as not to escape into the atmos

ristics of solid wastes from pulp and paper industry varied, depending on raw material, product type, and unit processes where
 n the form of ash combustion products (fly ash) unit power plant and incinerator units. Ash generated from power plant units are

ic digestion

large
high
high

me aspects of technical, economic, or environmental. On the other hand also consider the possibility of a potential waste is to be

be discharged into the environment through a process of piling into the soil media. Solid waste pulp and paper industry which
ases of decomposition as shown in Figure 5.1. These phases covering four stages: aerobic process; facultative aerobic,

e other gases can be either non-methane volatile organic gases, NOx, CO and H2. Methane gas (CH4) generated from the land

f waste entering landfills and the handling of leachate. In the next

ess of its components which produce low carbon emission can be seen in Figure

performance of the gas control. At some landfills flare system only if the landfill gas was burned and discarded. While the use o

ory I (double liner), category II (single liner), category III (clay liner), which is sequentially landfills with the requirements of heav
nology that only aims to prevent pollution of ground water. Based on the characteristics of waste and follow the regulations, in g

s of its ability to reduce the amount of waste quickly and leaving little ash. In the process of incineration of organic compounds a
pidly, in line
ith global warming. The

in a simple way through the cyclone alone be able to handle all the problems of B3 waste. Based on the waste characteristics v

waste with a varied

me in the kiln varies

nstruction meetings to keep the system at positive pressure and prevent leakage of heat from the burning. Combustion chambe

y there is an optimum combustion. The inside of the combustion chamber is coated with refractory material, while the pipes are
he rules and guidelines established by the Ministry of Environment, among others:

als, especially the deinking process. Currently, consideration of the use of incinerators in the pulp and paper industry is still limi
d waste via gasification process. To get higher efficiency, solid waste can be fed in the form of pellets or briquettes.

dor, kill pathogenic organisms and finally produce the so-called organic fertilizers (compost) and suitable to be applied on land a

ctivity is replaced by thermophilic microbes. At temperatures above 55 ° C some of pathogenic microorganisms will die. During
water content, temperature, pH, content of harmful substances. The optimum condition of some of these factors can be seen in

process has been developed composting technology from the simple technology, moderate, to high technology. In principle, bas
ivator composting. Appropriate composting activators to accelerate the composting process. Aerobic composting is the most wi

of both processes are similar, just a different process technologies. At Windrow method, the contact of oxygen with the compost

em is designed to address odor problems and speed up processing time by setting environmental conditions, such
 it as compost with a good quality (Carter, 1983). Some pulp and paper industry in Indonesia has also examined the utilization o

Figure 5.6. The process of anaerobic digestion is the process of biodegradation of organic compounds by anaerobic bacterial ac

d can be metabolized (Thompson, 2008). Hydrolysis process can be done enzymatically convert complex organic suspended d
and stage acetogenic. Sugar, long chain fatty acids and amino acids formed from hydrolysis is used as a substrate. Organic ac

./m3. Heat value of biogas is 4500-6300 kcal./m3 depends on gas content in addition to CH4. Therefore, 1 m3 of biogas is equiva

e of the digestion process so as to produce maximum methane gas. Optimization processes and maximizing production can be

content less than 15%, whereas for the processing of solid waste that has a high solid content of 20% - 40% more suited done

nd fermentation of volatile acid) are physically separate from the step formation of biogas (methane gas). This is different from o
e process of methanogenesis can enhance overall digestion performance (Elliott, et al. 2007). It is shown from the performance

983). Some pulp and paper industry in Indonesia has also examined the utilization of sludge waste as compost and test try to p

rocesses such as pulping unit, chemicals recovery units, pulp bleaching units and paper manufacturing. Pulping process will pr
cetaldehyde and methyl ethyl ketone and reduced sulfur gases. Emission of reduced sulfur-containing gases (H2S, methyl merc

ollection and combustion gases are not condensed (Non-Condensable Gases) for concentrations do not exceed certain limits w

of equipment
a gas stream. Gas entering from above in a tangential spin to the bottom that make the particles fall in and out of the bottom of

articulates are collected in a bag of fabric filter cylinder which is then separated particles are collected in a bag attached and r

n due to electrostatic forces is very effective to separate particulate

ollected in the hopper

decreasing temperature. These ESP tools require high maintenance, and require energy for operation ranged between 60-10 kW

lates at the same

an be seen in Figure

ause it is cheap, not corrosive and easy handling that can be used to absorb particulates and SO2 gas. Alkali solution is usually

he fluid carrying the particles is separated from the gas in the cyclone.
n of particles from the inlet gas stream. The particles will be trapped by sparks sprayed liquid and flows down to the expenditure
gas at low pressure, but with a fairly large flow rates. Because the motion flow system allows the aerosol product out the system

distribution medium flow by providing a large surface area for contacts both the liquid and gas phases. The flow of gas enters fr
 streams that are eliminated or removed by dissolving it in liquids. The absorption of pollutant gases is done by the gas stream

ethod (Table 5.6). FGD wet type is more widely used, use absorbent (absorbent) slurry solution containing compounds such as

Product

O4

roduct

O3, CaSO4

roduct

SO3, Na2SO4

O3, MgSO4

Product

4)2SO4

O3, CaSO4
will be oxidized to sulfate (Na2SO4) no longer contribute to the absorption of SO2 and should be excluded from the system. To pr

of the combustion process as follows:

xygen at high temperature
he combustion chamber

ygen to reduce NOx formed

where the gas stream containing NOx and NH3 injected with passes to the catalyst layer, suitable for processing a large volume o

ow NOx concentration.

mic (Ti, Al, etc.)

te
 C
+6H2O

erate,
yproducts

ded. This can be done by collecting the solid condition that is above the limit concentration of explosive or by dilution at concen

ys you can do is to use gas reservoirs operated at a pressure and a constant and regulated flow of gas at concentrations that d
of a gas reservoir connected to the pipe to the atmosphere. To transform the gas with large flow fan used for air

sion and damage to equipment.

processed, and to reduce the danger of explosion. In combustion, the organic compound in gaseous form is converted into car
ue of combustion mixture. If it takes too much extra fuel the combustion process carried out with the aid of a catalyst in the form

nhouse Gas (GHG) emission. Indonesia's GHG reduction target set at 26% with its own funding and 41% through the assistan
ulp and paper industry because it includes high energy consuming industries. The development of technology and high produc
at each unit process of cooking systems, pulp bleaching, chemical recovery, stock preparation, paper machines, and power pla
 n is determined on the basis of waste characteristics, and the burden of pollution

an be applied in accordance with the characteristics of the waste to be treated with the terms fitted gas emission control to be

urces management.
ge University Press.
unner. Calvin R. 1994. Hazardous Waste Incineration. 2nd Ed.. McGraw-Hill International Edition.
n hidup Daerah Provinsi Jawa Barat

oard. Bussels.
aper. Erc.Univ. Fen Bil. Derg.. 4. 1-2. 646 – 656.
ment of Energy.

nt, Svenska Miljoinstitutet, Stockholm.

 Industry” WBCSD, IEA, Paris, 9 October 2006.
Third edition, Tappi Press, Atlanta,
ergy Measures in Heavy Industry in China, India, Brazil, Indonesia, and South Africa, HWWI Research Paper No. 6, Hamburg.
shed in cooperation with the Finnish Paper Engineers' Association and TAPPI, Helsinki
ciency in An Integrated Pulp and Paper Mill”, Publication of the Laboratory of Energy Economics and Power Plant Engineering,
Committee of The Paper Industry.
he Pulp and Paper Industry, Berkeley Lab University of California, Berkeley.

oducts Industry, NCASI Special Report No. 07-02.

s Value Chain, Including Forest Carbon.
er Mills. Research Triangle Park.NC.USA.

r, Tappi Journal, Vol. 6 No. 7.

on of Microbial Reaction Kinetic. University of Peradeniya. Tropical Agricultural Research Vol 16: 327-338.

Paper Industry.

e Emission” Universitat de Girona, ISBN: 978-84-692-5159-1

ce Emission, Universitat de Girona.

or Pulp,Paper, and Products Manufacturers, NCASI Special Report No. 01-05.

y for landfill methane collection and combustion. Climate Protection

lities. ROU. The University of New South Wales. Australia.

rolysis using Single Droplet TGA”, Tappi Journal, Vol. 6 No. 5.
aper Industry” Ernest Orlando Lawrence, Berkely National

ctober 2010
 ndustry., 2010., Europeun Commision-Directorate General TRC- Joint Reseach Centre. Spain.
mmision Integrated Pollution Prevention and Control (IPPC). Directorate

y
Sumatera Kalimantan
year 4.266.000 Ton / year 52.500
37,43% Ton/year
4,61%

-Tim Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

1,14% 3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
50.000 --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

3.700 --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

--- --- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 52.500
37,43% Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

 --- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 52.500
37,43% Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- --- 525.000

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- 701.000 --- ---

345.000

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 52.500
37,43% Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

9000 --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

 --- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 52.500
37,43% Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- 350.000 --- --- ---

--- 2.000.000 --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

Sumatera Kalimantan
4.266.000 Ton / year 52.500
37,43% Ton/year
4,61%

Sum-Ut Riau Jambi Sum-Sel Kal-Tim

3,68% 20,62% 9,18% 3,95% 4,61
--- --- --- 450.000 ---

420.000 --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

--- --- --- --- ---

on1 Country-Based
(1000 t)
2007
2196
4089
105
1622
1256
1933
8754
20873
1157
967
476
11894
195
180
Page 125 of 132

ntry-Based
(1000 t)
See Belgium
3502
874
34
4209
1277
496
421
7708
2314
12157

87496
72900
5985
31255

ntry-Based
(1000 t)
8091
NA
391799
tition rule

Source of data (Number

of Industry)

1) (5 industry)

2)(1 Industry)
4) (2 Industry)
2) (2 Industry)
3) (8 Industry)

4) (3 Industry)

2)(1 Industry)
3) (1 Industry)

3)(5 Industry)
4) (2 Industry)

Source of data (Number

of Industry)

2)(1 Industry)
3)(11 Industry)

4) (7 Industry)

2)(1 Industry)
3)(7 Industry)

4) (4 Industry)

2)(1 Industry)
3)(4 Industry)

4) (5 Industry)

2)(2 Industry)
3) (4 Industry)

2)(1 Industry)
4) (3 Industry)

2)(3 Industry)
3) (3 Industry)

2007
 Description

gitator, and aeration.

and utilization not

by using biogas (waste

of recycled fiber industry
d 25 kWh/t)
r pump and preparation
sor and air-dryer
nd Industrial Truck

broke pulping, including packaging

(for office, canteen, etc.)

04 to 2007 unpublished from

angka Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri (PREP-ICCTF
 dalam penyusunan Pedoman ini.

ekosistem tersebut telah mendorong diselenggarakannya United National Framework Convention on Climate Change (UNFCC
n sendiri dan sebesar 41% melalui bantuan donor internasional. Atas dasar tersebut diatas Kementerian Perindustrian bekerjas
stri semen, baja, tekstil, petrokimia, makanan- minuman serta keramik dan gelas. Perkembangan teknologi dan peningkatan ka

industri pulp kebutuhan energi dapat disuplai sendiri dari pemanfaatan limbah biomasa seperti recovery boiler dari lindi hitam d
gi alternatif serta mengendalikan emisi gas agar tidak mencemari udara sehingga dapat mengurangi emisi GRK di atmosfier.
oleh beberapa manfaat antara lain : menghemat bahan baku; menghemat air; menghemat energi sehingga mengurangi beban p

pada sistem umpan ClO2.

a lain dengan menambah padatan total lindi hitam yang masuk tungku boiler, penambahan aliran udara kuartener pada recover
awit, batok kelapa sawit, serat sawit dan lain- lain. Untuk meningkatkan efisiensi pembakaran digunakan boiler tipe Fluidized B
adalah dengan meningkatkan daya giling menggunakan aditif diantaranya CMC. Penggunaan enzim dapat menunjukkan peng

sistem heat recovery. Selain itu dapat digunakan rekompresi mekanis untuk pemakaian ulang superheated steam ke dalam dr
Namun konsekwensinya akan merubah karakteristik air limbah menjadi lebih pekat dengan meningkatnya kadar organik terlar
yang pada umumnya dilakukan berdasarkan pada karakteristik dan potensinya yang meliputi pengelolaan dengan sistem land
ilihan teknologi pengelolaan gas dilakukan

kan scrubber, absorber, alat pengendali gas SOx dan NOx dan juga melakukan pengendalian terhadap gas yang tidak terkond

……………….…………….. xiii DAFTAR TABEL ……………………………………… xiv

h fenomena pemanasan global yang mengakibatkan perubahan Iklim. Beberapa perubahan iklim yang terjadi antara lain naikny
entrasinya tidak berlebihan. Setiap tahun bumi melepas 8 milyar ton CO 2 yang berasal dari manusia dan binatang, fosil dan ga

N2O sebesar 4%, serta sumber lainnya sebesar 8% (Callan, 2000).

ar tidak membahayakan kehidupan dan ekosistem serta menjamin pembangunan berkelanjutan.
di dalam negerinya, namun hal ini tidak berlaku bagi negara-negara berkembang. Secara hukum, Protokol Kyoto mewajibkan a
i di dalam program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang telah dimulai

nhagen pada tahun 2009. Kemudian dengan mengacu pada Kyoto Protocol 1997 dan Bali Road Map, Indonesia membuat Ren

roses produksi dan pengelolaan limbah. Terkait dengan penggunaan energi, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peratu
berapa industri yang tergolong menggunakan energi diatas 6000 TOE dan industri yang menyerap 80% dari total energi sektor

nes Technology Map for Pulp and Paper Industry. Pedoman ini diharapkan dapat membantu pihak industri dalam melakukan ke
usi emisi GRK. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa penghasil emisi GRK terbesar dihasilkan dari sektor kehutanan dan tata

gga 2020 dapat dilihat pada

ntah telah mengeluarkan Perpres No. 5 tahun 2006 dengan ketetapan sebagai berikut :
 pun yang mendapat tambahan

roduk dan pemakaian energi dapat di lihat pada Lampiran 1.

tahun 1995 meningkat menjadi 25 kg/kapita pada tahun 2007. Konsumsi kertas tersebut sangat rendah dibandingkan dengan

anding, konsumsi energi di negara lain dapat dilihat pada Tabel 1.4 yang menjelaskan konsumsi

n. Industri kertas adalah industri yang padat modal. Investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik pulp deng
. Dengan konsumsi energi yang begitu tinggi, dan sumber energi utamanya bahan bakar fosil, maka jelas emisi karbon tidak bi
reduksinya hingga tahun 2030, relatif terhadap industri berat lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.7, serta rincian emisi karbon, ba
ersedia dan penggunaan akhir dari pulp yang diproduksi. Proses kimia mendominasi hampir diseluruh dunia, karena dari pulp i
enghasilkan kualitas yang lebih baik dam penggunaannya lebih luas.
ma (bleached brightness) pulp kimia lebih stabil. Pulp kimia dapat digunakan sebagai bahan baku kertas dengan tingkat (grad

bersifat bulky dan mempunyai opasitas yang baik dan mempunyai sifat
akan kombinasi dari proses mekanis kimia. Rendemen dan sifat-sifat pulp semikimia merupakan intermediate pulp kimia dan m

pulp (pabrik non-integrasi saja).

gai woodyard. Secara umum, operasi woodyard adalah terpisah dari jenis proses pembuatan pulp. Jika kayu memasuki woody

ri kayu. Ada lima jenis utama proses pembuatan pulp: (1) kimia; (2)

at pulp. Pembuatan pulp proses kraft adalah proses pembuatan pulp paling umum digunakan oleh pabrik pulp di Indonesia unt
anya menggunakan NaOH. Larutan pemasak (white liquor) dicampur dengan serpih kayu dalam suatu reaktor (digester). Setel

akhir produk. Proses pemutihan yang sama dapat digunakan untuk setiap

an pergeseran dari penggunaan senyawa klorinasi dalam proses pemutihan. Bahan kimia pemutih ditambahkan ke dalam pulp

sisa pemasakan dikenal sebagai weak black liquor yang berasal dari pencucian stok pulp coklat dialirkan ke area pemulihan ba
e dalam nondirect contact evaporator (NDCE), yang biasa dikenal dengan konsentrator. Oksidasi lindi hitam sebelum penguapa

dungan energi yang tinggi (5.800 - 6.600 Btu/lb padatan kering), yang diperoleh kembali sebagai uap untuk kebutuhan proses,

r bereaksi dengan air untuk membentuk kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Dari slaker tersebut, lindi hijau didalam causticizers terja

mudian dikirim ke pabrik kertas. Pada pabrik terintegrasi, pabrik kertas langsung

nggerakkan mesin-mesin. Jenis boiler yang digunakan tergantung dari jenis produk yang dihasilkan, untuk pabrik pulp saja ene
ik untuk menggerakkan mesin-mesin. Di pabrik pulp hanya ada 2 jenis boiler yaitu yaitu recovery boiler dan power boiler. Sekit

an ini diperoleh dari proses pembuatan pulp setelah melalui pemekatan. Penyediaan

ai kalor pada biomassa biasanya dicampur dengan batubara.

urangannya dapat dipenuhi dari

n kertas dapat dilihat pada

gan. Proporsi air terbanyak dipisahkan di bagian pembentukan, tetapi proporsi energi

an untuk mengelola limbah dengan cara mengolahnya hingga mencapai persyaratan untuk dibuang ke lingkungan, serta upaya
up baik. Pada prinsipnya teknologi ini digunakan untuk mencegah atau meminimisasi limbah dengan melakukan modifikasi pros

ehitaman, pH basa, tingginya cemaran COD, BOD dan bersifat toksik. Limbah cair dari proses pembuatan kertas 9memberikan
ensi, koloid dan terlarut dalam limbah cair hingga batas tertentu yang dipersyaratkan untuk dibuang kelingkungan. Teknologi pe
ng serat dan air yang semakin

k dengan cara aerobik maupun anaerobik. Pengolahan anaerobik saat ini mulai dikembangkan di IPK karena adanya perubaha
 nik yang dapat berupa sisa-sisa bahan baku atau sludge dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan limbah anorganik yan

mberikan nilai tambah bagi industri. Limbah padat IPK terutama yang limbah organik memiliki prospek menguntungkan untuk d
ihannya ditinjau dari berbagai aspek teknis, lingkungan dan ekonomi. Mengingat bahwa limbah padat IPK adalah sumber carb
erhadap lindi (leachated) yang dapat menyebabkan pencemaran air tanah, dan pengendalian terhadap emisi gas yang dapat m

knologi ini prospeknya cukup tinggi untuk diaplikasikan , selain dapat mengatasi permasalahan limbah sludge biologi , dapat m

tkan permasalahan bila terlepas di atmosfer tanpa pengendalian yang baik. Pengelolaan limbah gas melalui pengolahan denga

penghematan energi yang paling mudah dilakukan dan beresiko kecil serta tidak memerlukan biaya besar adalah tindakan prev
penerapan teknologi pembuatan pulp berwawasan lingkungan saat ini telah menjadi suatu keharusan bagi industri pulp dan ker
proses pemasakannya. Teknologi pembuatan pulp ke arah

an teknologi pemutihan yang berwawasan lingkungan.

ermal cooking, lo-solids, black liquor

ating pada suhu tinggi sehingga konsumsi steam lebih rendah dan hemat energi, proses lebih selektif dan menghasilkan pul

hitam encer

lindi hitam encer di pompa ke evaporator

pindahkan ke tangki lindi hitam panas (166oC), black liquor hangat ke tangki lindi hitam hangat (93-132oC), black liquor dingin k
sakan serat akibat gesekan dapat dihindari sehingga kekuatan serat lebih

ng dibandingkan kontinyu konvensional, yaitu zona impregnation, concurrent cooking zone, countercurrent cooking zone dan ex
ali pada proses pemasakan dikonsumsi pada zona hi-heat washing.
ikian pemakaian steam pada sirkulasi cairan pemasak pada sistem digester akan

ntungan dari proses ini adalah kecepatan proses pemasakan semakin cepat sehingga dapat menagemat energi.
i adalah rotary vacuum washer dan diffusion washer (atmosferic displacement).
Tipe peralatan seperti
 (FBC) dan Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC. Keuntungan menggunakan boiler tipe FBC selain fleksibel ter
an sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tipe ini lebih menguntungkan karena dap
drogen. Gas sintetis ini digunakan untuk membakar kapur (lime mud/CaCO 3) pada proses kalsinasi (lime kiln) sehingga dapat m
kemudian dilakukan gasifikasi dalam reactor gasifier. Nilai kalor dari syngas yang terbentuk bisas mencapai sekitar 4 (empat)
 diisolasi dan dapat digunakan untuk bahan bakar limekiln sehingga akan mengurangi kebutuhan minyak dan batubara serta m

daya giling) dari serat yang akan digiling. Cara yang paling konvensional untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan adi
ng terpenting lagi adalah model pisau untuk serat pendek jangan sampai disamakan dengan untuk serat panjang.
40 %. Penggunaan enzim untuk penggilingan terus dikembangkan karena sangat efektif dan bahkan lebih ramah lingkunga

ahan air dari lembaran kertas. Oleh karena itu optimasi sistem vakum harus selalu dilakukan untuk mesin kertas. Bagian pembe

ai alas saat lembaran dipres oleh rol yang berputar (shoe press). Dengan cara seperti ini maka pijakan pengepresan menjadi le

gkatan produktivitas. Penurunan penggunaan udara untuk dryer dapat dilakukan jika menerapkan sistem hood tertutup dan me

maka akan terjadi penghematan steam sekitar 1000 – 2000 lb / jam. Beberapa tindakan untuk memanfaatkan waste heat akan
n sabuk baja panas. Sistem ini diklaim 5 – 15 kali lebih cepat dari sistem konvensional, tetapi tidak cocok untuk kertas gramatu
salut, tetapi untuk proses biasa
rtas berbahan baku pulp dan pabrik kertas terintegrasi. Pabrik kertas terintegrasi terdiri dari pabrik berbahan baku kayu dan be
ar layak dibuat lembaran dan berkontribusi langsung pada kualitas kertas. Drying atau pengeringan adalah proses pengeluaran
ng berarti emisi yang timbul akibat aktivitas perusahaan tetapi sumbernya ada dibawah kendali perusahaan lain. Beberapa con
an gambaran yang kongkrit, akan disajikan besaran investasi beberapa proses baru,

a limbah cair tersebut berasal. Bahan cemaran utama yang terkandung dalam limbah adalah bahan organik dari bahan baku s
imbah menjadi lebih pekat. Karakteristik limbah cair yang mengandung bahan cemaran dengan kadar organik tinggi dan bersif
dapat dilakukan

bahan bakunya. Pemisahan padatan tersuspensi berukuran halus dengan koloid perlu ditambahkan koagulan alum dan flokula

erupakan pengolahan limbah cair yang penting, terutama untuk indutri yang menerapkan sistem daur ulang air atau sistem tert
ah limbah cair yang kandungan bahan organiknya relatif sederhana atau

ang tidak terbiodegradasi.

lahan yang digunakan tidak terlalu luas. Efektivitas proses lumpur aktif sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi
W/m3. Energi tersebut sebagian besar digunakan untuk proses aerasi dan juga untuk menjalankan pompa dan agitator pada b
 ir limbah pulping yang mempunyai kandungan bahan organik kompleks seperti senyawa lignin, tanin dan zat ekstraktif lainnya,

proses anaerobik pada industri pulp dan kertas umumnya menggunakan bioreaktor biofilm yaitu sistim anaerobik filter dan upf

menempelnya mikroorganisma dapat berupa batuan yang bersifat porous seperti kerikil, cincin keramik dan sekarang berkemb
da bak nutrisi ( larutan

s menjadi energi . Pada proses ini aliran limbah dipompa masuk kedalam reaktor adalah dari bawah keatas (up-flow). Pada pen

– 5 mm dan berat jenis yang besar. sehingga memiliki kemampuan mengendap yang baik. Pembentukan lumpur granular ini m

p dan kertas dapat dicapai sebesar 80–85 % dalam mereduksi pencemar COD. Produksi gas metan (CH4) yang terbentuk pada

tim anaerobik, gas CH4 yang dihasilkan akan terurai menjadi gas CO2 yang tidak termasuk dalam perhitungan sebagai gas rum
misi gas agar tidak lepas ke atmosfir, selain itu juga untuk menghilangkan bau. Dengan pengumpulan emisi gas tersebut memun

aku, jenis produk yang dihasilkan, dan unit proses dimana limbah tersebut terbentuk. Pengelompokan jenis limbah padat dari s
insinerator. Abu yang dihasilkan dari unit power plant dibedakan dari jenis bahan bakarnya yaitu yang berasal dari fosil (batuba

mungkinan adanya potensi

ertimbangkan atas dasar keunggulan dan kelemahan dari masing-masing teknologi

 Limbah padat industri pulp dan kertas yang dikelola melalui penimbunan di landfill pada umumnya meliputi limbah yang terkon
proses aerobik;

Gas metan (CH4) yang dihasilkan dari landfill besarnya sangat variasi yang ditentukan oleh teknologi yang digunakan dan fungs

teknologi selanjutnya dilengkapi dengan sistem pengumpulan gas untuk flaring dan penggunaan gas untuk menghasilkan ene

s landfill dibakar dan dibuang. Sedangkan landfill yang memanfaatkan gas untuk energi

sistem flare
ang disesuaikan dengan tingkatan potensi dampak pencemaran. Menurut peraturan lingkungan di Indonesia, kontruksi landfill d
tik limbahnya dan mengikuti peraturan yang berlaku, pada umumnya kontruksi landfill di industri pulp dan kertas didesain meng

oses insinerasi senyawa organik dioksidasi membentuk gas CO 2 dan uap air serta energi dalam bentuk panas yang dapat direk

al warming). Teknologi selanjutnya memberikan peluang untuk memanfaatkan energi yang dihasilkannya untuk produksi steam
Berdasarkan karakteristik limbah bervariasi dan pertimbangan aspek teknis, lingkungan dan ekonomi, maka dapat dipilih tipe-tip

hingga beberapa jam. Suhu

 r dengan pemanfaatan udara panas yang kontak sepanjang conveyor hingga limbah mengalami pengeringan lanjut untuk men

api, sedangkan pipa-pipa dibuat dari baja tahan karat untuk mencegah abrasi dan erosi serta kerusakan akibat pengaruh gas h

r di industri pulp dan kertas, masih terbatas pada pemenuhan peraturan dalam pengelolaan limbah. Teknologi yang mengarah

but pupuk organik (kompos) dan sesuai untuk diaplikasikan di tanah (land application) dan tanaman. Mekanisme proses pengo

ian besar bahan terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Selama proses pengomposan akan terjadi
dari beberapa faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4. Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yan
 erhana, sedang, sampai teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan untuk mengopti
engomposan. Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak m

ontak oksigen dengan tumpukan kompos berlangsung secara konveksi alami dengan pembalikan; sedangkan pada aerated sta

si lingkungan, seperti aliran udara, temperatur dan konsentrasi oksigen. Sistem tertutup ini membutuhkan biaya investasi yang
er,1983). Beberapa industri pulp dan kertas di Indonesia telah mengkaji pula pemanfaatan limbah sludgenya sebagai kompos d

eri anaerob melalui beberapa tahapan yaitu hidrolisis, asidifikasi dan metanasi. Biodegradasi anaerobik menghasilkan biogas ya

mengubah organik kompleks tersuspensi menjadi organik sederhana terlarut secara yang dapat digunakan oleh bakteri (Thomp
dari hidrolisis digunakan sebagai substrat. Asam organik dengan berat molekul rendah yang dihasilkan dari tahap asidogenesis

n maksimasi produksi dapat dicapai diantaranya dengan cara perlakuan awal terhadap bahan/feed, mengembangkan kondisi o

adatan tinggi 20 % - 40 % lebih cocok dilakukan dengan digestasi satu tahap sistem kering. Diagram alir digestasi satu tahap s

an biogas (gas metan). Hal ini berbeda dengan digestasi anaerobik satu tahap, dimana asidogenesis dan metanogenesis terjad
Hal ini ditunjukkan dari kinerja proses digestasi anaerobik dua tahap yang
8). Dengan demikian proses digestasi anaerobik dua-tahap menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan produksi biog

nesia telah mengkaji pula pemanfaatan limbah sludgenya sebagai kompos dan uji cobanya ke tanaman. Hasil kajian mengindik

nit pemutihan pulp dan pembuatan kertas. Dari proses ulping akan menghasilkan pencemar gas berupa senyawa sulfur, senyaw

ereduksi (H 2S, metil merkaptan, dimetil sulfida dan dimetil disulfida) menimbulkan bau yang sangat mengganggu walaupun da
emisi dengan memisahkan partikulat dan gas pencemarnya. Umumnya pengendalian emisi gas selain bertujuan untuk mengura

on-Condensible Gases) agar konsentrasinya tidak melewati batas tertentu yang dapat berakibat mengganggu kesehatan. Pada

agian bawah kerucut. Gas bersih yang keluar dari bagian atas alat diantaranya adalah gas CO 2. Cyclone mempunyai efisiensi

ntuk silinder yang kemudian dipisahkan Partikel-partikel yang menempel dan terkumpul dalam kantong dilepaskan atau dipisah

20 μm. Partikel-partikel yang bermuatan negatif dalam aliran gas akan tertarik oleh elektroda pengumpul yang bermuatan po

an energi untuk pengoperasiannya

at dan mencucinya
k menyerap partikulat dan gas SO 2. Larutan alkali biasanya dipakai untuk pemisahan TRS, H2S, dan gas Cl2. Efisiensi penyera
sahkan dari gas di dalam cyclone.

ak aliran memungkinkan adanya produk aerosol keluar sistem,

ntak kedua fase cairan dan gas. Aliran gas masuk dari bagian bawah tangki mengalir ke atas. Sedangkan cairan penyerap mas

an. Penyerapan gas pencemar dilakukan dengan cara aliran gas yang mengandung gas pencemar dialirkan berlawanan arah (

ap (absorben) larutan slurry yang mengandung senyawa seperti Na, Ca, atau Mg. Kapur CaCO3 paling banyak digunakan karen

ahal dibandingkan kapur. Terdapat empat sub proses dalam sistem ini, yaitu :
u dan menaikkan kelembaban gas buang. Temperatur dan kelembaban pada inlet prescrubber umumnya adalah sekitar 150oC

i SO2 dan harus disisihkan dari sistem. Akumulasi sulfat yang berlebihan dicegah dengan adanya pembersihan secara kontinu
alis, cocok digunakan untuk mengolah volume udara yang besar
CH4, CO atau H2 sebagai reducing agent. Proses ini sulit diaplikasikan untuk volume udara yang besar dengan konsentrasi NO
 dengan cara mengumpulkan pada kondisi pekat yaitu diatas batas konsentrasi mudah meledak atau dengan pengenceran pad

ransformasikan gas dengan aliran besar digunakan kipas untuk pengaliran udara sebagai pengencer dengan ukuran yang lebih
organik dalam bentuk gas tersebut diubah menjadi karbon dioksida (CO 2) dan air, dan sulfur diubah menjadi sulfur dioksida (S

dengan pendanaan sendiri dan sebesar 41% melalui bantuan donor internasional. Menindaklanjuti komitmen tersebut, Kement
mbangan teknologi dan peningkatan kapasitas produksi yang tinggi pada industri pulp dan kertas, dapat memberikan peluang pe
very, stock preparation, mesin kertas, dan power plant serta pengelolaan limbah. Implementasi teknologi ramah lingkungan pad
h mana dapat berpotensi dalam menghasilkan emisi karbon dan peluang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Penge

h Paper No. 6, Hamburg.

Power Plant Engineering, Helsinki University of Technology.

ada http:/www.epa.gov/climateleaders/resources/optional- module.html
es and ecosystems has led convening of the United National Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), to launch
hrough the assistance of international donors. Based on this policy, the Ministry of Industry in cooperation with Indonesian Clim
s. The development of technology and production capacity in pulp and paper industries, provide the opportunities for energy sa
ulp industry supplied its own energy needs from biomass waste such as black liquor in recovery boilers or the bark and timber w
trol greenhouse gas emissions, not to pollute the air, so it can reduce GHG emissions into atmosphere.
pulp, it can be obtained several benefits including saving of : raw materials, water, and energy, thereby reducing the pollution loa

n be improved by adding the total black liquor solids entering the boiler furnace, the addition of quaternary air flow in the recove
mprove the efficiency of combustion, used the type of Fluidized Bed Boiler (FBC) and circulating Fluidized Bed Combustion Boil
nergy. A preliminary study showed that the use of certain enzymes can show energy savings up to 40%. Energy savings on Fou

he characteristics of the waste water, becomes denser with increasing levels of dissolved organic. Liquid waste will be more ef
general is based on the characteristics and potentials, which include the managing of landfills, incineration, composting and an
f gas management technology is based on the number and types of pollutants and the presence or absence of

xii
…………………… 81
the phenomenon of global warming resulting in climate change. Some climate change is happening, among others, the earth's
nd animals, fossils and natural gas (6.5 billion tons) and from 1.5 billion tons of firewood. Humans have destroyed the balance,
etween 1935 to 1970 world temperatures rose by 0.5 o C. This figure will rise again to at least 2-4 o C in the year 2100 (IPCC, 2

e, the conditions do not endanger the lives and ecosystems to ensure sustainable development. Kyoto Protocol was born in 199
n to climate change that has started since 1990. The commitment is further strengthened with the ratification of the Kyoto Proto

COP-15 (December 2009). The RAN is stated for the industrial sector to reduce GHG emission is 0,001 Gt CO 2 equivalent if th

Government Regulation no. 70/2009 concerning the obligation of conservation of energy for industry which use energy above 6
ology Mapping Guidelines for Pulp and Paper Industry and Carbon Calculation Guidelines for Pulp and Paper Industry. These g

ement. These guidelines have been prepared to support the high competitiveness and

greenhouse gases generated from forestry and land use was 46%, while the industrial sector

the government has issued Presidential Regulation No. 5/2006 with the following items:
paper industry. According

seen in Appendix 1.
500 Tons / year). In Indonesia, paper consumption per capita is very low at 14 kg / capita in 1995 increased to 25 kg / capita in
paper products can be seen

on, the energy consumption in other countries can be seen in Table 1.4 which describes the consumption of electricity and stea
of 1 million tons per year is 1.2 billion USD (APKI, 2010). One of the causes of high investment is due to pulp and paper indust

tries. With that such a high energy consumption, and its main energy source of fossil fuels, it is clearly that carbon emission ca
y the year 2030, relative to other heavy industry can be seen in Table 1.7, and direct or
emical processes dominate nearly all the world, because this pulp can be made into various types of paper including fine paper
d brightness) is more stable chemical pulp. Chemical pulp can be used as raw material for paper with the level not white such a
operties of semi-chemical are an intermediate between chemical and mechanical pulps. Pulp is suitable for the middle layer of c

s separate from the type of pulping process. When the timber enter the wood-yard in the form of log, it is necessary to do a ser

ve main types of pulping processes: (1) chemical, (2) mechanical, (3) semi- chemical, (4) recycling, and (5) other (eg, dissolvin
p. Kraft pulping process is the most common pulping process used by pulp mills in
with wood chips in a reactor (digester). After the flakes of wood to cook, the digester contents removed by pressure into the tank

be used for each category of pulping process.

such as dioxins, furans, and chloroform, has resulted in a shift from the use of chlorinated compounds in the bleaching process

ak black liquor, a solution derived from the pulp brown stock washing, is poured into the area of chemical recovery. Chemical re

H) concentrated through a series of multiple-effect evaporator (MEE) to improve the solid content to about 50%. Concentrated b

iquor, pre-heating combustion air, and drying the pulp or paper products. Steam from recovery is often combined with steam fro

with water to form calcium hydroxide (Ca (OH) 2). From these slaker, green liquor causticizers in caustisizer react with NaOH

t integrated mills, paper mills use pulp produced directly from pulp mill.
e used depending on the type of product produced, pulp mill recovery of the energy supplied by boilers, and the bark boiler. In a

nery. In the pulp mill there are only 2 types of boilers is the recovery boiler and power boiler. Approximately 70% of energy supp
liquor) with wood raw material. This fluid is obtained from the pulping process after concentration. Energy supply in the recover

ng can be seen in Figure

igure 2.4. Water separation process occurs in the formation, pressing, and drying. The proportion of water the most separated

nt, and to utilize waste become a feasible and safe product.

In principle, this technology is used to prevent or minimize waste by modifying the process that aims to improve the efficiency
ed to be disposed to the environment. Technology used is divided into several stages according to the characteristics and qualit
ater are increasingly stringent, so the amount of waste water a little but a high organic content and is dissolved. PPI wastewater

and CH4 gas can be released into the atmosphere contributes to the increase of greenhouse

various aspects of technical, environmental and economic. Because solid waste of PPI

ound water, and control of gas emission that can lead to increased greenhouse gases. Incineration is the management of solid w

e problems if released in the

s, and vice versa. The principle of energy conservation which is most easily performed and a small risk and do not require high
ation of environmentally sound pulping technology has now become a must for the pulp and paper industry and has become the
lids, black liquor impregnation

ratures so that a lower steam consumption and energy efficient, more selective process and produce low pulp kappa number. T

ck liquor. Excess hot black liquor from the hot black liquor tank is passed through a heater (heat transfer equipment) and used t

s transferred to the hot black liquor tank (166 oC), warm black liquor to warm black liquor tank (93-132oC), cold black liquor into
riction can be avoided

e continuous conventional, i.e. impregnation zone, concurrent cooking zone, countercurrent cooking zone and extended cookin

on in the digester system will go down.

The advantage of this process is faster cooking process so it can save energy.
tion in the cooking and
ry and Diffusion vacuum washer (atmospheric displacement).
pressure diffusion consist of twin roll press, a press wash, and wash master. Dilution factor of approximately 0.6 to 0.9, this
ding the total black liquor solids entering the boiler furnace, add one level of
n Boilers (CFBC). The advantages of using FBC boiler are flexible to solid fuel, high combustion efficiency, and reduced emissio
en. The synthesis gas is used to burn lime (lime mud/CaCO3) on the calcination process (lime kilns) in order to save oil consum
fier reactor. The calorific value of syngas formed larger than the biomass if directly burned in power boilers. Syngas from bioma

y to do this is by using refining additive. One example of such additives is CMC (carboxy methylcellulose), which works exactly
del for short fiber should not be equals with for a long fiber. Current refining technology for energy sav

fered as an alternative to the Fourdrinier machine with the advantages increasing production capacity of about 30% and energy

r that rotates (shoe press). In this way then pressed into a broader nip than the conventional. This causes an increase in water

crease the use of air to the dryer can be done if you apply a closed hood system and optimize the heat recovery system. Heat r
wered to 180-195 ° C, there will be a saving of steam around 1000 to 2000 lb / hr. Some actions to take advantage of waste he

system is claimed to be 5-15 times faster than conventional systems, but not suitable for high paper grammage.
ernative to conventional cylinder drying system. Steam savings can reach 10-40%,
 pulp as raw material and integrated mills. The plant consists of an integrated paper mill raw material made from raw wood and
ated sheet and contribute directly to the quality of the paper. Drying is the process of dewatering of the sheet by means of evap
means the emission arising from corporate activities but its source is under the control of another company. Some examples of p

a concrete figures, the amount of investment in some new process will be

water is derived. The main contaminant material in waste is organic material from raw materials of fibers, and organic and inorg

Characteristics of wastewater containing contaminant materials with high organic content are complex and will bring problems
ent of pulp and paper

eparation of suspended solids and colloidal fines required the addition of alum coagulant and flocculants polyelectrolytes (PE).

wastewater treatment is important, especially for industries that implement water recycling system or a closed system.
nic matter content is relatively simple or easy to biodegrade. While

sed is not too large. The effectiveness of activated sludge process is influenced by several factors including environmental facto
nergy is mainly used for the aeration process and also to run the pumps and agitators in the equalization basin, bath addition o

te water treatment that have complex organic matter, such as compounds of lignin, tannins and other extractive substances, an
paper industry using a bioreactor biofilms are generally anaerobic filter system and the fixed bed were placed in anaerobic sludg

microorganisms to form rocks that are porous such as gravel, ceramic rings and now developed into plastic.

energy. In this process the waste stream is pumped into the reactor from below and above (up-flow). At the initial operation of th

ments of specific operating conditions and the addition of specific micronutrients that lasted a relatively long process depending

ry can be achieved by 80-85% in reducing pollutant COD. Production of methane (CH4) formed at 35

ot to escape into the atmosphere, while also to remove the smell. By collecting the gas emission allows methane formed from th

and unit processes where the waste is formed. Grouping types of solid waste from sources on the basis of unit processes that
from power plant units are distinguished from the type of fuel that is derived from fossil (coal, oil, etc.), and biomass (bark, palm

f a potential waste is to be utilized as a side product. Solid waste management in pulp and paper industry in general uses of te

and paper industry which is managed through accumulation in landfills generally includes waste contaminated hazardous mate
acultative aerobic,

) generated from the landfill is varied

discarded. While the use of landfill gas for energy use landfill gas combustion technology by installing equipment such as turbin

h the requirements of heavy, medium, and light. To apply this landfill technology has to go through licensing procedures establis
follow the regulations, in general construction of landfills in the pulp and paper industry are designed to follow the category III, w

on of organic compounds are oxidized to form CO 2 and water vapor and heat energy in a form that can be recovered. This will b

the waste characteristics vary and consideration of technical aspects, environmental and economic, it can choose the types of

ning. Combustion chamber contains a pile of sand that will be fluidized by a blast of air that flows into the first heated by the ga

aterial, while the pipes are made from stainless steel to prevent abrasion and erosion and damage caused by the gases of com

d paper industry is still limited to regulatory compliance in waste management. The technology that led to the utilization of ener
or briquettes.

ble to be applied on land application and plants. The mechanism of the process of composting organic material into compos

organisms will die. During the thermophilic phase, high temperatures accelerate the decomposition of proteins, fats and carboh
ese factors can be seen in Table 5.4. Long composting time depends on the characteristics of the composted materials, met

chnology. In principle, based composting technology development to optimize the biodegradation process of organic material, s
composting is the most widely used, because it is easy and cheap to do, and do not require control processes that are too diffic

f oxygen with the compost pile takes place with the reversal of natural convection,

nditions, such
o examined the utilization of sludge waste as compost and test try to plant. The study indicates that the sludge compost applica

s by anaerobic bacterial activity through several stages of hydrolysis, acidification and methanation. Anaerobic biodegradation p

plex organic suspended dissolved into simple organic that can be used by bacteria (Thompson, 2008).
as a substrate. Organic acids with low molecular weight resulting from acidogenesis stage will be parsed into methane (CH 4) a

re, 1 m3 of biogas is equivalent to

ximizing production can be achieved among others by way of early treatment of the material / feed, develop optimum conditions

% - 40% more suited done with a single stage digestion system is dry. Flow diagram of single stage digestion system is wet and

as). This is different from one stage anaerobic digestion, where acidogenesis and methanogenesis occurs together (Shuizhou
own from the performance of two-phase anaerobic digestion process which can reach not only the production of hydrogen but a

s compost and test try to plant. The study indicates that the sludge compost application at a dose of 10 tons / ha to increase the

ng. Pulping process will produce gas polluters in the form of sulfur compounds, carbon compounds and nitrogen compounds, w
g gases (H2S, methyl mercaptan, and dimethyl disulfide), cause the smell is very disturbing, although in low concentrations. Ov

not exceed certain limits which can effected health. Basically, the management of waste gases can be done with control of the
n and out of the bottom of the cone. Clean gas that comes out of the top of the appliance such as CO 2 gas. Cyclone has separa

ed in a bag attached and removed or separated either by way shaken until the particles fall into the collector under the filter. Filt

n ranged between 60-10 kWh/ton pulps

s. Alkali solution is usually used for the separation of TRS, H2S, and Cl2 gas. Absorption efficiency can be improved by mixing w

ws down to the expenditure, while the clean gas flows upward out of cyclone.
osol product out the system, the outlet section mounted mist eliminator

. The flow of gas enters from the bottom of the tank to flow upward. While the absorbent liquid entering from the top of the tank
s done by the gas stream containing pollutant gas flowed in the opposite direction (counter current) with a flow of liquid is used

ining compounds such as Na, Ca, or Mg. Lime CaCO 3 most widely used because it is relatively inexpensive price, and produce
ded from the system. To prevent from excessive accumulation of sulfate in continuous cleaning of the base absorber can be do

ocessing a large volume of air

ve or by dilution at concentrations below the explosive conditions. Limitation of gas concentration of sulfur compound that is exp

as at concentrations that do not easily explode. After the gas collects in the composition and flow is kept constant, the gases ca
fan used for air

form is converted into carbon dioxide (CO 2) and water, and sulfur is converted into sulfur dioxide (SO2). For the combustion pr
aid of a catalyst in the form of heavy metals such as platinum,

41% through the assistance of international donors. Following up on this commitment, the Ministry of Industry in cooperation w
chnology and high production capacity in the pulp and paper industry can provide opportunities for energy savings and reduce
machines, and power plant and waste management. Implementation of environmentally friendly technology in the manufacture
as emission control to be
h Paper No. 6, Hamburg.

Power Plant Engineering, Helsinki University of Technology.

REP-ICCTF
n on Climate Change (UNFCCC) yang kemudian diluncurkan protokol Kyoto pada Tahun 1997.
nterian Perindustrian bekerjasama dengan Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF) menyusun Guidelines Technology
teknologi dan peningkatan kapasitas produksi pada industri pulp dan kertas, dapat memberikan peluang penghematan energi

ecovery boiler dari lindi hitam dan bark boiler dari kulit kayu dan limbah penebangan kayu. Pada pembuatan kertas menggunak
ngi emisi GRK di atmosfier.
sehingga mengurangi beban pencemaran dan sekaligus dapat menghemat biaya. Penghematan energi di industri pulp dapat d

udara kuartener pada recovery boiler, penggunaan superkonsentrator pada evaporator, dan memperbaiki sistem filtrasi CaCO3
unakan boiler tipe Fluidized Bed (FBC) dan Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC). Konservasi energi pada pow
nzim dapat menunjukkan penghematan energi hingga 40 %. Penghematan energi pada mesin kertas Fourdrinier dapat dilakuka

perheated steam ke dalam dryer, sehingga dapat menghemat energi sebesar 50 %.

ngkatnya kadar organik terlarut. Karakteristik limbah cair tersebut akan lebih efektif diolah dengan proses biologi anaerobik. D
ngelolaan dengan sistem landfill; insinerasi; pengomposan dan digestasi anaerobik. Masing-masing dari kegiatan pengelolaan

hadap gas yang tidak terkondensasi.

yang terjadi antara lain naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan dan t
sia dan binatang, fosil dan gas alam (6,5 milyar ton) dan dari kayu bakar 1,5 milyar ton. Manusia merusak keseimbangan terse

, Protokol Kyoto mewajibkan agar pada tahun 2008- 2012 negara-negara maju menurunkan emisi GRK-nya rata-rata sebesar

Map, Indonesia membuat Rencana Aksi Nasional (RAN) yang menetapkan komitmen untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 26%

a telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.

p 80% dari total energi sektor energi

industri dalam melakukan kegiatan konservasi energi dan pengurangan emisi gas CO2, serta dapat digunakan oleh pemerintah
dari sektor kehutanan dan tata guna lahan mencapai 46%, sedangkan dari sektor industri menduduki
rendah dibandingkan dengan negara-negara di Eropa seperti Belgia yang mencapai 375 kg/kapita, Finlandia 369 kg/kapita dan

mbangun pabrik pulp dengan kapasitas 1 juta ton per tahun adalah 1,2 milyar USD (APKI, 2010). Salah satu penye
aka jelas emisi karbon tidak bisa dihindari. Tetapi upaya maksimal dapat dilakukan adalah memperbaiki efisiensi proses dan pe
serta rincian emisi karbon, baik yang langsung maupun tidak langsung yang dapat dilihat pada
uruh dunia, karena dari pulp ini dapat dibuat berbagai jenis kertas diantaranya adalah kertas budaya.

u kertas dengan tingkat (grade) tidak putih seperti kertas kantong (bag paper), kertas karton linier (linerboard) dan kertas bung
ntermediate pulp kimia dan mekanis. Pulp ini cocok digunakan untuk lapisan tengah kertas karton gelombang

p. Jika kayu memasuki woodyard dalam bentuk gelondongan, maka perlu dilakukan serangkaian operasi agar gelondongan dip

h pabrik pulp di Indonesia untuk memproduksi serat virgin.

suatu reaktor (digester). Setelah serpih kayu masak, isi digester dikeluarkan dengan tekanan ke dalam tangki penampung. Kay

h ditambahkan ke dalam pulp secara bertahap di reaktor pemutihan. Sisa larutan pemutihan dikeluarkan pada setiap tahap me

ialirkan ke area pemulihan bahan kimia. Proses pemulihan bahan kimia meliputi proses pemekatan lindi hitam, pembakaran se
lindi hitam sebelum penguapan dalam DCE akan mengurangi emisi bau senyawa total reduced sulfur (TRS), yang dikeluarkan

uap untuk kebutuhan proses, seperti pemasakan serpih kayu, pemanasan dan penguapan lindi hitam, pra-pemanasan udara p

hijau didalam causticizers terjadi reaksi kaustisasi sempurna membentuk NaOH dan kalsium karbonat (CaCO3). Produk kaustis

n, untuk pabrik pulp saja energi disediakan oleh recovery boiler dan bark boiler. Untuk pabrik pulp dan kertas terintegrasi sela
boiler dan power boiler. Sekitar 70% energi dipasok dari recovery boiler sedangkan sisanya dipasok dari power

ng ke lingkungan, serta upaya memanfaatkan limbah menjadi produk yang layak dan aman digunakan.
gan melakukan modifikasi proses yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi melalui pengurangan konsumsi

mbuatan kertas 9memberikan karakteristik dengan kadar padatan tersuspensi, COD dan BOD terlarut yang tinggi.
ng kelingkungan. Teknologi pengolahan yang digunakan terbagi dalam beberapa tahap sesuai karakteristik dan kualitas hasil ya

IPK karena adanya perubahan karakteristik air limbah yang beban organiknya tinggi, bersifat kompleks dan terlarut sehingga s
AL), dan limbah anorganik yang dapat berupa abu hasil pembakaran (fly ash) dari unit power plant dan unit insinerator. Dari beb

ospek menguntungkan untuk dimanfaatkan karena berpotensi menghasilkan energi. Potensi lain dari limbah padat adalah dapa
adat IPK adalah sumber carbon, maka didalam proses kegiatan pengelolaan tersebut akan dihasilkan emisi carbon yang utam
adap emisi gas yang dapat menyebabkan meningkatnya gas rumah kaca. Insinerasi adalah pengelolaan dengan cara memba

mbah sludge biologi , dapat menghasilkan biogas yang merupakan bahan bakar gas yang terbaharukan. Namun teknologi ini m

gas melalui pengolahan dengan peralatan electrostatic precipitator (ESP), cyclone ,dan wet scrubber. Emisi yang terolah dibua

ya besar adalah tindakan preventif, antara lain mencegah kebocoran-kebocoran pada sistem perpipaan terutama pencegahan h
san bagi industri pulp dan kertas dan telah menjadi teknologi standar. Mengingat bahaya senyawa klor-organik yang dinilai san
elektif dan menghasilkan pulp bilangan kappa

3-132oC), black liquor dingin ke tangki lindi hitam dingin (di bawah 93oC).

ercurrent cooking zone dan extended

agemat energi.
er tipe FBC selain fleksibel terhadap bahan bakar padat, efisiensi pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yan
menguntungkan karena dapat beroperasi
si (lime kiln) sehingga dapat menghemat konsumsi minyak dan dapat menurunkan emisi CO2.
s mencapai sekitar 4 (empat) kali lipat jika biomassa tersebut langsung dibakar pada power boiler. Syngas dari gasifikasi bioma
minyak dan batubara serta mengurangi emisi

ah dengan menggunakan aditif penggilingan. Salah satu contoh aditif seperti ini misalnya CMC (Carboxy Methylcellulose), yan
uk serat panjang.
hkan lebih ramah lingkungan dari

k mesin kertas. Bagian pembentukan yang umum digunakan adalah mesin Fourdrinier. Saat ini teknologi Gap Former sudah be

akan pengepresan menjadi lebih luas dibandingkan dengan yang konvensional. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan k

sistem hood tertutup dan mengoptimalkan

manfaatkan waste heat akan sangat membantu program penghematan energi. Penggunaan stationery syphon dalam dryer ak
k cocok untuk kertas gramatur tinggi.
k berbahan baku kayu dan berbahan baku kertas bekas. Ada perbedaan konsumsi energi antara kedua kategori pabrik untuk je
an adalah proses pengeluaran air dari dalam lembaran dengan cara penguapan. Berbagai teknik pengeringan dapat diterapkan
erusahaan lain. Beberapa contoh operasional pabrik kertas yang bisa menjadi sumber emisi karbon baik yang langsung maupu
 an organik dari bahan baku serat, dan bahan kimia organik dan anorganik yang ditambahkan selama proses produksi , diantar
kadar organik tinggi dan bersifat kompleks akan mendatangkan permasalahan apabila dibuang tanpa pengelolaan yang baik. D

kan koagulan alum dan flokulan polielektrolit (PE). Proses sedimentasi yang merupakan rangkaian proses setelah koagulasi – f

daur ulang air atau sistem tertutup.

beberapa faktor yang meliputi faktor lingkungan dan kondisi proses. Faktor lingkungan terdiri dari kebutuhan oksigen, nutrisi, te
an pompa dan agitator pada bak equalisasi, bak penambahan nutrisi dan clarifier serta thickener. Kondisi proses sistem lumpur
nin dan zat ekstraktif lainnya, dan juga pada air limbah pabrik kertas yang sistem daur ulang airnya tinggi.

sistim anaerobik filter dan upflow anaerobic sludge blanket

eramik dan sekarang berkembang menjadi platik.

ah keatas (up-flow). Pada pengoperasian awal bioreaktor adalah merupakan proses

bentukan lumpur granular ini memerlukan pengendalian proses dengan persyaratan kondisi operasi tertentu dan penambahan

an (CH4) yang terbentuk pada suhu 35 0C adalah 0,41 l/g COD reduksi. Berdasarkan hasil efesiensi pengolahan limbah cair ya

perhitungan sebagai gas rumah kaca. Selain gas metan, dihasilkan juga gas N2O yang jumlahnya sangat kecil.
lan emisi gas tersebut memungkinkan gas metan yang terbentuk dari proses anaerobic dapat dimanfaatkan sebagai bahan ba

okan jenis limbah padat dari sumber berdasarkan unit proses yang menghasilkannya akan memberikan gambaran karakteristik
yang berasal dari fosil (batubara, minyak, dan lain- lain), dan biomas (kulit kayu, cangkang kelapa sawit dan lain-lain). Menurut
ya meliputi limbah yang terkontaminasi limbah B3, abu insinerator dan abu pembakaran batu bara yang masuk klasifikasi limba

ogi yang digunakan dan fungsi dari beberapa faktor(EPA, 2009), diantaranya yaitu:

gas untuk menghasilkan energi. Instalasi landfill dan kelengkapan komponennya yang menghasilkan

i Indonesia, kontruksi landfill dibagi atas 3 kategori, yaitu : kategori I (double liner ), kategori II (single liner), kategori III (clay lin
ulp dan kertas didesain mengikuti kategori III, yang dilengkapi dengan instalasi pengumpulan dan pengolahan lindi. Landfill ini

bentuk panas yang dapat direkaveri. Cara insinerasi ini akan menguntungkan bila limbah yang dibakar mengandung bahan or

ilkannya untuk produksi steam dan akhirnya menjadi produk listrik.

omi, maka dapat dipilih tipe-tipe insinerator yang umum dipakai di industri, diantaranya
 pengeringan lanjut untuk meningkatkan kadar padatan. Umpan limbah yang masuk jatuh pada tumpukan pasir yang kemudia

sakan akibat pengaruh gas hasil pembakaran. Pada insinerator ini juga dirancang sistem yang mencegah terbawanya pasir da

ah. Teknologi yang mengarah pada pemanfaatan energi hasil pembakaran masih dalam tahap kajian dan uji coba. khususnya u

man. Mekanisme proses pengomposan bahan organik menjadi kompos dan emisi

es pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40% dari vol
g pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan dan aktivator yang
an didasarkan untuk mengoptimalkan proses biodegradasi bahan organik, sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih
untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Proses pengomposan dapat diklasifikasikan dalam

; sedangkan pada aerated static pile

utuhkan biaya investasi yang jauh lebih mahal dibandingkan sistem terbuka.
sludgenya sebagai kompos dan uji cobanya ke tanaman. Hasil kajian mengindikasikan bahwa aplikasi kompos sludge dengan

erobik menghasilkan biogas yang terdiri dari gas metana (50 – 70%), CO 2 (25 – 45 %) dan sejumlah kecil hidrogen, nitrogen

gunakan oleh bakteri (Thompson, 2008).

silkan dari tahap asidogenesis akan diurai menjadi gas metan (CH4) dan CO2 oleh bakteri

d, mengembangkan kondisi optimum inokulum dan pengaturan kondisi lingkungan seperti suhu, pH, penambahan nutrisi dan p

am alir digestasi satu tahap sistem basah dan sistem

esis dan metanogenesis terjadi bersama-sama (Shuizhou, et al, 2005).

k meningkatkan produksi biogas untuk menghasilkan metan (Medhat, et al. 2004). Diagram alir digestasi

naman. Hasil kajian mengindikasikan bahwa

erupa senyawa sulfur, senyawa karbon dan senyawa nitrogen, sedangkan emisi dari unit CRP terutama berupa partikulat sep

gat mengganggu walaupun dalam konsentrasi rendah. Secara keseluruhan senyawa-senyawa tersebut dinyatakan sebagai se
 elain bertujuan untuk mengurangi dampak pencemaran terhadap kualitas udara setempat, juga untuk

mengganggu kesehatan. Pada dasarnya pengelolaan limbah gas dapat dilakukan dengan pengendalian dari dalam prosesnya s

Cyclone mempunyai efisiensi pemisahan antara 75 – 95% untuk partikel ytang berat dan berukuran > 20 μm. Gambar 5.10 m

antong dilepaskan atau dipisahkan salah satunya dengan cara digoyang hingga partikel-partikel jatuh ke dalam tempat pengum

engumpul yang bermuatan positif, kemudian dilepaskan dengan sistem rapping menggunakan air spray atau sistem vibrasi yan
 dan gas Cl2. Efisiensi penyerapan dapat ditingkatkan dengan cara pencampuran dengan sejumlah serbuk karbon aktif. Penjela

dangkan cairan penyerap masuk dari bagian atas tangki dan mengalir ke bawah. Gas bersih bersih mengalir kebagian atas tang

ar dialirkan berlawanan arah (counter current) dengan aliran cairan yang digunakan sebagai penyerap. Aliran gas yang mengan

aling banyak digunakan karena harga relatif murah,dan menghasilkan produk CaSO4 (gypsum). Penyerapan dengan alkali dike
umnya adalah sekitar 150oC dan 20%, sedangkan pada outlet temperatur dan kelembaban

pembersihan secara kontinu dari dasar absorber menggunakan surge tank. Aliran dari gas buang pada dasar tray tower banya
besar dengan konsentrasi NOx yang rendah.
tau dengan pengenceran pada kondisi dibawah konsentrasi mudah meledak. Batasan konsentrasi gas senyawa sulfur yang

ncer dengan ukuran yang lebih besar dari kipas gas yang masuk. Untuk menghindari resiko pengenceran tidak cukup, sistem d
ah menjadi sulfur dioksida (SO2). Untuk proses pembakaran, biasanya diperlukan tambahan bahan bakar dan dibutuhkan wak

ti komitmen tersebut, Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF) menyu
dapat memberikan peluang penghematan energi yang sekaligus dapat mereduksi emisi GRK secara signifikan.
knologi ramah lingkungan pada pembuatan pulp dan kertas pada dasarnya juga melakukan penghematan energi yang sekaligu
ebagai sumber energi. Pengelolaan limbah cair di industri pulp dan kertas dengan menggunakan teknologi proses anaerobik ya
Change (UNFCCC), to launch the Kyoto protocol in 1997.
peration with Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF) prepare the Guidelines of Technology Mapping for Pulp and Pap
he opportunities for energy savings and reduce GHG emissions all at once significantly.
oilers or the bark and timber waste boiler Paper manufacturing using a very large energy obtained from the power plant which n

reby reducing the pollution load and simultaneously costs saving. Energy savings in the pulp industry can be done with conserv

aternary air flow in the recovery boiler, the use super concentrator on the evaporator, and improved filtration system CaCO3 an
luidized Bed Combustion Boilers (CFBC). Conservation of energy in the power boiler can be done with some of the activities o
o 40%. Energy savings on Fourdrinier paper machine can be done by optimization of vacuum system. With the application of G

. Liquid waste will be more effectively treated with anaerobic biological processes. By way of anaerobic biological processes it
cineration, composting and anaerobic digestion. Each of the solid waste management activities have the potential to generate e
ce or absence of
ing, among others, the earth's surface temperature increases, the increased evaporation in the air, the changing patterns of rai
s have destroyed the balance, through burning oil, coal, natural gas and excessive deforestation, thus increasing the amount of
o C in the year 2100 (IPCC, 2007). The biggest contribution to global warming is CO2 by 61%, followed by

yoto Protocol was born in 1997 at the First Commitment Period (2008-2012) states that developed countries must make efforts
ratification of the Kyoto Protocol through Act No. 17 of 2004 on Ratification of the Kyoto Protocol on UN Framework Conventio

0,001 Gt CO 2 equivalent if the funds themselves or 0.005 Gt CO2 equivalent with the help of foreign donors, in 2020.

stry which use energy above 6,000 TOE (ton oil equivalent) per year. These are the industries that consume relatively high ener
p and Paper Industry. These guidelines are expected to assist the industry in energy conservation activities and the
ncreased to 25 kg / capita in 2007. Paper consumption is very low compared to European countries like Belgium who reached

umption of electricity and steam for various types of

due to pulp and paper industry consumes a lot of energy. Table 1.5 shows the magnitude of energy consumption of pulp and

early that carbon emission cannot be avoided. But the best efforts can be done to improve the efficiency and energy saving (Mi
 of paper including fine paper. About 90% of various types of chemical processes are dominated by the Kraft process. Chemica
with the level not white such as paper bags, linerboard, and wrapping paper. Higher grade and bleached type of chemical pulp
uitable for the middle layer of corrugating medium.

og, it is necessary to do a series of operations for logs entering the pulping process, usually prepared in the form of wood chips

g, and (5) other (eg, dissolving, non- wood). The most common pulping processes are chemical processes.
oved by pressure into the tank. Wood is softened, broken down into pulp fibers. Pulp and waste cooking condensation (black liq

unds in the bleaching process. Chemicals are added to bleach pulp in the reactor bleaching gradually. Spent bleaching liquor re

hemical recovery. Chemical recovery process includes the process of concentrated black liquor, combustion of organic compoun

to about 50%. Concentrated black liquor from the EEC system further oxidized in the oxidizing system of black liquor or concen

often combined with steam from the boilers of fossil-fueled power plants or burning wood. Addition of Na 2SO4 as makeup, or "s

caustisizer react with NaOH and calcium carbonate (CaCO3). Caustization product is then forwarded to the clarifier white liquo
oilers, and the bark boiler. In addition for integrated pulp and paper mill, also coupled with the fossil

oximately 70% of energy supplied from the recovery boiler while the rest is supplied from the power boiler.
Energy supply in the recovery boiler is one cycle of the chemicals recovery process in the Kraft pulping process. Fuel power b

of water the most separated in the formation, but

aims to improve the efficiency of the production process by reducing raw material consumption of fiber, water, chemicals, and e
 the characteristics and quality of results to be achieved, covering the physics, chemistry and biology. Physical processing is cla
is dissolved. PPI wastewater has main pollutant characteristics of organic matter and a source of high carbon, therefore, be ve

n is the management of solid waste by burning organic must be equipped with air pollution control due to the greenhouse effect

all risk and do not require high costs are preventive measures, such as preventing leaks on piping systems, especially preventio
industry and has become the standard technology. Given the dangers of chlorine-organic compounds are considered highly to
uce low pulp kappa number. The system main equipment consists of:

ansfer equipment) and used to heat white liquor and then stored in a hot white liquor accumulator. Hot white liquor and hot blac

132oC), cold black liquor into the cold black liquor tank (below 93oC).

ing zone and extended cooking zone. In conventional systems there are only 3 zones, namely impregnation zone, heating and
pproximately 0.6 to 0.9, this means
ficiency, and reduced emission of harmful pollutants such as SO x and NOx.
ns) in order to save oil consumption and to reduce CO 2 emission.
er boilers. Syngas from biomass gasification can be used to fuel power plants with integrated recovery

llulose), which works exactly like a component of hemicellulose in the fiber. Fiber-containing hemicellulose has a higher refinea
ng technology for energy saving is to use enzymes. For certain enzymes, lab-scale experiments showed energy savings can o

acity of about 30% and energy savings of

causes an increase in water discharge capacity during pressing. Drought sheets can reach 35-50% more than 5-

heat recovery system. Heat recovery system can be increased from 15% to 60-70% when coupled with proper treatment.
o take advantage of waste heat will be very helpful energy saving program. The use of stationary syphon in the dryer will save e

er grammage.
 rial made from raw wood and waste paper. There is a difference in energy consumption between the two categories of plants fo
of the sheet by means of evaporation. Various drying techniques can be applied to improve the efficiency of this drying process.
company. Some examples of paper mill operations that can be a source of carbon emission either directly or indirectly can
 f fibers, and organic and inorganic chemicals are added during the production process, such as heavy

mplex and will bring problems if disposed off without proper management. In the management of wastewater treatment is neede

culants polyelectrolytes (PE). Sedimentation process is a series of processes after coagulation - flocculation is used to separat

or a closed system.

s including environmental factors and process conditions. Environmental factors consist of the need for oxygen, nutrients, tempe
alization basin, bath addition of nutrients and clarifier and thickener. The condition of the activated sludge systems are generall

her extractive substances, and also in paper mill waste water recycling system of high water.
were placed in anaerobic sludge blanket (UASB).

nto plastic.

w). At the initial operation of the bioreactor is a process of acclimatization of microorganisms and the formation of granular sludg

vely long process depending on the characteristics of waste water treated. Granular condition is achieved when the situation is

allows methane formed from the anaerobic process be used as a substitute fuel alternative

e basis of unit processes that produce will illustrate the characteristics of solid waste, whether organic or inorganic including was
etc.), and biomass (bark, palm shells, etc.). According to the environmental regulation of coal ash, including ash waste classifie

industry in general uses of technology: (1) landfills, (2). incineration; (3). Anaerobic digestion and (4). composting. Selection of

ontaminated hazardous materials from incinerator ash and coal combustion ash, and other solid waste that can not be used an
lling equipment such as turbines, reciprocating engines, boiler, heater, or kiln as the main unit. For the purposes of regulation a

licensing procedures established by the Ministry of Environment.

ned to follow the category III, which is equipped with a leachate collection and treatment installations. Landfill is not equipped w

t can be recovered. This will benefit if the incineration of waste containing organic materials burned high with low ash content (<

ic, it can choose the types of incinerators are commonly used in industry, among others, are as follows

into the first heated by the gases of combustion. Waste to be burned in through the conveyor with the use of hot air those conta

e caused by the gases of combustion. At the incinerator are also designed systems that prevent the entrainment of sand and a

at led to the utilization of energy from combustion is still in the stage of assessment and testing, especially to generate steam a
rganic material into compost and gas

on of proteins, fats and carbohydrates such as cellulose and hemicellulose. After most of the materials decompose, the tempe
e composted materials, methods of

process of organic material, so that composting can run more quickly and efficiently.
ol processes that are too difficult. The composting process can be classified into 2 systems, namely:
at the sludge compost application at a dose of 10 tons / ha to increase the productivity of various crops and soil quality significa

n. Anaerobic biodegradation produces biogas consisting of methane (50-70%), CO 2 (25- 45%) and small amounts of hydrogen,

parsed into methane (CH 4) and CO2 by bacteria methanogenic. Biogas as by product of decomposition of organic matter has b

d, develop optimum conditions of inoculum and environmental conditions such as temperature settings, pH, addition of nutrients

ge digestion system is wet and dry system can be seen

sis occurs together (Shuizhou, et al, 2005).

e production of hydrogen but also a higher methane production obtained by increasing the hydrolysis process performance at a

of 10 tons / ha to increase the productivity of various crops and soil quality significantly. However, continuous application is onl

ds and nitrogen compounds, while emission from the unit CRP, especially in the form of particulates such as Na2SO4, Na2CO3
ugh in low concentrations. Overall, the compounds are expressed as total reduced sulfur compounds (TRS) that is released fro

n be done with control of the process itself, through the proper operation of all process equipment in order to minimize the was
CO 2 gas. Cyclone has separation efficiency between 75-95% for weight and particles size > 20 μm. Figure 5.10 shows the cyc

e collector under the filter. Filtration efficiency can reach 99%. The weakness of this tool is a filter material sensitive to high tem

can be improved by mixing with a number of active carbon powders. Explanation of some type of

tering from the top of the tank and flows downward go to clean gas to flow over the tank, while absorbing liquid that binds the c
nt) with a flow of liquid is used as absorbent. The flow of gas containing pollutant gases entered through the bottom of the abso

expensive price, and produce CaSO4 (gypsum). Absorption with alkali was developed to eliminate major problems associated w
the base absorber can be done by using a surge tank. The flow of exhaust gas at the base of the tray tower contains NaHSO3
of sulfur compound that is explosive can

s kept constant, the gases can treat with combustion.

(SO2). For the combustion process, typically required additional fuel and it takes time to perfect combustion. The combustion e

ry of Industry in cooperation with Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF) formulates guidelines for technology mapping
r energy savings and reduce emission significantly all at once.
echnology in the manufacture of pulp and paper basically also do energy saving at the same time can increase production effic
 usun Guidelines Technology Map for Pulp and Paper Industry.
peluang penghematan energi yang sekaligus dapat mereduksi emisi GRK secara signifikan.

embuatan kertas menggunakan energi yang sangat besar dan diperoleh dari power plant yang biasanya menggunakan bahan

energi di industri pulp dapat dilakukan dengan konservasi energi pada sistem pemasakan dan pemutihan pulp. Pada sistem

perbaiki sistem filtrasi CaCO 3 dan refactory brick pada lime kiln.
. Konservasi energi pada power boiler dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas diantaranya menghindari adanya kebocoran
tas Fourdrinier dapat dilakukan dengan cara optimasi sistem vakum. Dengan penerapan teknologi Gap Former pada mesin

n proses biologi anaerobik. Dengan cara proses biologi anaerobik dapat menghemat energi, bahkan dapat memanfaatkan bio
ng dari kegiatan pengelolaan limbah padat tersebut berpotensi menghasilkan energi yang bila dimanfaatkan dapat mengurangi
ahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya akan mengubah pola iklim dunia.
merusak keseimbangan tersebut, melalui pembakaran minyak, batubara, gas alam dan pembabatan hutan secara berlebihan,

i GRK-nya rata-rata sebesar 5,2% dari total emisi dunia pada tahun 1990 serta membantu negara berkembang dalam hal tekn

runkan emisi CO2 sebesar 26% dengan pendanaan sendiri (BaU, bussiness as usual) dan sebesar 41% dengan bantuan donor

at digunakan oleh pemerintah dan pihak terkait sebagai acuan dalam kegiatan konservasi energi di Industri Pulp dan Kertas. D
a, Finlandia 369 kg/kapita dan Jerman 254 kg/kapita (tahun 2007), sedangkan negara-negara non Eropa seperti USA dapat me

KI, 2010). Salah satu penyebab tingginya investasi tersebut adalah karena industri pulp dan kertas banyak mengko
rbaiki efisiensi proses dan penghematan energi (Miner, 2007).
r (linerboard) dan kertas bungkus (wrapper). Untuk jenis pulp kimia dengan grade yang lebih tinggi dan diputihkan dapat dibuat
 gelombang

operasi agar gelondongan dipersiapkan untuk memasuki proses pembuatan pulp, biasanya dipersiapkan dalam bentuk serpih k

alam tangki penampung. Kayu yang melunak, diuraikan menjadi serat pulp. Pulp dan sisa larutan pemasak (lindi hitam) kemud

luarkan pada setiap tahap melalui pencucian. Efluen pencucian dikumpulkan dalam tangki tertentu dan digunakan kembali seb

an lindi hitam, pembakaran senyawa organic, reduksi senyawa anorganik dan menghasilkan larutan pemasak kembali. Proses
ulfur (TRS), yang dikeluarkan lindi hitam dalam DCE ketika terjadi kontak dengan gas buang panas dari recovery furnace. Kan

tam, pra-pemanasan udara pembakaran, dan pengeringan produk pulp atau kertas. Uap proses dari tungku pemulihan sering d

onat (CaCO3). Produk kaustisasi ini kemudian diteruskan ke clarifier lindi putih, yang akan menghilangkan endapan CaCO3, dis

p dan kertas terintegrasi selain jenis dua boiler tersebut juga

pasok dari power

elalui pengurangan konsumsi bahan baku serat , air , bahan kimia , dan energi serta terbentuknya limbah yang bersifat B3. Se

rlarut yang tinggi.

akteristik dan kualitas hasil yang ingin dicapai yaitu meliputi proses fisika, kimia dan biologi. Pengolahan fisika digolongkan dala

mpleks dan terlarut sehingga sistem pengolahan anaerobik merupakan alternatif paling menguntungkan. Keunggulan lain adala
t dan unit insinerator. Dari beberapa jenis limbah padat yang dihasilkan, limbah berupa sludge IPAL yang paling banyak

dari limbah padat adalah dapat dibuat kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.
ilkan emisi carbon yang utamanya berupa gas CO2 dan atau gas CH4 yang dapat terlepas ke atmosfer sebagai gas rumah kaca
gelolaan dengan cara membakar limbah padat organic yang harus dilengkapi dengan pengendalian pencemaran udara karena

arukan. Namun teknologi ini memerlukan pengendalian proses dan emisi gas yang lebih spesifik, baik dari sisi pemanfaatan pro

ber. Emisi yang terolah dibuang ke udara melalui cerobong dengan ketinggian cukup sehingga tidak menimbulkan gangguan b

ipaan terutama pencegahan hilangnya panas yang mengalir pada pipa steam. Tindakan lain yang paling penting adalah perilak
a klor-organik yang dinilai sangat toksik dari limbah pemutihan dengan khlor, maka penggunaan klor harus ditinggalkan.
rkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx.
. Syngas dari gasifikasi biomassa ini dapat digunakan sebagai bahan bakar power plant yang terintegrasi recovery boiler maup
Carboxy Methylcellulose), yang cara kerjanya sebenarnya mirip komponen hemiselulosa dalam serat. Serat yang mengandung

knologi Gap Former sudah berkembang sedemikian sehingga merupakan alternatif dari mesin Fourdrinier dengan peningkatan

bkan terjadinya peningkatan kapasitas pengeluaran air saat pengepresan. Kekeringan lembaran bisa mencapai 35 –

onery syphon dalam dryer akan menghemat energi sebesar 0,85 MMBTU per ton karena ada perbaikan efisiensi pengeringan.
kedua kategori pabrik untuk jenis kertas yang sama karena berbeda sumber bahan bakunya. Untuk pabrik kertas berbahan ba
pengeringan dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi proses pengeringan ini. Secara keseluruhan, penggunaan energi
on baik yang langsung maupun tidak langsung dapat dilihat pada
ama proses produksi , diantaranya adalah logam berat.
npa pengelolaan yang baik. Dalam pengelolaan limbah cair diperlukan pengolahan agar ketika dibuang keluar pabrik mencapa

n proses setelah koagulasi – flokulasi digunakan untuk memisahkan lumpur yang terbentuk dari limbah cair yang terolah. Konsu

kebutuhan oksigen, nutrisi, temperatur,pH dan senyawa yang bersifat racun terhadap mikroorganisma lumpur aktif, sedangkan
Kondisi proses sistem lumpur aktif pada umumnya dioperasikan pada beban organik 0,10 – 0,55 kgBOD/kgMLSS,hari, dengan
si tertentu dan penambahan mikronutrisi spesifik yang prosesnya berlangsung relatif lama tergantung pada karakterisitik air lim

nsi pengolahan limbah cair yang sudah diterapkan di industri pulp mencapai reduksi COD sebesar 80 %, sedangkan komposis

a sangat kecil.
manfaatkan sebagai bahan bakar alternative pengganti

erikan gambaran karakteristik dari limbah padat tersebut, apakah termasuk limbah organik atau anorganik,
sawit dan lain-lain). Menurut peraturan lingkungan abu dari batubara termasuk klasifikasi limbah B3 sedangkan abu biomas m
 yang masuk klasifikasi limbah B3 , dan limbah padat lain yang tidak dapat dimanfaatkan dan harus dibuang ke lingkungan. D

ngle liner), kategori III (clay liner) , yang secara berurutan merupakan landfill dengan persyaratan berat , sedang , dan ringan. U
n pengolahan lindi. Landfill ini belum dilengkapi dengan sistem pengendalian gas atau instalasi pengumpul gas atau sistem fla

bakar mengandung bahan organik tinggi dengan kadar abu yang rendah (< 10%), kadar air rendah (< 60%), serta
mpukan pasir yang kemudian terfluidisasi oleh aliran

encegah terbawanya pasir dan abu ikut kedalam aliran gas hasil

ian dan uji coba. khususnya untuk menghasilkan steam dan tenaga listrik. Dari pemilihan tipe insinerator, baik yang tipe Rotary

pat mencapai 30-40% dari volume/bobot awal bahan.

n dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien.
n dapat diklasifikasikan dalam 2 sistem, yaitu:

plikasi kompos sludge dengan dosis 10 ton/ha dapat meningkatkan produktivitas berbagai tanaman keras dan kualitas tanah se

ah kecil hidrogen, nitrogen dan H2S (Elizabeth. 1981;

pH, penambahan nutrisi dan pengendalian komponen toksik. Pemilihan desain reaktor yang tepat adalah parameter kunci di da
alir digestasi

rutama berupa partikulat seperti Na2SO4, Na2CO3, dan gas-gas sulfur yang menimbulkan sumber bau. Serta dari proses pem

ersebut dinyatakan sebagai senyawa sulfur tereduksi total (TRS) yang dilepaskan dari berbagai sumber dalam proses pembuat
dalian dari dalam prosesnya sendiri , melalui pengoperasian yang tepat dari semua peralatan proses dalam rangka meminimalk

an > 20 μm. Gambar 5.10 memperlihatkan cyclone dan multiple

tuh ke dalam tempat pengumpul dibawah penyaring. Efisiensi penyaringan dapat hmencapai 99%. Kelemahan alat ini adalah s

spray atau sistem vibrasi yang hsilnya terkumpul pada hopper di

h serbuk karbon aktif. Penjelasan beberapa jenis scrubber adalah sebagai berikut :

h mengalir kebagian atas tangki, sedangkan cairan penyerap yang mengikat bahan pencemar mengalir ke bagian bawah tangk

erap. Aliran gas yang mengandung gas pencemar masuk melewati bagian bawah unit absorber dan aliran gas yang sudah be

Penyerapan dengan alkali dikembangkan untuk menghilangkan masalah utama yang berkaitan dengan kapur, yaitu pengendap
g pada dasar tray tower banyak mengandung NaHSO3 yang berguna untuk proses selanjutnya. Gas buang dari dasar tray towe
si gas senyawa sulfur yang mudah

enceran tidak cukup, sistem dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk penanggulangan adanya bahaya peledakan dan
an bakar dan dibutuhkan waktu yang cukup untuk terjadinya pembakaran sempurna. Efisiensi pembakaran tergantung pada ba

ge Trust Fund (ICCTF) menyusun pedoman pemetaan teknologi di industri pulp dan kertas (Guidelines Technology Map for Pulp
ara signifikan.
hematan energi yang sekaligus dapat meningkatkan
teknologi proses anaerobik yang dilengkapi penampung gas merupakan teknologi hemat energi dan ramah lingkungan. Penge
gy Mapping for Pulp and Paper Industry.
 from the power plant which normally uses fossil fuels. Consumption of water is large enough for the formation of sheets, partly

stry can be done with conservation in cooking and pulp bleaching system. Saving in the pulp cooking system can be done throu

ed filtration system CaCO3 and refractory bricks in lime kilns.

e with some of the activities of which avoids the leakage and reducing excess air.
em. With the application of Gap Former technology to replace Fourdrinier machine, increase production capacity of about 30%

erobic biological processes it will conserve energy, utilize biogas as alternative energy, and reducing GHG emissions.
ave the potential to generate energy when used to reduce GHG emissions.
r, the changing patterns of rainfall and air pressure that will ultimately change the world climate patterns.
hus increasing the amount of CO 2 throughout the earth, surface, both in the atmosphere and the sea.

d countries must make efforts to reduce the rate of increase of GHG emission in the country, but this does not apply to develop
on UN Framework Convention on Climate Change. This is forced by statements of Indonesian President in Copenhagen in 200

gn donors, in 2020.

consume relatively high energy. Some industries are classified using energy above 6,000 TOE such as cement industry, steel
activities and the
es like Belgium who reached 375 kg / capita, Finland 369 kg / capita and Germany 254 kg / capita (in 2007), while non-Europe
gy consumption of pulp and paper industry compared with

ciency and energy saving (Miner, 2007).

by the Kraft process. Chemical pulping process, it can dissolve more lignin than the other processes, which can lead to better q
eached type of chemical pulp can make a high quality paper such as fine paper (writing, printing, photocopying).
ared in the form of wood chips. Logs are transported to the slasher, to be withheld in accordance with the desired size, followed
ooking condensation (black liquor) and then separated in a series of brown pulp washing. Dissolving pulp can be made via the s

ually. Spent bleaching liquor remove at every washing stage. Washing effluent is collected in a particular tank and reused as wa

ombustion of organic compounds, reduction of inorganic compounds and produce cooking liquor again. Chemical recovery proc

stem of black liquor or concentrated further in the direct contact evaporator (DCE) or be directed to the non-direct contact evapo

n of Na 2SO4 as makeup, or "salt cake," can also be added to the black liquor prior to combustion. The molten inorganic salt, co

rded to the clarifier white liquor, which would eliminate the deposition of CaCO3, referred to as lime mud. Lime mud washed to
ulping process. Fuel power boilers consist of biomass derived from barking and reject screening process wood flakes (pin chip

f fiber, water, chemicals, and energy and the formation of waste that is hazardous. While the technology that lead to better man
ogy. Physical processing is classified in the initial process for separating material that big and heavy contamination by filtration,
high carbon, therefore, be very effectively treated with biological processes either by aerobic or anaerobic. Anaerobic processi

due to the greenhouse effect. Management of solid waste through composting is an alternative way that is prospective, but is s

systems, especially prevention of loss of heat that flows in a steam pipe. The next most important action is the behavior or hab
unds are considered highly toxic waste from the bleaching with chlorine, then the use of chlorine should be abandoned.
. Hot white liquor and hot black liquor from the hot black liquor tank is pumped into the digester, move (displacement) warm liqu

pregnation zone, heating and cooking zone, washing zone. ITC temperature drastically improved in a washing zone (hi-heat wa
cellulose has a higher refineability and also better.
showed energy savings can occur up to 40%. The Using of enzymes continues developed because it is very effective and eve

0% more than 5-

ed with proper treatment.

syphon in the dryer will save energy of 0.85 MMBTU per ton due to improved drying efficiency. The use of mechanical recompr
the two categories of plants for the same type of paper because the different sources of raw material. Raw material for paper p
iciency of this drying process. Overall, energy use in the industrial world's Best Available Technology BAT in 2009 based on the
directly or indirectly can
 astewater treatment is needed so that when thrown out of the factory achieve effluent quality standards as required so as not t

locculation is used to separate the sludge that is formed from the processed wastewater. Energy consumption in the processing

d for oxygen, nutrients, temperature, pH, and compounds that are toxic to activated sludge microorganisms, while the condition
d sludge systems are generally operated at organic loading from 0.10 to 0.55 kgBOD / kgMLSS, today, with a concentration of m
he formation of granular sludge by setting the flow rate up-flow, then the microorganism

achieved when the situation is steady state which can be identified by:

anic or inorganic including waste, and whether including hazardous and toxic waste. By knowing the characteristics of this solid
, including ash waste classified as hazardous while the waste biomass is a non-hazardous. Solid waste needs to be managed p

(4). composting. Selection of the application of these technologies in the pulp and paper industry to be considered on the basis

waste that can not be used and should be discarded into the environment. From the type of solid waste dumped, the organic wa
r the purposes of regulation and safety, the design of landfill gas utilization technology for energy products still must be equippe

ns. Landfill is not equipped with gas control system or the installation of gas gathering systems or flares, so that the landfill gas

ed high with low ash content (<10%), low water content (<60%), and has a high calorific value (> 3000 calories).

the use of hot air those contacts along the conveyor until the waste has continued to increase levels of drying solids. Incoming

he entrainment of sand and ash go into the gas stream of combustion.

specially to generate steam and electricity. From selecting

terials decompose, the temperature will gradually decrease. During the composting process will occur shrinkage volume and b
crops and soil quality significantly. However, continuous application is only done by an industry that has timber

d small amounts of hydrogen, nitrogen and H2S

osition of organic matter has been considered as

tings, pH, addition of nutrients and control of toxic components. Selection of proper reactor design is the key parameter in the s

ysis process performance at an early stage. Methane gas production reached about 21% higher than that obtained in the digest

, continuous application is only done by an industry that has

s such as Na2SO4, Na2CO3, and sulfur gases that cause odor source. And the bleaching process produces chlorine gas. Sou
nds (TRS) that is released from various sources in the Kraft chemical pulping process and semi-chemical. Emission of gases t

t in order to minimize the waste gas that is formed from each

m. Figure 5.10 shows the cyclone and multiple cyclones that

material sensitive to high temperatures (> 315 oC), so that the fabric is often broken, usually the duration of use

sorbing liquid that binds the contaminants flowing into the bottom of the tank. Filler material frequently used is ceramic, plastic o
rough the bottom of the absorber unit and the gas flow is clean out through the top of the absorber unit. The liquid absorbent flo

major problems associated with lime, namely precipitation and blockage of the scrubbing tower. Dual alkali using two reagents
tray tower contains NaHSO3 useful for further processing. Exhaust gas from the bottom of the tray tower partially delivered to
ombustion. The combustion efficiency depends on the number of oxygen, the high combustion temperature, gas mixing and su

elines for technology mapping in the pulp and paper industry.

e can increase production efficiency. Some benefits which can be obtained from the implementation of environmentally friendly t
 asanya menggunakan bahan bakar fosil. Konsumsi air yang cukup besar untuk pembentukan lembaran kertas akan dikeluarka

emutihan pulp. Pada sistem pemasakan pulp dapat

enghindari adanya kebocoran dan mengurangi udara ekses.

gi Gap Former pada mesin

kan dapat memanfaatkan biogas yang dihasilkan sebagai sumber energi alternatif yang sekaligus mengurangi emisi GRK.
manfaatkan dapat mengurangi emisi GRK.
tan hutan secara berlebihan, sehingga meningkatkan jumlah CO 2 di bumi, baik di atmosfir maupun di laut.

a berkembang dalam hal teknologi transfer. Pada konvensi ini dikenal adanya prinsip “common but differentiated responsibilitie

ar 41% dengan bantuan donor internasional. Komitmen tersebut disampaikan oleh Presiden pada pertemuan G20 di Pittsburg,

di Industri Pulp dan Kertas. Di dalam pedoman ini dijelaskan secara rinci mengenai gambaran umum tentang Industri Pulp dan
n Eropa seperti USA dapat mencapai 288 kg/kapita , Jepang 246 kg/kapita, China 55 kg/kapita ( tahun 2007). Data –data konsu

an kertas banyak mengkonsumsi energi. Tabel 1.5 berikut

gi dan diputihkan dapat dibuat kertas bermutu tinggi seperti kertas budaya (tulis,
siapkan dalam bentuk serpih kayu. Kayu gelondongan diangkut ke slasher, untuk dipotong sesuai dengan ukuran yang diingink

pemasak (lindi hitam) kemudian dipisahkan dalam serangkaian pencucian pulp

u dan digunakan kembali sebagai air pencuci pada tahap lain

tan pemasak kembali. Proses pemulihan bahan kimia terdiri dari beberapa tahapan yang dijelaskan pada beberapa tahapan
as dari recovery furnace. Kandungan padatan lindi hitam dari

dari tungku pemulihan sering digabung dengan uap dari ketel pembangkit tenaga berbahan bakar fosil atau pembakaran kayu.

ilangkan endapan CaCO3, disebut sebagai lime mud. Lime mud dicuci untuk menghilangkan sisa natrium. Lumpur dari pencuc
a limbah yang bersifat B3. Sedangkan teknologi yang mengarah pada pengelolaan limbah baik dalam bentuk cair,padat maup

olahan fisika digolongkan dalam proses awal untuk memisahkan bahan cemaran yang besar dan berat dengan cara penyaring

ngkan. Keunggulan lain adalah energi yang dibutuhkan rendah, bahkan dapat memproduksi biogas yang dapat dimanfaatkan
AL yang paling banyak

ivitas tanaman.
osfer sebagai gas rumah kaca.
an pencemaran udara karena memberikan kontribusi efek rumah kaca. Pengelolaan limbah padat dengan cara

baik dari sisi pemanfaatan produk gas metan (CH4) sebagai energi maupun emisi yang terlepaskan ke

dak menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya. Namun demikian adanya gas CO2 yang terlepas ke atmosfer masih me

g paling penting adalah perilaku atau kebiasaan personil industri untuk selalu memperlakukan area kerja atau unit produksi seb
klor harus ditinggalkan.
ntegrasi recovery boiler maupun sebagai bahan bakar untuk lime
erat. Serat yang mengandung hemiselulosa lebih tinggi daya gilingnya juga lebih baik.

urdrinier dengan peningkatan kapasitas produksi sekitar 30 % dan

bisa mencapai 35 –

baikan efisiensi pengeringan. Penggunaan rekompresi mekanis untuk pemakaian ulang superheated steam ke dalam dryer, da
 uk pabrik kertas berbahan baku pulp, pulp berbentuk lembaran kering yang didatangkan atau dibeli dari luar, didalamnya ada fa
eluruhan, penggunaan energi di industri kertas terbaik didunia (Best Available Technology,BAT) tahun 2009 berdasarkan jenis
buang keluar pabrik mencapai baku mutu limbah cair yang dipersyaratkan sehingga tidak melampaui daya dukung lingkungan p

mbah cair yang terolah. Konsumsi energi pada sistem pengolahan fisika – kimia secara keseluruhan adalah sekitar 20 – 30 KW

isma lumpur aktif, sedangkan kondisi proses terdiri dari beban organik, umur lumpur dan daur ulang lumpur aktif.
kgBOD/kgMLSS,hari, dengan konsentrasi mixed liquor
tung pada karakterisitik air limbah yang diolah. Tercapai keadaan steady state dapat diidentifikasi berdasarkan :

r 80 %, sedangkan komposisi gas metan mencapai 55-70 % atau dengan

B3 sedangkan abu biomas merupakan limbah non B3. Limbah padat tersebut perlu dikelola dengan baik untuk mencegah d
us dibuang ke lingkungan. Dari jenis limbah padat yang ditimbun, limbah organik akan diuraikan oleh mikroba menjadi gas yan

berat , sedang , dan ringan. Untuk mengaplikasikan teknologi landfill ini harus melalui tata cara perizinan yang ditetapkan oleh
engumpul gas atau sistem flare , sehingga gas landfill terlepas ke

ah (< 60%), serta

nerator, baik yang tipe Rotary Kiln maupun yang Fluidized Bed, keduanya sudah diterapkan di industri kertas di Indonesia. Den
n keras dan kualitas tanah secara signifikan. Namun penerapan secara

adalah parameter kunci di dalam keberhasilan proses. Terdapat beberapa

er bau. Serta dari proses pemutihan menghasilkan gas klorin. Sumber dan Karakteristik Emisi Gas dan Partikulat dapat dilihat

umber dalam proses pembuatan pulp kimia kraft dan semi kimia. Emisi gas yang
ses dalam rangka meminimalkan limbah gas yang terbentuk

%. Kelemahan alat ini adalah sensitifnya bahan penyaring terhadap suhu tinggi (> 315oC), sehingga kain sering rusak, bias
engalir ke bagian bawah tangki. Bahan pengisi yang sering digunakan adalah keramik, plastic atau batuan yang berbentuk sepe

dan aliran gas yang sudah bersih keluar lewat bagian atas unit absorber. Cairan penyerap (absorben) dialirkan dengan cara dis

ngan kapur, yaitu pengendapan dan penyumbatan pada scrubbing tower. Dual alkaly menggunakan dua reagen dan dua pros
as buang dari dasar tray tower sebagian dikirim ke chiller/crystalllizer dimana terbentuk kristal Na2SO4 yang lebih sukar terlarut
danya bahaya peledakan dan kerusakan alat.
mbakaran tergantung pada banyaknya oksigen, tingginya suhu pembakaran, pencampuran gas dan waktu yang cukup untuk p

lines Technology Map for Pulp and Paper Industry).

dan ramah lingkungan. Pengelolaan limbah padat dengan cara landfill, insinerasi, pengomposan dan digestasi anaerobik secar
the formation of sheets, partly recycled and wasting.

king system can be done through modification of digester delignification method (extended delignification), and pulping aid ap

duction capacity of about 30% and save energy around 40 kWh / ton of paper. Energy conservation in paper drying section can

ng GHG emissions.
his does not apply to developing countries. Legally, based on the Kyoto Protocol for the year 2008-2012, developed countries m
esident in Copenhagen in 2009. Then with reference to the Kyoto Protocol of 1997 and the Bali Road Map, the

uch as cement industry, steel industry, pulp and paper industry, textile industry, industry-ceramic, fertilizer industries of petroche
a (in 2007), while non-European countries like the USA can reach 288 kg / capita, Japan
 es, which can lead to better quality and more extensive usage.
photocopying).
with the desired size, followed by the removal of bark, flakiness, chip screening, and transportation to storage. Chips produce
ng pulp can be made via the sulfite or Kraft process, in order to obtain wood pulp with high purity which is used for conversion i

ticular tank and reused as washing water at another

again. Chemical recovery process consists of several stages which are described as follows:

o the non-direct contact evaporator (NDCE), commonly known as the concentrator. Oxidation of black liquor prior to evaporatio

The molten inorganic salt, commonly called the "smelt", collected in the char bed at the bottom of the furnace. Smelt withdraw

e mud. Lime mud washed to

process wood flakes (pin chips and fines chips). To add calorific value of biomass it is usually mixed with coal.

nology that lead to better management of waste in liquid, solid or gas, in its application is determined on the basis of waste char
 vy contamination by filtration, flotation and sedimentation. Chemical processing is required to separate the fine suspended solid
anaerobic. Anaerobic processing now starting to be developed in the PPI due to a change in the characteristics of wastewater o

ay that is prospective, but is still constrained by regulation to the requirements of the use of compost products. While anaerobic

t action is the behavior or habits of industry personnel to always treat your work area or unit of production as the area and ener
should be abandoned.
ove (displacement) warm liquor into the tank cool black liquor, weak black liquor excess is pumped into the

n a washing zone (hi-heat washing) to the point where a uniform temperature is reached on the whole digester. 6% of alkali co
e it is very effective and even more environmentally friendly than using

e use of mechanical recompression to reuse superheated steam into the dryer, can save energy by 50%. While the use of hea
erial. Raw material for paper pulp mill, pulp dry flat imported or purchased from outside, inside there are factors of transportation
ogy BAT in 2009 based on the type of raw materials and products can be seen in
ndards as required so as not to exceed the carrying capacity of the receiving environment

consumption in the processing system of physics - chemistry as a whole is about 20 -

organisms, while the condition of the process consists of organic loading, sludge age and recycled activated sludge.
oday, with a concentration of mixed liquor suspended solid (MLSS) between 2000-4000 ppm, residence time in aeration basin b
he characteristics of this solid waste, will be able to determine appropriate management technology. Sources and types of solid
waste needs to be managed properly to prevent negative impacts on the environment, especially organic waste which is a sour

to be considered on the basis of advantages and disadvantages

waste dumped, the organic waste will be broken down by microbes into the gas escape into the atmosphere that can contribute
products still must be equipped also with a flare system Landfill is also designed with the aim to prevent poll

flares, so that the landfill gas released into the atmosphere.

3000 calories).

vels of drying solids. Incoming waste bait falls on a pile of sand which is
occur shrinkage volume and biomass material. This reduction can reach 30-40% of the volume / weight of initial material.
that has timber

n is the key parameter in the success of the process. There are several types of anaerobic digestion reactor that is;

han that obtained in the digestion process one stage (Liu, et al. 2008). Thus the process of anaerobic digestion of two- phase b

ss produces chlorine gas. Sources and Characteristics of Gas

hemical. Emission of gases that are emitted from the Kraft pulping process can cause air pollution. Before the gas emission re
uration of use

ently used is ceramic, plastic or rock shaped like a ring or a ball. Energy requirement in pulp mill scrubber usage ranges from 2
er unit. The liquid absorbent flowed by way of spraying from the top of the absorber, and the liquid has been absorbed pollutant

Dual alkali using two reagents and the two processes are repeated to remove SO2 Na2SO3 or NaOH solution to neutralize role
ay tower partially delivered to the chiller / crystallizer which formed crystals are more difficult Na 2SO4 dissolved, then centrifuged
mperature, gas mixing and sufficient time for combustion.

n of environmentally friendly technologies that save energy, conserve materials, save water, reduce air emission, cut costs, red
mbaran kertas akan dikeluarkan sebagai limbah cair.

s mengurangi emisi GRK.

ut differentiated responsibilities”, dimana setiap negara memiliki tanggung jawab yang sama namun dengan peran yang berbed

pertemuan G20 di Pittsburg, USA (November 2009) dan COP-15 (Desember 2009). Dalam RAN tersebut dinyatakan agar sek

mum tentang Industri Pulp dan Kertas meliputi teknologi proses hemat energi dan karbon rendah serta pengelolaan lingkungan.
ahun 2007). Data –data konsumsi dibeberapa negara lain dapat dilihat pada Lampiran 2. Konsumsi energi untuk produksi kerta
i dengan ukuran yang diinginkan, diikuti oleh proses penghilangan kulit kayu, penyerpihan, skrining serpih, dan pengangkutan

an pada beberapa tahapan

fosil atau pembakaran kayu. Na 2SO4 sebagai makeup, atau "saltcake," juga dapat ditambahkan ke dalam lindi hitam sebelum

natrium. Lumpur dari pencucian kemudian dikeringkan dan dikalsinasi dalam kiln kapur untuk menghasilkan kapur, yang digun
alam bentuk cair,padat maupun gas , pada penerapannya ditentukan atas dasar karakteristik limbah, kinerja dan kehandalan p

berat dengan cara penyaringan, flotasi dan sedimentasi. Pengolahan kimia diperlukan untuk memisahkan padatan tersuspens

as yang dapat dimanfaatkan. Namun demikian, teknologi ini bila tidak dikelola secara terkendali dapat menimbulkan masalah
dat dengan cara

epaskan ke

erlepas ke atmosfer masih memberikan dampak terhadap efek gas

a kerja atau unit produksi sebagai area dan mesin hemat energi.
ated steam ke dalam dryer, dapat menghemat energi sebesar 50 %. Sedangkan penggunaan sistem heat pump untuk memanf
eli dari luar, didalamnya ada faktor transportasi. Sedangkan pabrik terintegrasi pulp sudah tersedia di dalam pabrik dan dalam b
hun 2009 berdasarkan jenis
 aui daya dukung lingkungan penerima

han adalah sekitar 20 – 30 KW/m3. Energi tersebut digunakan untuk menjalankan pompa dan agitator di bak equalisasi, bak pe

ang lumpur aktif.

berdasarkan :
gan baik untuk mencegah dampak negatif
oleh mikroba menjadi gas yang lepas ke atmosfer yang dapat mengkontribusi GRK. Sedangkan limbah anorganik akan terakum

erizinan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

dustri kertas di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi insenerasi memungkinan pula pemanfaatan limbah padat melalui
as dan Partikulat dapat dilihat pada
gga kain sering rusak, biasanya
u batuan yang berbentuk seperti cincin atau bola. Kebutuhan energi pemakaian scrubber di pabrik

ben) dialirkan dengan cara disemprotkan (spray) dari bagian atas absorber, dan cairan yang sudah menyerap gas pencemar d

kan dua reagen dan dua proses yang berulang untuk menghilangkan SO2
2SO4 yang lebih sukar terlarut, kemudian slurry disentrifugasi, dan padatan dikeringkan dan disisihkan. Gas yang telah disentr
an waktu yang cukup untuk pembakaran. Efisiensi yang dapat dicapai umumnya sekitar 90%. Umumnya untuk membakar limb
dan digestasi anaerobik secara umum semua alternatif tersebut dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik limbah yang akan
fication), and pulping aid applications by using

n in paper drying section can be done by decreasing the use of air in the dryer if you apply a
8-2012, developed countries must reduce its GHG emission by an average of 5.2% of world total in 1990 as well as assist the d
oad Map, the

ertilizer industries of petrochemical industry, food industry-specific drinks. These industries absorb 80% of the total energy.
n to storage. Chips produced from logs or
which is used for conversion into

lack liquor prior to evaporation in the DCE will reduce odor emission of total reduced sulfur compounds (TRS), which excluded

of the furnace. Smelt withdrawn and dissolved in dilute washing water in the smelt dissolving tank (SDT) that produce carbonate
ed with coal.

ed on the basis of waste characteristics, performance and reliability of process / operating system, the consideration of environ
arate the fine suspended solids and colloids with the addition of chemical compounds through the process of coagulation, flocc
haracteristics of wastewater of high organic load, is complex and dissolved so that the

ost products. While anaerobic digestion in general is still in the study and test its application in Indonesian PPI. This technology

oduction as the area and energy-efficient machine.

ped into the

whole digester. 6% of alkali consumption in cooking process is consumed in hi-

by 50%. While the use of heat pump system for utilizing waste heat in the dryer, will provide energy savings of 0.4 MMBtu per to
e are factors of transportation. While the integrated pulp mills already available in the factory and in the form of slurry that can
d activated sludge.
dence time in aeration basin between 10-24 hours,
gy. Sources and types of solid waste from pulp and paper industry in general can be seen in
organic waste which is a source of carbon that contribute in producing carbon emission

mosphere that can contribute to greenhouse gasses. While inorganic waste will accumulate and dissolved in leachate that can
ed with the aim to prevent pollution of the generation of leachate from the waste, including hazardous waste category. Landf
weight of initial material.
on reactor that is;

obic digestion of two- phase becomes very important to increase the production of biogas to produce methane (Medhat, et al. 2
n. Before the gas emission released into the environment must be controlled in advance so as not to cross the line emission sta
crubber usage ranges from 20-40 kWh/ton pulp
 has been absorbed pollutant gas can be regenerated in the regenerator unit so it can be reused as an absorbent. Several type

aOH solution to neutralize role of SO 2 in absorber column. Because Na2SO3 and Na2SO4 is soluble in water, no precipitation occ
O4 dissolved, then centrifuged slurry, and solids are dried and set aside. Gas that has been centrifuged still contains a lot of bis
ce air emission, cut costs, reduce pollution
un dengan peran yang berbeda. Berdasarkan prinsip tersebut, maka disepakati pula bahwa negara maju akan memimpin upay

tersebut dinyatakan agar sektor industri dapat menurunkan emisi GRK sebesar 0,001 Giga ton setara CO 2 bila pendanaan sen

serta pengelolaan lingkungan. Pedoman ini disusun untuk mendukung terwujudnya industri pulp dan kertas
si energi untuk produksi kertas di Indonesia, dikelompokkan berdasarkan jenis produk kertas dapat
ng serpih, dan pengangkutan ke tempat penyimpanan. Serpih yang dihasilkan dari gelondongan atau serpih yang dibeli biasany
ke dalam lindi hitam sebelum pembakaran. Lelehan garam anorganik, biasa disebut dengan "smelt", terkumpul dalam char bed

nghasilkan kapur, yang digunakan kembali dalam tangki slaker. Filtrat pencucian lumpur, digunakan dalam SDT untuk melarutk
bah, kinerja dan kehandalan proses /operasi yang digunakan, pertimbangan lingkungan dan kelayakan ekonominya. Penentuan

misahkan padatan tersuspensi yang halus dan koloid dengan penambahan senyawa kimia melalui proses koagulasi, flokulasi d

dapat menimbulkan masalah didalam pengeluaran emisinya keudara. Biogas yang terbentuk dari hasil biodegradasi oleh mikro
em heat pump untuk memanfaatkan waste heat dalam dryer, akan memberikan penghematan energi sebesar 0,4 MMBtu per to
a di dalam pabrik dan dalam bentuk buburan sehingga bisa langsung dipakai.
tator di bak equalisasi, bak pencampur bak
mbah anorganik akan terakumulasi dan terlarut dalam lindi atau leachate yang dapat menimbulkan pencemaran air tanah.
nfaatan limbah padat melalui proses gasifikasi. Untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi, limbah padat
ah menyerap gas pencemar dapat diregenerasi pada unit regenerator sehingga dapat digunakan kembali sebagai absorben.
ihkan. Gas yang telah disentrifugasi masih banyak mengandung bisulfit kemudian dikembalikan ke proses. Gas buang dari das
mumnya untuk membakar limbah gas dibutuhkan bahan bakar dengan nilai kalor sekurang- kurangnya 50% dari nilai kalor camp
karakteristik limbah yang akan diolah dengan syarat dilengkapi pengendalian emisi gas untuk dimanfaatkan. Dengan demikian
n 1990 as well as assist the developing countries in terms of technology transfer. It is known at this convention, the principle of

b 80% of the total energy.

ounds (TRS), which excluded black liquor in DCE upon contact with hot exhaust gases from the recovery furnace. Solids conten

(SDT) that produce carbonate salt solution is called green liquor, with the main content of Na 2S and Na2CO3. Green liquor also
m, the consideration of environmental and economic feasibility. Determination of technology and waste management systems ba
 process of coagulation, flocculation and sedimentation. Biological Treatment aims to reduce the content of dissolved organic c

donesian PPI. This technology is high prospects to be applied, to overcoming the problems of biological sludge, to produce biog
gy savings of 0.4 MMBtu per ton of paper. The heat
in the form of slurry that can be directly used.
dissolved in leachate that can pollute ground water.
ous waste category. Landfill construction was
uce methane (Medhat, et al. 2004). Flowchart 2-stage anaerobic digestion can be seen in
t to cross the line emission standard. Basically gas emission control is through cleaning and particulate emission by separating
as an absorbent. Several types of absorbers are

e in water, no precipitation occurred in the scrubber. With this system cause water pollution problems, besides the alkali NaOH i
fuged still contains a lot of bisulfite and then returned to the process. Exhaust gas from the bottom of the tray tower partly also s
ra maju akan memimpin upaya dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

etara CO 2 bila pendanaan sendiri atau 0,005 Giga ton setara CO2 dengan bantuan donor luar negeri, pada tahun

p dan kertas
tau serpih yang dibeli biasanya disimpan di penyimpanan
lt", terkumpul dalam char bed di bagian bawah tungku. Smelt ditarik dan dilarutkan dalam air pencuci encer dalam smelt dissolv

an dalam SDT untuk melarutkan smelt dari recovery furnace. Lindi putih (NaOH dan Na2S) dari clarifier digunakan
akan ekonominya. Penentuan teknologi dan sistem pengelolaan limbah didasarkan atas karakteristik limbah, baik dari beban p

i proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi. Pengolahan biologi bertujuan untuk mengurangi kandungan cemaran organik ter

hasil biodegradasi oleh mikroba sebagai gas CO 2 dan CH4 dapat terlepas ke atmosfer memberikan kontribusi peningkatan g
ergi sebesar 0,4 MMBtu per ton kertas. Panas dari ventilasi udara juga dapat dimanfatkan untk memanaskan fasilitas lain. Untu
an pencemaran air tanah.
limbah padat
kembali sebagai absorben. Beberapa jenis
e proses. Gas buang dari dasar tray tower sebagian juga dikirim ke evaporator dimana SO2 dilepaskan dan kristal Na2SO3. Uap
gnya 50% dari nilai kalor campuran pembakaran. Apabila dibutuhkan terlalu banyak tambahan bahan bakar maka proses pemb
anfaatkan. Dengan demikian, dapat mereduksi emisi
is convention, the principle of "common but differentiated responsibilities", where every country has the same responsibilities bu
ecovery furnace. Solids content of black liquor from the final evaporator / concentrator range between 65-68%.

nd Na2CO3. Green liquor also contains insoluble impurities of unburned carbon and inorganic impurities, which is called the
aste management systems based on waste characteristics, either from the extent to which pollution load can contribute in prod
content of dissolved organic contaminants that cannot be separated in the previous processing.

ogical sludge, to produce biogas which is a renewable fuel gas. But this technology requires process control and more specific
culate emission by separating the pollutant gas. Generally, in addition gas emission control aims to reduce the impact of pollutio
ms, besides the alkali NaOH is much more expensive than lime. There are four sub-processes in this system, namely:
m of the tray tower partly also sent to the evaporator where SO 2 is released and crystal Na2SO3. Steam then condensed and rec
geri, pada tahun
cuci encer dalam smelt dissolving tank (SDT) sehingga menghasilkan larutan garam karbonat disebut lindi hijau, dengan ka

ri clarifier digunakan
istik limbah, baik dari beban pencemarannya khususnya sejauh mana dapat berkontribusi dalam menghasilkan emisi carbon,

ndungan cemaran organik terlarut yang tidak dapat dipisahkan pada pengolahan sebelumnya.

an kontribusi peningkatan gas rumah kaca (GRK) dan

emanaskan fasilitas lain. Untuk hood yang menggunakan udara panas seperti di mesin tisu, panas udara buangnya dapat dima
askan dan kristal Na2SO3. Uap kemudian dikondensasikan dan direcovery, menghasilkan SO2 terkonsentrasi (mengandung sek
han bakar maka proses pembakaran dilakukan dengan bantuan katalisator berupa logam berat seperti platina, tembaga,
as the same responsibilities but with a different role. Based on these principles, it was agreed also that the developed countries
een 65-68%.

purities, which is called the dregs, released in a

on load can contribute in producing carbon emission, and the
ess control and more specific gas emission, both from the utilization of product gas methane (CH4) as well as
o reduce the impact of pollution on local air quality, as well as to minimize the loss of
this system, namely:
eam then condensed and recovered, resulting SO2 concentrations (containing about 85% SO2 and 15% H2O). SO2 gas can
sebut lindi hijau, dengan kandungan
menghasilkan emisi carbon, dan potensi untuk dapat
s udara buangnya dapat dimanfaatkan untuk memanaskan udara masuk.
onsentrasi (mengandung sekitar 85% SO2 dan 15% H2O). Gas SO2 dapat direduksi menjadi elemen sulfur
seperti platina, tembaga,
that the developed countries will lead efforts to tackle climate change.
) as well as
nd 15% H2O). SO2 gas can be reduced to