Anda di halaman 1dari 52

Pola Tata Kelola

RSUD Kabupaten Manokwari 1


KATA PENGANTAR

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,


pasal 7 ayat 3 Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud, harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang
bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah
dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sejalan dengan pergeseran paradigma Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
sebagai layanan publik menjadi RSUD sebagai layanan publik dan layanan pasar,
maka RSUD harus dikelola secara entepreneur. Untuk itu RSUD perlu melakukan
perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi
lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.
BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. UU
Nomor 1 Tahun 2004 mengelompokkan RSUD sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) yaitu suatu instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Peraturan Menteri
Kesehatan No 56 Tahun 2014 Pasal 4 juga menyebutkan bahwa rumah sakit yang
didirikan dan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah harus merupakan unit
pelaksana teknis daerah atau lembaga teknis daerah diselenggarakan berdasarkan
pengelolaan keuangan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan.
Dengan menjadi BLUD, RSUD Kabupaten Manokwari dapat menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) yaitu pola pengelolaan keuangan
yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 2
Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan dalam
rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja,
pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. BLUD juga diberikan kesempatan
untuk mempekerjakan tenaga profesional non pegawai negeri sipil (non-PNS) serta
kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya.
Tetapi sebagai pengimbang, BLUD dikendalikan secara ketat dalam perencanaan
dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya.
Sehubungan dengan previlages yang diberikan dan tuntutan khusus yang
diharapkan dari BLUD, maka RSUD Kabupaten Manokwari yang bermaksud
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) perlu menyusun dokumen Pola Tata Kelola sebagaimana dipersyaratkan
dalam pasal 36 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah.
Demikian Pola Tata Kelola ini kami susun, dengan harapan bahwa penerapan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) tidak
sekedar sebagai format baru dalam pengelolaan keuangan, tapi juga diharapkan
dapat menyuburkan perwadahan baru bagi pembaharuan manajemen keuangan
sektor publik demi meningkatkan pelayanan RSUD Kabupaten Manokwari kepada
masyarakat.
Direktur RSUD Manokwari,

dr. YODI KAIRUPAN, Sp.B


NIP 196011021991031002

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 3
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Pengertian Pola Tata Kelola 2
C. Prinsip-Prinsip Tata Kelola 3
D. Tujuan Penerapan Tata Kelola 3
E. Visi, Misi, Motto, Nilai, Tujuan dan Sasaran RSUD Kabupaten Manokwari 4
F. Ruang Lingkup Tata Kelola 6
G. Sumber Referensi Tata Kelola 7
BAB II KELEMBAGAAN
A. Struktur Organisasi
1. DPRD 9
2. Bupati 9
3. Dewan Pengawas 10
4. Direktur 11
5. Struktur Organisasi Dibawah Direktur 14
1) Bagian Kesekretariatan 15
2) Bidang Pelayanan 17
3) Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Rekam Medik 18
4) Bidang Keuangan 19
5) Komite 20
6) Satuan Pengawas Internal 20
7) Instalasi 20
8) Kelompok Jabatan Fungsional 21
B. Proses Tata Kelola
1. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas 22
2. Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Pengelola 23
3. Standar Pelayanan Minimal 24

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 4
4. Rencana Strategis 25
5. Pengadaan Barang dan Jasa 26
BAB III PROSEDUR KERJA
A. Hubungan dan Mekanisme Kerja Atas Posisi Jabatan dan Fungsi 27
B. Standar Operasional Prosedur 28
BAB IV PENGELOMPOKAN FUNGSI
A. Pengertian Pengelompokan Fungsi Yang Logis 31
B. Fungsi Pelayanan Medik 31
C. Fungsi Penunjang Medik 32
D. Fungsi Manajemen 33
BAB V PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. Penerimaan dan Pengangkatan Pegawai 35
B. Sistem Remunerasi 36
C. Pengembangan Pegawai 36
D. Pembinaan dan Pengawasan Pegawai 37
E. Penghargaan dan Sanksi 37
F. Pemberhentian Pegawai 38
BAB VI KEBIJAKAN AKUNTABILITAS
A. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja 39
B. Kebijakan Keuangan 40
C. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah 44
BAB VII PENUTUP 51

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 5
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Manokwari merupakan institusi milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari yang memberikan dan menyelenggarakan
kegiatan pelayanan, pencegahan, pemeliharaan, dan rehabilitasi kesehatan. Pelayanan
kesehatan diselenggarakan secara komprehensif, bermutu, dan diharapkan dapat
menjangkau semua lapisan masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Manokwari.
RSUD Kabupaten Manokwari adalah rumah sakit Type C sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 531 / MENKES / SK/VI/1996 Tanggal 5 Juni 1996,
yang merupakan peninggalan Belanda yang bangun tahun 1950 dan berdiri di atas lahan
2 2
seluas + 37.424 m dengan total luas bangunan gedung + 9.283 m yang terletak di Jalan
Bhayangkara No. 1 Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat.
Sehubungan dengan pergeseran paradigma Rumah Sakit sebagai layanan publik menjadi
layanan publik dan layanan pasar, maka Rumah Sakit harus dikelola secara entepreneur
bukan lagi secara birokratik. Untuk itu RSUD Kabupaten Manokwari perlu melakukan
perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga yang
berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.
Dengan adanya reformasi pengelolaan Keuangan Negara dengan terbitnya Undang-Undang
Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan angin segar bagi Rumah
Sakit untuk pengelolaan yang lebih baik ke depan. Di dalam pasal 68 dan 69 undang-undang
tersebut, diatur suatu koridor baru dalam pengelolaan keuangan negara yaitu Badan Layanan
Umum atau disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya, terbitlah Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah. Oleh
karena itu, Pemerintah Kabupaten Manokwari bermaksud menjadikan RSUD Kabupaten
Manokwari dikelola dengan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah. Untuk
memenuhi tujuan tersebut, RSUD Kabupaten Manokwari harus menyiapkan Dokumen Tata
Kelola sebagai salah satu persyaratan administratif yang harus dipenuhi untuk ditetapkan
penerapan PPK-BLUD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah.

B. Pengertian Pola Tata Kelola

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 6
Pola Tata Kelola RSUD Kabupaten Manokwari merupakan perwujudan dari komitmen seluruh
insan RSUD Kabupaten Manokwari untuk menjalankan praktik-praktik Tata Kelola Rumah
Sakit yang baik (good corporate governance) di lingkungan rumah sakit.
Berdasarkan pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, Pola Tata Kelola merupakan tata kelola Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan Daerah yang menerapkan BLUD. Selanjutnya dalam pasal 39 dan 40
Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah disebutkan,
BLUD beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal yang memuat antara
lain:
1. Kelembagaan memuat struktur organisasi/posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggungjawab, hubungan kerja dan wewenang.
2. Prosedur kerja memuat ketentuan mengenai hubungan dan mekanisme kerja antar
posisi jabatan dan fungsi.
3. Pengelompokan fungsi memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk efektivitas pencapaian.
4. Pengelolaan sumber daya manusia memuat kebijakan mengenai pengelolaan sumber
daya manusia yang berorientasi pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

C. Prinsip-Prinsip Tata Kelola


Prinsip-prinsip tata kelola BLUD terdiri dari:
1. Transparansi
Transparansi merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Responsibilitas
Responsibilitas merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi
terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan. RSUD mematuhi hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk pemenuhan hak-hak
pasien, keselamatan dan kesehatan kerja para pegawai, dan penghindaran dari praktik
pengelolaan rumah sakit yang tidak sehat.
4. Independensi
Independensi merupakan kemandirian pengelolaan organsiasi secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan praktek bisnis yang sehat.

D. Tujuan Penerapan Tata Kelola

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 7
Tujuan penerapan pola tata kelola adalah untuk :
1. Memaksimalkan nilai rumah sakit dengan cara menerapkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.
2. Mendorong pengelolaan rumah sakit secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian
organ rumah sakit.
3. Mendorong organ rumah sakit agar dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan pada peraturan perundang-undangan, serta kesadaran atas
adanya tanggung jawab sosial rumah sakit terhadap stakeholders.
4. Meningkatkan kontribusi rumah sakit dalam mendukung kesejahteraan
umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan.

E. Visi, Misi, Motto, Nilai, Tujuan dan Sasaran RSUD Kabupaten Manokwari
Salah satu kegunaan visi adalah untuk memberikan motivasi kepada seluruh jajaran agar
lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan kondisi kerja yang kondusif yang akan
menumbuhkan kebersamaan dan komitmen dalam memberikan pelayanan kepada
konsumen. Visi dan Misi RSUD Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut:
1. Visi
Mempertimbangkan berbagai aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi rumah sakit yang diamanahkan oleh Kementrian Kesehatan maka Visi
RSUD Manokwari yang ditetapkan adalah:
“Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Regional di Papua Barat Dengan Pelayanan
Yang Berkualitas Serta Mengutamakan Kepentingan Masyarakat”
Visi tersebut dicanangkan oleh RSUD Manokwari agar keberadaannya sebagai RSUD di
Kabupaten Manokwari dapat lebih representatif.
2. Misi
Dalam rangka mencapai Visi tersebut, RSUD Manokwari memiliki Misi:
a. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, berkualitas
sesuai standar
b. Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat
rujukan regional
c. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta peralatan
kesehatan dan kedokteran

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 8
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, sehingga
mampu melaksanakan pelayanan yang profesional
e. Mewujudkan rumah sakit yang nyaman, aman serta menghadirkan
keramahan dalam pelayanan
f. Meningkatkan kemandirian rumah sakit serta kesejahteraan karyawan.
3. Motto
Motto RSUD Kabupaten Manokwari adalah “Bekerja Dengan Hati Mewujudkan Kasih
dan Pengharapan”.
Rumusan ini harus dipahami sebagai komitmen bersama para pelaku pembangunan
(Stakeholders) di lingkungan RSUD Kabupaten Manokwari yaitu Direktur beserta
jajarannya sebagai pelaksana, Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai pengguna.
4. Nilai Dasar
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pembangunan Kab. Manokwari, maka RSUD
Manokwari memiliki nilai dasar dan keyakinan dasar yang merupakan budaya kerja dan
menjadi pijakan, pegangan, dan pedoman bagi Direksi, Unit Kerja Manajemen, Unit Kerja
Pelayanan/Operasional, dan seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya.
Nilai dasar RSUD Manokwari adalah “Melayani dengan Kasih” yang mengandung arti
segala bentuk pelayanan yang diberikan secara ikhlas, mengutamakan keselamatan
pasien dan tidak mengharapkan imbalan.
5. Tujuan dan Sasaran RSUD Kabupaten Manokwari
RSUD Manokwari menetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut:
a. Tujuan
1) Meningkatkan pelayanan yang berkualitas, dengan memberikan pelayanan
promotif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan standard pelayanan melalui
penyediaan stok obat dan bahan habis pakai yang mencukupi, penyediaan
sarana medis dan penunjang medis serta meningkatkan sanitasi rumah sakit
sebagai salah satu pembentuk citra rumah sakit.
2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) baik tenaga medis,
paramedis maupun non medis yang menguasai ilmu dan teknologi sesuai
dengan bidang profesinya melalui pelatihan – pelatihan maupun pertemuan
ilmiah tahunan.
3) Memberikan motivasi untuk peningkatan kinerja pegawai dengan memberikan
insentif yang memadai bagi pegawai
4) Meningkatkan sarana dan prasarana fisik bangunan RS sesuai standard
5) Meningkatkan sanitasi rumah sakit
6) Menciptakan mekanisme dan sistem kerja yang efesien dan efektif.
b. Sasaran

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 9
1) Tersedianya obat – obatan dan bahan habis pakai yang mencukupi dengan
mengutamakan obat generik
2) Tersedianya peralatan medis, penunjang medis dan non medis sesuai dengan
standard
3) Terciptanya tenaga medis dan paramedis yang profesional
4) Tersedianya insentif yang memadai bagi pegawai
5) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan sarana dan prasarana fisik
6) Tersedianya bangunan fisik yang sesuai standard
7) Tersedianya prasarana perumahan yang memadai bagi pegawai
8) Tersedianya sarana transportasi bagi pegawai
9) Terciptanya lingkungan rumah sakit yang bersih dan nyaman
10) Tersedianya sistem organisasi dan manajemen, standard pelayanan medis,
sistem informasi RS dan sistem rujukan

F. Ruang Lingkup Tata Kelola


Ruang lingkup tata kelola RSUD Kabupaten Manokwari demi mencapai visi dan misi RSUD
Kabupaten Manokwari meliputi:
1. Kelembagaan
2. Prosedur Kerja
3. Pengelolaan Fungsi
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
5. Sistem akuntabilitas berbasis kinerja
6. Kebijakan Keuangan
7. Kebijakan Pengelolaan Limbah

G. Sumber Referensi Tata Kelola


Sumber referensi dalam penyusunan Dokumen Tata Kelola pada RSUD Kabupaten
Manokwari antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 10
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.05/2017 tentang Pedoman Remunerasi
Badan Layanan Umum;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan
Barang/Jasa pada BLU;
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;
15. Peraturan Bupati Kabupaten Manokwari Nomor 12 Tahun 2018 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Manokwari;
16. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 11
BAB II KELEMBAGAAN

Kelembagaan memuat struktur organisasi/posisi jabatan, pembagian tugas,


fungsi, tanggungjawab, hubungan kerja dan wewenang.
A. STRUKTUR ORGANISASI
1. DPRD
DPRD Kabupaten Manokwari adalah organ yang memegang kekuasaan dalam
menetapkan kelembagaan RSUD Kabupaten Manokwari (Kepmendagri No 1 Tahun
2002), menetapkan persetujuan bersama dengan Bupati terhadap anggaran RSUD
Kabupaten Manokwari (RBA) melalui Raperda APBD (Permendagri 13 Tahun 2006 dan
perubahannya), melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda tentang APBD dan
menyetujui pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran RSUD Kabupaten Manokwari
melalui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.
2. Bupati
Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Manokwari yang membawahi
RSUD Kabupaten Manokwari. Bupati memiliki kewajiban, hak, dan
wewenang sebagai berikut:
a. Kewajiban Bupati
1) Melakukan pembinaan pada RSUD dan menguasakan kewenangan tersebut
kepada Sekretaris Daerah atau pejabat lain yang ditunjuk.
2) Memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas dan
Direktur RSUD.
3) Memiliki mekanisme penilaian kinerja RSUD Kabupaten Manokwari dan penilaian
kinerja Dewan Pengawas serta Direktur RSUD.
b. Hak Bupati
1) Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada
Direktur.
2) Hak untuk memperoleh informasi material mengenai RSUD secara tepat waktu
dan teratur.
c. Wewenang Bupati
1) Membentuk Dewan Pengawas pada RSUD.
2) Mengangkat dan memberhentikan Direktur dan/atau Pejabat
Struktural pada RSUD.
3) Menetapkan atau mencabut status PPK-BLUD pada RSUD.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 12
4) Menunjuk suatu Tim Penilai dalam rangka menilai usulan penetapan
dan pencabutan PPK BLUD RSUD Kabupaten Manokwari.
5) Menetapkan Standar Pelayanan Minimal RSUD Kabupaten
Manokwari.
6) Menetapkan tarif layanan RSUD Kabupaten Manokwari.
7) Menyetujui Rencana Strategi dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA)
RSUD Kabupaten Manokwari.
8) Menyetujui investasi jangka panjang.
9) Menetapkan remunerasi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan
Pegawai Rumah Sakit.
10) Mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas (bukan anggota dewan
pengawas) untuk mendukung kelancaran tugas dewan pengawas.
3. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas merupakan unit non struktural yang bersifat independen dan
bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Dewan Pengawas dapat dibentuk apabila
realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir atau nilai
aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir memenuhi syarat minimum yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Keanggotaan Dewan Pengawas
berasal dari unsur Pemerintah Daerah (pejabat OPD yang membidangi kegiatan BLUD
dan pengelolaan keuangan daerah) serta tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD.
Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang
disesuaikan dengan nilai omzet dan/atau nilai aset rumah sakit, dan seorang di antara
anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas. Berdasarkan
Permendagri 79 tahun 2018 pasal 16 dijabarkan aturan sebagai berikut:
a. Apabila realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir
sebesar Rp30.000.000.000,00 sampai dengan Rp100.000.000.000,00 atau nilai aset
menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar Rp150.000.000.000,00 sampai dengan
Rp500.000.000.000,00 maka jumlah dewan pengawas paling banyak 3 (tiga) orang.
b. Apabila realisasi pendapatan menurut laporan realisasi anggaran 2 (dua) tahun terakhir
lebih besar dari Rp100.000.000.000,00 atau nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun
terakhir lebih dari Rp500.000.000.000,00 maka jumlah dewan pengawas paling banyak 5
(lima) orang.
Tugas pokok Dewan Pengawas, antara lain:
a. Memantau perkembangan kegiatan BLUD
b. Menilai kinerja keuangan maupun kinerja nonkeuangan BLUD dan memberikan
rekomendasi atas hasil penilaian untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 13
c. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja dari hasil laporan audit
pemeriksa eksternal pemerintah
d. Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya
e. Memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai:
1) RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola;
2) Permasalahan yang menjadi kendala dalam;
3) Pengelolaan BLUD; dan
4) Kinerja BLUD.
4. Direktur
a. Direktur Sebagai Pemimpin RSUD Kabupaten Manokwari selaku Organisasi Perangkat
Daerah
Direktur sebagai Pimpinan RSUD Kabupaten Manokwari bertugas memimpin,
mengendalikan, mengawasi, dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dinas dalam
menyelenggarakan sebagian kewenangan kabupaten (desentralisasi) bidang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang menjadi kewenangannya serta tugas lain
sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pimpinan RSUD Kabupaten Manokwari,
Direktur memiliki tugas:
1) Menjabarkan dan melaksanakan visi dan misi Rumah Sakit kedalam kebijakan
operasional yang meliputi pengorganisasian, pembinaan, pengkordinasian,
pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai ketetapan serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Membangun dan mewujudkan SDM yang tangguh, profesional dan berkepribadian
3) Mewujudkan pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan standar mutu dengan tarif
terjangkau dan mengutamakan keinginan pelanggan
4) Menerima tamu, menghadiri undangan dan memimpin rapat
5) Mengembangkan kerjasama internal dan eksternal serta meningkatkan pelayanan
untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
6) Menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan operasional rumah
sakit baik internal maupun eksternal
7) Memberi masukan kepada stakeholder hal-hal yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan segala ketentuan umum yang berlaku, tindakan yang
ditetapkan oleh komite-komite di Rumah Sakit dan berbagai aturan dalam statuta
rumah sakit
b. Direktur Sebagai Pemimpin BLUD-RSUD
1) Pemimpin BLUD-RSUD dapat berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau non PNS
yang profesional sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 14
2) Pemimpin BLUD-RSUD merupakan pejabat pengguna anggaran/barang daerah.
Dalam hal pemimpin BLUD berasal dari non PNS, pejabat keuangan BLUD wajib
berasal dari PNS yang merupakan pejabat pengguna anggaran/barang daerah.
3) Direktur bertindak sebagai Pemimpin BLUD-RSUD serta berfungsi sebagai
penanggungjawab umum operasional dan keuangan rumah sakit
Tugas Direktur sebagai pemimpin BLUD-RSUD:
1) Menyusun Rencana Strategis (Renstra) rumah sakit;
2) Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan;
3) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
4) Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLUD-RSUD
kepada Kepala Daerah.
Kewenangan Direktur sebagai Pemimpin BLUD-RSUD:
1) Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit;
2) Mengangkat dan memberhentikan Ketua Komite, Staf Medis Fungsional (SMF), dan
Kepala Satuan Pengawas Intern (SPI);
3) Membentuk unit pelayanan kesehatan dalam lingkungan rumah sakit yang
dipimpinnya;
4) Menyusun dan menetapkan kebijakan penatausahaan keuangan BLUD;
5) Menyusun dan menetapkan kebijakan akuntasi keuangan BLUD;
6) Menyusun dan menetapkan ketentuan pengadaan barang dan jasa BLUD, yang
selanjutnya dimintakan persetujuan kepada Kepala Daerah;
7) Mengangkat dan memberhentikan pejabat dan pegawai lainnya dari non PNS yang
profesional;
8) Mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada jajaran di bawahnya.
Tanggung jawab Direktur sebagai Pemimpin BLUD-RSUD terkait hal-hal
berikut :
1) Efektifitas kebijakan rumah sakit.
2) Produktifitas, efektifitas dan efisiensi kegiatan rumah sakit.
3) Efektifitas program kerja dan kegiatan termasuk menyangkut pelaksanaan,
pengendalian / pengawasan serta pelaporannya.
4) Peningkatan akses, keterjangkauan, dan mutu pelayanan kesehatan.
5. Struktur Organisasi di Bawah Direktur
RSUD Kabupaten Manokwari mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah berkaitan pelayanan umum
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. RSUD Kabupaten Manokwari berkewajiban memiliki organisasi rumah sakit
yang efektif, efisien, dan akuntabel. Struktur organisasi RSUD Kabupaten Manokwari

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 15
diatur melalui Peraturan Bupati Nomor 12 tahun 2018 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Manokwari. Struktur organisasi RSUD Kabupaten
Manokwari setelah ditetapkan penerapan PPK-BLUD mengalami perubahan dengan
adanya penambahan organ baru dan perubahan/penyesuaian sebagai berikut :
a. Penambahan organ baru, yaitu Dewan Pengawas termasuk Sekretaris Dewan
Pengawas dan Satuan Pengawas Intern (SPI). Adanya Dewan Pengawas, Sekretaris
Dewan Pengawas, dan Satuan Pengawas Intern membantu RSUD dalam
menyelenggarakan pengelolaan operasional rumah sakit pada segala lini termasuk
sistem pengendaliannya.
b. Penyebutan Pemimpin BLUD dan Pejabat Pengelola yang disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku pada RSUD sebagai berikut :
1) Direktur selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang sebagai
Pemimpin BLUD;
2) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bisa dijabat oleh Kepala Bidang yang
berhubungan dengan fungsi keuangan dan fungsi teknis.
c. Pengubahan/penyesuaian organisasi dan tata kerja (penyempurnaan tugas, fungsi,
dan/atau eselon jabatan) dapat dilakukan berdasarkan analisis organisasi sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan.
d. Pengubahan/penyesuaian organisasi dan tata kerja ditetapkan oleh Kepala Daerah
atas usulan Direktur.
Berikut merupakan bagan Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Manokwari di bawah
Direktur:
Struktur Organisasi
RSUD Kabupaten Manokwari

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 16
Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing organ pada RSUD Kabupaten
Manokwari setelah ditetapkan penerapan PPK-BLUD diuraikan sebagai berikut :
1. Bagian Kesekretariatan
Bagian Kesekretariatan membawahi 2 (dua) Sub Bagian, terdiri dari:
a. Sub Bagian Kesekretariatan;
b. Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga.

Berikut merupakan tugas pokok masing-masing bagian:


a. Kepala Bagian Kesekretariatan/Pejabat Teknis BLUD
Bagian Kesekretariatan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur. Uraian tugas Kepala Bagian
Kesekretariatan yaitu:

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 17
1) Menyelenggarakan kesekretariatan, Kepegawaian, Urusan Rumah Tangga,
membantu melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dari sumber APBD,
Otsus, DDL, APBN (Tugas Pembantuan) dan pengelolaan hasil penerimaan,
pengeluaran dan Urusan Umum lainnya.
2) Membantu dan menyelenggarakan sebagian tugas Direktur dalam memberikan
pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan rumah sakit
daerah.
Kepala Bagian Kesekretariatan/Pejabat Teknis BLUD-RSUD mempunyai tugas dan
kewajiban:
1) menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
2) melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan
3) mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
b. Kepala Sub Bagian Kesekretariatan
Sub Bagian Kesekretariatan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Kesekretariatan. Kepala
Sub Bagian Kesekretariatan mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan surat
menyurat, tata naskah, kearsipan, pengelolaan administrasi kepegawaian, serta
memberikan layanan administrasi umum lainnya.
c. Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga
Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan administrasi perlengkapan dan urusan rumah tangga,
inventarisasi aset di lingkungan rumah sakit daerah, serta memberikan layanan yang
terkait dengan Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga.

2. Bidang Pelayanan
Bidang Pelayanan membawahi 2 (dua) Seksi, terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik;
b. Seksi Keperawatan.
Berikut merupakan tugas pokok masing-masing bagian:
a. Kepala Bidang Pelayanan/Pejabat Teknis BLUD
Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok merencanakan,
mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan pelayanan dan informasi medis serta
penunjang medis sesuai dengan standar operasional prosedur dan teknis pelayanan.
Kepala Bidang Pelayanan/Pejabat Teknis BLUD-RSUD dapat berasal dari pegawai
negeri sipil (PNS) dan/atau non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan.
Kepala Bidang Pelayanan/Pejabat Teknis BLUD-RSUD mempunyai tugas dan
kewajiban:

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 18
1) menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
2) melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan
3) mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Tanggung jawab bidang pelayanan/pejabat teknis berkaitan dengan
mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan peningkatan sumber daya lainnya.
b. Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik
Kepala Seksi Pelayanan Penunjang dan penunjang medik mempunyai tugas pokok
merencanakan, mengevaluasi dan melaksanakan koordinasi kegiatan pelayanan dan
Penunjang Medik sesuai dengan standar kebutuhan pelayanan dan penunjang medis
serta melakukan pemantauan, pengawasan dan pembinaan penggunaan fasilitas
kegiatan pelayanan dan penunjang medis, pengawasan pelayanan dan penunjang
medis serta pengendalian penerimaan serta pemulangan pasien pada unit instalasi
rumah sakit dan unit pelayanan.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 19
c. Kepala Seksi Keperawatan
Kepala Seksi Keperawatan mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan semua
pelaksana dan pengawasan asuhan, etika pelayanan keperawatan serta mutu
keperawatan.
3. Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Rekam Medik
Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Rekam Medik membawahi 2 (dua) Seksi,
terdiri dari:
a. Seksi Perencanaan dan Pengembangan;
b. Seksi Rekam Medik.
Berikut merupakan tugas pokok masing-masing bagian:
a. Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Rekam Medik/Pejabat Teknis
BLUD
Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Rekam Medik mempunyai tugas
pokok mengoordinasikan pelaksanaan perencanaan program, membantu Direktur
dalam kebijakan pengembangan rumah sakit, pelayanan rekam medik serta
pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kepala Bidang Perencanaan,
Pengembangan, dan Rekam Medik /Pejabat Teknis BLUD-RSUD mempunyai tugas
dan kewajiban:
1) menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
2) melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan
3) mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
b. Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan
Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dalam rangka
penyusunan perencanaan program, dan pengembangan rumah sakit.
c. Kepala Seksi Rekam Medik
Kepala Seksi Rekam Medik mempunyai tugas pokok melaksanakan Perencanaan,
Penyelengaraan, Pengembangan, pengumpulan, pengolahan Penyimpanan, dan
penyajian data rekam medis dalam rangka penyusunan perencanaan program, dan
pengembangan rumah sakit.
4. Bidang Keuangan
Bidang Keuangan membawahi 2 (dua) Seksi, terdiri dari:
a. Seksi Verifikasi dan Anggaran;
b. Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi.
Berikut merupakan tugas pokok masing-masing bagian:
a. Kepala Bidang Keuangan/Pejabat Keuangan BLUD

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 20
Bidang Keuangan dipimpin oleh Kepala Bidang Keuangan. Kepala Bidang Keuangan
sebagai Pejabat Keuangan BLUD-RSUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil
(PNS) atau non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Pejabat Keuangan berfungsi sebagai penanggungjawab keuangan BLUD termasuk
akuntansi, verifikasi dan pelaporan keuangan BLUD.
Berikut merupakan tugas pokok Kepala Bidang Keuangan:
1) Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Strategis bersama Seksi
Perencanaan.
2) Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
3) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.
4) Menyelenggarakan pengelolaan kas.
5) Melakukan pengelolaan utang dan piutang.
6) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi.
7) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
8) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
9) Melaksanakan kegiatan penatausahaan keuangan dan anggaran.
10) Melaksanakan dan menganalisis remunerasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Kepala Seksi Verifikasi dan Anggaran
Kepala Seksi Verifikasi dan Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
perencanaan, penyelengaraan, pengembangan, dan evaluasi terhadap anggaran dan
verifikasi penggunaan anggaran.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 21
c. Kepala Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi
Kepala Seksi Perbendaharaan dan Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan
perencanaan, penyelenggaraan, pengembangan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pengelolaan pendapatan dan belanja serta penyusunan laporan keuangan rumah
sakit.
5. Komite
Komite merupakan wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite dipimpin oleh seorang
ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. Pembentukan dan perubahan jumlah
dan jenis komite ditetapkan oleh Direktur.
6. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal mempunyai tugas melaksanakan audit kinerja internal rumah
sakit daerah. Satuan Pengawas Internal mempunyai fungsi pengendalian internal rumah
sakit daerah dengan cara membantu manajemen rumah sakit dalam hal:
a. Pengamanan harta kekayaan;
b. Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. Menciptakan efisien dan produktifitas;
d. Meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen dalam menerapkan praktek
bisnis yang sehat.
7. Instalasi
Instalasi merupakan unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit.
Pembentukan instalasi ditetapkan oleh Direktur sesuai kebutuhan rumah sakit dan
dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. Kepala
instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan/atau
non medis. Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh
Direktur. Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Manokwari Nomor
800/749.3/DIR-RS/VIII/2018 tanggal 10 Agustus 2018 tentang Jenis Asuhan Dan
Pelayanan Rumah Sakit Umum Manokwari, Instalasi yang terdapat pada RSUD
Kabupaten Manokwari meliputi:
a. Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
b. Instalasi Bedah Sentral ( IBS )
c. Instalasi Farmasi
d. Instalasi Laboratorium
e. Instalasi Radiologi
f. Instalasi Fisioterapi

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 22
g. Instalasi Gizi
h. Instalasi Pemulasaran Jenazah
i. Instalasi Rawat Jalan
j. Instalasi Rawat Inap
k. Instalasi Rekam Medik
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang tugasnya.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan rumah
sakit daerah secara profesional sesuai dengan kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur. Tiap Kelompok
dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk diantara tenaga fungsional
yang ada di lingkungan rumah sakit. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan
Fungsional terdiri dari:
a. Staf Medis Fungsional
Staf Medis Fungsional merupakan dokter-dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional seperti dokter ahli, dokter umum, dan dokter gigi. Staf Medis
Fungsional bertugas melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat dari
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan
dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Dalam
melaksanakan tugas Staf Medis Fungsional dapat menggunakan pendekatan tim
bersama dengan tenaga profesional yang terkait.
b. Staf Paramedis Fungsional
Staf Paramedis Fungsional merupakan kelompok profesi yang dipimpin oleh seorang
Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota kelompok untuk masa jabatan tertentu yang
ditetapkan dengan Keputusan Direktur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan seperti perawat, analis kesehatan, gizi, radiologi, fisioterapi, farmasi, dan
lainnya. Staf Paramedis Fungsional bertugas mendukung proses pelayanan rumah
sakit sesuai profesi masing-masing secara profesional. Ketentuan mengenai tugas
profesi Staf Paramedis Fungsional ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
c. Staf Non Medis Fungsional
Staf Non Medis Fungsional adalah tenaga-tenaga yang bertugas di bidang pelayanan
khusus dan tidak berkaitan secara langsung dengan pelayanan terhadap pasien. Staf
Non Medis Fungsional bertugas mendukung proses pelayanan di rumah sakit sesuai
kompetensi masing-masing secara professional

B. PROSES TATA KELOLA

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 23
1. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas dilakukan dengan Surat
Keputusan Bupati. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan Pejabat Pengelola Rumah Sakit.
b. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas didasarkan mekanisme uji kelayakan dan
kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional, mandiri
dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Kriteria anggota Dewan Pengawas yang dapat diusulkan adalah yang memiliki
dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan rumah
sakit; dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas; mempunyai
kompetensi dalam bidang manajemen keuangan serta sumber daya manusia dan
komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik; mampu melaksanakan
perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi
anggota direksi atau komisaris, ataupun dewan pengawas yang dinyatakan bersalah
sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau orang yang tidak pernah
melakukan tindak pidana yang merugikan daerah/negara.
d. Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur pejabat OPD dan unsur pejabat
pengelola keuangan daerah (SKPKD) serta tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
rumah sakit.
e. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama lima tahun dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
f. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh
Bupati. Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum habis masa jabatannya
dilakukan apabila anggota Dewan Pengawas terbukti :
1) tidak melaksanakan tugasnya dengan baik;
2) tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
3) terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit;
4) dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan tindak pidana
kejahatan dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya
dalam melaksanakan pengawasan terhadap rumah sakit.
2. Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Pengelola
a. Pejabat pengelola BLUD-RSUD Kabupaten Manokwari dapat terdiri dari pegawai
negeri sipil dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan
kebutuhan BLUD.
b. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola BLUD-RSUD yang berasal dari
pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan di
bidang kepegawaian.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 24
c. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola BLUD-RSUD yang berasal dari
tenaga profesional non pegawai negeri sipil diatur oleh Kepala Daerah atas usul
Pemimpin BLUD.
d. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Pengelola BLUD-RSUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
e. Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan
kepatutan (fit and proper test) secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
f. Masa jabatan Pejabat Pengelola ditetapkan selama 5 tahun dan dapat diangkat
kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
g. Pejabat pengelola diberhentikan karena :
1) meninggal dunia;
2) berhalangan secara tetap selama tiga bulan berturut-turut;
3) tidak melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik;
4) melanggar misi, kebijakan atau ketentuan lain yang telah digariskan;
5) mengundurkan diri karena alasan yang patut;
6) terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum yang diancam dengan pidana
penjara sekurang-kurangnya 5 tahun.
7) Pejabat Pengelola yang berasal dari PNS dapat diberhentikan sebelum habis
masa jabatannya oleh Bupati setelah berkoordinasi dengan Badan
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Daerah.
3. Standar Pelayanan Minimum (SPM)
a. Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum
yang diberikan BLUD/rumah sakit, pemimpin rumah sakit menyusun standar
pelayanan minimal rumah sakit dan mengusulkan kepada Kepala Daerah untuk
memperoleh penetapan.
b. Standar pelayanan minimal disusun dengan mempertimbangkan kualitas
layanan, pemerataan, dan kesetaraan layanan serta kemudahan untuk
mendapatkan layanan.
c. Standar pelayanan minimal yang disusun harus fokus pada jenis layanan, dapat
diukur, dapat dicapai, relevan dan dapat diandalkan serta tepat waktu.
d. Rumah sakit menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan
pencapaian SPM.
e. Standar pelayanan minimal dijadikan sebagai dasar penyusunan kerangka
pembiayaan dalam rencana strategis.
f. SPM dijadikan acuan bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan pembinaan.
g. Pemerintah Daerah melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan dan
pencapaian indikator SPM.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 25
4. Rencana Strategis
a. Direktur RSUD Kabupaten Manokwari sebagai Pemimpin BLUD menyusun
rencana strategis rumah sakit yang merupakan rencana strategis lima tahunan yang
mencakup pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja,
rencana pencapaian lima tahunan (gambaran program lima tahunan, pembiayaan
lima tahunan, penanggung jawab program dan prosedur pelaksanaan program), serta
proyeksi keuangan lima tahunan rumah sakit, dengan metode:
1) Evaluasi kinerja tahun berjalan.
2) Analisis SWOT.
3) Penentuan posisi organisasi.
4) Penetapan strategi.
5) Perumusan tujuan, sasaran dan program.
6) Perumusan indikator kinerja.
7) Penetapan target kinerja lima tahun.
8) Proyeksi keuangan lima tahun.
b. Rencana strategis rumah sakit disahkan oleh Dewan Pengawas.
c. Rencana strategis dipergunakan sebagai dasar penyusunan rencana bisnis
anggaran (RBA) rumah sakit/BLUD.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 26
5. Pengadaan Barang dan Jasa
a. Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan berdasarkan prinsip efisien, efektif,
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat.
b. Direktur sebagai pemimpin rumah sakit menetapkan ketentuan pengadaan
barang dan jasa dan mengajukannya kepada Kepala Daerah untuk mendapatkan
persetujuan terkait dengan sumber penerimaan yang berasal dari pendapatan
fungsional RSUD.
c. Dana yang berasal dari APBN/APBD tetap mengikuti peraturan pengadaan
barang dan jasa yang berlaku.
d. Ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan pemimpin rumah
sakit dimaksud, harus dapat menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih
bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana dan cepat serta mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran pelayanan BLUD.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 27
BAB III PROSEDUR KERJA

A. Hubungan dan Mekanisme Kerja Atas Posisi Jabatan dan Fungsi


Dalam melaksanakan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab, setiap unsur struktural
dan fungsional di lingkungan RSUD Kabupaten Manokwari wajib menerapkan prinsip
koordinasi dan integrasi yang memungkinkan setiap prosedur pada tiap unit yang telah
ditetapkan dapat berjalan untuk mencapai tujuannya.
Atasan sebagai penanggungjawab kegiatan pada masing-masing unit bertanggungjawab
untuk melakukan pengawasan kepada bawahannya masing-masing dan apabila terjadi
penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Disamping itu, atasan melakukan pembinaan dan bimbingan
terhadap bawahannya sesuai bidang tugas masing-masing. Secara garis besar berdasarkan
struktur organisasi RSUD Kabupaten Manokwari, telah diuraikan tugas pokok dan fungsi
masing-masing bagian dimana setiap pejabat bertanggungjawab kepada atasan dan
melakukan koordinasi serta penilaian kinerja terhadap bawahannya. Berikut merupakan pola
hubungan dan mekanisme kerja yang berlaku pada RSUD Kabupaten Manokwari:
1. Dalam melaksanakan tugas Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,
Kepala Seksi, dan setiap pimpinan satuan organisasi wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan pendekatan lintas fungsi (crossfunctional approach)
secara vertikal dan horisontal baik di lingkungannya maupun dengan instalasi lain sesuai
tugas masing-masing;
2. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
bawahannya;
3. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasan
langsung sesuai tugas bidangnya.
4. Penyusunan prosedur kerja mengikuti standar akreditasi yang telah ditetapkan;
5. Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala Instalasi wajib menyampaikan laporan berkala
kepada atasannya masing-masing; dan
6. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala
satuan organisasi di bawahnya dan jabatan fungsional umum dalam rangka pemberian
bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat
berkala.

B. Standar Operasional Prosedur


Prosedur kerja untuk setiap proses pengelolaan RSUD Kabupaten Manokwari telah
didokumentasikan dalam bentuk Standard Operating Procedures (SOP). SOP tersebut telah

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 28
disosialisasikan dan diimplementasikan di setiap instalasi dan unit kerja terkait. Dengan
adanya SOP diharapkan pelaksanaan proses kegiatan dan pelayanan pada setiap unit kerja
dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan ketentuan. SOP dapat dijadikan sebagai dasar
evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap kegiatan/program rumah sakit.
SOP pada RSUD Kabupaten Manokwari dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan,
pelayanan penunjang kesehatan maupun pelayanan manajemen dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. SOP Pelayanan Medik
a. SOP Pelayanan Gawat Darurat
b. SOP Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
c. SOP Asesmen Awal Medis IGD
d. SOP Observasi Pasien di Instalasi Gawat Darurat
e. SOP Verifikasi Identitas Pasien IGD dan Rawat Jalan
f. SOP Penandaan Lokasi Operasi
g. SOP Panduan Keselamatan Bedah
h. SOP Perawatan Penderita Pasca Bedah Laparatomi
i. SOP Alur Pelayanan Pasien TB Rawat Inap
j. SOP Alur Pelayanan Pasien TB Rawat Jalan
k. SOP Asesmen Medis Pasien Rawat Inap
l. SOP Visite Rawat Inap
m. SOP Pelayanan Pelanggan Rawat Inap Pulang
n. SOP Pelayanan Pelanggan Rawat Inap Umum, BPJS, dan Jamkesda/SKTM
o. SOP Asesmen Awal Medis Pasien Rawat Jalan
p. SOP Pengisian Resume Rawat Jalan
q. SOP Pelayanan Medik Lainnya
2. SOP Pelayanan Penunjang Medik
a. SOP Pengisian Berkas Rekam Medis
b. SOP Cara Pengambilan Spesimen
c. SOP Penyimpanan dan Pengawetan Spesimen
d. SOP Penelusuran atau Tracking Spesimen
e. SOP Pemisahan Serum atau Plasma
f. SOP Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus
g. SOP Tindakan Pencegahan Terhadap Bahaya Bahan Infeksi Di Laboratorium
h. SOP Pengujian Reagen Laboratorium
i. SOP Permintaan Pemeriksaan Pasien Umum dari Rawat Jalan
j. SOP Konsultasi Gizi Rawat Jalan
k. SOP Konsultasi Gizi Rawat Inap
l. SOP Alur Proses Pengelolaan Gizi
m. SOP Pembuatan Obat Racikan

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 29
n. SOP Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
o. SOP Pelayanan Informasi Obat (PIO)
p. SOP Pemberian Obat
q. SOP Persiapan dan Penyimpanan Obat High Alert
r. SOP Monitoring Efek Samping Obat
s. SOP Perencanaan Kebutuhan Perbekalan Farmasi
t. SOP Pengadaan Obat BPJS dan Jamkesda Serta Barang Habis Pakai
u. SOP Penyediaan Obat Emergency
v. SOP Pembuangan Limbah Radiologi
w. SOP Pemeriksaan Thorax AP/PA
x. SOP Pemulasaran Jenazah
y. SOP Penggunaan Ambulan Jenazah
z. SOP Pelayanan Penunjang Medik Lainnya
3. SOP Pelayanan Manajemen
a. SOP Penempatan Staf, Program Orientasi, Mutasi dan Rotasi
b. SOP Surat Masuk dan Surat Keluar
c. SOP Penyusunan SPO (Standar Prosedur Operasional)
d. SOP Diseminasi Program dan Informasi
e. SOP Diklat Struktural/Kepemimpinan
f. SOP Diklat Internal Fungsional/Teknis
g. SOP Pemberian Cuti Pegawai
h. SOP Daftar Hadir Absensi
i. SOP Kartu Istri dan Kartu Suami
j. SOP Kenaikan Pangkat PNS Daerah
k. SOP Laporan Data Ketenagaan
l. SOP Pembuatan Program Kepegawaian
m. SOP Proses Penetapan Angka Kredit
n. SOP Pelaksanaan Pensiun PNS/Meninggal Dunia
o. SOP Pemeriksaan/Pembinaan Pegawai Indisipliner
p. SOP Pelayanan Manajemen Lainnya.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 30
BAB IV PENGELOMPOKAN
FUNGSI

A. Pengertian Pengelompokan Fungsi Yang Logis


Pengelompokan fungsi yang logis menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam
rangka efektifitas pencapaian organisasi. Pengelompokan fungsi juga merupakan salah satu
fungsi manajemen organisasi dan mempermudah manajemen dalam hal pengawasan dan
menentukan kebutuhan SDM guna melaksanakan tugas dan fungsi.
Secara umum pengelompokan fungsi pada RSUD Kabupaten Manokwari terdiri dari:
1. Fungsi Pelayanan Medik
2. Fungsi Penunjang Medik
3. Fungsi Manajemen

B. Fungsi Pelayanan Medik


Pelayanan Medik merupakan serangkaian kegiatan yang diberikan kepada pasien sesuai
standar pelayanan medik yang telah ditentukan dan biasanya pada pelayanan tersebut
digunakan sumberdaya serta fasilitas rumah sakit yang optimal.
Berdasarkan struktur organisasi RSUD Kabupaten Manokwari, fungsi pelayanan medik
dilakukan oleh Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik dalam hal pelaksanaan pelayanan
medis serta Instalasi RSUD Kabupaten Manokwari meliputi:
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
3. Instalasi Fisioterapi
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Inap
Pelayanan medik pada RSUD Kabupaten Manokwari beberapa sudah
dilaksanakan dalam 24 jam seperti Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dan
Rawat Inap. Pelayanan medik harus selalu berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien. Dalam menjamin mutu dan keselamatan pasien,
seluruh pegawai RSUD Kabupaten Manokwari harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur opersional yang

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 31
berlaku, serta sesuai dengan etika yang berlaku di RSUD Kabupaten
Manokwari.

C. Fungsi Penunjang Medik


Fungsi Penunjang Medik merupakan organ penting yang mendukung terciptanya pelayanan
yang prima bagi rumah sakit. Fungsi Penunjang Medik pada RSUD Kabupaten Manokwari
dilakukan oleh:
1. Instalasi
Instalasi penunjang medik meliputi:
a) Instalasi Farmasi
b) Instalasi Laboratorium
c) Instalasi Radiologi
d) Instalasi Gizi
e) Instalasi Pemulasaran Jenazah
f) Instalasi Rekam Medik
2. Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik
Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik memiliki fungsi pelaksanaan pelayanan
penunjang medik, koordinasi kegiatan penunjang medik, perencanaan kebutuhan dan
pembinaan SDM penunjang medik, perencanaan kebutuhan alat-alat penunjang medik,
dan melakukan pengawasan pengendalian serta evaluasi kegiatan pelayanan penunjang
medik
3. Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Rekam Medik
Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Rekam Medik memiliki fungsi koordinasi
penyusunan program kerja dengan seluruh bidang-bidang di rumah sakit, penyusunan
dan penyajian data statistik rekam medik dan analisis serta evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program, membantu Direktur dalam kebijakan pengembangan rumah sakit,
pelayanan rekam medik serta pengembangan SDM.

D. Fungsi Manajemen
Selain melaksanakan Fungsi Pelayanan Medik dan Penunjang Medik, RSUD Kabupaten
Manokwari dituntut untuk melaksanakan Fungsi Manajemen untuk menjamin kelancaran
pengelolaan organisasi. Fungsi Manajemen pada RSUD Kabupaten Manokwari dilakukan
oleh:
1. Bagian Kesekretariatan
Bagian Kesekretariatan mempunyai fungsi membantu dan memberikan pelayanan teknis
dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan RSUD Kabupaten Manokwari
meliputi:
a) Pelaksanaan pengelolaan, administrasi dan pembinaan pegawai

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 32
b) Pelaksanaan urusan ketatausahaan
c) Pelaksanaan urusan perlengkapan, sarana prasarana dan rumah tangga
d) Pelaksanaan evaluasi, pelaporan, hukum, dan perpustakaan
e) Penyelenggaraan hubungan dengan masyarakat dan pemasaran sosial
f) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi lain yang terkait
2. Bidang Keuangan
Bidang Keuangan mempunyai fungsi pengelolaan keuangan meliputi:
a) Penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja melalui penyusunan
rencana strategi dan rencana bisnis aggaran (RBA);
b) Pengelolaan pendapatan dan belanja melalui pengelolaan kas, utang dan piutang;
c) Penyusunan kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi;
d) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan, akuntansi, dan
penyusunan laporan keuangan.

3. Komite
Komite-Komite RSUD Kabupaten Manokwari telah diakomodir dalam Struktur Organisasi
RSUD Kabupaten Manokwari. Komite-Komite Rumah Sakit terdiri dari Komite Medik dan
Komite Keperawatan. Komite-Komite Rumah Sakit membantu Direktur atas pengurusan
Rumah Sakit berkaitan dengan pelayanan pasien, baik jenis, jumlah dan mutu layanan.
Antar satu komite dengan komite lainnya dapat saling berkoordinasi untuk
menyelesaikan pelayanan kesehatan yang ada.
4. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal (SPI) merupakan unit pengawas internal rumah sakit yang
dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur dan bersifat
independen. Dalam melaksanakan fungsinya, SPI bertanggung jawab langsung kepada
Direktur.
Satuan Pengawas Internal sebagai unit organisasi rumah sakit dalam bidang tugas
pemeriksaan internal tidak boleh dibebani tanggung jawab bidang operasional.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 33
BAB V PENGELOLAAN SUMBER
DAYA MANUSIA

A. Penerimaan dan Pengangkatan Pegawai


Penerimaan dan Pengangkatan Pegawai RSUD Kabupaten Manokwari telah diatur melalui
Keputusan Direktur Nomor 800/KEP-DIR/VII/2018 tanggal 25 Juli 2018 tentang Kebijakan
Rekruitmen, Seleksi Dan Penetapan Pegawai di Rumah Sakit Umum Manokwari. Kebijakan
terkait penerimaan dan pengangkatan pegawai RSUD Kabupaten Manokwari meliputi:
1. Rumah sakit terus mengembangkan proses untuk rekruitmen, evaluasi dan penetapan
staf dan prosedur penetapan lainnya.
2. Keputusan untuk melakukan proses rekruitmen melalui pembicaraan antar para
pimpinan di RSUD Kabupaten Manokwari.
3. Mekanisme pengajuan pengadaan pegawai sesuai dengan kebijakan tentang
pengembangan pegawai di RSUD Kabupaten Manokwari.
4. Rekruitmen dan seleksi pegawai menjadi tanggung jawab Bagian Sumber Daya Manusia
di bawah pembinaan Direktur Umum dan Keuangan.
5. Proses seleksi melibatkan Direktur Umum dan Keuangan, Direktur Medis, Manajer,
Kepala Bagian SDM maupun Unit Kerja terkait sebagai tim rekruitmen dan seleksi
pegawai untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas sesuai yang dibutuhkan.
6. Proses seleksi pegawai medis melibatkan Komite Medik dan Komite Keperawatan untuk
memberikan rekomendasi.
7. Pengambilan keputusan terkait hasil seleksi diputuskan bersama tim seleksi pegawai
dan disetujui oleh Direktur Utama.
8. Kandidat pegawai yang lolos seleksi dilakukan penetapan status kepegawaian sesuai
dengan sistem kepegawaian yang berlaku di RSUD Kabupaten Manokwari.
9. Pengakuan masa kerja diterapkan kepada status pegawai tetap dan masa kerja yang
diperhitungkan dapat berpengaruh terhadap status grade, kompetensi, tetapi tidak
dihitung sebagai masa bakti di RSUD Kabupaten Manokwari.
10. Penetapan pegawai melalui surat keputusan Direktur Utama.

B. Sistem Remunerasi
Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium,
insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau pensiun. RSUD Kabupaten Manokwari
telah menyiapkan Sistem Remunerasi dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 34
Pejabat pengelola dan pegawai dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung
jawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan. Remunerasi ditetapkan oleh Kepala
Daerah berdasarkan usulan yang diajukan oleh Direktur RSUD Kabupaten Manokwari melalui
Sekretaris Daerah.

C. Pengembangan Pegawai
RSUD Kabupaten Manokwari melaksanakan kebijakan yang tidak diskrimanitif atas
pengembangan pegawai/staf dengan memberikan kesempatan yang sama dalam
pengembangan pegawai dan program diklat. RSUD Kabupaten Manokwari telah memiliki
Standar Operasional Prosedur terkait Diklat Eksternal Fungsional/Teknis Profesi guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan teknis/fungsional profesi Sumber Daya
Manusia di RSUD sesuai dengan kompetensinya dan skala prioritas. Tujuan Diklat Eksternal
Fungsional/Teknis Profesi antara lain:
1. Untuk meningkatkan kualitas/kemampuan teknis/fungsional Sumber Daya Manusia di
lingkungan Rumah Sakit.
2. Untuk meningkatkan wawasan Sumber Daya Manusia di lingkungan Rumah Sakit sesuai
perkembangan IPTEK

D. Pembinaan dan Pengawasan Pegawai


RSUD Kabupaten Manokwari senantiasa melaksanakan pembinaan dan pengawasan
pegawai dengan cara:
1. Setiap kebijakan rumah sakit yang terkait dengan pegawai harus disusun secara
transparan, mengakomodasikan kepentingan pegawai dan didasarkan pada peraturan
perundang-undangan.
2. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilakukan secara terstruktur, adil dan
transparan, sehingga dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar perhitungan
remunerasi.
3. Rumah sakit memberikan kesempatan yang sama kepada semua pegawai dalam
menempuh jenjang karir tanpa membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras, dan
antar golongan.
4. Rumah sakit dapat memberikan penghargaan yang pantas kepada pegawai yang
berprestasi, dan sebaliknya rumah sakit memberikan sanksi sesuai dengan tingkat
kesalahan termasuk tindakan tegas berupa pemecatan atau pemutusan hubungan kerja
(sistem reward and punishment).
5. Rumah sakit menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan tingkat kesehatan
dan keselamatan kerja pegawai.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 35
6. Dalam membina hubungan kerja dengan pegawai, rumah sakit menghormati hak asasi
termasuk hak dan kewajiban pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

E. Penghargaan dan Sanksi


RSUD Kabupaten Manokwari dapat memberikan penghargaan yang pantas kepada pegawai
yang berprestasi dan sebaliknya, RSUD Kabupaten Manokwari memberikan sanksi sesuai
dengan tingkat kesalahan termasuk tindakan tegas berupa pemecatan atau pemutusan
hubungan kerja (sistem reward and punishment). RSUD Kabupaten Manokwari telah
menyusun kebijakan terkait pembentukan Komite Etik guna menegakkan sanksi atas
pelanggaran Kode Etik yang berlaku pada RSUD Kabupaten Manokwari.

F. Pemberhentian Pegawai
RSUD Kabupaten Manokwari telah merumuskan aturan terkait pemberhentian pegawai, yaitu:
1. Pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai RSUD Kabupaten Manokwari dapat
dilakukan secara terhormat dan/atau tidak terhormat.
2. Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain karena meninggal dunia, atas
permintaan sendiri, mencapai batas usia pensiun, tidak cakap jasmani dan atau rohani,
adanya penyederhanaan organisasi.
3. Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat, apabila :
a. melakukan usaha dan atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945 dan/atau terlibat dalam gerakan atau melakukan
kegiatan yang menentang Negara dan Pemerintah.
b. dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan yang ada maupun tidak ada hubungannya dengan jabatan.
4. Pemberhentian pejabat pengelola/pegawai dari PNS dilakukan sesuai dengan peraturan
pemberhentian PNS.
5. Pemberhentian pejabat pengelola/pegawai dari non PNS dilakukan sesuai dengan
ketentuan :
a. Pemberhentian atas permintaan pegawai sendiri dilakukan apabila yang
bersangkutan mengajukan permohonan pemberhentian sebagai pegawai baik pada
masa kontrak dan/atau tidak memperpanjang masa kontraknya;
b. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun.
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja dilaksanakan dengan berpedoman pada
ketentuan-ketentuan kepegawaian yang berlaku

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 36
BAB VI KEBIJAKAN
AKUNTABILITAS
A. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja
RSUD Kabupaten Manokwari dikelola berdasarkan sistem pertanggungjawaban dan
akuntabilitas publik sebagai alat monitoring dan evaluasi kinerja rumah sakit. Akuntabilitas
merupakan perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai visinya yang ditetapkan melalui
sistem pertanggungjawaban secara periodik dan dimonitor dengan menggunakan indikator
kinerja yang ditetapkan oleh rumah sakit.
Sistem akuntabilitas berbasis kinerja merupakan instrumen yang digunakan dalam memenuhi
kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan misi
organisasi dan terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, meliputi
perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja,
sebagai berikut :
1. Direktur RSUD sebagai kepala OPD sekaligus Pemimpin BLUD-RSUD menyusun
rencana strategis lima tahunan selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) melalui perumusan visi, misi, faktor-faktor kunci
keberhasilan, tujuan, sasaran, dan strategi rumah sakit (kebijakan, program, kegiatan)
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
2. Proses penyusunan/perumusan visi, misi, faktor-faktor kunci keberhasilan, tujuan,
sasaran, dan strategi melibatkan semua pejabat terkait (bottom up input) yang akan
melaksanakan dan mengupayakan dijalankannya strategi tersebut.
3. Direktur sebagai Kepala OPD sekaligus Pemimpin BLUD-RSUD merumuskan indikator
kinerja rumah sakit dengan berpedoman pada kegiatan yang dominan, menjadi isu
nasional dan/atau signifikan bagi pencapaian visi dan misi organisasi.
4. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dipantau dan dikendalikan dengan seksama serta
diukur pencapaian kinerjanya dengan cara membandingkan kinerja aktual dengan
rencana atau target serta membandingkan kinerja aktual dengan tahun-tahun
sebelumnya untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pengelolaan rumah sakit.
5. Secara periodik pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pengelolaan rumah
sakit oleh setiap unit kerja wajib dibuatkan laporan kinerja dan disampaikan kepada
atasan terkait. Direktur menyampaikan laporan kinerja RSUD Kabupaten Manokwari
kepada Bupati Manokwari dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 37
6. Secara periodik dilakukan evaluasi capaian kinerja dengan cara menganalisis hasil
pengukuran kinerja, menginterpretasikan data yang diperoleh, dan membuat
pembobotan (rating) keberhasilan/efektifitas pencapaian program.
7. Secara periodik dilakukan evaluasi atas pencapaian program terkait dengan visi dan misi
rumah sakit dan pemerintah.

B. Kebijakan Keuangan
1. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan Keuangan merupakan keseluruhan kegiatan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan yang dapat dijabarkan secara lebih komprehensif sebagai berikut :
a. Perencanaan dan panganggaran
1) Direktur selaku Kepala OPD sekaligus sebagai Pemimpin BLUD menyusun
anggaran rumah sakit dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan
dan penganggaran dalam bentuk RBA (basis akrual) dan ikhtisar RBA (basis
kas) untuk dikonsolidasikan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD.
2) Tahapan dan jadwal proses penyusunan RBA mengikuti tahapan dan jadwal
penyusunan APBD.

b. Pelaksanaan anggaran dan penatausahaan


1) Rumah sakit melaksanakan anggaran berdasarkan DPA RSUD yang telah
disahkan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
2) Pejabat pengelola rumah sakit/pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran,
pengguna barang/kuasa pengguna barang dan bendahara penerimaan
maupun bendahara pengeluaran serta bendahara barang menyelenggarakan
penatausahaan keuangan/barang rumah sakit sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3) Penatausahaan rumah sakit didasarkan pada prinsip pengelolaan keuangan
bisnis/barang yang sehat dan diselenggarakan secara tertib, efektif, efisien,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
4) Untuk pelaksanaan operasional BLUD, Direktur menetapkan kebijakan dan
prosedur penatausahaan keuangan BLUD untuk disampaikan kepada PPKD.
c. Pelaporan dan pertanggungjawaban
1) Direktur RSUD Kabupaten Manokwari selaku Kepala OPD/Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang menyusun Laporan Keuangan
pertanggungjawaban rumah sakit dan menyampaikannya kepada Bupati

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 38
melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) disertai dengan laporan
kinerja rumah sakit.
2) Laporan keuangan rumah sakit terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
3) Laporan kinerja memuat ringkasan keluaran dari masing-masing kegiatan dan
hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam
DPA Rumah Sakit.
4) Setiap triwulan BLUD-OPD menyampaikan laporan operasional dan laporan
arus kas kepada PPKD dalam waktu paling lambat 15 (lima belas) hari setelah
periode pelaporan berakhir.
5) Setiap semesteran dan tahunan BLUD-OPD wajib menyampaikan laporan
keuangan secara lengkap yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) disertai laporan kinerja kepada PPKD untuk
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan pemerintah daerah, dan disertai
pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh Direktur/Pemimpin
BLUD dalam waktu paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan
berakhir.
d. Pengawasan keuangan
1) Untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan dan kinerja rumah sakit
wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Satuan Pengawas Intern Rumah Sakit melakukan review atas laporan
keuangan dan kinerja dalam rangka meyakini keandalan informasi yang
disajikan sebelum disampaikan oleh pemimpin Rumah sakit kepada pihak-yang
berkepetingan.
3) Laporan keuangan rumah sakit tahunan diaudit oleh auditor eksternal sesuai
peraturan perundang-undangan.
2. Kebijakan Tarif
a. Tarif layanan setelah penerapan PPK-BLUD ditetapkan oleh Kepala Daerah.
b. Tarif layanan setelah penerapan PPK-BLUD disusun atas dasar perhitungan biaya
satuan per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan termasuk imbal
hasil yang wajar dari investasi dana untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya
per unit layanan. Tarif layanan dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis
layanan RSUD.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 39
c. Tarif layanan RSUD ditetapkan dengan mempertimbangkan kontinuitas dan
pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan
kompetisi yang sehat.
d. Tarif layanan untuk kelas 3 diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
e. Peraturan Kepala Daerah mengenai tarif layanan BLUD dapat dilakukan perubahan
sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan. Perubahan tarif dapat dilakukan
secara keseluruhan maupun per unit layanan.
3. Kebijakan Subsidi
Dalam penerapan tarif yang belum sepenuhnya dapat menutup unit cost layanan maka
masih diperlukan subsidi baik dari Pemerintah Daerah maupun dari Pemerintah Pusat.
Kebijakan subsidi terdiri dari:
a. Subsidi yang bersifat tetap adalah biaya pegawai RSUD yang merupakan belanja gaji
dan tunjangan yang menjadi beban DPA RSUD.
b. Subsidi yang bersifat tidak tetap adalah biaya yang diperoleh RSUD digunakan untuk
memenuhi kekurangan belanja modal dan belanja barang/jasa dengan jumlah sesuai
dengan kebutuhan.
4. Sistem Akuntansi dan Keuangan
a. Dalam rangka pemenuhan akuntabilitas keuangan, maka RSUD Kabupaten
Manokwari mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan berpedoman
pada standar akuntansi pemerintahan yang berlaku untuk BLUD-RSUD.
b. RSUD Kabupaten Manokwari selaku OPD menerapkan sistem akuntansi
pemerintahan daerah yang ditetapkan dalam peraturan kepala daerah dengan
mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan
daerah.
c. Sistem akuntansi yang dikembangkan meliputi serangkaian prosedur mulai dari
proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban BLUD-RSUD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
d. Setiap transaksi keuangan BLUD-RSUD dicatat dalam dokumen pendukung yang
dikelola secara tertib.
e. Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan pemimpin BLUD
mengembangkan dan menerapkan kebijakan akuntansi yang berpedoman pada
standar akuntansi sesuai jenis layanannya yang digunakan sebagai dasar
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas
dana, serta pendapatan dan biaya yang disahkan oleh Kepala Daerah sesuai Pasal
99 ayat 5 Permendagri 79 Tahun 2018.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 40
C. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
Rumah sakit merupakan pelayanan publik yang mempunyai risiko yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya tehadap pegawai RSUD Kabupaten Manokwari tetapi juga
terhadap pasien maupun pengunjung. Dengan demikian, pihak RSUD Kabupaten Manokwari
seharusnya menerapkan upaya-upaya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan
mengelolanya secara baik. Salah satu upaya mengurangi/mengendalikan risiko K3 adalah
keberadaan instalasi pengelolaan limbah. Pengelolaan limbah di rumah sakit dilaksanakan
meliputi pengelolaan limbah padat, cair, bahan gas yang bersifat infeksius, bahan kimia
beracun dan sebagian bersifat radioaktif, yang diolah secara terpisah. Tujuan pengelolaan
lingkungan dan limbah adalah terciptanya cara kerja, dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan pegawai RSUD Kabupaten
Manokwari. Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah yang berlaku di RSUD Kabupaten
Manokwari yaitu:

1. Penanggungjawab Pengelolaan Lingkungan dan Limbah


Direktur bertanggung jawab terhadap pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit
sesuai dengan persyaratan kesehatan lingkungan bagi rumah sakit dan
penyelenggaraannya yang ditentukan peraturan perundang-undangan.
2. Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit
dilakukan oleh Dinas/Badan Lingkungan Hidup setempat.
3. Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan meliputi pemeliharaan ruang bangunan dan halaman rumah
sakit; penyehatan hygiene dan sanitasi makanan minuman; penyediaan air minum dan
air bersih, pengelolaan limbah (medis dan non medis); pengelolaan tempat pencucian
(laundry); pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu; penyelenggaraan
disinfeksi dan sterilisasi; pengendalian radiasi dan pengamanan dampak radiasi; serta
upaya promosi kesehatan dan aspek kesehatan lingkungan kepada pasien, keluarga
pasien, pengunjung, karyawan dan anggota keluarganya serta mayarakat lain yang
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Pemeliharaan Ruangan Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
1) Pemeliharaan ruangan bangunan dan halaman rumah sakit meliputi lingkungan
bangunan rumah sakit, kontruksi bangunan, ruang bangunan, kualitas udara
ruangan, pencahayaan, penghawaan, kebisingan, fasilitas sanitasi rumah sakit,
jumlah tempat tidur, serta lantai dan dinding, sebagai berikut :
2) Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan
bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang
memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 41
tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan
binatang pengganggu lainnya.
3) Beberapa ruangan dilakukan penghawaan buatan melalui pemasangan Air
Conditioner (AC) terutama untuk ruang Operasi, Radiologi, Ruang Dokter,
Ruang Pertemuan, Ruang Perawatan, Poliklinik dan Perkantoran.
4) Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) satu kali sebulan
dilakukan disinfeksi dengan menggunakan aerosol dan/atau disaring dengan
electron presipitator atau penyinaran ultra violet.
5) Tersedia tempat sampah yang kuat, tahan karat dan kedap air dengan penutup
dan kantong plastik dengan warna dan lambang sesuai pedoman, minimal satu
buah tiap kamar dan/atau setiap radius 10m, dan radius 20 m pada ruang
terbuka.
6) Tersedia tempat pengumpulan sampah dan penampungan sampah sementara
segera setelah didesinfeksi dan/atau dikosongkan.
7) Pengangkutan sampah dari ruangan/unit ke tempat pengumpulan sampah
sementara dan ke tempat pembuangan terakhir dilaksanakan dengan
menggunakan alat pengangkut khusus melalui jalur yang telah ditetapkan.
b. Penyehatan Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
1) Makanan dan minuman di rumah sakit meliputi semua makanan dan minuman
yang disajikan dan dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan; makanan
dan minuman yang dijual di lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar
rumah sakit.
2) Pengelolaan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman dilakukan mulai dari
pengadaan bahan makanan dan makanan jadi, penyimpanan bahan makanan
dan makanan jadi, pengolahan bahan makanan dan makanan jadi serta
pengawasan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman.
3) Bahan makanan dan makanan jadi dari instalasi gizi atau dari luar rumah
sakit/jasa boga diperiksa secara fisik dan laboratoruim minimal 6 ( enam )
bulan sekali.
4) Pengawasan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman dilakukan baik
secara internal maupun ekternal. Pengawasan internal dilakukan oleh petugas
sanitasi atau petugas penanggung jawab kesehatan lingkungan rumah sakit.
Pengawasan dilakukan dengan pemeriksaan parameter mikrobiologi, dan
parameter kimiawi secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal
2 (dua) kali dalam setahun.
5) Pengawasan secara eksternal dilakukan secara uji petik oleh Petugas Sanitasi
Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Kabupaten setempat secara insidentil atau
mendadak untuk menilai kualitas.
c. Penyediaan Air Minum

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 42
a. Sumber penyediaan air minum untuk keperluan rumah sakit berasal dari
PDAM, dan sumber lainnya harus memenuhi syarat kualitas air minum sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan.
b. RSUD melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih rumah
sakit minimal satu tahun sekali. Pengawasan kualitas air dilakukan secara
berkala :
a) Uji bakteriologi dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan/atau laboratorium kompeten.
b) Uji kimiawi dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan/atau laboratorium kompeten.
4. Pengelolaan Limbah
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas serta merupakan bahan yang tidak digunakan
ataupun yang terbuang, yang dibedakan sebagai limbah medis dan non medis.
a. Pengelolaan Limbah Padat
1) Limbah padat rumah sakit terdiri dari limbah medis padat (limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi), dan limbah non medis (berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya).
2) RSUD mengelola limbah padat dengan cara meminimalisasi limbah; pemilahan,
pewadahan, pemanfaatan kembali dan/atau daur ulang, pengolahan,
pemusnahan dan pembuangan ke TPA yang telah ditetapkan Pemerintah
Daerah.
3) Pemusnahan limbah infeksius dan benda tajam dilakukan dengan incinerator
(suhu ≥ 1000C). Limbah sangat infeksius disterilisasi dengan pengolahan panas
dan basah.
4) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar dikembalikan kepada distributor,
sedangkan bila dalam jumlah kecil dan tidak mungkin dikembalikan agar
dimusnahkan melalui incinerator pada suhu diatas 1000C.
b. Pengelolaan Limbah Cair
1) Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
2) RSUD Kabupaten Manokwari memiliki sistim pengelolaan limbah cair (instalasi
pengolahan limbah cair). Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah air terolah
(effluent) dilakukan setiap bulan sekali untuk dipantau melalui uji petik tiap 3 (

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 43
tiga ) bulan sekali di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan/atau
laboratorium kompeten.
3) Penanganan limbah cair dilakukan melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) menggunakan sistem Bio Filter melalui septiktank. Pengurasan IPAL
dilakukan secara berkala dan pemantauan kualitas effluent yang layak dibuang
agar memenuhi syarat baku mutu (BOD =75mg/ltr, COD= 100mg/ltr,
TSS=100m/ltr, PH =6-9) dilakukan setiap 6 (enam) bulan.
c. Pengelolaan Limbah Gas
1) Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan
generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik.
2) Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam berat, dan dioksin dilakukan
minimal satu kali setahun. Sedangkan untuk pemusnahan bakteri patogen, virus,
dioksin, dan mengurangi jelaga pembakaran dilakukan dengan suhu minimum
1000C.
5. Pengelolaan Tempat Pencucian (laundry)
RSUD Kabupaten Manokwari menyediakan ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk
linen infeksius dan non infeksius, menyediakan ruang-ruang terpisah sesuai
kegunaannya, misal ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang alat perlengkapan
kebersihan, ruang perlengkapan cuci dll.
6. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang pengganggu Lainnya
RSUD Kabupaten Manokwari melakukan upaya untuk mengurangi populasi serangga,
tikus, dan binatang pengganggu lainnya sehingga tidak menjadi vector penularan
penyakit dengan cara :
a. pengamatan dan pembersihan jentik nyamuk secara berkala pada setiap sarana
penampungan air sekurang-kurangnya setiap satu minggu, dan jentik nyamuk
spesies lainnya;
b. pengamatan dan pembersihan keberadaan kecoa yang ditandai dengan adanya
kotoran dan telur kecoa, kecoa hidup dan mati di setiap ruangan setiap dua
minggu sekali;
c. pengamatan dan pembersihan tempat-tempat yang menjadi perkembangan tikus
setiap dua bulan sekali;
d. mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan menggunakan fly grill pada
daerah yang biasa dihinggapi lalat serta membersihkannya;
e. pengamatan dan pembersihan keberadaan kucing, anjing dan binatang
pengganggu lainnya;
f. melakukan pembersihan sarang nyamuk, pengaturan aliran pembuangan air
limbah, pengelolaan sampah, pemberantasan kecoa secara fisik dan kimiawi,

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 44
pengendalian tikus secara fisik dan pemasangan perangkap, pengendalian lalat
secara fisik, biologik dan kimiawi, dan/atau bekerjasama dengan dinas terkait
untuk pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya.
7. Penyelenggaraan Disinfeksi dan Sterilisasi
Kamar/ruang operasi dan instrument/bahan medis yang telah dipakai harus dilakukan
disinfeksi dan disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
8. Pengeloaan dan Pengamanan Dampak Radiasi
RSUD melakukan upaya pencegahan/perlindungan terjadinya kecelakaan
radiasi/dampak radiasi melalui promosi dan pencegahan atas bahaya radiasi dengan
melakukan pemantauan, investigasi dan mitigasi pada sumber, media lingkungan
dan/atau alat yang mengandung radiasi.
9. Upaya Promosi Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan
RSUD harus melaksanakan upaya promosi kesehatan (higiene dan sanitasi) rumah sakit
yang penyelenggaraannya dilakukan oleh tenaga/unit organisasi yang menangani
promosi kesehatan di lingkungan rumah sakit baik secara langsung, media cetak
maupun media elektronik kepada pasien/keluarga pasien, pengunjung, karyawan rumah
sakit serta masyarakat disekitarnya.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 45
BAB VII PENUTUP

Dokumen Tata Kelola ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan RSUD
Kabupaten Manokwari untuk menerapkan PPK-BLUD sebagaimana yang ditentukan
dalam peraturan yang berlaku. Di samping itu, sesuai Undang Undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ditetapkan bahwa rumah sakit wajib
menyelenggarakan tata kelola baik tata kelola rumah sakit (hospital by law) dan tata
kelola klinik (clinical by law), sehingga Dokumen Tata Kelola dapat dimanfaatkan
sebagai pedoman penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dimaksud.
Dokumen Tata Kelola ini memuat struktur organisasi RSUD PPK-BLUD yang
menggambarkan posisi jabatan serta hubungan wewenang dan tanggung jawab.
Struktur organisasi yang disusun menggambarkan adanya pengelompokan fungsi
secara logis, yaitu adanya pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi
pelayanan (services) dan fungsi pendukung (supporting) sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektivitas pencapaian organisasi, pola hubungan
dan mekanisme kerja secara umum bagi organ RSUD yang terdiri dari Dewan
Pengawas, Pejabat Pengelola, Satuan Pengawas Intern (SPI), Komite-Komite
RSUD, dan Staf Medik.
Di samping itu, dokumen Tata Kelola ini mengatur proses tata kelola rumah sakit
yang meliputi penyelenggaraan, pengangkatan, dan pemberhentian Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola, Standar Pelayanan Minimum (SPM), Rencana
Strategis, dan Pengadaan Barang dan Jasa. Selain mengatur proses tata kelola,
dokumen Tata Kelola ini juga mengatur mengenai pengelolaan SDM yang meliputi
penerimaan dan pengangkatan pegawai, remunerasi, pengembangan pegawai,
pembinaan dan pengawasan pegawai, penghargaan dan sanksi, dan pemberhentian
pegawai. Selain itu, kebijakan akuntabilitas juga diatur dalam dokumen Tata Kelola
yang meliputi sistem akuntabilitas berbasis kinerja, kebijakan keuangan, dan
pengelolaan lingkungan dan limbah.
Oleh karena peraturan perundangan yang terkait dengan penyelenggaraan rumah
sakit dan pengelolaan keuangan setiap saat mengalami perubahan, maka tidak

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 46
menutup kemungkinan Dokumen Tata Kelola ini dilakukan revisi dan pemutakhiran
sesuai dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ rumah sakit maupun
perubahan lingkungan internal/eksternal yang relevan.

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 47
SELF ASSESMENT DRAFT DOKUMEN POLA TATA KELOLA
RSUD KABUPATEN MANOKWARI

No Unsur yang dinilai Definisi Operasional Nilai BAB/Halaman Nilai Berdasarkan


Self Assesment

1 Struktur Organisasi Struktur organisasi menggambarkan posisi jabatan Ada struktur dan lengkap, sesuai dengan 10 BAB II / 9 10
yang ada pada SKPD dan hubungan wewenang atau Permendagri 61 Tahun 2007.
tanggung jawab
Ada struktur, kurang lengkap 6

Tidak ada struktur 0


2 Prosedur Kerja Prosedur Kerja menggambarkan wewenang atau Ada prosedur yang lengkap 10 BAB III / 27 6
tanggung jawab masing-masing jabatan dan Ada wewenang dan tanggung jawab, namun 6
prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan prosedur pelaksanaan tugas tidak lengkap
tugasnya

Ada prosedur kerja, tetapi tidak ada 4


wewenang dan tanggung jawab

Tidak ada prosedur kerja 0


3 Pengelompokan fungsi Pengelompokan fungsi yang logis merupakan Ada pengelompokkan fungsi yang logis dan 10 BAB IV / 31 10
yang logis struktur organisasi yang logis dan sesuai dengan lengkap

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 48
prinsip pengendalian intern. Pengelompokkan Ada pengelompokkan fungsi yang logis 6
fungsi-fungsi: pelayanan (services) dan pendukung tetapi penempatannya tidak sesuai.
(supporting)

Tidak ada pengelompokkan fungsi yang 0


logis.
4 Pengelolaan Sumber Pengelolaan SDM (penerimaan pegawai, Pengelolaan SDM yang lengkap 10 BAB V / 35 10
Daya Manusia (SDM) penempatan, sistem remunerasi, jenjang karir,
pembinaan termasuk sistem reward dan Pengelolaan SDM yang lengkap, kecuali 8
punishment, pemutusan hubungan kerja) kebijakan pemutusan hubungan kerja

Pengelolaan SDM lengkap kecuali kebijakan 6


mengenai pemutusan hubungan kerja dan
pembinaan

Pengelolaan SDM lengkap kecuali kebijakan 4


pemutusan hubungan kerja, pembinaan dan
jenjang karir

Pengelolaan SDM hanya memiliki kebijakan 2


rekruitment, penempatan dan sistem
remunerasi

Tidak ada sama sekali 0

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 49
5 Sistem akuntabilitas Sistem akuntabilitas berbasis kinerja Adanya sistem akuntabilitas kinerja yang 10 BAB VI / 39 10
berbasis Kinerja lengkap sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Adanya sistem akuntabilitas namun tidak 8


ada kaitannya dengan RPJMD.

Adanya sistem akuntabilitas tetapi tidak 4


memiliki alat ukur kinerja.

Adanya sistem akuntabilitas, namun tidak 2


memiliki alat ukur dan tidak berhubungan
dengan Renstra Bisnis

Tidak memiliki sistem akuntabilitas 0

6 Kebijakan keuangan Kebijakan keuangan (Kebijakan mengenai tarif Ada sistem pengelolaan keuangan 10 BAB VI / 40 6
berdasarkan unit cost dan subsidi, system akrual(SAK) yang lengkap dan kebijakan tarif
akuntansi dan keuangan.) berdasarkan unit cost

Ada sistem pengelolaan keuangan (SAP)dan 8


memiliki kebijakan tarif berdasarkan unit
cost

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 50
Menggunakan sistem keuangan (SAK atau 6
SAP) tetapi tidak memiliki kebijakan tarif
yang sesuai dengan unit cost

Ada sistem pengelolaan keuangan tetapi 4


tidak menggunakan sistem akuntansi
berbasis SAP

Adanya kebijakan tarif berbasis unit cost 2


tetapi tidak memiliki sistem akuntansi dan
keuangan

Tidak ada sistem keuangan dan kebijakan 0


tarif
7 Kebijakan pengelolaan Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah Ada kebijakan mengenai pengelolaan limbah 10 BAB VI / 44 10
lingkungan dan limbah. adalah kebijakan tentang tata cara/aturan dan lingkungan yang lengkap (kimia, fisik,
pengelolaan lingkungan dan limbah dalam usaha biologi)
tercapainya kesehatan lingkungan baik internal
maupun eksternal.
Ada kebijakan pengelolaan limbah dan 8
lingkungan kimia dan fisik

Ada kebijakan pengelolaan limbah dan 6


lingkungan kimia saja, biologi saja, atau fisik
saja

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 51
Ada pengelolaan limbah tetapi tidak ada 4
pengelolaan lingkungan

Ada pengelolaan lingkungan tetapi tidak ada 2


pengelolaan limbah

Tidak ada kebijakan pengelolaan limbah dan 0


lingkungan

62

Pola Tata Kelola


RSUD Kabupaten Manokwari 52

Anda mungkin juga menyukai