Anda di halaman 1dari 22

PERBAIKAN FAKTOR DAYA

1. Tujuan

1. Menentukan daya aktif, daya reaktif dan daya semu.


2. Menggambarkan tiga komponen daya dalam segitiga daya beserta vektor diagram
tegangan dan arus.
3. Menentukan faktor daya ( cos  ).
4. Menentukan faktor daya mendahului (leading) atau terbelakang (lagging)
5. Merancang dan menetukan nilai kapasitansi kapasitor dan daya reaktif
(VAR) kapasitor untuk perbaikan faktor daya

2. Teori Dasar

Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang dikenal,
khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu:
• Daya semu (S, VA, Volt Amper)
• Daya aktif (P, W, Watt)
• Daya reaktif (Q, VAR, Volt Amper Reaktif)

Untuk rangkaian listrik AC, bentuk gelombang tegangan dan arus sinusoida,
besarnya daya setiap saat tidak sama. Maka daya yang merupakan daya rata-rata
diukur dengan satuan Watt,Daya ini membentuk energi aktif persatuan waktu dan
dapat diukur dengan kwh meter dan juga merupakan daya nyata atau daya
aktif (daya poros, daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh beban untuk
melakukan tugas tertentu.

Sedangkan daya semu dinyatakan dengan satuan Volt-Ampere (disingkat, VA),


menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera pada
peralatan generator dan transformator. Pada suatu instalasi, khususnya di
pabrik/industri juga terdapat beban tertentu seperti motor listrik, yang memerlukan
bentuk lain dari daya, yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau
dengan kata lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi
pembangkitan flux magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan
ke sistem karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini
sebenarnya merupakan beban (kebutuhan) pada suatu sistim tenaga listrik.
Pengertian Faktor Daya / Faktor Kerja

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif
(watt) dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara
daya aktif dan daya semu/daya total (lihat gambar 1). Daya reaktif yang
tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya
akan menjadi lebih rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau sama
dengan satu.

Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan
listrik memiliki faktor daya satu, maka daya maksimum yang ditransfer
setara dengan kapasitas sistim pendistribusian. Sehingga, dengan
beban yang terinduksi dan jika faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5,
maka kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan. Jadi, daya
reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama
dalam rangka meminimalkan kebutuhan daya total (VA).

Faktor Daya / Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya


aktif dan daya semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena
mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini
menggunakan kapasitor.

Pada beban resistif murni maka arus dan tegangan sefasa seperti yang diperlihatkan
pada gambar 1, besarnya daya nyata sesuai persamaan (1) berikut:

Im. V m 2 V2
P= =V . I . cos ϕ=V . I=I . R=
2 R (watt, W) (1)
Gambar 1 Daya Fungsi Waktu pada Beban Resistif Murni

Keterangan:
Im = Arus maksimum
Vm= Tegangan maksimum
V = Tegangan efektif
I = Arus efektif

Pada beban induktif atau kapasitif besarnya daya reaktif sesuai persamaan 2:

Q=V .I .sin ϕ (volt ampere reaktif, VAR) (2)

Penjumlahan secara vektor daya nyata dan daya reaktif adalah daya semu dan vektor
diagram untuk ketiga daya dapat dilihat seperti pada gambar 2.

S=P+Q=V . I (volt ampere, VA) (3)

P
- S Q

Q
S

(a) (b)

Gambar 2 Vektor Diagram Segitiga Daya

(a) Beban Kapasitif, (b) Beban Induktif

Dalam listrik bolak balik terdapat tiga jenis daya yaitu :

1. Daya aktif (P)


Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban, satuan daya aktif
adalah W (watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik Wattmeter.

Daya aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung
induktor grafik gelombang tegangan (v) dan arus se fasa, sehingga besar daya sebagai
perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya bernilai positif.
Besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi menjadi dua untuk mengisi celah-celah
kosong sehingga kedua rongga terisi oleh puncak yang mengisinya.

Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :

1
P= x Pm
2

1
¿ x Vm x ℑ
2

1
¿ √2 x V x √2 x I
2
P=VxI

Keterangan :

P = Daya aktif (W)

Pm = Daya Maksimum (W)

Im = Arus Listrik maksimum (A)

Vm = Tegangan maksimum (V)

V = Tegangan Listrik (V)

I = Arus Listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian
disebabkan oleh beban yang bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka gelombang
mendahului gelombang arus sebesar gelombang arus sebesar ϕ. Perkalian gelombang
tegangan dan gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan dua puncak
negative yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung seberapa besar nilai dari komponen
induktornya.

Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :

P=V x I x cos ϕ

Keterangan :

P = Daya Aktif (W)

V = Tegangan (V)

I = Arus Listrik (A)


Cos ϕ = Faktor Daya

2. Daya Reaktif (Q)

Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet atau
daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif adalah VAR
(Volt.Amper Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan dengan memasang
kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif. Hal serupa sering dilakukan
pada pabrik-pabrik yang menggunakan persamaan daya reaktif :

Q = V x I x Sin ϕ

Keterangan :

Q = Daya Reaktif (VAR)

V = Tegangan (V)

I = Arus (I)

Sin ϕ = Faktor Daya Reaktif

3. Daya Semu (S)

Adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik. Daya nyata
merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya nyata adalah VA
(VoltAmpere).

Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang bersifat resistansi (R), Contoh :
lampu pijar, setrika listrik, kompor listrik dan lain sebagainya. Peralatan listrik atau beban pada
rangkaian listrik yang bersifat resistansi tidak dapat dihemat karena tegangan dan arus listrik
se fasa perbedaan sudut fasa adalah 0 ͦ dan memiliki nilai factor daya adalah 1. Berikut ini
persamaan daya semu :

S=VxI

Keterangan :

S = Daya Semu (VA)

V = Tegangan (V)

I = Arus Listrik (A)


Gambar 3 Segitiga Daya

Semakin besar nilai dari daya reaktif atau Q maka nilai dari cos phi semakin kecil atau
menjauhi 1 . Cos phi adalah perbandingan antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya
mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor daya
yang bagus apabila bernilai mendekati satu.

Semakin kecil nilai cos phi maka daya yang tak terpakai (Q) semakin besar , karena
semakin kecil nilai dari chos phi maka sudut yang terbentuk antara daya aktif dan daya semu
semakin besar sehingga nilai dari daya reaktif juga besar sehingga daya yang tidak terpakai
juga semakin besar. Oleh karena itu diperlukan kapasitor untuk menurunkan nilai dari daya
reaktif sehingga rugi daya menjadi kecil.

Pada percobaan kali ini beban dipasang paralel , sehingga nilai tegangan pada
masing masing beban sama sedangkan nilai arus nya berbeda , hal ini sesuai dengan
hukum kirchoff 1 yang menyatakan bahwa ΣI = 0 sehingga IT – IR – IC-IL =0.

Dalam sistem tenaga listrik terdapat 3 jenis daya, yaitu faktor daya unity, faktor daya
terbelakang (lagging) dan faktor daya terdahulu (leading) yang ditentukan oleh jenis beban
yang ada pada sistem.

1. Faktor daya unity

Faktor daya unity adalah keadaan saat nilai cos ᵠ adalah satu dan tegangan
sephasa dengan arus. Faktor daya unity akan terjadi bila jenis beban adalah
resistif murni.

Pada Gambar terlihat nilai cos φ sama dengan 1, yang menyebabkan jumlah
daya nyata yang dikonsumsi beban sama dengan daya semu.

2. Faktor Daya Terbelakang (Lagging)


Faktor daya terbelakang adalah keadaan factor daya saat memiliki kondisi-
kondisi sebagai berikut :
a. Beban / peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem atau beban
bersifat induktif.
b. Arus (I) terbelakang dari tegangan (V), V mendahului I dengan sudut ᵠ.

Dari Gambar terlihat bahwa arus tertinggal dari tegangan maka daya reaktif
mendahului daya semu, berarti beban membutuhkan atau menerima daya reaktif dari
sistem.

3. Faktor Daya Mendahului (Leading)


Faktor daya mendahului (leading) adalah keadaan faktor daya saat memiliki
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Beban/ peralatan listrik memberikan daya reaktif dari sistem atau beban
bersifat kapasitif.
2. Arus mendahului tegangan, V terbelakang dari I dengan sudut φ

Dari Gambar terlihat bahwa arus mendahului tegangan maka daya reaktif
tertinggal dari daya semu, berarti beban memberikan daya reaktif kepada sistem.

3. Alat dan Bahan yang Digunakan

No Nama Alat dan Bahan Jumlah

1 Amperemeter 1 buah
2 Cos  Meter 1 buah
3 Lampu Pijar 100 Watt 1 buah
4 Lampu Pijar 40 Watt 1 buah
5 Lampu TL 40 W 1 buah
6 Kapasitor 1 set
7 Ballast 1H 1 set
8 Kabel Banana Secukupnya
9 Kabel Jepit Secukupnya

4. Rangkaian Percobaan

Gambar 1 Rangkaian Percobaan


Perbaikan Faktor Daya

5. Langkah Percobaan
1. Rangkailah komponen dan peralatan seperti Gambar 1
2. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan 220 Volt
3. Ukurlah arus dan faktor daya/cos  pada masing masing komponen sesuai
Tabel 1.
4. Catat hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel data percobaan

6. Data Percobaan
Tabel 1 Hasil Pengukuran Percobaan Perbaikan Faktor Daya
VS Q Ket.
Beban I (A ) P (W ) S (VA) Cos 
(V) (VAR)
R1(100watt) 225 0,46 103,5 0 103,5 1 laggin
g
R2(40watt) 225 0,22 49,5 0 49,5 1 laggin
g
TL 225 0,32 64,8 32,81 71,9947 0,89 laggin
g
L(ballast) 225 0,3 30,78 62,96 3986,4989 0,36 laggin
g
TL//L 225 0,76 51,3 163,11 7926,6929 0,3 laggin
g
R1//R2//TL 225 0,72 155,5 45,34 7050,37 0,96 laggin
g
R1//R2//L 225 1 132,8 128,02 17001,055 0,72 laggin
9 g
R1//R2//TL//L 225 1,4 58,14 46,18 2684,9051 0,68 laggin
g
R1//R2//2L 225 0,82 136,5 124,05 16936,546 0,72 laggin
3 4 g
R1//R2//TL//C 225 0,7 155,9 22,20 3461,4239 4µF = 4µF =
2 0,99 leading
1µF = 1µF =
0,99 laggin
g
R1//R2//L//C 225 0,7 141,7 68,63 9728,3024 0,9 laggin
5 g
R1//R2//TL//L//C 225 0,88 162,3 113,29 18393,764 0,82 laggin
6 3 g

7. Data Perhitungan

a) Perhitungan Tegangan Sumber


Yang Terbaca
Vs = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
90
= x 300 V
120
4,4
= 225 V x 1=0,44 A
10
b) Perhitungan R1 (Lampu Pijar 100W)
I. Mencari Arus Melalui Praktikum yang Terbaca di Amperemeter
Yang Terbaca
I = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
4,6
I = x 1=0,46 A
10
II. Menghitung Impedansi (Z)
V 225
Z = = =489,1304 Ω
I 0,46
III. Mencari Sin θ
Berdasarkan pengukuran didapatkan cos θ bernilai :
Cos θ = 1
θ = 0 ͦ
Maka nilai sin θ adalah
Sin θ = Sin 0 ͦ
= 0
IV. Menghitung Daya Aktif (P)
P = V x I x Cos θ
= 225 V x 0,46 A x 1
= 103,5 W
V. Menghitung Daya Reaktif (Q)

Q = V x I x Sin θ
= 225 V x 0,46 A x 0
= 0 VAR
VI. Menghitung Daya Semu (S)
S = √
P 2+Q2
= √ 103,52+ 02
= 103,5 VA

c) Perhitungan R2 (Lampu Pijar 40 W)


I. Mencari Arus Melalui Praktikum yang Terbaca di Amperemeter
Yang Terbaca
I = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
2,2
I = x 1=0,22 A
10
II. Menghitung Impedansi (Z)
V 225
Z = = =1022,72 Ω
I 0,22
III. Mencari Sin θ
Berdasarkan pengukuran didapatkan cos θ bernilai :
Cos θ = 1
θ = 0 ͦ
Maka nilai sin θ adalah
Sin θ = Sin 0 ͦ
= 0
IV. Menghitung Daya Aktif (P)
P = V x I x Cos θ
= 225 V x 0,22 A x 1
= 49,5 W
V. Menghitung Daya Reaktif (Q)

Q = V x I x Sin θ
= 225 V x 0,46 A x 0
= 0 VAR
VI. Menghitung Daya Semu (S)
S = √
P 2+Q2
= √ 49,52 +02
= 49,5 VA

d) Perhitungan TL
I. Mencari Arus Melalui Praktikum yang Terbaca di Amperemeter
Yang Terbaca
I = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
3,2
I = x 1=0,32 A
10
II. Menghitung Impedansi (Z)
V 225
Z = = =703,125 Ω
I 0,32
III. Mencari Sin θ
Berdasarkan pengukuran didapatkan cos θ bernilai :
Cos θ = 0,89
θ = 27,12 ͦ
Maka nilai sin θ adalah
Sin θ = Sin 27,12 ͦ
= 0,4558
IV. Menghitung Daya Aktif (P)
P = V x I x Cos θ
= 225 V x 0,32 A x 0,89
= 64,08 W
V. Menghitung Daya Reaktif (Q)

Q = V x I x Sin θ
= 225 V x 0,32 A x 0,4558
= 32,8176 VAR
VI. Menghitung Daya Semu (S)
S = √P 2+Q2
= √ 64,082+ 32,81762
= 71,9947 VA

e) Perhitungan Balast (L)


I. Mencari Arus Melalui Praktikum yang Terbaca di Amperemeter
Yang Terbaca
I = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
3
I = x 1=0,3 A
10
II. Menghitung Impedansi (Z)
V 225
Z = = =750 Ω
I 0,3
III. Mencari Sin θ
Berdasarkan pengukuran didapatkan cos θ bernilai :
Cos θ = 0,36
θ = 68,89 ͦ
Maka nilai sin θ adalah
Sin θ = Sin 68,89 ͦ
= 0,9328
IV. Menghitung Daya Aktif (P)
P = V x I x Cos θ
= 225 V x 0,3 A x 0,36
= 24,3 W
V. Menghitung Daya Reaktif (Q)
Q = V x I x Sin θ
= 225 V x 0,3 A x 0,9328
= 62,964 VAR
VI. Menghitung Daya Semu (S)
S = √ P 2+Q2
= √ 24,32+ 62,9642
= 3986,4989 VA
f) Perhitungan TL/L
I. Mencari Arus Melalui Praktikum yang Terbaca di Amperemeter
Yang Terbaca
I = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
7,6
I = x 1=0,76 A
10
II. Menghitung Impedansi (Z)
V 225
Z = = =296,052Ω
I 0,76
III. Mencari Sin θ
Berdasarkan pengukuran didapatkan cos θ bernilai :
Cos θ = 0,3
θ = 72,54 ͦ
Maka nilai sin θ adalah
Sin θ = Sin 72,54 ͦ
= 0,9539
IV. Menghitung Daya Aktif (P)
P = V x I x Cos θ
= 225 V x 0,76 A x 0,3
= 51,3 W
V. Menghitung Daya Reaktif (Q)
Q = V x I x Sin θ
= 225 V x 0,76 A x 0,9539
= 163,11 VAR
VI. Menghitung Daya Semu (S)
S = √ P 2+Q2
= √ 51,32+163,112
= 7926,6929 VA

g) Perhitungan Balast (L)


I. Mencari Arus Melalui Praktikum yang Terbaca di Amperemeter
Yang Terbaca
I = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
3
I = x 1=0,3 A
10
II. Menghitung Impedansi (Z)
V 225
Z = = =750 Ω
I 0,3
III. Mencari Sin θ
Berdasarkan pengukuran didapatkan cos θ bernilai :
Cos θ = 0,36
θ = 68,89 ͦ
Maka nilai sin θ adalah
Sin θ = Sin 68,89 ͦ
= 0,9328
IV. Menghitung Daya Aktif (P)
P = V x I x Cos θ
= 225 V x 0,3 A x 0,36
= 24,3 W
V. Menghitung Daya Reaktif (Q)
Q = V x I x Sin θ
= 225 V x 0,3 A x 0,9328
= 62,964 VAR
VI. Menghitung Daya Semu (S)
S = √ P 2+Q2
= √ 24,32+ 62,9642
= 3986,4989 VA
h) Perhitungan Balast (L)
I. Mencari Arus Melalui Praktikum yang Terbaca di Amperemeter
Yang Terbaca
I = x Pengali yang Digunakan
Skala Max
3
I = x 1=0,3 A
10
II. Menghitung Impedansi (Z)
V 225
Z = = =750 Ω
I 0,3
III. Mencari Sin θ
Berdasarkan pengukuran didapatkan cos θ bernilai :
Cos θ = 0,36
θ = 68,89 ͦ
Maka nilai sin θ adalah
Sin θ = Sin 68,89 ͦ
= 0,9328
IV. Menghitung Daya Aktif (P)
P = V x I x Cos θ
= 225 V x 0,3 A x 0,36
= 24,3 W
V. Menghitung Daya Reaktif (Q)
Q = V x I x Sin θ
= 225 V x 0,3 A x 0,9328
= 62,964 VAR
VI. Menghitung Daya Semu (S)
S = √
P 2+Q2
= √ 24,32+ 62,9642
= 3986,4989 VA

(LANJUTIN PERHITUNGANNYA YEP, FORMATAN PERSIS SAMA KAYAK YG ATAS,


SOALNYA YANG DIHITUNG ANAK ANAK ADA YG SALAH. IYA EN)

8. Pertanyaan dan Jawaban

a) Pertanyaan
1. Gambarkan vektor diagram segitiga daya sebelum dan sesudah perbaikan faktor daya
pada R1//R2//TL//L ,R1//R2//TL//L//C dan R1//R2//TL , R1//R2//TL//C.
2. Suatu sumber tegangan 220 Vac terhubung dengan beban pemanas (heater / beban
resistif) 6,4 kW, lampu pijar 12x60 W dan motor listrik 5 HP,  = 82%, PF motor = 0,7,
hitunglah:
a) Total daya nyata, daya reaktif dan daya semu.
b) Arus total IT.
c) Cos  total
d) Jika diinginkan faktor daya 0,95 berapa nilai kapasitor yang dibutuhkan dan KVARnya.
3. Buatlah analisis dan kesimpulan dari hasil percobaan, bagaimana hubungan antara
variasi pembebanan dengan nilai cos phi dan daya aktif,reaktif dan daya semunya?

b) Jawaban
1. Gambar Vektor Sesudah dan Sebelum Correction Power Factor antara R1//R2//TL//L,
R1//R2//TL//L//C dan R1//R2//TL, R1//R2//TL//C

2. Diket :
Vac = 220 V
f = 50 Hz
P R1 = 60 W
Cos θ R = 1
P TL = 40 W
Cos θ T L = 0,6
Poutmotor = 5 Hp x 746 W = 3730 W
ᶯ = 82 %
Cos θmotor = 0,5
Dit : a) Ptotal ? Q total? Stotal?

b) I total ?

c) Cos phi Sebelum dipasang Kapasitor ?

d) Perbaikan Cos phi total = 1 maka kapasitor yang harus dipasang ? Hitung
P Q S setelah perbaikan nilai Cos phi?

Jawab :

a) Perhitungan Ptotal, Qtotal dan Stotal


 Pemanas (Heater)
P1 = 6400 W
P 6400 W
S1 = = = 6400 VA
cos θ 1
2−¿ 2
Q1 = S P
√¿
2−¿ 2
= 6400 6400
√¿
= 0 VAR

 Lampu Pijar
P2 = 12 x 60 W = 720 W
P 720 W
S2 = = = 720 VA
cos θ 1
Q2 = √ S −P
2 2

= √ 7202−7202
= 0 VAR

 Motor
Pout
ᶯ=
Pin
3730
0,82 =
Pin

3730
Pin =
0,82
P3 = 4548 ,78 W

P 4548,78
S3 = = = 6498,26 VA
Cosθ 0,7

Q3 = √ S 2−P2
= √ 6498,262−4548,782
= 4640,687 VAR

 Ptotal = P1 + P2 + P3

= 6400 W + 720 W + 4548,78 W

= 11668,78 W

 Qtotal = Q1 + Q2 + Q3

= 0 + 0 + 4640,687

= 4640,687VAR

 S total = √ P 2+Q2
= √ 11668,782 +4640,687 2
= 12557,723 VA

b) Perhitungan Itotal
Stotal 12557,723 VA
I total = = = 57,08 A
v 220 V
c) Cos θ
Ptotal 11668,78 W
Cos θ = = = 0,929
Stotal 12557,723 VA
Θ = 60 ͦ

d) Perbaikan Cos θ
 Menghitung I Perbaikan
P = VI Cos θ
P
I baru =
v x cos θ
11668,78 W
=
220V x 1
= 55,831 A

 Menghitung S Perbaikan
S baru = V x I baru
= 220 V x 55,831 A
= 12283,82 VA

 Menghitung P Perbaikan
P baru = V x I baru x Cos θ
= 220 V x 55,831 A x 0,95
= 11668,679 W

 Menghitung Q Perbaikan
Q baru = √
S 2−P2
= √ 12283,822 −11668,6792
= 3838,5106 VAR

 Perhitungan Selisih Q
Qc = Qlama – Qbaru
= 4640,687 VAR – 3838,5106 VAR
= 802,1764 VAR
= 0,8021764 kVAR

 Menghitung Kapasitas Kapasitor yang Dibutuhkan


Qc
C = 2
−V x w
Qc
= 2
−V x(2 x 3.14 x f )
802,1764 VAR
=
−2202 x (2 x 3.14 x 50 Hz)
= 0,00005278 F
= 52,78 μF

3. Analisis dan kesimpulan dari hasil percobaan akan dibahas di sub-bab selanjutnya.

Analisa

Dari percobaan cosphi kemarin terbukti setiap beban yang telah di uji memiliki
sifat yang tidak sama antara induktif,resistif maupun kapasitif. Oleh karena itu
setiap beban memiliki nilai cosphi yang berbeda beda juga. Dan bila beban yang
bersifat resistif cosphi pasti mendekati “I”. Karena arus dan tegangan sama,
maka daya nyata sama dengan daya semu.lalu pada beban induktif dan
kapasitif tidak sama dengan 1 maka daya nyata berbeda dengan daya semu
sehingga menghasilkan sudut (cosphi) akibatnya timbul daya reaktif (Q) makin
besar daya reaktif maka sudut cosphi juga besar dan cosphi kecil berbeda
dengan I

Dengan bertambahnya kapasitor pada beban akan memperbaiki nilai


cosphi pada beban, maka daya nyata sama dengan daya semu. Karena
sudut di beban yang bersifat kapasitif (90o) dan beban yang bersifat
induktif sebesar (-90o) akan menghilangkan sudut yang mendekati 0 o
akibatnya sifat beban cenderung mendekati kapasitif dan cosphi
mendekati “I”. dengan ini nilai daya reaktif akan kecil daya yan timbul
dari daya nyata dan daya semu semakin kecil. Dan semakin kecil daya
nyata hampir sama dengan daya semu

Dokumentasi
NO Nama Dokumentasi Praktikum Gambar

1 Amperemeter

2 Cos ᵠ meter

3 Ballast 1H
4 Lampu Pijar 100W

5 Lampu pijar 40W

6 Lampu TL 40W

6 Kapasitor

7. Kabel Banana
8. Kabel Capit Buaya

9. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian R1 dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

10. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian R2 dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

11. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian TL dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter
12. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada
rangkaian L dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

13. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian TL//L dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

14. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian R1//R2//TL dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

15. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian R1//R2//L dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter
16. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada
rangkaian R1//R2//TL//L dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

17. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian R1//R2//2L dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

18. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian R1//R2//TL//C dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter

19. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada


rangkaian R1//R2//L//C dengan
menggunakan Amperemeter dan
Cos ᵠ meter
20. Mencari Arus dan Cos ᵠ Pada
rangkaian R1//R2//TL//L//C
dengan menggunakan
Amperemeter dan Cos ᵠ meter

Anda mungkin juga menyukai