Anda di halaman 1dari 17

Ilmu Kesehatan Masyarakat

TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN


(SISTEM PAKAR DALAM BIDANG KESEHATAN )

OLEH :

NIKEN NABILA ( 17011164 )

SINDI FRANSISCO ( 17011157 )

SEBASTIAN NERI ( 17011166 )


SRI RAHAYU ( 17011161 )

TAUFIK HIDAYAT ( 17011138 )

YOHANA REFIANA ( 17011171 )

DOSEN PEMBIMBING
MARDENI,ST,M.Kom
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
PEKANBARU
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini, Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami tentang sistem pakar
dalam bidang kesehatan, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, mengingat pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun semangat, agar kedepan
kami bisa membuat makalah dengan lebih baik. Dan kami berharap makalah ini
akan bermanfaat bagi kita, khususnya pembaca dan pihak yang memerlukan pada
umumnya. Semoga Tuhan memberikan rahmat serta karunian-Nya kepada semua
pihak yang telah turut membantu penyusunan makalah.

Pekanbaru, 8 April 2019

KELOMPOK 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat ........................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6


2.1 Pengertian Sistem Pakar Kesehatan .................................................. 6
2.2 Kelebihan Dan Kekurangan ............................................................. 6
2.3 Struktur Sistem Pakar Kesehatan ...................................................... 8
2.4 Jenis Metode Pengembangan Sistem .............................................. 10
2.5 Jaminan Kualitas Sistem ................................................................ 13
2.6 Data Dan Perangkat Lunak ............................................................. 14

BAB III PENUTUP .................................................................................... 16


KESIMPULAN ........................................................................................... 16
SARAN ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputer yang


berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahli atau pakar dalam
memecahkan suatu permasalahan secara spesifik atau bisa dikatakan
merupakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuannya disimpan
didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah. Data yang
tersimpan dalam basis data untuk memproses memecahkan masalah.

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sering menjadi


problem tersendiri. Sebagian besar anggota masyarakat kita masih sering kali
kesulitan untuk mendapatkan pelayanan dan informasi tentang bagaimana
merawat kesehatan dan bagaimana memilih tindakan yang tepat untuk anggota
keluarga yang sedang menderita sakit, terutama pada anak.

Dengan lebih banyaknya eksplorasi anak terhadap dunia luar, maka


lebih terbuka pula kerentanan anak terhadap ragam penyakit.Meskipun
seorang bayi telah menjelma menjadi balita, namun perhatian kita pada
kesehatan mereka harus tetap dijaga.

Sistem pakar ini dapat menambahkan pengetahuan kepada tenaga


medis sebagai bahan referensi untuk menentukan kemungkinan
penyakitpenyakit yang biasa diderita seorang balita beserta solusinya.
Sedangkan bagi masyarakat umum digunakan sebagai penutun umtuk
melakukan tindakan 2 yang harus diambil jika mengetahui seberapa besar
kemungkinan menderita sakit.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian Sistem Pakar dalam bidang kesehatan ?
1.2.2 Bagaimana Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Pakar dalam bidang
kesehatan?
1.2.3 Bagaimana Struktur Sistem Pakar Kesehatan ?
1.2.4 Jelaskan Jenis-Jenis Metode Pengembangan Sistem?
1.2.5 Bagaimana Jaminan Kualitas Sistem ?
1.2.6 Jelaskan Data dan Perangkat Lunak ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Pakar bidang kesehatan ?

1.3.2 Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Pakar dalam


bidang kesehatan?
1.3.3 Untuk Mengetahui Struktur Sistem Pakar Kesehatan ?
1.3.4 Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Metode Pengembangan Sistem?
1.3.5 Untuk Mengetahui Jaminan Kualitas Sistem ?
1.3.6 Untuk Mengetahui Data dan Perangkat Lunak ?

1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN sekaligus sebagai
pengetahuan tambahan bagi mahasiswa atau pembaca yang ingin
menambah wawasan yang mencakup Penerapan Teknologi informasi
dalam bidang kesehatan .

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Pakar Kesehatan

Sistem Pakar Sistem pakar adalah paket perangkat lunak


pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai
tingkat performa yang setara atau bahkan lebih dengan pakar manusia di
beberapa bidang khusus dan biasanya mempersempit area masalah
(Turban, 2005 :31).

Menurut Muhammad Arhami dalam bukunya yang berjudul


Konsep Dasar Sistem Pakar, ada beberapa definisi sistem pakar, antara
lain (Muhammad Arhami, 2005):

1. Sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligences (AI)
yang membuat penggunaan secara knowledge yang khusus untuk
penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar.
2. Suatu sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang menyamai
(emulates) kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar.
3. Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau
paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan
sarana bantuan dalam memecahkan masalah di bidang-bidang
spesialisasi tertentu seperti sains, prekayasaan, matematika,
kedokteran, pendidikan dan sebagainya.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar

Menurut Muhammad Arhami (2005 : 9), secara garis besar banyak


keuntungan yang didapatkan dengan adanya sistem pakar, antara lain :

1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.


2. Meningkatkan output dan produktivitas.

6
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar
4. Meningkatkan penyelesaian masalah menerusi panduan pakar,
penerangan, sistem pakar khas.
5. Meningkatkan realibilitas.
6. Memberikan respon (jawaban) yang cepat.
7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas).
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung
ketidakpastian.
9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat
digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas
(Kerschberg:86, Schur:88).

Selain kelebihan-kelebihan diatas, sistem pakar seperti hal lainnya,


juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah :

1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak


selalu bisa didapatkan dengan mudah. Karena kadangkala pakar dari
masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang
pendekatan yang dimiliki pakar berbeda-beda.
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk
pengembangan dan pemeliharaannya.
3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walawpun seorang tidak
sempurna atau tidak terlalu benar. Oleh Karena itu perlu diuji ulang
secara teliti sebelum digunakan. Kelemahan-kelemahan atau
kekurangan dari sistem pakar tersebut bukanlah sama sekali tidak bisa
diatasi, tetapi dengan terus melakukan perbaikan dan pengolahan
berdasarkan pengalaman yang telah ada maka hal itu diyakini akan
dapat diatasi, walawpun dalam waktu yang panjang dan terus menerus.

7
2.3 Struktur System Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok yaitu lingkungan


pengembangan (development environment)dan lingkungan konsultasi
(consutation environment).lingkungan pengembangan digunakan sebagai
pembangun system pakar baik darisegi pembangunan komponen maupun
basis pengetahuan.Lingkungan konsultasi di gunakan oleh seseorang yang
bukan ahli untuk berkonsultasi

Komponen-komponen yang terdapat dalam arsitektur/struktur sistem


pakar pada gambar di atas dijelaskan sebagai berikut:

A. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Antarmuka merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna


dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi
dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh

8
sistem. Selain itu antarmuka menerima dari sistem dan menyajikannya ke
dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.

B. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman,


formulasi, dan penyelesaian masalah.
C. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi
keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam
program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha
menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis
pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku,
basis data, laporan penelitian, dan pengalaman pemakai.

D. Mesin/Motor Inferensi (Inference Engine)

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran


yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin
inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk
penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam
workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.

E. Workplace/Blackboard

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja


(working memory), digunakan untuk merekam kejadian yang sedang
berlangsung termasuk keputusan sementara.

F. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan


meningkatkan kemampuan sistem pakar, digunakan untuk melacak respon dan
memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif
melalui pertanyaan.

9
G. Perbaikan Pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan


kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan
tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga
program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang
dialaminya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada
masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.

2.4 Jenis-jenis Metode Pengembangan Sistem

A. Waterfall Model
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa
sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu
sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu
belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3
dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap
ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan.

Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah


sebagai berikut : Analisa, Design, Code dan Testing, Penerapan dan
Pemeliharaan.
1. Analisa,
Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem.
Pengumpulan data dalam tahap ini bisa malakukan sebuah penelitian,
wawancara atau study literatur. Seorang sistem analis akan menggali
informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem
komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user
tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau bisa
dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis
untuk menterjemahkan ke dalam bahasa pemprogram.
2. Design,

10
Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.
Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan
menghasilkan dokumen yang disebut software requirment. Dokumen inilah
yang akan digunakan proggrammer untuk melakukan aktivitas pembuatan
sistemnya.
3. Coding & Testing,

Coding merupan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa


dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan
meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan ini lah yang
merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam
artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah
pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah
dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap
sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
4. Penerapan,
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem.
Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah
jadi akan digunakan oleh user.
5. Pemeliharaan,
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan
karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal
atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan
perkembangan fungsional.
B. Incremental Model
Model incremental (Incremental waterfall model) merupakan
perbaikan dari model waterfall dan sebagai standar pendekatan top-down.
Ide dasar dari model ini adalah membangun software secara meningkat
(increment) berdasarkan kemampuan fungsional. Model incremental ini

11
diaplikasikan pada sistem pakar dengan penambahan rules yang
mengakibatkan bertambahnya kemampuan fungsional sistem. Keuntungan
dari model ini adalah bahwa penambahan kemampuan fungsional akan lebih
mudah diuji, diverifikasi, dan divalidasi dan dapat menurunkan biaya yang
dikeluarkan untuk memperbaiki sistem. Model incremental merupakan model
continous rapid prototype dengan durasi yang diperpanjang hingga akhir
proses pengembangan. Pada model prototipe biasa, prototipe hanya dibuat
pada tahap awal untuk mendapatkan kebutuhan user.
C. Code-and-Fix Model
Model ini mengembangkan software dengan cara membuat program
dan kemudian diperbaiki jika terdapat kesalahan. Model ini merupakan
model awal yang digunakan untuk mengembangkan software. Namun sejak
tahun 1970-an, model ini mulai ditinggalkan dan dikembangkan model
waterfall yang memberikan metodologi lebih sistematik dan sangat
membantu terutama pada proyek-proyek yang besar. Namun kesulitan pada
model waterfall adalah perlu adanya informasi yang lengkap pada setiap
tahapnya, dan bukan sesuatu hal yang mudah untuk mendapatkan informasi
tersebut. Pada prakteknya, sering tidak mungkin untuk menulis dokumentasi
kebutuhan yang lengkap sebelum dibangun prototipe. Sehingga yang terjadi
adalah “kerja dua kali”, membuat prototipe, kemudian dari prototipe
diperoleh informasi kebutuhan dan barulah dibangun sistem final.
D. Prototyping Model
Metode ini sering digunakan pada dunia riil. Karena metode ini secara
keseluruhan akan mengacu kepada kepuasan user. Bisa dikatakan bahwa
metode ini merupakan metode waterfall yang dilakukan secara berulang-
ulang.
1. Tahapan metode prototyping :
 Pemilihan Fungsi. Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus
ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan harus selalu dilakukan
berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh
kasus yang akan diperagakan.

12
 Penyusunan Sistem Informasi. Bertujuan memenuhi permintaan
kebutuhan akan tersedianya prototype.
 Evaluasi.
 Penggunaan selanjutnya.
2. Jenis Jenis Prototyping
 Feasibility prototyping. Digunakan untuk menguji kelayakan dari
teknologi yang akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
 Requirement prototyping. Digunakan untuk mengetahui kebutuhan
aktivitas bisnis user. Misalnya dalam sebuah perusahaan terdapat user
direktur, manajer, dan karyawan. Maka penggunaan sistem dapat dibedakan
berdasarkan user tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
 Desain Prototyping. Digunakan untuk mendorong perancangan system
informasi yang akan digunakan.
 Implementation prototyping. Merupakan lanjutan dari rancangan protipe,
prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan
digunakan.
E. Agile Model
(Widodo Journal : 2006:1) Pada dekade 90-an diperkenalkan metodologi baru
yang dikenal dengan nama agile methods. Metodologi ini sangat revolusioner
perubahannya jika dibandingkan dengan metode sebelumnya. Agile Methods
dikembangkan karena pada metodologi tradisional terdapat banyak hal yang
membuat proses pengembangan tidak dapat berhasil dengan baik sesuai
tuntutan user.
2.5 Jaminan kualitas system
Jaminan kualitas sistem adalah aktifitas pelindung yang diaplikasikan pada
seluruh proses sistem. Tujuannya adalah untuk memberikan data yang
diperlukan oleh manajemen untuk menginformasikan masalah kualitas sistem,
sehingga dapat memberikan kepastian bahwa kualitas sistem dapat memenuhi
sasaran. Dalam menentukan kualitas suatu sistem, dibutuhkan suatu aspek
ukuran yang bisa menjadi acuan seberapa puaskah pemakai terhadap
penggunaan sistem yang dibuat. Komponen yang digunakan untuk mengukur

13
seberapa baik suatu sistem tersebut sehingga pemakai merasa puas adalah
sebagai berikut International Standart Organization (ISO) 9241:11, 1998):
1. Kemudahan (learnability) didefinisikan seberapa cepat pemakai mahir
dalam menggunakan sistem serta kemudahan dalam penggunaan
menjalankan suatu fungsi serta apa yang pemakai inginkan dapat mereka
dapatkan.
2. Efisiensi (efficiency) didefenisikan sebagai sumber daya yang
dikeluarkan guna mencapai ketepatan dan kelengkapan tujuan.
3. Mudah diingat (memorability) didefinisikan bagaimana kemampuan
pemakai mempertahankan pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu,
kemampuan mengingat didapatkan dari peletakkan menu yang selalu
tetap.
4. Kesalahan dan keamanan (errors) didefinisikan berapa banyak
kesalahankesalahan apa saja yang dibuat pemakai, kesalahan yang dibuat
pemakai mencangkup ketidaksesuaian apa yang pemakai pikirkan dengan
apa yang sebenarnya disajikan oleh sistem.
5. Kepuasan (satisfaction) didefinisikan kebebasan dari ketidaknyamanan,
dan sikap positif terhadap penggunaan produk atau ukuran subjektif
sebagaimana pemakai merasa tentang penggunaan sistem.
2.6 Data Dan Perangkat Lunak

Berikut ini adalah data dan alat penelitian yang digunakan dalam
membuat aplikasi sistem pakar diagnosa gangguan pernafasan:

A. Data Penelitian yang dibutuhkan:


 Data gejala-gejala penyakit gangguan pernafasan
 Data nilai MD dan MB yang diberikan oleh pakar
 Data penyakit gangguan penafasan
 Data solusi pencegahan pada penyakit gangguan penafasan
B. Alat penelitian
dalam pembuatan sistem dibedakan menjadi 2 yaitu perangkat keras daN
perangkat lunak. Perangkat keras adalah perangkat pada komputer yang

14
berbentuk fisik dan dapat disentuh. Sedangkan perangkat lunak adalah
penerjemah perintah-perintah yangg dijalankan
pemakai komputer untuk diteruskan atau diproses oleh perangkat keras.
1. Perangkat keras:
 Laptop dengan spesifikasi: Windows 7, Prosesor core i3 2,4 GHz,
RAM 2,00 GB, Sistem type 32-bit, Hardisk 500GB
 Printer
2. Perangkat lunak:
 MySQL
 PHP
 PhpMyAdmin
 Apache
 Adobe Dreamweaver

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Sistem Pakar Sistem pakar adalah paket perangkat lunak pengambilan


keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa
yang setara atau bahkan lebih dengan pakar manusia di beberapa bidang
khusus dan biasanya mempersempit area masalah (Turban, 2005 :31).

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok yaitu lingkungan


pengembangan (development environment)dan lingkungan konsultasi
(consutation environment).

Jenis-jenis Metode Pengembangan Sistem


1. Waterfall Model
2. Incremental Model
3. Code-and-Fix Model
4. Agile Model
Jaminan kualitas system
1. Kemudahan (learnability)
2. Efisiensi (efficiency).
3. Mudah diingat (memorability)
4. Kesalahan dan keamanan (errors)

Data Penelitian yang dibutuhkan:

Data gejala-gejala penyakit gangguan pernafasan, Data nilai MD dan


MB yang diberikan oleh pakar, Data penyakit gangguan penafasan, Data
solusi pencegahan pada penyakit gangguan penafasan

Alat penelitian
Perangkat lunak:
MySQL,PHP, PhpMyAdmin, Apache, Adobe Dreamweaver

16
DAFTAR PUSTAKA

Anindita Dhiaksa. 2016. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit.


Yogyakarta

WWW//eprints,uum.ac.id

http://eprints.umpo.ac.id

http://eprints.uny.ac.id/27590/2/BAB%20II.pdf

http://kalana-jaya.blogspot.com/2013/06/laporan-pemeriksaan-hotel.html

17

Anda mungkin juga menyukai