KEPUTUSAN DALAM
KETIDAKPASTIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para pembuat keputusan dalam setiap permasalahan merupakan para pembuatan keputusan
yang menggenggam kepastian dalam dunia yang tidak pasti. Mereka ingin tahu apa yang akan
terjadi bukan apa yang mungkin terjadi. Seperti pembuatan keputusan ini, kebanyakan dari kita
gagal untuk menerima bahwa banyak keputusan harus dibuat dalam menghadapi ketidakpastian.
Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika kita bekerja cukup keras, kita dapat
mengontrol hasil. Dawes (1988) telah mengamati bahwa cara yang umum untuk mengatasi
ketidakpastian adalah dengan mengabaikannya.
Langer (1975) telah mendokumentasikan bahwa kecenderungan ini sering diterjemahkan ke
dalam keyakinan yang tidak tepat yang kebetulan tidak melibatkan ketrampilan dan dapat di
kontrol. Penjudi cenderung melempar dadu lebih keras ketika mereka mencoba untuk menggapai
(roll) angka tinggi (Dawes, 1998). Pembeli tiket undian percaya bahwa kemampuan mereka untuk
memilih jumlah akan meningkatkan kemungkinan mereka untuk menang. Dowes berpendapat
bahwa manusia memiliki kebutuhan patologis untuk “tahu sekarang” dalam situasi yang
mengandung ketidakpastian yang melekat. Ia menegaskan bahwa kebutuhan untuk meniadakan
ketidakpastian sering menyebabkan orang mengambil kredibilitas terlalu banyak untuk
keberhasilan dan terlalu banyak disalahkan atas kegagalan.
Suatu tindakan atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan pengambilan keputusan
berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan. Dalam pengambilan keputusan, harus
disertai sasaran yang jelas yang ingin dicapai. Dalam mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat
beberapa tindakan yang harus dipilih sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa
alternatif tindakan perlu diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya dalam
pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil yang dicapai, di mana
terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi. Oleh karena itupenulis tertarik mengambil
bahasan tersebut dalam makalah ini dengan judul“Pengambilan Keputusan dalam
Ketidakpastian”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.2 Sikap terhadap risiko tingkat ketidakpastian probabilitas dan nilai harapan dari suatu
peristiwa
Perilaku individu dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Risk Averse merupakan perilaku individu yang takut terhadap risiko, dan cenderung akan
menghindari risiko. sikap ini mrnunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (income variance)
merupakan ukuran tingkat risiko akan diimbangi dengan dengan menaikkan expected income.
2. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (Risk Neutral), yaitu perilaku individu yang
apabila terjadi kenaikan income variance (ukuran tingkat risiko) tidak akan diimbangi dengan
menaikkan expected income. Artinya, jika income variance semakin tinggi, maka expected income
akan tetap.
3. Risk Preferer merupakan perilaku individu yang bersedia mengambil risiko. Sikap ini
menunjukkan bahwa adanya kenaikan income variance akan diimbangi oleh pembuat keputusan
dengan bersedia menerima expexted income lebih rendah. Risk preferer cenderung menganggap
risiko sebagai sesuatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan.
c. Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi resiko atau ketidak pastian yang
dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan operasional jangka pendeknya dan
dalam merencanakan pertumbuhan jangka panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang
sederhana dan tidak mahal hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua
keuntungan dan batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer dapat memilih
metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok dengan perusahaannya. Peramalan
kualitatif dalam didasari oleh survei terhadap rencana para eksekutif bisnis untuk rencana
pengeluaran pembangunan dan peralatan, perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei
terhadap rencana pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak pendapat
terhadap eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen perusahaan biasanya meminta
pandangan dari pejabat luar negeri atau orang-orang bisnis.
Salah satu metode peramalan yang paling sering digunakan adalah analisis deret waktu.
Data deret waktu biasanya berfluktuasi karena adanya tren sekuler, fluktuasi siklis, variasi
musiman, dan pengaruh acak atau tak beraturan. Bentuk yang paling sederhana dari analisis deret
waktu adalah proyeksi tren. Suatu tren yang linear mengasumsikan perubahan absolut yang
konstan dalam jumlah tertentu setiap periodenya. Kadang eksponensial (menunjukan persentasi
perubahan yang konstan setiap periodenya) lebih cocok dengan data yang ada dengan
memperhatikan variasi musiman, kita dapat meningkatkan ramalan tren secara lebih signifikan.
Peramalan secara meningkat dapat menggunakan metode ekonometrik. Model ini
bertujuan menerangkan hubungan yang akan diramal dan penting untuk menentukan kebijakan
yang optimal. Model peramalan ekonometrik sering menggabungkan teknik peramalan yang lain
dan berkisar antara model persamaan tunggal dari penjualan perusahaan hingga sesuatu yang lebih
besar, model persamaan makro berganda tentang keseluruhan perekonomian. Ramalan dengan
model persamaan tunggal dapat melibatkan pensubstitusian ke dalam persamaan permintaan, nilai-
nilai variabel penjelas atau bebas hasil prediksi untuk periode yang akan diramalkan dan
memecahkan nilai ramalan dari variabel terikat. Dalam model persamaan berganda, nilai estimasi
dari variabel eksogen (yang ditentukan di luar sistem) harus di substitusikan ke dalam model yang
diestimasi untuk menghasilkan ramalan bagi variabel endogen.
Perusahaan dapat juga meramal penjualan dengan menggunakan tabel input output.
Tabel input output menguji ketergantungan diantara berbagai industri dan sektor dalam
perekonomian. Hal tersebut menunjukan penggunaan output setiap industri dan input industri
lainnya dan untuk konsumsi akhir, dengan demikian kita dapat menggunakannya untuk meramal.
Peramalan input output sekarang sudah tidak populer dan tidak digunakan lagi oleh perusahaan
saat ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan yang harus dipilih
sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa alternatif tindakan perlu diukur manfaat
atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya dalam pengambilan keputusan, terdapat situasi
ketidakpastian mengenai hasil yang dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu mungkin
terjadi.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam ketidak
pastiana adalah dengan menggunakan pohon keputusan. Pohon keputusan akan memberikan
fasilitas untuk menganalisis EPV karena alat ini akan menyebarkan dari keputusan seperti cabang
pohon, dan mempermudah memperhtungkan joint probabilitas dari keputusan yang telah diambil.
Ada tiga teknik pengambilan keputusan dalam ketidak pastian, yaitu teknik optimasi, teknik
analisis resiko dan teknik pendugaan/peramalan. Dalam teknik peramalan ada beberapa metode
yang digunakan, salah satu metode peramalan yang paling sering digunakan adalah analisis deret
waktu. Peramalan secara meningkat dapat menggunakan metode ekonometrik, dan selanjutnya
adalah ramalan dengan model persamaan tunggal.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA
Ulum, Miftachul. 2011. Resiko, Ketidakpastian Dan Pengambilan Keputusan.
http//:mutiarailmudrajat.blogspot.com [16 Oktober 2011]
Janiasbomi. 2010. Pengambilan Keputusan Manajerial (Manajerial Decision Making).
http//:bomeey89.blogspot.com [16 Oktober 2011]