Kelompok 5
PALEMBANG
A. Pengertian Perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang yang
diarahkan pada diri sendiri,oranglain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada diri
sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam
bentuk penelantaran diri. Perilaku kekerasan pada orang adalah tindakan agresif yang
ditujukan untuk melukai atau membunuh oranglain. Perilaku kekerasan pada
lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting, dan
semua yang ada dilingkungan. Pasien yang dibawa kerumah sakit jiwa sebagian besar
akibat melakukan kekerasan dirumah. Perawat harus jeli dalam melakukan pengkajian
untuk menggali penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan selama dirumah.
C. Faktor Predisposisi
1. Faktor psikologis.
a. Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi PK.
b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan.
c. Frustasi.
d. Kekerasan dalam rumah atau keluarga
2. Faktor sosial budaya
Seseorang akan berespon terhadap penignatan emosionalnya secara agresif sesuai
dengan respon yang dipelajarinya. Sesuai dengan teori menurut bandura bahwa
agresif tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Faktor ini dapat dipelajari
melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka
semakin besar kemungkinan terjadi. Budaya juga dapat mempengaruhi perilaku
kekerasan adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi marah yang
dapat diterima dan yang tidak dapat diterima.
3. Faktor biologis
Berdasarkan hasil penelitian pada hewan , adan pemberian stimulus elektris ringan
pada hipotalamus (pada sistem limbik) ternyata menimbulkan perilaku agresif,
dimana jika terjadi kerusakan fungsi limbik (untuk emosi dan perilaku), lobus
frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk interprestasi indera
penciuman dan memori) akan menimbulkan mata terbuka lebar,pupil berdilatasi,
dan hendak menyerang objek yang ada disekitarnya.
D. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa injuri
secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku
kekerasan adalah sebagai berikut.
1. Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2. Interaksi : penghinaan,kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun ekternal dari
lingkungan.
3. Lingkungan : panas, padat,dan bising.
3. Diagnosa keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan b.d perilaku kekerasan.
b. Perilaku kekerasan b.d harga diri rendah.
c. Perubahan sensori dan presepsi : halusinasi b.d isolasi sosial.
d. Isolasi sosial b.d koping individu inefektif
4. Intervensi
TUK 1 : bina hubungan saling percaya (BHSP).
TUK 2 : klien mendapat perlindungan secara fisik.
TUK 3 : kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
TUK 4 : Klien mendapatkan pengobatan secara adekuat.
TUK 5 : klien mendapat dukungan keluarga.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengukur tujuan dan kriteria yang sudah tercapai dan
ang belum sehingga dapat menentukan intervensi lebih lanjut. Bentuk evaluasi
yang positif adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi situasi yang dapat membangkitakan kemarahan.
b. Bagaimana keadaan klien saat marah dan benci kepada orang tersebut.
c. Sudahkah klien menyadari akibat dari marah dan pengaruhnya pada rang lain.
d. Buatlah komentar yang kritikal
e. Apakah klien sudah mampu megekspresikan sesuatu yang berbeda.
f. Klien mampu menggunakan aktivitas secara fisik unutk mengurangi perasaan
marahnya.
g. Konsep diri klien sudah meningkat
h. Kemandirian berfikir dan aktivitas meningkat.
Naskah Role Play Perilaku Kekerasan
Pada suatu kota hiduplah sebuah keluarga. Pak ari dan ibu neni mempunyai satu orang anak
yang bernama bejo. Pak ari mempunyai sebuah perusahaan yang sangat terkenal. Namun
keluarga ini kurang harmonis semenjak pak ari suka mengkonsumsi narkoba dan bermain
perempuan. Hal ini muncul timbul percekcokkan antara pak ari dan ibu neni, sampai ari tega
memukul ibu neni kejadian inipun sering dilihat oleh anaknya Sifra. Sehingga kejadian itu
sangat mempengharuhi sikap dan prilaku bejo diluar rumah. Disekolah sering kali bejo
marah dan sampaimemukul dan tembok dan menendang-nendang meja hingga menelan
korban. Sehingga guru sekolah bejo melaporkan kejadian tersebut kepada orang tuanya,
sementara itu ibu bejo tidak mampu lagi menangani kejadian kekerasan yang dilakukan bejo
dan pada akhrinya bejo dibawah kerumah sakit jiwa.
Di pagi hari....
SP:1
Sifra : (Sifra langsung menoleh kearah suster dengan tatapan yang sangat tajam
tetapi tidak berkata apapun)
SrDiana : (sambil menyentuh sifra ) selamat pagi sifra gimana perasaannya hari ini?
Sifra : (sifra mulai mengeluarkan kata-kata dengan nada yang keras) apasih nyentuh
aku. Aku ngak mau diganggu aku mau tidur (sifra pun langsung menarik
selimut dan menutup dirinya dengan selimut)
Sr Diana : Ya sudah kalau begitu sifra tidur ya, selamat tidur sifra.kalau Sifra butuh
suster nanti panggil aja suster akan segera datang (suster Diana pun bergegas
meninggalkan ruangan Sifra )
(Beberapa jam kemudian Sifra berteriak teriak diruangannya suster Diana pun segera berlari
menghampiri Sifra)
Sr Diana : Ya udah kalau Sifra tidak mau cerita sama suster tidak apa-apa tapi kapan
kamu butuh suster, suster akan selalu siap untuk mendengarkan nya.sifra
mungkin sekarang kamu butuh untuk sendiri untuk menenangkan diri, ya udah
sifra suster tinggal ya. (sambil mengelus pundak sifra agar ia merasa nyaman)
suster tinggal ya.
Sifra : (sifra mulai merasa tersentuh mendengar suster Diana yang selalu bicara
dengan nada lembut dan sabar meskipun dia selalu marah dan mengusir suster
diana)
(suster Diana masuk ke ruangan Sifra dan sifra tidak mengusirnya lagi Sifra sudah mulai
tenang dan menerima kehadiran suster Diana)
Sr Diana : Gimana sifra mau cerita ngak sama suster? Kenapa sifra tiba tiba marah tadi
pagi?
Sifra :Ia suster aku marah sama ayah aku dan juga sama diri aku sendiri ( sejenak
sifra terdiam dan terisak seolah-olah dia tidak ingin menceritakannya tapi pada
akhirnya dia pun cerita karena dia sudah percaya sama suster Diana)
Sr Diana :Sifra kalau memang kamu belum sanggup untuk cerita sama suster ga apa-apa
tidak usah dipaksakan.(dengan nada yang lembut)
Sifra : Ia suster aku sudah siap sebenarnya aku marah sama ayah aku karena tiap
hari aku selalu menyaksikan ayah dan ibu aku bertengkar gara-gara ayah aku
sering mabuk-mabukan dan juga sering mainb perempuan belum lagi ayah
juga sering mukul ibu aku. Aku kesal karena saat kejadian itu aku tidak bisa
berbuat apa-apa aku hanya diam dan melampiaskan kemarahanku sama barang
barang yang ada di sekitarku.
Sr Diana : Oh ya kalu boleh suster tau biasanya kalau orang tua kamu berkelahi apa
yang kamu lakukan?
Sifra : Biasanya suster aku pukul tembok dan juga terkadang aku berkelahi sama
teman aku karena kejadian yang kulihat dirumah membuat perasaanku jadi
tidak karuan. Saya sangat gampang tersinggung dan tidak bisa menahan
emosi.
Sr Diana : Jadi begitu ceritanya saran suster semarah apapun Sifra tolong jangan pernah
menyakiti diri kamu sendiri apalagi kalau sampai menyakiti orang lain. Kamu
tau sendiri saat kamu memukul tembok kan yang rugi kamu sendiri toh tangan
kamu luka, berdarah dan pasti sangat sakit dan kalau sudah seperti itu yang
merasakan sakitnya kan kamu sendiri.
Sr Diana : Kalau kamu ingin marah coba deh kamu latihan tarik nafas dalam (sambil
mengajarkan Sifra bagaimana cara tarik nafas dalam).coba kamu tarik nafas,
tahan trus hembuskan perlahan lahan dan ulangi sampai kau benar benar
merasa nyaman.
SP: 2
Sore Hari.............
Sr Putri : OH ya gimana Sifra sudah bisa belum melakukan nafas dalam seperti yang
suster ajarkan kemaren.
Sr Putri : Coba ulangi suster mau lihat (Sifra pun mulai melakukan apa yang disuruh
oleh suster Putri dan ternyata benar Sifra sudah mampu melakukannya dengan
benar tanpa bantuan) nah sifra sudah bisa.
Sr Putri : Oh ia Sifra saat kamu melakukan tarik nafas dalam gimana perasaan kamu?
Sr Putri : Suster ada saran kalau sifra marah marah sifra tidak usah pukul tembok ,
kalau memang sifra ingin mukul sesuatu pukul bantal saja atau kasur supaya
Sifra tidak merasakan sakit.
Sifra : Ia suster.
Sr Putri : Baiklah Sifra kalau kamu merasa ingin marah kamu bisa lakukan apa yang
suster anjurkan. Bisa kamu buat pagi hari Latihan nafas dalam supaya kamu
merasa nyaman atau bissa juga cara kedua mukul bantal atau kasur supaya
kamu tidak terluka.
Sifra : Ia suster
Hari Berikutnya..........
SP:3
Sr Sintia : Oh ya bagaiman Sifra. Sifra sudah bisa belum melakukan apa yang kemarin
suster ajarkan.
Sifra : sudah suster aku sudah bisa melakukannya dan kalau aku emosi suster aku
pukul bantal atau ngak kasur.
Sr Sintia : Trus gimana perasaannya ada ngak bedanya saat kamu memukul tembok
atau yang lainnya.
Sifra : Ia suster lebih nyaman aku merasa puas dan juga tidak sakit
Sr Sintia : Tapi kamu juga bisa kok mengendalikan marah kamu tanpa harus melukai
diri kamu contohnya kamu bisa bernyanyi supaya kamu lupa dengan perasaan
kamu yang membuat kamu marah
Sr Sintia : Ya udah sifra sekarang suster permisi dulu ya kalau butuh sesuatu panggil
suster saja (suster pun pergi meninggalkan ruangan Sifra)
Hari Berikutnya..................
SP:4
Sr Gusty : Oh ya sifra suster punya cara loh gimana caranya supaya kamu tidak sampai
melakukan kekerasan yang dapat melukai diri kamu sendiri ataupun melukai
orang lain.Sifra mau tidak suster ajari gimana caranya?
SP: 5
Hari berikutnya.............
Perawat Delo : Bagaiman Sifra hari ini sudah merasa baikan belum.
Sifra : Sudah bruder saya sudah bisa kok melakukannya dengan baik tanpa harus
dibantu tapi suster terkadang aku tidak sadar gimana ya bruder?
Perawat Delo : Itu wajar pa tidak apa apa tapi ada juga cara yang lebih mudah untuk
mengendalikannya. Yaitu harus minum obat tapi saran saya kalau memang
masih bisa diatasi sebaiknya bapak tidak usah minum obat .
Sifra : Ia suster
Perawat Delo : Baiklah sifra bruder permisi ya kalau butuh sesuatu panggil saja bruder .
bruder akan selalu siap untuk membantu Sifra ( bruderpun berlalu dan
meninggalkan ruangan Sifra)
Daftar Pustaka
Hartono Yudi, Farida. 2011. Buku Ajar Keperawtaan Jiwa. Jakarta; Salemba Medika.
Riyadi, Sujono, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta; Graha Ilmu.
Fitryasari, Yusuf,dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta; Salemba
Medika