Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 01 No. 01 April 2013

Analisis Faktor Kepemimpinan dalam Upaya Pelayanan Keperawatan


yang Bermutu di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Tipe B

Analysis of Leadership’s Factors in Nursing Care Quality Effort at


Hemodialysis Unit of B Class Hospital.

Yulius Widiyarta*, Sudiro**, Bambang Edi Warsito**


*
RS. Kasih Ibu Surakarta
Jl. Slamet Riyadi 404, Surakarta, email : yuliuswidiy@yahoo.com
**
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Layanan unit Hemodialisa sebagai layanan unggulan masih bermasalah pada komitmen dan
komunikasi kepemimpinan keperawatan. Penelitian ini betujuan untuk menjelaskan faktor
kepemimpinan : komunikasi dan komitmen dalam upaya pelayanan keperawatan yang
bermutu di Unit Hemodialisa di RS Tipe B. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan
metode wawancara mendalam dan observasi. Subjek penelitian terdiri dari 11 orang yaitu 3
orang informan utama (1 perawat kepala ruang dan 2 perawat) dan 8 orang informan
triangulasi (1 dokter penanggung jawab unit hemodialisa, 4 perawat dan 3 pasien). Observasi
dilakukan dengan menggunakan check list atau daftar tilik. Hasil penelitian menunjukkan
faktor komunikasi yang terdiri dari fungsi instruksi, konsultasi, partisipasi, delegasi dan
pengendalian sudah dilakukan oleh pimpinan. Fungsi instruksi dilaksanakan dengan
memberikan arahan tetapi strategi tidak disampaikan. Fungsi konsultasi sudah dilaksanakan
tetapi masukan tidak direspon oleh kepala ruang. Fungsi delegasi sudah dijalankan dari kepala
ruang kepada kepala tim. Fungsi partisipasi sudah dilaksanakan. Fungsi pengendalian
dilaksanakan dengan pengawasan langsung tetapi belum ada mekanisme monitoring dan
evaluasi . Untuk faktor komitmen, yang sudah dilakukan adalah komitmen untuk menjadi
teladan dan pemberian motivasi sedangkan komitmen untuk melakukan monitoring dan
menjalankan SOP belum dilaksanakan. Pelayanan keperawatan sudah dirasakan cukup baik
oleh pasien dan kolaborasi antar petugas medis sudah berjalan dengan baik tetapi belum ada
penjaminan mutu pelayanan keperawatan. Sarana dan prasarana sesuai persyaratan dari
Depkes dan Pernefri belum dipenuhi. Simpulan, faktor komunikasi kepemimpinan belum
semuanya dilaksanakan oleh pimpinan keperawatan. Komitmen untuk menjadi teladan dan
memberikan motivasi sudah dilaksanakan. Komitmen untuk melaksanakan SOP serta
melakukan monitoring dan evaluasi belum dilaksanakan. Saran, kepemimpinan keperawatan
agar meningkatkan fungsi komunikasi, pelaksanaan SOP serta melakukan monitoring dan
evaluasi sebagai bentuk upaya penjaminan mutu pelayanan keperawatan.

Kata kunci : Komunikasi, komitmen, kepemimpinan mutu, pelayanan


keperawatan

41
ABSTRACT
Haemodialysis unit service as an eminent service had been still a problematic in nursing
leadership commitment and communication. This study objective was to explain the factors of
leadership : communication and commitment to quality nursing care effort in Haemodialysis
Unit at the Type B Hospital. The research was conducted in-depth qualitative interviews and
observation. Research subjects consisted of 11 people : 3 key informants (1 head room nurse
and 2 nurses) and 8 triangulation informants (1 physician responsible hemodialysis unit, 4
nurses and 3 patients). Observations carried out by using a check list.The results shows that
the communication factors consists of instruction, consultation, participation, delegation and
controlling functions have been done by the head room nurse. The instruction function has
been implemented by providing direction but the strategy has not been delivered yet.
Consulting function has been already implemented but the suggestion has not been responded
by the head room nurse. Delegation function has been functioning from the head room nurse
to the team head nurse. Participation function has been implemented. Controlling function
has been carried out under the direct supervision but there have been no monitoring and
evaluation mechanisms. Commitment factor has been a model and a motivation, while the
commitment to monitor and to do using SOP has not been implemented. The nursing care has
been perceived quite well by patients and collaboration among medical officers has been
good but there has no assurance of quality nursing care. Facilities and infrastructures
according to the requirements of the Department of Health and Pernefri have not been
fulfilled. Conclusion, leadership communication factors have not all done by nursing
leadership. Commitment to be a model and and a motivation have been implemented.
Commitment to implement the SOP and conduct monitoring and evaluation have not been
conducted. Suggestions, nursing leadership should improve the functioning of nursing
leadership communication, implementation of SOPs and conduct monitoring and evaluation
as an effort to guarantee quality of nursing care.

Keywords : communication, commitment, quality leadership nursing care

PENDAHULUAN pengendalian pelaksanaan SOP. Sumber


Kepemimpinan meliputi proses Daya Manusia (SDM) perawat di
mempengaruhi dalam menentukan tujuan hemodialisa belum semuanya memiliki
organisasi, memotivasi perilaku pengikut sertifikat dari Pernefri (Perhimpunan
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi Nefrologi Indonesia) sehingga masih banyak
untuk memperbaiki kelompok dan keluhan dari perawat dan pasien tentang
1
budayanya. Pemimpin yang baik harus bisa sarana dan prasarana tempat pelayanan
menyampaikan idenya secara ringkas, jelas hemodialisa, Kedua hal tersebut merupakan
dan tepat serta dapat menggunakan masalah komitmen kepemimpinan dalam
ketrampilan komunikasi dan pengaruhnya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
untuk meyakinkan dan mengarahkan orang perawat serta memperbaiki sarana dan
lain dalam mencapai tujuan organisasi.2 prasarana.
Di Unit Hemodialisa didapatkan Tujuan Penelitian :
permasalahan kepemimpinan dalam hal Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-
faktor komunikasi dan faktor komitmen. faktor kepemimpinan dalam upaya
Masih ada perawat yang tidak menjalankan pelayanan keperawatan yang bermutu di
SOP secara benar, meskipun sudah ada visi Unit Hemodialisa, faktor kepemimpinan
tetapi visi tersebut belum menjadi pegangan yang diteliti meliputi faktor fungsi
bagi semua perawat, hal ini menunjukkan komunikasi instruksi, konsultasi, partisipasi,
masih ada masalah komunikasi delegasi dan pengendalain; faktor komitmen

42
dalam monitoring dan evaluasi, menjalankan dan rentang waktu masa kerja 11 – 17
SOP, menjadi teladan dan memberikan tahun. Untuk informan triangulasi pasien
motivasi. terdiri dari 3 orang pasien 2 perempuan dan
1 orang pria, dengan rentang usia 38 – 70
METODOLOGI PENELITIAN tahun berpendidikan SMA dan D3.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif, dengan cara pengumpulan data Deskripsi Faktor Komunikasi
melalui wawancara mendalam dan Kepemimpinan
observasi.3 Sampel penelitian diambil secara Faktor instruktif dari komunikasi Karu
purposive4 terdiri dari 1 orang informan ke perawat pelaksana baru dilaksanakan
utama kepemimpinan yaitu kepala seksi sebagian, terlihat dari : sudah ada arahan
Unit Hemodialisa dengan informan tentang tujuan dan sasaran pelayanan
triangulasi 4 orang perawat pelaksana keperawatan tetapi belum ada strategi dalam
hemodialisa. Informan utama mutu mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
pelayanan keperawatan adalah 2 orang
perawat pelaksana dengan informan Kotak 1
triangulasi 1 orang penanggung jawab Unit Karu belum pernah menerangkan dan
Hemodialisa dan 3 orang pasien belum pernah memberitahu tentang
hemodialisa. Data sekunder yang digunakan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran
adalah data daftar hadir rapat, data Gugus tadi. (Informan Triangulasi/IT 3)
Kendali Mutu dan data Evaluasi Penerapan
Standar Asuhan Keperawatan.
Untuk meningkatkan mutu keperawatan
Validitas pada penelitian ini dilakukan
Karu sudah melakukan upaya untuk
dengan triangulasi. Triangulasi yang
menjalankan SOP, mengikutsertakan
digunakan dalam penelitian adalah
pelatihan bagi perawat dan mengajak untuk
triangulasi sumber. Reliabilitas dilakukan
memberikan pelayanan yang baik. SOP
terhadap setiap data atau informasi yang
belum dilaksanakan secara konsisten dan
diperoleh dianalisis secara terus menerus
belum semua perawat mendapatkan
dengan cara ditanyakan terus menerus untuk
pelatihan karena memang dilakukan secara
mengetahui maknanya7.
bergilir.
Penelitian ini menggunakan analisis
Karu sudah melaksanakan fungsi
data kualitatif yang dilakukan secara
konsultatif dengan berkonsultasi baik ke
interaktif. Aktifitas dalam analisis data
atasannya dan berdiskusi dengan perawat
adalah : reduksi data, penyajian data dan
pelaksana. Masukan kurang direspon oleh
kesimpulan / verifikasi10
Karu, kadang tanggapan yang diberikan
Karu disertai dengan emosi dan cenderung
Hasil Penelitian dan Pembahasan
membela diri terhadap kritikan.
Karakteristik Responden
Informan utama terdiri dari 3 wanita
dengan rentang umur 36 - 39 tahun, dengan Kotak 2
jabatan Kepala Ruang Hemodialisa dan Dalam menanggapi umpan balik/masukan
perawat pelaksana dengan masa kerja di RS dari bawahannya terkadang Karu masih
tipe B dengan rentang waktu 12 dan 17 dipengaruhi oleh emosi dan jarang mau
tahun. Untuk informan triangulasi yang menerima masukan. (IT 2)
pertama adalah 1 orang dokter Spesialis
Penyakit Dalam dengan masa kerja 12 tahun. Dalam melaksanakan fungsi partisipatif
Untuk Informan triangulasi perawat ada 4 Karu sudah berusaha merangkul
orang perawat yang terdiri dari 3 wanita dan bawahannya untuk memecahkan masalah
1 pria dengan rentang umur 29 – 36 tahun dan sudah berusaha mengajak meningkatkan
dengan latar pendidikan D3 Keperawatan mutu keperawatan melalui diskusi atau

43
perintah langsung. Menurut informan aspirasi, saran yang konstruktif bagi
triangulasi karu jarang meminta pendapat pengembangan organisasi, Musyawarah
atau ide dari bawahannya bahkan dalam harus dilanjutkan partisipasi dalam berbagai
merespon pendapat bawahannya Karu sering kegiatan melaksanakan program organisasi.
mengedepankan emosi dan memaksakan Dan fungsi pengendalian dapat diwujudkan
kehendaknya. melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.1
Kotak 3
Karu tidak pernah mencari ide tentang Deskripsi Faktor Komitmen Kemimpinan
mutu pelayanan keperawatan dari Faktor komitmen dalam
pelaksana, Karu juga jarang meminta monitoring dan evaluasi mutu pelayanan
pendapat, malahan sering memaksakan keperawatan dilaksanakan oleh Karu dan
pendapat. (IT 3) Katim. Karu sudah berusaha mengajak dan
memerintahkan bawahannya untuk
melaksanakan SOP dengan konsisten
Dalam fungsi delegasi tentang
meskipun SOP belum bisa dilaksanakan
pelimpahan wewenang di unit HD, informan
sepenuhnya. Karu bisa menjadi teladan
utama dan informan triangulasi mengatakan
tetapi harus meningalkan sifat-sifat egois,
sudah ada pelimpahan wewenang dari Karu
emosional dan tidak mau mengakui
kepada Katim dan Katim selama ini sudah
kekurangan/ kesalahannya. Karu juga selalu
bisa melaksanakan tugasnya serta cukup
mendorong peningkatan mutu pelayanan
bertanggung jawab.
keperawatan melalui bimbingan langsung,
Fungsi pengendalian mutu
pengarahan dan mengikutsertakan perawat
keperawatan di unit HD baru dilaksanakan
ke simposium atau pelatihan secara
dalam hal bimbingan, sedangkan mekanisme
bergantian. Untuk komitmen pemberian
pengendalian mutu belum dilaksanakan,
penghargaan kepada bawahannya Karu tidak
yang dilakukan Karu hanya
pernah memberikan pujian atau penghargaan
mengobservasi langsung kemudian
kepada bawahannya meskipun perawat
membuat evaluasi lisan pada saat rapat
sudah bekerja dengan baik.
bulanan. Dalam mutu pelayanan
keperawatan, fungsi pengendalian ini
tampak pada jaminan mutu pelayanan. Di Kotak 5
unit HD RS tipe B jaminan mutu pelayanan Karu tidak pernah memberikan
keperawatan belum dilaksanakan, gugus penghargaan, meskipun kami sudah bekerja
kendali mutu tidak dilakukan. Standar dengan baik tapi tidak pernah dipuji
asuhan keperawatanpun belum sepenuhnya melainkan pekerjaan kami selalu dirasa
dilaksanakan. kurang terus. (IT4)

Kotak 4
Pengawasan tentang mutu keperawatan Menurut Roger dalam Stuart GW.8
belum ada mekanismenya, jadi bahwa hakikat dari komunikasi adalah suatu
pengawasan, monitoring & evaluasi tidak hubungan yang dapat menimbulkan sikap
pernah ada, secara tertulis pun juga belum dan tingkah laku serta kebersamaan dalam
ada. (IT 1) menciptakan saling pengertian dari orang-
orang yang terlibat dalam komunikasi, hal
ini tampak pada sikap caring perawat
Permana mengatakan bahwa
Komunikasi harus bisa memberikan
Deskripsi Mutu Pelayanan Keperawatan
informasi yang jelas dari sumber
Dalam mutu pelayanan keperawatan,
komunikasi kepada penerima informasi,
perawat sudah memberikan caring kepada
selalu memungkinkan diperoleh gagasan,
pasien dengan bersikap ramah, mau

44
mendengarkan keluhan pasien, memberikan di unit HD di sebuah RS tipe B di Jawa
pendidikan, bimbingan, motivasi serta mau Tengah.
menjelaskan tentang pelaksanaan Fungsi instruksif : sudah dilaksanakan tetapi
hemodialisa, meski demikian masih ada masih kurang dalam hal penyampaian
perawat yang “ditolak” oleh pasien. strategi pelaksanaannya.
Kolaborasi dan kesetaraan dengan petugas Fungi Konsultatif : sudah dilaksanakan,
kesehatan yang lain sudah berjalan baik. tetapi masukan dari perawat pelaksana
Kotak 6 kurang direspon.
Perawat nggak ada yang merasa inferior. Fungsi partisipatif : sudah dilaksanakan
Mereka bekerja sama seperti tim dan tidak dengan mengikutsertakan perawat ke
ada dokter yang menyepelekan perawat. (IT seminar/pelatihan, ajakan untuk
4) menjalankan SOP, tetapi masih kurang
dalam hal penggalian pendapat/ide dari
Meskipun perawat sudah melaksanakan
perawat pelaksana.
caring tetapi ternyata proses jaminan mutu
Fungsi delegasi : sudah dilaksanakan dari
belum dilaksanakan, belum ada organisasi
karu kepada katim dengan baik.
mutu dan belum ada mekanisme monitoring
Fungsi pengendalian ; belum ada
dan evaluasinya. Menurut Nurachmah6
mekanisme pengendalian mutu.
jaminan mutu sangat penting dalam proses
Pelaksanaanmya hanya dilakukan dengan
perawatan karena tujuan asuhan bermutu
observasi langsung di lapangan.
adalah untuk menjamin mutu sambil pada
Faktor komitmen kepemimpinan dalam
saat yang sama mencapai tujuan institusi
upaya pelayanan keperawatan yang bermutu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan
di unit HD RS tipe B.
jaminan kualitas pelayanan/asuhan
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi
keperawatan merupakan kegiatan menilai,
hanya berupa observasi langsung, belum ada
memantau, atau mengatur pelayanan yang
mekanismenya.
berorientasi pada konsumen (klien).
Dalam pelaksanaan SOP, sudah
Implementasi jaminan mutu seperti
dilaksanakan tetapi perawat pelaksana
organisasi mutu dan GKM adalah kegiatan
belum melaksanakan SOP secara konsisten.
di tingkat rumah sakit. Seharusnya yang
Dalam hal menjadi teladan, pimpinan sudah
bertanggung jawab untuk menjalankan
mampu menjadi teladan di unit Hemodialisa.
jaminan mutu ini adalah pimpinan/manajer
Dalam pemberian motivasi, pimpinan
keperawatan. Karu bisa berkoordinasi
sudah melaksanakan dengan
dengan manajer keperawatan untuk
mengikutsertakan perawat ke pelatihan,
menyelenggarakan kegiatan jaminan mutu
simposium dll, tetapi pemberian pujian atau
ini.
penghargaan masih kurang.
Dari observasi sarana dan prasarana
Mutu pelayanan keperawatan.
didapatkan hasil : rasio mesin : luas
Perawat sudah memiliki sikap caring kepada
ruang<1:8m2, belum ada ruang konsultasi,
pasien
ruang pimpinan, ruang pendaftaran, toilet
Hubungan terapeutik antara perawat dengan
petugas dan dialiser reuse masih digunakan
pasien sudah berjalan dengan baik.
untuk pasien non hepatitis C dan HIV.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang
Sedang ruangan yang perlu diperbaiki
lain sudah berjalan dengan baik.
adalah ruang perawat, ruang reuse, gudang,
Jaminan mutu, berupa Gugus Kendali Mutu
spoelhok dan ruang tunggu pasien.9
dan Standar Asuhan Keperawatan belum
SIMPULAN
dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisis tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa : SARAN
Faktor komunikasi kepemimpinan dalam Saran yang perlu ditindak lanjuti oleh
upaya pelayanan keperawatan yang bermutu RS tipe B, Unit Hemodialisa dan Kepala

45
Ruang dalam rangka memperbaiki mutu pelaksanaan SOP tersebut.Mendorong
pelayanan keperawatan yang berhubungan semua perawat di unit HD untuk
dengan komunikasi dan komitmen adalah mendapatkan pelatihan tentang HD dari
sebagai berikut : Pernefri.
Dalam menjalankan fungsi konsultatif
Bagi Rumah sakit komunikasi, penggalian ide/pendapat serta
Memenuhi persyaratan sarana dan respon terhadap masukan ditingkatkan.
prasarana : memperbaiki ruang perawat, Menjalankan mekanisme pengendalian mutu
ruang reuse, gudang, spoelhok dan ruang pelayanan keperawatan.
tunggu pasien serta menambah ruang Pelaksanaan monitioring dan evaluasi mutu
konsultasi, ruang pimpinan, ruang pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan.
pendaftaran dan ruang toilet untuk petugas Pemberian pujian dan penghargaan bagi
sesuai dengan standar dari Kemenkes dan perawat pelaksana perlu ditingkatkan.
Pernefri
Meningkatkan ketrampilan dan kemampuan DAFTAR PUSTAKA
Kepala Ruang Unit Hemodialisa dalam 1. Permana, S, Hanna. Diamond Head
bidang manajerial. Drill & Kepemimpinan dalam
Memberikan pelatihan tentang mutu Manajemen Rumah Sakit, Penerbit Andi,
pelayanan keperawatan kepada semua Yogyakarta, 2005
perawat di Unit Hemodialisa. 2. Suyanto, Mengenal Kepemimpinan dan
Melaksanakan kegiatan jaminan mutu Manajemen Keperawatan di Rumah
pelayanan keperawatan dalam bentuk Gugus Sakit, Penerbit Buku Kesehatan,
Kendali Mutu dan melaksanakan Standar Yogyakarta, 2008
Asuhan Keperawatan. 3. Emzir. Metodologi Penelitian
Menyiapkan anggaran dana untuk Kualitatif : Anlisis Data, Rajawali,
pengembangan sarana, prasarana dan Jakarta, 2010.
Sumber Daya Manusia di Unit Hemodialisa. 4. Moleong, LJ. Metodologi Penelitian
Kualitatif, edisi revisi, Remaja
Bagi Unit Hemodialisa RS tipe B. Rosdakarya, Bandung, 2007
Melaksanakan Standar Asuhan Keperawatan 5. Herdiansyah, H. Metodologi Penelitian
dari Kemenkes. Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
Memenuhi persyaratan ketenagaan perawat Salemba Humanika, Jakarta , 2010
dengan memberikan pelatihan hemodialisa 6. Nurachmah, E, Asuhan Keperawatan
eksternal yang memiliki sertifikasi dari Bermutu di Rumah Sakit, Seminar
Pernefri. Keperwatan di RSI Cempaka Putih,
Membuat dan menjalankan sistim diunduh dari http://bondanmanajemen.
monitoring dan evaluasi pelayanan blogspot.com/2007/05/asuhan-
keperawatan. keperawatan bermutu-di-rumah.html.
Ikut mendukung program kegiatan jaminan Jakarta, 2001
mutu pelayanan keperawatan yang 7. Sukidi, B, Metodologi Penelitian
dilaksanakan oleh manajemen keperawatan Kualitatif Perspektif Mikro, Insan
Rumah Sakit. Cendekia, Surabaya, 2002
8. Nasir, A., Muhith, A., et al, Komunikasi
Bagi Kepala Ruang (Karu) dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi,
Dalam pemberian arahan/instruksi yang Salemba Medika, 2009
mudah difahami oleh perawat pelaksana. 9. Pedoman Pelayanan Hemodialisa di
Bersama dengan semua perawat di unit HD Sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen
RS tipe B Menjalankan SOP secara Bina Yanmed Depkes RI, 2008
konsisten dan melakukan monitoring dan 10. Notoatmojo, S. Metodologi Peneliti
evaluasi. Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010

46

Anda mungkin juga menyukai