Anda di halaman 1dari 7

Urban Farming: Vertikultur Organik

A. Latar Belakang Masalah


Seperti yang kita ketahui lahan merupakan hal utama dalam usaha tani,
sesuai dengan teori yang ada, jika semakin besar luas lahan maka semakin besar
produktivitas yang di hasilkan. Lahan adalah salah satu faktor produksi, tempat
dihasilkannya produk pertanian yang memiliki sumbangan yang cukup besar
terhadap usaha tani, karena banyak sedikitnya hasil produksi dari usaha tani sangat
dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan. Dimana seperti yang kita
tahu kepemilikan luas lahan petani di Indonesia kebanayakan masih dibawah 1
hektar. Hal ini yang menyebabkan harga produk pertanian sangat berfluaktif di
pasaran, karena produksinya yang tidak banyak dan tidak pasti.
Mengingat penurunan sektor pertanian yang ditunjukkan oleh data PDRB
tersebut ditunjukkan kerena beberapa faktor yang memang menjadi kendala dalam
peningkatan pada sektor pertanian diantaranya, pengalih fungsi lahan pertanian
yang merupakan hal yang penting dalam meningkatkan produktivitas, selain itu
pelatihan yang diberikan oleh lembaga terkait dalam sektor pertanian yang melatih
para petani dalam menggunakan teknologi, serta cara-cara bertani yang benar untuk
penggunaan bahan yang efisien dengan hasil yang tepat. Penyusutan lahan pertanian
ini disebabkan karena banyak lahan yang kurang optimal, serta banyak dari warga
setempat yang lebih memilih untuk menjadikan lahan pertaniannya menjadi
bangunan baru ataupun disewakan untuk kebutuhan pribadinya. Sangat disayangkan
karena sedikit masyarakat yang mengetahui, bagaimana mengelola lahan pertanian
pada lahan sempit dan lahan kurang optimal selain dijadikan bangunan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan lahan yang kurang
luas dan kurang optimal yaitu dapat dilakukan intensifikasi. Intensifikasi adalah
usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara meningkatkan kemampuan atau
memaksimalkan produktivitas faktor faktor produksi yang telah ada. Lahan yang
tidak terlalu luas ini dapat kita maksimalkan dengan intensifikasi tadi, salah satu
caranya yaitu dengan sistem vertikultur. Vertikultur yaitu menanam tanaman secara
tegak atau lurus keatas, sehingga yang umumnya kita menanam secara horizontal
yang membutuhkan lahan yang luas, dengan metode ini kita dapat menghemat dan
memaksimalkan luas lahan yang ada.
Didalam metode vertikultur dapat ditanam berbagai macam sayuran, salah
satunya yaitu sayuran organik. Sayuran organik mulai ramai dibicarakan sekitar
beberapa tahun belakangan ini, pertanian organik semakin berkembang dengan
meningkatnya permintaan masyarakat akan produk ini. Konsumen kelas menengah
ke atas merupakan target pasar dari usaha ini, alasan mereka memilih sayuran
organik adalah karena sayuran organik merupakan produk yang aman bagi
kesehatan. Produk ini lebih sering ditemui di supermarket atau pada agen khusus
produk pertanian organik. Harganya pun sedikit lebih mahal dibandingkan sayuran
pada umumnya.
ANALISIS USAHA

A. Identitas Usaha
Nama : Urban Farming: Vertikultur organik
Jenis Usaha : Budidaya
Produk : Sayuran Organik
Tempat Usaha : Purwokerto.
Kapasitas Produk : 250 gram / pack
Jumlah Tenaga Kerja : 3 orang
Target Usaha : Mahasiswa, Dosen dan Masyarakat Umum
Pemasaran : Penjualan Secara Offline (Personl Selling) dan Online
(Sosial media dan Delivery Order)

B. Analisis Ekonomi
1. Fix Cost = Biaya alat produksi
= Rp 740.000
2. Variable Cost = Biaya bahan + Biaya lain-lain
= Rp 1.165.000 + Rp 400.000
= Rp 1.565.000
3. Modal Biaya = Fix cost + Variable cost
= Rp 740.000 + Rp 1.565.000
= Rp 2.305.000
4. Pendapatan = Harga per 250 gram x Jumlah Pack x 2 kali panen
= Rp 15.000 x 108 x 2
= Rp 1.620.000 x 2
= Rp 3.240.000
5. Laba Bersih = Pendapatan - Modal biaya
= Rp 3.240.000 - Rp 2.305.000
= Rp 935.000
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
6. B/C =
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
3.240.000
=
2.305.000
= 1,40
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
7. BEP Harga Produksi = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
2.305.000
= 216
= Rp 10.671

Jadi, harga untuk 1 Pack selada sebesar Rp 10.671 merupakan harga dimana modal
biaya produksi kembali sehingga untuk mendapatkan keuntungan harga per unit/ per
kemasan harus di atas Rp 10.671. Jadi, dengan harga per kemasan Rp 15.000 maka
diperoleh keuntungan per kemasan sebesar Rp 15.000 – Rp 10.671 = Rp 4.329.
RENCANA KEGIATAN

A. Aspek Pasar
1. Wilayah Pemasaran
Pemasaran hasil pertanian vertikultur organik dilakukan di wilayah Purwokerto
Kab. Banyumas dan sekitarnya terutama minimarket serta toko buah dan sayuran yang
membutuhkan supplier sayuran organik.

2. Kelompok sasaran
Kelompok sasaran dari produk ini adalah masyarakat umum, masyarakat
kampus, rumah makan, supermarket di Purwokerto (seperti Rita, Pabuaran market,
dan Moro) yang membutuhkan sayuran sehat yang oganik tanpa pestisida.

3. Suplai Bahan Baku


Suplai bahan baku seperti bibit tanaman selada didapatkan dari toko pertanian
di Pasar Wage, Pasar Manis dan Pasar Karanglewas.

B. Aspek Teknik
1. Pembuatan Produk
Pembuatan produk vertikultur organik dilakukan di Experimental farm
FAPERTA. Pekerja melakukan budidaya dari pembuatan media tanam, penanaman,
perawatan, panen, dan penanganan pasca panen. Selain itu, karyawan juga dilatih untuk
memotong sayur sesuai dengan standar jenis sayur. Proses produksi terdiri dari dua
tahapan, yaitu proses budidaya dan pengemasan. Langkah-langkah tiap tahapan
disajikan pada Gambar
a. Proses budidaya

Persiapan Pemilihan bibit perawatan pemanenan


b. Proses pengemasan
media tanam kangkung, pokcoy, tanama meliputi dengan
secara dan selada serta penyiraman membersihkan
vertikultur penanaman di pemupukan, dan tumbuhan dari
media vertikultur penyiangan kotoran
Timbang sayuran Dibungkus dengan Plastik di seal pada
yang sudah menggunakan ujungnya sedemikian
dibersihkan. plastik film rupa hingga plastik
tertutup rapat

Ditambahkan label
pada bagian tengah
sebagai identitas
produk

C. Aspek Pemasaran

1. Pemasaran Produk

Produk dipasarkan menggunakan beberapa teknik pemasaran, yaitu secara


online melalui media sosial untuk menyebarkan promosi mengenai sayuran organik
dan sistem Delivery Order pada sistem Offline (personal selling) yaitu penjualan secara
langsung ke tempat yang sudah ditargetkan seperti rumah makan, supermarket di
Purwokerto (Rita, Pabuaran market, dan Moro).

2. Design Produk
a. Gambaran Produk

b. Kemasan
Wrap dan Styrofoam untuk membungkus sayuran.

Anda mungkin juga menyukai