Anda di halaman 1dari 40

USAHA KESEHATAN GIGI

MASYARAKAT
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

UKGM ( Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat ) merupakan pelaksanaan upaya


pembinaan kesehatan gigi masyarakat yang dilaksanakan mulai sejak thn 1979 di
Pengertian mana upaya promotif, preventif dilaksanakan terpadu dengan upaya kesehatan
lainnya terutama posyandu.

Tujuan Umum :
Meningkatkan kemampuan pelihara diri masyarakat.
Tujuan Khusus
Tujuan
Meningkatkan kesadaran kemauan , kemampuan dan peran serta masyarakat
sekeluarga dalam pemeliharaan kesehatan gigi ( self care )

Surat keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK- AKR / PKm- MK


Kebijakan / / 2016 tentang jenis- jenis pelayanan di puskesmas Motoboi Kecil

Buku Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat ( UKGM ) Dep Kes RI


Referensi Direktorat Jendral Pelayanan Medik 2004.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk peningkatan layanan kesehatan


gigi dan mulut antara lain melalui:
1. Upaya promosi/ pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi dasar di
puskesmas dan puskesmas pembantu ( Pustu ).
2. Upaya promosi , pencegahan dan pelayanan kesehatan di Sekolah melalui
Prosedur
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ) dari tingkat TK sampai SMA
yang terkoordinasi dalam UKS
3. Upaya kesehatan berbasis masyarakat ( UKBM ) dalam bentuk Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat ( UKGM )
4. Membangun kemitraan kesehatan gigi dan mulut
1. Tim penggerak PKK
2. Sekolah
Unit Terkait 3. Kader kesehatan
4. Toma

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
USAHA KESEHATAN GIGI
SEKOLAH
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Segala usaha yang dilakukan oleh tim Pembina dari puskesmas dalam rangka
Pengertian untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.

Tujuan Terlaksananya kegiatan tim pembinaan lingkungan sehat, sekolah sehat.

Surat keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK- AKR / PKm- MK


Kebijakan / / 2016 tentang jenis- jenis pelayanan di puskesmas Motoboi Kecil

Buku Pedoman Untuk tenaga kesehatan tentang Usaha Kesehatan Sekolah di


Referensi Tingkat Sekolah Dasar Direktorat Bina Kesehatan Anak Depkes RI Th 2007

1. Lakukan pendataan jumlah sekolah yang ada, diwilayah kerja puskesmas


2. Lakukan pendataan jumlah anak sekolah yang ada di wilayah kerja
puskesmas.
3. lakukan koordinasi dengan tim Pembina UKS kecamatan lainnya ( UPTD
pendidikan,kecamatan dan KUA )
4. Lakukan kerja sama dengan sekolah wilayah kerja puskesmas.
5. Siapkan saran dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan program UKS
6. Buat jadwal untuk kegiatan pembinaan UKS( penyuluhan tentang
Prosedur
masalah kesehatan peserta didik, lingkungan sekolah, kantin sekolah,
ruangan UKGS )
7. Lakukan pembinaan bersama tim Pembina UKS kecamatan di sekolah
paling tidak 1 kali dalam 3 bulan.
8. Evaluasi pelaksanaan UKS di sekolah
9. Lakukan control ulang pembinaan selanjutnya.
10. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.

Puskesmas Rawat Inap, puskesmas Non Rawat inap.


Unit Terkait

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAYANAN GIGI PADA IBU
HAMIL
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Ibu Hamil baru adalah ibu hamil yang baru pertama kali berkunjung ke poli KIA
Puskesmas Motoboi Kecil.
Anamnese penyakit adalah rangkaian wawancara terhadap pasien mengenai
keluhan utamanya.
Pemeriksaaan rongga mulut adalah pemeriksaaan gigi geligi dan jaringan lunak
rongga mulut, berupa :
a. Pemriksaan visual langsung ( intra oral ataupun ekstra oral )
b. Pemeriksaan kondisi gigi ( sondasi, perkusi, palpasi CE )
c. Pemeriksaan penunjang ( rontgen foto )
Pengertian Penegakan diagnose adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien
berdasarkan hasil anamneses dan pemeriksaaan rongga mulut.
Terapi adalah pengobatan atau tindakan perawatan yang dilakukan sesuai
dengan diagnose yang ditegakan.
Pelayanan rujukan :
a. Rujukan antar klinik adalah rujukan yang ditujukan ke klinik Umum
adalah Puskesmas ( bila ada indikasi )
b. Rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki fasilitas
kesehatan yang memadai , yang tidak dapat dilayani di Puskesmas.

Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memebrikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil baru di BP gigi Puskesmas
Tujuan
Motoboi Kecil.

Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No / SK-AKR/PKM-MK /


Kebijakan / 2016 tentang Jenis-jenis Pelayanan di puskesmas

1. Buku Asuhan Pelayanan Kesehatan gigi dan Mulut ( Dep Kes RI )


2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia ( PB PDGI ) Thn 1999.
Referensi
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Dep Kes RI Thn 2001.

1. Petugas memanggil pasien ( Ibu hamil 0 sesuai nomor urut pendaftaran


2. Petugas mencocokkan identitas ibu hamil dengan buku rekam medic
3. Petugas mempersilakan pasien duduk di kursi gigi ( dental chair )
4. Petugas melakukan anamneses
5. Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan gigi mulut ibu hamil ( dengan
Prosedur
form odontogram )
6. Petugas menegakan diagnosa
7. Petugas menentukan rencana kegiatan
8. Petugas melaksanakan tindakan perawatan dari atau peresepan sesuai
diagnose.
9. Petugas melakukan rujukan kasus bila diperlukan
10. Petugas memebrikan konseling kesehatan gigi.
11. Petugas membuat nota pembayaran
12. Petugas mencatat hasil pemeriksaan / perawatan dibuku rekam medic dan
register.
13. Petugas menyerahkan kembali buku rekam medic untuk pelayanan di
Unit KIA / KB.

BP Gigi dengan Poli KIA


Unit Terkait

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI SUSU
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Pencabutan adalah tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi dari
socketnya.
Anastesi Topikal adalah suatu metode anastesi yang mengoleskan atau
menyemprotkan anestesikum pada kapas dan diletakkan pada membran mukosa
sekitar gigi yang akan dicabut.
Anastesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestesikum di sekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian lipatan
mukobukal, lingual atau bagian palatum.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi susu

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No / SK-AKR/PKM-


MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas.

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas Menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 Povidon Iodin 10%
 Larutananestesikum ( chlor ethyl, Pehacain) dan atau jarum
suntik.
 tang pencabutan
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi.
3. Petugas mendesinfeksikan sekitar gigi yang akan dicabut dengan povidon
iodine 10%, bila sebelum pencabutan dilakukan anestesi infiltrasi.
4. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesuai dengan
indikasi tindakan medis yang tepat.
 Gigi tidak goyah : anestesi infiltrasi
 Gigi goyah : anestesi topikal
5. Petugas melakukan tes efek anestesi, bila diperlukan.
6. Petugas melakukan sondasi di sekeliling servik gigi, bila diperlukan.
7. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan yang sesuai
dengan gigi yang akan dicabut.
8. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada daerah
bekas pencabutan gigi
9. Petugas memberikan obat antiperdarahn secara topical dan atau sistemik
sesuai indikasi jika terjadi perdarahan.
10. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan gigi :
 Tampon digigit selama 30 menit
 Jangan sering kumur-kumur
 jangan makan minum yang panas dulu. selama 1x24 jam.
 Bekas pencabutan jangan dikorek-korek, disedot-sedot atau
dipegang-pegang dengan tangan.
 Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24
jam atau sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam diberikan kompres dingin.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
11. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
MONITORING STATUS
FISIOLOGI PASIEN SELAMA
PEMBERIAN ANESTESI LOKAL
DAN SEDASI
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
PEMERINTAH SOP Tanggal terbit : PUSKESMAS
KOTA Halaman : 1-1 MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Monitoring status fisiologi pasien selama pemberian anestesi local dan sedasi
adalah tindakan untuk melakukan monitoring keadaan umum, tanda-tanda vital
dan alergi pada pasien selama pemberian anestesi local dan sedasi.

Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan monitoring status fisiologis pasien
selama pemberian anestesi local dan sedasi.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-MK


/ / 2016 Tentang jenis-jenis pelayanan di puskesmas Motoboi Kecil

Referensi Chris Tanto et all. Kapita Selekta kedokteran, Edisi keempat, Jilid Kedua.
Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014

Prosedur 1. Petugas memantau kesadaran pasien.


2. Petugas memantau pernafasan pasien.
3. Petugas memantau frekuensi nadi pasien.
4. Petugas memantau tekanan darah pasien.
5. Petugas memantau tanda-tanda alergi pada pasien

Unit Terkait 1. Unit BP Umum


2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMELIHARAAN ALAT
MEDIS
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Pemeliharaan alat adalah kegiatan melaksanakan pemeliharaan peralatan medis


dengan cara membersihkan, mensterilkan, serta penyimpanan.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeliharaan alat medis di puskesmas


Motoboi kecil.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No /SK- AKR /PKM-MK/
/ 2016, Tentang Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas.

Referensi Undang-Undang nomor 44 tahun 2007 tentang Rumah Sakit.

Prosedur 1. Petugas membereskan alat-alat medis setelah digunakan


2. Petugas memisahkan alat medis sesuai bahan dan perlu tidaknya
disterilkan
3. Petugas merendam alat medis yang perlu disterilkan dengan larutan
klorin 0.5% selama 10 menit
4. Petugas mencuci alat medis yang sudah direndam dengan sabun dengan
air mengalir
5. Petugas mengeringkan alat yang sudah dicuci
6. Petugas menyimpan alat yang tidak perlu disterilkan pada tempatnya
7. Petugas melakukan sterilisasi alat yang dibutuhkan dalam keadaan steril
sesuai SOP sterilisasi di masing- masing unit
8. Petugas menyimpan alat yang sudah disterilkan pada tempat khusus

Unit Terkait 1. Tim Pengelola Barang Medis


2. Unit BPU
3. Unit BPG
4. Unit KIA
5. Unit Gizi
6. Unit Farmasi
7. Unit Laboratorium

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
HAK MENOLAK TINDAKAN,
RUJUKAN DAN TINDAK
MELANJUTKAN PENGOBATAN
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman : 1-1 PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Hak menolak tindakan, rujukan dan tidak melanjutkan pengobatan adalah hak
pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melakukan tindakan, rujukan atau tidak melanjutkan
pengobatan terencana.

Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menatalaksanakan pasien yang menolak


tindakan, rujukan, dan tidak melanjutkan pengobatan.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR /PKM-


MK/ /2016 Tentang Hak Pasien menolak Tindakan, Rujukan atau Tidak
Melanjutkan Pengobatan.

Referensi 1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen.
2. Undang- Undang Republik IndonesiaNomor 29, pasal 52 Tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran.
Prosedur 1. Petugas memberitahukan kepada pasien atau keluarganya tentang hak
pasien untuk bisa menolak tindakan atau rujukan atau tidak melanjutkan
pengobatan.
2. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang konsekuensi dari
keputusan mereka.
3. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang tanggungjawab
mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
4. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang tersedianya
alternative tindakan, pelayanan atau pengobatan.
5. Petugas mempersiapkan formulir penolakan tindakan atau penolakan
rujukan.
6. Petugas mengisi formulir penolakan tindakan atau penolakan rujukan.
7. Petugas mempersilahkan pasien atau keluarganya untuk menandatangani
formulir penolakan tindakan atau penolakan rujukan.

Unit Terkait 1. Unit BP Umum


2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
4. Unit Gizi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
CUCI TANGAN
No Dokumen :
/SOP-
/ PKM –
MK /
/2016
SOP No Revisi :
Tanggal terbit :
PEMERINTAH Halaman : 1-1 PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP : 198010212008022001

Pengertian Mencuci tangan adalah upaya untuk membersihkan kotoran mikroorganisme


yang ada di tangan.

Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan cuci tangan untuk


menghilangkan kotoran dan penularan penyakit.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK—AKR/ PKM-


MK/ / 2016 Tentang keselamatan pasien

R1eferensi 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya. Jakarta. 2009
2. Departemen Kesehatan republic Indonesia. Pedoman Pelaksanaan
Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Cetakan III. Jakarta.
2010

Prosedur 1. Petugas membasahi kedua tangan setinggi pertengahan lengan, memakai


air yang mengalir
2. Petugas menuang sabun cair yang mengandung antiseptic pada telapak
tangan, mengusap dan menggosok kedua telapak tangan secara lembut.
3. Petugas menggossok kedua punggung tangan dan sela- sela jari tangan
secara bergantian.
4. Petugas menggosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan.
5. Petugas menggosok jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci.
6. Petugas menggosok ibujari berputar dalam genggaman tangan secara
bergantian.
7. Petugas menggosok dengan memutar ujung jari-jari tangan di telapak
tangan secara bergantian.
8. Petugas membersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian
dengan cara memutar
9. Petugas membilas seluruh bagian tangan dengan air mengalir
10. Petugas mengeringkan tangan dengan menggunakan tisu atau handuk
sekali pakai sampai benar-benar kering.
11. Petugas menutup kran dengan handuk/tissue tersebut atau dengan siku.

Unit Terkait Semua unit pelayanan

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
TUMPATAN DENGAN
GLASSIONOMER
No Dokumen :
/SOP-
/ PKM –
MK /
/2016
SOP No Revisi :
PEMERINTAH Tanggal Terbit : PUSKESMAS
KOTA Halaman : 1-2 MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP :198010212008022001

Pengertian Tumpatan GlassIonomere adalah pengisian kavitas bahan glass ionomer

Tujuan Menjadi acuan dalam mengisi kavitas dengan bahan tumpatan Glass ionomer

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No /SK-AKR/PKM-MK/


/ 2016 tentangjenis-jenis Pelayanan di Puskesmas.

Referensi Manual Glass Ionomer


Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 Mixing pad/glass slab
 Spatula plastic
 Plastis instrument
 cotton pellet
 cotton roll
 Glass Ionomer
 Cocoa butter
 Mata bur yang sesuai
 Articulating paper
 Carver
2. Petugas menyiapkan kavitas yang akan dilakukan penumpatan dari
jaringan karies dan atau tumpatan sementara (post perawatan kapping
pulpa dan mumifikasi)
3. Petugas mengisolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll
4. Petugas mengeringkan kavitas dengan cotton pellet
5. Petugas membuat perbandingan standar powder dan liquid adalah 3.6/1.0
g. konsistensi ini diperboleh dengan satu takaran sendok powder dan satu
tetes liquid
6. Petugas mengambil powder, kocok botol powder agar di peroleh
konsistensi powder yang homogeny kemudian ketuk dan buka tutup
powder, isi sendok takaran powder sepenuh penuhnya dan ratakan
powder pada pembatas ditengah yang ada pada botol powder dan
letakkan di atas mixing pad
7. Petugas mengambil liquid, letakkan botol pada posisi horizontal dan
pertahankan posisi ini hingga gelembung keluar dari ujunh botol liquid,
kemudian putar botol pada posisi vertical, pegang ujung botol sekitar 5
cm diatas mixing pad, stabilkan posisi tangan dan tekan botol liquid
secara pelan pelan dan lembut.
8. Petugas melakukan pengadukan, gunakan spatula plastic, bagi powder
menjadi 2 bagian yang sama dan aduk bagian pertama dengan seluruh
liquid yang ada selama 10 detik, tambahkan bagian kedua powder dan
aduk selama 15-20 detik untuk mendapatkan campuran yang homogen 9
total waktu pengadukan tidak boleh lebih dari 30 detik).
9. petugas memasukkan hasil adukan kedalam kavitas menggunakan plastis
instrument dan padatkan dengan tekanan untuk memastikan tidak ada
gelembung udara yang terjebak, tambahkan sisa bahan diatas permukaan
oklusal dan tutup semua pinggiran fissure dari kavitas, pastikan utnuk
menyelesaikan prosedur ini selagi bahan masih mengkilap, segera setelah
bahan mulai kehilangan permukaan yang mengkilap gunakan dengan
tekanan jari, teknik ini akan memberikan penekanan lebih dari bahan
kedalam kavitas
10. Petugas menutup seluruh permukaan dari tumpatan dengan cocoa butter
menggunakan cotton pellet, biarkan mongering untuk mendapatkan
lapisan pelindung
11. Petugas melakukan trimming untuk membebaskan oklusi jika bahan
tumpatan ketinggian
12. Petugas mengaplikasikan lagi dengan cocoa butter jiak dilakukan
trimming.
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMBERSIHAN KARANG GIGI
No Dokumen : /SOP-
/ PKM –
MK /
/2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman : 1-2
PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Pembersihan karang gigi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan cara
mengambil/ mengangkat endapan/ kotoran yamg melekat erat pada permukaan
gigi.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pembersihan karang gigi

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No /SK-AKR /PKM-


MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas .

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 Alat pembersih karang gigi
 Kapas
 Povidon iodine 10%
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Pembersihan karang gigi dengan manual scaller
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang akan dibersihkan karang
giginya dengan povidon iodine 10%
 Petugas membersihkan karang gigi (supraginggiva dan
subginggiva) dengan alat scaller yang telah disiapkan
 Petugas melakukan pemolesan dan menyikatkan dengan brush
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang telah dibersihkan karang
giginya dengan povidon iodine 10%
4. Pembersihan karang gigi dengan Ultrasonic scaller
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang akan dibersihkan karang
giginya dengan povidon iodine 10 %
 Petugas membersihkan karang gigi (supraginggiva dan
subginggiva) denganUltrasonic scaller
 Petugas melakukan pemolesan dan menyikatkan dengan brush
 Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang telah dibersihkan karang
giginya dengan povidon iodine 10 %.
5. Petugas memberikan pesan-pesan / instruksi ccara menjaga kebersihan
gigi
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INCISI ABSES
No Dokumen : /SOP-
/ PKM –
MK /
/2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman : 1-2
PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP :198010212008022001

Pengertian Incisi abses intra oral adalah suatu tindakan membuka jaringan abses yang
ada di dalam mukosa rongga mulut dengan alat scalpel agar cairan pus
keluar.
Anestesi Topikal adalah suatu metode anestesi yang mengoleskan atau
menyemprotkan anestetikum pada kapas dan diletakkan pada membrane
mukosa sekitar gigi yang akan dicabut

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan incise abses (intra oral)

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No /SK-AKR/ PKM-


MK / /2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil.

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 Povidon Iodine 10%
 Larutan anestetikum topical
 alat-alat untuk incise abses
2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Petugas mendesinfeksi sekitar area abses yang akan diincisi dengan
povidon iodine 10%
4. Petugas meletakkan kapas yang telah disemprotkan anestetikum topical
(chlor ethyl ) pada area abses yang akan diincisi.
5. Petugas melakukan incise pada bagian bawah abses searah pembuluh
darah dengan alat incise
6. Petugas mengeluarkan pus dengan menekan abses sampai benar-benar
bersih.
7. Petugas mengoleskan povidon iodine 10% pada luka bekas incise dan
diberi tampon.
8. Petugas memberikan instruksi menjaga luka bekas incise abses
 Jangan sering kumur-kumur.
 Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam.
 Jangan merokok dulu sampai darah pada daerah bekas incise
berhenti
 Bekas incise jangan di korek-korek, di sedot-sedot atau dipegang-
pegang dengan tangan.
 Bekas incise jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24 jam
atau sesuai kondisi
 Minum obat sesuai aturan
 Kontrol bila ada keluhan
9. Petugas memberikan resep ssesuai indikasi.
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PERAWATAN DRY SOCKET
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Dry socket adalah keadaan socket gigi post ekstraksi yang ditandai dengan
keadaan alveolus yang tidak diisi oleh jedalan darah, tulang alveolus tidak
ditutupi jaringan baru, terjadi infeksi nekrotik yang terbatas, dan timbul rasa
sakit.
Perawatan Dry Socket adalah tindakan untuk mengatasi dry socket yang
didasarkan atas :
 Menghilangkan rasa nyeri.
 Menghilang infeksi.
 Menghilang iritasi.
 Memacu pertubuhan jaringan baru
 Menutup socket dengan jendelan darah baru.
 Melindungi socket dari kontaminasi kuman-kuman

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan perawatan dry socket

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No /SK-AKR /PKM-


MK/ /2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil .

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Richard, P.J., Brian, J.P., 1996, Kedaruratan Dalam Praktik Dokter Gigi,
Hipokrates, Jakarta, Indonesia.
Prosedur 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan
 kapas
 povidon iodine 10%
 jarum suntik
 larutan anestetikum
 antiseptic agent.
 zinc oxide
 eugenol
2. Posisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
3. Petugas mendesinfeksi area yang akan disuntikkan dengan povidon
iodine 10%
4. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesui dengan
indikasi tindakan medis yang tepat.
5. Petugas melakukan tes efek anestesi.
6. Petugas membersihkan socket dari jaringan nekrotik.
7. Petugas mengirigasi socket dengan antiseptic agent, lalu dikeringkan
dengan kapas
8. Petugas menghaluskan tulang-tulang yang runcing.
9. Petugas membuat perdarahan baru dari socket yang bersangkutan dengan
mengisolasikan socket dari saliva.
10. Petugas membuat adonan zinc oxide eugenol yang kemudian diperas
dengan kain kasa agar tidak terlalu basah sambil menanti terjadinya
jedalan darah dalam socket.
11. Petugas menutup lubang socket dengan pasta.
12. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada daerah
socket tersebut.
13. Petugas memberikan instruksi pasca perawatan dry socket
 Tampon digigit selama 30 menit.
 Jangan sering kumur-kumur.
 Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam atau
sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Perawatan ini diulang tiap hari untuk 2 atau 3 hari.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
14. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi.

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI TETAP
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman :1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Pencabutan adalah tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi dari
socketnya.
Anastesi Blok adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum pada selaput perineural (sekitar nervus alveolaris inferior sebelum
masuk kekanalis mandibularis), sehingga dapat menahan impuls afferent yang
dating ke sentral (pusat).
Metode ini digunakan untuk menganastesi semua gigi yang diinjeksi kecuali
incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anestesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum disekitar gigi yang akan di cabut, yaitu di bagian lipatab
mukobukal,lingual atau bagian palatum.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi tetap

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No /SK-AKR /PKM-MK/


/ /2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil .

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan Surat Pernyataan Persetujuan/IOnformed Consent
untuk diisi dan ditandatangani.
2. Petugas Menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 Povidon Iodin 10%
 Larutananestesikum
 jarum suntik.
 bein
 tang pencabutan
3. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi.
4. Petugas mendesinfeksikan sekitar gigi yang akan dicabut sampai area
yang akan disuntikkan dengan povidon iodine 10%.
5. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesuai dengan
indikasi tindakan medis yang tepat.
 Pencabutan gigi atas : anestesi infiltrasi.
 Pencabutan gigi bawah : anestesi blok dan infiltrasi.
6. Petugas melakukan tes efek anestesi.
7. Petugas melakukan sondasi di sekeliling servik gigi.
8. Petugas memisahkan gigi dari gusi dengan bein.
9. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan yang sesuai
dengan gigi yang akan dicabut.
10. Petugas melakukan gerakan luksasi sambil di tarik kea rah bukal/labial
sampai gigi keluar dari socketnya.
11. Petugas membersihkan area sekitar gigi yang dicabut dari ekses ekses
yang tertinggal ( pecahan gigi dan tulang alveolus, sisa karang gigi).
12. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada daerah
bekas pencabutan gigi
13. Petugas memberikan obat antiperdarahan secara topical dan atau sistemik
sesuai indikasi jika terjadi perdarahan.
14. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan gigi :
 Tampon digigit selama 30 menit
 Jangan sering kumur-kumur
 jangan makan minum yang panas dulu. selama 1x24 jam.
 jangan merokok dulu sampai darah pada daerah bekas pencabutan
berhenti.
 Bekas pencabutan jangan dikorek-korek, disedot-sedot atau
dipegang-pegang dengan tangan.
 Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24
jam atau sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam diberikan kompres dingin.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
15. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI TETAP
DENGAN PENYULIT
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Pencabutan gigi tetap dengan penyulit adalah suatu tindakan mengeluarkan gigi
tetap dengan kondisi patah mahkota gigi/akar gigi atau terjadi penulangan antara
gigi dengan tulang alveolus.
Anestesi blok adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum pada selaput perineural (sekitar nervus alveolaris inferior ssebelum
masuk ke kanalis mandibularis), sehingga dapat menahan impuls afferent yang
datang ke sentral (pusat).
Metode ini digunakan untuk menganestesi semua gigi yang diinjeksi kecuali
incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anestesi Infiltrasi adalah suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan
anestetikum disekitar gigi yang akan dicabut, yaitu dibagian lipatan mukobukal,
lingual atau bagian palatum.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencabutan gigi tetap dengan penyulit.

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmasa Motoboi Kecil No /SK-AKR/PKM-MK/


/ /2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil.

Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.


Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas menyiapkan Surat Pernyataan Persetujuan/Informed Consent
untuk diisi dan ditandatangani pasien
2. Petugas Menyiapkan alat dan bahan
 Kapas
 larutan rivanol
 Povidon Iodin 10%
 jarum suntik
 Larutan anestesikum
 bein, chisel dan tangpencabutan
 bur atau tatah gigi
 benang cat gut dan alat-alat penjahitan
3. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi.
4. Petugas mendesinfeksikan sekitar gigi yang akan dicabut sampai area
yang akan disuntikkan dengan povidon iodine 10%.
5. Petugas melakukan anestesi dengan teknik anestesi yang sesuai dengan
indikasi tindakan medis yang tepat.
 Pencabutan gigi atas : anestesi infiltrasi
 Pencabutan gigi bawah : anestesi blok dan infiltrasi
6. Petugas melakukan tes efek anestesi.
7. Petugas melakukan sondasi di sekeliling servik gigi.
8. Petugas melakukan pemisahan gigi dari gusi dengan bein.
9. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan yang sesuai
dengan gigi yang akan dicabut.
10. Petugas melakukan gerakan luksasi sambil ditarik kea rah bukal/labial
sampai akar gigi keluar dari socketnya.
11. Petugas melakukan separasi gigi dengan bur atau tatah gigi jika gigi sulit
dicabut.
12. Petugas melakukan separasi alveolus sekitar cervik gigi dengan bur jika
gigi masih sulit dicabut.
13. Petugas melakukan pencabuatan gigi dengan bein, chisel dan atau tang
pencabuatan sesuai indikasi.
14. Petugas membersihkan dan menghaluskan tulang-tulang yang runcing
pada socket bekas pencabutan.
15. Petugas melakukan suturing (penjahitan) jika luka bekas pencabutan
sangat terbuka.
16. Petugas memberikan tampon dengan povidon iodine 10% pada daerah
bekas pencabutan gigi
17. Petugas memberikan obat antiperdarahn secara topical dan atau sistemik
sesuai indikasi jika terjadi perdarahan.
18. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan gigi :
 Tampon digigit selama 30 menit
 Jangan sering kumur-kumur
 jangan makan minum yang panas dulu. selama 1x24 jam.
 Bekas pencabutan jangan dikorek-korek, disedot-sedot atau
dipegang-pegang dengan tangan.
 Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24
jam atau sesuai kondisi.
 Minum obat sesuai aturan
 Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam diberikan kompres dingin.
 Bila ada keluhan segera kembali control.
19. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INFORMED CONSENT
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Informed consent adalah pemberian informasi kepada pasien dan persetujuan
pasien sebelum dilakukan tindakan medis dengan tujuan member perlindungan
terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh petugas.
Tujuan Sebagai pedoman petugas didalam penyampaian informasi kepada pasien dan
pelaksanan persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan medis.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No
tentang Pemberian Layanan Khusus.
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No
tentang Hak dan Kewajiban Pasien di Puskesmas Motoboi kecil.
Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran pasal 45 ayat (1) sampai dengan (6).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Pasal 68 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelengaraan Praktik Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/
Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik.
Prosedur 1. Petugas menyiapkan formulir informed consent.
2. Petugas menjelaskan tentang diagnose penyakit dan indikasi tindakan.
3. Petugas menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Petugas menjelaskan tentang manfaat tindakan.
5. Petugas menjelaskan tentang resiko/kemungkinan komplikasi tindakan.
6. Petugas menjelaskan akibat jika tidak dilakukan tindakan.
7. Petugas menjelaskan informasi lainnya yang mungkin masih diperlukan.
8. Petugas mengecek pemahaman pasien/ keluarga.
9. Setelah pasien dan atau keluarga paham tentang tindakan yang akan
dilakukan dan setuju untuk dilakukan tindakan, petugas mengisi formulir
informed consent.
10. Petugas meminta pasien atau keluarganya untuk menandatangani formulir
informed consentdengan disertai saksi.
11. Petugas menandatangani informed consentyang sudah ditandatangani
pasien atau keluarganya dan saksi.
12. Jika pasien atau keluarganya tidak setuju untuk dilakukan tindkan,
petugas meminta pasien atau keluarganya untuk menandatangani formulir
penolakan tindakan.
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. Unit KIA-KB
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
STERILISASI ALAT MEDIS
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Sterilisasi alat medis adalah tindakan untuk menjadikan alat-alat medis steril.
Dekontaminasi adalah Langkah pertama dalam menangani peralatan,
perlengkapan dan benda-benda lain yang sudah terkontaminasi.
Tujuan Sebagai acuan kerja didalam melakukan sterilisasi alat medis.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/PKM-MK/
/ 2016 tentang Jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi kecil .
Referensi 1. Pedoman kerja Puskesmas I-IV, depkes RI, 1989/1990.
2. Ikhtisar Bedah Minor, Pegangan untuk Unit Bedah Rawat
Jalan/Puskesmas, Edisi 2. Alih Bahasa dr.Edward Lukito, Hipocrates
1995.
3. APN (Asuhan Persalinan Normal)-Dep Kes RI TH.2004
4. Manual book Corona ZTP80A Dryer sterilizer.
Prosedur 1. Petugas merendam Alat Medis yang sudah digunakan dengan larutan
Clorin 0,5 % (1bagian Bayclin dan tambahkan 9 Bagian air) dengan
memakai wadah dari bahan plastic selama 10 menit.
2. Petugas mencuci alat dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat
dan sabun/ detergen untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran sampai
bersih.
3. Petugas mengeringkan alat medis yang sudah bersih
Sterilisasi basah / rebus
4. Petugas memasukkan alat-alat medis yang telah bersih kedalam alat
sterilisasi basah.
5. Petugas menghubungkan kabel ke aliran listrik untuk menghidupkan alat
sterilisasi.
6. Petugas memastikan alat-alat sudah disterilkan dalam keadaan air
medidih selama kurang lebih 10 menit.
7. Petugas mencabut kabel alat sterilisasi yang menghubungkan dengan
aliran listrik jika sudah selesai sterilisasi.
8. Petugas mengambil alat-alat yang sudah disterilkan dengan korentang,
keringkan kemudian disimpan.
Sterilisasi kering
9. Petugas meletakkan alat yang sudah dicuci dan dikeringkan secara benar
diatas rak, alat yang tidak tahan panas diletakkan dibagian atas, alat yang
tahan panas dibagian bawah.
10. Petugas menutup pintu sterilisasi sebelum menghubungkan kabel power
ke listrik untuk menghidupkan alat sterilisasi.
11. Petugas menekan tombol pemanas sterilisasi, lampu akan menyala dan
lapisan bawah akan mulai proses sterilisasi, lampu sterilisasi pemanas
akan mati saat suhu yang diatur untuk sterilisasi tercapai, jika ingin
lapisan atas dan bawah bekerja bersama-sama maka petugas menekan
tombol pemanas terlebih dahulu kemudian tekan tombol ozon sterilisasi
dan lampu sterilisasi panas ozon akan menyala yang berarti kedua-duanya
sedang bekerja.
Kedua lampu akan mati sendiri apabila suhu dalam cabinet sudah tercapai
12. Petugas tidak boleh membuka pintu sterilisasi, karena sterilisator masih
berproses selama 10 menit setelah lampu indicator mati, untuk
memastikan efek sterilisaasi.
Unit Terkait 1. BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENATALAKSANAAN SYOK
ANAFILAKSI
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1–2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Syok Anafilaksiadalah salah satu manifestasi reaksi antaraantibodi dan


alergennya yang menimbulkan penyakit alergi yang berat dengan gejala-gejala
sebagai berikut :
 Gejala Prodromal merupakan gejala dini gangguan
kardiovaskuler atau pulmoner atau gastrointestinal atau kulit,
berupa : perasaan tidak enak, lemah, gatal di hidung dan palatum,
bersin, kuping berdengung, dada rasa tertekan.
 Gejala Kardiovaskuler, berupa takikardi , palpitasi dan
hipotensi.
 Gejala Pulmonerberupa rhinitis, bensin,gatal hidung dan
palatum. Hal tersebut dapat diikuti spasme bronkus yang berat
dengan/atau tanpa batuk, edema larings yang menimbulkan sesak,
anoksia dan apnoe.
 Gejala Gastrointestinal berupa nausea, muntah, sakit perut dan
diare.
 Gejala Kulit berupa rasa gatal, artikaria dan angioedemia
Disamping gejala-gejala tadi, kadang-kadang pasien ngompol atau langsung
syok.
Diagnosis reaksi anafilatik mudah ditegakkan bila jelas adanya hubungan antara
masuknya allergen dan gejala.
Penatalaksanaan syok anafilaksi adalah tindakan untuk mengatasi syok
anafilaksi.
Tujuan Sebagai acuan kerja melakukan tindakan pertolongan pertama untuk pasien
dengan syok anafilaksi di puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/PKM-MK/
/ 2016 tentangjenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil.
Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi Tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Eliastarn M., dkk, 1998, Penuntun Kedaruratan Medis, EGC, Jakarta.
4. Masykur Rahmat., 2005, Makalah Tatalaksana Syok Anafilaksi Pada
Perawat Gigi di Puskesmas
Prosedur 1. Petugas membaringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari kepala
2. Petugas memberikan O2 dengan kecepatan aliran 2-4 liter/menit.
3. Petugas memberikan 0,25cc adrenalin dalam larutan 1 : 1000 subkutan (s.c) yang
dapat diulang setiap 15 menit menurun beratnya gejala.
4. Petugas memberikan injeksi dexametason 1-2 mg/kg/BB im
5. Petugas memberikan diphenhydramin 1-2mg/kg/BB im
6. Petugas mengawasi perkembangan gejala prodromal dan tekanan darah sesering
mungkin, saluran nafas, nadi dan kesadaran selama minimal 30 menit.
7. Petugas melakukan observasi selama5-10 menit jika tekanan darah sistolik telah
mencapai 90-100mm Hg (dab penyuntikan ulang adrenalin tidak perlu
dilakukan terlalu cepat, tetapi melihat hasil observasi dulu).
8. Petugas mengulang injeksi adrenalin/ epineprin 0,25-0,40 ml im/sc jika tekanan
darah sistolik kurang dari 90 mm Hg.
9. Petugas memeriksa kembali tekanan darah setelah 10-15 menit kemudian
10. Petugas mengobservasi pasien jika tekanan darah sistolik > 90mm Hg
11. Petugas merujuk ke RS, jika tekanan darah sistolik <90mm Hg
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
ANESTESI LOKAL
No Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1–3
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Anestesi local adalah tindakan nmenghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa
disertai hilangnya kesadaran
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tindakan anestesi lokal.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No /SK-AKR/PKM-MK/
/ 2016 tentang Jenis – jenis pelayanan di Puskesmas. Motoboi Kecil

Referensi 1. Chris Tanto et all. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid
Kedua. Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014
2. Siregar M.B, Bachsinar B. Atlas berwarna dan Dasar-Dasar Bedah
Minor. Edisi I(Revisi). Widya Medika. Jakarta. 1995.
3. William De jong et all. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. EGC. Jakarta.
2005.
Prosedur Anestesi Lokal dengan menggunakan Lidokain
A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
a. Lidocain 2% atau Lidocain compositun (lidocain dan ephineprine)
b. Spuit jarum suntik 1ml atau 3ml
c. Kapas alcohol 70%
d. Larutan Iodin Povidon 10%
B. Jika menggunakan lidocain compositum (kombinasi epinephrine)
petugas memastikan bukan merupakan kontradiksi, meliputi :
a. Organ akral 9 end organ), misalnya telinga, jari tangan dan kaki,
cuping hidung dan penis
b. Penderita lanjut usia (geriatri)
c. Penderita hipertensi
d. Penderita penyakit kardiovaskular
e. Penderita diabetes mellitus
f. Penderita tirotoksikosis
g. Infiltrasi,blok saraf,blok spinal pada persalinan SOPntan dengan bayi
yang belum lahir.
C. Petugas mempersiapkan pasien :
a. Identitas pasien
b. memberitahukan pasien/ keluarga atas tindakan yang akan dilakukan
dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis (informed
consent)
c. Mempersilakan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman
D. Petugas memilih teknik anestesi :
Tiga teknik pilihan dalam anestesi local dengan lidokain:
1. Teknik Infiltrasi :Penyuntikan lidokain langsung diarahkan
disekitar tempat lesi, luka, atau insisi. Cara yang sering digunakan
adalah blockade lingkaran dan obat disuntikan intradermal atau
subkutan.
2. Teknik Field Block :Obat di tempatkan pada cabang-cabang sarat
yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
3. teknik Block Saraf : Obat ditempatkan pada batang sarat yang besar,
sehingga daerah yang dilayani (distal) sarat yang bersangkutan akan
teranastesi.

PROSEDUR I (TEKNIK INFILTRASI):


Untuk lesi-lesi permukaan (superfisialis)
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3. Petugas memasukan jarum suntik menyusur kulit secara subkutan.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan perlahan-lahan sambil mencabut jarum, bila tidak
masuk pembuluh darah.
6. Petugas saat mencabut jarum pada jarak tertentu, dilakukan aspirasi
kembali dan penyuntikkan, demikian seterusnya sampai daerah yang
dimaksud selesai di anestesi.
7. Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang telah dianestesi agar zat
anestetik merata sambil menunggu kerja obat.

PROSEDUR II (TEKNIK FIELD BLOCK):


Digunakan pada pengangkatan lesi kecil hingga sedang.
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptic
2. Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3. Petugas menusukkan jarum suntik, arahankan pada satu sisi daerah yang
akan dianestesi.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan obat sambil jarum ditarik mundur.
6. Petugas menarik jarum tapi tidak sampai habis lalu menyuntikkan kea rah
yang bersudut denganarah suntikan pertama (sisi lain dari lesi).
7. Petugas melakukan aspirasi.
8. Petugas menyuntikan obat sambil jarum ditarik mundur.
Petugas mengulangi prosedur diatas pada benjolan satunya.
9. Petugas menyuntikkan obat dengan ujung-ujung suntikan pada kedua sisi
bertemu dengan ujung suntikan yang dibuat pada benjolan lainnya.
10. Bila perlu, petugas memberikan suntikan pada lapisan yang lebih dalam
atau pada jaringan di bawah lesi.

PROSEDUR III (TEKNIK BLOK SYARAF) :


Biasa digunakan untuk tindakan yang agak luas.
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptic.
2. Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3. Petugas memasukkan jarum suntik pada daerah proksimal dari daerah
yang akan dilakukan tindakan.
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah merasa kesemutan pada saat
jarum ditusukkan (Jika merasa kesemutan berarti posisi suntik sudah
tepat).
5. setelah suntikan selesai, petugas melakukan masase (pijatan pada daerah
suntikan untuk membantu penyerapan obat)
6. Petugas mengalihkan perhatian pasien misalnya dengan diajak bicara
sambil melakukan tes apakah obat sudah bekerja, dengan menusuk
daerah yang akan dilakukan tindakan dengan benda tajam seperti jarum.
7. Bila pasien tidak kesakitan, berarti blok berhasil.
Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
Rekaman Histori Perubahan
Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
SELESAI PELAYANAN BP GIGI
No. : /SOP-
Dokumen / PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
Tanggal terbit :
SOP Halaman : 1-2
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Anamnese Penyakit adalah rangkaian wawancara terhadap pasien mengenai :


Keluhan utamanya.

Pemeriksaan rongga mulut adalah pemeriksaan gigi-geligi dan jaringan lunak


rongga mulut, berupa :
 Pemeriksaan visual langsung (intra oral dan atau ekstra oral).
 Pemeriksaan kondisi gigi (sondasi,perkusi,palpasi,CE).
 Pemeriksaan penunjang (rontgen foto).

Penegakkan diagnosa adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh


pasien berdasarkan hasil anamneses dan pemeriksaan rongga mulut.

Terapi adalah pengobatan atau tindakan perawatan yang dilakukan sesuai


dengan diagnose yang ditegakkan.

Pelayanan rujukan :
Rujukan antar klinik adalah rujukan yang ditujukan ke Klinik Umum dalam
Pusakesmas (bila ada indikasi).
Rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan memiliki fasilitas
kesehatan yang memadai, yang tidak dapat dilayani di puskesmas.
Tujuan Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP gigi Puskesmas Motoboi kecil.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-
MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil
Referensi Buku pedoman kerja Puskesmas I-IV
Prosedur 1. Petugas memangil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu status.
3. Petugas mempersilahkan pasien duduk dikursi gigi (dental chair)
4. Petugas melakukan anamnese.
5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang diagnose (roentgen foto), bila
diperlukan.
6. Petugas memberikan formulir pemeriksaan penunjang (bila poin 5
dilakukan).
7. Petugas menegakkan diagnose.
8. Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium bila terdapat hal-hal yang
mencurigakan pada anamneses.
9. Petugas memberikan formulir pemeriksaan laboratorium (bila poin 8
dilakukan)
10. Petugas menentukan rencana perawatan.
11. Petugas melaksanakan tindakan perawatan dan atau peresapan sesuai
diagnose.
12. Petugas melaksanakan rujukan kasus, bila diperlukan.
13. Petugas membuat nota pembayaran tindakan.
14. Petugas mencatat hasil perawatan dibuku rekam medic dan register.
15. Petugas menyerahkan buku rekam medic di ruangan rekam medic.
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN USAHA
KESEHATAN SEKOLAH DI
PUSKESMAS
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman : 1-1 PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Segala usaha yang dilakukan oleh tim Pembina dari puskesmas dalam rangka
untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.
Tujuan Terlaksananya kegiatan tim Pembina UKS di Puskesmas sesuai standar yang
terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-
MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil
Referensi
Prosedur Pelaksanaan :
1. Lakukan pendataan jumlah sekolah yang ada diwilayah kerja Puskesmas.
2. Lakukan pendataan jumlah anak sekolah yang ada diwilayah kerja
Puskesmas
3. lakukan koordinasi dengan Tim Pembina UKS Kecamatan lainnya
(UPTD Pendidikan, Kecamatan, dan KUA)
4. Lakukan kerjasama dengan sekolah wilayah kerja puskesmas
5. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan program UKS
6. Buat jadwal untuk kegiatan pembinaan UKS (penyuluhan tentang
masalah kesehatan peserta didik, lingkungan sekolah, kantin sekolah,
ruangan UKS).
7. Lakukan pembinaan bersama Tim Pembina UKS Kecamatan ke sekolah
paling tidak 1 kali dalam 3 bulan
8. Evaluasi pelaksanaan UKS di sekolah
9. Lakukan kontrak ulang pembinaan selanjutnya
10. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
puskesmas non rawat inap

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
KESEHATAN DI SEKOLAH
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Segala usaha atau bantuan yang di berikan berupa bimbingan dan atau tuntunan
kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek kesehatan
pribadi.
Tujuan - Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
- Memiliki sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
- Mempunyai kemampuan berprilaku hidup sehat.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-
MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil
Referensi
Prosedur Pelaksanaan :
1. Lakukan kontrak waktu dan tempat.
2. Siapkan buku register atau buku catatan, atau buku agenda kegiatan.
3. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan
kesehatan (Buku, Leaftlet, Lembar balik, Video, Brosur, Media KIE
lainnya sesuai kebutuhan)
4. Siapkan tim penyuluh yang telah terbentuk.
5. Lakukan pembinaan atau penyuluhan tentang materi kesehatan yang telah
disepakati sebelumnya.
6. Evaluasi pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah
7. Jika ditemukan permasalahan maka dirujuk ke Puskesmas sesuai dengan
kasus yang ditemukan.
8. Lakukan kontrak ulang pembinaan selanjutnya
9. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
Puskesmas non rawat inap

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN PELAYANAN DI
SEKOLAH
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif)


Tujuan Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah
terjadinya penyakit,kelainan, dan cacat.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-MK / / 2016
tentang Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil
Referensi
Prosedur Pelaksanaan Penjaringan Kesehatan di sekolah:
1. Lakukan Kontrak waktu dan tempat
2. Siapkan buku register atau buku catatan, atau buku agenda kegiatan
3. Lakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk ketersediaan formulir
penjaringan anak sekolah.
4. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan penjaringan
kesehatan anak sekolah (snelen chart/ Kartu E, Microtoise,Timbangan
BB, UKS kit atau dental unit)
5. Siapkan Tim Penjaringan kesehatan Puskesmas
6. Lakukan penjaringan kesehatan terhadap peserta didik di sekolah
7. Lakukan rekap hasil penjaringan kesehatan disekolah
8. Buat Laporan hasil rekap penjaringan kesehatan untuk
puskesmas,Sekolah, danTP UKS Kecamatan
9. Evaluasi Pelaksanaan penjaringan kesehatan di sekolah.
10. Jika di temukan permasalahan maka di rujuk ke puskesmas sesuai dengan
kasus yang ditemukan
11. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
Puskesmas non rawat inap

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PELAKSANAAN PEMBINAAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT
DI SEKOLAH
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman : 1-1 PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung
proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Tujuan Mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk
perilaku hidup sehat dan terhindar dari pengaruh negative
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR / PKM – MK/ / 2016
tentang jenis-jenis pelayanan di puskesmas Motoboi Kecil
Referensi
Prosedur Pelaksanaan Pembinaan lingkungan sekolah sehat di sekolah :
1. Lakukan kontrak waktu dan tempat.
2. Siapkan buku register atau buku catatan, atau buku agenda kegiatan.
3. Siapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan
kesehatan (Buku, Leaftlet, Lembar balik, Video, Brosur, Media KIE
lainnya sesuai kebutuhan)
4. Anjurkan kepada sekolah untuk membuat rambu-rambu/ petunjuk yang
terkait dengan lingkungan kesehatan seperti: cara mencuci tangan yang
baik dan benar,membuang sampah pada tempatnya, kawasan tanpa rokok,
dan sebagainya.
5. Siapkan tim Pembina dari Puskesmas untuk membina lingkungan sekolah
sehat
6. Lakukan koordinasi dengan tim Pembina UKS kecamatan terkait dengan
pembinaan lingkungan sekolah sehat
7. lakukan pembinaan lingkungan sekolah sehat sesuai kebutuhan sekolah
seperti kantin sehat, sarana air bersih, sarana tempat cuci tangan dengan
air mengalir dan sabun, sarana WC/ Jamban, halaman bermain,pagar,
taman/kebun/toga,tempat sampah, SPAL,ruang UKS, Melakukan 3M
plus, Ketersediaan pohon-pohon perindang.
8. Evaluasi pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat disekolah
9. Lakukan kontrakpembinaan lingkungan sekolah sehat di sekolah untuk
berikutnya
10. Lakukan pendokumentasian dan pelaporan.
Unit Terkait Puskesmas rawat inap
Puskesmas non rawat inap

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCABUTAN GIGI SULUNG
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-1
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian Pencabutan pada gigi sulung yang akan digantikan dengan gigi permanen
Tujuan Sebagai pedoman kerja dokter gigi dan perawat gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP gigi Puskesmas Motoboi kecil.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-
MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil
Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun
1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Standar Pengobatan Puskesmas, Depkes RI tahun 2001.
4. Tetsch.P and Wagner.W.,Extraction of Teeth, Alih Bahasa Djaya A,
1992, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5. Cooke- Waite, Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa
Purwanto, 1993, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
Prosedur 1. Petugas memangil pasien sesuai nomor urut pendaftaran
2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu status.
3. Petugas mempersilahkan pasien duduk dikursi gigi (dental chair)
4. Petugas melakukan anamnese.
5. Petugas menegakkan diagnose.
6. Petugas Menyiapkan anestesi topical :
a. Chlorethyl bila gigi goyang
b. Injeksi Infiltrasi jika gigi belum goyang
7. Petugas melakukan ekstraksi gigi
8. Petugas member instruksi kepada pasien untuk mengigit tampon yang
berisi Povidon iodine / bethadine pada bekas gigi yang di ekstraksi
9. Petugas memberikan instruksi untuk mengigit tampon selama 30 menit
10. Petugas mencatat hasil perawatan dibuku rekam medic dan register.
11. Petugas menyerahkan buku rekam medic di ruangan rekam medic.
Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INJEKSI DENGAN MANDIBULA
BLOCK ANAESTESI
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1-1
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian

Tujuan Sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam melakukan injeksi dengan
mandibular block anaestesi.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-
MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil
Referensi -
Prosedur
1. Pasien di panggil dan dipersilakan masuk
2. Duduk di dental chair
3. Asepsis daerah injeksi dengan popidon iodine
4. Lakukan palpisasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga kuku
jari menempel pada linea obligua dengan bagian belakang jarum suntik
terletak diantara kedua premolar pada sisi yang berlawanan, jarum
diarahkan sejajar dengan dataran oklusal gigi-gigi mandibula kea rah
ramus dan jari
5. Jarum ditusukkan pada apeks trigonum pteygomandibular dan dengan
gerakan jarum diantara ramus dan ligamentum serta otot yang menutupi
facies interna ramus diteruskan sampai ujungnya kontak dengan dinding
posteror sulkus mandibularis
6. Keluarkan 1,5 cc obat anaestesi disini ( rata-rata) ke dalaman insersi
jarum adalah 15 mm, tapi bervariasi tergantung ukuran mandibula dan
proporsinya berubah sejalan dengan pertambahan umurnya )
7. Dapat juga menganaestesi nervus lingualis dengan cara mengeluarkan
obat anaestesi pada pertengan perjalanan masuknya jarum.
8. Observasi pasien sambil menunggu efek anaestesi.

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
INJEKSI DENGAN METODE
INFILTRASI
No. Dokumen : /SOP-
/ PKM – MK
/ /2016
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1-1
PEMERINTAH PUSKESMAS
KOTA MOTOBOI KECIL
KOTAMOBAGU

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas
Motoboi Kecil
Dr. Ulmiwidaya Sudibyo
NIP:198010212008022001

Pengertian -

Tujuan Sebagai pedoman bagi tenaga kerja dalam melakukan metode injeksi infiltrasi

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Motoboi Kecil No / SK-AKR/ PKM-


MK/ / 2016 tentang jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas Motoboi Kecil
Referensi -

Prosedur 1. Pasien di panggil dan dipersilakan masuk


2. Duduk di dental chair.
3. Asepsis daerah injeksi dengan povidon iodine.
4. Jarum di masukkan ke dalam lipatan mukobukal dan latewral
5. Aspirasi
6. Bila tidak ada darah saat aspirasi, masukkan obat anaestesi perlahan lahan
untuk rahang atas 1,5 cc di bagian labial, 0,5 cc di bagiam palatal, untuk
rahang bawah 1, 5 cc di bagian bukal, 0,5 cc di bagian lingual.
7. tarik spuit
8. observasi pasien sambil menungggu efek anaestesi.

Unit Terkait BP Gigi

Rekaman Histori Perubahan


Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai