DOSEN PENGAMPU
MADE SRI ASTIKA DEWI, S.Pd.,M.Pd.
NIM : 19021001
PRODI : ELEKTRO
DAFTAR ISI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak
digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yanglain. Fisika adalah ilmu yang
mempelajari gejala alam secarakeseluruhan. Fisika mempelajari materi,
energi, danfenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis
(berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingiMatahari) maupun yang
bersifat mikroskopis (berukurankecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti)
yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi.Fisika menjadi dasar
berbagai pengembangan ilmudan teknologi. Kaitan antara fisika dan disiplin
ilmu lainmembentuk disiplin ilmu yang baru, misalnya denganilmu astronomi
membentuk ilmu astrofisika, denganbiologi membentuk biofisika, dengan
ilmu kesehatanmembentuk fisika medis, dengan ilmu bahan membentuk fisika
material, dengan geologi membentuk geofisika, danlain-lain. Pada bab ini
akan dipelajari tentang dasar dasarilmu fisika.
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”.Fisika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifatdan gejala pada benda-benda di alam.
Hukum newton adalah tiga hukum fisika sebagai dasar mekanika klasik
menggabarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda bergerak.
Hampir semua rumus fisika berhubungan dengan gerak mulai dari jarak
ataupun ketinggian. Sehingga hukum newton ini sangat penting dipelajari.
Hukum newton merupakan salah satu aturan yang diterapkan dalam ilmu
fisika. Suatu benda yang bergerak tidak bisa di jelaskan dengan logika, tetapi
jika menggunakan hukum newton dapat di hitung berapa kecepatan serta
jaraknya. Benda jatuh dari atas kebawah, atau perpindahan benda dari suatu
titik ke titik lain dapat di artikan bahwa benda itu bergerak atau berpindah
tempat.
Hukum Newton 1
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka
benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula
bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap.
Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya (resultan
gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
massanya.
Hukum Newton 3
Jika suatu benda memberikan gaya pada benda lain maka benda yang dikenai
gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di
terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan.
Rumus hukum newton 3 ada tiga yaitu gaya gesek, gaya berat dan gaya
sejenis.
Gaya Gesek
Gaya Berat
Gaya Sejenis
2. Hukum II Newton
Hukum Newton ini menyatakan bahwa resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda akan menghasilkan percepatan yang arahnya sama
dengan arah resultan gaya tersebut dan berbanding lurus dengan besar
gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Atau dapat dikatakan
bahwa percepatan suatu benda dengan resultan gaya dan berbanding
terbalik dengan massanya. Secara matematis dituliskan sebagai :
Gaya dinyatakan dalam satuan Newton, massa dalam satuan kg dan
percepatan dalam satuan meter per detik. Semakin besar massa benda
maka semakin besar gaya yang diperlukan dan semakin besar percepatan
suatu benda maka gaya yang diperlukan juga akan semakin besar Hukum
II Newton ini dapat pula dinyatakan dengan laju perubahan momentum
sebuah benda yang bergerak sebanding dan searah dengan gaya yang
mempengaruhinya dan diformulasikan sebagai:
F = d(mv) / dt
Gaya merupakan turunan dari fungsi momentum suatu benda terhadap
waktu. Jika massa benda adalah tetap maka:
F = m dv/dt
Gaya merupakan hasil kali antara massa benda dengan turunan fungsi
kecepatan suatu benda terhadap waktu.
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton disebut juga sebagai hukum aksi-reaksi, karena
hukum ini membahas tentang gaya reaksi yang disebabkan oleh gaya aksi.
Syarat berlakunya hukum III Newton ini adalah gaya aksi-reaksi harus
bekerja pada dua benda yang berlainan dan arah kedua gaya tersebut
adalah berlawanan. Hukum ini menyatakan jika suatu benda mengerjakan
gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini akan mengerjakan gaya
pada benda pertama yang besarnya sama dan arahnya berlawanan. Secara
matematis dituliskan sebagai:
Faksi = -Freaksi
Besarnya gaya reaksi sama dengan besarnya gaya aksi. Tanda negatif
menyatakan bahwa arah gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi.
F kx
HukumHookedirumuskan
Contoh dan Aplikasi Gaya Pegas Sehari-hari Gaya pegas sangat luas
sekali aplikasi dan manfaatnya di kehidupan sehari-hari. Lihat pulpen yang
setiap hari sobat gunakan untuk menulis di sekolah, sebagian ada yang
menggunakan pegas untuk menarik keluar masuk mata (ujung) pulpen.
Contoh lainnya seperti pada mainan anak-anak seperti pistol-pistolan,
sistem rem pada sepeda motor terutama yang tromol, jam, suspensi
(shockbreaker), dan masih banyak lagi.
Rangkaian Pegas
Sama seperti hambatan, pegas juga bisa dirangkai (rangkaian pegas).
Bentuk rangkaian pegas akan menentuka nilai konstanta pegas total
yang akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas.
2. Gaya gesek
Jika anda mendorong sebuah lemari yang diam di atas lantai
dengan sebuah gaya horisontal yang kecil, maka mungkin saja benda itu
tak bergerak sama sekali. Karena lantai melakukan gaya horisontal yang
dinamakan gaya gesekan statis.
Jika anda mendorong lebih kuat, lantai melakukan sebuah gaya gesekan
kinetik yang yang melawan arah benda.
Dilihat menggunakan mikroskop, bahwa hanyalah sebagian kecil dari alas
dan lantai yang bersentuhan. Bagian ini sebanding dengan gaya normal
yang dikerjakan antar permukaan (berdasar eksperimen).
F
N
Fs s N
Fk k N
F y 0
N mg cos 0
N
mg
cos
Fx 0
mg sin f s 0
N
f s mg sin sin N tan
cos
Pada sudut kritis (Ɵc), gaya gesekan statis sama dengan gaya
maksimumnya dan fs dapat diganti dengan μsN, sehingga:
s N N tan c
s tan c
F x mg sin k N ma x
Dengan substitusi N mg cos , didapatkan :
F x mg sin k mg cos ma x
mg sin k mg cos ma x
mg (sin k cos ) ma x
g (sin k cos ) a x
g sin a x ax
k tan
g cos g cos
Bahan μs μk
3. Gaya Normal
Pada balok di atas meja horisontal, berat balok menarik ke bawah dan
menekan pada meja. Karena molekul-molekul meja memiliki resistansi
kompresi yang besar, meja mengerjakan gaya ke atas pada balok secara tegak
lurus. Gaya inilah yang disebut gaya normal.
Sebuah benda yang terletak dalam bidang horizontal akan mengalami gaya
normal dan gaya berat. Dalam sumbu Y (arah vertikal) kedua gaya
tersebut akan bekerja secara berlawanan. Namun dalam sumbu X (arah
horizontal) kedua gaya tersebut tidak akan bekerja. Berikut rumus gaya
normalnya:
Sumbu X
ΣFX = 0
Sumbu Y
ΣFY = ma
N – w = ma (benda tidak melakukan gerakan pada arah vertikal, a = 0)
N – w = 0
N=w
Maka dari itu sebuah benda diam yang diletakan pada bidang horizontal akan
memiliki rumus gaya normal yaitu
N=w
Sebuah benda yang diletakkan pada bidang miring akan mengalami gaya berat
dan gaya normal, dimana benda ini akan membentuk sudut terkecil yang sama
besar dengan sudut miring pada bidang tersebut. Jika bidang kemiringannya
diibaratkan sumbu X, maka garis gaya normal diibaratkan sumbu Y. Kemudian
sudut kemiringannya memiliki simbol α. Dengan begitu terdapat rumus gaya
normal yaitu:
Sumbu X
ΣFX = ma
w sin α = ma
Sumbu Y
ΣFY = ma
N – w cos α = ma (benda tidak melakukan gerakan pada arah vertikal, a = 0)
N – w cos α = 0
N = w cos α
Maka dari itu sebuah benda yang terletak pada bidang miring akan memiliki
rumus gaya normal yaitu
N = w cos α
Rumus Gaya Normal Bidang Vertikal
Sumbu Y
Dalam sumbu Y, gaya yang bekerja hanyalah gaya berat, maka dari itu
tidak memiliki resultan gaya
w = mg
Sumbu X
ΣFX = ma F – N = ma (benda tidak melakukan gerakan pada arah
vertikal, a = 0)
F – N = 0
N = F
Maka dari itu sebuah benda yang ditekan pada bidang vertikal akan
memiliki rumus gaya normal yaitu
N=F
4. Gaya Berat
Gaya berat tidak lain adalah gaya gravitasi bumi. Arah gaya berat adalah
vertikal ke bawah yaitu menuju pusat bumi. Diturunkan dari hukum kedua
Newton, sehingga gaya gravitasi (gaya berat) dari benda bermassa m
berbunyi:
Fg m.a
Berdasarkan persamaan di atas, jika m1 adalah massa bumi dan m2 adalah massa
benda yang masih terpengaruh gaya tarik bumi, maka percepatan gravitasi (g)
bumi dirumuskan sebagai berikut.
m1
g = G
r2
Dari persamaan tersebut, besarnya gaya tarik bumi terhadap benda-benda di bumi
dapat dituliskan sebagai berikut.
F=mg
Gaya tarik bumi inilah yang disebut dengan gaya berat (w) dengan satuan newton
(N). Jadi, persamaan gaya berat atau berat benda dapat dinyatakan sebagai
berikut.
w=mg
Keterangan:
W = Berat benda (N)
3.2.Saran
Agar pembaca bisa memahami apa itu hukum newton, perbedaan hukum newton
1,2,dan 3, perbedaan masa dan berat ,dan konsep-konsep gaya dalam Newton
DAFTAR PUSTAKA