Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

DOSEN PENGAMPU
MADE SRI ASTIKA DEWI, S.Pd.,M.Pd.

NAMA : I Made Agus Adi

NIM : 19021001

PRODI : ELEKTRO
DAFTAR ISI

 HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


 KATA PENGANTAR ……….….……………….........…....……....... ii
 DAFTAR ISI......................................................................................... iii
 PENDAHULUAN …………………..…….…….........................…..... 1
Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan…...………………………………...……................ 2
1.4. Manfaat Penulisan.….…….......…………………....………............... 3
 BAB II PEMBAHASAN ......……...…..…..………….………............... 4
2.1 pengertian hukum newton..................................................................... 4
Newton 1............................................................................................... 2
Newton 2...............................................................................,,.............. 2
Newton 3............................................................................................... 4
2.2. hukum-hukum newton tentang gerak .................................................. 5
Hukum I newton................................................................................... 6
Hukum II newton................................................................................. 7
Hukum II newton................................................................................. 9
2.3. Penerapan hukum-hukum Newton.................................................. 8
Penerapan hukum-hukum Newton................................................. 10
2.4. Konsep Gaya dalam Newton........................................................... 11
2.5. Satuan Gaya...................................................................................... 12
Gaya pegas........................................................................................ 13
Gaya gesek........................................................................................ 14
Gaya normal..................................................................................... 15
Gaya berat......................................................................................... 17
 BAB III PENUTUP...................................................................... 18
3.1 Simpulan ........................................................................................... 18
3.2 saran ................................................................................................... 18
 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 19
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak
digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yanglain. Fisika adalah ilmu yang
mempelajari gejala alam secarakeseluruhan. Fisika mempelajari materi,
energi, danfenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis
(berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingiMatahari) maupun yang
bersifat mikroskopis (berukurankecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti)
yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi.Fisika menjadi dasar
berbagai pengembangan ilmudan teknologi. Kaitan antara fisika dan disiplin
ilmu lainmembentuk disiplin ilmu yang baru, misalnya denganilmu astronomi
membentuk ilmu astrofisika, denganbiologi membentuk biofisika, dengan
ilmu kesehatanmembentuk fisika medis, dengan ilmu bahan membentuk fisika
material, dengan geologi membentuk geofisika, danlain-lain. Pada bab ini
akan dipelajari tentang dasar dasarilmu fisika.
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”.Fisika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifatdan gejala pada benda-benda di alam.

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelasakan bagaimana pengertian hukum newton
2. Jelaskan bagaimana
3. Jelaskan bagaimana
4. Jelaskan bagaimana
5. Jelaskan apa perbedaan berat dan massa
6. Jelaskan apa itu konsep gaya dalam newton
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Hukum Newton
2. Untuk mengetahui bunyi Hukum I. Newton
3. Untuk mengetahui bunyi Hukum II. Newton
4. Untuk mengetahui bunyi Hukum III. Newton
5. Untuk mengetahui perbedaan berat dan massa sehingga pembaca bisa
membedakan antara massa dan berat.
6. untuk mengetahui konsep gaya dalam newton

1.4. manfaat penulisan


1. Memahami pengertian hukum pada newton
2. Memahami bunyi Hukum I. Newton
3. Memahami bunyi Hukum II. Newton
4. Memahami bunyi Hukum III. Newton
5. Untuk bisa memahami perbedaan berat dan massa
6. Untuk memahami konsep gaya dalam newton

2.1.Pengertian Hukum Newton

Hukum newton adalah tiga hukum fisika sebagai dasar mekanika klasik
menggabarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda bergerak.
Hampir semua rumus fisika berhubungan dengan gerak mulai dari jarak
ataupun ketinggian. Sehingga hukum newton ini sangat penting dipelajari.

Hukum newton merupakan salah satu aturan yang diterapkan dalam ilmu
fisika. Suatu benda yang bergerak tidak bisa di jelaskan dengan logika, tetapi
jika menggunakan hukum newton dapat di hitung berapa kecepatan serta
jaraknya. Benda jatuh dari atas kebawah, atau perpindahan benda dari suatu
titik ke titik lain dapat di artikan bahwa benda itu bergerak atau berpindah
tempat.

 Bunyi Hukum Newton

Hukum Newton 1

Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka
benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula-mula
bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap.

 Rumus Hukum Newton 1

 Contoh Hukum Newton 1

1. Saat menaiki mobil yang bergerak cepat kemudian di rem penumpang


akan terdorong kedepan.
2. Mobil berjalan keadaan pelan kemudian mendadak menginjak gas maka
penumpang akan tercondong ke belakang.
3. Jika meletakkan misalnya koin pada atas kain kemudian kain tersebut di
Tarik secara cepat, maka koin tersebut akan tetap.
 Hukum Newton 2

Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya (resultan
gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
massanya.

 Rumus Hukum Newton 2

 Contoh Hukum Newton 2

1. Menarik gerobak mengangkut pupuk dari rumah ke lading


2. Jika di tarik dengan gaya yang sama mobil-mobil yang masasanya lebih
besar (ada beban) percepatannya lebih kecil, sedangkan pada mobil-
mobilan yang sama (massa sama) jika ditarik dengan gaya yang lebih
besar akan mengalami percepatan yang lebih besar pula.
3. Mengiring bola pada permukaan datar

 Hukum Newton 3

Jika suatu benda memberikan gaya pada benda lain maka benda yang dikenai
gaya akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di
terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan.

 Rumus Hukum Newton 3

Rumus hukum newton 3 ada tiga yaitu gaya gesek, gaya berat dan gaya
sejenis.
 Gaya Gesek

 Gaya Berat

 Gaya Sejenis

 Contoh Hukum Newton 3


1. Pada saat duduk pada kursi busa, berat badan akan menekan kursi
kebawah, sedangkan kursi akan menahan berat badan keatas.
2. Melempar bola pada dinding maka bola akan berbalik dengan
kekuatan sama
3. Jika seseorang memakai sepatu roda dan mendorong dinding, maka
dinding akan mendorong sebesar sama dengan gaya yang kamu
keluarkan tetapi arahnya berlawanan, sehingga orang tersebut
terdorong menjauhi dinding.
2.2.Hukum-hukum Newton Tentang Gerak
1. Hukum I Newton (Hukum Kelembaman)
Hukum ini menyatakan bahwa suatu benda akan cenderung
mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan jika tidak
ada gaya yang bekerja pada benda tersebut atau gaya total yang bekerja
pada benda tersebut sama dengan nol. Atau dikatakan bahwa benda yang
diam akan tetap diam dan benda yang bergerak lurus dengan kecepatan
tetap akan tetap bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Pernyataan Hukum
I Newton ini secara matematis dapat dituliskan sebagai: ?F = 0 (Jumlah
dari semua gaya yang bekerja sama dengan nol.)

2. Hukum II Newton
Hukum Newton ini menyatakan bahwa resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda akan menghasilkan percepatan yang arahnya sama
dengan arah resultan gaya tersebut dan berbanding lurus dengan besar
gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Atau dapat dikatakan
bahwa percepatan suatu benda dengan resultan gaya dan berbanding
terbalik dengan massanya. Secara matematis dituliskan sebagai :
Gaya dinyatakan dalam satuan Newton, massa dalam satuan kg dan
percepatan dalam satuan meter per detik. Semakin besar massa benda
maka semakin besar gaya yang diperlukan dan semakin besar percepatan
suatu benda maka gaya yang diperlukan juga akan semakin besar Hukum
II Newton ini dapat pula dinyatakan dengan laju perubahan momentum
sebuah benda yang bergerak sebanding dan searah dengan gaya yang
mempengaruhinya dan diformulasikan sebagai:
F = d(mv) / dt
Gaya merupakan turunan dari fungsi momentum suatu benda terhadap
waktu. Jika massa benda adalah tetap maka:
F = m dv/dt
Gaya merupakan hasil kali antara massa benda dengan turunan fungsi
kecepatan suatu benda terhadap waktu.
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton disebut juga sebagai hukum aksi-reaksi, karena
hukum ini membahas tentang gaya reaksi yang disebabkan oleh gaya aksi.
Syarat berlakunya hukum III Newton ini adalah gaya aksi-reaksi harus
bekerja pada dua benda yang berlainan dan arah kedua gaya tersebut
adalah berlawanan. Hukum ini menyatakan jika suatu benda mengerjakan
gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini akan mengerjakan gaya
pada benda pertama yang besarnya sama dan arahnya berlawanan. Secara
matematis dituliskan sebagai:
Faksi = -Freaksi
Besarnya gaya reaksi sama dengan besarnya gaya aksi. Tanda negatif
menyatakan bahwa arah gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi.

2.3. Penerapan hukum-hukum Newton

Di bawah ini contoh penerapan hukum newton :


1. Benda di atas bidang datar licin, dipengaruhi gaya yang membentuk
sudut tertentu terhadap arah gerak benda. Besarnya percepatan suatu
benda yang ditarik dengan gaya yang membentuk sudut ? tergantung dari
gaya dan massa benda. Semakin besar sudutnya maka percepatan benda
akan semakin kecil karena nilai cos sudut tersebut semakin kecil, semakin
besar gaya maka percepatan akan semakin besar dan semakin besar massa
benda maka nilai percepatan akan semakin kecil.
2. Dua buah benda dihubungkan dengan tali yang melalui katrol licin,
dengan salah satu benda berada di atas bidang datar licin dan yang
lainnya tergantung. Besarnya percepatan dari dua balok yang
dihubungkan oleh katrol licin, satu balok terletak pada bidang datar dan
yang lain tergantung dapat ditentukan dengan membagi massa balok yang
tergantung dengan jumlah massa kedua balok. Tegangan tali merupakan
hasil kali antara massa balok yang terletak pada bidang datar dengan
percepatan. Tegangan tali dinyatakan dalam satuan Newton.
3. Dua buah benda dihubungkan dengan tali yang melalui katrol yang
licin, kedua benda dalam keadaaan tergantung ( m2 > m1 ).
Percepatan kedua balok dapat ditentukan dengan membagi selisih massa
kedua balok dengan jumlah massa kedua balok kemudian hasilnya
dikalikan dengan percepatan gravitasi bumi. Percepatan gravitasi bumi
dinyatakan dengan satuan m/det2.
Tegangan tali dapat ditentukan dengan mengalikan massa m1 dengan
jumlah dari nilai percepatan gravitasi bumi dengan percepatan .
4. Benda berada di bidang miring licin yang membentuk sudut tertentu.
Besarnya percepatan suatu balok yang meluncur pada bidang miring
tergantung dari nilai sinus sudutnya dikalikan besarnya percepatan
gravitasi bumi, semakin besar sudutnya maka percepatannya akan
semakin besar. Percepatan balok tidak tergantung pada massa balok.
5. Gaya normal atau berat benda/orang yang berada di dalam lift.
 Lift diam atau bergerak lurus beraturan
Besarnya gaya normal orang atau berat orang sama dengan massa
dikalikan percepatan gravitasi. Gaya normal orang atau berat orang
dinyatakan dalam satuan newton.
 Lift bergerak ke bawah dengan percepatan
Gaya normal orang yang berada di dalam lift yang bergerak ke
bawah sama dengan selisih antara percepatan gravitasi dengan
percepatan lift dikalikan massa. Semakin besar percepatan benda maka
besarnya gaya normal akan semakin kecil.
 Lift bergerak ke atas dengan percepatan a
Gaya normal orang yang berada di dalam lift yang bergerak ke atas
sama dengan jumlah percepatan gravitasi dengan percepatan lift
dikalikan dengan massa. Semakin besar percepatan lift maka besarnya
gaya normal akan semakin besar pula.
 Tali lift putus atau lift bergerak ke bawah dengan percepatan
Gaya normal orang yang berada di dalam lift yang bergerak ke bawah
dengan percepatan g adalah sama dengan nol, artinya terjadi gerak
jatuh bebas.

2.4. Konsep Gaya dalam Newton


Pengetahuan dasar dari dinamika benda adalah pengertian tentang gaya,
yaitu penyebab perubahan gerak, dan massa yaitu ukuran dari inersia. Inersia
adalah kecenderungan benda untuk tetap diam dalam keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan. Semua pengamatan akan memenuhi hukum Newton
bila bergantung pada kerangka (sistem) pengamatan yang inersial, yaitu sistem
yang memenuhi hukum Newton dan sebaliknya.
Contoh: Sebuah botol yang berdiri di dalam sebuah mobil yang bergerak
beraturan tidak akan jatuh, tapi apabila tiba-tiba dipercepat atau direm, maka
botol akan jatuh sekalipun botol tidak disentuh atau diberi gaya. Botol ini
tidak tidak memenuhi hukum Newton karena berada dalam kerangka (sistem)
yang dipercepat atau diperlambat.
Pengertian gaya yang paling sederhana adalah kekuatan dari luar, baik berupa
dorongan atau tarikan yang dilakukan oleh otot-otot kita. Dengan mendorong
atau menarik, kita dapat mengubah kecepatannya. Semakin besar dorongan,
maka perubahannya semakin besar, dan hal itu menimbulkan percepatan. Jadi
dapat disimpulkan, gaya adalah penyebab perubahan gerak atau perubahan
kecepatan, sehingga menimbulkan percepatan.

2.5. Satuan Gaya


Gaya adalah besaran vektor dan satuan pada umumnya adalah Newton.
Selain Newton, dikenal pula satuan gaya yang lain, misalnya dyne.
Sistem Satuan Nama Definisi
Khusus
S.I Kg-m-s2 Newton (N) 1 N= Gaya
yang bekerja
pada benda
dengan massa
1 kg,
menyebabkan
c.g.s Gram-cm-s2 Dyne (dn) percepatan
1m/s2
1 dn=Gaya
yang bekerja
pada benda
dengan masa 1
gram,
menyebabkan
percepatan
1cm/s2
1. Gaya Pegas

Gaya yang dikerjakan pada pegas berupa tarikan (diregangkan) dan


didorong (ditekan). Jika pegas diregangkan maka nilai perubahan panjang
(x) positif dan gaya pegas (F) negatif. Sebaliknya jika pegas ditekan, nilai
perubahan panjang (x) negatif, dan gaya pegas (F) positif. Gaya yang
dikerjakan oleh pegas mendekati sebanding dengan perubahan panjangnya
dan arahnya berlawanan. Sehingga dapat dirumuskan:

F  kx

 Hukum Hooke (Gaya Pegas)

Robert Hooke seorang Ilmuwan asal inggris meneliti tentang gaya


pegas. Imuwan berambut keriting ini menelurkan hukum hooke yang
menyatakan Jika pada sebuat pegas bekerja sebuah gaya luar, maka pegas
akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang diberikan.

 HukumHookedirumuskan

F = k .Δx“Fitri Kurang AsyiX”


F = w (gaya berat) = gaya pegas = gaya yang bekerja pada pegas
k = konstanta pegas
Δx = pertambahan panjang
 Energi Potensial Pada Pegas Sebuah pegas yang diberi gaya entah itu
ditarik atau ditekan akan memiliki energi potensial (energi karena
kedudukan).Usaha yang dilakukan oleh gaya F untuk menarik sebuah
pegas sehingga bertambah panjang sebesar x besarnya sama dengan
perubahan energi potensial dari pegas. coba sobat hitung amati grafik
hubungan gaya F dengan delta x berikut
 Luasan di bawah yang diarsir merupakan usaha = perupahan
energi potensial. Jadi untuk menghitung energi potensial bisa
dirumuskan

 Contoh dan Aplikasi Gaya Pegas Sehari-hari Gaya pegas sangat luas
sekali aplikasi dan manfaatnya di kehidupan sehari-hari. Lihat pulpen yang
setiap hari sobat gunakan untuk menulis di sekolah, sebagian ada yang
menggunakan pegas untuk menarik keluar masuk mata (ujung) pulpen.
Contoh lainnya seperti pada mainan anak-anak seperti pistol-pistolan,
sistem rem pada sepeda motor terutama yang tromol, jam, suspensi
(shockbreaker), dan masih banyak lagi.

Rangkaian Pegas
Sama seperti hambatan, pegas juga bisa dirangkai (rangkaian pegas).
Bentuk rangkaian pegas akan menentuka nilai konstanta pegas total
yang akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas.

1. Rangkaian Pegas Seri Jika rangkaian seri makan konstanta pegas


totalnya adalah
jika ada n pegas identik
(konstanta k) maka rumus Konstanta totalnya tinggal Ks = K/n
Rangkaian Pegas Pararel
2. Jika rangkaian pegas pararel maka total konstantanya sama dengan
jumlah seluruh konstanta pegas yang disusun pararel

2. Gaya gesek
Jika anda mendorong sebuah lemari yang diam di atas lantai
dengan sebuah gaya horisontal yang kecil, maka mungkin saja benda itu
tak bergerak sama sekali. Karena lantai melakukan gaya horisontal yang
dinamakan gaya gesekan statis.
Jika anda mendorong lebih kuat, lantai melakukan sebuah gaya gesekan
kinetik yang yang melawan arah benda.
Dilihat menggunakan mikroskop, bahwa hanyalah sebagian kecil dari alas
dan lantai yang bersentuhan. Bagian ini sebanding dengan gaya normal
yang dikerjakan antar permukaan (berdasar eksperimen).

Sehingga kekuatan gaya gesek yang dilambangkan dengan µ nilainya


berbanding terbalik dengan gaya normal benda dan dapat dituliskan
sebagai berikut.

F

N

Sehingga berdasar rumus tersebut dapat diturunkan kedua rumus berikut


ini:

Fs   s N
Fk   k N

Dengan µs menyatakan koefisien gesekan statis dan µk menyatakan


koefisien gesekan kinetis. Berikut ini adalah grafik hubungan antara gaya
gesekan statis dan gaya gesekan kinetis suatu benda.
Untuk mengukur besarnya µs atau µk dapat digunakan cara berikut ini.
Tempatkan balok pada bidang datar kemudian miringkan bidang
permukaan itu sampai balok mulai meluncur.

F y 0
 N  mg cos   0
N
 mg 
cos 
 Fx  0
 mg sin   f s  0
N
 f s  mg sin   sin   N tan 
cos 
Pada sudut kritis (Ɵc), gaya gesekan statis sama dengan gaya
maksimumnya dan fs dapat diganti dengan μsN, sehingga:

 s N  N tan  c
 s  tan  c

Untuk sudut-sudut yang lebih besar dari Ɵc balok meluncur ke bawah


bidang miring dengan percepatan a. Dalam hal ini, gaya gesekan adalah
µkN dan didapatkan:

F x  mg sin    k N  ma x
Dengan substitusi N  mg cos  , didapatkan :
F x  mg sin    k mg cos   ma x
mg sin    k mg cos   ma x
mg (sin    k cos  )  ma x
g (sin    k cos  )  a x
g sin   a x  ax 
k   tan    
g cos   g cos  
Bahan μs μk

Baja pada Baja 0,7 0,6

Kuningan pada Baja 0,5 0,4

Kaca pada Kaca 0,9 0,4

Teflon pada Teflon 0,04 0,04

Teflon pada baja 0,04 0,04

Karet pada Beton 1,0 0,8


(kering)
Karet pada Beton 0,3 0,25
(basah)
Ski yang licin pada 0,1 0,05
salju (0 derajat C)

3. Gaya Normal

Pada balok di atas meja horisontal, berat balok menarik ke bawah dan
menekan pada meja. Karena molekul-molekul meja memiliki resistansi
kompresi yang besar, meja mengerjakan gaya ke atas pada balok secara tegak
lurus. Gaya inilah yang disebut gaya normal.

 Rumus Gaya Normal

Rumus gaya normal berkaitan dengan hukum II Newton mengenai


gerak. Jika sebuah benda dalam keadaan diam, maka besar percepatannya
ialah nol (a = 0). Namun jika benda mengalami pergerakan, maka benda
tersebut akan melakukan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dengan
percepatan tetap (a = konstan). Gaya normal pada sebuah benda dapat
ditinjau secara horizontal dan vertikal. Dengan begitu persamaan gaya
normalnya pun juga berbeda.

 Rumus Gaya Normal Bidang Horizontal

Sebuah benda yang terletak dalam bidang horizontal akan mengalami gaya
normal dan gaya berat. Dalam sumbu Y (arah vertikal) kedua gaya
tersebut akan bekerja secara berlawanan. Namun dalam sumbu X (arah
horizontal) kedua gaya tersebut tidak akan bekerja. Berikut rumus gaya
normalnya:
Sumbu X
ΣFX = 0

Sumbu Y
ΣFY = ma
N – w = ma (benda tidak melakukan gerakan pada arah vertikal, a = 0)
N – w = 0
N=w

Maka dari itu sebuah benda diam yang diletakan pada bidang horizontal akan
memiliki rumus gaya normal yaitu
N=w

Rumus Gaya Normal Bidang Miring

Sebuah benda yang diletakkan pada bidang miring akan mengalami gaya berat
dan gaya normal, dimana benda ini akan membentuk sudut terkecil yang sama
besar dengan sudut miring pada bidang tersebut. Jika bidang kemiringannya
diibaratkan sumbu X, maka garis gaya normal diibaratkan sumbu Y. Kemudian
sudut kemiringannya memiliki simbol α. Dengan begitu terdapat rumus gaya
normal yaitu:

Sumbu X
ΣFX = ma
w sin α = ma

Sumbu Y
ΣFY = ma
N – w cos α = ma (benda tidak melakukan gerakan pada arah vertikal, a = 0)
N – w cos α = 0
N = w cos α

Maka dari itu sebuah benda yang terletak pada bidang miring akan memiliki
rumus gaya normal yaitu
N = w cos α
 Rumus Gaya Normal Bidang Vertikal

Berikut rumus gaya normal yang terdapat dalam bidang vertikal:

Sumbu Y
Dalam sumbu Y, gaya yang bekerja hanyalah gaya berat, maka dari itu
tidak memiliki resultan gaya
w = mg
Sumbu X
ΣFX = ma F – N = ma (benda tidak melakukan gerakan pada arah
vertikal, a = 0)
F – N = 0
N = F
Maka dari itu sebuah benda yang ditekan pada bidang vertikal akan
memiliki rumus gaya normal yaitu
N=F

4. Gaya Berat

Gaya berat tidak lain adalah gaya gravitasi bumi. Arah gaya berat adalah
vertikal ke bawah yaitu menuju pusat bumi. Diturunkan dari hukum kedua
Newton, sehingga gaya gravitasi (gaya berat) dari benda bermassa m
berbunyi:

Fg  m.a

Dengan menggunakan a = g, dan menulis w untuk gaya gravitasi,

sehingga dapat dituliskan: w  m.g


 Keterangan:

F = Gaya tarik-menarik (N)

G = Tetapan gravitasi (6,67 × 105 Nm2/kg2)

m1 = Massa benda 1 (kg)

m2 = Massa benda 2 (kg)

R = Jarak kedua benda (m)

Berdasarkan persamaan di atas, jika m1 adalah massa bumi dan m2 adalah massa
benda yang masih terpengaruh gaya tarik bumi, maka percepatan gravitasi (g)
bumi dirumuskan sebagai berikut.

m1
g = G
r2
Dari persamaan tersebut, besarnya gaya tarik bumi terhadap benda-benda di bumi
dapat dituliskan sebagai berikut.

F=mg

Gaya tarik bumi inilah yang disebut dengan gaya berat (w) dengan satuan newton
(N). Jadi, persamaan gaya berat atau berat benda dapat dinyatakan sebagai
berikut.

w=mg

Keterangan:
W = Berat benda (N)

M = Massa benda (kg)

G = Percepatan gravitasi (m/s2)


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
oHukum-hukum Newton adalah hukum yang mengatur tentang gerak.
oHukum I Newton berbunyi “ Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol maka benda diam akan tetap diam dan benda bergerak
lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan”. Di mana
F=0
oHukum II Newton berbunyi “ Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang
bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan besar gaya itu dan
berbanding terbalik dengan massa benda itu “. Dimana :
F=ma
oHukum III Newton berbunyi “ bila suatu benda melakukan gaya pada benda
lainnya, maka akan menimbulkan gaya yang besarnya sama dengan arah yang
berlawanan”. Dimana :
Faksi = - Freaksi
oMassa berbeda dengan berat. Massa adalah sifat intristik dari sebuah benda
yang menyatakan resistensinya terhadap percepatan, sedangkan berat
bergantung pada hakikat dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan gaya-
gaya gravitasi pada benda itu.

3.2.Saran
Agar pembaca bisa memahami apa itu hukum newton, perbedaan hukum newton
1,2,dan 3, perbedaan masa dan berat ,dan konsep-konsep gaya dalam Newton

DAFTAR PUSTAKA

Rama, Bharja. 2013. http://thamaro.blogspot.com/2012/12/makalah-hukum-


newton.html. Di akses pada , rabu 9 oktober 2019

Rumus, 2014. ” hukum-newton” tersedia pada https://rumus.co.id/ diakses pada rabu


9 oktober 2019

Hendra, 2012. “hukum-newton-konsep-gaya- dan-penerapan” tersedia pada


http://komponen-dasar-blog.blogspot.com diakses pada rabu 9 oktober 2019
nuretamra12, 2015. ” makalah-hukum-newton.” tersedia pada
http://nuretamra12.blogspot.com/2015/03/makalah-hukum-newton
diakses pada rabu 9 oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai