Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelasaikan makalah ini yang berjudul “NUCLEAR
MAGNETIC RESONANCE CARBON (NMR C)”

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dolfina C. Koirewoa, S.Pd., M.Pd. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Analisis Instrumen yang telah membimbing saya dan
mencurahkan waktunya demi terselesainya makalah ini.
Saya menyadari adanya kekurangan dalam penulisan maupun kedalaman materi yang
saya bahas di dalam isi makalah ini dikarenakan keterbatasan waktu dan juga pengetahuan
yang dimiliki oleh saya. Sehingga masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini . Semoga makalah yang saya
kerjakan ini memiliki arti yang baik dan bermanfaat bagi kita semua. Saya berharap makalah
ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam pembelajaran. Akhir kata saya selaku
penulis mengucapkan terima kasih.

Jayapura, September 2019

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................................................. 4
E. Metode Penulisan .............................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
A. Konsep-Konsep Dasar Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (NMR)............................................ 5
B. Insrumentasi Spektroskopi NMR Karbon ......................................................................................... 8
C. Prinsip Kerja NMR Karbon .............................................................................................................. 9
D. Hasil Yang diperoleh NMR Karbon ............................................................................................... 11
E. Penerapan Spektroskopi NMR Karbon ........................................................................................... 12
F. Contoh Spektroskopi NMR Karbon................................................................................................ 12
BAB III ....................................................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spektroskopi nuklir magnetik resonansi melibatkan perubahan keadaan


perputaran momen nuklir magnetik, ketika intinya mengabsorpsi radiasi
elektromagnetik dalam suatu medan magnet yang kuat. Dua jenis spektroskopi yang
dipakai sekarang adalah NMR H1 (proton) dan NMR C13(karbon 13). Spektrum nmr
proton sangat berguna untuk menentukan bagian hidrogen dari suatu senyawa. Pada
tahun-tahun akhir ini, spektroskopi nmr proton dipakai sebagai alat standar dalam
proyek kedokteran untuk mengukur berat jenis jaringan sehingga dapat menunjukkan
tempat tumor pada jaringan tersebut. Spektroskopi nmr C13, suatu alat paling baru
dipakai untuk mengidentifikasi perbedaan macam – macam karbon dalam suatu
senyawa.

Spektroskopi nmr didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti – inti
atom tertentu dalam molekul organik, apabila molekul ini berada dalam medan
magnet yang kuat.

Blonch dan Purcell menemukan bahwa inti atom berorientasi terhadap medan
magnet. Setiap proton di dalam molekul yang sifat kimianya berbeda akan
memberikan garis-garis resonansi orientasi magnet yang berbeda. Ini adalah awal
lahirnya Nuclear Magnetic Resonance (NMR).

Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang
paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan
struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan
arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat
mengalami reaksi kimia [1,2]. Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan
menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu yang
paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul
organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat besar
[3,4,5,6].

Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang


menjelaskan pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua,
jumlah pita dalam spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda
pada molekul dimana hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi
utama pada spektrum NMR menunjukkan perubahan kimia.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar spektroskopi NMR ?


2. Bagaimana instrumentasi spektroskopi dari NMR karbon ?
3. Bagaimana prinsip kerja dari NMR karbon ?
4. Bagaimana hasil yang diperoleh dari NMR karbon ?
5. Bagaimana penerapan spektroskopi dari NMR karbon ?
6. Bagaiana contoh dari spektroskopi NMR Karbon ?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat memahami konsep dasar spektroskopi NMR.


2. Dapat mengetahui instrumentasi spektroskopi dari NMR karbon.
3. Dapat memahami prinsip kerja dari NMR karbon.
4. Dapat mengetahui hasil yang diperoleh dari NMR karbon.
5. Dapat memahami penerapan spektroskopi dari NMR karbon.
6. Dapat mengetahui contoh dari spektroskopi NMR Karbon.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberi


pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai NMR Karbon. Dan dengan
pengetahuan yang didapatkan, pembaca diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan mengenai NMR Karbon.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kajian
pustaka, yaitu penulis mengumpulkan berbagai sumber referensi yang relevan yang
bersumber dari buku dengan materi yang disajikan dan kemudian dilakukan
pengkajian terhadap materi tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep-Konsep Dasar Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (NMR)

Pada tahun 1945, duo group Sarjana Fisika Purcell, Torry, dan Pound (Havard
University) dan Block, Hansen, dan Packard (Stanford University) menemukan
fenomena dari inti, seperti Anda ketahui kebanyakan inti (uang mempunyai proton
dan elektron) memiliki medan magnet. Di dalam medan magnet yang kuat inti-inti
dianggap berorientasi spesifik dengan tenaga potensial yang sesuai. Block dan Purcell
menemukan cara-cara untuk mengetahui sejumlah kecil dari tenaga yang diserap atau
dipancarkan, seperti kalau inti-inti loncat dari tenaga satu ke tenaga lainnya. Dari
penemuan tersebut maka sejak Tahun 1950 Resonansi Magnetik Inti (NMR) mulai
dipandang sebagai persoalan kimia yang penting.

Kedudukan spin inti

Seperti Anda ketahui beberapa inti atom berkelakuan seperti magnet apabila
mereka berputar. Inti seperti 13C6 mempunyai spin, sedangkan 12C6 dan 16O8 tidak
mempunyai spin. Inti yang mempunyai spin, jumlah spinnya tertentu dan ditentukan
dengan bilangan beraturan spin inti (I) sebesar (2I + 1), yang berkisar dengan
perbedaan +I hingga –I. Kedudukan spin individu sesuai dengan urutan :

-I, (-I + 1), … (I - 1), I

Sebagai contoh 13C mempunyai bilangan kuantum spin I = ½ maka ia mempunyai


kedudukan spin (2 (1/2) + 1) = , sehingga kedudukan spin dari intinya adalah : - ½
dan + ½.

Untuk klor I 3/2, maka terdapat kedudukan spin (2 (3/2) + 1) = 4, sehingga kedudukan
spin dari intinya adalah : -3/2, -1/2, +1/2, dan +3/2. untuk inti dengan I = 0 tidak
menunjukkan sifat-sifat magnet dan tidak akan memberikan sinyal dalam NMR.
Bilangan kuantum spin dari beberapa inti dapat dilihat dalam Tabel.

Tabel. Bilagan kuantum spin dan bilangan inti yang umum

5
Bila tidak ada medan magnet yang diberikan, semua kedudukan spin dari
suatu inti mempunyai tenaga yang sama, dan semua kedudukan spin akan selalu
mempunyai tenaga populasi yang sama. Beberapa inti dapat dipelajari dengan NMR.

Momen magnet inti

Inti mempunyai massa muatan. Dalam beberapa inti muatan ini berputar pada
sumbu inti dan akibat perputaran inti menghasilkan suatu dipol magnet sepasang
sumbu yang mempunyai momen magnet (). Perputaran muatan inti 13C akan
menghasilkan medan magnet yang mempunyai moment magnet () dan ini akan
dianalogkan sebagai magnet yang sangat kecil.
13
C mempunyai bilangan kuantum putaran 1/2 , kedudukan spinnya 2, jadi
kemungkinan orientasinya yaitu parallel () dan anti paralel () terhadap medan
magnet luar.

Penyerapaan Tenaga

Coba Anda perhatikan diagram berikut :

Medan yang digunakan :

(a) Kedudukan spin sebelum ada medan magnet

(b) Kedudukan spin setelah ada medan magnet

E adalah energi yang diperlukan untuk mengadakan “ Flip” (dari kedudukan


energi rendah ke kedudukan energi tinggi). Energi ini diberikan oleh radiasi
elektromagnetik pada suatu daerah frekuensi ( diperlukan 14092 gauss = radiasi
elektromagnetik 60x106 cycles perdetik atau 60 MHz).

Mekanisme serapan (resonansi)

Untuk memudahkan Anda memahami sifat transisi spin inti, maka kiranya
analoggi mainan gasingan anaak-anak dapat digunakan. Tenaga diserap oleh proton
karena kenyataannya bahwa mereka mulai berputar miring dalam medan magnet yang
digunakan. Karena pengaruh medan gravitasi bumi, maka gasing mulai bergoyang

6
sekitar sumbunya. Hal tersebut terjadi pula pada inti yang berputar akibat pengaruh
medan magnet yang digunakan. Bila medan magnet diberikan, inti akan mulai presesi
sekitar sumbu putarnya sendiri dengan frekuensi anguler (). Frekuensi saat proton
presesi adalah berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet yang digunakan. Jika
medan magnet yang digunakan adalah 14.100 Gauss, maka frekuensi presisi dari
proton adalah sekitar 60 MHz. Karena ini mempunyai muatan, maka presisi
menghasilkan getaran medan listrik dengan frekuensi yang sama. Jika gelombang
frekuensi radio dari frekuensi yang sama ini digunakan terhadap proton yang berputar,
maka tenaga dapat diserap. Bila frekuensi dari komponen medan listrik yang bergetar
dari radiasi yang datang tepat sama dengan frekuensi dari medan listrik yang
dihasilkan oleh inti yang berputar, dua medan dapat digabung dan tenaga dapat
dipindahkan dari radiasi yang datang ke inti, sehingga menyebabkan muatan berputar,
keadaan ini disebut resonansi, dan dikatakan inti beresonansi dengan gelombang
elektromagnetik yang datang.

Pergeseran kimia dan perlindungan

Kegunaan yang besar dari resonansi magnet inti adalah karena tidak setiap
proton dalam molekul beresonansi pada frekuensi yang sama. Hal ini disebabkan
karena proton dikelilingi elektron dan menunjukkan adanya perbedaan lingkungan
elektronik antara satu proton dengan proton lainnya. Di dalam medan magnet,
perputaran elektron-elektron valensi dari proton menghasilkan medan magnet yang
melawan medan magnet yang digunakan. Besarnya perlindungan ini tergantungg pada
kerapatan elektron yang mengelilinginya. Makin besar kerapatan elektron yang
mengelilingi inti, maka makin besar pula medan yang dihasilkan melawan medan
yang digunakan, sehingga inti merasakan medan magnet yang mengenainya menjadi
lebih kecil dan inti akan mengalami presisi pada frekuensi yang lebih rendah.

Perbedaan frekuensi resonansi antara proton yang satu dengan yang lainnya
sangat kecil dan sangat sukar untuk mengukur secara tepat frekuensi resonansi dari
setiap proton. Untuk memudahkan hal tersebut, maka digunakan senyawa standar
yang ditambahkan ke dalam larutan yang akan diukur, dan frekuensi resonansi setiap
proton dalam cuplikan diukur relatif terhadap frekuensi resonansi dari proton-proton
senyawa standar. Senyawa standar yang umum digunakan adalah tetrametilsilan atau
TMS ((CH3)4 Si). TMS dipilih sebagai senyawa standar, karena proton-proton dari
gugus metil jauh lebih terlindungi bila dibandingkan dengan senyawa yang lainnya.
Oleh karena itu bila kita mengukur suatu senyawa, maka resonansi dari protonnya
dicatat dalam pengertian berapa jauh dalam Hz mereka digeser dari proton-proton
TMS. Untuk menyatakan pergeseran kimia, biasanya digunakan skala delta  yang
didefinisikan sebagai berikut :

 = (υsp – υstd) x 106 ppm

υstd

7
dimana v sp dan v std adalah masing-masing frekuensi sampel dan standar (TMS).
Satuan skala  adalah part permilion (ppm). Bila nilai  = 1,00 berarti bahwa punck
muncul bagian perjuta atau part permilion dibawah medan puncak TMS. Jika
spektrum diukur pada 60 MHz (60 x 106 Hz), maka ppm sama dengan 60 Hz dibawah
medan TMS. Satuan lain yang juga biasa digunakan adalah tau () dimana  = (10 -
). Spektrofotometer NMR biasanya mencatat dari harga  yang tinggi ke harga yang
rendah.

Dalam suatu molekul, proton-proton dengan lingkungan yang sama akan


menyerap tenaga yang berbeda pula. Proton dengan lingkungan yang sama dikatakan
ekuivalen . Jumlah sinyal dalam spektrum NMR dapat menerangkan pada kita berapa
banyak proton-proton yang ekuivalen yang terkandung dalam suatu molekul.
Sedangkan kedudukan sinyal akan membantu menerangkan kepada kita jenis
protonproton dalam suatu molekul, apakah aromatik, alfiatik, primer, sekunder,
tersier, benzil, vinil, asitilen, berdekatan dengan halogen atau gugus lainnya.

B. Insrumentasi Spektroskopi NMR Karbon

Komponen spektrofotometer NMR karbon terdiri dari tempat sampel, celah


magnet, ossilator radio frekuensi, detektor radio frekuensi, audio amplifer, pencatat
(recorder). Skema alat spektrofotometer NMR dapat dilihat pada gambar berikut :

Cara kerja dari masing-masing komponen peralatannya :

1. Tempat Sampel
Tempat sampel berupa tabung gelas yang berbentuk silindris, diletakan diantara dua
kutub magnet. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tak mengandung proton
seperti CCl4 , CDCl3 , D2O, atau acetonitril dan sejumlah kecil TMS ditambahkan

8
sebagai standar internal, kemudian dimasukan ke dalam tempat sampel. Sampel
kemudian diputar sekitar sumbunya untuk mengusahakan agar semua bagian dari
larutan terkena medan magnet yang sama.
2. Celah Magnet
Magnet terdiri dari dua bagian, magnet pokok mempunyai kekuatan sekitar 14.100
Gauss, dan ia ditutup oleh potongan-potongan kecil kutub electromagnet. Pada
celah magnet terdapat kumparan yang dihubungkan dengan ossilator frekuensi
radio (Rf) 60 MHz.
3. Ossilator Radio Frekuensi
Ossilator frekuensi radio akan memberikan tenaga elektromagnetik sebesar 60
MHz melalui kumparan yang dihubungkan pada celah sampel. Kumparan
selanjutnya memberikan tenaga elektromagnetik yang digunakan untuk mengubah
orientasi perputaran proton. Kebanyakan spektropotometer NMR menggunakan
sinyal frekuensi RF tetap dan mengubah-ubah kekuatan medan magnet untuk
membawa setiap proton mengalami resonansi.
4. Detektor Radio Frekuensi
Kumparan detektor berada tegak lurus dengan kumparan ossilaor RF. Bila ada
tenaga yang diserap, kumparan detector tidak menangkap tenaga yang diberikan
oleh kumparan ossilator RF. Bila sampel menyerap tenaga, maka putaran inti akan
menghasilkan sinyal frekuensi radio pada bidang kumparan detektor, dan alat
memberikan respon ke pencatatan sebagai sinyal resonansi atau puncak.
5. Pencatat
Pencatat berfungsi untuk menangkap sinyal dari detektor yang mengubahnya
sebagai sinyal resonansi atau puncak. Sebelum sinyal sampai ke pencatat biasanya
dilewatkan terlebih dahulu ke audio amflier untuk menggandakan sinyal, sehingga
menjadi lebih nampak.

C. Prinsip Kerja NMR Karbon

Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel
yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Pada umumnya metode
ini berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa / rumus bangun
molekul senyawa organik. Jumlah dan tempat proton dalam molekul senyawa
organik menentukan bentuk spektrum yang dihasilkan.Energi yang dipakai dalam
pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau
pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukurnya.

Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :

a. Bentuk bulat

b. Berputar

c. Bilangan kuantum spin = ½

9
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 13C.

Dalam keadaan normal (inti tidak dikenai/diletakkan pada medan magnet


eksternal), semua orientasi dari suatu inti berenergi sama (degenerasi). Bila inti
dikenai medan magnet, maka orientasi/tingkat spin tidak lagi berenergi sama. Hal
ini disebabkan karena inti mempunyai momen magnetik (µ) yang ditimbulkan oleh
berpusingnya muatan. Jumlah orientasi yang mungkin bagi suatu inti bila padanya
dikenakan medan magnet homogen eksternal ditentukan oleh bilangan kuantum
spin (I) dari inti tersebut, sesuai dengan persamaan :

Jadi untuk inti 13C, dengan I = ½, masing-masing akan mempunyai dua


macam orientasi (2 x ½ + 1 = 2), yaitu + ½ (searah dengan medan magnet) dan – ½
(berlawanan arah/melawan medan magnet). Tingkatan spin + ½ berenergi lebih
rendah karena searah dengan medan magnet karena searah dengan medan magnet
eksternal, sedang tingkatan spin – ½ berenergi lebih tinggi karena melawan medan
magnet eksternal.

Spektrometri NMR pada dasarnya merupakan spektrometri absorbsi,


sebagaimana spektrometri infra merah maupun ultraviolet. Pada kondisi yang
sesuai, suatu sampel dapat mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi
radio, pada frekuensi yang tergantung dari sifat-sifat sampel. Suatu plot dari
frekuensi puncak.

Puncak absorbsi versus intensitas puncak memberikan suatu spektrum


NMR. Dalam NMR yang diukur adalah perbedaan frekuensi antara suatu jenis
proton dengan frekuensi resonansi proton senyawa pembanding (reference).
Senyawa ini disebut sebagai standar internal dan ditambahkan ke dalam sample
sebelum me”running” NMR.

Spektrometri NMR ini memberikan banyak informasi mengenai kedudukan


gugus fungsi. Ada empat parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra
NMR. (1) pergeseran kimia, (2) penjodohan spin, (3) tetapan penjodohan dan pola
penjodohan, dan (4) integrasi. Untuk memastikan kebenaran struktur yang
dianalisis, metode ini sering dibantu dengan spektroskopi 2-D yaitu HMQC
(Heteronuclear Multiple Quantum Coherence), HMBC (Heteronuclear Multi Bond
Coherence), COSY (Correlation Spectroscopy) dan NOESY (Nuclear Overhauser
Effect Spectroscopy).

Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip yang mendasari kerja dari NMR
(Nuclear Magnetic Resonance) yaitu penyerapan energi oleh partikel yang sedang
berputar di dalam medan magnet yang kuat sehingga nantinya medan magnet yang
sesuai dengan molekul akan dikonversi menjadi spektra NMR sehingga struktur
senyawa / rumus bangun molekul senyawa organik dapat teridentifikasi. Energi
yang dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang
radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti
yang diukurnya.

10
D. Hasil Yang diperoleh NMR Karbon

Spektroskopi 13C NMR menghasilkan informasi struktur mengenai karbon-


karbon dalam sebuah molekul organik. Atom karbon dalam alam 98,9 % adalah 12C,
suatu isotop yang intinya tak mempunyai spin (I = 0). Karbon-13 hanya merupakan
1,1 % atom karbon yang terdapat di alam ( I = ½). Disamping itu transisi dari
paralel ke antiparalel dari sebuah inti 13C adalah transisi energi rendah. Spektra 13C
NMR hanya dapat diperoleh dengan spektrometer yang sangat sensitif. Kelimpahan
13
C yang rendah akan mengurangi kerumitan spektra 13C dibandingkan spektra 1H
NMR. Untuk menentukan spektra 13C luas di bawah puncak tidak perlu sebanding
terhadap jumlah atom-atom karbon yang ekuivalen, akibatnya spektra 13C tidak
dapat di integrasikan. Terdapat dua tipe utama spektrum 13C NMR. Tipe spektrum
13
C NMR off resonansi, interaksi antar karbon yang berdekatan diabaikan, tetapi
karbon dapat berinteraksi dengan proton yang diikat oleh masing-masing karbon
menyebabkan terjadinya spliting yang menunjukkan puncak, oleh karena itu sinyal
masing- masing karbon dari :
• Karbon metil (CH3 -C) akan muncul 4 puncak
• Karbon metilen (-CH2 -) akan muncul 3 puncak
• Karbon metil (-CH- ) akan muncul 2 puncak
• Karbon kuarterner (-C-) akan muncul 1 puncak

Spektrum 13C NMR off resonansi ini memiliki keuntungan, karena langsung
dapat membedakan jenis-jenis karbon, namun akan menjadi sangat rumit apabila
banyak terdapat sinyal karbon yang saling overlap. Tipe spektrum karbon yang
kedua adalah spektrum dekopling-proton 13C, adalah suatu spektrum dimana 13C
tidak terkopling dengan 1H, jadi tidak menunjukkan pemisahan spin-spin.
Dekopling dapat dicapai secara elektronis dengan menggunakan suatu radio
frekuensi kedua terhadap sampel. Energi tambahan tersebut menyebabkan terjadinya
interkonversi cepat antara keadaan spin paralel dan antiparalel dari proton-proton
tersebut. Akibatnya sebuah inti 13C hanya melihat suatu rata-rata dari dua keadaan
spin proton dan isyaratnya tak akan terurai. Karena tak ada penguraian dalam suatu
spektrum dekopling-proton, maka isyarat untuk tiap kelompok atom karbon yang
ekuivalen secara magnetik akan muncul sebagai suatu singlet. Untuk membedakan
jenis karbon, metil, metilen, metin, dan karbon kuarterner digunakan analisis
spektrum DEPT 13C NMR atau NMR dua dimensi (HMQC = korelasi antara proton-
karbon satu ikatan). Ada tiga jenis spektrum DEPT 13C NMR, yaitu :
• DEPT 90o = hanya muncul sinyal C-H
• DEPT 135o = muncul sinyal CH dan CH3 masing-masing berharga positif,
sedangkan sinyal CH2 akan muncul sebagai sinyal berharga negatif.

11
E. Penerapan Spektroskopi NMR Karbon

Dalam menginterpretasi spektrum NMR, ada empat langkah yang perlu


diperhatikan, yaitu :

1. Jumlah sinyal, yang menerangkan kepada kita ada berapa macam perbedaan dari
proton-proton yang terdapat dalam molekul.

2. Kedudukan sinyal, yang menerangkan kepada kita sesuatu tentang lingkungan


elektronik dari setiap macam proton.

3. Intensitas sinyal, yang menerangkan kepada kita berapa banyak proton dari setiap
macam proton yang ada.

4.Pemecahan (splitting) dari sebuah sinyal menjadi beberapa puncak, yang


menerangkan kepada kita tenang lingkungan dari sebuah proton dengan lainnya
yaitu proton-proton yang berdekatan.Sebagai contoh dari uraian tersebut, maka
perhatikan spektra NMR dari toluene; p-exilen, dan mesitelen.

F. Contoh Spektroskopi NMR Karbon

CH3-CH2-Cl CH3-CHCI-CH3 CH3-CH2-CH2-CI

a b a b a a b c

Sinyal NMR 2 Sinyal NMR 2 Sinyal NMR 3

Demikian Pula untuk senyawa fenil aseton, akan terdapat 3 tipe proton yang
berbeda, yaitu :

5 proton 2 proton 3 proton

( 7,2) ( 3,6) ( 2,1)

12
Sehingga spektroskopi NMR akan memberikan sinyal sebagai berikut :

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada tahun 1945, duo group Sarjana Fisika Purcell, Torry, dan Pound (Havard
University) dan Block, Hansen, dan Packard (Stanford University) menemukan
fenomena dari inti, seperti Anda ketahui kebanyakan inti (uang mempunyai proton
dan elektron) memiliki medan magnet. Di dalam medan magnet yang kuat inti-inti
dianggap berorientasi spesifik dengan tenaga potensial yang sesuai. Block dan Purcell
menemukan cara-cara untuk mengetahui sejumlah kecil dari tenaga yang diserap atau
dipancarkan, seperti kalau inti-inti loncat dari tenaga satu ke tenaga lainnya. Dari
penemuan tersebut maka sejak Tahun 1950 Resonansi Magnetik Inti (NMR) mulai
dipandang sebagai persoalan kimia yang penting.

Komponen spektrofotometer NMR terdiri dari tempat sampel, celah magnet,


ossilator radio frekuensi, detektor radio frekuensi, audio amplifer, pencatat (recorder).

Prinsip yang mendasari kerja dari NMR (Nuclear Magnetic Resonance) yaitu
penyerapan energi oleh partikel yang sedang berputar di dalam medan magnet yang
kuat sehingga nantinya medan magnet yang sesuai dengan molekul akan
dikonversi menjadi spektra NMR sehingga struktur senyawa / rumus bangun
molekul senyawa organik dapat teridentifikasi. Energi yang dipakai dalam
pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau
pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukurnya.

Spektroskopi 13C NMR menghasilkan informasi struktur mengenai karbon-


karbon dalam sebuah molekul organik.

Dalam menginterpretasi spektrum NMR, ada empat langkah yang perlu


diperhatikan, yaitu : jumlah sinyal, kedudukan sinyal, intensitas sinyal dan
pemecahan (splitting).

14
DAFTAR PUSTAKA

Dasli Nurdin. (1986). Eludasi Struktur Senyawa Organik. Bandung : Angkasa.

Garry D. Christian. (1971). Analitical Chemistry 2nd Edition. New York : John Wileys &
Sons.

Kealey, D. and Haines, P.J. (2002). Analytical Chemistry. Oxford, UK: BIOS Scientific
Publishers Ltd.

Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Larry G Hargis. (1988). Analytical Chemistry. Principles And Technigues. New Jersey :
Prentice Hall Inc.

Pecsok and Shield. (1968) Modern Methods of Chemical Analysis. New York : John Wiley
& Sons.

15

Anda mungkin juga menyukai