Anda di halaman 1dari 54

PBL

GASTROENTERITIS AKUT

Oleh:

Desak Putu Kunti Wedayanti (1302006258)

Pembimbing

dr. Ida Bagus Putu Putrawan, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA / RSUP SANGLAH
DESEMBER 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan resposni yang berjudul “Gastroenteritis Akut”.
Penulisan tugas ini merupakan salah satu prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di Bagian / SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana /
RSUP Sanglah.
Dalam penyusunan tugas ini, banyak pihak yang telah membantu dari awal hingga
akhir, baik moral maupun material. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1) dr. Ida Bagus Putu Putrawan, Sp.PD, selaku pembimbing laporan ini, atas
bimbingan, saran dan masukan selama penyusunannya.
2) Dokter-dokter residen yang bertugas di Bagian / SMF Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah, atas
bimbingan dan saran-sarannya.
3) Rekan-rekan dokter muda yang bertugas di Bagian / SMF Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah, atas
bantuannya dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa tinjauan pustaka dan laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu saran dan kritik membangun, sangat penulis harapkan demi perbaikan
tugas serupa di waktu berikutnya. Semoga tugas ini juga dapat memberi manfaat bagi pihak
yang berkepentingan.

Denpasar, Desember 2017


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN
JUDUL
.....................................................................................................................
i

KATA
PENGANTAR
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
ii

DAFTAR
ISI
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
iii

BAB I.
PENDAHULUAN
...............................................................................................................................
............................................................................................................................... 1

BAB
II.TINJAUANPUSTAKA
...............................................................................................................................
............................................................................................................................... 2

2.1 Definisi ................................................................................................ 2


2.2 Epidemiologi ....................................................................................... 2
2.3 Etiologi ................................................................................................ 2
2.4 Patogenesis .......................................................................................... 5
2.5 Manifestasi Klinis ................................................................................ 8
2.6 Diagnosis ............................................................................................. 9
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................. 10
iii
2.8 Komplikasi ........................................................................................ 14
2.9 Prognosis ........................................................................................... 15
BAB III. LAPORAN
KASUS
...............................................................................................................................
............................................................................................................................... 16

BAB IV. KUNJUNGAN


LAPANGAN
...............................................................................................................................
............................................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Gastroenteritis merupakan keluhan yang cukup mudah di temui pada anak-


anak maupun dewasa di seluruh dunia. Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana
feses hasil dari buang air besar (defekasi) yang berkonsistensi cair ataupun setengah
cair, dan kandungan air lebih banyak dari feses pada umumnya. Selain dari
konsistensinya, bisa disertai dengan mual muntah dan frekuensi dari buang air besar
lebih dari 3 kali dalam sehari. Gastroentritis akut adalah diare yang berlangsung
dalam waktu kurang dari 14 hari yang mana ditandai dengan peningkatan volume,
frekuensi, dan kandungan air pada feses yang paling sering menjadi penyebabnya
adalah infeksi yaitu berupa virus, bakteri dan parasit .1,2,3,4
Gastroenteritis akut masih menjadi salah satu penyumbang morbiditas
tertinggi hingga saat ini di berbagai negara di dunia dan khususnya di negara
berkembang dengan tingkat sanitasi yang masih tergolong kurang seperti
Indonesia.5 Menurut data dari World Health Organization (WHO ) tahun 2003,
terdapat 1,87 juta orang meninggal akibat gastroenteritis di seluruh dunia.6
Penanganan dini yang cepat, tepat dan adekuat harus dilakukan dalam
mengatasi gastroenteritis akut agar pasien tidak jatuh ke kondisi yang lebih parah.
Mulai dari diagnosis, pemberian terapi sampai nutrisi bagi penderita harus
diberikan dengan tepat. Dalam penegakan diagnosis gastroenteritis akut bisa dilihat
langsung dari anamnesis, pemeriksaan fisik, penampakan klinis dan penentuan
diagnosis definitif bisa menggunakan pemeriksaan laboratorium.3
Dalam pemberian terapi sangat penting dalam penanganan gastroenteritis
akut disamping pemberian obat spesifik terhadap agen penyebab yang bisa
diketahui dari manifestasi klinis hasil laboratorium.3
Dari besarnya insiden gastroenteritis akut di negara – negara berkembang
seperti di Indonesia, penulis tertarik untuk mengangkat topik gastroenteritis akut
dalam upaya ketepatan penegakan diagnosis hingga pemberian terapi yang adekuat
sehingga dapat dilakukan pencegahan dari komplikasi yang dapat ditimbulkan.3

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian
mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah.7 Diare
adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau lebih
dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair
(kandungan air pada feses lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau
200ml/24jam).8Gastroenteritis akut adalah diare dengan onset mendadak dengan
frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari disertai dengan muntah dan berlangsung
kurang dari 14 hari.3
2.2 Epidemiologi
Gastroenteritis akut merupakan masalah yang banyak terjadi pada Negara
berkembang dibanding dengan negara maju yang tingkat higenitas dan sanitasi
lebih baik.7 Menurut data dari World Health Organization (WHO) dan UNICEF,
terdapat 1,87 juta orang meninggal akibat kasus gastroenteritis setiap tahunnya di
seluruh dunia.6 Secara global, diperkirakan terdapat 179.000.000 insiden
gastroenteritis akut pada orang dewasa tiap tahunnya dengan angka pasien yang
dirawat inap sebanyak 500.000 dan lebih dari 5000 pasien mengalami kematian.3
Di amerika serikat setidaknya 8.000.000 dari pasien gastroenteritis akut yang
berobat ke dokter dan lebih dari 250.000 pasien dirawat di rumah sakit menurut
data dari The American Journal of Gastroenterology.3,9
Sedangkan menurut hasil survey di Indonesia, insiden dari gastroenteritis akut
akibat infeksi mencapai 96.278 insiden dan masih menjadi peringkat pertama
sebagai penyakit rawat inap di Indonesia, sedangkan angka kematian pada
gastroenteritis akut (Case Fatality Rate) sebesar 1,92%.5
2.3 Etiologi
Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut dari
World Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen yang bisa menyebabkan
terjadinya gastroenteritis akut yaitu agen infeksi dan non-infeksi. Lebih dari 90 %
diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan sekitar 10 % karena sebab lain
yaitu9 :
2
2.3.1. Faktor Infeksi
a. Virus
Di negara berkembang dan industrial penyebab tersering dari gastroenteritis
akut adalah virus, beberapa virus penyebabnya antara lain :
1. Rotavirus
Merupakan salah satu terbanyak penyebab dari kasus rawat inap di rumah sakit
dan mengakibatkan 500.000 kematian di dunia tiap tahunnya, biasanya diare akibat
rotavirus derat keparahannya diatas rerata diare pada umumnya dan menyebabkan
dehidrasi. Pada anak-anak sering tidak terdapat gejala dan umur 3 – 5 tahun adalah
umur tersering dari infeksi virus ini. 9
2. Human Caliciviruses (HuCVs)
Termasuk famili Calciviridae, dua bentuk umumnya yaitu Norwalk-like
viruses (NLVs) dan Sapporo-like viruses (SLVs) yang sekarang disebut Norovirus
dan sapovirus. Norovirus merupakan penyebab utama terbanyak diare pada pasien
dewasa dan menyebabkan 21 juta kasus per tahun. Norovirius merupakan penyebab
tersering gastroenteritis pada orang dewasa dan sering menimbulkan wabah dan
menginfeksi semua umur. Sapoviruses umumnya menginfeksi anak – anak dan
merupakan infeksi virus tersering kedua selain Rotavirus. 9
3. Adenovirus
Umumnya menyerang anak – anak dan menyebabkan penyakit pada sistem
respiratori. adenovirus merupakan family dari Adenoviridae dan merupakan virus
DNA tanpa kapsul, diameter 70 nm, dan bentuk icosahedral simetris. Ada 4 genus
yaitu Mastadenovirus, Aviadenovirus, Atadenovirus, dan Siadenovirus. 9
b. Bakteri
Infeksi bakteri juga menjadi penyebab dari kasus gastroenteritis akut bakteri yang
sering menjadi penyebabnya adalah Diarrheagenic Escherichia coli, Shigella
species, Vibrio cholera, Salmonella. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan
gastroenteritis akut adalah9:
1. Diarrheagenic Escherichia- coli
Penyebarannya berbeda – beda di setiap negara dan paling sering terdapat di negara
yang masih berkembang. Umumnya bakteri jenis ini tidak menimbulkan bahaya
jenis dari bakterinya adalah9:
- Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
3
- Enteropathogenic E. coli (EPEC)
- Enteroinvasive E. coli (EIEC)
- Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
2. Campylobacter
Bakteri jenis ini umumnya banyak pada orang yang sering berhubungan
dengan perternakan selain itu bisa menginfeksi akibat masakan yang tidak matang
dan dapat menimbulkan gejala diare yang sangat cair dan menimbulkan disentri. 9
3. Shigella species
Gejala dari infeksi bakteri Shigella dapat berupa hipoglikemia dan tingkat
kematiannya sangatlah tinggi. Beberapa tipenya adalah9:
- S. sonnei
- S. flexneri
- S. dysenteriae
4. Vibrio cholera
Memiliki lebih dari 2000 serotipe dan semuanya bisa menjadi pathogen
pada manusia. Hanya serogrup cholera O1 dan O139 yang dapat menyebabkan
wabah besar dan epidemic. Gejalanya yang paling sering adalah muntah tidak
dengan panas dan feses yang konsistensinya sangat berair. Bila pasien tidak
terhidrasi dengan baik bisa menyebabkan syok hipovolemik dalam 12 – 18 jam dari
timbulnya gejala awal. 9
5. Salmonella
Salmonella menyebabkan diare melalui beberapa mekanisme. Beberapa
toksin telah diidentifikasi dan prostaglandin yang menstimulasi sekresi aktif cairan
dan elektrolit mungkin dihasilkan. Pada onset akut gejalanya dapat berupa mual,
muntah dan diare berair dan terkadang disentri pada beberapa kasus. 9
c. Parasitic agents
Cryptosporidium parvum, Giardia L, Entamoeba histolytica, and
Cyclospora cayetanensis infeksi beberapa jenis protozoa tersebut sangatlah jarang
terjadi namun sering dihubungkan dengan traveler dan gejalanya sering tak tampak.
Dalam beberapa kasus juga dinyatakan infeksi dari cacing seperti Stongiloide
stecoralis, Angiostrongylus C., Schisotoma Mansoni, S. Japonicum
juga bisa menyebabkan gastroenteritis akut. 9

4
2.3.2 Non –Infeksi
a. Malabsorpsi/ maldigesti
Kurangnya penyerapan seperti 3:
1. Karbohidrat : Monosakrida (glukosa), disakarida (sakarosa)
2. Lemak : Rantai panjang trigliserida
3. Asam amino
4. Protein
5. Vitamin dan mineral
b. Imunodefisiensi
Kondisi seseorang dengan imunodefisiensi yaitu hipogamaglobulinemia,
panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA
dan imunodefisiensi IgA heavycombination. 3
c. Terapi Obat
Orang yang mengonsumsi obat- obatan antibiotic, antasida dan masih
kemoterapi juga bisa menyebabkan gastroenteritis akut. 3
e. Lain-lain
Tindakan gastrektomi, terapi radiasi dosis tinggi, sindrom Zollinger-Ellison,
neuropati diabetes sampai kondisi psikis juga dapat menimbulkan gastroenteritis
akut.3

2.4 Patogenesis
Pada umumnya gastroenteritis akut 90% disebabkan oleh agen infeksi yang
berperan dalam terjadinya gastroenteritis akut terutama adalah faktor agent dan
faktor host. Faktor agent yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa,
kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus
serta daya lekat kuman. Faktor host adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut,
terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna antara
lain: keasaman lambung, motilitas usus, imunitas, dan lingkungan mikroflora
usus3,7. Patogenesis diare karena infeksi bakteri/parasit terdiri atas:
A. Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik)

5
Diare jenis ini biasanya disebut juga sebagai diare tipe sekretorik dengan
konsistensi berair dengan volume yang banyak. Bakteri yang memproduksi
enterotoksin ini tidak merusak mukosa seperti V. cholerae Eltor, Eterotoxicgenic E.
coli (ETEC) dan C. Perfringens. V.cholerae Eltor mengeluarkan toksin yang terkait
pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini
menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin di nukleotid pada dinding sel
usus, sehingga meningkatkan kadar adenosin 3’-5’-siklik monofosfat (siklik AMP)
dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang
diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation, natrium dan kalium.3
B. Diare karena bakteri/parasite invasive (enterovasif)
Diare yang diakibatkan bakteri enterovasif disebut sebagai diare Inflammatory.
Bakteri yang merusak (invasif) antara lain Enteroinvasive E. coli (EIEC),
Salmonella, Shigella, Yersinia, C. perfringens tipe C. diare disebabkan oleh
kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenya sekretorik
eksudatif. Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah. Kuman salmonella yang
sering menyebabkan diare yaitu S. paratyphi B, Styphimurium, S enterriditis, S
choleraesuis. Penyebab parasite yang sering yaitu E. histolitika dan G. lamblia.3
Diare inflammatory ditandai dengan kerusakan dan kematian enterosit, dengan
peradangan minimal sampai berat, disertai gangguan absorbsi dan sekresi. Setelah
kolonisasi awal, kemudian terjadi perlekatan bakteri ke sel epitel dan selanjutnya
terjadi invasi bakteri kedalam sel epitel, atau pada IBD mulai terjadinya inflamasi.
Tahap berikutnya terjadi pelepasan sitokin antara lain interleukin 1 (IL-l), TNF-α,
dan kemokin seperti interleukin 8 (IL-8) dari epitel dan subepitel miofibroblas. IL-
8 adalah molekul kemostatik yang akan mengaktifkan sistim fagositosis setempat
dan merangsang sel-sel fagositosis lainnya ke lamina propia. Apabila substansi
kemotaktik (IL-8) dilepas oleh sel epitel, atau oleh mikroorganisme lumen usus
(kemotaktik peptida) dalam konsentrasi yang cukup kedalam lumen usus, maka
neutrofil akan bergerak menembus epitel dan membentuk abses kripta, dan
melepaskan berbagai mediator seperti prostaglandin, leukotrin, platelet actifating
factor, dan hidrogen peroksida dari sel fagosit akan merangsang sekresi usus oleh
enterosit, dan aktifitas saraf usus.3,

6
Terdapat 3 mekanisme diare inflamatori, kebanyakan disertai kerusakan
brush border dan beberapa kematian sel enterosit disertai ulserasi. Invasi
mikroorganisme atau parasit ke lumen usus secara langsung akan merusak atau
membunuh sel-sel enterosit. Infeksi cacing akan mengakibatkan enteritis
inflamatori yang ringan yang disertai pelepasan antibodi IgE dan IgG untuk
melawan cacing. Selama terjadinya infeksi atau reinfeksi, maka akibat reaksi silang
reseptor antibodi IgE atau IgG di sel mast, terjadi pelepasan mediator inflamasi
yang hebat seperti histamin, adenosin, prostaglandin, dan lekotrin.3
Mekanisme imunologi akibat pelepasan produk dari sel lekosit
polimorfonuklear, makrophage epithelial, limfosit-T akan mengakibatkan
kerusakan dan kematian sel-sel enterosit. Pada keadaan-keadaan di atas sel epitel,
makrofag, dan subepitel miofibroblas akan melepas kandungan (matriks)
metaloprotein dan akan menyerang membrane basalis dan kandungan molekul
interstitial, dengan akibat akan terjadi pengelupasan sel-sel epitel dan selanjutnya
terjadi remodeling matriks (isi sel epitel) yang mengakibatkan vili-vili menjadi
atropi, hiperplasi kripta-kripta di usus halus dan regenerasi hiperplasia yang tidak
teratur di usus besar (kolon). 3
Pada akhirnya terjadi kerusakan atau sel-sel imatur yang rudimenter dimana
vili-vili yang tak berkembang pada usus halus dan kolon. Sel sel imatur ini akan
mengalami gangguan dalam fungsi absorbsi dan hanya mengandung sedikit
(defisiensi) disakaridase, hidrolase peptida, berkurangnya tidak terdapat
mekanisme Na-coupled sugar atau mekanisme transport asam amino, dan
berkurangnya atau tak terjadi sama sekali transport absorbsi NaCl. Sebaliknya sel-
sel kripta dan sel-sel baru vili yang imatur atau sel-sel permukaan mempertahankan
kemampuannya untuk mensekresi Cl- (mungkin HCO3-). Pada saat yang sama
dengan dilepaskannya mediator inflamasi dari sel-sel inflamatori di lamina propia
akan merangsang sekresi kripta hiperplasi dan vili-vili atau sel-sel permukaan yang
imatur. Kerusakan immune mediated vascular mungkin menyebabkan kebocoran
protein dari kapiler. Apabila terjadi ulserasi yang berat, maka eksudasi dari kapiler
dan limfatik dapat berperan terhadap terjadinya diare.3

7
2.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari gastroenteritis akut biasanya bervariasi. dari salah satu hasil
penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual (93%), muntah (81%) atau
diare (89%), dan nyeri abdomen (76%) umumnya merupakan gejala yang paling
sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien. Selain itu terdapat tanda-tanda dehidrasi
sedang sampai berat, seperti membran mukosa yang kering, penurunan turgor kulit,
atau perubahan status mental, terdapat pada <10 % pada hasil pemeriksaan. Gejala
pernafasan, yang mencakup radang tenggorokan, batuk, dan rinorea, dilaporkan
sekitar 10%. 10
Sedangkan gatroenteritis akut karena infeksi bakteri yang mengandung atau
memproduksi toksin akan menyebabkan diare sekretorik (watery diarhhea) dengan
gejala-gejala mual, muntah, dengan atau tanpa demam yang umumnya ringan,
disertai atau tanpa nyeri/kejang perut, dengan feses lembek atau cair. Umumnya
gejala diare sekretorik timbul dalam beberapa jam setelah makan atau minurnan
yang terkontaminasi.3
Diare sekretorik (watery diarhea) yang berlangsung beberapa waktu tanpa
penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena
kekurangan cairan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan
cairan seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung,
lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menumn serta suara menjadi serak.
Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik.3
Sedangkan kehilangan bikarbonas dan asam karbonas berkurang yang
mengakibatkan penurunan pH darah. Penurunan ini akan merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi nafas lebih cepat dan lebih dalam (pernafasan
Kussmaul). Reaksi ini adalah usaha badan untuk mengeluarkan asam karbonas agar
pH darah dapat kembali normal. Gangguan kardiovaskular pada tahap hipovolemik
yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat,
tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah muka pucat
ujung-ujung ektremitas dingin dan kadang sianosis karena kehilangan kalium pada
3
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

8
2.6 Diagnosis
Diagnosis gastroenteritis akut dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.3
2.6.1 Anamnesis
Onset, durasi, tingkat keparahan, dan frekuensi diare harus dicatat, dengan
perhatian khusus pada karakteristik feses (misalnya, berair, berdarah, berlendir,
purulen). Pasien harus dievaluasi untuk tanda-tanda mengetahui dehidrasi,
termasuk kencing berkurang, rasa haus, pusing, dan perubahan status mental.
Muntah lebih sugestif penyakit virus atau penyakit yang disebabkan oleh ingesti
racun bakteri. Gejala lebih menunjukkan invasif bakteri (inflamasi) diare adalah
demam, tenesmus, dan feses berdarah.2
Makanan dan riwayat perjalanan sangat membantu untuk mengevaluasi potensi
paparan agent. Anak-anak di tempat penitipan, penghuni panti jompo, penyicip
makanan, dan pasien yang baru dirawat di rumah sakit berada pada risiko tinggi
penyakit diare menular. Wanita hamil memiliki 12 kali lipat peningkatan risiko
listeriosis, terutama yang mengkonsumsi olahan daging beku, keju lunak, dan susu
mentah. Riwayat sakit terdahulu dan penggunaan antibiotik dan obat lain harus
dicatat pada pasien dengan diare akut.2
2.6.2 Pemeriksaan Fisik
Tujuan utama dari pemeriksaan fisik adalah untuk menilai tingkat dehidrasi
pasien. Umumnya penampilan sakit, membran mukosa kering, waktu pengisian
kapiler yang tertunda, peningkatan denyut jantung dan tanda-tanda vital lain yang
abnormal seperti penurunan tekanan darah dan peningkatan laju nafas dapat
membantu dalam mengidentifikasi dehidrasi. Demam lebih mengarah pada diare
dengan adanya proses inflamasi. Pemeriksaan perut penting untuk menilai nyeri
dan proses perut akut. Pemeriksaan rektal dapat membantu dalam menilai adanya
darah, nyeri dubur, dan konsistensi feses.2
Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5% BB) gambaran klinisnya turgor kurang, suara
serak, pasien belum jatuh dalam presyok.
Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB) turgor buruk, suara serak, pasien jatuh
dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.

9
Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma), otot otot kaku, sianosis.3
2.6.3 Pemeriksaan Penunjang
Darah:
- Darah perifer lengkap
- Serum elektrolit: Na+, K+, Cl-
- Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan
asam basa (pernafasan Kusmaull)
- Immunoassay: toksin bakteri (C. difficile), antigen virus (rotavirus), antigen
protozoa (Giardia, E. histolytica).
Feses:
- Feses lengkap (mikroskopis: peningkatan jumiah lekosit di feses pada
inflamatory diarrhea; parasit: amoeba bentuk tropozoit, hypha pada jamur)
- Biakan dan resistensi feses (colok dubur)
Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam penatalaksanaan diare akut karena
infeksi, karena dengan tata cara pemeriksaan yang terarah akan sampai pada terapi
definitif. 3

2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:
rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, memberikan terapi simptomatik, dan
memberikan terapi definitif.3
2.7.1 Terapi Rehidrasi
Langkah pertama dalam menterapi diare adalah dengan rehidrasi, dimana
lebih disarankan dengan rehidrasi oral. Akumulasi kehilangan cairan (dengan
penghitungan secara kasar dengan perhitungan berat badan normal pasien dan berat
badan saat pasien diare) harus ditangani pertama. Selanjutnya, tangani kehilangan
cairan dan cairan untuk pemeliharaan. Hal yang penting diperhatikan agar dapat
memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:2,3
a. Jenis cairan
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
cukup banyak di pasaran, meskipun jumlah kaliumnya lebih rendah bila

10
dibandingkan dengan kadar Kalium cairan tinja. Apabila tidak tersedia cairan ini,
boleh diberikan cairan NaCl isotonik. Sebaiknya ditambahkan satu ampul Na
bikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap satu liter infus NaCl isotonik. Asidosis akan
dapat diatasi dalam 1-4 jam. Pada keadaan diare akut awal yang ringan, tersedia di
pasaran cairan/bubuk oralit, yang dapat diminum sebagai usaha awal agar tidak
terjadi dehidrasi dengan berbagai akibatnya. Rehidrasi oral (oralit) harus
mengandung garam dan glukosa yang dikombinasikan dengan air.2 3
b. Jumlah Cairan
Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan
memakai Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis dengan skor. Rehidrasi
cairan dapat diberikan dalam 1-2 jam untuk mencapai kondisi rehidrasi.3,11
Tabel 1. Skor Daldiyono11
Rasa haus/muntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik < 60 mmHg 2
Frekuensi nadi > 120 x/menit 1
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen, sopor, atau koma 2
Frekuensi napas > 30 x/menit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer’s woman’s hand 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun -1
Umur > 60 tahun -2

Skor
Kebutuhan Cairan = x 10% x kgBB x 1 liter
15

c. Jalur Pemberian Cairan

11
Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan intravena.
Untuk pemberian per oral diberikan larutan oralit yang komposisinya berkisar
antara 29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Na bikarbonat dan 1,5g KCI setiap liternya.
Cairan per oral juga digunakan untuk memperlahankan hidrasi setelah rehidrasi
inisial. 3
2.7.2 Terapi Simtomatik
Pemberian terapi simtomatik haruslah berhati-hati dan setelah benar-benar
dipertimbangkan karena lebih banyak kerugian daripada keuntungannya. Hal yang
harus sangat diperhatikan pada pemberian antiemetik, karena Metoklopropamid
misalnya dapat memberikan kejang pada anak dan remaja akibat rangsangan
ekstrapiramidal. Pada diare akut yang ringan kecuali rehidrasi peroral, bila tak ada
kontraindikasi dapat dipertimbangkan pemberian Bismuth subsalisilat maupun
loperamid dalam waktu singkat. Pada diare yang berat obat-obat tersebut dapat
dipertimbang dalam waktu pemberian yang singkat dikombinasi dengan pemberian
obat antimikrobial.3
2.7.3 Terapi Antibiotik
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian
antibiotik.11
Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi,
seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan
kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare
pada pelancong dan pasien immunocompromised. Pemberian antibiotic dapat
secara empiris, tetapi antibiotic spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi
kuman.11
Tabel 2. Terapi Antibiotik Empiris11
Organisme Antibiotik Pilihan Antibiotik Pilihan Kedua
Pertama
Campylobacter Ciprofloxacin 500mg 2 kali Azithromycin 500mg oral
sehari, 3-5 hari 2 kali sehari
Erytromycin 500mg oral 2
kali sehari, 5 hari

12
Shigella atau Ciprofloxacin 500mg 2 kali Ceftriaxone 1gram IM/IV
Salmonela spp. sehari, 3-5 hari sehari
TMP-SMX DS oral 2 kali
sehari, 3 hari
Vibrio Cholera Tetracycline 500mg oral 4 Resisten tetracycline
kali sehari, 3 hari Ciprofloxacin 1gram oral 1
Doxycycline 300mg oral, kali
dosis tunggai Erythromycin 250mg oral
4 kali sehari, 3 hari
Traveler’s diarrhea Ciprofloxacin 500mg 2 kali TMP-SMX DS oral 2 kali
sehari sehari, 3 hari
Clostridium Metronidazole 250-500mg 4 Vancomycin 125mg 4 kali
difficile kali sehari, 7-14 hari, oral sehari, 7-14 hari
atau IV

Tabel 3. Pemberian Antibiotik pada Diare Akut11


Indikasi Pemberian Pilihan Antibiotik
Antibiotik
Demam (suhu oral > 38,5oC), Quinolone 3-5 hari, cotrimoksazole 3-5 hari
feses disertai darah, leukosit,
laktoferin, hemoccult,
sindrom disentri
Traveler’s diarrhea Quinolone 1-5 hari
Diare persisten (kemungkinan Metronidazole 3 x 500 mg selama 7 hari
Giardiasis)
Shigellosis Cotrimoksazole selama 3 hari
Quinolone selama 3 hari
Intestinal Salmonellosis Chloramphenicol/cotrimoksazole/quinolone
selama 7 hari
Campylobacteriosis Erythromycin selama 5 hari
EPEC Terapi sebagai febrile disentry
ETEC Terapi sebagai traveler’s diarrhea

13
EIEC Terapi sebagai shigellosis
EHEC Peranan antibiotik belum jelas
Vibrio non-kolera Terapi sebagai febrile disentry
Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile disentry
Yersiniosis Umumnya dapat diterapi sebagai febrile
disentry.
Pada kasus berat: Ceftriaxone IV 1 gram/6 jam
selama 5 hari.
Intestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5-10 hari +
pengobatan kista untuk mencegah relaps.
Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau
paromomycin 3 x 500 mg 10 hari atau
diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari
Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised:
Paromomycin 3 x 500 mg selama 7 hari
Isosporisosis Cotrimoksazole 2 x 160/800 selama 7 hari

2.8 Komplikasi
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama,
terutama pada lanjut usia dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera, kehilangan
cairan terjadi secara mendadak sehingga cepat terjadi syok hipovolemik.
Kehilangan elektrolit melalui feses dapat mengarah terjadinya hipokalemia dan
asidosis metabolic.11
Pada kasus-kasus yang terlambat mendapat pertolongan medis, syok
hipovolemik sudah tidak dapat diatasi lagi, dapat timbul nekrosis tubular akut ginjal
dan selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini dapat juga terjadi bila
penanganan pemberian cairan tidak adekuat, sehingga rehidrasi optimal tidak
tercapai.11
Haemolityc Uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi terutama oleh
EHEC. Pasien HUS menderita gagal ginjal, anemia hemolisis, dan trombositopeni
12-14 hari setelah diare. Risiko HUS meningkat setelah infeksi EHEC dengan

14
penggunaan obat anti-diare, tetapi hubungannya dengan penggunaan antibiotik
masih kontroversial.11
Sindrom Guillain – Barre, suatu polineuropati demielinisasi akut,
merupakan komplikasi potensial lain, khususnya setelah infeksi C. jejuni; 20-40%
pasien Guillain – Barre menderita infeksi C. jejuni beberapa minggu sebelumnya.
Pasien menderita kelemahan motorik dan mungkin memerlukan ventilasi mekanis.
Mekanisme penyebab sindrom Guillain – Barre belum diketahui.2 Artritis pasca-
infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena Campylobacter,
Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp.11
2.9 Prognosis
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan
terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas minimal. Seperti kebanyakan penyakit,
morbiditas dan mortalitas terutama pada anak-anak dan pada lanjut usia. Di
Amerika Serikat, mortalitas berhubungan dengan diare infeksius < 1,0%.
Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2% yang berhubungan
dengan sindrom uremik hemolitik.11

15
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien


Nama Pasien : NWN
No Rekam Medik 17051394
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 72 tahun
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Pulau Saelusi 1 gg 1B No 9 Denpasar
Suku Bangsa : Bali
Status Perkawinan : Menikah
Care Giver : Anak
Tanggal MRS : 29 November 2017
Tanggal Pemeriksaan : 5 Desember 2017

3.2 Anamnesis
Keluhan utama : Diare
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang sadar dengan keluhan utama diare. Diare dikeluhkan muncul
pertama kali sejak 6 jam SMRS (30 November 2017). Diare dikatakan sudah
lebih dari 10 kali sejak 6 jam SMRS. Diare dikatakan dengan tinja konsistensi
cair, warna kekuningan, dengan sedikit ampas makanan, tanpa disertai darah
dan lendir, dan bau seperti tinja biasanya. Setiap kali berak, tinja yang keluar
sebanyak ± 1 gelas aqua (± 240 cc). Diare muncul secara mendadak, pasien
hanya minum 1 tablet obat anti diare serta minum larutan air gula dan garam
untuk meringankan diare yang dialami pasien. Keluhan diare juga disertai mual
dan muntah, nyeri perut, dan demam.
Mual dan muntah dirasakan sejak 6 jam SMRS (Tanggal 30 November
2017), mual bersifat hilang timbul. Muntah dikatakan terjadi sebanyak kurang
lebih 5 kali dengan volume ± ½ gelas aqua (±120 cc), isi muntahan berupa

16
campuran air liur dan makanan yang telah dimakan sebelumnya, dan tidak
mengandung darah.
Pasien juga mengeluh nyeri perut sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan pada
perut kanan dan kiri bagian bawah terasa seperti melilit (dipelintir). Nyeri
dirasakan setiap kali pasien merasa ingin buang air besar.
Pasien juga mengeluh demam. Demam dirasakan sejak sore hari SMRS.
Demam dikatakan mulai muncul setelah pasien mengalami diare dan muncul
secara mendadak tinggi. Demam dikatakan tidak sempat diukur menggunakan
termometer. Pasien mengaku tidak sempat mengkonsumsi obat penurun panas
untuk menghilangkan keluhan demamnya.
Pasien juga mengeluhkan Batuk. Batuk dikatakan dialami sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Batuk dikatakan disertai dahak yang berwarna
putih kekuningan. Batuk dikatakan tidak memberat pada malam hari dan tidak
disertai dengan penurunan berat badan.
Pasien mengaku bibir dan lidahnya terasa kering setelah mengalami diare.
Keluhan mata terlihat cowong disangkal dan pasien mengaku merasa lemas di
seluruh badan. Pasien juga mengaku merasa kehausan sehingga pasien lebih
sering minum. Pasien mengaku telah menghabiskan air mineral sebanyak 1
botol sedang (± 600 cc) dan 1 gelas air garam dan gula (± 240 cc) sejak malam
hari SMRS sampai saat pemeriksaan dilakukan. Nafsu makan pasien dikatakan
menurun karena pasien sering merasakan mual dan muntah setiap makan.
Aktivitas BAK diakui pasien buang air kecil dikatakan normal dengan frekuensi
BAK 4-5x /hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan diare yang sama
seperti yang dikeluhkan saat sakit pada saat itu. Riwayat diare lama juga
disangkal oleh pasien. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung,
penyakit ginjal dan batuk lama disangkal oleh pasien.
Riwayat pengobatan
Pasien sempat mengkonsumsi 1 tablet obat anti diare, namun pasien lupa
nama obatnya. Pasien juga meminum 1 gelas larutan air gula dan garam, namun
keluhan diare yang dialami pasien tidak dapat membaik.

17
Riwayat penyakit dalam keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan diare yang
sama seperti pasien. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung,
penyakit ginjal disangkal oleh pasien.

Riwayat pribadi dan sosial


Pasien sehari-harinya tidak bekerja dan hanya membantu membersihkan
rumah saja. Pasien tinggal bersama anak, menantu, dan 3 orang cucunya. Pasien
sehari-hari mengkonsumsi makanan yang dimasak sendiri, namun kadang
pasien juga mengkonsumsi makanan yang dibelinya di pasar. Kebiasaan
merokok dan minum minuman beralkohol disangkal oleh pasien.

Riwayat Medis
Keluhan utama : Diare
Keluhan penyerta :
 Pusing-pusing : Tidak ada
 Nyeri kepala : Tidak ada
 Kesadaran menurun : Tidak ada
 Selera makan berubah : Berkurang
 Berat badan : Berubah
 Demam : Ada
 Sulit tidur : Tidak ada
 Mudah marah / tersinggung : Tidak ada
 Sakit tenggorokan : Tidak ada
 Gangguan pendengaran : Tidak Ada
 Gangguan penglihatan : Ada
 Batuk / pilek / influenza : Ada
 Batuk-batuk lama : Tidak ada
 Sesak nafas : Tidak Ada
 Sakit gigi / lidah / gusi : Tidak ada
 Mual : Ada

18
 Mencret / diare : Ada
 BAB berdarah : Tidak ada
 Mengompol : Ada
 Jatuh : Tidak ada
 Sakit tulang sendi : Tidak ada
 Lainnya : Tidak ada

Riwayat penyakit sekarang : Diare, Mual dan Muntah,


Demam, Lemas, Batuk
Riwayat penyakit dahulu
 Gang. pemb. darah otak / stroke : Tidak ada
 Katarak : Tidak ada
 Nyeri jantung (Angina) : Tidak ada
 Serangan jantung IMA (MCI) : Tidak ada
 Paru-paru (TBC/PPOK/Asma) : Tidak ada
 Kolesterol tinggi : Tidak ada
 Trigliserida tinggi : Tidak ada
 Kegemukan (obesitas) : Tidak ada
 Kencing manis / diabetes melitus : Tidak ada
 Tekanan darah tinggi : Tidak da
 Batu saluran kencing : Tidak ada
 Prostat : Tidak ada
 Sakit ginjal (ISK/CRF) : Tidak ada
 Tulang keropos / Osteoporosis : Tidak ada
 Rematik / Osteoatritis : Tidak ada
 P. Gout Pirai : Tidak ada
 Kurang darah / anemia : Tidak ada
 Kanker : Tidak ada
 Gangguan lambung : Tidak ada
 Sakit liver : Tidak ada
 Batu empedu : Tidak ada

19
 Lainnya : Tidak ada

1. Riwayat pembedahan : Tidak ada


2. Riwayat rawat inap : Tidak ada
3. Riwayat kesehatan lain : Tidak ada
4. Riwayat alergi : Tidak ada
5. Obat obatan saat ini
 Dengan Resep Dokter : Tidak ada
 Tanpa Resep Dokter : Tidak ada
6. Riwayat sosial-kemasyarakatan-keagamaan
 Rekreasi : Sangat jarang
 Kegiatan keagamaan : Sering
 Silahturahmi dengan keluarga : Sering
 Silahturahmi dengan sesama lansia : Sangat jarang
 Olahraga : Sangat jarang

7. Analisa Finansial
 Pekerjaan utama sebelum usia 55 tahun : Ibu Rumah Tangga
 Menerima pensiun : Tidak
 Pekerjaan saat ini : Tidak ada
 Penghasilan rata-rata perbulan :-
 Menerima bantuan dalam bentuk uang : Tidak ada
 Menerima bantuan selain uang : Tidak ada
 Masih menanggung orang lain : Tidak
 Penghasilan cukup untuk pengeluaran : Cukup

A. Anamnesis Sistem
Keadaan umum : Lemah
1. Sistem kardio vaskular
 Nyeri / rasa berat di dada : Tidak Ada
 Sesak nafas pada waktu kerja : Tidak Ada

20
 Terbangun tengah malam karena sesak : Tidak Ada
 Sesak saat berbaring tanpa bantal : Tidak Ada
 Bengkak pada kaki / tungkai : Tidak Ada
2. Pulmo
 Sesak Napas : Tidak ada
 Demam : Ada
 Batuk berdahak / kering : Ada
3. Saluran cerna
 Nafsu makan menurun/meningkat : Ada
 Berak hitam : Tidak ada
 Sakit perut : Ada
 Mencret : Ada
 Perut terasa kembung : Tidak ada
 BAB berdarah : Tidak ada
8. Saluran Kencing
 Gangguan BAK : Tidak ada
 Nyeri BAK : Tidak ada
 Pancaran air seni kurang : Tidak ada
 Menetes : Tidak ada
 Bangun malam karena BAK : Tidak ada
9. Hematologi
 Mudah timbul lebam kulit : Tidak ada
 Bila luka, perdarahan lambat berhenti : Tidak ada
 Benjolan : Tidak ada
10. Rematologi
 Kekakuan sendi : Tidak ada
 Bengkak sendi : Tidak ada
 Nyeri otot : Tidak ada
11. Endokrin
 Benjolan di leher depan samping : Tidak ada
 Gemetaran : Tidak ada

21
 Lebih suka udara dingin : Tidak ada
 Banyak keringat : Tidak ada
 Lekas lelah / lemas : Tidak ada
 Rasa haus bertambah : Tidak ada
 Mudah mengantuk : Tidak ada
 Lesu, lelah, letih, lemah : Tidak ada
 Tidak tahan dingin : Tidak ada
12. Neurologi
 Pusing/ Sakit kepala : Tidak ada
 Kesulitan mengingat sesuatu : Tidak ada
 Pingsan sesaat : Tidak ada
 Gangguan penglihatan : Ada
 Gangguan pendengaran : Tidak ada
 Rasa baal / kesemutan anggota badan : Tidak ada
 Kesulitan tidur : Tidak ada
 Kelemahan anggota tubuh : Tidak ada
 Lumpuh : Tidak ada
 Kejang-kejang : Tidak ada
13. Jiwa
 Sering lupa : Tidak ada
 Kelakuan aneh : Tidak ada
 Mengembara : Tidak ada
 Murung : Tidak ada
 Sering menangis : Tidak ada
 Mudah tersinggung : Tidak ada
3.3 Pemeriksaan Fisik - (02/11/2017)
Status present:
Kondisi Umum : Sakit Ringan
Kesadaran : E4V5M6 /Compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 92 x/mnt

22
Respirasi : 24 x/mnt
Suhu aksila : 36,6 °C
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
BMI : 22.2 kg/m2
Status general:
Mata : Anemis +/+, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor, edema
palpebra -/-, cowong -/-
THT
Telinga : sekret -/-
Hidung : sekret (-), mukosa nasalis intak/intak
Bibir : stomatitis angularis (-), ulkus (-), mukosa kering (+)
Lidah : mukosa lidah kering (+)
Tenggorokan : tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)

Leher : JVP + 0 cmH2O, kelenjar tiroid normal, pembesaran


kelenjar getah bening (-)
Thorax : Simetris saat statis dan dinamis
Cor
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus kordis
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan PSL kanan
Batas kiri MCL kiri
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : simetris
Palpasi : Vocal fremitus normal
Perkusi : Sonor/Sonor
+ + - - - -
Auskultasi : Vesikuler + +
Rhonki - - Wheezing - -

+ + - - - -

Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), ascites (-)

23
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani

Ekstremitas : Hangat edema

3.4 Pemeriksaan Penunjang


Darah Lengkap (29/11/2017)
PARAMETER RESULT UNIT NORMAL REMARKS
3
WBC 27.32 10 µL 4.10-11.00 H

% NEUT 90.23 % 47.00-80.00 H


% LYMPH 2.93 % 13.00-40.00 L

% MONO 6.38 % 2.00-11.00


% EOS 0.06 % 0.00-5.00
% BASO 0.40 % 0.00-2.00
3
#NEUT 24.65 10 µL 2.50-7.50 H
3
#LYMPH 0.80 10 µL 1.00-4.00 L
3
#MONO 1.74 10 µL 0.10-1.20 H
3
#EOS 0.02 10 µL 0.00-0.50
3
#BASO 0.11 10 µL 0.00-0.10 H
6
RBC 4.16 10 µL 4.00 – 5.20

Hemoglobin 12.40 g/dL 12.0-16.0

Hematokrit 38.58 % 36.0-46.00


3
Platelet 306.40 10 µL 140-440

MCV 92.67 fL 80.0-100.0


MCH 29.77 Pg 26.0-34.0
MCHC 32.13 g/dL 31-36

RDW 12.24 % 11.60-14.80

24
Darah Lengkap (05/12/2017)
PARAMETER RESULT UNIT NORMAL REMARKS
3
WBC 3.92 10 µL 4.10-11.00 L

% NEUT 55.56 % 47.00-80.00

% LYMPH 24.76 % 13.00-40.00

% MONO 17.62 % 2.00-11.00 L


% EOS 0.66 % 0.00-5.00
% BASO 1.41 % 0.00-2.00
3
#NEUT 2.18 10 µL 2.50-7.50
3
#LYMPH 0.97 10 µL 1.00-4.00 L
3
#MONO 0.69 10 µL 0.10-1.20
3
#EOS 0.03 10 µL 0.00-0.50
3
#BASO 0.06 10 µL 0.00-0.10
6
RBC 4.34 10 µL 4.00 – 5.20

Hemoglobin 12.24 g/dL 12.0-16.0

Hematokrit 39.24 % 36.0-46.00

Kimia Klinik (29/11/2017)


PARAMETER RESULT UNIT NORMAL REMARKS
BUN 17.0 mg/dL 8-23
Creatinin 0.62 mg/dl 0.50-0.90
70.00-
Random Blood Glucose 125 mg/dL
140.00
SGOT 23.9 U/L 11-27

25
SGPT 15.00 U/L 11-34

Elektrolit (29/11/2017)
PARAMETER RESULT UNIT NORMAL REMARKS
Natrium (Na) 140 mmol/L 136 – 145
Kalium (K) 3.33 mmol/L 3.50 – 5.10

Feses Lengkap (05/12/2017)


Parameter Result Unit
Makroskopis
Warna Coklat -
Darah Negatif -
Konsistensi Lembek -
Lendir Negatif -
Mikroskopis
Eritrosit Negatif /lp
Leukosit Negatif /lp
Amoeba - -
Vegetatif Negatif -

Kista Negatif -

Telur cacing Negatif -

Urine Lengkap (05/12/2017)


Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Berat jenis 1.004 1.003-1.035

26
Nitrit Negatif mg/dL Negatif
Protein Negatif mg/dL Negatif
Keton Negatif mg/dL Negatif
Glukosa Normal mg/dL Normal
Urobilinogen Normal mg/dL Normal
Leukosit Negatif Leuco/uL Negatif
Bilirubin Negatif mg/dL Negatif
Darah (2+) ery/uL Negatif
Ph 6.00 4.5-8
Kekeruhan Jernih

EKG (29/11/2017)

Irama sinus; HR 76 x/menit; Axis normal. Kesan : Normal


Foto Thorax AP (29/11/2017)

 Cor : Kesan membesar dengan CTR


58.2%
 Pulmo : tampak infiltrat pada
parakardial kanan
 Sinus pleura kanan kiri tajam.
 Diafragma kanan kiri normal.
27
 Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan :
Cardiomegaly
3.5 Penapisan
3.5.1 ADL Barthel (BAI)

No. Fungsi Skor Keterangan

Mengontrol BAB 0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)


Kadang-kadang inkontinen (1 x
01 1
seminggu)
2 Kontinen teratur
Inkontinen/pakai kateter dan tak
Mengontrol BAK 0
terkontrol
Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24
02 1
jam)
2 Mandiri
Membersihkan diri
(lap muka, sisir 0 Butuh pertolongan orang lain
03 rambut, sikat gigi)
1 Mandiri
Penggunaan toilet
pergi ke dalam dari
WC (melepas, 0 Tergantung pertolongan orang lain
memakai celana,
menyeka, menyiram)
04
Perlu pertolongan beberapa aktivitas
1 tetapi dapat mengerjakan sendiri aktivitas
yang lain
2 Mandiri

Makan 0 Tidak mampu


05
Perlu seseorang menolong memotong
1
makan

28
2 Mandiri
Berpindah tempat
0 Tidak mampu
dari tidur ke duduk
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
1
(2orang)
06
2 Bantuan minimal 1 orang

3 Mandiri

Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu

1 Bisa berjalan dengan kursi roda


07
2 Berjalan dengan bantuan satu orang

3 Mandiri
Berpakaian
0 Tergantung orang lain
(memakai baju)
Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
baju)
2 Mandiri

Naik turun tangga 0 Tidak mampu

09 1 Butuh pertolongan orang lain

2 Mandiri (naik turun)

Mandi 0 Tergantung orang lain


10
1 Mandiri

Total Skor 20
Skor ADL (BAI)
20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total
3.5.2 IADL
Independen (tidak perlu Dependen (perlu
No Aktivitas bantuan orang lain) bantuan orang lain) Nilai
Nilai = 0 Nilai = 1
29
● Mengoperasikan telepon
sendiri
● Mencari dan ● Tidak bisa
menghubungi nomer menggunakan
1 Telepon 1
● Menghubungi beberapa telepon sama
nomer yang diketahui sekali
● Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
● Perlu bantuan
● Mengatur semua untuk mengantar
2 Belanja kebutuhan belanja belanja 0
sendiri ● Sama sekali tidak
mampu belanja
● Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
● Merencanakan, bahan makanan
Persiapan menyiapkan, dan ● Menyiapkan
3 0
makanan menghidangkan makanan tetapi
makanan tidak mengatur diet
yang cukup
● Perlu disiapkan
dan dilayani
● Perlu bantuan
● Merawat rumah sendiri
untuk semua
atau bantuan kadang-
perawatan rumah
kadang
Perawatan sehari-hari
4 ● Mengerjakan pekerjaan 0
rumah ● Tidak
ringan sehari-hari
berpartisipasi
(merapikan tempat
dalam perawatan
tidur, mencuci piring)
rumah
● Mencuci hanya
● Mencuci semua pakaian
beberapa pakaian
Mencuci sendiri
5 ● Semua pakaian 0
baju ● Mencuci pakaian yang
dicuci oleh orang
kecil
lain
● Berpergian sendiri
menggunakan
● Perjalanan terbatas
kendaraan umum atau
ke taxi atau
menyetir sendiri
kendaraan dengan
● Mengatur perjalanan
6 Transport bantuan orang lain 0
sendiri
● Tidak melakukan
● Perjalanan
perjalanan sama
menggunakan
sekali
transportasi umum jika
ada yang menyertai

30
● Meminum obat secara ● Tidak mampu
7 Pengobatan tepat dosis dan waktu menyiapkan obat 0
tanpa bantuan sendiri
● Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi ● Tidak mampu
ke bank) mengambil
Manajemen
8 ● Mengatur pengeluaran keputusan finansial 0
keuangan
sehari-hari, tapi perlu atau memegang
bantuan untuk ke bank uang
untuk transaksi penting
TOTAL 1
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
1 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3-8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain

3.5.3 Penapisan Kognitif


AMT (Abreviated Mental Test) pada tanggal 4 September 2017
a. Umur : 60 tahun 0.Salah 1.Benar
b. Waktu/jam sekarang : 14.30 WITA 0.Salah 1.Benar
c. Alamat tempat tinggal : Badung 0.Salah 1.Benar
d. Tahun ini: 2017 0.Salah 1.Benar
e. Saat ini berada di mana: di Sanglah 0.Salah 1.Benar
f. Mengenali orang lain di RS (dokter, 0.Salah 1.Benar
perawat,dll)
g. Tahun kemerdekaan RI: 1945 0.Salah 1.Benar
h. Nama presiden RI: Jokowi 0.Salah 1.Benar
i. Tahun kelahiran pasien: 1950 0.Salah 1.Benar
j. Menghitung terbalik (20 s/d 1) 0.Salah 1.Benar
Skor AMT:
0 – 3 : Gangguan kognitif berat Total Skor :
4 – 7 : Gangguan kognitif sedang 8
8 – 10 : Normal
Perasaan hati (afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas

3.5.4 MMSE (Mini Mental State Examination)


SKOR Skor Jam Mulai : 20.00
Maks Lansia
ORIENTASI

31
5 5 Sekarang (hari), (tanggal),(tahun), berapa, (musim) apa?
5 5 S ekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)
REGISTRASI
3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,,
1 detik untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda
tersebut. Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Bila masih salah, ulangi penyebutan ke 3 nama benda
tersebut sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah (buku, kursi,
pulpen)
Jumlah Percobaan : 1
ATENSI DAN KALKULASI
5 4 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100, kebawah
berilah 1 angka untuk jawaban yang benar, berhenti setelah
5 hitungan (93, 86, 79, 72, 65) kemungkinan lain ejalah
kata “dunia” dari akhir ke awal (a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan
di atas. Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar
BAHASA
9 9 Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari
arloji (2 angka)
Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi”. (1
angka)
Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar
kertas dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada
pertengahan dan letakkanlah di lantai” . (3 angka )
Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN
MATA ANDA”, (1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)

32
Tirulah gambar ini (1 angka)
.:. Total skor: 29  Kognitif: Normal (24-30)

3.5.5 Penapisan Depresi


GDS (Geriatri Depression Scale)

No Keterangan YA TIDAK
Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
01 0 1
anda?
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan
02 1 0
dan minat atau kesenangan anda?
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
05 Apakah anda sangat berharap terhadap masa depan? 0 1
Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran
06 1 0
bahwa anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang
07 0 1
baik setiap saat?
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang
08 1 0
buruk akan terjadi pada diri anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
09 0 1
hidup anda?
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
Apakah anda lebih senang berada dirumah daripada
12 pergi ke luar rumah dan melakukan hal-hal yang 1 0
baru?
Apakah anda sering merasa khawatir terhadap masa
13 1 0
depan anda?
Apakah anda merasa memiliki banyak masalah
14 dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan 1 0
orang?
Apakah menurut anda hidup anda saat ini
15 0 1
menyenangkan?
16 Apakah anda sering merasa sedih? 1 0
17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 1 0
Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu
18 1 0
anda?
Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik dan
19 0 1
menyenangkan?
33
Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal
20 0 1
yang baru?
21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
22 1 0
harapan?
Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan
23 1 0
yang lebih baik dari anda?
Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal
24 1 0
kecil?
25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0
Apakah anda mempunyai masalah dalam
26 1 0
berkonsentrasi?
Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi
27 0 1
hari?
Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti
28 1 0
pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?
Apakah mudah bagi anda untuk membuat
29 0 1
keputusan?
30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1

TOTAL 8

Skor antara 0-9 : Normal


Skor antara 10-19 : Mild depression
Skor antara 20-30 : Severe depression

3.5.6 Penapisan Inkontinensia

Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?


0 Tidak pernah
Kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ menggunakan alat
1
bantu untuk berkemih &BAB
2,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan
Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan /kadang-
4
kadang kehilangan kontrol BAB
5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan
5,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu
6,5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan
Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan
8
kontrol berkemih sedikitnya sekali tiap hari
10 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari
10,5 Tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali
10,5 Tidak bisa mengontrol BAB sama sekali

34
Inkontinensia dikelompokkan menjadi :
0 : Tidak ada inkontinensia
1-2,5 Inkontinensia ringan
4,0-6,5: Inkontinensia sedang
≥8 : Inkontinensia berat

3.5.7 Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)

No. Penilaian Nilai


Apakah terjadi penurunan asupan makanan selama 3 bulan
terakhir berkaitan dengan nafsu makan, gangguan saluran ce
kesulitan mengunyah atau kesulitan menelan?
1 1
0 = Penurunan nafsu makan tingkat berat
1 = Penurunan nafsu makan tingkat sedang
2 = Tidak hehilangan / penurunan nafsu makan
BB selama 3 bulan terakhir :
a. Kehilangan > 3kg = 0
2 b. Tidak tahu = 1 3
c. Kehilangan antara 1-3 kg = 2
d. Tidak kehilangan BB = 3
Mobilitas
a. Hanya terbaring atau diatas kursi roda = 0
3 2
b. Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah= 1
c. Dapat pergi keluar rumah = 2
Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir
4 : 2
Tidak = 2 / Ya = 0
Masalah neuropsikologis
a. Demensia berat dan depresi = 0
5 2
b. Demensia ringan =1
c. Tidak ada masalah psikologis = 2
Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)
a. < 19 = 0
6 b. 19-21= 1 3
c. 21-<23=2
d. >23 = 3
TOTAL 13
Interpretasi:
Skor 12-14 : Gizi baik
Skor 8-11 : Berisiko malnutrisi
Skor 0-7 : Malnutris

3.6 Diagnosis
Disease:
 Gastroenteritis Akut ec suspect Viral dd Bakterial
35
- Dehidrasi Sedang
 CAP PSI Class III
Impairment:
 Vision
Disability
 Mild Dependency
Handicap
 Negatif

3.7 Penatalaksanaan
 IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
 Domperidon 10gr setiap 8 jam intra oral bila mual
 Parasetamol 500mg tiap 8 jam intra oral
 Cefoperazone 1gr tiap 12 jam Intra vena
 Azitromisin 500mg tiap 24 jam intra oral
 Oralit sachet bila diare
 N asetylsistein 200mg tiap 8 jam per oral

3.8 Planning Diagnosis


 Pemeriksaan sputum/kultur gram
3.9 Monitoring
 Vital sign  Nadi, tekanan darah, laju pernafasan,
 Keluhan  diare, Mual dan Muntah, Demam, Batuk

3.10 Konseling Informasi dan Edukasi


- Memberikan informasi tentang penyakit dan gejala perburukan pasien pada
pasien dan keluarganya secara lengkap.
- Memberikan edukasi tentang obat yang diminum kepada pasien dan
keluarga pasien.
- Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga higienitas pasien dan
lingkungan rumah.

36
- Mengedukasi keluarga pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang bergizi
baik dan seimbang .

37
BAB IV
KUNJUNGAN LAPANGAN

4.1 Alur Kunjungan Lapangan


Kunjungan lapangan dilakukan pada hari Jumat tanggal 7 Desember 2017,
bertempat di rumah pasien di Jalan Pulau Saelus I gang IB No 9, Denpasar.
Kunjungan kami mendapat sambutan baik dari pasien dan istrinya. Tujuan
diadakannya kunjungan lapangan ini adalah untuk mengenal lebih dekat kehidupan
pasien, serta mengidentifikasi masalah dan faktor risiko yang ada pada pasien.
Selain itu kunjungan lapangan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi
tentang penyakit yang dimiliki oleh pasien.
4.2 Identifikasi Masalah
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam
hal menghadapi penyakitnya adalah:
Adapun sejumlah permasalahan yang masih menjadi kendala penderita dalam hal
menghadapi penyakitnya antara lain:
1. Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai Diare yang merupakan salah
satu gejala dari Gastroentritis masih kurang, baik itu faktor resiko serta hal
yang harus diwaspadai apabila terserang Diare (Gastroentretis).
2. Lingkungan perumahan pasien merupakan lingkungan yang cukup padat
karena terdapat banyak rumah tetangga pasien yang cukup berdempetan.
Akses rumah pasien berupa gang yang dikiri kanannya diapit rumah
tetangga dan lebar gangnya dapat dilalui 2 motor kurang lebih sejauh 2
meter dari jalan utama. Gang tersebut tidak berisi selokan, sehingga terdapat
beberapa genangan air pada gang. Keadaan ini akan sangat memudahkan
penularan penyakit infeksi yang menggunakan lingkungan seperti air dan
udara ataupun binatang sebagai perantara penularan penyakit. Selain itu di
sebelah rumah pasien terdapat sebuah lahan kosong yang sering difungsikan
sebagai tempat penampungan sampah sementara dan tempat pembakaran
sampah plastik. Selain dijadikan tempat menanmpung sampah sementara
untuk dibakar, limbah rumah tangga seperti air bekas mencuci pakaian, air

38
dari kamar mandi dan air bekas cucian di dapur dibuang ke lahan kosong
sebelah rumah tersebut.
3. Selain dari lingkungan sekitar tempat tinggal pasien, kebersihan lingkungan
rumah pasien juga masih kurang baik. Tata peletakan barang-barang juga
terlihat kurang rapi terkesan cukup berantakan. Letak ruang kerja tempat
penyablonan, kamar mandi dan tempat menaruh makanan letaknya saling
berdekatan. Pintu kamar mandi pasien juga dikatakan sering pada posisi
terbuka. Tata letak yang saling berdekatan ini memberikan peluang apabila
terdapat binatang perantara infeksi bisa dengan mudah melalui tempat-
tempat yang saling berdekatan tersebut, ditambah lagi dengan kondisi
bahwa pintu kamar mandi yang sering terbuka meningkatkan risiko
perpindahan kuman dari kamar mandi ke lingkungan sekitar melalui
binatang perantara.
4. Sumber air minum keluarga pasien dikatakan berasal dari air mineral isi
ulang yang dibeli di dekat rumahnya. Pasien mengatakan tidak mengetahui
sumber air mineral yang dibeli tersebut, pasien tidak mengetahui bagaimana
proses penyaringan dan pemurnian air mineral tersebut. Air mineral isi
ulang tersebut juga tidak memiliki label nama. Apabila tempat pengisian air
mineral tersebut tidak resmi dan tidak mempunyai ijin dari lembaga
kesehatan makanan yang ada, memungkinkan untuk digunakannya sumber
air yang tidak sesuai standar dan proses pengolahan yang tidak sesuai
standar kesehatan sehingga air mineral yang diproduksi berpeluang menjadi
sumber penyakit khususnya menjadi salah satu penyebab diare.
4.3 Analisis Kebutuhan Pasien
a. Kebutuhan Fisik-Biomedis
Kecukupan Gizi
Pasien makan sehari-hari dirumah dengaan makanan yang dimasak sendiri
atau menantunya. Pasien sendiri mengaku makan teratur 3 kali sehari. Sehari-
hari pasien mengkonsumsi nasi dengan lauk-pauk seperti tahu, ikan laut dan
tawar, daging ayam, telur, dan sayuran. Pasien juga suka mengkonsumsi
buah-buahan.
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien :

39
 Berat badan ideal = (TB cm-100) – 10% BB = (150-100) – (10% x 50kg)
= 50-5= 45 kg
 Jumlah kebutuhan kalori per hari =
o Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori (Perempuan) = 45 x
25 = 1125 kalori
o Kebutuhan aktivitas (ringan) = 20% x Kebutuhan kalori basal = 20%
x 1125 = 225 kalori
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1125 + 225 = 1350 kalori
 dibulatkan menjadi 1400 kalori.
Distribusi makanan:
1. Karbohidrat 60% = 60% x 1400 kalori = 840 kalori dari karbohidrat.
2. Protein 20% = 20% x 1400 kalori = 280 kalori dari protein.
3. Lemak 20% = 20% x 1400 kalori = 280 kalori dari lemak.
Nutrisi harian pasien yang disarankan dengan kebutuhan kalori sejumlah
1400 kalori adalah
Waktu Jumlah Jenis
Makan Pagi ± 20% dari - Nasi goreng (100 gr)
total asupan - Buah-buahan : pepaya, apel
harian (20 gr)
(280 kalori)
Selingan Pagi ± 10% dari - Susu (20 gr)
total asupan - Kue (30 gr)
harian
(140 kalori)
Makan Siang ± 30% dari - Nasi putih (120 gr)
total asupan - Pepes ayam/ikan laut (10
harian gr)
(420 kalori) - Tempe 2 potong (10 gr)
- Sup/ sayur (25 gr)
Selingan Siang ± 15% dari - Pepaya / buah (50 gr)
total asupan - Puding/ agar-agar (25 gr)
harian

40
(210 kalori)
Makan malam ± 25% dari - Nasi putih (100 gr)
total asupan - Sate ikan / daging (10 gr)
harian - Tahu (10 gr)
(350 kalori) - Cah kangkung atau sayur
(20 gr)
- Semangka / buah (25 gr)

Kegiatan Fisik
Saat ini kegiatan yang dilakukan pasien adalah membersihkan rumah
seperti menyapu, mencuci baju, memasak, dan membanten. Pasien sehari-
hari juga sering mejejahitan untuk upacara agama. Saat di rumah, pasien lebih
banyak menghabiskan waktu untuk istirahat dan bermain bersama cucu di
sela-sela waktu istirahatnya.

Akses ke Tempat Pelayanan Kesehatan


Tempat tinggal pasien berada dekat dengan RSUP sanglah, rumah sakit
swasta dan klinik/praktek dokter swasta. Pasien juga rajin datang ke posyandu
yang dilaksanakan di Bale banjar yang dekat dengan rumah pasien setiap 1
bulan sekali.
.
Lingkungan
Pasien saat ini tinggal bersama 1 orang anak laki-laki, menantu dan 1
orang cucu laki-laki dan 2 perempuan. Pasien tinggal dirumah miliknya
pribadi. Atap, dinding, dan lantai rumah dibuat dari bahan permanen. Rumah
pasien terdiri dari 2 buah bangunan, 1 bangunan tempat pasien tinggal dimana
didalamnya terdapat 1 kamar tidur dan dapur serta 1 bangunan lainnya tempat
anak, menantu, dan cucunya tinggal. Kamar mandi terpisah dari bangunan
utama. Pasien menggunakan sumber air PAM untuk mandi, mencuci baju, air
minum, dan keperluan memasak.

b. Kebutuhan Bio-Psikososial

41
Lingkungan biologis
Karena keluhan pasien diare, maka sangat diharapkan pasien menjaga
kebersihan diri dan makanan. Pasien mengatakan selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, namun terkadang pasien tidak
mencuci tangan dengan baik dan hanya membahsahi tangannya
sebelum makan. Pasien mencuci tangan dengan sabun apabila tangan
pasien benar-benar kotor. Dalam lingkungan biologis atau keluarga
pasien tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya, ataupun mengalami keluhan yang serupa dengan pasien
saat ini.

Faktor Psikologi
Dalam keadaan sakit dan selama menjalani terapi, pasien mendapat
dukungan sepenuhnya dari anak, menantu, cucu, dan keluarga lainnya.
Anaknya sangat memperhatikan kondisi kesehatan pasien dan juga saling
membantu dalam mata pencaharian, sehingga pasien tidak merasa terbebani.
Keluarga pasien juga ikut dalam memberikan dorongan bagi pasien untuk
melakukan pengobatan penyakitnya dengan baik dan bersedia memberi
bantuan apabila pasien memerlukan. Menantunya juga sering membantu
merawat pasien.
Faktor Sosial dan kultural
Keluarga dan lingkungan sekitar rumahnya mengerti dengan keadaan
pasien sehingga memaklum jika pasien tidak berpartisipasi dalam kegiatan
sosial. Tidak ada anggapan negatif dari masyarakat terhadap penyakit yang
diderita oleh pasien. Pasien mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar.
Teman dan kerabat pasien juga menjenguk selama pasien dirawat di RSUP
Sanglah maupun setelah pulang ke rumah.
Faktor Spiritual
Keluarga pasien sebaiknya mengajak pasien untuk terus mendekatkan
diri dengan Tuhan yang Maha Esa, karena dengan begitu dapat menjauhkan
pasien dari pikiran-pikiran negatif tentang penyakitnya.

42
4.4 Penyelesaian Masalah
Dari beberapa fokus permasalahan yang telah kami jabarkan pada sub bab
sebelumnya, kami mengusulkan penyelesaian masalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan edukasi dan informasi pasien tentang penyakitnya.
Untuk mencari penyelesaian dalam masalah pertama, solusi yang kami
berikan yaitu berupa penjelasan dan pemberian informasi seputar
penyakit yang meliputi :

a. Gejala dari Diare


 Buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari dengan
konsistensi fases yang cair, dapat disertai darah atau pun
lendir.
 Sering kali disertai dengan demam, namun dapat juga tanpa
disertai demam.
 Dapat disertai atau tanpa dengan mual, muntah, nyeri atau
kejang perut.
 Karena kehilangan banyak cairan, pasien akan merasa haus,
berat badan berkurang, mata menjadi cekung, tulang pipi
menonjol, turgor kulit menurun serta suara akan menjadi
serak.
 Pada keadaan yang memburuk pasien dapat mengalami
sesak, denyut nadi menjadi cepat dan tidak kencing.
b. Penyebab dan Cara Penularan Diare
 Diare dapat disebabkan oleh makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Kontaminasi makanan disebabkan bakteri
pathogen yang berasal dari tangan manusia sendiri yang
tidak mencuci tangan sebelum makan, tinja manusia/hewan,
intoksikasi makanan, alergi, penurunan daya tahan tubuh
atau karena penggunaan obat-obatan tertentu.
 Diare dapat dipicu dari kebersihan lingkungan sekitar yang
kurang baik, sehingga terdapat binatang-binatang pembawa
seperti misalnya lalat yang bisa mentransmisikan

43
kontaminasi bakteri dari lingkungan ke makanan dan
minuman
 Penularan dapat juga terjadi berupa transmisi dari manusia
ke masnusia melalui udara (droplet infection) misalnya
rotavirus atau dari bahan muntahan penderita, melalui
aktivitas seksual (kontak oral-genital atau oral-anal).
c. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan :
 Dari manusia sebagai host
Pencegahan dapat berupa meningkatkan kondisi pertahan
tubuh/imunitas pasien dengan mengkonsumsi makanan
dengan nutrisi yang seimbang dan rajin melakukan olahraga
atau aktivitas fisik yang cukup.
 Dari agent penyebab Diare
Diare paling sering diakibatkan oleh bakteri yang
mengkontaminasi makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Memasak makanan dengan baik sebelum dimakan, dan
memasak air minum dengan benar sebelum diminum
berperan penting dalam meminimalisir kontaminasi bakteri
pada makanan dan minuman. Selain itu kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan dapat mengurangi resiko terjangkit
penyakit diare.Tangan dapat berisi berbagai jenis bakteri
yang dapat menyebabkan penyakit, apabila tidak dicuci
dengan benar, bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui makanan yang kita pegang saat makan.
 Dari lingkungan
Memberikan penjelasan dan informasi untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan alat makan,
ruang kerja dan kamar mandi.
d. Tanda bahaya yang harus diwaspadai pada Diare:
 Mual dan muntah yang menetap
 Tidak dapat makan dan minum
 Nyeri perut yang berat

44
 Pasien merasakan lemas yang berkepanjangan
 Kencing berdarah atau haematuria
 Pucat dan dingin ada kaki dan tangan
 Penurunan kesadaran
 Tidak kencing dalam waktu 4 – 6 jam

2. Mengurangi dan merubah perilaku beresiko serta mengupayakan


untuk menggalakkan pencegahan dan pengelolaan lingkungan
pribadi
Dari lingkungan rumah pasien, penataan letak barang kurang rapi dan
terkesan berantakan. Penataan barang yang berantaan ini cenderung
memberikan kesan kotor dan lembab. Tempat-tempat yang kotor dan
lembab memberikan peluang pada binatang perantara kuman untuk
hidup atau berkunjung ke tempat-tempat tersebut. Posisi ruangan yang
saling berdekatan dan tanpa adanya sekat pembatas juga dapat
mempermudah akses binatang perantara melewati tempat-tempat
tersebut. Kondisi pintu kamar mandi yang lebih sering terbuka
memberikan peluang terjadi kontaminasi fekal ke oral oleh binatang
perantara. Terdapat juga keadaan lingkungan sekitar yang bisa
meningkatkan kontaminasi lingkungan sekitar ke makanan melalui
binatang perantara, misalkan seperti penggunaan lahan kosong di
sebelah rumah sebagai tempat pembuangan sampah sementara dan
pembuangan limbah cucian atau limbah kerja, gang menuju rumah yang
tidak berisi selokan dan terdapat beberapa genangan air. Selain dari
factor lingkungan, dari kebiasaan pasien juga perlu diperhatikan seperti
tidak memasak sendiri dan lebih sering membeli makanan dari luar
rumah, membeli dan mengonsumsi air isi ulang yang belum diketahui
proses pengolahannya dan kebiasaan mencuci tangan menggunakan
sabun sebelum dan setelah makan.

Pada permasalahan ini kami memberikan solusi berupa pengendalian


kebersihanan lingkungan, kebersihan makanan dan minuman yang

45
dikonsumsi dan kebiasaan serta perilaku sehat anggota keluarga pasien.
Adapun solusinya meliputi :

 Kebersihan Lingkungan:
a. Membersihkan dan menata ulang barang-barang perabotan
rumah tangga agar lebih teratur
b. Memindahkan dapur (tempat memasak) lebih jauh dari kamar
mandi atau membuatkan sekat sederhana antar ruangan
c. Menutup pintu kamar mandi rapat-rapat apabila sudah tidak
digunakan.
d. Tidak membuang sampah dan limbah ke lapangan kosong di
sebelah rumah, namun menyiapkan tempat sampah berukuran
agak besar dan tertutup yang kemudian bisa dibawa ke TPA
terdekat. Pembuangan limbah cair boleh dilakukan pada lahan
kosong namun jangan pada satu tempat untuk menghindari
adanya genangan air, lakukan merata pada tanah yang
resapannya baik atau dibuang pada kamar mandi.
e. Bersama tetangga merencanakan pembuatan selokan dan
memperbaiki gang menggunakan paving untuk minimalisir
genangan air
 Kebersihan makanan dan minuman meliputi:
a. Membiasakan memasak makanan sendiri dibandingkan
membeli makanan diluar, atau membeli makanan diluar namun
di tempat yang terjamin kualitas masak dan tempat
penyimpanan makanannya
b. Tidak memakan makanan yang kurang jelas proses masak dan
pengolahannya dan menyarankan anak-anak untuk tidak
membeli makanan sembarang diluar rumah.
c. Mengganti air mineral yang biasa hanya diisi ulang dengan air
mineral dari produsen resmi dengan ijin dari lembaga kesehatan
makanan atau selalu memasak air tersebut hingga mendidih
sebelum diminum.
 Kebiasaan dan perilaku hidup sehat
46
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan
ysng benar dengan menggunakan air mengalir dan sabun.
b. Mencuci tangan dengan 6 langkah mencuci tangan yang benar.

Denah Rumah

1 U

4 3
S

Keterangan:
1. Gerbang rumah
2. Kamar anak, menantu, cucu pasien
3. Kamar pasien
4. Dapur
5. Kamar mandi

Dokumentasi Kunjungan

Gambar 1. Dapur Dalam Gambar 2. Kamar Pasien

47
Gambar 3. Area Bangunan Pasien Gambar 4. Dapur Luar

Gambar 5. Foto bersama pasien

48
DAFTAR PUSTAKA

1. Riddle, M., DuPont, H. and Connor, B. (2016). ACG Clinical Guideline:


Diagnosis, Treatment, and Prevention of Acute Diarrheal Infections in Adults.
The American Journal of Gastroenterology, 111(5), pp.602-622.
2. Barr, w. and smith, a. (2017). [online] Available at: http://Acute Diarrhea in
Adults WENDY BARR, MD, MPH, MSCE, and ANDREW SMITH, MD
Lawrence Family Medicine Residency, Lawrence, Massachusetts [Accessed 5
Mar. 2017].
3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II eidsi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009

4. Al-Thani, A., Baris, M., Al-Lawati, N. and Al-Dhahry, S. (2013).


Characterising the aetiology of severe acute gastroenteritis among patients
visiting a hospital in Qatar using real-time polymerase chain reaction. BMC
Infectious Diseases, 13(1).
5. Depkes RI., 2012. Angka Kejadian Gastroenteritis Masih Tinggi.
http://www.depkes.go.id/index.php [Accessed 5 Mar. 2017 ]
6. Anon, (2017). [online] Available at: (http://www.who.int/child-adolescent-
health/Emergencies/Diarrhoea_guidelines.pdf) A manual for physicians and
other senior health workers [Accessed 9 Apr. 2017].
7. How, C. (2010). Acute gastroenteritis: from guidelines to real life. Clinical and
Experimental Gastroenterology, p.97.
8. Dennis L., Anthony S., Stephen H., Dan L., Larry J., Joseph L. 2016. Harrison's
Gastroenterology and Hepatology. 3rd Edition. Philadelphia: McGraw Hill.
9. Worldgastroenterology.org. (2017). English | World Gastroenterology
Organisation. [online] Available at: http://www.worldgastroenterology.org
/guidelines/global-guidelines/acute-diarrhea/acute-diarrhea-english [Accessed
5 Mar. 2017]
10. Bresee, J., Bulens, S., Beard, R., Dauphin, L., Slutsker, L., Bopp, C., Eberhard,
M., Hall, A., Vinje, J., Monroe, S. and Glass, R. (2012). The Etiology of Severe

49
Acute Gastroenteritis Among Adults Visiting Emergency Departments in the
United States. Journal of Infectious Diseases, 205(9), pp.1374-1381.
11. Amin L. Tatalaksana Diare Akut. Continuing Medical Education.
2015;42(7):504-8.

50

Anda mungkin juga menyukai