Anda di halaman 1dari 8

Indeks Bias: Pengertian, Macam, Rumus,

Contoh Soal dan Pembahasan


Supervisor Blog MIPA 10 October 27, 2017 A+ A-
DAFTAR MATERI FISIKA
 1. Besaran Fisika
 2. Vektor dan Resultan
 3. Mekanika (Kinematika dan Dinamika)
 4. Fisika Optik
 5. Suhu dan Kalor
Apabila kita melihat kolam yang airnya jenih, dasar kolam akan terlihat lebih
dangkal dari sebenarnya. Perhatikan orang yang berdiri di dalam kolam!
Pasti orang tersebut kelihatan lebih pendek dari sebenarnya. Begitu juga
apabila kita melihat ikan di dalam kolam, ikan tersebut terlihat lebih dekat ke
permukaan. Mengapa bisa terjadi hal seperti demikian?

Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang (baca: teori-teori tentang


cahaya). Oleh karena itu, peristiwa yang dialami gelombang juga dialami oleh
cahaya. Ketika gelombang melalui dua medium yang berbeda, akan
mengalami peristiwa pembiasan (refraksi). Pembiasan ini juga dialami oleh
cahaya. Peristiwa yang disebutkan di atas merupakan gejala pembiasan
cahaya.

Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya ketika


memasuki medium yang satu ke medium yang lain. Besarnya pembelokan
atau pergeseran arah rambat cahaya yang keluar dari suatu medium
bergantung pada kerapatan optik medium tersebut. Kerapatan optik ini
merupakan sifat dari medium tembus cahaya (zat optik) dalam melewatkan
cahaya.

Jika cahaya masuk dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat (ex.
udara ke air), cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, jika
cahaya masuk dari zat optik lebih rapat ke zat optik kurang (ex. kaca ke
udara), cahaya dibiaskan menjauhi garis normal. Garis normal adalah garis
yang tegak lurus pada bidang batas medium. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar di bawah ini.

Besar kerapatan optik suatu medium dinyatakan dalam indeks bias. Itu
artinya semakin besar indeks bias suatu medium berarti kerapatan optik
medium juga semakin besar. Dan semakin besar kerapatan optik, maka akan
semakin besar pula arah pembelokan cahaya yang melewati medium tersebut.
Lalu tahukan kalian apa itu indeks bias? Beriku ini penjelasan lengkapnya,
silahkan simak baik-baik.

Pengertian Indeks Bias


Setiap medium mempunyai suatu indeks bias tertentu, yang merupakan suatu
ukuran seberapa besar suatu bahan membiaskan cahaya. Indeks bias suatu
zat adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan kelajuan cahaya
di dalam zat tersebut. Kelajuan cahaya di udara selalu lebih besar daripada
di dalam zat lain. Oleh karena itu, indeks bias zat lain selain udara selalu
lebih besar dari 1.

Semakin besar indeks bias suatu zat maka semakin besar cahaya dibelokkan
oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada panjang
gelombang cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang
cahaya bervariasi dari gelombang merah yang terpanjang sampai gelombang
ungu yang terpendek.

Macam-Macam Indeks Bias dan Rumusnya


Ketika cahaya dari sebuah medium merambat melewati medium lain yang
berbeda kerapatan optiknya, cepat rambat cahaya akan berubah. Cepat
rambat cahaya akan berkurang jika memasuki medium dengan kerapatan
tinggi. Sebaliknya, cepat rambat cahaya akan bertambah jika memasuki
medium dengan kerapatan rendah.

Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) dengan cepat rambat
cahaya di dalam medium disebut indeks bias mutlak. Indeks bias mutlak
suatu medium dapat dicari dengan persamaan berikut.
c
n =
v
Keterangan:
n = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 × 108 m/s)
v = cepat rambat cahaya di dalam medium.

Berikut ini adalah beberapa contoh indeks bias mutlak beberapa medium
yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel Indeks Bias Mutlak Berbagai Medium
Indeks
Medium
Bias
Ruang hampa
1,0000
(vakum)
Udara 1,0003
Es 1,3100
Air (20°C) 1,3300
Etil alkohol 1,3600
Kaca kwartz 1,4590
Kuarsa 1,4600
Gliserin 1,4700
Benzena 1,5010
Kaca plexi 1,5100
Kaca kerona 1,5200
Kaca flinta 1,6200
Batu nilam 1,7600
Intan 2,4200

Pembiasan terjadi apabila cahaya melewati batas dua medium. Seberkas


cahaya (sinar) yang datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat
akan dibiaskan mendekati garis normal. Ini berarti, sudut datang (θi) lebih
besar daripada sudut bias (θr). Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh
sinar datang dengan garis normal permukaan. Sementara, sudut bias adalah
sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal. Perhatikan gambar
berikut.
Hubungan antara sinar datang, sudut datang, dengan sinar bias dan sudut
bias ditemukan secara eksperimental oleh Willlebrord Snellius pada tahun
1621. Hubungan yang diberikan dikenal sebagai Hukum Snellius pada
pembiasan cahaya, atau sering disebut saja dengan Hukum Pembiasan. Bunyi
Hukum Pembiasan Snellius ini adalah sebagai berikut.
Baca Juga:

 20 Contoh Soal Pembiasan Cahaya Beserta Jawabannya Bagian 2


 20 Contoh Soal Pembiasan Cahaya Beserta Jawabannya Bagian 1
 Rumus Hubungan Indeks Bias Medium, Cepat Rambat Cahaya, Panjang Gelombang &
Frekuensi + Contoh Soal dan Pembahasan

■ Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang
datar.
■ Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua
medium yang berbeda merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias.
Pernyataan ini dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:
n1 sin θi = n2 sin θr
sin θi n2
=
sin θr n1
Keterangan:
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
θi = sudut datang sinar
θr = sudut bias sinar

Pada hukum Snellius di atas, indeks bias mutlak medium 1 ditunjukkan oleh
n1 dan indeks bias mutlak medium 2 ditunjukkan dengan n2. Sementara itu,
perbandingan indeks bias mutlak dari dua buah medium disebut indeks bias
relatif. Jika cahaya datang dari medium 1 dengan indeks bias n1 menuju
medium 2 dengan indeks bias mutlak n2, maka indeks bias relatif medium 2
terhadap medium 1 dinyatakan dengan persamaan berikut.
n2
n21 =
n1
sin θi
n21 =
sin θr
Dengan mensubtitusikan persamaan n = c/v, kita mendapat bentuk
persamaan berikut ini.
v1
n21 =
v2
Keterangan:
n21 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
θi = sudut datang
θr = sudut bias
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
v1 = cepat rambat cahaya pada medium 1
v2 = cepat rambat cahaya pada medium 2

Catatan Penting:
Cepat rambat cahaya di udara sama dengan cepat rambat di ruang hampa.
Artinya, indeks bias udara bernilai 1. Jadi, jika cahaya dari udara memasuki
medium dengan indeks bias n, maka indeks bias relatif medium sama dengan
indeks bias mutlak medium tersebut.

Contoh Soal dan Pembahasan


Agar kalian dapat mengetahui penerapan konsep dan rumus indeks bias pada
peristiwa pemantulan cahaya, silahkan pelajari beberapa contoh soal dan
pembahasannya berikut ini.
Contoh Soal 1
Cahaya merambat dari udara ke air. Bila cepat rambat cahaya di udara
adalah 3 × 108 m/s dan indeks bias air 4/3, maka tentukanlah cepat rambat
cahaya di air!
Penyelesaian:
Diketahui:
c = 3 × 108 m/s
nair = 4/3
Ditanyakan: vair
Jawab:
c
nair =
vair
Maka cepat rambat cahaya di air dirumuskan sebagai berikut.
c
vair =
nair
3 × 108 m/s
vair =
4/3
2,25 ×
vair =
108 m/s
Jadi, cepat rambat cahaya di dalam air adalah 2,25 × 108 m/s.
Contoh Soal 2
Seseorang menyinari sebuah kaca tebal dengan sudut 30° terhadap garis
normal. Jika cepat rambat cahaya di dalam kaca adalah 2 × 108 m/s, tentukan
indeks bias kaca dan sudut biasnya.
Penyelesaian:
Diketahui:
θi = 30°
v2 = 2 × 108 m/s
Ditanyakan: n2 (indeks bias kaca) dan θr
Jawab:
■ Untuk mencari indeks bias kaca, gunakan persamaan:

c
108 m/s
n = = = 1,5

v
108 m/s
Jadi, indeks bias kaca adalah 1,5
■ Untuk mencari sudut bias, gunakan hukum Snellius.
sin θi n2
=
sin θr n1
sin 30° 1,5
=
sin θr 1
0,5
sin θr =
1,5
sin θ = 0,33
r

θr = sin−1 (0,33)
θr = 19,27°
Jadi, besar sudut biasnya adalah 19,27°.

Anda mungkin juga menyukai