(Golongan 5)
DEPARTEMEN NUTRISI TERNAK DAN
TEKNOLOGI PAKAN
Pakan kelas 5: kelas ini mengikusertakan
bahan yang mengandung protein kasar 20%
atau lebih dari bahan berasal dari hewan
(termasuk bahan yang disilase), bungkil,
gluten dll
Sumber pakan protein:
• Hewani
• Nabati
Definisi
• Sumber protein merupakan pakan yang
mengandung protein kasar 20% yang
terdapat pada hewan maupun tumbuhan
misalnya, bahan pakan yang berasal dari
hewan (termasuk bahan yang disilase),
bungkil-bungkilan dan beberapa bahan
lain.
Definisi
• Cake = bungkil
• Beans (biji leguminose) Khususnya tanaman dari genus
Phaseolus, Dolichos, dan Vigna.
• carcass meat trimmings Jaringan lunak didapat dari
hewan yang disembelih. Jaringan tersebut meliputi
"straite", tulang, dan otot jantung, tetapi mungkin
meliputi juga lemak, kulit, otot, saraf dan pembuluh-
pembuluh darah.
• Tankage adalah carcass residue, mammals sisa dari
karkas tidak termasuk rambut, kuku, tanduk dan isi
saluran pencernaan serta dengan darah. (Bila tulang
disertakan, istilah sisa karkas dan tulang digunakan).
Istilah-Istilah
• Tepung ikan
• Tepung daging dan tulang (MBM)
• Tepung daging
• Tepung bulu yang telah dihidrolisis (PM)
• Tepung limbah unggas (PBM)
• Tepung darah (BM)
• Susu Skim
Keuntungan utama
penggunaan tepung hewani
• Produksi tepung ikan tertinggi Peru,
kemudian Chili
• Dalam ransum sebagian besar dari jenis
anchovetta dari Peru dan Chili
• Tepung ikan menhaden sejenis teri
dihasilkan di daerah “Gulf of Mexico” dan
pantai Atlantik
• Sumber protein yang cukup baik untuk
unggas
Tepung Ikan
• Kandungan asam amino yang
menonjol arginin, glisin, leusin,
isoleusin, lisin dan valin
• Protein 57 % - 70%
• Kualitas tepung ikan bervariasi
tergantung pada kondisi pengolahan di
Pabrik
Tepung Ikan
Nutrien Ancho Hering Menha Red Sardine Tuna White
vetta den Fish Fish
PK (%) 65,0 70,0 60,0 57,0 65,0 62,0 63,0
Lemak (%) 4,0 7,0 8,0 8,0 4,0 7,0 2,0
SK (%) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Abu (%) - 12,0 20,0 26,0 19,0 20,0 22,0
Ca (%) 4,0 3,0 5,0 7,7 4,5 4,0 6,5
P (%) 2,6 2,0 3,0 3,8 2,4 2,5 3,5
Kandungan Nutrien
Tepung Ikan
• Berasal dari jenis ikan kecil
maupun besar.
• Tepung ikan yang baik bila
kadar lemak <10% dan tidak
asin.
• Tepung ikan lokal dengan
bahan kering 20%
mengandung PK 55-58%,
sedangkan impor 60%
• Pemakaian untuk unggas 10-
15%.
• Kaya dengan metionin dan
lisin
T Ikan Abu PK L C P Na
K a CL
Impor 23 63 10 5, 3 2
Lokal 30 56 9 5 3 7
• Residue protein sesudah proses ekstraksi kandungan
air dan lemak pada proses rendering
• Tidak termasuk darah ,rambut, kuku, tanduk, dan
feses
• Warna kuning emas sampai kecoklatan berbau
daging segar
• Sumber asam amino formulasi ransum unggas, babi.
• Tahun 1997, FDA melarang pakan protein
ruminansia untuk ternak ruminansia
Kandungan Nutrien MM
• Tepung daging berasal dari
sisa-sisa daging yang tidak
dikonsumsi manusia,
biasanya melekat pada kulit
dan tulang dalam bentuk
tetelan, sehingga seringkali
dalam bentuk tepung daging
dan tulang (MBM)
• Dibuat dengan pemasakan
tangki terbuka (Meat
Scrap), PK 50-55% P
>4,4% maka namanya meat
bone scrap
• Bahan baku dimasak pada
tangki tertutup (tankage).
PK 60% dan banyak
mengandung vitamin B.
bahan baku tankage tidak
boleh mengandung bulu,
kuku, tanduk, kotoran dan
isi perut.
• Penggunaan pada unggas
<10%
• PK 61,13%, LK 11,75%,
SK 2,71% BETN 0,68%,
Abu 23,73%
• Produk dari limbah peternakan hasil pemotongan ayam
• Potensi sebagai pakan sumber protein karena kandungan
protein bulu ayam sangat tinggi yaitu sebesar 80 -85% .
• Defisien metionin dan lisin, kandungan isoluesin yang cukup
baik
• Umur 3 minggu adalah sekitar 4 % berat tubuhnya, 7 persen
pada umur ≥4 minggu
• Bulu ayam tersebut tersusun dalam bentuk keratin
• Keratin merupakan protein serat (fibours protein) sistin lebih
dari 15 persen,
• Tidak berarti jika tidak diproses terlebih dahulu.
• Pengolahan dihidrolisis Pemasakan bertekanan, asam, basa,
ferementasi,
Kandungan Nutrien
• Bahan dasar dari darah segar dari RPH
• Air dipisahkan melalui pengeluaran air, diikuti
oleh pengeringan (flash drying/spray drying)
• Spray drying metode yg menghasilkan kecernaan
tinggi
• Kecernaan lisin pengeringan ring<pengeringan
flash<pengeringan spray
• Kandungan protein 80 – 85%
Susu Skim
• Susu lengkap dikurangi protein susu (pada
pembuatan keju atau kasein
• Protein yang tinggal sekitar 0,9%
• Bentuk cair, kental dan kering (tepung)
• Kaya akan laktosa, 65% dalam produk kering
• Dalam bentuk kering kadar protein ± 13,1% (dari
pembuatan keju), 13,5% (dari pembuatan kasein)
Whey
• Ampas bir (brewers grain) merupakan limbah yang diperoleh
setelah cairan bir (wort) dipisahkan dari gandum dan biji-
bijian yang ditambahkan melalui proses pemerasan.
• Proses produksi wort dibagi 4 tahap, yaitu: proses
perkecambahan (malting), proses pemasakan (mashing), proses
penggilingan (milling), dan proses penyaringan (filtration).
Industri pembuatan bir dapat menghasilkan 60% ampas bir
kering atau 15% ampas bir basah.
• Seratus kg barley dapat menghasilkan 110 – 130 kg ampas bir
dengan bahan kering kurang dari 20%.
Barley
Kecambah dan
Sekam malt (3-5
kg)
Barley Malt
Perkecambahan
Ampas Bir
Wort
Bir
Hops+ragi fermentasi
• Menurut Church (1991),
kandungan protein kasar
ampas bir cukup tinggi,
yakni antara 27 – 29% dan
kandungan asam-asam ami
nonya cukup berimbang.
• Ampas bir memiliki total
kandungan zat-zat makanan
yang dapat dicerna (Total
Digestible Nutrient) yang
cukup tinggi, yaitu sebesar
70% (Church dan Pond,
1988).
• Kandungan serat kasar
ampas bir relatif tinggi,
yakni antara 18 – 19%.
Kandungan NDF (Neutral
Detergent Fiber) ampas bir
cukup /tinggi, yakni sebesar
46%, kandungan lignin
sebesar 6%, dan kandungan
ADF (Acid Detergent Fiber)
sebesar 24%.
• Ampas bir segar memiliki
kandungan air sekitar 70 –
80% dan untuk ampas bir
kering sekitar 10%.
• Ampas bir digunakan sebagai pakan sapi dan domba.
• Ampas bir dapat digunakan sebagai pengganti hijauan
maupun konsentrat dalam sapi perah, sehingga ampas bir
dapat mempengaruhi konsentrasi VFA dan NH3 rumen.
• Pemberian ampas bir untuk sapi perah dalam bentuk bahan
kering adalah 20 – 30 lbs (setara dengan 9 – 14 kg).
• Penggunaan ampas bir dalam ransum 3% terhadap
pertumbuhan sapi FH menunjukkan memberikan pengaruh
yang baik terhadap pertambahan bobot badan per ekor per
hari.
• Biji kedele sangat disukai
ternak
• Pemakaian terlalu tinggi
tanpa hijauan berdampak
negatif pada kandungan
Vitamin A
• Mengandung zat
penghambat proteoase yang
bila bergabung dengan
tripsin membentuk
kompleks yang tidak aktif.
• Perlakuan pemanasan 250 F
selama 2,5-3,5 menit .
• Kandungan protein rata-
rata 37,9%, LK 18% dan
SK 5%.
• Varietas kedele hitam
mengandung lemak lebih
rendah dibandingkan
kuning.
• Kedele agak rendah
kandungan Ca (0,25%)
dan P 0,59%.
• Defisiensi vitamin D dan
tidak mengandung
Caroten.
• Antitripsin adalah suatu glukoprotein yang
diketahui sebagai inhibitor serum tripsin.
• Dapat menganggu pernafasan dan ganguan hati.
• Antitripsin banyak ditemukan di kacang kedele,
tapi tidak atau sedikit sekali pada bungkil kacang
kedele
• Perlakuan fisik, kimia dan biologi dapat
menurunkan kadar antitripsin
Antitripsin
• Bungkil kedele merupakan
limbah dari industri minyak
biji kedele, sangat disukai
ternak.
• Kndungan protein 41% dan
LK 4,8%.
• Mengandung serat kasar
rendah.
• Kalsium 0,27%, P 0,63%
• Penggunaan pada ransum
ayam 5-20%
• Kadar proteinnya
berkisar antara 43 –
51%
• Hasil ikutan dari
pembuatan minyak
kedelai
• Bungkilnya masih
mengandung minyak
sekitar 1%
• Rendah kandungan vit
B1
Bungkil Kedelai
• Secara garis besar pembuatannya
ada 2 macam :
a. Secara mekanis dengan tekanan
hidraulik maupun ekspeler
b. Secara kimiawi bahan pelarut
lemak
Kulit nya dapat dibuang /tidak
• PK secara kimiawi > secara
mekanis
• Pembuangan kulit PK lebih tinggi
SK rendah
• Keseimbanagn Asam amino
cukup baik (kecuali metionin)
Bungkil Kedelai
• Kandungan protein bungkil kedele yang diperoleh dengan cara
mekanik adalah 41% dan mempunyai kandungan lemak 4.8%,
sedangkan yang diperoleh dengan pelarutan mempunyai
kandungan lemak sebesar 1.32%. Bungkil kedele mengandung
serat kasar lebih rendah dibandingkan bungkil biji kapas.
• Bungkil kedele agak rendah mengadung kalsium (0.27%).
Kandungan phospor lebih rendah dibandingkan dengan
bungkil biji kapas yaitu rata-rata 0.63%.
• Seperti biji kedele, bungkil kedele tidak menyediakan carotin
dan vitamin D. Bungkil kedele tidak kaya riboflavin tetapi
kandungannya lebih tinggi dibandingkan dengan jagung dan
butiran lainnya. Kandungan niacin tidak tinggi. Kandungan
thiamin bungkil kedele sama dengan butiran lainnya.
Nutrien
• Allergenic, Goitrogenic dan faktor antikoagulant
• Antinutrisi protease inhibitor (6 jenis)
Kunitz anti-trypsin factor dan Brown-Birk Chymotrypsin
inhibitor protease inhibitor pada kacang kedelai mentah/
bungkil kedelai yang diproses tanpa pemanasan
penghambat pencernaan protein, hyperactivitas pancreas,
penghancur metionin
• Penghambat dapat dinonaktifkan pemanasan/penyangraian
• Penyaringan tak terkontrol overheating ketersediaan lisin
dan arginin berkurang
Kandungan Nutrien
Bungkil Kedelai
• Biji karet mempunyai kulit biji keras
berwarna coklat
• Berat biji karet 3 – 5 g/biji
• Biji karet mengandung sianida (± 300
mg/100g biji karet
• Sianida dapat dihilangkan direndam
selama 24 jam dan direbus selama ½ jam
Ampas Tahu
Ampas Tahu
• Hasil ikutan dari pabrik tahu
• Jumlah ampas tahu yang
dihasilkan 25 – 67% dgn
rataan 39,02%
• Kandunga air tinggi sekitar
88,96%
• Kandungan nutrien :
a. BK 11,04%,
b. Abu 11,04%,
c. Protein 26,81%,
d. Lemak 3,25%,
e. SK, 7,79%
f. BETN 43,93%
g. Ca 0,47%
h. P 0,18%
• Penggunaan di lapangan
ampas tahu berkisar
antara 12%-95% .
• Kandungan TDN 21-
24%.
• Hasil ikutan dari
pembuatan kecap
• Ampas kecap
59,7% dari bahan
baku kedelai
• Protein berkisar 21
– 43%
Ampas Kecap
• Ampas kecap dihasilkan
sebesar 59,7% dari bahan
baku kedele. Ampas ini
disukai ternak.
• Ampas kecap mengandung
protein 21-34% bergantung
proses pengolahan
• Pembatasan penggunaan
ampas kecap diakibatkan
karena kadar garam yaitu
3,15%. Batas maksimum
penggunaan garam untuk
rasnum ayam adalah 0,25%.
• Tingginya kandungan garam
mengakibatkan
meningkatnya eksresi air dan
kadar klorida dalam urin
sehingga dapat
menyebabkan oedema atau
busung air.
• Penggunaan ampas kecap
untuk ayam sekitar 15%.
Babi sampai 21% tidak
menghambat pertumbuhan.
Dan gangguan kesehatan.
• Usaha untuk meredam kadar
garam yaitu dengan cara
direndam dalam air.
PROSES PEMBUATAN KECAP
DLL
BIJI KEDELE
KECAP
DIREBUS MANIS
Bungkil Kelapa
• Hasil ikutan minyak
kacang tanah
• Kadar protein 45 – 55%
• Kualitas dipengaruhi :
a. Pengolahan
b. Materi yang sedang
diolah (ikut tidaknya
kulit)
c. Pemalsuan
Faktor Pembatas
• Aflatoxin adalah mikotoksin yang dikeluarkan secara
natural oleh jamur Aspergillus.
• Tahun 1960 di Inggris selatan dan timur terjadi
kematian 100.000 kalkun muda mati dan pada waktu
itu dinamakan turkey disease.
• Karakteristik turkey disease :
hilang nafsu makan, lemah badan, sayap lemak, mati
dalam waktu 1 minggu
Aflatoxin
Dengan tanda kepala melengkung ke belakang, leher
dan kaki memanjang kebelakang
• Post Mortem
Liver haemorrhages, liver necrotic, lesion dan
ginjalnya membengkak.
• Histophatologi
sel parenchyma hati degenerasi, sel ephithelium
saluran empedu juga degenerasi
• Disurvai ternyata berasal dari pabrik makanan yang
menyalurkan bungkil kacang tanah berasal dari Brazil,
yang mengandung Aflatoxin.
Aflatoksin
• Pada babi Menyebabkan
a. Kulit pucat
b. Nafsu makan hilang
c. Meningkatnya enzim alkalinfosfatase dlm
serum mereduksi vit A dlm hati hati pucat
• Pada ayam 400 ppb dlm ransum belum
menunjukkan dampak negatif
• 800 – 1600 ppb menyebabkan hati ruksak
Aflatoksin
Nutrien Jabar Jateng Jatim
Bahan kering 88,74 90,84 88,04
Protein Kasar 26,07 40,34 40,96
Serat kasar 4,44 12,01 5,86
Lema Kasar 6,62 12,26 14,52
BETN 45,82 19,49 22,84
Abu 5,80 6,83 3,48
Ca 0,11 0,18 0,13
PKandungan Nutrien
0,40 0,56 0,58
Gossippol
Nutrien I II III IV
BK (%) 94,0 92,5 91,5 92,5
Abu (%) 6,2 6,2 6,2 6,2
SK (%) 12,0 12,0 12,0 8,5
LK (%) 4,3 1,4 2,0 1,2
BETN 30,4 31,9 30,3 26,6
PK (%) 41,0 41,0 41,0 50,0
Ca (%) 0,16 0,16 0,16 0,16
P (%) 1,20 1,20 1,20 1,01
Kandungan nutrien
bungkil biji kapas
• Ternak yang keracunan gossypol atau
cyclopropenoid akan memperlihatkan gejala yang
hampir sama yaitu penurunan kualitas produksi,
penurunan nafsu makan, penurunan efisiensi
penggunaan pakan, penurunan bobot badan dan
kadar Hb dalam darah atau berkurangnya sel
darah merah dalam tubuh (Widodo, 2005). Lebih
lanjut dinyatakan Goenarso (2004) bahwa ternak
yang diberi campuran pakan biji kapuk sebagai
sumber proteinnya, dijumpai gejala kelainan atau
keadaan yang kurang sehat.
Cyclopropenoid
• Kandungan Nutrien
a. Air 9,98 -11,2%
b. PK 26,99 – 28,66%
c. LK 5,25 – 9,48%
d. SK 23,75 – 28,76%
e. BETN 21,10 – 22,51%
f. Abu 5,98 – 6,35%
g. Ca 0,36 -0,42%
h. P 0,58 -0,78
DDGS
produk ini didapatkan
dari proses pembuatan
ethanol, yang hanya
menggunakan sari pati
jagung dan sorgum biji
– bijian, sedangkan
nutrisi yang tersisa
seperti serat, protein,
dan minyak, merupakan
produk sampingan
bernutrisi tinggi yang
digunakan untuk
memproduksi pakan
ternak
DDGS
• DDGS merupakan
protein yang dapat
dicerna dengan
mudah, dan
merupakan sumber
energi yang baik
untuk ternak sapi,
dapat dimasukkan
sebanyak 20 – 30 %
rasio campuran pakan
ternak kering (belum
termasuk air).
• DDGS juga bisa digunakan
untuk pakan unggas dan pakan
ternak ruminansia, dan
merupakan pakan sapi yang
bernilai tinggi baik untuk
ternak penghasil susu, atau
penghasil daging. Bahkan di
Amerika utara, lebih dari 80%
dari DDGS yang tersedia,
digunakan dalam pakan
ruminansia.
• Dapat digunakan dalam pakan
ayam broiler sebanyak 15%
• Merupakan limbah
pengolahan minyak
jagung, menurut
refrensi lainnya
merupakan hasil
sampingan dari wet
milling proses dari
hasil sampingan
pembuatan corn
starch dan corn syrup.
CGM
• Umumnya digunakan
untuk pakan ruminansia.
Penggunaan pada pakan
unggas sampai 8%.
• Kandungan KA 9-10%,
EM 3900-400 kkal/kg.
PK 65%. Memberikan
warna kuning.
kandungan Xanthophyl
20 ppm.
Kursin
• Ricin adalah racun yang sangat kuat bagi kuda, biri-
biri dan manusia, sedangkan babi mempunyai
toleransi yang lebih tinggi.
• Ricin menyebabkan peningkatan suhu tubuh, bobot
badan menurun dan adanya darah dalam feces dan
urine, kelumpuhan sesak nafas dan kematian,
pengendapan darah.
• Efeknya dapat berkurang melalui pemanasan
dilanjutkan dengan pengukusan, tekanan uap,
fermentasi.
Ricin
• Porbhol Ester senyawa yang tidak mudah rusak dengan
pemanasan. Phorbol ester adalah senyawa aktif dalam
jarak pagar, yang mampu memacu pertumbuhan sel
tumor dengan mengaktifkan Protein Kinase C (PKC)
yang meniru aktivitas Diacylglycerol (DAG). Phorbol
ester dapat meningkatkan affinitas PKC Ca2+ secara
dramatis dan sulit untuk dimetabolisme sehingga terjadi
aktivasi berlanjut yang dapat menyebabkan poliferasi dan
diferensiasi sel yang tidak terkontrol. Jika berlebih PKC
dapat memicu tumorgenesis, awal tumbuhnya tumor.
Porbhol Ester
Struktur Kimia Phorbol Ester (Knight dan Vitale, 2007)
Bungkil Biji Jarak