1. HEWANI 2. NABATI
a. Marine a. Bungkil
b. Sisa rumah potong b. Legume
c. Inkonvensional c. Hijauan
d. dll
PAKAN SUMBER PROTEIN
NABATI
B. Grain Legume
a. Cowpea (kacang tolo)
b. Growpea
c. Winsed bean
d. Chick pea (buncis)
e. Lupin
BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN (ASAL
TUMBUH-TUMBUHAN)
C. Green Meal
a. Alfalfa
b. Cassava
c. Isocaena
d. Chlorella
D. Lain-lain :
Protein Sel Tunggal
BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN
(ASAL HEWAN)
A. Marine
a. Fish meal
b. Shirmp meal
B. Slaughter House By Product
a. Meat Bone Meal
b. Blood Meal
c. Feather meal
d. Poultry Oval Meal
e. Milk Product
BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN
(ASAL HEWAN)
C. Animal Waste
D. Novel Sources:
a. Insect f. Tawon
b. Larva g. Cacing
c. Kepompong h. Keong
d. Belalang
e. Jangkrik
SUMBER PROTEIN NABATI
Ca 0,27 0,30 -
P 0,63 0,59 -
COTTON SEED MEAL
• Dari 100 kg kapas yang dihasilkan, diperoleh 60
kg biji kapas.
• Biji kapas mengandung ; 23% minyak, 17%
serat kasar, kandungan protein 40%.
• Lebih defisien lisin dibandingkan bungkil
kedelai.
• Kandungan energi metabolis lebih rendah jika
dibandingkan kedelai, yaitu 2000 kkal/kg.
• Bahan pakan yang baik untuk ternak ruminansia
(karena harganya murah)
• Dapat dimanfaatkan juga untuk ransum ayam
COTTON SEED MEAL
• Penghasil kapas terbesar adalah India dan Cina.
• Bungkil biji kapas mengandung antinutrisi
(substansi yang merupakan ikatan pheniphenol)
yang bersifat sangat reaktif
• Mengandung gosipol
– Bebas : Berbahaya untuk ternak
– Terikat : Aman untuk ternak
• Untuk mengurangi efek negatif penggunaan cotton
seed meal dapat ditambahkan sterolsulfat yang akan
berikatan dengan gosipol bebas sehingga tidak
diserap oleh dinding usus
COTTON SEED MEAL
• Bungkil yang mengandung 0,4% gosipol
berbahaya untuk ternak
• Mekanisme pengepresan : Kandungan gosipol
0,02-0,05%
• Mekanisme ekstraksi : Kandungan gosipol
0,04-0,4%
• Dalam ransum ayam, bungkil biji kapas
sebaiknya tidak dipakai lebih dari 5%
– Pada ayam pedaging mengakibatkan bercak-bercak
pada daging
– Pada ayam petelur mengakibatkan kuning telur
berwarna pink.
BUNGKIL BIJI KACANG
• Produsen terbesar Cina dan India, lebih dari 60%
• Kandungan protein 44-47%
• Kandungan lisin rendah dari pada soybean meal
• Daya cerna protein dan availabilitas asam amino rendah
karena ada tanin di dalam kulit.
• Pemakaian lebih dari 50% menggantikan bungkil kedelai
menyebabkan produksi menurun, kecuali ditambah asam
amino lisin dan AA methionin.
• Kacang dari bungkil kacang merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan Aspergilus flavus : Menghasilkan
aflatoxin dalam jumlah yang besar.
• Kandungan energi lebih rendah daripada bungkil kedelai
yaitu 2300 kkal/kg.
Bungkil Kacang Tanah
• Hasil ikutan minyak kacang tanah
• Kadar protein 45 – 55%
• Kualitas dipengaruhi :
a. Pengolahan
b. Materi yang sedang diolah (ikut tidaknya
kulit)
c. Pemalsuan
Faktor pembatas
• Ketidak seimbangan asam amino defisien
asam amino lisin
• Media yang baik untuk jamur yang tidak
diinginkan Aspergillus flavus
a. racun aflatoksin B dan G
b. Aflatoksin B1 Racun karsinogenik
Aflatoksin
• Pada babi Menyebabkan
a. Kulit pucat
b. Nafsu makan hilang
c. Meningkatnya enzim alkalinfosfatase dlm
serum mereduksi vit A dlm hati hati pucat
• Pada ayam 400 ppb dlm ransum belum
menunjukkan dampak negatif
• 800 – 1600 ppb menyebabkan hati ruksak
Kandungan Nutrien Bungkil Kacang
Tanah
Nutrien Jabar Jateng Jatim
Ca 0,08 0,16
P 0,52 0,55
Biji dan Bungkil Biji Karet
• Biji karet mempunyai kulit biji keras berwarna
coklat
• Berat biji karet 3 – 5 g/biji
• Biji karet mengandung sianida (± 300 mg/100g
biji karet
• Sianida dpt dihilangkan direndam selama 24
jam dan direbus selama ½ jam
Bungkil Biji Karet
• Hasil ikutan pembuatan minyak karet
• Tekanan hidraulik 40% minyak, 50%
bungkil dan 6% bahan hilang
• Penggunaa bungkil biji karet 0 – 20% pada
ayam petelur cenderung memperlihatkan
penurunan meskipun tidak nyata
Komposisi Biji dan Bungkil Biji Karet
Nutrien BKM1 BKD1 BBK1 BKK2 BKD2 BBK2
Air (%) 3,6 - 5,7 7,00 6,45 9,04
PK (%) 27,0 - 34,3 17,25 16,07 20,09
LK (%) 32,3 - 14,3 42,23 37,90 33,07
SK (%) - - - 5,67 6,13 4,43
BETN (%) - - - 24,40 21,39 28,06
Abu 2,4 - 3,0 3,37 2,06 5,31
Sianida 330 8,9 3,44 - -
(mg/g)
1. Balai penelitian Gizi Bogor, BKM = Biji Karet Mentah, BKD = Biji karet Dimasak dan
dikeringkan, BBK = Bungkil Biji Karet,
2. Darmayanti (1973), BKK = Biji karet Kering, BKD = Biji Karet Direndam dan
dikeringkan, BBK =Bungkil Biji Karetr
Bungkil Biji Kapas
• By product pembuatan minyak biji kapas
• Protein 41 – 50% (Biji kapas PK 26 %, lemak 25%)
• Kadar zat makana dipengaruhi oleh :
a. Konsentrasi kulit biji kapas
b. Cara prosesing menggunakan pelarut (Kimiawi)
dan Mekanis (Ekspeller, screw pressure)
• Racun dan antinutrisi polifenol, gossipol bebas atau
terikat
• Gosiipol bebas paling beracun
• B biji kapas kaya gossipol ± 0,517%
Gossippol
• 400 mg gossipol bebas /kg makanan menimbulkan
gejala keracunan dalam 6 – 8 minggu
• Gejala keracunan :
Anorexia, Dyspnea, Hidrotorax, Degenerasi hati,
hipetropi dan dilatasi jantung
• Detoksi racun gossippol
a. Preparat Fe gossipol tidak larut
b. Kalsium hidroksida
• Pengolahan pemanasan saat dipress diekstraksi
memecahkan resin dari gossipol keluar bersama
minyak gossipol berkurang
Kandungan nutrien bungkil biji kapas
Nutrien I II III IV
Protein 55%
Lemak 10%
Serat (Maksimum) 3%
Fosfor (Minimum) 4%
Protein 80 %
Lemak 5%
Serat (maksimum) 4%
Abu 4%
Fosfor 0,75 %
Protein 85%
Serat (maksimum 2%
Abu 5%
Total Lisin 6%