Anda di halaman 1dari 2

Rusdah/23010122120042

Pet. E/TPP

PENGOLAHAN BAHAN PAKAN PADA BUNGKIL KEDELAI UNTUK PAKAN


TERNAK

Pengolahan bahan pakan pada ternak merupakan proses penting dalam produk pakan
ternak. Pengolahan bahan pakan adalah suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal atau
campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang dihasilkan
dari proses pengolahan diharapkan dapat mengalami peningkatan mutu. Ada beberapa tujuan
dalam proses pengolahan bahan pakan, yaitu meningkatkan kualitas bahan, memudahkan
penyimpanan, pengawetan, meningkatkan palatabilitas, meningkatkan efesiensi pakan dan
memudahkan handling dan mixing pda pembuatan pakan jadi. Adapun cara pengolahan
bahan pakan ada lima macam yaitu pengolahan mekanik (yaitu dengan dehulling, rolling dan
chopping), pengolahan fisik (alami dan buatan); pengolahan kimia (penambahan bahan
kimia); pengolahan biologi (dilakukan dengan enzim dibantu mikroba yang sesuai yang
disebut sebagai fermentasi) dan pengolahan secara gabungan (penggabungan pengolahan
mekanik, fisik, kimia dan biologi).
Bungkil kedelai adalah produk samping atau bahan sisa dari pengolahan dan ekstraksi
minyak kedelai. Bungkil kedelai merupakan sumber protein yang baik untuk ternak.
Kandungan protein pada bungkil kedelai sekitar 44-51% merupakan sumber protein yang
sangat baik karena keseimbangan asam amino didalamnya cukup lengkap dan tinggi. Asam
amino yang tidak terdapat dalam bubuk protein kedelai adalah metionin dan sistein, yaitu
asam amino yang biasa ditambahkan pada pakan campuran jagung-kedelai. Namun bungkil
kedelai mengandung lisin dan triptofan tingkat tinggi, yang membantu melengkapi
kekurangan protein jagung dan memenuhi kebutuhan asam amino esensial ternak.
Bungkil kedelai untuk pakan ternak nonruminansia, sekitar 50% protein pada pakan
unggas berasal dari bungkil kedelai dan pemanfaatannya pada pakan broiler berkisar antara
15-30%, sedangkan pada ayam petelur 10-25%. Kandungan protein pada bungkil kedelai
mencapai 43-48%. Bungkil kedelai juga mengandung antinutrien seperti penghambat trypsin
yang dapat mengganggu pertumbuhan unggas, namun antinutrien ini akan rusak karena panas
sehingga aman digunakan dalam pakan. Bungkil kedelai diproses melalui banyak tahap
seperti penghilangan lemak, pemanasan dan penggilingan. Bungkil kedelai yang baik
mengandung tidak lebih dari 12% air.
Bungkil kedelai untuk pakan ruminansia, bahan-bahan dalam makanan berprotein
mempunyai tingkat kelarutan yang berbeda-beda. Semakin tinggi kelarutan protein suatu
bahan maka semakin kurang ketahanannya terhadap proteolisis dalam rumen. Berdasarkan
derajat ketahanan protein pada rumen, bungkil kedelai termasuk dalam kelompok sumber
protein dengan ketahanan protein rendah (<40%), bersama dengan kasein, bungkil kacang
tanah, dan biji bunga matahari. Oleh karena itu, nilai biologis bungkil kedelai tidak terlalu
penting bagi hewan ruminansia karena sebagian besar protein kasar dalam bungkil kedelai
difermentasi di dalam rumen dan tidak banyak berguna bagi hewan. Untuk meminimalkan
pemecahan protein kedelai akibat pembentukan kembali mikroba di dalam rumen, maka
perlu dilakukan perlindungan terhadap bungkil kedelai sebelum diberikan kepada ternak.
Perlindungan ini dimaksudkan untuk mengurangi degradasi proteolitik oleh mikroorganisme
dalam rumen tanpa mengurangi jumlah amonia yang tersedia untuk sintesis protein mikroba
dan tanpa mengurangi kemampuannya untuk dihidrolisis oleh enzim lambung belimbing dan
usus. Perlindungan protein terhadap degradasi rumen dapat dicapai dengan pemanasan, yang
menghasilkan formalin dan tanin serta merangkumnya.
Cara pembuatan bungkil kedelai yaitu dengan merendam kedelai dalam air bersih
selama kurang lebih 8-16 jam. Setelah proses perendaman selesai dan kedelai terasa empuk,
bisa direbus dengan air mendidih. Tujuan perebusan ini adalah untuk mengelupas kutikula
kedelai. Pada tahap perebusan ini, peternak menghabiskan waktu selama 5 jam pada suhu
sekitar 600º C. Langkah ketiga yaitu mengupas kedelai. Cara mengupas kedelai ada dua
langkah yaitu menggunakan mesin dan menggunakan kaki dengan cara tradisional.Namun
disarankan menggunakan mesin tersebut untuk mencapai hasil yang maksimal serta
menghemat tenaga dan waktu.Untuk kulit kedelai atau bungkil kedelai yang sudah terpisah
dari kedelai, dapat langsung dilanjutkan ke tahap pengeringan berikutnya. Untuk
mengeringkan kedelai, petani bisa memanfaatkan panas matahari dan menggunakan oven.
Untuk hasil terbaik, ada baiknya jika menggunakan oven sebagai media pengeringan.
Memasuki tahap penggilingan kedelai merupakan tahap akhir. Di sini kedelai akan digiling
menjadi pati atau minyak kedelai mentah dan kemudian dipindahkan ke tahap pengolahan
berikutnya. Hasil pengelolaan minyak kedelai akan menghasilkan bungkil kedelai yang
bertekstur creamy dan siap untuk diberikan pada ayam, bebek, sapi, dan kambing.
Untuk memperoleh bungkil kedelai yang berkualitas tentunya perlu memperhatikan
kualitas dari kedelai yang akan digunakan. Apabila ingin membuat bungkil kedelai sendiri
bisa mengenali ciri-ciri tepung kedelai yang baik, sehat, bebas cacat, ukuran besar dan warna
kedelai seragam. Usahakan memilih kedelai yang utuh, tidak pecah atau rusak. Karena
kedelai cacat tidak dapat dijadikan bahan pakan, maka kandungan nutrisi pada bungkil
kedelai akan semakin berkurang. Dalam penggunaannya perlu diperhatikan perbandingan
penggunaan bungkil kedelai pada campuran pakan agar tidak mengganggu keseimbangan
nutrisi pada pakan ternak. Selain itu, pengolahan bungkil kedelai juga perlu diperhatikan
dengan baik agar mampu menghasilkan pakan ternak yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai