Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PERTAMINA
2017
Ikatan Kimia dan Geometri Molekul NH3 dan C2H6
1. Tujuan
2. Prinsip Dasar
Molekul adalah gabungan dari beberapa unsur. Molekul terdiri dari molekul
unsur dan molekul senyawa. Baik molekul unsur maupun molekul senyawa masing-
masing memiliki bentuk geometri dasar maupun geometri molekul. Bentuk
geometri dapat diramalkan dengan Teori Domain-Elektron, dan Teori Hibridisasi.
Dalam Teori Domain-Elektron, bahwa pasangan elektron ikatan dan pasangan
elektron bebas tolak-menolak sehingga tiap-tiap pasangan elektron cenderung
berjauhan satu sama lain untuk meminimalkan gaya tolakan tersebut. Jadi, bentuk
molekul dipengaruhi oleh susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI) dan
pasangan elektron bebas (PEB) pada atom pusat suatu molekul Berikut adalah
hubungan PEB dan PEI terhadap bentuk molekul.
Sementara itu, Teori Hibridisasi dijelaskan berdasarkan proses penggabungan
orbital-orbital atom yang digunakan oleh elektron-elektron yang saling berikatan.
Teori ini disebut juga teori ikatan valensi.
Sudut ikatan adalah sudut yang dibentuk oleh dua ikatan ke arah atom pusat.
Dalam lima bentuk geometri dasar, terbentuk sudut yang berbeda-beda antara lain:
a. Linier
Dalam molekul linier, atom-atom tertata pada suatu garis lurus. Sudut yang
dibentuk oleh dua ikatan ke arah atom pusat akan saling membentuk sudut 180o.
sudut itu disebut sudut ikatan.
b. Segitiga Planar
Atom-atom dalam molekul berbentuk segitiga tertata dalam bidang datar,tiga
aton akan berada pada titik sudut segitiga sama sisi dan dipusat segitiga terdapat
atom pusat. Sudut ikatan antara atom yang mengelilingi atom pusat membentuk
sudut 120o.
c. Tetrahedron
Atom-atom dalam molekul yang berbentuk tetrahedron akan berada dalam
suatu ruang piramida segitiga dengan keempat bidang permukaan segitiga sama
sisi. Atom pusat terletak pada pusat tetrahedron dan keempat atom lain akan
berada pada keempat titik sudut yang mempunyai sudut ikatan 109,5o.
d. Trigonal Bipiramida
Dalam molekul trigonal bipiramidal atom pusat terdapat pada bidang sekutu
dari dua buah limas segitiga yang saling berhimpit, sedangkan kelima atom
yang mengelilinginya akan berada pada sudut-sudut limas segitiga yang
dibentuk. Sudut ikatan masing-masing atom tidak sama, antara setiap ikatan
yang terletak pada bidang segitiga mempunyai sudut 120o, sedangkan antara
sudut bidang datar ini dengan dua ikatan yang vertikal akan bersudut 90o.
Contoh molekul yang mempunyai bentuk trigonal bipiramidal adalah PCl5.
e. Oktahedron
Oktahedron adalah suatu bentuk yang terjadi dari dua buah limas alas segi
empat, dengan bidang alasnya saling berhimpit, sehingga membentuk delapan
bidang segitiga. Pada molekul yang berbentuk octahedron atom pusatnya berada
pada pada pusat bidang segiempat dari dua limas yang berhimpit tersebut,
sedang enam atom yang mengelilinginya akan berada pada sudut-sudut limas
tersebut. Sudut ikatan yang dibentuk 90o. Contoh molekul yang mempunyai
bentuk oktahedron adalah SF6.
3. Pembahasan
Untuk mengukur skala jari-jari atom penyusun molekul, kita perlu mengetahui
jari-jari atom sebenarnya (Rs) dan jari-jari atom model bola (Rb). Karena molekul
yang dibuat adalah NH3 dan C2H6, atom-atom yang akan diukur skalanya adalah
atom N, H, dan C. Berikut adalah data jari-jari Rs dan Rb masing-masing atom :
Sebelum mengukur skala, kita perlu menentukan variabel yang akan mewakili
setiap satuan ukuran atau panjang jari-jari. Dengan menggunakan Rb sebagai
variabel acuan, skala dapat diukur dengan menggunakan formula berikut:
a. Skala N
Dengan menggunakan formula sebelumnya, skala N adalah:
Skala N = Rb : Rs = 2,15 cm : 56 pm = 2,15 cm : 56 x 10-10 cm
= 1 : 2,604651163 x 10-9
Ini berarti setiap 1 cm pada model bola atom mewakili 2,604651163 x 10-9 cm
pada atom aslinya.
b. Skala H
Dengan menggunakan formula sebelumnya, skala H adalah:
Skala H = Rb : Rs = 2,00 cm : 53 pm = 2,00 cm : 53 x 10-10 cm
= 1 : 2,65 x 10-9
Ini berarti setiap 1 cm pada model bola atom mewakili 2,65 x 10-9 cm jari-jari
pada atom aslinya.
c. Skala C
Dengan menggunakan formula sebelumnya, skala C adalah:
Skala C = Rb : Rs = 2,80 cm : 67 pm = 2,80 cm : 67 x 10-10 cm
= 1 : 2,392857143 x 10-9
Ini berarti setiap 1 cm pada model bola atom mewakili 2,392857143 x 10-9 cm
jari-jari pada atom aslinya.
Selain mengukur skala ukuran jari-jari atom, perlu diketahui pula seberapa
besar galat atau kesalahan relatif dari perbandingan antara jari-jari asli (Rs) dan
jari-jari model atom (Rb) dalam molekul. Untuk mengukur galat molekul, dapat
digunakan formula berikut:
% galat = |perbandingan Rb – perbandingan Rs| : perbandingan Rs x 100%
Pertama, akan diukur galat molekul NH3 sebagai berikut:
% galat = |(Rb N/Rb H) – (Rs N/Rs H)| : (Rs N/Rs H) x 100%
= |(2,15 cm/2 cm) – (56 pm/53 pm)| : (56 pm/53 pm) x 100%
= |1,075 – 1,057| : 1,057 x 100%
= |0,018| : 1,057 x 100% = 1,7%
Kedua, akan diukur galat molekul C2H6 sebagai berikut:
% galat = |(Rb C/Rb H) – (Rs C/Rs H)| : (Rs C/Rs H) x 100%
= |(2,80 cm/2 cm) – (67 pm/53 pm)| : (67 pm/53 pm) x 100%
= |1,4 – 1,264| : 1,264 x 100%
= |0,136| : 1,264 x 100% = 10,8%
Jadi, berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa galat ukuran jari-jari atom
penyusun molekul NH3 sebesar 1,7% dan galat molekul C2H6 sebesar 10,8%.
Skala panjang ikatan dapat diukur dengan formula yang mirip dengan pengukuran
skala jari-atom sebelumnya. Berikut merupakan formula menghitung skalan panjang
ikatan molekul:
Skala = Panjang Ikatan Model (Lm) : Panjang Ikatan Sebenarnya (Ls)
Selain mengukur skala ukuran jari-jari atom, perlu diketahui pula seberapa
besar galat atau kesalahan relatif dari perbandingan antara panjang ikatan asli
(Ls) dan panjang ikatan model (Lm) dalam molekul. Untuk mengukur galat
molekul, dapat digunakan formula berikut:
% galat = |perbandingan Lm/Rb – perbandingan Ls/Rs| : perbandingan Ls/Rs
x 100%
Pertama, akan diukur galat panjang ikatan N-H dalam molekul NH3 sebagai
berikut:
% galat = |(Lm N-H/Rb H) – (Ls N-H/Rs H)| : (Ls N-H/Rs H) x 100%
= |(4,36 cm/2 cm) – (1,045 Å/53 pm)| : (1,045 Å/53 pm) x 100%
= |2,180 – 1,972| : 1,972 x 100%
= |0,208| : 1,972 x 100% = 10,5%
Kedua, akan diukur galat panjang ikatan C-H dalam molekul C2H6 sebagai
berikut:
% galat = |(Lm C-H/Rb C) – (Ls C-H/Rs C)| : (Ls C-H/Rs C) x 100%
= |(4,64 cm/2,80 cm) – (1,111 Å/67 pm)| : (1,111 Å/67 pm) x 100%
= |1,657 – 1,658| : 1,658 x 100%
= |0,001| : 1,658 x 100% = 0,06%
Ketiga, akan diukur galat panjang ikatan C-C dalam molekul C2H6 sebagai
berikut:
% galat = |(Lm C-C/Rb C) – (Ls C-C/Rs C)| : (Ls C-C/Rs C) x 100%
= |(6,35 cm/2,80 cm) – (1,519 Å/67 pm)| : (1,519 Å/67 pm) x 100%
= |2,268 – 2,267| : 2,267 x 100%
= |0,001| : 2,267 x 100% = 0,04%
Jadi, berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa galat panjang ikatan N-H dalam
molekul NH3 sebesar 10,5%, galat panjang ikatan C-H dalam molekul C2H6
sebesar 0,06%, dan galat panjang ikatan C-C dalam molekul C2H6 sebesar
0,04%.
Hibridasi molekul NH3 dan C2H6 dapat ditentukan dengan menemukan atom
pusat molekul terlebih dahulu. Molekul tersebut memiliki satu atom pusat yaitu N
sementara molekul C2H6 mempunyai dua atom pusat yang sejenis yaitu C. Berikut
langkah-langkah hibridisasi molekul NH3 dan C2H6:
Dari proses di atas, didapatkan bahwa molekul NH3 dan C2H6 memiliki
hibridisasi yang sama yaitu sp3. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki
bentuk atau geometri molekul yang sama yaitu tetrahedron atau tetrahedal.
NH3 atau biasa disebut sebagai amonia merupakan suatu senyawa yang sering
didapati berwujud gas yang tidak berwarna tetapi berbau menyengat. Senyawa ini
mudah larut dalam air (dalam keadaan standar), mudah mencair, dan bersifat
korosif pada tembaga dan timah. Amonia biasanya digunakan dalam pembuatan
pupuk urea, deterjen, maupun obat-obatan.
Sementara itu, C2H6 atau biasa disebut sebagai etana merupakan alkana yang
mempunyai dua atom karbon dan merupakan hidrokarbon alifatik. Dalam keadaan
standar, senyawa ini berwujud gas yang tak berwarna dan tak berbau. Senyawa ini
sulit larut dalam air. Etana biasanya dihasilkan dalam industri dengan cara isolasi
dari gas alam dan sering dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi etilena.
Referensi
Perangkat Lunak Avogadro
Wikipedia.org
Chemistry-Brady