DISUSUN OLEH :
IVA SEPTARINA ( 1762201026 )
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE) LHOKSEUMAWE
TAHUN AKADEMIK 2019
ILMU AKUNTANSI AKANKAH TERGANTIKAN
KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLEGENCE)
DAN MAHA DATA (BIG DATA)
Akuntansi memiliki peran yang penting dalam kehidupan saat ini, terutama
dalam dunia bisnis. Hal ini terjadi karena setiap pengambilan keputusan haruslah
berdasarkan informasi keuangan yang tepat pada perusahaan tersebut. Peran
penting tersebut tentunya juga dapat dikatakan sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap dana yang sudah dipercayakan oleh para pemegang saham
atau investor. Sehingga adanya akuntansi bisa menjadi faktor penentu kemajuan
suatu perusahaan.
Dan akuntansi akan menyajikan data yang akan membantu Pemilik Bisnis
belajar dari kejadian masa lampau, baik itu positif maupun negatif. Hal tersebut
untuk membantu Pemilik Bisnis untuk melakukan pengambilan keputusan yang
lebih baik dengan menghindari kegagalan yang terjadi di masa lalu dan
meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai.
Bukan hal yang baru, Pemilik Bisnis bertanya, “mengapa saya memerlukan
akuntansi?”. Bila kita mencari di mesin pencari online, akan ditemukan banyak
sekali definisi akuntansi dan hampir seluruhnya akan menjawab “APA” tapi bukan
“MENGAPA”.
Pada intinya, tujuan utama dari proses akuntansi adalah untuk membantu
pengguna laporan keuangan untuk dapat melakukan pengambilan keputusan yang
lebih baik di masa yang akan datang. Dan teknologi hanya akan membantu
mempermudah pekerjaan akuntan dan pemilik bisnis untuk melakukan proses
akuntansi.
Senada dengan apa yang dilaporkan oleh MGI, Barclays (2018) juga
melaporkan dan memberikan penekanan bahwa cepatnya kemajuan
teknologi merubah cara orang-orang bekerja. Memang benar adanya jika mesin kini
mampu mengerjakan pekerjaan yang kompleks yang seakan tidak
mungkin dilakukan. Melalui artificial intelligence, mesin kini mampu belajar
selayaknya manusia yang mengalami proses pembelajaran dan belajar dari
pengalaman. Namun demikian, manusia tetap memiliki kelebihan dibandingkan
dengan mesin. Berbagai ketrampilan dan kemampuan bawaan manusia
memberikan kelebihan manusia daripada mesin. Manusia menggunakan indra
untuk memproses apa yang dilihat, didengar, disentuh, dan kemudian bertindak
sesuai seringkali spontan (Barclays 2018). Banyak dari apa yang manusia lakukan
setiap hari tergantung pada atau belajar dari pengalaman, serta
mengambil keputusan berdasarkan informasi tidak lengkap dan
memerlukan judgement. Mesin belum/tidak bisa melakukannya (Barclays 2018).
Di masa depan, pekerjaan yang dilakukan oleh manusia akan didominasi oleh jenis
pekerjaan yang memiliki: 1) lingkup yang sangat tidak dapat diprediksi (highly
unpredictable circumstances), 2) hubungan personal
yang complex (complex personal relationship) seperti dokter, perawat yang
kepercayaan dan kenyaman hubungan sangat penting, dan 3) membutuhkan
kreatifitas (real creativity). Mesin belum mampu untuk mereplikasi ekspresi diri,
emosi, opini, dan imaginasi sebagaimana halnya artist (Barclays 2018).
Dari berbagai publikasi yang ada, dapat dipahami bahwa pekerjaan yang
tergantikan oleh robot, komputer, otomatisasi, penggunaan daring, dan
perkembangan teknologi lainnya terjadi pada pekerjaan yang memiliki karakterik
mekanistis, berulang, dan penuh kepastian. Sedangkan perkerjaan yang
memiliki lingkup yang tidak dapat diprediksi, menekankan pada hubungan
personal berdasar kepercayaan dan kenyaman, dan membutuhkan kreatifitas akan
memiliki tren yang terus meningkat antar waktu.
Belajar dari tren perubahan tenaga kerja antar waktu dari berbagai industri
dan berbagai penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga kerja, artikel ini
membahas perubahan kebutuhan akuntan profesional di bidang akuntansi
keuangan, akuntansi manajamen, auditing, sistem informasi akuntansi, akuntansi
publik dan entitas nirlaba. Sungguh, perkerjaan yang sifatnya repetisi, mekanistik,
mudah diprediksi, dan tidak kompleks telah dan akan tergantikan oleh peran mesin,
komputer, dan robot. Sebagian perkerjaan akuntan yang lekat dengan karakteriktik
tersebut telah tergantikan oleh mesin dan komputer. Namun demikian,
perkembangan standar akuntansi (IFRS) bebasis-prinsip membuka
ruang judgement manusia. Demikian juga untuk dalam konteks pengauditan.
Mesin, komputer, atau robot yang telah menggunakan artificial intelligence pun
tidak akan mampu melakukan pekerjaan sebaik akuntan profesional. Meningkatnya
persaingan bisnis (aspek demografi sosial ekonomi), menuntut akuntan manajemen
untuk lebih berinovasi/berkreasi dan mengambil keputusan strategik dan berdasar
diskresi. Hal ini tidak dapat tergantikan oleh teknologi. Pekerjaan akuntan bergeser
ke hal-hal yang lekat dengan judgement dan discretionary dan profesi akuntan
Era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan mahadata ( big data) dan
kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi tantangan bagi ilmu akuntansi di
masa mendatang. Bila tidak beradaptasi terhadap perubahan cepat yang terjadi,
peran lulusan ilmu akuntansi dapat tergantikan dengan learning mechine dan
otomatisasi.
Dari segi kuantitas, menurut studi International Academic Institutefor
Science and Technology , Indonesia masih membutuhkan lebih dari 200.000
akuntan profesional. Kenyataannya, saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar
10.000 akuntan professional. Masalah ini akan menimbulkan risiko di masa depan
jika dibiarkan berlanjut. Riset ini diperkuat dengan hasil studi tahun 2018 dari
Universitas Negeri Malang di mana masih terdapat kekurangan lulusan akuntansi
yang bergabung dengan 500 firma akuntan publik di Indonesia.
Tantangan ilmu akuntansi "Di sisi lain, aspek
tradisional akuntansi yang berkaitan dengan angka-angka telah begitu
cepat diotomatisasi. Saat ini masa depan seorang akuntan sebagai penasihat bisnis
terpercaya tetap cerah," kata David Bond, dosen senior di University of
Technology Sydney di sela-sela kunjungannya Indonesia untuk mengisi
kegiatan kuliah dan berkolaborasi dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
(28/2/2019).
Bond menjelaskan peranan akuntansi telah berkembang dari data input
menjadi lebih efisien karena aspek-aspek tersebut sudah terotomatisasi.
Menurutnya, profesi akuntan masa depan tidak hanya akan berhitung dan mengerti
teknologi, tetapi keterampilan interpersonal yang kuat akan menjadi penting. Inilah
yang saat ini menjadi satu titik fokus pendidikan di UTS. "Lulusan ilmu akuntansi
saat ini perlu memiliki pemikiran kritis dan analisis dalam penggunaan angka,
untuk merepresentasikan kejadian yang terjadi. Keterampilan seorang akuntan saat
ini juga memerlukan interpersonal skill untuk bekerja dalam tim, skill dalam
presentasi kepada jajaran petinggi perusahaan, menyiapkan laporan dengan
wawasan yang dalam, dan benar-benar memahami bisnis," tegasnya.
Kunci sukses lulusan akuntansi "Akuntan yang paling banyak diminati
adalah mereka yang menawarkan nilai bisnis nyata dan pemahaman pelanggan
yang mendalam. Mereka yang kuat dalam komunikasi, berpikir kritis, empati dan
kreativitas dan mampu benar-benar memahami dan bermitra dalam bisnis,"
jelasnya.
Bond berpendapat menggabungkan pendidikan akuntansi berkualitas
dengan pengembangan keterampilan interpersonal yang kuat, bahasa Inggris baik,
keragaman pengalaman dan pikiran terbuka dapat menjadi kunci sukses karir
profesi akuntansi di masa depan. Lebih jauh ia mengatakan di Indonesia, sektor
usaha kecil dan menengah memiliki arah perkembangan yang sangat positif,
tetapi laju pertumbuhan tersebut terhambat kurangnya tenaga akuntan profesional.
Menurutnya, Indonesia masih memiliki jumlah akuntan profesional dengan
proporsi terkecil di wilayah Asia Tenggara sehingga ia mendorong agar lebih
banyak pemuda Indonesia memilih akuntansi sebagai pilihan karir yang
menarik dan menginspirasi. Teknologi dan keamanan siber Selain itu, Bond
menambahkan peran penting profesional akuntan yang akan berada di garis depan
bisnis dan pemerintah dalam mengidentifikasi dan mengatasi banyak tantangan dan
risiko.
Perkembangan cepat komputasi berbasis cloud dan kebebasan karyawan
untuk menggunakan perangkat mereka sendiri untuk mengakses sistem bisnis,
meningkatkan kerentanan sistem yang sebelumnya sulit diakses. "Perusahaan atau
lembaga kini menghadapi beragam masalah baru yang terus mengancam – seperti
virus (malware), serangan terhadap infrastruktur, pembobolan data, dan penipuan
pembayaran(fraud)," “Dewasa ini, akuntan memiliki peran penting membantu
mencegah penipuan dan melindungi perusahaan dari beragam bentuk kejahatan
siber. Mereka dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi risiko terkait
penipuan di lingkup internal, eksternal, pembuat kebijakan,
dan menjaga reputasi perusahaan,” tutup Bond.
DAFTAR PUSTAKA
sumber : https://edukasi.kompas.com/read/2019/03/05/18380921/ilmu-akuntansi-
akankah-tergantikan-kecerdasan-buatan-dan-mahadata?page=all.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4341035/sri-mulyani-
sebut-tugas-akuntan-bisa-digantikan-robot
Sumber : http://jtanzilco.com/blog/detail/1135/slug/masa-depan-akuntan-akankah-
tergantikan-dengan-teknologi
Sumber : https://www.merdeka.com/uang/saran-menteri-sri-mulyani-agar-
akuntan-tak-tergantikan-robot.html
Sumber : https://www.wartaekonomi.co.id/read220730/digantikan-robot-
bagaimana-prospek-akunting-ke-depan.html
Sumber : https://feb.ugm.ac.id/id/penelitian/artikel-dosen/2886-benarkah-peran-
akuntan-digantikan-oleh-teknologi-informasi
Artikel Dosen: Benarkah Peran Akuntan Digantikan Oleh Teknologi (Informasi)?
Dimuat pada majalah EB NEWS Edisi 28 Tahun 2018