MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2021
1. LATAR BELAKANG
2. PEMBAHASAN
Tantangan RPA terhadap profesi Akuntansi
Aspek penting lainnya dalam tantangan yang akan dihadapi selama
implementasi RPA. salah satu tantangan utama adalah pemeliharaan robot, karena
perubahan interface dari user lebih sering dibandingkan dengan struktur datanya.
Ketika sistem berubah, terkadang robot harus dikonfigurasi ulang di mana hal ini
memerlukan biaya dan waktu. Pemahaman konsep RPA sendiri adalah suatu
tantangan. istilah RPA masih membingungkan bagi beberapa pihak karena
dianggap berkorelasi dengan robotik, sedangkan robot di sini mengacu kepada
robot software (Asatianti & Penttinen, 2016).
Pekerjaan-pekerjaan yang rentan terhadap kesalahan manusia cocok untuk
dilakukan otomatisasi karena memungkinkan untuk dilakukan pengurangan biaya
dan meningkatkan kinerja, karena robot melakukan sedikit kesalahan
dibandingkan manusia. Lebih jauh lagi, pekerjaan tersebut harus didapatkan
dilaksanakan tanpa intervensi pekerjaan manusia atau hanya memerlukan sedikit
intervensi serta tanpa persyaratan kognitif karena robot kurang memiliki
kemampuan kreatif dan analisis. Tanpa intervensi manusia maka kompleksitas
proses akan meningkat. Terakhir data adalah hal yang sangat penting, dalam hal
ketersediaan digital dan kualitas datanya. Untuk dapat melaksanakan tugas
dengan benar, maka data harus benar sehingga robot tidak akan melakukan
kesalahan dan data juga dapat diakses oleh robot (Santos et al., 2019)
Perlu diperhatikan juga, ketika tidak ada pekerjaan manusia yang
memeriksa sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan, maka robot dapat membuat
kesalahan lebih cepat, karena robot tidak akan menunggu respons dari aplikasinya
apabila terdapat kesalahan data atau proses. Berbeda dengan apa yang dilakukan
manusia, yang apabila menemukan kesalahan dalam proses atau data, secara
kognitif manusia akan mencoba mengkonfirmasi atau hanya menjalankan
sebagian dari tugas atau pekerjaan tersebut. Selain itu sebuah robot juga dapat
memiliki akses yang luas ketika berinteraksi dengan sistem yang lain memiliki
banyak akses dengan status super user dapat menimbulkan isu keamanan.
Tanggung jawab dalam implementasi RPA adalah pada sisi bisnis suatu
organisasi, namun seringkali terdapat pembagian yang kurang begitu jelas antara
sisi Teknologi Informasi dan sisi bisnis. Hal ini bisa terjadi karena RPA adalah
perangkat IT namun pada saat yang bersamaan akan melakukan otomatisasi
proses yang terjadi di sisi bisnis suatu organisasi. Tantangan terakhir adalah
dampak dari RPA ini kepada karyawan, di perusahaan mengalokasikan
pekerjaannya untuk melakukan pekerjaan lain, sedangkan ada juga yang
menggantikan pekerjaannya dengan robot. Meskipun banyak umpan balik positif
bahwa RPA tidak akan menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi tenaga kerja
manusia, namun banyak pegawai yang masih enggan dan melihat robot sebagai
pesaingnya dalam pekerjaannya. Oleh karena itu penting bagi pimpinan
perusahaan untuk menyelesaikan masalah ini sebelum mengenalkan RPA di
perusahaan. (Asatianti & Penttinen, 2016)
Peranan Akuntan dalam Menghadapi RPA di Bidang Akuntansi
Jariwala (2015) Teknologi telah mengambil alih pekerjaan akuntan seperti
pengumpulan data akuntansi perpajakan, proses audit, serta menyediakan data
untuk pengambilan keputusan. Laporan Association of Chartered Certified
Accountants (ACCA) menjelaskan bahwa lahirnya RPA akan membantu profesi
akuntan serta mengubah fungsi akuntan menjadi profesi yang lebih profesional.
Dahulu, akuntan berperan membuat laporan keuangan dan tidak dituntut lebih.
Sedangkan, sekarangkan akuntan diharapkan bisa lebih kompeten dalam analisis
laporan keuangan.
Beberapa peran akuntan di masa depan adalah sebagai berikut :
a. Konsultan Pajak
Hal ini menimbulkan masalah yaitu wajib pajak yang tidak patuh pajak
karena kurang paham tentang peraturan yang berlaku. Bukan hanya itu,
akuntan perusahaan terkadang masih kurang paham dengan peraturan
pajak yang komplek. Sehingga, hal ini bisa menjadi peluang bagi
konsultan pajak. Konsultan pajak sangat dibutuhkan oleh wajib pajak
perorangan maupun badan. Kelebihan akuntan pajak dibandingkan dengan
RPA adalah akuntan pajak lebih flexibel dalam menanggapi peraturan
pajak yang berubah-ubah.
b. Financial Analyst
Hal ini merupakan peluang untuk menjadi akuntan profesional sebagai
financial analyst. RPA hanya membuat Laporan Keuangan tidak dapat
memberikan rekomendasi kepada manajemen. Hal ini merupakan
kelemahan yang bisa dijadikan peluang oleh akuntan. Akuntan akan
berperan sebagai analis dan membuat rekomendasi yang membantu
perusahaan lebih berkembang berdasarkan hasil analisis yang dilakukan.
c. Financial Planner
Financial planner sangat membantu perusahaan dan investor dalam
melakukan perencanaan keuangan berdasarkan hasil laporan keuangan
yang dihasilkan oleh RPA. Laporan keuangan akan menjadi dasar dan
kelanjutannya akan dikerjakan oleh financial Planner. Output berupa
rekomendasi untuk penganggaran, investasi, asuransi dan perencanaan
pajak.
d. Akuntan publik
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor:
121/MPP/Kep/2/2002 menjelaskan bahwa laporan keuangan harus diaudit.
Sehingga, di tengah kemajuan teknologi sarjana akuntansi mempunyai
peluang besar untuk akuntan publik .
3. PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah penerapan RPA di perusahaan
memungkinkan pengolahan transaksi yang lebih cepat dan akurat, biaya yang
lebih rendah dan mengurangi beban pegawai dari pekerjaan yang monoton serta
dapat diprediksi seperti sebagian besar transaksi. Eropa akan memberikan peranan
baru bagi seorang akuntan sekaligus menghilangkan pekerjaan di level dasar dari
Pengolahan informasi di organisasi. RPA tidak akan menggeser akuntan. peran
akuntan di masa depan adalah sebagai konsultan pajak, financial analyst, financial
Planner, dan akuntan publik. Kemampuan yang harus dimiliki adalah pajak,
analisa laporan keuangan, sertifikat keahlian khusus, dan komunikasi. Oleh
karena itu akuntan akan dapat memfokuskan diri kepada pengembangan
keahliannya dalam penilaian profesional dan interpretasi laporan keuangan.
Sehingga diperlukan pergeseran paradigma dalam menyikapi peranan akuntan
dalam menjalankan fungsinya dengan pemanfaatan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Asatiani, A., & Pettinen, E. (2016). Turning robotic process automation into
commercial success – Case OpusCapita. Journal of Information
Tecnology Teaching Cases, 6(2), 67-74. doi:10.1057/jittc.2016.5
Cewe, C., Koch, D., & Mentens, R. (2018). Minimal Efford Requiments
Engineering for Robotic Process Automation with Test Driven
Development and Screen Recording, Cham.
Hodson, H. (2015). AI intems: Software already taking jobs from humans.
Retrieved from (https://www.newscientist.com/article/mg22630151-700-
ai-intems-software-already-taking-jobs-from-humans/?
ignored=inelevant#.VY2CxPlViko)
Jariwala, B. (2015). Exploring Artificial Intelligence and the Accountancy
Profession : Opportunity, Threat, Both, Neither?. IFAC Global
Knowledge Gateway edisi 1 Juni 2015. Diakses dari
https://www.ifac.org/global-knowledge-gateway/finance-leadership-
development/dicussion/exploring-artificial-intelligence.
Moffit, K. R., Andrea M; Vasarhelyi, Miklos A. (2018). Robotic Process
Automation for Auditting. Journal of Ernerging Tecnologies in
Accounting, 15(1), 1-10. doi:https://doi.org/10.2308/jeta-10589
Peccarelli, B. (2016). The Robo-Accountants Are Coming: How professional
services firms need to prepare for the robo revolution. Retrieved from
https://www.cfo.com/accounting/2016/05/robo-accountans-coming/
Santos, F., Pereira, R., & Vasconcelos, J. B. (2019). Toward robotic process
automation implemation: an end-to-end prespective.