Anda di halaman 1dari 11

Available Online at http://journal.uny.ac.id/index.

php/jolahraga

Jurnal Keolahragaan, 6 (2), 2018, 139-149

Pengembangan model aquarobic exercise untuk pembakaran lemak


pada overweight
Rahmat Sanusi *, W. Widiyanto
Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.
Jalan Colombo No. 1, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia.
* Corresponding Author. Email: kotaksuratedo@gmail.com
Received: 13 July 2018; Revised: 20 September 2018; Accepted: 21 September 2018

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan model latihan alternatif yang layak untuk pembakaran
lemak dan sebagai latihan non-traumatic untuk orang dengan overweight. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan (research and development) yang mengacu pada langkah yang dikembangkan
Borg & Gall melalui tahapan: pengembangan draf awal, model awal, model, uji coba produk, evaluasi
dan revisi. Subjek uji coba terbatas sebanyak 3 orang dan subjek uji coba lapangan sebanyak 6 orang
dengan kriteria mengalami masalah kelebihan berat badan (overweight). Pengumpulan data melalui uji
pelaksanaan, penilaian ahli dengan lembar kuisioner, tes pengukuran denyut nadi dan pengukuran
penurunan persentase lemak. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model aquarobic exercise untuk pembakaran lemak ditinjau dari bentuk, isi dan
tujuan latihan oleh ahli kebugaran jasmani, ahli fisiologi dan ahli renang dikategorikan “Baik”. Hasil
data pre dan post test menujukkan peningkatan nilai rata-rata denyut nadi dan penurunan persentase
lemak. Disimpulkan bahwa model aquarobic exercise layak dan efektif untuk pembakaran lemak pada
overweight.
Kata Kunci: aquarobic exercise, lemak, denyut nadi, overweight

Developing aquarobic exercise for burning fat in overweight people


Abstract
The study aims at generating a feasible exercise model for burning fat and for serving as non-
traumatic exercise for overweight people. The study is a research and development that refers to the
stages that have been developed by Borg & Gall. These stages are as follows: (1) preliminary draft
development; (2) preliminary model; (3) product testing; (4) evaluation; and (5) revision. Then, the
subjects in the small-scale testing were 3 people while the subjects in the field testing were 6 people who
had overweight problems. The data were gathered through implementation test, expert judgment by
means of questionnaire, pulse measurement test and fat percentage decrease measurement. In analysing
the data, the analytical descriptive technique was implemented. The results of the study show that
according to the physical fitness experts, physiological experts and swimming experts the aquarobic
exercise for burning fat belongs to the “Good” category in terms of exercise form, content and objective.
Then, the data that have been gathered from pre-test and the post-test show improvement on the mean
score of pulse rate and fat percentage decrease. Last but not the least, it might be concluded that the
aquarobic exercise model is feasible and effective for burning the fat among the overweight people.
Keywords: aquarobic exercise, fat, heart rate, overweight
How to Cite: Sanusi, R., & Widiyanto, W. (2018). Pengembangan model aquarobic exercise untuk pembakaran
lemak pada overweight. Jurnal Keolahragaan, 6(2), 139-149. doi:https://doi.org/10.21831/jk.v0i0.8560

https://doi.org/10.21831/jk.v0i0.8560
__________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN ideal. Secara sederhana, berat badan ideal dapat


dihitung dengan (Tinggi Badan - 100) 90%
Kelebihan berat badan diartikan sebagai
(Hutabarat, 2016). Jika melebihi 10% dari berat
kehilangan kendali dalam menjaga berat tubuh
badan ideal dikategorikan sebagai overweight

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 140
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

dan jika melebih 20% dari berat badan ideal dike- Untuk laki-laki dewasa yang mengalami masalah
tegorikan sebagai obesitas. Pengukuran berat kelebihan berat badan sebanyak 13,3% dan untuk
badan ideal dapat juga dihitung dengan meng- wanita sebanyak 21,4%. Untuk laki-laki dewasa
gunkan rumus Body Mass Index (BMI) dengan yang mengalami obesitas pada tahun 2013 sejum-
rumus berat badan (kg) dibagi dengan tinggi lah 19,7% lebih tinggi dari tahun 2010 sejumlah
badan pangkat dua (m2) dan juga dapat meng- 7,8%. Kenaikan berat badan perempuan dewasa
gunakan rumus dengan mengukur lingkar perut. 32,9% naik 17,5% dari tahun 2010 (15,5%)
Banyak faktor penyebab terjadinya pe- (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
numpukan lemak yang berlebih hingga menjadi 2013, p.285).
overweight hingga obesitas. Gen/faktor keturun- Olahraga merupakan solusi untuk mening-
an menjadi pemicu utama meningkatnya berat katkan kesehatan, seperti menjaga berat badan.
badan secara drastis. Secara genetik orang Salah satunya adalah dengan olahraga aerobik.
dengan overweight memiliki sel lemak yang lebih Kebutuhan oksigen yang banyak pada latihan
banyak (hyperplasia) dan ukuran sel lemak yang aerobik mendukung dalam proses pembakaran
besar (hyperthropy). Sistem metabolisme juga lemak. Latihan ini membutuhkan waktu lebih
menjadi salah satu faktor genetik pada orang lama yaitu minimal 20 menit. Jika kurang dari itu
yang mengalami masalah kenaikan berat badan. maka aktivitas olahraga tidak membakar lemak
Faktor lainnya yang menjadi penyebab mening- melainkan hanya membakar karbohidrat sebagai
katnya kadar lemak pada tubuh adalah pilihan sumber energi dan pengeluaran cairan (keringat).
makanan dan pola hidup tidak sehat. Makanan Keterbatasan orang overweight dalam me-
cepat saji sebagai pilihan utama. Kondisi ini lakukan gerakan latihan seperti melompat-
diperburuk dengan sedikitnya waktu dalam mela- melompat menjadi hal penting saat melakukan
kukan aktivitas fisik dan berolahraga meng- latihan. Orang yang memiliki masalah obesitas
akibatkan tidak terjadinya keseimbangan energi, cenderung tidak dapat berdiri lebih lama untuk
yakni energi yang masuk lebih besar lebih besar melakukan latihan yang bergerak dan aktif,
dari pada energi yang dikeluarkan. Dengan terutama gerakan-gerakan full move ke kiri ke
demikian energi yang tersimpan dan menumpuk kanan, ke belakang dan ke depan dikerenakan
menjadi lemak yang berefek pada meningkatnya kemampuan menopang berat badan tidak maksi-
berat badan. mal. Disimpulkan belum berkembangnya secara
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar optimal latihan yang layak, menyenangkan dan
yang dilakukan pada tahun 2010 memaparkan ha- aman, terutama mengatasi/ meminimalisir risiko
sil riset kesehatan nasional yang menyimpulkan osteoarthritis untuk membantu orang dengan
status gizi pada kelompok usia dewasa (18 tahun masalah berat badan (overweight).
ke atas) didominasi oleh masalah obesitas. Angka Pada dasarnya semua latihan memiliki
obesitas pada perempuan cendrung lebih tinggi. tujuan untuk menyehatkan tubuh. Tidak seperti di
Penduduk yang mengalami obesitas lebih tinggi darat, latihan di air diketahui sangat unik dan
pada penduduk perkotaan, berpendidikan tinggi santai. Gerakan-gerakan di dalam air dapat me-
dan berpendapatan tinggi. Secara nasional untuk ningkatkan pengeluaran energi. Setiap gerakan
usia diatas 18 tahun dengan masalah overweight yang dilakukan di air memiliki nilai kepadatan
sejumlah 10% dan obesitas sejumlah 11,7% pre- lebih besar 700x dibandingkan di luar. (Bocalini,
valensi laki-laki yang mengalami obesitas lebih Serra, Murad, & Levy, 2008, p.265). Berlari di
rendah yaitu 16,3% dibandingkan perempuan luar air akan sangat mudah namun akan membu-
29,6%. Secara umum angka kelebihan berat tuhkan tenaga yang ekstra agar dapat berlari di
badan untuk usia dewasa tergolong cukup tinggi. dalam air, menendang akan sangat ringan jika di
Pada tahun 2013 Riset Kesehatan Dasar kembali luar air dan akan menjadi sangat berat jika di
memaparkan hasil riset kesehatan nasional. Salah dalam air. Kemampuan mengapung air dapat me-
satu permasalahan yang sangat mengkhawatir- redam efek dari berat badan yang dapat memper-
kan adalah secara nasional masalah kegemukan mudah pergerakan dan menurunkan tekanan pada
masih terbilang cukup tinggi. Dengan jumlah po- tulang yang dapat meminimalisirkan terjadinya
pulasi penduduk 249,9 juta jiwa, angka masyara- cedera saat latihan.
kat Indonesia yang mengalami masalah kelebih- Belum banyak berkembang latihan-latihan
an berat badan terbilang masih cukup tinggi. Usia di air, terutama yang memiliki tujuan untuk me-
dewasa 18 tahun ke atas mencapai 13,5%. Untuk ningkatkan kebugaran jasmani. Oleh karena itu
usia dewasa di atas 18 tahun terjadi peningkatan sangat diperlukan sebuah model latihan di air
masalah kontrol berat yang cukup signifikan. untuk mengatasi permasalahan yang sering di-

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 141
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

alami orang dengan overweight, selain itu untuk kemampuan. Secara garis besar pengertian latih-
menciptakan jenis latihan yang lebih bervariasi. an difokuskan kepada realisasi atau pelaksanaan
dari materi-materi atau betuk-bentuk latihan yang
Aquarobic Exercise
telah dipersiapkan dan direncanakan sebelumnya
Ada tiga aspek utama pada aktivitas fisik (proses sistematis) dengan prinsip penambahan
yang dilakukan di air. Tomihiro & Shimizu intensitas/dosis/beban secara bertahap yang
(2004, p. 9) membagi aktivitas di air menjadi tiga fokus utamanya ialah meningkatkan kemampuan
kelompok yaitu aquatic sport, aquatic exercise fisik guna meningkatkan kemampuan prestasi
dan aquatic therapy. Aqutic sport adalah berkait- olahraga. Suharjana, (2013, p.45). Latihan erat
an dengan olahraga-olahraga yang dilakukan di kaitannya dengan olahraga. Menurut Penggalih,
air, seperti renang, polo dan lain sebagainya. Hardiyanti, & Sani (2015, p.219) Olahraga ada-
Aquatic theraphy yang berperan sebagai media lah suatu bentuk latihan fisik yang dapat mening-
penyembuhan atau rehabilitasi, seperti rehabili- katkan kebugaran jasmani apabila dilakukan
tasi pasca cedera angkle, lutut dan lain sebagai- dengan frekuensi dan intensitas yang tepat dan
nya. Aquatic exercise merupakan latihan-latihan sesuai. Olahraga yang benar akan memberikan
fisik yang dilakukan di air dengan tujuan untuk hasil peningkatan kerja sistem respirasi, sistem
mendapatkan kebugaran. Menurut Verhargen, kardiovaskular, menguatkan otot-otot rangka dan
Cardoso, & Bierma-Zeinstra (2012, p.336) daya tahan tubuh.
aquatic exercise sering digunakan untuk menjaga
Frekuensi Latihan
atau memperbaiki fungsi otot dan persendian
terutama adalah osteoathritis. Menggunakan air Frekuensi latihan dapat diartikan sebagai
sebagai media latihan dapat menurunkan risiko seberapa sering latihan tersebut dilakukan.
cedera pada otot dan persendian. Gappmaier, Menurut Suharjana (2013, p.47) menyatakan
Lake, Nelson, & Fisher (2006, p.567) menyata- bahwa frekuensi merujuk pada jumlah latihan
kan bahwa latihan aquarobic memberikan hasil yang dilakukan selama satu minggu. Sukadiyanto
perubahan tubuh yang sama seperti latihan di (2011, p.32) menjelaskan bahwa frekuensi adalah
darat jika intensitas, durasi dan frekuansi yang jumlah latihan yang dilakukan dalam periode
sama. Dilihat dari peningkatan denyut jantung waktu tertentu (dalam satu minggu), periode
setelah melakukan latihan selama 11 minggu, waktu yang digunakan untuk menghitung jumlah
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi adalah satu mingguan. Untuk jenis
latihan aerobik di air dengan latihan aerobik di latihan aquarobic exercise ini, agar mendapatkan
darat. Latihan di air memberikan keuntungan dari hasil maksimal disarankan dilakukan dengan
sisi daya apung, suhu dan variasi dalam latihan. frekuensi 3x per minggu dan minimal 2x per
minggu
Konsep Pengembangan Aquarobic Exercise
Untuk Pembakaran Lemak Intensitas Latihan
Konsep pengembangan model latihan ini Intensitas dapat dikatakan sebagai dosis
meliputi mengembangkan suatu model latihan atau takaran latihan yang dijalankan. Intensitas
yaitu aquarobic exercise untuk program pem- latihan adalah berat atau ringannya beban atau
bakaran lemak yang bersifat aman dan menye- tekanan fisik dan psikis yang harus diselesaikan
nangkan. Memaksimalkan pengeluaran energi/ selama latihan (Chan, 2012; Suharjana (2013, p.
kalori (in-out energi). Sifat kekentalan air dapat 45). Penggalih, Hardiyanti, & Sani (2015, p.219)
menghambat pergerakan-pergerakan selama menjelaskan bahwa intensitas latihan adalah
berada di air yang dapat menghasilkan beban berat ringannya beban latihan yang menjadi
latihan yang besar berasal dari tubuh sendiri pertimbangan berikutnya, setelah memperhatikan
bukan menggunakan beban dari luar. Mencipta- tipe latihan yang tepat. Intensitas latihan merupa-
kan suatu model latihan sebagai latihan alternatif kan salah satu pedoman dalam penerapan prinsip
(non traumatic) untuk program penurunan berat beban berlebih. Parameter intensitas latihan yang
badan. sering digunakan salah satunya adalah denyut
jantung.
Pengertian Latihan
Time (Waktu atau Durasi Latihan)
Latihan secara umum didefinisikan seba-
gai aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan Suharjana (2013, p. 47) menjelaskan
terprogram dalam jangka waktu yang lama yang bahwa durasi dapat berarti waktu, jarak atau
tujuannya meningkatkan dan mengembangkan kalori. Durasi merujuk pada lama waktu yang

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 142
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

dibutuhkan. Sukadiyanto (2011, p.31) menjelas- aerobik dengan durasi 20-28 menit dengan
kan bahwa durasi adalah ukuran yang menujuk- intensitas sedang. (Suharjana, 2013, p.47). Jika
kan lamanya pemberian rangsangan (lamanya kurang dari itu maka lemak tidak terbakar.
latihan). Untuk durasi latihan produk ini peneliti
Pengertian Lemak
menyarankan latihan dilakukan selama 25 hingga
35 menit dengan gerakan latihan kontinyu. Lemak merupakan suatu kelompok orga-
nik yang tidak larut dalam air (Mahato, 2005).
Tipe Latihan
Dalam bentuk lain disebut juga sebagai lipid yang
Suharjana (2013, p.47) menyatakan bahwa terdiri dari asam lemak (free faty acid), plasma
tipe latihan adalah bentuk atau model yang triacyligycerol/trygecerids, asam lemak esensial,
digunakan untuk latihan. Untuk tipe model latih- kolesterol, lipoproteins (LDL dan HDL) dan lain
an ini ialah tipe dengan intensitas variatif, karena sebagai-nya. Kang (2012, p.56) lipid merupakan
latihan ini terdiri dari beberapa gerakan-gerakan kompo-nen penting yang selalu dilibatkan dalam
seperti senam aerobik pada umumnya dengan sistem fisiologi. Untuk sebagian orang, kebutuh-
irama gerakan sedang, ritmik dan kontinyu an lipid menjadi berlebih dapat memberi penga-
ruh tidak sehat pada tubuh. Lipid sering juga
Pengertian Latihan Aerobik
disebut dengan lemak atau minyak. Kelas utama
Aerobik adalah latihan yang banyak mem- lipid terbagi menjadi beberapa jenis seperti asam
butuhkan oksigen sebagai sumber energi dengan lemak, triglycerid, phospolipids dan sterol.
tidak menyisakan asal laktat yang dapat menye-
Fungsi Lemak
babkan kelelahan. Biasanya latihan aerobik
dilakukan dalam waktu yang lama. Jika latihan Lemak berperan penting dalam proses
dilakukan lebih dari 3 menit maka latihan dapat metabolisme tubuh sebagai salah satu sumber
dikategorikan sebagai aerobik. Sementara latihan energi. Lemak sebagai sumber energi dua kali
anaerobik adalah latihan yang membutuhkan lebih besar dari protein dan karbohidrat (Akoso,
sedikit oksigen dan kadang tidak sama sekali 2012). Lemak lebih banyak disimpan pada
menggunakan oksigen selama latihan dengan umumnya di bawah kulit (jaringan adipose),
menyisakan asam laktat yang menyebabkan jaringan otot dan pada bagian tubuh tertentu
kelelahan. seperti perut, lengan, paha dan pinggul. Lemak
disimpan dalam bentuk triglycerid dalam jumlah
Aerobik untuk Membakar Lemak
yang banyak tampak jelas pada bagian perut,
Latihan aerobik melibatkan banyak oksi- sedangkan dalam bentuk kecil terdapat pada
gen dalam aktivitasnya. Hal ini sejalan dengan sirkulasi yang terintegrasi dengan lipoprotein
proses pembakaran lemak yang membutuhkan yang dikenal dengan istilah LDL atau Low
oksigen untuk diubah menjadi energi. Lemak Density Lipoprotein/ bad cholesterol dan HDL
merupakan sumber energi cadangan kedua sete- atau High Density Lipoprotein/ good cholesterol.
lah karbohidrat. Jika tidak digunakan, lemak akan
Proses Pembakaran Lemak
terus menumpuk dan semakin banyak. Hagag
(2013, p.105) menjelaskan bahwa latihan aerobik Setiap aktivitas fisik yang dilakukan
dari moderat hingga tinggi memberikan hasil manusia entah secara sadar atau tidak, akan
untuk memperbaiki lipid dalam darah. Latihan menyebabkan tranformasi energi yang disebut
aerobik memberikan efek pada peningkatan metabolisme. Dalam keadaan istirahat, tidur
metabolisme. maupun melakukan latihan berat tubuh mela-
Sharkey (1990, p.25) menjelaskan bahwa kukan proses metabolisme untuk mengubah
latihan aerobik akan menyebabkan epinephrine sumber energi menjadi energi yaitu pembakaran
menstimulasi membrane sel lemak dan aktif karbohidrat dan lemak dengan melibatkan panas
memicu untuk melepaskan asam lemak bebas ke tubuh yang diukur dengan calorimetry atau
dalam aliran darah. Asam lemak bebas kemudian kalori. Plowman & Smith (2014, p. 93) menge-
berjalan menuju otot untuk bekerja sebagai mukakan kata kalorimetri diambil dari kata kalori
sumber energi. Selama latihan berat, akan dipro- yang merupakan unit dasar dari energi panas.
duksi asam laktat pada otot dan diblok oleh Calorimetry adalah ukuran untuk energi panas
epinephrin. Dengan demikian, mengurangi asam yang dilepaskan atau terbentuk dari proses
laktat, akan menjadikan asam lemak bebas metabolisme. McArdle, Frank, & Katch (2010,
sebagai energi. Untuk latihan yang ditujukan p.112) memperjelas bahwa satu kilogram kalori
untuk pembakaran lemak, menggunakan jenis atau kCal definisi untuk nilai makanan yang

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 143
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

mengandung kalori dan digunakan sebagian kan bahwa secara nasional dari tahun 2007-2013
besar berhubungan pada makanan dan transfer angka masyarakat Indonesia yang mengalami
energi manusia. Dengan persamaan 1 kCal = masalah kenaikan berat badan meningkat signifi-
1000 kalori = 4,418 J. kan. Beberapa kajian teori juga menunjukan
belum berkembangnya secara optomal adanya
Pengertian Overweight
latihan aquatic yang ditujukan untuk program
Kelebihan berat badan adalah kehilangan pembakaran lemak. Dengan demikian peneliti
kendali seseorang dalam mengontrol berat badan menyimpulkan bahwa perlu adanya suatu model
normal dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu latihan yang bersifat menyenangkan dan efektif
overweight dan obesitas. Overweight dan obesi- untuk program pembakaran lemak.
tas adalah kondisi seseorang kehilangan peng-
Analisis Informasi
aturan berat badan. Ukuran berat badan normal
atau Body Mass Indeks (BMI) dapat dilakukan Analisis pertama dilakukan dengan dengan
dengan menghitung secara manual dengan rumus studi pustaka. Studi pustaka betujuan menguat-
berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan kan landasan berpikir. Permasalahan apa yang
tinggi badan dalam meter pangkat dua (m2). sering dialami oleh orang dengan overweight
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dalam melakukan program latihan pembakaran
penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan lemak untuk proses penurunan berat badan. Pe-
model latihan alternatif yang layak untuk pemba- nulis mencoba menggali lebih banyak informasi
karan lemak dan sebagai latihan non-traumatic kepada orang yang mengalami masalah berat
untuk orang dengan overweight. badan (overweight) mengenai kendala-kendala
dalam usaha latihan membakar lemak. Selain itu,
METODE
pengumpulan informasi juga diperoleh melalui
Jenis penelitian ini adalah penelitian rekan-rekan instruktur senam yang sering
pengembangan (Research and Development) mendapatkan keluhan dari klien. Masalah yang
Borg and Gall (Sugiyono, 2013, p.298) sering dihadapi para instruktur adalah tidak
menyebutkan bahwa penelitian pengembangan konsistennya pasien dengan masalah berat badan
merupakan proses atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan program latihan disebabkan
untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. rasa bosan.
Pengembangan produk ini tidak hanya dalam
Desain Produk Awal
bentuk benda, seperti buku teks, software, alat-
alat, tetapi juga dalam bentuk metode mengajar, Setelah proses analisis, peneliti mulai me-
program latihan dan lain sebagainya. rancang kerangka untuk membuat suatu produk
Penelitian skala kecil dilakukan pada bulan yang membantu mengatasi permasalahan orang
Oktober 2015 di kolam renang Universitas yang mengalami masalah kenaikan berat badan
Negeri Yogyakarta dan Uji coba skala besar (overweight). Nantinya diharapkan produk ini
dilakukan pada bulan Desember 2015 di kolam dapat bermanfaat dalam membakar lemak untuk
renang Uniiversitas Negeri Yogyakarta. proses penurunan berat badan. Ada beberapa
langkah peneliti dalam mengembangkan produk
Prosedur Penelitian Pengembangan
awal. Pertama, jenis dan karakteristik latihan apa
Menurut Borg & Gall (Sugiyono, 2013, yang tepat untuk orang dengan overweight dalam
p.298) ada 10 tahapan pengembangan yang proses pembakaran lemak. Kedua, gerakan-
dipersingkat sesuai kebutuhan menjadi tujuh gerakan apa yang akan dikembangkan untuk
langkah penelitian pengembangan, yaitu sebagai mendukung latihan yang akan dikembangkan.
berikut: Yang terakhir berdasarkan langkah-langkah ter-
Potensi Masalah, Mengumpulkan Informasi dan sebut akhirnya peneliti mengembangkan sebuah
Observasi Lapangan. produk yaitu latihan di air untuk program pem-
bakaran lemak bagi orang dengan overweight.
Peneliti mengamati latihan program penu-
runan berat badan yang umumnya sering Validasi Desain dan Perbaikan Desain (Revisi
dilakukan adalah jogging, terutama pada wanita. Produk)
Hampir setiap sore, di sekitar wilayah kampus Sebelum melakukan uji coba sekala kecil,
UNY terutama di depan rektorat banyak ditemui maka dilakukan validasi terlebih dahulu terhadap
orang dengan masalah berat melakukan joging. rancangan model aquatic aerobic exercise untuk
Tinjauan di lapangan dan akademik menunjuk- program penurunan berat badan. Validasi ini

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 144
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

bertujuan untuk mendapatkan pengesahan dan Intrumen Pengumpulan Data


reliabilitas pada model aquatic aerobic exercise
Lembar Kuesioner
dan mendapatkan masukan dari para pakar
terhadap produk awal yang dikembangkan. Vali- Lembar kuesioner berisi pertanyaan-per-
dasi ini dilakukan oleh pakar yang terdiri dari tiga tanyaan terkait dengan model yang dikembang-
ahli, yaitu pertama, Prof. Dr. Suharjana, M.Kes kan. Lembar kuesioner ditujukan kepada subjek
yang merupakan pakar kebugaran jasmani. uji coba untuk menilai pelaksanaan model.
Kedua Dr. dr. Rachmah Laksmi Ambardini, Kedua, lembar kuesioner ditujukan kepada vali-
M.Kes yang merupakan pakar fisiologi olahraga dator untuk menilai kelayakan model berkaitan
dan Nur Indah Pangestu, M.Or. yang merupakan dengan materi dari model yang dikembangkan.
pakar olahraga renang Lembar kuesioner teridiri dari beberapa perta-
nyaan dengan lima opsi pilihan nilai untuk setiap
Uji Coba Produk Skala Kecil dan Revisi
pertanyaan yaitu nilai 1 (Sangat Kurang), 2
Uji coba lapangan dengan skala kecil (Kurang), 3 (Cukup), 4 (Baik), dan 5 (Sangat
dilakukan di kolam renang UNY dengan subjek Baik)
perempuan berjumlah tiga orang dengan kriteria
Pengukuran Denyut Nadi, Penurunan Persentase
overweight. Pada uji coba skala kecil ini peneliti
Lemak dan Skinfold Cliper
ada 2 komponen penting yang menjadi penilaian
peneliti. Pertama, berkaitan dengan gerakan- Pengukuran denyut nadi dan penurunan
gerakan latihan. persentase lemak untuk menilai kelayakan dan
Kedua, berkaitan dengan kelayakan latihan efektivitas produk ditinjau proses pembakaran
aquatic aerobic exercise. Latihan ini ditujukan lemak selama latihan.
untuk pembakaran lemak dengan memperkirakan Pengukuran denyut nadi selama satu menit
penurunan persentase lemak, dengan mengukur yang dilakukan dengan cara palpalasi arteri se-
denyut nadi dan mengukur persentase lemak belum dan sesudah melakukan latihan. Selanjut-
setelah melakukan latihan dengan omron body fat nya memperkirakan persentase lemak, dengan
monitor. menggunakan alat omron fat mody monitor dan
perhitungan manual dengan alat skinfold caliper.
Uji Coba Skala Besar dan Revisi
Perhitungan skinfold, melibatkan pengukuran
Setelah direvisi pada uji coba skala kecil, titik-titik tertentu yang disepakati oleh para ahli
produk siap diujicobakan pada skala besar de- untuk wanita yaitu bicep, triceps, front thigh, dan
ngan jumlah subjek enam orang yang mengalami illiaca crest. Penghitungan manual persentase
masalah berat badan. lemak dengan menggunakan rumus Siri 1959.
Pembuatan Produk Final Teknik Analisis Data
Setelah melalui tahapan revisi, maka Teknik analisis yang digunakan dalam
dilakukan penyusunan dan pembuatan produk penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data
yang terdiri dari video tutorial dan buku panduan dalam penelitian terdiri dari data kualitatif dan
yang diberi judul model latihan aquarobic data kuantitatif. Untuk data kuantitatif adalah
exercise untuk pembakaran lemak overweight. dengan menggambarkan rata-rata mean different
pre test dan post test. Teknik mean different pre
Jenis Data
test dan post test digunakan untuk melihat selisih
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian sebelum dan sesudah melakukan latihan.
pengembangan ini ialah data kualitatif dan Data berikutnya adalah data kualitatif
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil berupa penilaian, masukan dan kritik dari para
wawancara dengan sampel uji coba, dengan ahli. Saran, masukan dan kritik menjadi bahan
rekan praktisi olahraga, dan masukan dari dalam perbaikan model. Data kualitatif akan
validator. Untuk data kuantitatif diperoleh dari dikonvensi ke data kuantitatif, yang berupa
hasil peningkatan denyut nadi, persentase pertanyaan dengan lima bentuk skor, yaitu skor
penurunan lemak dan lembar kuesioner validator. kategori sangat baik (nilai 5), baik (nilai 4),
cukup (nilai 3), kurang (nilai 2) dan sangat
kurang (nilai 1). Konvensi dari data kuantitatif ke
kualitatif yang diadaptasi dari Sukardjo (Fanny,
& Suardiman, 2013; Qodriyah, & Wangid, 2015;
Sukardjo, 2015).

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 145
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif Ke Data Pengukuran berikutnya ialah nilai pre dan
Kualitatif Dengan Skala 5 post test. Penelitian hanya pada pengujian respon.
Data Data
Penilaian pre dan posttest berkaitan dengan
Rentang respons fisiologis tubuh terhadap latihan yang
kuantitatif kualitatif
5 X > Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik telah dilaksanakan. Data pre dan posttes
Xi + 0,06 Sbi < X <Xi diperoleh dengan mengukur peningkatan denyut
4 Baik nadi per menit dan memperkirakan penurunan
+ 1,80 Sbi
Xi – 0,60 Sbi < X ≤ Xi persentase lemak setelah melakukan latihan.
3 Cukup
+ 0,60 Sbi Hasil data tersebut kemudian dianalisis untuk
Xi – 1,80 Sbi < X ≤ Xi melihat rata-rata pre dan posttest agar dapat
2 Kurang
– 0,60 Sbi melihat apakah terdapat selisih perbedaan rata-
Sangat rata (mean different) ketika sebelum dan sesudah
1 X ≤ Xi – 1,80 Sbi
Kurang
melakukan latihan. Penilaian pre dan posttest
HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh data seperti pada Tabel 3.
Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Kecil Tabel 3. Data Pre dan Post Skala Kecil
Untuk penilaian uji pelaksanaan produk, DN/ menit Lemak
Nama
sampel memberikan penilaian pada kuesioner Pre Post Pre Post
terhadap latihan yang telah dilaksanakan. Riski 84 126 31.1% 31.0%
Respons dari sampel yang menjadi tester dalam Lia 84 126 30.6% 30.5%
produk ini merupakan penilaian yang sangat Vina 90 120 29.9% 29.9%
penting bagi peneliti terhadap keterimaan produk Tabel 4. Mean Different Denyut Nadi Skala
nanti untuk digunakan orang banyak. Kuesioner Kecil
beirisi pertanyaan terkait dengan proses latihan
Std. Std. Error
dan produk yang dikembangkan. Penilaian dari Mean N
Deviation Mean
sampel menjadi bahan evaluasi bagi sampel NadiPre 90 3 6.0 3.4
dalam memperbaiki produk nantinya. Dari uji NadiPost 124 3 3.4 2.0
pelaksanaan, diperoleh hasil dari kuesioner yang
telah diberikan kepada sampel seperti Tabel 2. Rata-rata denyut nadi sebelum melakukan
latihan adalah 90x per menit dan setelah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Uji melakukan latihan meningkat rata-rata 120x per
Pelaksanaan kualitas Model Pada Uji Coba menit. Dengan selisih kenaikan 30x per menit.
Skala kecil Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.
No. Interval Kategori f % 150
1. > 4.21 Sangat Baik
2. 3.41 – 4.21 Baik 3 100
3. 2.61 – 3.40 Cukup 100
DN per Menit

4. 1.80 – 2.60 Kurang Pre


5. < 1.79 Sangat Kurang
Total 3 100 50 Post

Berdasarkan penilaian aspek kualitas


produk yang dikembangkan dari sisi keamanan, 0
kenyamanan dan kseluruhan rangkaian latihan Denyut Nadi
direspons secara baik dengan penilaian skor rata-
rata 3,8 termasuk dalam kategori “Baik”. Gambar 1. Peningkatan Denyut Nadi Skala
Dari data tersebut dijelaskan untuk nilai di Kecil
atas 4.21 dengan kategori “Sangat Baik” tidak Penilaian pre dan posttest berikutnya ada-
ada, untuk nilai 3,41-4,21 dengan kategori lah dengan mengukur penurunan persentase
“Baik” mendapat frekuensi 3 orang. Untuk ren- lemak. Dari hasil uji coba skala kecil di peroleh
tang nilai dari 2.61 sampai 3.40 dengan kategori perbedaan penurunan persentase lemak yang
“Cukup” tidak ada, untuk nilai dari 1.80-2.60 tidak terlalu besar antara sebelum latihan dan
dengan kategori “Kurang” tidak ada dan untuk sesudah latihan seperti dipaparkan dalam Tabel
nilai di bawah 1.76 dengan kategori “Sangat 5.
Kurang” tidak ada.

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 146
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

Tabel 5. Mean Different Denyut Nadi Penurunan kategori “Cukup” tidak ada, untuk nilai dari 1.80
Persentase Lemak Skala Kecil – 2.60 dengan kategori “Kurang” tidak ada dan
Std. Std. Error
untuk nilai di bawah 1.76 dengan kategori
Mean N
Deviation Mean “Sangat Kurang” tidak ada.
LemakPre 30.5 3 0.60 0.34 Tabel 6. Penilaian Uji Pelaksanaan Skala Kecil
LemakPost 30.1 3 1.04 0.60
No. Interval Kategori f %
Secara keseluruhan terdapat penurunan 1 > 4.21 Sangat Baik 3 50
rata-rata persentase lemak sebelum dan sesudah 2 3.41 – 4.21 Baik 3 50
latihan, meskipun sangat kecil dengan selisih 3 2.61 – 3.40 Cukup - -
0,4%. Untuk lebih jelas melihat perbandingan 4 1.80 – 2.60 Kurang - -
penurunan persentase lemak sebelum dan 5 < 1.79 Sangat Kurang - -
sesudah latihan, dipaparkan pada Gambar 2. Total 100
30.6 Uji Kelayakan Penilaian Ahli
Berdasarkan hasil penilaian para ahli dapat
30.4
disimpulkan rata rata berdasarkan Tabel 7.
% Lemak

30.2 Pre Tabel 7. Rata-rata Penilaian Ahli Skala Besar


Post No. Validator Skor Kategori
30
1 Ahli Kebugaran Jasmani 4 Baik
29.8 2 Ahli fisiologi 3.8 Baik
3 Ahli Renang 3.7 Baik
Persentase Lemak
Jumlah 11.5
BAIK
Rata-rata skor 3.8
Gambar 2. Penurunan Persentase Lemak Skala
Kecil Ahli kebugaran jasmani memberikan nilai
rata-rata 4 dengan kategori “Baik”. Untuk ahli
Dari paparan Gambar 2, terjadi selisih fisiologi memberikan nilai rata-rata 3.8 “Baik”
penurunan persentase lemak rata-rata 0,4%. dan ahli renang memberikan nilai 3.7 dengan
Dengan persentase lemak rata-rata sebelum kategori “Baik”
melakukan latihan adalah 30.5% dan sesudah
melakukan latihan 30.1%. Data Pre dan Posttest Skala Besar
Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Besar Untuk aspek yang diukur tidak jauh ber-
beda dengan uji coba skala kecil yaitu mengukur
Uji Pelaksanaan Produk peningkatan denyut nadi per menit dan penu-
Setelah melalui tahap uji coba skala kecil runan persentase lemak sebelum dan sesudah
selanjutnya produk siap untuk diuji coba skala latihan. Teknik analisis data uji coba skala besar
besar. Uji coba skala besar dilakukan di kolam adalah analisis deskriptif yang menggambarkan
renang FIK UNY dengan jumlah 6 sampel yang rata-rata peningkatan pre dan post peningkatan
keseluruhannya adalah wanita yang mengalami denyut nadi dan memperkirakan penurunan
masalah kenaikan berat badan (overweight). persentase lemak. Tabel 8 merupakan ringkasan
Tujuan dari skala besar ini untuk mengumpulkan perolehan data dari hasil uji coba skala besar.
data yang lebih akurat terhadap penerimaan Tabel 8. Data Pre dan Posttest Skala Besar
produk, kualitas dan kelayakan produk dalam
membakar lemak untuk program penurunan berat Denyut/ menit % Lemak
No. Sampel
badan pada overweight. Uji pelaksanaan dinilai Pre Post Pre Post
oleh sampel yang menjadi sebagai tester pada 1 A 84 132 30.7 30.5
2 B 90 126 29.6 29.6
produk ini dengan mengisi penilaian pada
3 C 108 138 29.3 29.1
kuesiner. Dari kuesioner yang diberikan pada 4 D 102 132 38.8 38.7
sampel maka di peroleh penilaian pada Tabel 6. 5 E 90 120 32.4 32.4
Dari data Tabel 6 dijelaskan untuk nilai 6 F 108 144 41.3 41.2
lebih dari 4.21 dengan kategori “Sangat Baik”
mendapatkan frekuensi 3, untuk nilai 3,41-4,21
dengan kategori “Baik” mendapat frekuensi 3.
Untuk rentang nilai dari 2.61 sampai 3.40 dengan

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 147
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

Tabel 9. Mean Different Denyut Nadi Skala 33.65


Besar
33.6
Std. Std. Error

DN per Menit
Mean N
Deviation Mean 33.55 Pre
NadiPre 97 6 10.33 4.21
NadiPost 132 6 8.48 3.46 Post
33.5
Dari data Tabel 9 dikemukan bahwa rata- 33.45
rata denyut nadi sebelum melakukan latihan
Persentase Lemak
aquarobic exercise adalah 97x per menit dan
setelah melakukan latihan meningkat menjadi
132 per menit. Peningkatan rata-rata denyut nadi Gambar 4. Penurunan persentase Lemak Skala
ini sejalan dengan target latihan yang berpatokan Besar
pada intensitas latihan 60-70% dari denyut nadi Gambar 4 menunjukkan adanya pening-
maksimal yang berada di kisaran 117x hingga katan rata-rata denyut nadi per menit dan perkira-
137x per menit. Untuk lebih jelas melihat an penurunan persentase lemak. Untuk skala
peningkatan denyut nadi sebelum dan sesudah kecil diperoleh nilai rata-rata denyut nadi dari pre
latihan dapat dilihat pada Gambar 3. test sebesar 90x per menit dan pada post test nilai
150 rata-rata peningkatan denyut nadi sebesar 124x
per menit dengan selisih rata-rata peningkatan
sebesar 34x per menit. Untuk skala besar,
100 perolehan rata-rata denyut nadi pre test sebesar
DN per Menit

Pre 97x per menit dan untuk pada post test sebesar
50 Post 132x per menit yang berarti terdapat selisih
peningkatan denyut nadi per menit sebesar 57x
per menit. Untuk perkiraan persentase lemak,
0 pada uji coba skala kecil, rata-rata persentase
Denyut Nadi lemak pretest sebesar 30,5% dan untuk persen-
tase lemak post test sebesar 30,1% dengan selisih
Gambar 3. Peningkatan Denyut Nadi Skala rata-rata penurunan persenatse lemak sebesar
Besar 0,4%. Untuk skala besar, persentase lemak pre
Pengukuran selanjutnya adalah mengukur test diperoleh sebesar 33,6% dan persentase
pengurangan persentase lemak sebelum dan lemak setelah posttest sebesar 33,5% dengan
sesudah melakukan latihan. Berikut analisis rata- selisih rata-rata penurunan sebesar 0.1%.
rata penurunan persentase lemak setelah mela- Dari hasil data yang diperoleh melaui pre
kukan latihan aquarobic exercise: dan posttest dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan peningkatan denyut nadi selama
Tabel 10. Mean Different Penurunan Persentae latihan dan perkiraan penurunan persentase
Lemak Skala Besar lemak setelah melakukan latihan. Dengan demi-
Std. Std. Error kian dapat disimpulkan bahwa model aquarobic
Mean N exercise yang dikembangkan efektif, layak dan
Deviation Mean
LemakPre 33.6 6 5.11 2.08 dapat digunakan dalam membakar lemak pada
LemakPost 33.5 6 5.11 2.09 overweight.
Dari paparan data Tabel 10 dapat dilihat SIMPULAN
bahwa rata-rata persentase lemak sebelum mela-
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kukan latihan adalah 33.68% dan setelah
dijelaskan pada bagian pembahasan, secara garis
melakukan latihan menjadi 33.58%. Persentase
besar dapat di simpulkan bahwa model latihan
penurunan lemak sangat sedikit dengan asumsi
yang dikembangkan bertujuan menciptkan
peneliti penurunan persentase lemak tidak terlalu
latihan alternatif untuk proses pembakaran lemak
signifikan. Untuk lebih jelas melihat perkiraan
bagi orang dengan masalah berat badan. Berikut
penurunan persentase lemak dapat dilihat pada
ini adalah kesimpulan dari produk yang
Gambar 4.
dikembangkan oleh peneliti. Pertama, Bentuk
aquarobic exercise untuk pembakaran lemak
pada overweight ini terdiri dari 16 gerakan yang

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 148
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

tersusun dari 5 gerakan pemanasan, 6 gerakan inti Gappmaier, E., Lake, W., Nelson, A. G., &
dan 5 gerakan pendinginan. Latihan dilakukan di Fisher, A. G. (2006). Aerobic exercise in
air ketinggian 90-100 cm dengan intensitas water versus walking on land: Effects on
latihan 60-70% dari denyut nadi maksimal dan indices of fat reduction and weight loss of
durasi latihan maximal 35 menit. Model aqua- obese women. Journal of Sports Medicine
robic exercise ini dapat digunakan membakar and Physical Fitness, 46(4), 564.
lemak pada overweight untuk program penurun- Hagag, A. A. (2013). Effect of aerobic exercises
an berat badan dengan asumi, latihan ini dilaku- on plasma lipid profile and
kan secara teratur dan terprogram disertai dengan cardiorespiratory fitness in obese women.
program pengaturan nutrisi. Dari segi intensitas Indian Journal of Physiotherapy and
latihan, bentuk gerakan, irama gerakan, volume Occupational Therapy, 7(3), 104-108.
latihan dari model ini tidak jauh berbeda dengan
Hutabarat, J. C. J. (2016). Perancangan aplikasi
latihan senam aerobik pada umumnya sehingga
menentukan berat badan ideal dengan
mudah untuk dilakukan. Model aquarobic
menggunakan algoritma K-Means
exercise ini merupakan model latihan alternatif
clustering. JURIKOM (Jurnal Riset
dalam membakar lemak pada overweight. Kedua,
Komputer), 3(5).
Kelayakan model aquarobic exercise. Dari hasil
penilaian para ahli, yaitu ahli kebugaran jasmani, Kang, J. (2018). Nutrition and metabolism in
ahli fisilogi, dan ahli renang produk ini sports, exercise and health. Routledge.
mendapatkan penilaian dengan kategori ”Baik”. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa produk ini layak (2013). Riset kesehatan dasar nasional
digunakan sebagai latihan untuk membakar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan
lemak pada overweight. Ketiga, Efektivitas Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
model aquarobic exercise. Pertama, produk ini Departemen Kesehatan, Republik
merupakan latihan non-traumatic yang efektif Indonesia Desember.
dalam mengatasi masalah osteoathritis pada Mahato, R. I. (2005). Water insoluble and soluble
overweight dan membantu orang dengan over- lipids for gene delivery. Advanced drug
weight untuk lebih aktif bergerak ketika mela- delivery reviews, 57(5), 699-712.
kukan latihan ini. Keempat, keterbatasan peneliti McArdle, W.D., Frank, F.I., & Katch, V.L.
tentang jumlah sampel disebabkan kurang (2010). Exercise physiology nutrition,
tertariknya orang dengan overweight/ obesitas energy, and human performance.
untuk megikuti program latihan aquarobic Philadelphia: Lippincott Williams &
exercise dan kemampuan untuk mengontrol Wilkins.
sampel agar konsisten dalam mengikuti latihan
hingga selesainya program latihan. Semakin Penggalih, M., Hardiyanti, M., & Sani, F. (2015).
banyak sampel akan memberikan keakuratan Perbedaan perubahan tekanan darah dan
nilai keberhasilan yang lebih tinggi. denyut jantung pada berbagai intensitas
latihan atlet balap sepeda. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Keolahragaan, 3(2), 218-227.
Akoso, B. T. (2012). Budi daya sapi perah jilid doi:https://doi.org/10.21831/jk.v3i2.4949
1. Airlangga University Press. Plowman, S. A., & Smith, D. L. (2014). Exercise
Bocalini, D. S., Serra, A. J., Murad, N., & Levy, physiology. Philadelphia: Lippincott
R. F. (2008). Water‐versus land‐based Williams & Wilkins.
exercise effects on physical fitness in older Qodriyah, S., & Wangid, M. (2015).
women. Geriatrics & Gerontology Pengembangan SSP tematik integratif
International, 8(4), 265-271. untuk membangun karakter kejujuran dan
Chan, F. (2012). Strength training (Latihan kepedulian siswa SD kelas II. Jurnal
kekuatan). Cerdas Sifa Pendidikan, 1(1). Prima Edukasia, 3(2), 177-189.
doi:https://doi.org/10.21831/jpe.v3i2.7222
Fanny, A., & Suardiman, S. (2013).
Pengembangan multimedia interaktif Sukadiyanto, S. (2011). Pengantar teori dan
untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan metodologi melatih fisik. Bandung: Lubuk
sosial (IPS) sekolah dasar kelas V. Jurnal Agung.
Prima Edukasia, 1(1), 1-9.
doi:https://doi.org/10.21831/jpe.v1i1.2311

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)
Jurnal Keolahragaan 6 (2), 2018 - 149
Rahmat Sanusi, W. Widiyanto

Sugiyono, S. (2012). Metode penelitian Tomihiro, S., & Noriko, T,. (2004). Water
kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: exercises: Workouts with the aqua noodle.
Alfabeta. UK : Meyer & Meyer Sport.
Suharjana, S. (2013). Kebugaran jasmani. Verhargen, A.P., Cardoso, J.R., & Bierma-
Yogyakarta: Jogja Global Media. Zeinstra, S.M.A. (2012). Aquatic exercise
Sharkey, B. J. (1990). Physiology of fitness. & balneotherapy in musculoskeletal
Human Kinetics Conditions. Journal of Best Practice &
Research Clinical Rheumatology, 26, 335–
Sukardjo, S. (2005). Evaluasi pembelajaran .
343..
Diktat mata kuliah evaluasi
pembelajaran.Prodi TP PPs UNY

Copyright © 2018, Jurnal Keolahragaan, ISSN 2339-0662 (print), ISSN 2461-0259 (online)

Anda mungkin juga menyukai