Endometritis
Endometritis
A. PENGERTIAN
- Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994).
- Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). (Manuaba, I.
B. G., 1998).
B. ETIOLOGI
Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya ada
riwayat koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama. Penyebab lainnya dari
endometritis adalah adanya tanda jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan.
(Taber, B. 1994).
Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah:
- Endometritis akuta
Pada endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9, sehingga
endometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9. Endometritis post abortum
terutama terjadi pada abortus provokatus.
Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada pemeriksaan
mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti polimorf yang banyak, serta
perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi
pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke atas dan menyebabkan
endometritis akut. Infeksi gonorea akan dibahas secara khusus.
Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan melalui
pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke parametrium, ketuban dan ovarium, dan ke
peritoneum sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh gejala-
gejala penyakit dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar
leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus atau
abortus, seperti kerokan, memasukan radium ke dalam uterus, memasukan IUD (intra uterine
device) ke dalam uterus, dan sebagainya.
Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah endometritis akut tetap
berbatas pada endometrium, atau menjalar ke jaringan di sekitarnya.
Endometritis akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa patogen pada
umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan
fungsional dari endometrium pada waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang
paling penting adalah berusaha mencegah, agar infeksi tidak menjalar.
Gejalanya :
Demam
Lochea berbau : pada endometritis post abortum kadang-kadang keluar flour yang
purulent.
Lochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.
Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak nyeri.
Terapi :
Uterotonika.
Istirahat, letak fowler.
Antibiotika.
Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus carsinoma. Dapat diberi
estrogen.
- Endometritis kronika
Endometritis kronika tidak seberapa sering terdapat, oleh karena itu infeksi yang tidak dalam
masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan lapisan
fungsional darn endometrium pada waktu haid. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
banyak sel-sel plasma dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga
ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.
1. Pada tuberkulosis.
2. Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus.
3. Jika terdapat korpus alineum di kavum uteri.
4. Pada polip uterus dengan infeksi.
5. Pada tumor ganas uterus.
6. Pada salpingo – oofaritis dan selulitis pelvik.
Pada abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan vili
korealis di tengah-tengah radang menahun endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat peradangan dan
organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan terbentuklah apa yang dinamakan
polip plasenta.
Endometritis kronika yang lain umumnya akibat ineksi terus-menerus karena adanya benda asing
atau polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.
Gejalanya :
Terapi :
D. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan virulensi kuman, daya tahan
penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang lokhea tertahan oleh darah, sisa-
sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan
kenaikan suhu yang segera hilang setelah rintangan dibatasi. Uterus pada endometrium agak
membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Pada endometritis yang tidak meluas
penderita pada hari-hari pertama merasa kurang sehat dan perut nyeri, mulai hari ke 3 suhu
meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun, dan
dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali, lokhea pada endometritis,
biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal yang terakhir ini tidak boleh menimbulkan
anggapan bahwa infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokhea
yang sedikit dan tidak berbau.
- Menggigil.
- Sub involusi.
- Distensi abdomen.
- Lokea sedikit dan tidak berbau/banyak, berbau busuk, mengandung darah seropurulen.
- Awitan 3-5 hari pasca partum, kecuali jika disertai infeksi streptococcus.
E. PATOFISIOLOGI
Kuman-kuman masuk endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan waktu
singkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa
patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan
darah menjadi nekrosis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat
terdapat lapisan terdiri atas lekosit-lekosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium
dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
PATHWAY KEPERAWATAN
Bakteri/kuman
Masuk ke endometrium
Ibu
F. KOMPLIKASI
- Wound infection
- Peritonitis
- Adnexal infection.
- Parametrial phlegmon
- Abses pelvis
G. PENATALAKSANAAN
- Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terpi. Evaluasi
klinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang
diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
- Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambah
terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut.
Secepat mungkin pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
- Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus atau post
partum.
- Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya.
- Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan plasenta yang
tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta
yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dan
salpingo – oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia teah meluas melampaui
endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik klostridia (syok, hemolisis, gagal
ginjal).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ENDOMETRITIS
PENGKAJIAN
1. Aktifitas/istirahat
- Malaise, letargi.
2. Sirkulasi
- Takikardi.
3. Eliminasi
4. Integritas ego
- Anoreksia, mual/muntah.
6. Neurosensori
- Sakit kepala.
7. Nyeri/ketidaknyamanan.
- Nyeri/kekakuan abdomen.
8. Pernapasan
9. Keamanan
- Suhu 38 derajat celcius atau lebih terjadi jika terus-menerus, di luar 24 jam pascapartum.
- Demam ringan.
- Menggigil.
- Infeksi sebelumnya.
- Pemajanan lingkungan.
10. Seksualitas
- Hemorargi pascapartum.
Pemeriksaan Diagnostik
- Laju sedimentasi darah dan jumlah sel darah merah: sangat meningkat pada adanya
infeksi.
Nilai dari tes ini sangat terbatas karena derajat sedimentasi cenderung meningkat selama
kehamilan maupun selama infeksi.
- Foto abdomen
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
1. Diagnosa Keperawatan I:
Intervensi:
- Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan pengunjung.
- Anjurkan ibu bahwa menyusui secara periodik memeriksa mulut bayi terhadap adanya
bercak putih.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang tidak
adekuat.
Intervensi:
- Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila masukan oral
dibatasi.
- Tingkatkan masukan sedikitnya 2000 ml/hari jus, sup dan cairan nutrisi lain.
Intervensi:
Berikan analgesik/antibiotik.
Berkan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu pemanas/rendam duduk sesuai
indikasi.
Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan interupsi pada proses
pertalian, penyakit fisik, ancaman yang dirasakan pada kehidupan sendiri.
Intervensi:
- Pantau respon emosi klien terhadap penyakit dan pemisahan dari bayi, seperti depresi dan
marah.
- Anjurkan ayah/anggota keluarga lain untuk merawat dan berinteraksi dengan bayi.
EVALUASI
1. Diagnosa Keperawatan I
1. Diagnosa Keperawatan II
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibuktikan oleh pemulihan luka tepat waktu, tingkat energi
tepat, penurunan berat badan dan Hb/Ht dalam batas normal yang diharapkan pasca partum.
1. Diagnosa Keperawatan IV
Mempertahankan/melakukan tanggung jawab untuk perawatan fisik dan emosi terhadap bayi
baru lahir, sesuai kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUP Bandung. (1981). Obstetric Patologi.Bandung: Elstar
Offset.
Taber, Ben-Zion. (1994). Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi.Jakarta: EGC.