Anda di halaman 1dari 9

KAPITA SELEKTA PEMASARAN

Disusun Oleh:

Santi Feronika Situmorang (11160146)

Cindy Chyntia Sangian (11160149)

Windra Ningsih Sumambu (11160154)

Anwar P Ambarita (11170356)


Menganal Istilah Unicorn dan Decacorn

Istilah unicorn sangat erat kaitannya dengan perkembangan perusahaan rintisan


(startup) teknologi. Selain unicorn, 'kasta' valuasi startup juga mengenal istilah decacorn
dan hectocorn.
Sebutan unicorn pertama kali diperkenalkan oleh pemodal kapital Aileen Lee pada tahun
2013. Lee menggunakan sebutan unicorn untuk mendefinisikan perusahaan teknologi
yang dinilai memiliki ide dan model bisnis tak biasa dengan valuasi lebih dari US$1
miliar.

CB Insight dalam laporannya pada Januari 2019 mencatat saat ini ada lebih dari
300 unicorn di seluruh dunia.
Empat perusahaan asal Indonesia yakni Traveloka, Bukalapak, Gojek, dan Tokopedia
masuk dalam daftar unicorn dunia yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar.
Diantara 300 unicorn, tidak sedikit perusahaan yang 'naik kelas' menjadi decacorn dan
calon hectocorn. Kedua istilah ini merupakan kasta perusahaan yang lebih tinggi di ranah
startup.

Decacorn, menjadi istilah yang digunakan untuk startup ditingkat selanjutnya.


Istilah itu diperkenalkan oleh bloomberg.com tahun 2015 untuk
menggambarkan startup yang nilai valuasinya 10 kali lipat lebih besar
dari startup unicorn, atau sekitar 10 miliar dollar AS. Melansir data cbinsights.com per
Januari 2019 ada 20 startup yang kini menyandang gelar decacorn. Startup asal Amerika
mendominasi daftar tersebut dengan beberapa startup asal Eropa dan Asia. Menariknya,
ada satu startup asal Asia Tenggara yang berhasil menembus level decacorn baru-baru
ini, tepatnya pada 2018. Startup tersebut adalah Grab.

Perusahaan rintisan bermarkas di Singapura ini memulai perjalanan mereka pada


2012 sebagai aplikasi ride-hailing dengan layanan GrabTaxi. Seiring dengan waktu, Grab
semakin berkembang menjadi superapp dengan menambahkan berbagai layanan, seperti
GrabBike, GrabFood, GrabExpress, GrabFresh, dan masih banyak lagi. Semua layanan
tersebut membuat Grab menjelma menjadi pemimpin pasar Asia Tenggara untuk
segmen ride-hailing yang menjangkau 336 kota di 8 negara Asia Tenggara tahun 2018.
Adapun aplikasinya telah diunduh lebih dari 138 juta kali. Sementara itu, di Indonesia
sendiri, Grab memulai perjalanannya sejak 2014. Kini setelah lima tahun, layanan Grab
telah menjangkau 222 kota di Indonesia. Melansir artikel di laman fastcompany.com,
Selasa (19/02/2019), selama tahun 2018 Grab berhasil mencatatkan pendapatan sebesar 1
miliar dollar AS dan mampu meraup dana segar lebih dari 3 juta dollar AS.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Google dan Temasek pada November
2018 lalu, dalam 3 tahun terakhir perusahaan tersebut berhasil menarik investasi bernilai
lebih dari 10 miliar dollar AS. Jumlahnya pun diprediksi akan mencapai angka 28 miliar
dollar AS pada 2025. Seorang juru bicara dari Grab mengatakan, investasi tersebut akan
digunakan untuk pengembangan aplikasi Grab sebagai superapp dan melanjutkan
investasi di Indonesia. “Kami akan menggunakan investasi tersebut untuk mendukung
visi Grab menjadi aplikasi super harian terkemuka di Asia Tenggara, memperluas bisnis
pengiriman makanan, pembayaran dan layanan keuangan, sambil melanjutkan investasi
kami di Indonesia,” ucap dia, seperti dilansir dari businessinsider.sg, Selasa
(20/11/2018). Dengan semua pencapaian tersebut, tak heran jika di tahun 2019 Grab
berhasil menjadi startup Asia Tenggara pertama yang meraih status Decacorn.

Strategi Pemasaran Digital untuk Startup dan Penerapannya


Jika melihat karakteristik konsumen modern yang ada saat ini, tidak diragukan lagi
bahwa pendekatan strategi pemasaran digital menjadi sesuatu yang sangat layak
dipertimbangkan, terlebih untuk startup digital. Strategi pemasaran digital dapat
didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang didesain untuk membantu bisnis
mencapai tujuan menggunakan medium internet (online).

Jika dilihat secara kasat mata mungkin akan tampak mudah, bahkan sebagian berpikiran
bahwa pemasaran digital sama dengan mempublikasi konten melalui media sosial, lalu
mempercepat dengan iklan. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu, perlu berbagai
perencanaan untuk menghasilkan kampanye pemasaran yang efektif.

Memulai dengan penyusunan strategi

Untuk memulai, startup perlu untuk memikirkan strategi. Strategi sendiri berupa rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan disarankan tujuan tersebut harus
dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh: melalui kampanye pemasaran digital yang
dijalankan selama 2 bulan, startup ingin menghasilkan peningkatan percobaan trial dari
produk sebesar 15%.
Namun strategi terebut juga akan sangat bergantung dengan skala bisnis. Di tingkat
startup, memiliki tujuan yang fokus dan sederhana sangat disarankan. Cara paling mudah
ialah dengan membuat schedule plan berisi aktivitas apa saja yang akan dilakukan secara
online.

Hal yang harus dilakukan dalam menyusun strategi pemasaran:

1. Pastikan target sudah didapat, sehingga ada angka yang bisa digunakan untuk
mengukur hasil akhir.

2. Tentukan kerangka waktu pelaksanaan kegiatan pemasaran digital dan aktivitas


yang akan dilakukan.

3. Identifikasi untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan acara di waktu yang telah


ditentukan tersebut. Misalnya jangan sampai melakukan promo hard-selling untuk
konversi penjualan ketika tanggal tua dll.

4. Tentukan kanal online yang akan digunakan untuk promosi.

Memahami konsumen

Memahami konsumen meliputi beberapa hal, selain harus tahu konsumen ada di
segmentasi mana dari sisi daya beli, juga harus mengetahui betul latar belakang mereka.
Misalnya aplikasi untuk pencarian tutor belajar, maka startup dapat fokus menargetkan
kalangan orang tua atau murid di tingkat atas (SMA/K). Dengan mengenali audiens,
startup akan mengerti cara seperti apa yang efektif untuk menyampaikan pesan promosi
yang digencarkan.
Contoh tabel pengelompokan segmentasi konsumen / Parse.ly

Untuk mengidentifikasi segmentasi pelanggan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

 Pikirkan siapa saja yang memiliki kemungkinan menggunakan produk atau


layanan startup, kelompokkan menjadi empat bagian.

 Pilah jenis audiens berdasarkan karakteristik tertentu, tabel di atas bisa menjadi
rujukan.

 Validasi dapat dilakukan dengan cara melihat data histori pada sistem analisis web
atau aplikasi, untuk memastikan hasil pemilihan tersebut sudah tepat.

Memahami brand yang diusung

Mengetahui tentang brand produk yang diusung adalah memahami kekuatan yang
dimiliki. Ini penting diketahui, untuk menjelaskan kepada pelanggan mengapa mereka
harus memilih produk yang diusung tersebut, ketimbang menggunakan produk pesaing.
Keunggulan-keunggulan tersebut harus didefinisikan dengan jelas.

Jika sulit untuk mendefinisikan brand produk dengan baik, coba jawab beberapa
pertanyaan berikut ini:

 Siapa konsumen produk Anda?

 Apa permasalahan yang ingin dipecahkan dengan produk tersebut?

 Apa hal unik yang berikan oleh produk Anda? (Sebutkan tiga saja.)

 Hal apa yang dapat Anda janjikan jika konsumen menggunakan produk tersebut?

Susun jawaban dari empat pertanyaan menjadi sebuah paragraf, lalu buat menjadi
singkat. Maka itulah keunggulan yang ingin disampaikan ke pelanggan
terkait brand produk startup yang tengah diperjuangkan.

Menyiasati kompetisi bisnis

Anda ingin tahu apa yang melawan Anda, dan Anda dapat belajar dengan baik dari kedua
kemenangan dan kesalahan. Terinspirasi oleh kemenangan pesaing Anda, dan gunakan
perbedaan Anda untuk menyoroti apa yang unik dari apa yang Anda tawarkan. Untuk
mengidentifikasi persaingan, perlu memahami tiga jenis pesaing yang harus disiasati
dengan baik dalam bisnis, berikut:

 Pesaing Langsung; startup atau perusahaan yang menawarkan produk yang sama.

 Pesaing Tidak Langsung; startup atau merek yang menawarkan produk berbeda,
namun bersaing di ruang atau segmentasi pengguna yang sama.
 Komparator; produk yang sebelumnya sudah dipakai oleh pelanggan.

Lalu cara paling mudah untuk menemukan kompetitor bisnis –dari tiga jenis di atas–bisa
melakukan beberapa hal berikut:

 Gunakan Google, lalu ketikkan kata kunci berkaitan dengan produk atau layanan
yang dibuat oleh startup.

 Jika menemukan, coba layanan tersebut, bandingkan dengan yang dimiliki startup.
Jelajahi websitenya dan pelajari newsletter yang biasa dikirimkan.

 Tanyakan kepada pelanggan yang pernah menggunakan produk lain sebagai


testimoni dan masukan pengembangan.

Mengukur target capaian

Setelah mendefinisikan dengan baik upaya yang akan dilakukan, maka sekarang mulai
melakukan kampanye tersebut. Di fase awal, pengukuran secara intensif dibutuhkan
untuk memastikan target yang sudah dicanangkan tercapai. Beberapa hal yang bisa
dijadikan bahan analisis untuk mengukur progres pemasaran digital di antaranya:

 Jumlah kunjungan website

 Jumlah unduh aplikasi

 Jumlah pemutaran video

 Klik ke website atau tulisan

 Pendaftaran layanan trial, dan sebagainya.

Itu baru langkah awal, karena semua harus dihitung berdasarkan konversinya terhadap
target capaian yang diinginkan. Lantas akan muncul pertanyaan-pertanyaan seperti:
apakah jika pengunjung website bertambah maka jumlah unduhan meningkat? Apakah
jika jumlah unduhan meningkat maka jumlah pelanggan permium akan naik? Jadi
definisikan dengan baik target pengukuran dan perhitungannya terhadap dampak yang
diinginkan.

Demikian beberapa hal yang perlu disiapkan di fase awal penyiapan strategi pemasaran
digital untuk startup. Dalam tulisan selanjutnya, akan dibahas bagaimana
mengoptimalkan pemanfaatan tools dan media sosial untuk mendongkrak kegiatan
kampanye digital. Karena untuk melakukan pemasaran digital prosesnya tidak instan,
sehingga dapat menghasilkan dampak yang baik bagi pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai