Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK 3

DOSEN: NS.EVA YUSTILAWATI, S.KEP.,M.KEP

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


(ASUHAN KEPERAWATAN COMA DIABETIC)

Oleh:

KELOMPOK 3 (Kelas A)

JENDRI TASIDJAWA

LELA NUR

ISMAYANTI

MOREIN LODRIGUS

KETTY RATUARAK

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR

2017/2018
COMA DIABETIC

A. DEFENISI COMA DIABETIC


Coma adalah suatu keadaan tidak bisa dibangunkan yang sifatnya tidak berespon
(Plum dan Poner 1996). Coma adalah penurunan kesadaran yang paling berat ditandai
dengan kondisi penurunan kesadaran yang tidak mengahasilkan reaksi sama sekali
terhadap rangsangan dari luar.
Koma diabetes adalah komplikasi diabetes yang mengancam jiwa yang menyebabkan
ketidaksadaran ( alodokter)
koma diabetikum adalah suatu keadaan penurunan kesadaran yang terjadi pada
seorang penderita yang tak menunjukkan reaksi atau hanya reaksi refleks terhadap
rangsangan nyeri sebagai akibat komplikasi diabetes mellitus ( Greenberg, 1985 )
Diabetic coma is a reversible form of coma found in people with diabetes mellitus. It
is a medical emergency.
B. ETIOLOGI
1. Hipoglikemia, yang bisadisebabkan oleh terlalu banyaknya insulin atau terlalu
sedikitnya asupan makanan.
2. Diabetic ketoacidosis, yaitu sebuah kondisi dimana sel-sel otot Anda kelaparan energi
lalu tubuh meresponnya dengan memecah lemak simpanan.
3. Diabetic ketoacidosis, yaitu sebuah kondisi dimana sel-sel otot Anda kelaparan energi
lalu tubuh meresponnya dengan memecah lemak simpanan.
4. Sindrom hiperosmolar diabetik, atau kadar gula darah melebihi 600 miligram per
desiliter (mg/dL).
5. Uremik emsefalopati.
6. Asidosis lactat.
C. MANIFESTASI KLINIK
a. Pra koma
a. Sakit kepala
b. Kebingungan
c. Pusing
d. Tubuh gemetar
b. Coma diabetic
a. Tidur nyenyak sekali
b. Ferakan spontan tidak ada
c. Tonus flaksid
d. Refleks kornea (-)
D. PATOFISIOLOGI
1. Diabetes melitus
2. Coma diabetic
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. GCS
2. Pemeriksaan urinalisis
3. Analisis Gas Darah
4. Ekg
5. Pemeriksaan darah lengkap
6. Ct-scan
7. MRI
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Proteksi jalan nafas : adekuat oksigenasi dan ventilasi
2. Hidrasi intravena : gunakan normal saline pada pasien dengan edema serebri atau
peningkatan TIK
3. Nutrisi : lakukan pemberian asupan nutrisi via enteral , hindari penggunaan naso
gastrik tube karena adanya ancaman aspirasi dan refluks
4. Kulit : hindari dekubitus dengan miring kanan dan kiri tiap 1 hingga 2 jam, dan
gunakan matras yang dapat dikembangkan dengan angin dan pelindung tumit
5. Mata : hindari abrasi kornea dengan penggunaan lubrikan atau tutup mata dengan
plester
6. Perawatan bowel : hindari konstipasi dengan pelunak feses (docusate sodium 100 mg
3×1 ) dan pemberian ranitidin 50 mg iv tiap 8 jam untuk menghindari stress ulcer
akibat pemberian steroid dan intubasi
7. Perawatan bladder : indwelling cateter urin dan intermiten kateter tiap 6 jam
8. Mobilitas joint : latihan pasif ROM untuk menghindari kontraktur
9. Profilaksis deep vein trombosis (DVT) : pemberian 5000 iu sc tiap 12 jam,
penggunaan stoking kompresi pneumatik, atau kedua-duanya.
G. KOMPLIKASI
1. Kerusakan otak permanen
2. Edema otak
3. Koma menahan
4. Kematian.

H. PENCEGAHAN
1. Cara awal untuk mencegah kondisi ini adalah dengan selalu cek gula darah dan
menjaga pola makan agar gula darah tetap stabil.
2. Mengonsumsi obat diabetes dan memakai insulin sesuai anjuran juga sangat
diperlukan untuk mencegah penderita diabetes mengalami koma.
3. Mencegah lebih baik dari pada mengobati kadar gula darah yang tidak stabil
khususnya hiperglikemia sangat berbahaya bagi pembuluh darah.
4. Mencegah gula darah sedini mungkin bisa menghilangkan dan mengurangi dampak
terhadap terjadinya diabetes dan koma diabetic.
I. PROGNOSIS
Prognosis pasien tergantung dari penyebab utama penyakit dibanding dari dalamnya
suatu koma. Koma yang disebabkan karena metabolik dan intoksikasi obat lebih baik
prognosisnya dibanding koma yang disebabkan oleh kelainan struktur intrakranial.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.R DENGAN DIAGNOSA MEDIS COMA
DIABETIC
Kasus :
Tn ,R umur 58 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan diabetic ulcer pada kaki
kanan sejak 3 tahun yang lalu, keluarga pasien mengatakan dia sering merasakan
cepat lapar, haus, kelelahaa, BAK yang terus menerus, dan lemas walaupun selesai
makan ,
saat pengkajian pasien tampak kurus ( BB 48 kg) terdapat diabetic ulcer pada kaki
kanan, TTV: nadi 102 x/menit S: 37,4 R: 22 X/menit TD : 130/90 mmhg, GCS 3 ( E
1 V 1 M 1 ) refleks pupil (-) Terpasang ventilator, ( ETT) pemeriksaan penunjang (
pemeriksaan darah lengkap ) , GDS ( 900 gr/dl ) dan kimia klinik ( keton)
A. PRIMARY SURVEY
1. Airway
a. Jalan napas paten
b. Tidak terdapat obstruksi (bantuan opa)
c. Suara napas tambahan tidak ada
d. Tidak terdapat jejas pada klavikula
2. Breathing
a. Pernapasan ( bantuan ventilator)
b. Terpasang oksigen
c. Gerakan dinding dada simetris
d. Tidak terdapat deviasi trakea
3. Circulation
a. Clear, tidak terdapat tnda-tanda perdarahan
b. Nadi teraba nadi 102 x/menit tekanan darah 130/90 mmhg,
c. CRT 3 DETIK
d. Akral dingin (-)
4. Disability
a. GCS : 3 ( E 1 V 1 M 1)
b. Refleks pupil (+)
c. Refleks cahaya (+)
d. Test neurologis lainnya
5. Exposure
a. Tidak terdapat jejas di seluruh ekstremitas.
b. Tidak terdapat edema dan lesi pada seluruh tubuh.
B. SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan yang paling diperioritaskan pada pasien dengan penurunan esadaran adalah
pemeriksaan neurologis, diantaranya :
1. GCS
2. Pemeriksaan babinsky
3. Pemeriksaan refleks patologis
4. Pemerikaan kaku kuduk/rigidity test.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan perfusi jaringan otak
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Integritas kulit
4. Defisiensi pengetahuan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS NOC NIC
1 Domain 4 : Circulation status 1. observasi ttv
aktivitas/istirahat Tissue prefusion : serebral 2. Observasi adanya
Kelas 4 : respon Kriteria hasil : daerah tertentu yang
kardiovaskuler/pulmonal Mendemonstrasikan status hanya peka terhadap
sirkulasi yang ditandai panas/dingin/tajam/
Diagnosa : dengan tumpul
Ketidakefektifan perfusi  Tekanan sistolik dan 3. observasi adanya
jaringan otak diastolik dala batas yang paratese
diharapkan 4. pemeriksaan adanya
 Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK
peningkatan TIK 5. batasi gerakan pada
 menunjukan fungsi kepala,leher
sensorik motori cranial 6. Sediakan dan
yang utuh : tingkat pertahankan oksigen
kesadaran membaik, seperti yang
tidak ada tanda gerakan diperintahkan
involunter 7. Lakukan pemantauan
GCS secara berkala
sesuai kebutuhan
8. pemeriksaan refleks
pupil
9. berikan edukasi pada
keluarga mengenai
penurunan kesadaran
pada klein
10. kolaborasi pemberian
obat
11. konsul dokter
spesialis saraf

2 Domain 2 : nutrisi Nutritional status 1. Kaji adakah apakah


Kelas 1: makan Foot and fluid intake ada alergi makanan
Diagnosa : Nutrien intake sebelumnya (
Ketidakseimbangan Wiight control tanyakan keluarga )
nutrisi kurang dari Kriteria hasil: 2. monitor jumlah
kebutuhan tubuh  Adanya peningkatan berat nutrisi dan kebutuhan
badan sesuai dengn tujuan kalori
 Berat badan ideal sesuai 3. monitor turgor kulit
dengan tinggi badan 4. berikan makanan
 Mampu mengidentifikasi yang terpilih ( sudah
kebutuhan nutrisi dikonsultasikan sama

 Tidak ada tanda –tanda ahli gizi)

malnutrisi 5. pemasangan NGT

 Menunjukan peningkatan 6. pengukuran IMT

fungsi pengecapan dan 7. berikan informasi

menelan tentang kebutuhan

 Tidak terjadi penurunan nutrisi yang benar

berat badan yang berarti 8. Kolaborasi dengan


ahli gizi untuk
menentukan nutrisi
dan kalori yang tepat
bagi pasien

3 Domain 11 : keamanan/ Tissue integrity 1. Monitor kulit


perlindungan Membranes adanya kemerahan
Kelas 2 : cedera fisik Hemodialisis akses
Diagnosa : Kriteria hasil : 2. Observasi apakah
Resiko kerusakan  Integritas kulit yang baik terdapat lesi dini pada
intergritas kulit bisa dipertahankan tidak area penekanan
ada luka atau lesi pada 3. Oleskan lotion
kulit pada daerah yang
 Perfusi jaringan yang baik mengalami penekanan
 Menunjukan pemahaman 4. Miringkan pasien
dalam proses perbaikan minimal 1 jam 2 x
kulit dan mencegah mika dan miki
terjadinya cedera berulang 5. Hindari kerutan

 Mampu melindungi kulit pada tempat

dan mempertahankan 6. Edukasikan kelurga

kelembaban kulit dan tentang mika dan miki

perawatan yang baik


7. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian lotion
terbaik untuk
mencegah vulnus
dekubitus

4 Domain 5 : persepsi/ knowleage :disease process 1. Observasi tingkat


kognisi knowleage: health behaviour pengetahuan keluarga
Kelas 4 : kognisi 2. observasi
Diagnosa : kriteria hasil: kemungkinan
Defisiensi pengetahun  pasien dan keluarga penyebab dengan cara
menyatakan pemahaman yang tepat
tentang 3. Jelaskan patofisiologi
penyakit,kondisi,prognosi dari penyakit dan
s dan program bagaimana hal ini
pengobatan berhubungan dengan
 pasien dan keluarga anatomi dan fisiologi,
mampu melaksanakan dengan cara yang
prosedur yang dijelaskan tepat.
secara benar 4. Gambarkan tanda
 pasien dan keluarga dan gejala yang biasa
mampu menjelaskan muncul pada
kembali apa yang penyakit, dengan cara
dijelaskan perawat atau yang tepat
tim kesehatan lain nya 5. Gambarkan proses
penyakit, dengan cara
yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

• ALODOKTER 2019

• American College of Emergency Physicians. Diabetic Emergencies Accessed


10/3/2017.

• American Diabetes Association DKA (Ketoacidosis) & Ketones Accessed 10/3/2017.

• Phycns Lond. J. Roy. Coll. The Management of Diabetic Coma J- M. MALINS, MD,
FRCP, Professor of Medicine, University of Birmingham 2015

• Richard S. Irwin; James M. Rippe (2008). Irwin and Rippe's intensive care medicine.
Lippincott Williams & Wilkins. pp. 1256–. ISBN 978-0-7817-9153-3. Retrieved 20
November 2010.

Anda mungkin juga menyukai