Coma Diabetik Fix
Coma Diabetik Fix
Oleh:
KELOMPOK 3 (Kelas A)
JENDRI TASIDJAWA
LELA NUR
ISMAYANTI
MOREIN LODRIGUS
KETTY RATUARAK
2017/2018
COMA DIABETIC
H. PENCEGAHAN
1. Cara awal untuk mencegah kondisi ini adalah dengan selalu cek gula darah dan
menjaga pola makan agar gula darah tetap stabil.
2. Mengonsumsi obat diabetes dan memakai insulin sesuai anjuran juga sangat
diperlukan untuk mencegah penderita diabetes mengalami koma.
3. Mencegah lebih baik dari pada mengobati kadar gula darah yang tidak stabil
khususnya hiperglikemia sangat berbahaya bagi pembuluh darah.
4. Mencegah gula darah sedini mungkin bisa menghilangkan dan mengurangi dampak
terhadap terjadinya diabetes dan koma diabetic.
I. PROGNOSIS
Prognosis pasien tergantung dari penyebab utama penyakit dibanding dari dalamnya
suatu koma. Koma yang disebabkan karena metabolik dan intoksikasi obat lebih baik
prognosisnya dibanding koma yang disebabkan oleh kelainan struktur intrakranial.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.R DENGAN DIAGNOSA MEDIS COMA
DIABETIC
Kasus :
Tn ,R umur 58 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan diabetic ulcer pada kaki
kanan sejak 3 tahun yang lalu, keluarga pasien mengatakan dia sering merasakan
cepat lapar, haus, kelelahaa, BAK yang terus menerus, dan lemas walaupun selesai
makan ,
saat pengkajian pasien tampak kurus ( BB 48 kg) terdapat diabetic ulcer pada kaki
kanan, TTV: nadi 102 x/menit S: 37,4 R: 22 X/menit TD : 130/90 mmhg, GCS 3 ( E
1 V 1 M 1 ) refleks pupil (-) Terpasang ventilator, ( ETT) pemeriksaan penunjang (
pemeriksaan darah lengkap ) , GDS ( 900 gr/dl ) dan kimia klinik ( keton)
A. PRIMARY SURVEY
1. Airway
a. Jalan napas paten
b. Tidak terdapat obstruksi (bantuan opa)
c. Suara napas tambahan tidak ada
d. Tidak terdapat jejas pada klavikula
2. Breathing
a. Pernapasan ( bantuan ventilator)
b. Terpasang oksigen
c. Gerakan dinding dada simetris
d. Tidak terdapat deviasi trakea
3. Circulation
a. Clear, tidak terdapat tnda-tanda perdarahan
b. Nadi teraba nadi 102 x/menit tekanan darah 130/90 mmhg,
c. CRT 3 DETIK
d. Akral dingin (-)
4. Disability
a. GCS : 3 ( E 1 V 1 M 1)
b. Refleks pupil (+)
c. Refleks cahaya (+)
d. Test neurologis lainnya
5. Exposure
a. Tidak terdapat jejas di seluruh ekstremitas.
b. Tidak terdapat edema dan lesi pada seluruh tubuh.
B. SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan yang paling diperioritaskan pada pasien dengan penurunan esadaran adalah
pemeriksaan neurologis, diantaranya :
1. GCS
2. Pemeriksaan babinsky
3. Pemeriksaan refleks patologis
4. Pemerikaan kaku kuduk/rigidity test.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan perfusi jaringan otak
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Integritas kulit
4. Defisiensi pengetahuan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS NOC NIC
1 Domain 4 : Circulation status 1. observasi ttv
aktivitas/istirahat Tissue prefusion : serebral 2. Observasi adanya
Kelas 4 : respon Kriteria hasil : daerah tertentu yang
kardiovaskuler/pulmonal Mendemonstrasikan status hanya peka terhadap
sirkulasi yang ditandai panas/dingin/tajam/
Diagnosa : dengan tumpul
Ketidakefektifan perfusi Tekanan sistolik dan 3. observasi adanya
jaringan otak diastolik dala batas yang paratese
diharapkan 4. pemeriksaan adanya
Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK
peningkatan TIK 5. batasi gerakan pada
menunjukan fungsi kepala,leher
sensorik motori cranial 6. Sediakan dan
yang utuh : tingkat pertahankan oksigen
kesadaran membaik, seperti yang
tidak ada tanda gerakan diperintahkan
involunter 7. Lakukan pemantauan
GCS secara berkala
sesuai kebutuhan
8. pemeriksaan refleks
pupil
9. berikan edukasi pada
keluarga mengenai
penurunan kesadaran
pada klein
10. kolaborasi pemberian
obat
11. konsul dokter
spesialis saraf
• ALODOKTER 2019
• Phycns Lond. J. Roy. Coll. The Management of Diabetic Coma J- M. MALINS, MD,
FRCP, Professor of Medicine, University of Birmingham 2015
• Richard S. Irwin; James M. Rippe (2008). Irwin and Rippe's intensive care medicine.
Lippincott Williams & Wilkins. pp. 1256–. ISBN 978-0-7817-9153-3. Retrieved 20
November 2010.