Anda di halaman 1dari 37

Pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan kepuasan

kepada konsumen dari barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan harapan barang atau jasa tersebut
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Pemasaran pertanian berarti kegiatan bisnis dimana
menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
dengan harapan konsumen akan puas dengan mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran pertanian
dapat mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen akhir,
baik input ataupun produk pertanian itu sendiri. Ada 3 komponen dalam pemasaran agribisnis, yaitu : 1.
Pasar agribisnis, dimana tempat terjadinya interaksi antara penjual dan pembeli komoditas pertanian,
sehingga dalam pasar ini bisa terjadi kesepakatan nilai, jumlah produk, spesifikasi produk, cara
pengiriman dan pembayaran. 2. Pemasar agribisnis adalah seseorang yang mencari barang pertanian
atau sebagai jasa perdagangan, dimana barang pertanian tersebut ditawarkan atau dipasarkan ke
konsumen. Pemasar agribisnis dapat berfungsi sebagai pembeli atau penjual. 3. Pemasaran agribisnis
adalah sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memberi kepuasan dari barang komoditi atau jasa
perdagangan komoditi tersebut kepada konsumen.

Mungkin kita sudah sering mendengar kata “Pemasaran” atau yang bisa dibilang juga
“Marketing” di kehidupan sehari-hari kita. Banyak orang yang berkerja di bidang pemasaran
seperti ini, seperti berkerja sebagai Sales Man/Girl, Marketing Officer, Manajer Marketing dan
lain-lain. Tapi tau kah anda bahwa pemasaran itu merupakan suatu hal yang penting dalam suatu
bisnis ? Dan tau kah anda bahwa Pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu bisnis ?

Pengertian pemasaran sendiri merupakan sistem keseluruhan dari berbagai kegiatan bisnis atau
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga barang atau jasa,
mempromosikannya, dan mendistribusikannya kepada konsumen dan bisa memuaskan
konsumen (William J. Stanton). Pemasaran sangat penting bagi semua bisnis, tidak memandang
bisnis tersebut besar maupun kecil. Apabila dalam suatu bisnis tidak adanya pemasaran, maka
konsumen tidak akan mengetahui tentang sebuah produk yang dihasilkan dari bisnis tersebut dan
membuat penjualannya menjadi rendah. Tetapi dengan melakukan suatu pemasaran yang baik
maka akan membuat banyak orang tahu tentang produk usaha bisnis anda, dan memungkinkan
banyak konsumen yang tertarik, terlebih lagi produk usaha bisnis anda memiliki kualitas dan
nilai inovatif, dan keunikan.

Setelah melakukan pemasaran yang baik, konsumen mengetaui dan tertarik dengan usaha bisnis
kita, maka anda dapat membangun kekuatan merk atau yang biasanya disebut juga sebagai
“Brand Equity”. Brand Equity adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari
respon konsumen terhadap barang atau jasa. ( Kotler dan Armstrong, 2004 ). Dengan
terbentuknya Brand Equity yang kuat tentunya dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan
yang diperoleh menjadi tinggi, bahkan dapat stabil dan berkelanjutan dengan pengelolaan Brand
Equity yang baik. Brand Equity juga dapat berpengaruh pada munculnya “Brand Loyalty” atau
yang bisa diartikan juga sebagai kesetiaan pelanggan terhadap produk tersebut.

Dari hal tersebut dapat disimpullkan bahwa “Pentingnya pemasaran yang dilakukan dengan baik
oleh suatu usaha bisnis yang dapat menghasilkan perhatian dan ketertarikan dari konsumen akan
produknya serta dapat memunculkan Brand Equity dan Brand Loyalty terhadap usaha bisnisnya”
Mengapa sebuah proses pemasaran menjadi sesuatu yang sangat penting bagi sebuah
kelangsungan usaha bisnis? Berikut ini beberapa alasan penting yang membuat
pemasaran menjadi sebuah kebutuhan utama usaha bisnis untuk bisa terus eksis dan
berkembang:
1. Pemasaran untuk menginformasikan sebuah produk kepada konsumen
Tanpa adanya proses pemasaran, maka konsumen tidak akan tahu tentang sebuah
produk yang Anda hasilkan. Pemasaran yang semakin gencar akan membuat semakin
banyak orang yang tahu dengan produk usaha bisnis Anda, dan kemungkinan besar
ketertarikan para pelanggan akan memperbesar angka penjualan perusahaan Anda.
Terlebih jika Anda memiliki sebuah produk yang unik dan memiliki kualitas dan nilai
inovatif, maka sangat penting melakukan upaya marketing atau pemasaran yang
maksimal.
2. Menjelaskan fungsi, manfaat dan keunggulan sebuah produk usaha atau
layanan
Melalui proses marketing, Anda bisa menjelaskan kepada konsumen mengenai fungsi
sebuah produk, manfaat, keunggulan, cara penggunaan dan sebagainya yang
berkaitan dengan produk. Karena kemungkinan besar konsumen akan tertarik membeli
produk atau layanan Anda setelah mendengarkan fungsi, manfaat, keunggulan serta
cara penggunaan yang benar dari produk bersangkutan. Di sinilah peran pemasaran itu
sangat dirasakan, semakin luas pemasaran yang Anda lakukan, maka akan semakin
banyak jumlah konsumen yang mengetahui informasi produk usaha Anda.
3. Menginformasikan sebuah produk atau layanan baru kepada konsumen
Meskipun orang telah cukup mengenal perusahaan Anda, pemasaran tetap penting
dilakukan apabila Anda menghasilkan sebuah produk baru yang dihasilkan perusahaan
bisnis Anda. Informasi tersebut dilakukan melalui upaya marketing promosi yang terus
menerus kepada para konsumen.
Pentingnya sebuah pemasaran di dalam usaha bisnis bahkan bisa menjadi penentu
berkembang tidaknya sebuah usaha. Memiliki sumber daya manusia di bidang
pemasaran yang handal akan sangat menentukan sebuah keberhasilan usaha yang
Anda kelola. Menekankan pada upaya pemasaran akan semakin lengkap jika diimbangi
dengan pemaksimalan kualitas produk usaha atau layanan jasa.
Sistem Pemasaran Agribisnis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa
agribisnis terdiri dari dari berbagai subsistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan
interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.

Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Subsistem penyediaan sarana produksi

Subsistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran.


Kegiatan ini mencakup perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan
sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat
waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.

2. Subsistem usahatani atau proses produksi

Subsistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka
meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan
pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi
primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artinya
meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa
meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu,
juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya
produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian
ekonomi terbuka

3. Subsistem agroindustri/pengolahan hasil

Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi
menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pascapanen produk pertanian sampai
pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah)
dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan,
pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.

4. Subsistem pemasaran

Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik


untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan
pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar
negeri.

5. Subsistem penunjang

Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi :

 Sarana Tataniaga

 Perbankan/perkreditan

 Penyuluhan Agribisnis

 Kelompok Tani

 Infrastruktur Agribisnis

 Koperasi Agribisnis

 BUMN

 Swasta

 Penelitian dan Pengembangan

 Pendidikan dan Pelatihan

 Transportasi

 Kebijakan Pemerintah

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul makalah ini maka dirumuskan masalah yang akan dibahas pada
makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dan cakupan dari sistem pemasaran agribisnis?
2. Apakah sistem pemasaran agribisnis merupakan sistem yang kompleks?
3. Apa saja peranan sistem pemasaran agribisnis?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dan cakupan dari sistem pemasaran agribisnis.
2. Untuk mengetahui tentang sistem pemasaran agribisnis merupakan sistem yang kompleks.
3. Untuk mengetahui tentang peranan sistem pemasaran agribisnis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Cakupan Sistem Pemasaran Agribisnis


Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling
berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu.
Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran
barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan
membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
Sistem pemasaran agribisnis merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga
pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk
pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran
uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas.
Sistem pemasaran agribisnis tersebut mencakup kegiatan produktif yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga yang ada dalam sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan
urutan penambahan kegunaan maupun secara horizontal berdasarkan tingkatan kegiatan
produktif yang sama.
Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efisiensi dan efektivitas
seluruh kegiatan fungsional sistem pemasaran tersebut, yang selanjutnya menentukan kinerja
operasi dan proses sistem.
Efisiensi sistem pemasaran dapat dilihat dari terselenggaranya integrasi vertikal dan
integrasi horizontal yang kuat, terjadi pembagian yang adil dari rasio nilai tambah yang tercipta
dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-masing pelaku.
2.2 Sistem Pemasaran Merupakan Sistem yang Kompleks
Sektor pertanian Indonesia merupakan suatu sistem yang kompleks karena melibatkan
lebih dari dari 70% penduduk Indonesia sebagai produsen dan 100% penduduknya sebagai
konsumen. Di samping itu, juga melibatkan banyak perusahaan baik yang bergerak dalam
produksi dan pengolahan produk agribisnis maupun yang menyediakan jasa untuk sektor
pertanian.
Bahkan produk agribisnis dan hasil olahannya menjadi salah satu andalan produk ekspor
Indonesia di luar minyak dan gas dan menjadi salah satu komponen utama ekonomi Indonesia.
Kompleksitas pada sektor pertanian tersebut memberikan implikasi kepada kompleksitas
sistem pemasaran komoditas pertanian. Sistem pemasaran komoditas pertanian juga relatif lebih
kompleks dibanding komoditas lainnya, di luar komoditas pertanian. Hal ini disebabkan oleh
sifat produk, sistem produksi, serta struktur dan karakteristik pasar produk pertanian yang khas.

2.2.1 Sifat-sifat Produk Agribisnis


Produk agribisnis umumnya memiliki sifat rawan terhadap kerusakan, memiliki ukuran
yang besar per tumpukan dan beraneka ragam mutunya. Kerawanan terhadap kerusakan dan
ukuran yang besar per tumpukannya sangat berperan untuk menentukan metode dan tempat
penyimpanan, metode dan alat pengangkutan, serta penjadwalan. Di lain pihak, keanekaragaman
mutu memerlukan standarisasi, pernyortiran, dan pengelompokan berdasarkan standar produk
yang baku atau diinginkan oleh konsumen. Sifat-sifat produk agribisnis tersebut diuraikan
sebagai berikut.
a. Tidak Tahan Lama
Sifat produk agribisnis yang mudak busuk dan rusak, terutama produk buah-buahan,
sayur-sayuran, daging hasil peternakan dan perikanan, memerlukan penanganan yang cepat dan
cermat untuk menjaga mutu sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Penanganan yang
dapat dilakukan adalah pengepakan, pendinginan, pengangkutan dengan cepat, dan pengolahan,
sesuai jenis produk. Sifat mudah busuk dan rusak di atas menyebabkan kegiatan pada fungsi
pengangkutan dan penyimpanan menjadi lebih kompleks dan mahal.

b. Sifat Ukuran yang Besar Per Tumpukan


Sifat tersebut menyebabkan produk agribisnis memerlukan tempat yang besar, terutama
untuk kebutuhan penyimpanan dan pengangkutan. Pengangkutan yang dilakukan dengan jarak
yang relatif jauh dari sumber produk ke daerah pemasaran akan menelan biaya pengangkutan
yang relatif tinggi. Begitu juga dengan fungsi penyimpanan yang dilakuakan, memerlukan
tempat atau gudang yang relatif besar sehingga biaya penyimpanannya juga relatif besar. Hal ini
secara relatif akan memperbesar marjin biaya pemasaran komoditas tersebut.

c. Mutu Produk yang Bervariasi


Mutu produk agribisnis bervariasi dari tahun ke tahun, dari musim ke musim, dan dari
sentra produksi yang satu ke sentra produksi yang lainnya. Kualitas produk sangat ditentukan
oleh kesesuaian kondisi terhadap pertumbuhan tanaman, jenis varietas, dan penanganannya.
Mutu produk sangat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti keadaan iklim dan cuaca, keadaan
fisik tanah, peristiwa alam, serangan penyakit dan hama pertanian, serta tingkat penerapan
teknologi produksi dan penanganan pascapanen yang tidak tepat.

2.2.2 Sifat Produksi Pertanian


Produksi pertanian umumnya bersifat musiman, pasokan produk bervariasi dan tidak
stabil dari waktu ke waktu, jumlah produksinya sulit untuk ditentukan dan terdapat variasi antara
pusat-pusat produksi secara geografis. Sifat-sifat produksi pertanian tersebut diuraikan di bawah
ini:
a. Musiman
Kebanyakan produksi pertanian bersifat musiman, walaupun ada yang dapat berproduksi
secara terus menerus sepanjang tahun, tetapi produksinya berfluktuasi, di mana dikenal adanya
musim panen raya dan paceklik.

b. Bervariasi dalam Jumlah dan Nilai


Produksi pertanian juga bervariasi dalam jumlah dari waktu ke waktu. Variasi jumlah
produk pertanian dalam suatu periode tertentu disebabkan oleh tanggapan petani terhadap tingkat
harga, program-program pemerintah mengenai pengembangan komoditas, serta faktor-faktor
yang sulit atau tidak dapat dikontrol. Variasi jumlah tersebut menyebabkan terjadinya variasi
nilai atau harga produk sepanjang tahun.
c. Wilayah Produksi Tersebar
Wilayah sentra produksi pertanian untuk suatu komoditas tertentu bersifat unik,
tergantung pada jenis komoditasnya. Ada komoditas yang cocok ditanam di dataran tinggi
dengan suhu rendah, seperti kol. Ada yang cocok ditanam di dataran rendah seperti sagu. Ada
juga yang cocok untuk dataran tinggi dan juga cocok untuk dataran rendah seperti cabai dan
jambu mete. Di samping itu, dikenal pula adanya tanaman tropis dan subtropis. Semuanya itu
menunjukkan bahwa wilayah produksi untuk suatu komoditas tertentu bersifat unik.

d. Biaya Produksi Berbeda di Setiap Daerah Produksi


Suatu komoditas tertentu yang diproduksi pada daerah yang berbeda memiliki perbedaan
biaya produksi per unit produk. Perbedaan biaya produksi antara daerah produksi yang satu dan
daerah produksi lainnya terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi. Ada daerah yang
berproduksi efisien dan ada daerah yang berproduksi tidak efisien untuk suatu komoditas
tertentu.

2.3 Peranan Sistem Pemasaran Agribisnis


Sistem pemasaran agribisnis mencakup banyak lembaga, baik yang berorientasi laba
maupun nirlaba, baik yang terlibat dan terkait secara langsung maupun yang tidak terlibat atau
terkait langsung dengan operasi sistem pemasaran agribisnis. Sistem pemasaran yang kompleks
tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam upaya memaksimumkan tingkat
konsumsi, kepuasan konsumen, pilihan konsumen dan mutu hidup masyarakat. Peranan sistem
pemasaran tersebut dijelaskan di bawah ini:
a. Memaksimumkan Tingkat Konsumsi
Sistem pemasaran memiliki sasaran dan berusaha untuk memaksimumkan tingkat
konsumsi masyarakat terhadap berbagai jenis produk yang dipasarkan. Upaya ini menjadi salah
satu sasaran karena dengan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi akan berimplikasi kepada
peningkatan volume penjualan dan pada gilirannya akan merangsang peningkatan volume
produksi.
Dengan kata lain, memaksimumkan tingkat konsumsi akan memaksimumkan pula tingkat
produksi, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat.
Tingkat produksi yang tinggi akan berpengaruh positif kepada pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi secara makro dan selanjutnya akan memperbaiki kualitas hidup masyarakat,
meningkatkan daya beli potensial dan merangsang peningkatan investasi pada sektor-sektor
produktif, baik di bidang agribisnis maupun di bidang lainnya yang terkait.

b. Memaksimumkan Kepuasan Konsumen


Kepuasan konsumen menjadi sasaran dari semua kegiatan dalam sistem pemasaran suatu
produk. Kepuasan tersebut didapatkan jika seseorang mengkonsumsi atau menggunakan barang
dengan tingkat kepuasan marjinal lebih tinggi atau sama dengan biaya marjinal yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang tersebut. Pengukuran kedua variabel tersebut mencakup ukuran rasio
kuantitatif dan atau rasio kualitatif. Pada kenyataannya, pengukuran tingkat kepuasan secara
absolut sangat sulit dilakukan dengan alasan-alasan berikut:
 Belum ditemukan metode yang handal untuk mengukur tingkat kepuasan total secara absolut
yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi suatu jenis produk. Misalnya, jika Si Fulan
mengkonsumsi 1 ons jambu air merah akan memperoleh tingkat kepuasan sebanyak 5 satuan
kepuasan, sedangkan jika mengkonsumsi jambu air hijau akan memperoleh 3 satuan kepuasan.
Cara pengukuran seperti ini belum dapat diterapkan dalam mengukur tingkat kepuasan. Namun,
ukuran kualitatif tersebut yang dibandingkan secara kuantitatif akan memberikan hasil yang
lebih baik. Misalnya, tingkat kepuasan yang diperoleh Si Fulan dengan mengkonsumsi 1 satuan
jambu air merah dua kali lebih tinggi dibanding jika mengkonsumsi jambu air hijau. Pernyataan
ini pun masih memiliki kekurangan karena biaya secara kuantitatif dan kualitatif yang
dikeluarkan sering tidak sama besar untuk memperoleh 1 satuan jambu air merah dengan 1
satuan jambu air hijau dengan satuan ukuran yang sama.
 Tingkat kepuasan konsumen tidak hanya bergantung pada keunggulan sifat-sifat dan karakteristik
produk yang memberikan dampak positif kepada konsumennya, tetapi juga hal-hal yang
memberikan dampak negatif, baik kepada diri konsumen maupun lingkungannya. Misalnya,
penggunaan plastik atau bahan poliester pada kemasan produk makanan ringan. Mungkin saja
produk makanan ringan merek Inari dengan rasa coklat mempunyai keunggulan sifat dan
karakteristik yang mampu memuaskan konsumennya, tetapi karena kemasannya dari plastik,
dianggap dapat mencemari lingkungan. Dengan demikian, produk tersebut lebih sulit dipasarkan
dalam negara atau daerah yang menerapkan peraturan lingkungan hidup yang ketat. Pengukuran
tingkat kepuasan konsumen pada kondisi tersebut tidak hanya terkait dengan diri konsumennya,
tetapi juga sangat terkait dengan lingkungan di mana konsumen tersebut berada.
 Karakteristik dan ukuran tingkat kepuasan konsumen dapat berbeda-beda, baik antarwaktu,
antarlokasi, tingkat sosial dan kebiasaan. Dengan demikian, pengukurannya sangat sulit, apalagi
jika konsumennya memiliki sifat yang beraneka ragam. Misalnya, faktor prestise suatu produk
menjadi ukuran tingkat kepuasan konsumen tertentu di areal pasar, tetapi konsumen lain dalam
areal pasar tersebut menginginkan produk tersebut murah dan mudah diperoleh. Dengan
demikian, kedua golongan konsumen tersebut menginginkan karakteristik dasar produk yang
berbeda sebagai faktor yang menentukan tingkat kepuasannya, sehingga untuk mengukur secara
tepat tingkat kepuasan konsumen di areal pasar tersebut sangat sulit.

c. Memaksimumkan Pilihan
Upaya untuk memaksimumkan pilihan konsumen memerlukan alternatif pilihan dari
produk yang beraneka ragam dan terkait dengan biaya yang besar, baik dari sisi konsumen
maupun dari sisi produsen dan lembaga pemasarannya. Pilihan konsumen dapat menjadi
maksimum jika tersedia banyak jenis barang dengan karakteristik yang berbeda-beda. Produsen
memerlukan biaya produk yang besar untuk memproduksi lebih banyak macam produk dengan
skala produksi yang relatif kecil-kecil. Di samping itu, memproduksi banyak jenis barang akan
meningkatkan biaya pengelolaan pesediaan. Lembaga pemasaran harus mengeluarkan biaya
yang relatif besar untuk menyediakan atau memasarkan lebih banyak jenis produk dibandingkan
dengan jenis produk yang lebih sedikit. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya pengadaan, biaya
penyimpanan, biaya transportasi, biaya pemasaran, overhead cost, serta biaya-biaya lainnya.
Biaya yang dikeluarkan oleh produsen dan lembaga pemasaran tersebut akan
mempengaruhi tingginya harga pokok pejualan dan harga jual harus dibayar oleh konsumen.
Tingginya harga produk yang harus dibayar konsumen tersebut akan mengurangi tingkat
konsumsi dan pendapatan nyata konsumen. Dari segi konsumen, keberadaan lebih banyak jenis
barang tidak akan meningkatkan pilihan nyata konsumen dan tidak semua konsumen
memberikan tanggapan positif terhadap kehadiran lebih banyak pilihan sebab dapat membuat
konsumen frustasi atau bingung dalam melakukan pemilihan.

d. Memaksimumkan Mutu Hidup


Memaksimumkan mutu hidup tidak hanya ditentukan oleh mutu, kuantitas, dan tingkat
ketersediaan produk, serta jumlah biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
produk tersebut, tetapi juga oleh mutu lingkungan fisik dan kebiasaan atau kebudayaan setempat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem pemasaran agribisnis merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga pemasaran
yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari
produsen awal ke tangan konsumen akhir.dan sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk
yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, dari
tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas.
2. Sektor pertanian Indonesia merupakan suatu sistem yang kompleks karena melibatkan lebih dari
dari 70% penduduk Indonesia sebagai produsen dan 100% penduduknya sebagai konsumen.
3. Sistem pemasaran yang kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam
upaya memaksimumkan tingkat konsumsi, kepuasan konsumen, pilihan konsumen dan mutu
hidup masyarakat.

3.2 Saran
Diharapkan dengan selesainya makalah ini dapat dijadikan sebagai suatu sumber informasi

dan kajian masalah mengenai sistem pemasaran agribisnis.


PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN


Strategi terdiri atas berbagai elemen, dan dalam hal ini akan dititik beratkan pada elemen-elemen
pemasaran. Ada 5 konsep yang mendasari suatu strategi pemasaran, yaitu:
- Segmentasi pasar
Merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar itu terdiri atas beberapa segmen yang
berbeda. Dan dalam setiap segmen terdapat pembeli yang mempunyai :
1. kebutuhan yang berbeda-beda
2. pola pembelian yang berbeda-beda
3. Tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai macam penawaran

- Penentuan posisi pasar (market positioning)


Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesempatan
maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor. Segmen pasar dianggap menarik bila
mempunyai sifat :
1. Segmen pasar tersebut cukup besar
2. Segmen pasar tersebut cukup potensial untuk berkembang lebih lanjut
3. Segmen pasar tersebut tidak dikuasai oleh pesaing pesaing yang ada
4. Segmen pasar tersebut masih membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani oleh perusahaan
Terdapat 2 strategi dalam penentuan pasar yaitu :
1. Konsentrasi segmen tunggal : merupakan strategi yang dapat ditempuh perusahaan bila ingin
mempunyai posisi yang kuat pada satu segmen saja.
2. Konsentrasi segmen ganda : merupakan strategi yang dapat ditempuh perusahaan bila ingin
mempunyai posisi yang kuat dalam beberapa segmen.
Jadi, pencapaian segmen pasar yang satu dilakukan bersama sama dengan pencapaian segmen
pasar lainnya.

- Strategi memasuki pasar (market entry strategy)


Bererapa cara yang ditempuh perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang dituju yaitu
dengan :
1. Membeli perusahaan lain
Factor yang harus dipertimbangkan untuk cara ini: perusahaan yang membeli tidak banyak
mengetahui tentang pasar dari perusahaan yang dibeli, dan sangat menguntungkan untuk
memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya.
2. Berkebang sendiri
Factor penghalang untuk memasuki perusahaan yang berkembang sendiri yaitu : memperoleh
hak paten, skala produksi yang paling ekonomis, memperoleh saluran distribusi, menentukan
supplier yang paling menguntungkan, biaya promosi yang mahal.
3. Kerja sama dengan perusahaan lain
Keuntungan yang didapat antara lain : resiko ditanggung bersama-sama, masing-masing
perusahaan mempunyai keahlian sendiri-sendiri. Jadi, dapat melengkapi atau saling menutup
kekurangan yang ada.

- Strategi marketing mix


Yaitu kombinasi dari epat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran
perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan system distribusi.
1. Produk
Keputusan tentang produk ini mencakup penetuan bentuk penawaran secara fisik , merknya,
pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan.
2. Harga
Factor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga yaitu : biaya, keuntungan, praktek
saingan, dan perubahan keinginan pasar.
3. Distribusi
Aspek yang pokok berkaita dengan keputusan distribusi yaitu : system transportasi , system
penyimpanan, pemilihan saluran distribusi.
4. Promosi
Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personall selling, promosi
penjualan, dan publisitas.

- Strategi penentuan waktu (timing strategy)


Apabila perusahaan telah menemukan kesempatan yang baik, kemudian menetapkan tujuan dan
mengembangkan suatu strategi pemasaran ini tidak berarti bahwa perusahaan tersebut dapat
segera beroperasi.
Perusahaan dapat megalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila bergerak lambat atau
malah terlalu cepat.

Fungsi-Fungsi Pemasaran
Posted on January 6, 2011

Fungsi-fungsi pemasaran adalah :

 Pembelian
 Penjualan
 Pengiriman
 Penyimpanan
 Standarisasi
 Klasifikasi
 Pembungkusan
 Penanggungan resiko
 Pendanaan
 Pengendalian informasi pemasaran (periklanan)

Jadi, setiap pemasar akan membutuhkan semua atau seluruh kegiatan tersebut.

 Contoh produk : Tolak angin

– Pembelian : Produsen akan mencari target pembeli / konsumen yang besar, karena jika
pembelian sukses, produsen tolak angin tersebut akan mendapatkan laba yang besar.

– Penjualan : Ini adalah proses yang harus benar-benar diperhatikan, karena keberhasilan
suatu perusahaan itu tergantung dari system penjualannya, jika penjualannya baik, maka
perusahaan tersebut akan maju

– Pengiriman : proses ini memerlukan banyak biaya yang akan menjadi beban suatu
penjualan, perusahaan tolak angin pun melakukan pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia dan
mancanegara

– Standarisasi : produk tolak angin telah melalui proses yang baik dan pabriknya pun
higienis, dan ini menjadikan produk tolak angin telah terstandarisasi.
– Pembungkusan : karena telah melaui proses yg baik dan terstandarisasi, ini karena hasil
dari kemasan tolak angin yang menarik dan bersih. Ini adalah sebagai bentuk penarik minat
konsumen agar penjualannyapun baik.

– Pengendalian informasi pemasaran (periklanan) : iklan tolak angin telah dilakukan


melalui media- media elektronik maupun media cetak. Ini adalah bukti kesuksesan produsen
tolak angin dalam memasarkan produknya agar dikenal oleh semua konsumen di seluruh negeri.

Faktor Internal Eksternal

Interaksi antara lingkungan Internal dan lingkungan eksternal pemasaran merupakan bagian dari
tujuan dan strategi pemasaran.

Analisis terhadap lingkungan eksternal dapat menjelaskan adanya peluang dan ancaman bagi
organisasi perusahaan. Analisis terhadap lingkungan internal dapat memperlihatkan kekuatan
dan kelemahan organisasi.

 Contoh Produk : tolak angin

–Eksternal.

Peluang bisnis obat herbal ini memang cukup potensial di Indonesia yang memiliki iklim hujan
yang akan menyebabkan konsumen memerlukan produk tolak angin agar tidak masuk angin.
Akan tetapi, produk tolak angin pun memiliki saingan lain yaitu Antangin yang akan menjadi
ancaman Produk tolak angin

–Internal.

Kekuatan pemasan produk ini sangat baik, karena telah melalui beberapa media agar pemasaran
dapat berlangsung secara maksimal

Pasar

Pasar adalah kelompok individu (perorangan maupun organisasi) yang mempunyai permintaan
terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut.

Perilaku pasar konsumen adalah kelompok individual (perorangan maupun rumah-tangga) yang
membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya,
tidak untuk maksud lain.

 Contoh :

Perusahaan Tolak angin melakukan promosi melalui media elektronik seperti : televise dan
radio. Dan juga melalui media cetak : selebaran atau spanduk-spanduk yang mengiklankan
tentang produk yang mereka pasarkan. Ini demi menarik minat konsumen agar tingkat konsumen
lebih meningkat sehingga perusahaan tersebut akan mendapatkan laba yang maksimal
Adapaun beberapa fungsi pemasaran adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Pertukaran

Dengan adanya pemasaran maka konsumen dapat mengetahui dan membeli sebuah produk yang
dijual oleh produsen, baik dengan menukar produk dengan uang ataupuan menukar produk
dengna produk. Produk tersebut bisa digunakan untuk keperluan sendiri ataupun dijual kembali
untuk mendapatkan laba.

2. Fungsi Distribusi Fisik

Proses pemasaran juga dapat dalam bentuk distribusi fisik terhadap sebuah produk, dimana
distribusi dilakukan dengan cara menyimpan atau mengangkut produk tersebut.

Proses pengangkutan bisa melalui darat, air, dan udara. Sedangkan kegiatan penyimpanan
produk berjalan dengan cara menjaga pasokan produk agar tersedia ketika dibutuhkan.

3. Fungsi Perantara

Aktivitas penyampaian produk dari produsen ke konsumen dilakukan melalui perantara


marketing/ pemasaran yang menghubungkan kegiatan pertukaran dengan distribusi fisik.

Pada proses aktivitas perantara terjadi kegiatan pembiayaan, pencarian informasi, klasifikasi
produk, dan lain-lain.

Dalam Pemasaran Hasil Pertanian

By lingga

February 5, 2019

Peran Pemerintah Dalam Pemasaran Hasil Pertanian – Produk hasil pertanian jika tidak di pasarkan akan
diolah menjadi pengolahan hasil pertanian. keiatan pertanian tersebut harus memiliki strategi khusus
agar pemasaran berjalan dengan baik. Pemasaran hasil pertanian adalah kegiatan bisnis dimana menjual
produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan
harapan konsumen akan puas dengan...

Peran Pemerintah Dalam Pemasaran Hasil Pertanian – Produk hasil pertanian jika tidak di
pasarkan akan diolah menjadi pengolahan hasil pertanian. keiatan pertanian tersebut harus
memiliki strategi khusus agar pemasaran berjalan dengan baik.
Pemasaran hasil pertanian adalah kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komoditas
pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan
puas dengan mengkonsumsi komoditas tersebut.

Hal itu bisa mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada
konsumen akhir, baik input ataupun produk pertanian itu sendiri. Berikut peran pemerintah
pemasaran hasil pertanian agar berjalan dengan baik.

Peran Pemerintah Dalam Pemasaran Hasil Pertanian

Dalam usaha agribisnis, pemasaran menjadi kunci utama agar produk pertanian bisa sampai ke
pasar atau konsumen akhir. Namun sayangnya, sistem pemasaran yang berlangsung di Indonesia
belum bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Banyaknya perbedaan harga atau marjin pemasaran yang relatif besar masih menjadi tantangan
utama dalam pemasaran hasil pertanian.

Dalam kegiatan pemasaran, seringkali dijumpai rantai pemasaran yang panjang sehingga banyak
pelaku pemasaran yang terlibat di dalamnya.

Hal inilah yang menyebabkan tingginya akumulasi keuntungan yang diambil dari setiap pelaku
pemasaran. Harga yang diterima petani sebagai produsen dan yang dibayarkan oleh konsumen
akhir akan berbeda signifikan.

Maka dari itulah, petani harus bisa memilih rantai terpendek dalam memasarkan produknya.
Selain itu, petani juga harus bisa menentukan sendiri harga jual produknya jika dipasarkan
langsung ke konsumen akhir.

Untuk memaksimalkan potensi agribisnis ini, dibutuhkan strategi yang tepat dan efektif dalam
pemasarannya. Berikut ini beberapa strategi pemasaran hasil pertanian agribisnis pertanian yang
bisa dijalankan.

Membentuk Koperasi Agribisnis

Peran pemerintah dalam pemasaran hasil pertanian agar berjalan ancar adalah membentuk
koprasi agribisnis. Koperasi yang merupakan organisasi bisnis yang dijalankan oleh sekelompok
orang untuk mencapai kepentingan bersama memang sangat diperlukan untuk pengembangan
agribisnis.

Kegiatan agribisnis yang masih menjalankan aktivitasnya sendiri-sendiri perlu mereformasikan


diri supaya lebih fokus pada perwujudan koperasi pertanian dengan pelayanan usaha dari hulu
sampai hilir.

Kegiatan agribisnis membutuhkan pembiayaan dari pihak yang dapat melakukannya, yang
dimaksud dalam hal ini adalah bank.
Dukungan Perbankan Daerah

Usaha kedua peran pemerintah dalam pemasaran hasil pertanian berjalan lancar adalah dukungan
perbankan daerah. Untuk mewujudkan pemasaran agribisnis yang baik di daerah- daerah maka
dibutuhkan dukungan peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan.

Perbankan sangat penting untuk menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Kegiatan
agribisnis membutuhkan pembiayaan dari pihak yang bisa melakukannya, dalam hal ini adalah
bank.

Untuk mewujudkan pemasaran agribisnis yang baik di daerah maka dibutuhkan dukungan
peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan. Perbankan sangat berguna untuk menentukan
maju mundurnya agribisnis daerah.

Apa Itu Perbankan

Perbankan menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 ialah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat.

Simpanan dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Sedangkan menurut Hasibuan (2005:2), pengertian Perbankan adalah badan usaha yang
kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotif profit juga
sosial. Jadi bukan untuk mencari keuntungan saja.

Selain itu Kasmir (2008:2) berpendapat bahwa perbankan ialah lembaga keuangan yang
kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan
kembali ke masyarakat. Juga memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perbankan merupakan usaha
yang berbentuk lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki
kelebihan dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana.

Serta memberikan jasa-jasa bank lainnya untuk motif profit dan sosial demi meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Yahh, itulah tadi artikel tentang peran pemerintah dalam pemasaran hasil pertanian. Semoga
berguna dan bermanfaat untuk anda sekalian.

Oiya, sebagai tambahan untuk anda yang sedang memiliki ac yang bermasalah, maka anda bisa
mengunjungi sejasajogja.com untuk menservice ac yang anda miliki. Sekian dan terima kasih.

Program pemerintah dalam pemasaran


Beberapa program yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan
pemasaran produk pertnian adalah dengan melakukan kebijakan harga, pengembangan
pemasaran, dan pemberian sudsidi, serta kebijaakan tariff dan non tariff impor, dapat dijelaskan
sebagai berikut :

2.4.1. Kebijakan Harga


Harga merupakan cerminan dari interaksi dari penawaran dan permintaan yang
bersumber dari sector rumah tangga (sebagai sector konsumsi) dan sector industri (sebagai sector
produksi). Sebagai cerminan kekuatan-kekuatan pasar, pemerintah tidak selalu dapat
mengendalikan mekanisme pembentukan harga kepada kekuatan harga atau atas suatu komoditi
tertentu. Dalam pasar persaingan sempurna, mekanisme harga merupakan jalan keluar yang tepat
untuk menyelesaikan masalah perekonomian, tetapi pada kenyataannya struktur psar yang benar-
benar sempurna tidak pernah terwujud. Oleh karena itu, agar trcapai tingkat kesejahteraan
masyarakat yang lebih merata, campur tangan pemerintah dalam penentuan harga terutama untuk
komoditi-komoditi yang menyangkut hajat hidup orang banyak sangat diperlukan.

Pada umumnya negara-negara sedang berkemabang termasuk Indonesia, komoditi


pangan khususnya beras merupakan komoditi stategis sekaligus politis sehubungan dengan
proporsinya yang besar dalam pengeluaran ruamah tangga untuk pangan. Lebih khusus lagi
untuk beras sudah ada camur tangan pemerintah secara sistematis sebelum Indonesia merdeka.
Pemerintah Hindia-Belanda menerapkan harga beras yang relative lebih murah dengan tujuan
untuk menekan laju inflasi yang timbul karena ongkos produksi. Apabila harga beras tinggi maka
para pekerja diluar sector pertanian memintah upah untuk standar hidup yang lebih tinggi.
Dengan demikian upah diluar sector pertanian menjadi lebih tinggi dari pada disektor pertanian.

Impilaksi dari peningkatan upah diluar sector pertanian menyebabkan pendapatan diluar
sector pertanian meningkat sehingga permintaan terhadap beraspun meningkat. Meningkatnya
permintaan akan beras ternyata belum diimbangi dengan kenaikan produksi beras, akibat
selanjutnya naiknya harga beras. Kenaikan harga beras ini menyebabkan keinaikan upah diluar
sector pertanian, keaikan upah menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi. Agar produsen tidak
merugi, harga ouput yang dihasilkanpun harus tinggi pula. Dari sisi inilah, terjadi kenaikan harga
secara umum yang terus-menerus, yang disebut dengan cost inflation (inflasi karena kenaikan
ongkos produksi).
Sejak tahun 1969, pendekatan untuk mengendalikan sistem pemasaran beras mulai
ditangani pemerintah dengan menetapkan harga dasar. Campur tangan pemerintah dalam rantai
pemasaran ini diperlukan karena adanya imperfeksi pasar yang merugikan produsen dan atau
konsumen. Kebijakan harga pokok pertanian bertujuan untuk mencapai kombinasi dari tujuan-
tujuan berikut :
1. Kontribusi terhadap anggaran pemerintah
2. Pertumbuhan devisa negara
3. Mengurang ketidaksatbilan harga
4. Memperbaiki distribusi pemasaran dan alokasi sumber daya
5. Memberikan arah produksi, dan meningkatkan swasembada pangan
6. Meningkatkan pendapatan dan taraf pendapatan dan kesejahteraan penduduk.
Keadaan produsen dikatakan lebih baik apabila surplus produsen lebih tinggi dan
sebaliknya keadaan konsumen dikatakan lebih baik bila surplus konsumen mengalami kenaikan.
Beberapa analisis terhadap kebiajakan harga didasarkan atas surplus produsen dan konsumen :
1. Harga rendah untuk produsen dan konsumen : produsen bebas mengambil keputusan
2. Harga rendah untuk produsen dan konsumen : tingkat produksi dipaksakan pada produsen
3. Harga rendah untuk konsumen : harga produsen yang dilindungi
4. Harga tinggi untuk konsumen dan produsen : keadaan impor
5. Harga tinggi untuk konsumen dan produsen : keadaan ekspor
Mekanisme penetapan harga adalah dengan : 1) mekanisme kebijakan harga dasar, pada
musim pnen pemerintah perlu menetapan harga dasar/ harga pemebelian pemeritah untuk
melindung produsen beras. Harga ini akan efiktif apabila diterapkan pada harga ekilibrium
(harga pasar yang berlaku). Harga dasar yang efektif akan menyebabkan kelebihan penawaran
sehingga terdapat surplus beras yang tidak terjual. Kelebihan penawaran ahrus dibeli oleh Bulog
dengan harga yang berlaku, 2) Mekanisme kebijakn harga tertinggi, bertujuan untuk melindungi
konsumen, 3) harag peransang, bertujuan untuk menarik minat produsen untuk memproduksi
dengan merapkan harga peransang. Harga perangsang adalah pemerintah membeli beras dari
produsen dengan harga diatas harga keseimbangan dan menjual kepada konsumen dengan harga
dibawah harga kesimbangan.
Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.
6. Globalisasi Ekonomi

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,


dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan
tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh
batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke
dalam pasar domestik.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:

 Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya
produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk
yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia
dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

 Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau
melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai
contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam
memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-
transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.

 Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh
dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki
pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan
globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

 Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan
informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media
cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai
belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger
melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun
di desa- menuju pada selera global.

 Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta
penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan
menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah
intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata
perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya
kekuatan pasar dunia.

Kebaikan globalisasi ekonomi

 Produksi global dapat ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan
perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia
bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam
bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan
tabungan.

 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih
banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih
rendah.

 Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh
lebih luas dari pasar dalam negeri.
 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang
karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman
kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan
asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik.
Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri
terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat
membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Keburukan globalisasi ekonomi

 Menghambat pertumbuhan sektor industri

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas.
Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang
tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan
demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara
berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan
kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

 Memperburuk neraca pembayaran

Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu
bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran.
Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan
faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak
menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat.
Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

 Sektor keuangan semakin tidak stabil


Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin
besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham
sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang
akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam
negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai
mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk
kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

 Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini
akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin
memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah
sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

7. Globalisasi Kebudayaan

Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya
aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat
ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun
persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari
persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai
tempat di dunia ini.
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana
utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan:

 Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

 Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu


terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

 Berkembangnya turisme dan pariwisata.

 Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.

 Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.

 Bertambah banyaknya event-event berskala global

 Persaingan bebas dalam bidang ekonomi

 Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa.

8. Globalisasi Pertanian

Globalisasi pertanian secara kausalistik muncul sebagai respon atas tesis Malthus (1766-1834).
Ini merupakan perwujudan dari idiologi kapitalistik yang berkarakter efisiensi (profit maxization),
competition for gain, freedom, un-security, dan un-sustainability (sementara) yang eksis dalam naungan
prudence atau the invisible hand (Adam Smith). Un-security inilah yang mendorong revolusi industri,
pencarian dan penaklukkan, imperialisme atau kolonialisme di dunia, dan penemuan lewat rekayasa
genetik. Pada dasarnya, un-security-lah yang melandasi semangat evolusi, dan social darwinisme.

Pada perkembangannya, tesis Malthus bersimbiosis dengan keyakinan dan mitos efficiency
sebagai satu-satunya prinsip dasar yang harus dipergunakan dalam pengelolaan lingkungan alam,
ekonomi, dan berbangsa. Mitos tersebut kemudian berlanjut pada mitos lain, bahwa hanya Trans
National Corporations (TNC) yang memiliki jaringan pemasaran internasional yang sudah mapan-lah
yang paling efisien, dan oleh karenanya TNC lah yang dipercaya dan diyakini sebagai pihak yang paling
berhak sebagai penyedia pangan dunia.

Meningkatnya ketakutan akan kelangkaan pangan dan bahan baku mendorong Rockefeller dan
Ford Foundations terjun ke sektor pertanian. Melalui US Agency for International Development (USAID),
pada tahun 1960-an memunculkan konsep pembangunan pertanian yang kelak menjadi hantu bagi para
petani, yaitu Green Revolution). Setelah itu muncul International Rice Research Institute (IRRI), Center for
Maize and Wheat Improvement (CYMMIT), hingga Putaran Uruguay, GATT, WTO, IMF, APEC, dan
sebagainya. Secara substansial, klaim kekuasaan atas bio diversity dan berbagai inovasi dituangkan
dalam lembaga Hak Paten dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Klaim kekuasaan pasar
dilembagakan dalam bentuk Kartel, Standar Internasional, bahkan Undang-Undang Bio-terorisme.

Semakin kuatnyanya TNC, maka semakin memonopoli inovasi dan pasar. Berbagai macam
sarana produksi, mulai dari benih, alat mesin pertanian, pestisida, modal, dan kriteria pasar dimonopoli
oleh TNC melalui undang-undang Hak Paten. Ini merupakan skenario pemusnahan kearifan dan
sumberdaya lokal. Negara-negara dunia ketiga harus tunduk pada mekanisme TNC, jika ingin menembus
pasar internasional. Sangat sadis, karena segalanya menjadi ketergantungan atas input luar, inilah yang
disebut dengan “Total Konsumen”. Sekalipun ada penyerahan proses produksi, namun tidak lantas
mendudukkan petani di negara dunia ketiga menjadi produsen, karena sifatnya hanya melakukan
perintah, yang posisi tawarnya serba lemah dalam segala hal.

Globalisasi secara teoretis penuh dengan tuntutan atas negara-negara yang ingin (dipaksa
harus) terlibat, seperti mengendurkan bea masuk, mengendurkan proteksi, mengurangi subsidi,
memangkas regulasi eksporimpor, perburuhan, investasi, dan harga, serta melakukan privatisasi atas
perusahaan milik negara. Kondisi tersebut tidak akan banyak membawa produk-produk lokal ke pasar
internasional. Sekalipun perusahaan-perusahaan TNC dibebani tanggungjawab sosial, namun
fenomenanya tidak akan jauh berbeda dengan pola kemitraan atau contrac farming yang pada
hakekatnya bermodus eksploitasi. Syarat-syarat yang ditetapkan sesungguhnya merupakan perangkap
yang sulit ditembus oleh negara dunia ketiga. Kecenderungannya akan mempercepat proses penurunan
daya saing produk lokal. Pada perkembangnnya, segala sesuatu yang berbau lokal akan melemah dan
hilang.
Hasil penelitian FAO atas negara-negara yang mengimplementasikan kesepakatan putaran
uruguay di 16 negara menunjukkan telah terjadinya trend konsentrasi pertanian yang jelas berakibat
pada marginalisasi petani kecil, meningkatnya pengangguran dan angka kemiskinan.

Impor berbagai produk dan bahan baku pertanian kian hari kian meningkat. Meskipun jumlah
produk pertanian yang diekspor dan dipasarkan di pasar domestik jauh lebih tinggi daripada impor,
namun selisih nilainya hanya 2 persen. Nilai 2 persen sesungguhnya tidak berarti, karena jika dianalisis,
nilai transaksi berjalan produk pertanian Indonesia itu sesungguhnya devisit. Betapa tidak, produk
pertanian yang diekspor oleh Indonesia sesungguhnya adalah produk yang padat dengan input luar
(impor). Keunggulan produk tersebut jelas sangat bersifat kompetitif semu (shadow competitivenes).
TNCs sebagai pihak yang paling tahu akan efisiensi memandang bahwa proses produksi usahatani (on-
farm) sangat rentan terhadap risiko dan ketidakpastian, untuk itu ia menerapkan strategi kemitraan
atau contarc farming. Memang petani Indonesia masih merasakan keuntungan. Namun keuntungan
tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya dan kerugian yang harus ditanggung, seperti
gangguan kesehatan, pencemaran lingkungan, serta risiko dan ketidakpastian lainnya.

Pemikiran efisiensi yang diadopsi secara mentah-mentah telah menyebabkan bangsa yang
kaya akan sumberdaya ini jatuh pada budaya instan dan malas. Produk-produk yang senyatanya dapat
diproduksi di dalam negeri didatangkan dari luar hanya karena alasan murah. Para pelaku importir yang
sesungguhnya merupakan perpanjangan tangan dari TNC dapat dengan mudah mendatangkan produk-
produk dari luar karena longgarnya regulasi ekspor-impor. Dampak budayanya adalah melemahnya
penghargaan atas produk-produk lokal, sebagai akibat dari berkembangnya budaya konsumerisme yang
kebarat-baratan.

Dampak lainnya adalah tidak berperannya kelembagaan-kelembagaan pendukung pertanian


lokal. Hal ini terjadi karena TNCs selaku pihak yang kuasa, telah memasok segala kebutuhan petani
(buruh) secara langsung. Ini pun merupakan rangkaian dari upaya untuk mengurangi campur tangan
pemerintah. Pada kondisi seperti ini, kreativitas dan keinovatifan kelembagaan pendukung pertanian
pemerintah malah menjadi mandul.

Globalisasi telah berdampak luas pada pertanian di negara-negara dunia ketiga. Ketimpangan,
kemiskinan, dan ketergantungan pada berbagai input luar adalah bukti konkritnya. Pencabutan subsidi,
privatisasi sumberdaya dan institusi pemerintah, longgarnya kran impor sebagai prasyarat untuk ekspor,
lenyapnya berbagai sumberdaya dan budaya lokal, membiasnya pemberdayaan, dan mandegnya inovasi
merupakan dampak langsung dari globalisasi. Lemahnya kondisi internal dan kuatnya cengkraman
internasional merupakan sinergi penghancuran kearifan lokal di negara dunia ketiga.

Jika mencari perimbangan dampak positif Globalisasi bagi negara-negara dunia ketiga, jelas
sangat kecil dibandingkan dengan dampak negatifnya. Sama seperti halnya dengan mekanisme
kolonilasime, dampak positifnya paling banter politik etis (pembangunan fisik). Kalaupun dilakukan
melalui peningkatan sumberdaya manusia tidak lebih sekedar untuk melanggengkan dominasi power
dan mengeksploitasi budaya. Tetapi yang pasti memberi peluang yang besar untuk memunculkan
tandingan atau komparasinya, yaitu lokalisasi (localism). Menurut Hines dalam Setiawan (2010),
globalisasi dapat diralat ke arah teologi baru globalisasi dengan lebih memberi tempat kepada pahan
localism yang melindungi dan membangun kembali ekonomi lokal. Gagasan Hines yang
mengetengahkan Protect the Local Globally atau pendekatan berbasis lokalita memang lebih
memberdayakan. Namun itu saja tidak cukup, karena untuk meningkatkan daya saing produk pertanian
Indonesia di pasar domestik maupun internasional seperti sekarang ini, perlu disertai dengan inovasi
pada sistem pembangunan pertanian secara keseluruhan.

B. Perusahaan Pertanian

1. Pengertian Perusahaan Pertanian

Menurut Kepmentan No.940.Kpts.OT.210.10.97, 7. Perusahaan pertanian adalah perusahaan


yang dapat izin dari aparatur sektor pertanian, dan perusahaan Bidang Pertanian adalah perusahaan
yang berkaitan dengan pertanian dan mendapat izin dari aparatur diluar aparatur pertanian.

Perusahaan pertanian dapat juga didefinisikan perusahaan yang memproduksi hasil tertentu
dengan sistem pertanian seragam di bawah sistem manajemen yang terpusat (centralized) dengan
menggunakan berbagai meetode ilmiah dan teknik pengolahan yang efisien, untuk memperoleh laba
yang sebesar-besarnya.
Pengertian lain dari perusahaan pertanian adalah karakter pertanian yang menggunakan
sistem secara lebih luas dan terbuka untuk meningkatkan hasil produk pertanian.

2. Ciri-ciri perusahaan pertanian

Ciri-ciri perusahaan pertanian adalah:

 Pemakaian seluas-luasnya alat-alat teknik yang terbaru serta hasil-hasil ilmu pengetahuan pertanian
yang termaju.

 Penggunaan cara penanaman yang sebaik-baiknya dengan mengutamakan penanaman bahan-bahan


makanan, sayur-mayur, dan tanaman perkebunan yang seluas-luasnya.

 pemakaian pupuk buatan dan pupuk organik.

 Pembukaan tanah-tanah yang masih kosong, pengeringan rawa-rawa dan sebagainya.

 Mekanisasi dan otomatisasi produksi yang baik. Mekanisme berarti pengganti tenaga kerja manusia
dengan tenaga mesin.

 Terdapat elektrifikasi Perekonomian Rakyat yaitu perombakan semua cabang perekonomian sampai
kepada produksi besar dengan menggunakan mesin dan menjalankan mekanisasi dalam proses produksi

 Penggunaan seluas-luasnya ilmu kimia dalam produksi.

3. Manajemen Perusahaan Pertanian

Manajemen adalah ilmu dan seni perncanaan, pengorganisasian, pengarahan,


pengkoordinasian, dan pengawasan atas sumber daya, terutama SDM untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Ada tiga hal pokok dalam manajemen, yaitu:

1) Ada tujuan yang hendak dicapai

2) Tujuan dicapai dengan menggunakan kegiatan orang lain


3) Kegiatan-kegiatan orang lain tersebut harus dibimbing dan diawasi.

Fungsi-fungsi manajemen

a. Perencanaan

Dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang mengarah ke masa depan, menyangkut serangkaian
tindakan berdasarkan pemahaman yang mendalam terhadap semua factor yang terlibat dan yang
diarahkan kepada sasaran khusus. Dengan kata lain, perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan berdasarkan pemilihan dari berbagai alternative data yang ada, dirumuskan dalam bentuk
keputusan yang dikerjakan untuk masa yang akan datang dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Pengorganisasian

Organisasi merupakan kelompok orang yang mempunyai kegiatan dan bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi bukanlah suatu tujuan, tetapi sebagai suatu alat untuk
mecapai tujuan.

c. Pengarahan

Pengarahan dapat diartikan sebagai aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat
bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan pikiran dan tenaganya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan ang telah ditetapkan.

d. Pengkoordinasian

Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan menyatukan tindakan-tindakan


sekelompok manusia. Koordinasi merupakan otak dalam batang tubuh dari keahlian manajemen.

e. Pengawasan

Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam manajemen, sebab dengan
pengawasan dapat diketahui hasil yang telah tercapai.
Peranan manajemen dalam perusahaan pertanian demikian luasnya; mulai dari menyiapkan
(order) input sebelum produksi dimulai, mencari tenaga kerja dan memberhentikannya, hingga
melakukan penjualan yang mungkin melintasi negara.

Fungsi manajemen dalam perusahaan pertanian:

1) Manajemen Pemasaran,

2) Manajemen Keuangan,

3) Manajemen Operasi dan

4) Manajemen Sumberdaya Manusia.

Unsur-unsur manajemen perusahaan pertanian yaitu :

a. Pengurusan

Pengurusan adalah menjalankan perusahaan menurut cara-cara yang sudah berlaku secara turun-
temurun dengan usaha untuk memperoleh tambahan pendapatan untuk melakukan hal-hal yang sudah
biasa berlaku tersebut. Tujuan pengurusan adalah untuk menjamin bahwa perusahaan dapat mengalami
pertumbuhan dari tahun ke tahun. Cirri dari perusahaan yang baik adalah pertumbuhan kondisi
perusahaan setiap tahun baru harus melebihi tahun yang sebelumnya betapapun kecilnya.

Pengurusan unit-unit usahatani yang terdapat di Indonesia pada umumnya, dilihat dari segi ilmu
manajemen belum dapat dikatakan melaksanakan manajemen modern, karena banyak hal yang
menyimpang dari kaidah-kaidah yang biasa dikenal alam ilmu manajemen. Dengan demikian maka
pengelolaan usahatani di Indonesia dapat dikatakan sebagai pengurusan sja sifatnya. Teknologi yang
diterapkan sebagian besar merupakan teknologi yang biasa dilakukan oleh para nenek moyangnya. Oleh
karena itu, produktuvitas usahatani dari tahun ketahun berikutnya dapat dikatakan relatif sama dengan
kecenderungan terus menurun karena tidak ada usaha perbaikan teknologi.

b. Pelaksanaan

Tujuan pokok dari setiap perusahaan tidak lain adalah untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana. Tujuan tersebut dicapai apabila perusahan tersebut dapat berjalan secara
terus-menerus, dalam pengertian bahwa seakali berjalan tetep harus berjalan. Dalam kegiatan
usahatani, komando yang efektif terhadap kapan pelaksanaan kegiatan dalam usahatani tersebut
dimulai adalah keadaan iklim terutama curah hujan dan waktu jatuhnya hujan merupakan tanda bahwa
kegiatan usahatani segera dimulai, karena jatuhnya hujan akan mempengaruhi pada timbulnya hama
dan penyakit tanaman/ternak yang diusahakan.

Sekiranya menurut para petani bahwa curah hujan itu tidak normal jumlah dan waktunya dibandingkan
dengan curah hujan dan waktu jatuh hujan sebelumnya, maka biasanya petani menagguhkan kegiatan
usahataninya sampai pada keadaan yang menguntungkan. Cara ini dilakukan petani dalam rangka
mengurangi risiko kegagalan.

Apabila terjadi kegagalan pada awal pelaksanaan usahataniny, akan sulit bagi petani tersebut untuk
mencari dana yang diperlukan untuk mengulangi lagi kegiatan-kegiatan yang seharusnya sudah harus
selesai dikerjakan. Oleh karena itu, memulai kegiatan produksi dalam bidang usaha pertanian umumnya
dan usahatai khususnya memerlukan ketelitian yang tinggi didalam menilai perubahan iklim yang
berlaku dimana usahatani tersebut ada.

c. Kewaspadaan

Yang dimaksud dengan kewaspadaan adalah melindungi diri terhadap kemungkinan-kemungkinan


terjadinya risiko atau kerugian. Tindakan-tindakan si pengusaha/petani harus diperhitungkan menurut
ukuran, ruang dan waktu sedemikian rupa sehingga diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi
perusahaan. Di dalam usahatani risiko atau kerugian setiap saat dapat mengancam karena faktor-faktor
yang mempengaruhinyasebagian besar belum mampu dikuasai manusia. Oleh karena itu, kewaspadaan
dalam mengambil setiap keputusan harus didasarkan pada berbagai informasi yang lengkap, baik
informasi dari dalam usahatani sendiri, maupun informasi sesuatu masalah akan mengurangi
kemungkinan terjadinya suatu kegagalan yang besar.

d. Risiko usaha

Tiap usaha selalu akan menghadapi risiko, besar kecilnya risiko yang dialami seorang pengusaha atau
petani tergantung pada keberanian untuk mengambil suatu keputusan. Dalam usahatani risiko itu sulit
untuk diduga karena faktor-faktor yang mempengaruhu kegiatan usahatani sebagian besar belum dapat
dikuasai secara sempurna oleh manusia, misalnya faktor iklim dan perubahannya. Oleh karena itu, risiko
dalam usahatani setiap saat akan mengancam petani, baik perorangan maupun kelompok

Dalam kegiatan usaha pertanian umumnya dan usahatani pada khususnya ada dua macam risiko yang
mugkin dihadapi petani, yaitu (1) risiko yang sulit diduga dan (2) risiko yang mudah diduga.
Risiko yang sulit diduga misalnya adanya serangan hama penyakit tanaman atau ternak, dan risiko yang
yang mudah diduga misalnya jatuhnya harga hasil usahatani pada waktu panen. Oleh karena itu unsur
kewaspadaan dan unsur risiko merupakan dua hal yang sangat erat hubungannya, dalm pengertian
bahwa kewaspadaan dalam memilih atau mengambil keputusan akan diikuti suatu risiko. Besar kecilnya
risiko yang diderita seorang pengusaha akan dipengaruhi oleh keberanian mengambil keputusan
terhadap suatu masalah yang dihadapi.

Untuk mengurangi risiko tersebut caranya adalah memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang
suatu masalah tersebut. Dalam hal ini catatan tentang sesuatu kejadian yang dialami dalam periode
tertentu amat diperlukan, agar apabila menghadapi masalah yang sama pada periode berikutnya tidak
menderita risiko yang terlalu tinggi. Kebanyakan petani di Indonesia tidak melakukan pencatatan atas
segala kejadian yang dialami tahun yang silam., sehingga setiap keputusanhanya didasarkan pada
pengalaman saja, yang sifatnya hanya diingat di kepala. Oleh karena itu, kegiatan usahatani yang
bersifat kerutinan, seperti tahun-tahun yang telah dilewati, jarang mengadakan perubahan-perubahan
yang drastis terhadap kegiatan usahataninya.

e. Sarana penunjang

Yang dimaksud dengan sarana penunjang adalah segala peralatan yang dapat menunjang kelancaran
kegiatan pelaksanaan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sarana ini dapat
berupa sarana fisik maupun nonfisik. Saran fisik adalah peralatan kerja yang sesuai dengan kegiatan keja
yang dilakukan, sedangkan sarana nonfisik misalnya ketenangan bekerja dan lingkungan kerja. Kegiatan
manajer tidak akan efektif dan efisien apabila sarana yang tersedia tidak memadai, baik dalam jumlah
maupun ukuran dan jugs ketepatan sarana tersebut dengan kegiatan yang ada dalam usahatani.

 Strategi Pembangunan Pertanian

1. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kondisi sumber daya manusia dalam bidang pertanian sungguh sangat memprihatinkan. Melihat
kondisi tersebut, perlu adanya usaha yang dilakukan oleh penyuluh dan litbang pertanian.
Penyuluhan harus menyeluruh dan terpadu serta berjalan serasi yang menyangkut semua aspek
agribisnis seperti aspek teknis, pemasaran, pembukuan, permodalan, asuransi, dan berbagai
aspek lainnya.
2. Bantuan Dana Keuangan

Langkah yang perlu diambil untuk mencapai ketangguhan perekonomian Indonesia adalah
dengan merealisasikan pembangunan agribisnis, dimana pembangunan kepada subsektor –
subsektor yang saling terkait dan terintegrasi, baik sektor input, produksi, dan output. Bantuan
dana diperlukan untuk menggairahkan pengembangan agribisnis di Indonesia, dimana diarahkan
kepada penggunaan sumber daya (bahan baku) dari dalam negeri.

3. Pola Kemitraan

Pola kemitraan hendaknya dapat saling menguntungkan kepada pihak – pihak yang terkait, dan
jangan dilaksanakan karena hanya untuk memenuhi himbauan. Peran koperasi sangat diperlukan
dalam rangka mengembangkan ketahanan sektor pertanian. Koperasi juga memperkuat posisi
petani dalam menjual hasil produk pertanian ke pihak lainnya.

4. Perwilayahan Komoditis

Menurut (Rangkuti, 1992) penentuan satu kawasan perwilayahan komoditas harus didasarkan
pada penelitian dan pengkajian yang cermat antara lain segi :

1. Kesesuaian daya dukung sumber daya alam (kondisi tanah secara keseluruhan, sumber air
dan iklim) untuk komoditi pertanian bersangkutan
2. Potensi sumber daya manusia baik dari jumlah maupun kualitas yang ada dan perlu
dikembangkan
3. Potensi sumber daya buatan yang ada dan yang dapat dikembangkan

 Kesimpulan

1. Sektor pertanian mampu bertahan pada saat perekonomian Indonesia terjadi krisis
moneter, karena pada sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan yang positif dan
bahkan pada sektor pertanian inilah yang mampu menyelamatkan perekonomian
Indonesia.
2. Sisi terang dari globalisasi adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan, serta mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis.
3. Sisi gelap dari globalisasi dapat menghancurkan, dapat membunuh pekerjaan, dapat
membunuh kaum miskin, dapat menjadikan setiap individu memiliki sikap
individualisme yang berlebihan, dan itu semua dapat menyebabkan masalah untuk
perekonomian Indonesia.
4. Dengan strategi pembangunan pertanian melalui pemberdayaan manusia, bantuan dana
keuangan, pola kemitraan, dan perwilayahan komoditis akan menghasilkan
perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Moh Asathirul Mayamin

Anda mungkin juga menyukai