Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

ANALISIS KEPEMIMPINAN EFEKTIF JACK MA BERDASARKAN TEORI


EDWIN GHISELLI DAN LIMA LEVEL KEPEMIMPINAN JOHN C. MAXWELL

Kelompok 2 :
Andi Solikin (04)
Annisa Sekar Irsa Fajrina (08)
M Sahib Saesar Anugrah (21)
Pandu Laksono Sukarno Putro (25)
Rahman Triadi Putra (28)
Reza Ramadhan (31)
Selly Florentina Yuliana (36)

Kelas 7-02 (Non AKT)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI ALIH PROGRAM (NON AKT)

TAHUN 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Ruang Lingkup Pembahasan................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................................7
A. Teori Kepemimpinan Kartono..............................................................................................1
B. Sifat Kepemimpinan Efektif.................................................................................................6
C. Level Kepemimpinan Efektif...............................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembentukan Karakter Kepemimpinan Jack Ma...............................................................10
B. Sifat Kepemimpinan Efektif Jack Ma.................................................................................13
C. Capaian Level Kepemimpinan Efektif Jack Ma.................................................................13
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................19
A. Kesimpulan.........................................................................................................................19
B. Lesson Learned...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN1

A. Latar Belakang

Kepemimpinan adalah suatu hal yang melekat dalam kehidupan manusia. Gagasan
dan studi komparatif mengenai topik kepemimpinan baru populer secara akademik pada
pertengahan abad ke-18 yang ditandai dengan lahirnya The Great Man Theory dan kemudian
diikuti dengan kemunculan teori-teori kepemimpinan lainnya. Meskipun demikian, perilaku
kepemimpinan sejatinya telah ada sejak manusia berinteraksi dan membentuk peradaban. Di
setiap lapisan masyarakat dan di setiap era kehidupan manusia selalu ada sosok yang menjadi
pemimpin, di antaranya raja yang memerintah kerajaan, pahlawan yang memandu laskar
perang dan jenderal yang mengatur peta politis perdagangan pada masa kolonial. Begitu
banyak ahli yang mendefinisikan arti dari kepemimpinan. George R. Terry (dalam
Basalamah, 2009) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain
untuk berusaha secara suka rela mencapai tujuan organisasi atau kelompok. George dan Jones
(dalam Basalamah, 2009) mendefinisikan kepemimpinan adalah tindakan mempengaruhi
oleh satu anggota kelompok atau organisasi terhadap para anggota lainnya untuk membantu
mencapai tujuan kelompok atau organisasi tersebut, dan pemimpin adalah satu orang yang
melakukan tindakan mempengaruhi agar tercapai tujuan organisasi tersebut. Aristoteles,
(dalam Rashid Syed, 1989) filsuf besar Yunani Kuno, yang menjadi guru salah satu pimpinan
militer terhebat di dunia Alexander Agung, berkata, “Pemimpin harus memiliki Ethos, Pathos
dan Logos,”2

“Ethos adalah karakter moral, sumber dari kemampuan untuk membujuk,


menginspirasi. Pathos adalah kemampuan untuk menyentuh perasaan dan menggerakan
seseorang secara emosional. Logos adalah kemampuan untuk memberikan alasan-alasan kuat
di balik tindakan untuk menggerakan orang secara intelektual.”

1
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20191015150547-37-107163/dari-apartemen-kecil-ini-kisah-
jack-ma-besarkan-alibaba
Eko Siswanto, Jack Ma Sang Milliuner Dunia, Penerbit Laksana, 2019
Anis Basalamah, Bahan Ajar Kepemimpinan

2
Rashid Syed, Living with Leadership, Book corner, Jehlum, Pakistan, 150 (1989)
Dari berbagai macam pengertian dan teori yang ada tentang kepemimpinan dan
pemimpin, terdapat satu pertanyaan yang hampir selalu muncul di setiap kesempatan yaitu
tentang keefektifan dari sebuah kepemimpinan tersebut. Pemimpin seperti apa yang bisa
dikatakan efektif? Terkait dengan keefektifan tersebut, Edwin Ghiselli (dalam Handoko,
1995) mengemukakan teori tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin efektif.
John C. Maxwell (dalam Betti Alisjahbana, 2017) juga mengemukakan lima level tahapan
yang mencerminkan kepemimpinan efektif. Dari kedua teori tersebut, terdapat sebuah nama
yang menurut kami sangat cocok mencerminkan sosok pemimpin yang efektif.

Sosok tersebut adalah Jack Ma, seorang pria berkewarganegaraan Tiongkok yang
telah begitu banyak menerima banyak penghargaan dan masuk berbagai macam nominasi
besar di dunia. Dalam World 50 Greatest Leader tahun 2017 versi majalah Fortune, Jack Ma
menduduki peringkat kedua setelah The Epstein dan mengalahkan nama-nama besar seperti
Paus Fransiskus, Melinda Gates dan Jeff Bezos. Beliau mendapatkan penghargaan sebagai
“Entrepreneur of The Year” dalam Asian Award 2015. Majalah Forbes menempatkan Jack
Ma di urutan ke 30 di jajaran orang paling berkuasa di dunia pada tahun 2014. Begitu banyak
penghargaan dan fitur yang telah diraihnya, tetapi nama Jack Ma paling terkenal sebagai
pendiri dan pejabat eksekutif tertinggi hingga bulan September tahun 2019 perusahaan e-
commerce terbesar di dunia, Alibaba Group. Sebelumnya, Jack Ma juga merupakan CEO
perusahaan tersebut sebelum dia turun posisi dan digantikan oleh Jonathan Lu pada tahun
2013. Selain kesuksesannya di dunia bisnis, Jack Ma juga dikenal sebagai sosok pembicara
dan motivator yang menginspirasi. Pidato dan kisah kesuksesannya dapat ditemukan di
berbagai macam media dan platform. Bahkan quotes dan kata-kata motivasi yang
diucapkannya telah begitu banyak beredar di dunia maya. Beliau merupakan sosok yang
sangat inspiratif dikarenakan latar belakangnya yang begitu bertolak belakang dari
kesuksesannya saat ini.

Bernama asli Ma Yun, beliau lahir di Hangzhou, Tiongkok pada tanggal 10


September 1964 dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang fotografer dan ibunya seorang
buruh pabrik. Jack Ma kecil adalah seorang anak yang aktif dan senang belajar bahasa
Inggris, saat remaja dia sering ke hotel dan menawari turis jasa tour guide, nama Jack Ma
sendiri diperoleh dari turis yang kesulitan menyebut nama aslinya.

Jack Ma dikenal sebagai sosok yang gigih sedari kecil. Meskipun berkali-kali
menemui kegagalan, Jack Ma tidak pernah berhenti mencoba. Saat menduduki bangku
sekolah, dia berkali-kali tidak lulus. Kegagalannya sepanjang masa hidupnya begitu banyak
dan akan kami bahas nantinya dalam pembentukan karakternya sebagai pemimpin. Pada
akhirnya setelah kegagalan yang begitu banyak dialami oleh Jack Ma, kesuksesannya yang
pertama menjadi kesuksesannya yang paling besar dan paling inspiratif.

Alibaba Group didirikan oleh Jack Ma pada tahun 1999 dengan bermodalkan
pinjaman dari Goldman Sach dan Softbank. Perusahaan tersebut terus berkembang sampai
pada tahun 2005, Yahoo turut serta menanamkan 1 Milyar US Dollar untuk 40% saham
Alibaba. Alibaba Group kian tumbuh dan merajai bisnis e-commerce, terutama di benua Asia.
Sampai pada tahun 2018, Alibaba mempekerjakan 86.833 karyawan dan membukukan
keuntungan mencapai USS 39,89 milliar.

Bahkan setelah kesuksesannya, Jack Ma terkenal sebagai seorang yang sangat


filantropis. Beliau merupakan pendiri Jack Ma Foundation, sebuah organisasi non profit yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Pada tahun 2008, dia menyumbangkan $808.000 kepada korban gempa Sichuan.
Pada tahun 2015, Jack Ma mendirikan organisasi non profit yang membantu para
wirausahawan Hongkong mengembangkan bisnis. Di tahun yang sama, organisasi tersebut
mendanai pembangunan kembali 1000 rumah yang hancur akibat gempa di Nepal, dan
mengumpulkan dana untuk membangun 9000 rumah tambahan. Baru-baru ini, di tahun 2019,
Jack Ma Foundation memulai program Netpreneur Initiative yang memberikan sejumlah
masing-masing satu juta dollar kepada sepuluh wirausahawan asal Afrika setiap tahunnya. Di
tahun itu juga organisasi tersebut menyumbangkan sejumalh 14,6 juta dollar untuk
mengembangkan pendidikan di Tibet. Semua hal tersebut merupakan bukti bahwa kesuksesan
tidak membuat Jack Ma melupakan asalnya yang bukan dari keluarga berada.

Dalam kaitannya dengan kepemimpinan efektif, Jack Ma merupakan sosok ideal yang
bisa dijadikan sebagai bahan analisa kami dan membandingkannya ke dalam teori-teori
kepemimpinan efektif. Kegigihan dan ketekunannya bahkan ketika berkali-kali didera
kegagalan, serta sifat filantropisnya setelah sukses membuat kami ingin mengulas
kepemimpinan Jack Ma lebih jauh dalam sebuah karya tulis yang berjudul “Analisis
Kepemimpinan Efektif Jack Ma Berdasarkan Teori Edwin Ghiselli dan Lima Level
Kepemimpinan John C. Maxwell.
B. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup dalam karya tulis ini adalah menganalisa teori Kartono dalam
pembentukan karakter kepemimpinan Jack Ma melalui pengalamannya dan sikapnya yang
berkali-kali menemui kegagalan sebelum akhirnya sukses. Kami juga melakukan analisis
sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki Jack Ma berdasarkan teori sifat kepemimpinan efektif
menurut Edwin Ghiselli. Lalu, kami menganalisis level kepemimpinan efektif John Ma
menurut teori lima level kepemimpinan John C. Maxwell. Lingkup waktu yang kami analisa
adalah Jack Ma sebelum mendirikan Alibaba Group terutama dari masa mahasiswa hingga
saat sekarang.

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, tujuan pembuatan karya tulis ini
adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pembentukan karakteristik kepemimpinan yang dimiliki oleh Jack Ma


ditinjau berdasarkan teori Kartono
2. Menganalisis sifat kepemimpinan Jack Ma berdasarkan sifat kepemimpinan efektif
menurut Edwin Ghiselli
3. Menganalisis capaian level kepemimpinan efektif Jack Ma berdasarkan teori lima
level kepemimpinan efektif menurut John C. Maxwell
4. Menyajikan kesimpulan terkait kepemimpinan efektif Jack Ma serta nilai positif yang
dapat diteladani

BAB II

LANDASAN TEORI3

3
Cicik Resti (2018). Teori-Teori Kepemimpinan. https://cicikresti.com/teori-teori-kepemimpinan/ (diakses tanggal 09 November 2019)

Sifat-Sifat Kepemimpinan. Asikbelajar.com. 09 November 2019. https://www.asikbelajar.com/sifat-sifat-kepemimpinan/ (diakses tanggal 09


November 2019)

Andrie Wongso (2015). 5 Level Kepemimpinan Efektif & 7 Prinsip Pemimpin Sukses.
https://www.academia.edu/35915516/5_Level_Kepemimpinan_Efektif_by._Andrie_Wongso (diakses tanggal 09 November 2019)

Betti Alisjahbana (2017). 5 Levels of Leadership, Berguru Leadership Dari John C Maxwell. http://qb-leadership.com/5-levels-of-
leadership/ (diakses tanggal 09 November 2019)
A. Teori Kepemimpinan Kartono
Teori-teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin
atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Menurut Kartono (2002), ada tiga teori
kepemimpinan dasar, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Genetis
Inti dari teori ini tersimpul dalam kalimat “leaders are born and not made”. Penganut
teori ini mengatakan bahwa seseorang bisa menjadi pemimpin karena dia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimanapun, seorang yang
ditempatkan pada suatu waktu akan menjadi pemimpin karena dia dilahirkan untuk itu.
Artinya takdir telah menetapkannya menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make penganut-
penganut teori sosial mengatakan sebaliknya yaitu: “Leaders are made and not born”.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi
pemimpin, apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-
penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang
baik, apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat
mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur, dan pengalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut, bakat-bakat
yang memang telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari
kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari
teori-teori kepemimpinan.

B. Sifat Kepemimpinan Efektif

Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin dilakukan antara lain dengan
mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya. Sifat-sifat ini dipakai
sebagai kriteria untuk menilai efektivitas kepemimpinannya. Edwin Ghiselli (dalam
Handoko, 1995: 297) mengemukakan 6 (enam) teori tentang teori kesifatan atau sifat
kepemimpinan, yaitu:
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau
pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawas
pekerjaan orang lain.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam bekerja, mencakup pencarian tanggung jawab dan
keingin suksesan.
3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
4. Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dalam
memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk
menghadapi masalah.
6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan
serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru dan inovasi.

C. Level Kepemimpinan Efektif

Untuk menjadi pemimpin yang efektif bukanlah suatu hal yang bisa didapatkan dalam
sekejap. Terdapat proses pertumbuhan yang membutuhkan waktu yang lama untuk
mendapatkan hasilnya. Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan, kita diharapkan
memahami lima level kepemimpinan menurut John C. Maxwell, yaitu :

1. Positional Leader

Pemimpin pada level ini adalah pemimpin yang menduduki posisinya karena
jabatan. Orang-orang mengikuti Anda karena harus, tidak ada pilihan. Segala
perilakunya tidak bisa lepas dari posisi resminya yang sudah ditentukan oleh pihak lain
atau atas kesepakatan lainnya. Para pengikut pemimpin ini lebih bersifat formal dan
sekadar menaati peraturan saja. Kata kunci dalam level kepemimpinan ini adalah
kewenangan (right).

2. Permisson Leader

Pada level kedua ini, pemimpin memiliki kemampuan untuk membina hubungan
baik dengan orang lain. Mungkin saja sang pemimpin jenis ini menjadi pemimpin
karena kedudukan/posisi. Namun, semua orang di lingkungannya memang
mengharapkan dialah yang menjadi pemimpin sehingga terjalin hubungan
yang sinergis. Para pengikut bekerja atau beraktivitas dengan gembira. Pemimpin
melakukan tugasnya bukan berdasarkan kewenangan lagi (right) melainkan sudah
berdasarkan hubungan baik (relationship).
3. Production Leader

Pemimpin level ini membuktikan dirinya sebagai pemimpin karena


kualitas/kuantitas hasil kerjanya (result). Pemimpin sudah mempunyai kemampuan
memimpin suatu organisasi. Orang-orang mau mengikutinya karena mereka melihat
pemimpinnya hebat dalam bekerja dan membangun kredibilitas karena prestasi. Tidak
hanya asal berbicara,tidak sekadar memberi instruksi, tetapi memberikan bukti
nyatadan teladan buat anak buahnya. Pemimpin jenis ini biasanya pintar dalam
memotivasi anak buahnya.

4. People Development Level

Level pemimpin makin meningkat dengan kemampuan lain yang menonjol. Level
4 ini adalah pemimpin yang mampu menularkan kehebatannya kepada anak buah
(reproduction). Pemimpin telah memiliki kemampuan mengembangkan dan melatih
kapabilitas anak buahnya. Sehebat apa pun kita, jika kehebatan itu hanya milik diri
sendiri maka efeknya tidak akan optimal untuk organisasi. Kehebatan itu akan menjadi
bola salju yang terus membesar jika ditularkan kepada orang lain. Inilah inti dari level
keempat kepemimpinan.

5. Pinnacle Level

Inilah tingkatan pemimpin tertinggi yang bisa dicapai seseorang. Level ini otomatis
tercapai jika pemimpin telah mencapai keempat level di atas. Dialah pemimpin sejati yang
punya kemampuan komplit. Bukan hanya kemampuan personal, teknis, dan profesional,
tetapi juga keahlian komunikasi dan hubunganan tarmanusia. Efek dari berbagai
kemampuan tersebut maka para pengikut sangat hormat kepadanya (respect). Tidak ada
sikap lebih tinggi dari pengikut kepada pemimpinnya kecuali sikap hormat tersebut. Pada
level ini, pemimpin telah merencanakan dan membimbing calon pemimpin selanjutnya
dan dapat meninggalkan organisasi dalam keadaan positif sebagai hasil dari
kepemimpinan.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembentukan Karakteristik Kepemimpinan Jack Ma

Apabila kita dihadapkan pada pertanyaan, siapakah yang paling makmur di dunia ini?
Beberapa dekade yang lalu, mungkin nama pimpinan perusahaan minyak seperti Chevron
akan terbayang di benak kita. Namun ketidakpastian adalah sebuah kepastian di dunia ini,
dengan berputarnya roda kehidupan seiring dengan munculnya teknologi baru yang
revolusioner, dan era yang silih berganti satu sama lain, bangkitlah perusahaan-perusahaan
dengan ide dan lini bisnis baru yang belum pernah terbesit pada benak orang-orang jaman
dahulu akan menguasai perekonomian dunia. HP, IBM, dan Nokia sebagai perusahaan
hardware sempat menguasai dunia, begitu juga dengan para pendiri dan pimpinannya. Namun
dunia terus berputar, dan perusahaan-perusahaan yang menguasai dunia tersebut akan
tergeser dengan perusahaan lain yang mempunyai ide lebih cemerlang, lebih menarik simpati
penduduk dunia dengan produk dan layanannya.

Amerika yang sejak awal dekade mendominasi pasar dunia dengan digdayanya
Facebook, Google, Microsoft, dan juga Amazon, mulai mendapat perlawanan dari arah timur,
dari daratan luas membentang di benua Asia. Sebuah perusahaan yang didirikan oleh orang
biasa tanpa warisan sumber daya melimpah dari pendahulunya, seorang pemimpin yang
dengan gagahnya menantang raksasa-raksasa dari barat yang tengah menguasai
perekonomian dunia, seorang pemimpin yang dengan visinya dapat mengembangkan suatu
perusahaan start up menjadi naga dari timur, siap menghadapi kerasnya turbulensi era,
menghantarkan nama perusahaannya yang berasal dari cerita seribu satu malam di mata
dunia. Ya, perusahaan tersebut adalah Alibaba, dengan pemimpinnya, Jack Ma, yang berasal
dari keluarga sederhana, namun dengan semangat dan kegigihan yang luar biasa. Bercermin
pada pribadi seorang Jack Ma, kami mencoba menganalisis bahwa seorang pemimpin
dibentuk dari berbagai aspek kehidupan, bukan semata-mata warisan yang diturunkan dari
nenek moyang.

Jack Ma adalah seorang yang lahir tanpa priviledge, orang biasa seperti kebanyakan
orang pada umumnya. Terlahir dari keluarga seorang pekerja seni, Jack Ma saat kecil tidak
mempunyai banyak uang dan fasilitas, ditambah dengan kondisi pemerintahan komunis
Tiongkok saat itu yang sedang mengisolasi diri dari dunia. Namun sebagaimana kita lihat
sekarang, sosok Jack Ma adalah seorang pemimpin dari perusahaan e-commerce Alibaba
Group, seorang pemimpin berkharisma yang kapasitasnya tidak diragukan lagi oleh dunia.

Karakter kepemimpinan Jack Ma juga ditempa oleh banyaknya kegagalan dan riuhnya
penolakan yang terjadi sepanjang perjalanan hidupnya. Ia pernah ditolak ketika melamar
menjadi polisi, dimana dari 5 orang yang mengikuti seleksi, hanya Jack Ma yang tidak
terpilih. Ia juga pernah melamar pekerjaan di KFC ketika waralaba makanan cepat saji
tersebut pertama kali menjamah kota kelahirannya, dengan jumlah pelamar 24 orang dan 23
diantaranya dinyatakan diterima, kecuali Jack Ma. Kegagalan dan penolakan terus terjadi
hingga tidak kurang dari 30 lamaran pekerjaan berikutnya yang diajukannya, namun hal itu
tidak membuat Jack Ma patah arang, dan terus menunjukkan resilience dalam perjalanannya.
Jack Ma terbiasa dengan penolakan dan kegagalan.

Pengalaman lain yang membentuk karakter kepemimpinan Jack Ma, adalah ketika ia
menjadi guru bahasa inggris di Huangzhou Dianzi University, setelah lagi-lagi mengalami
penolakan atas dirinya untuk mengajar pada Harvard Business School (HBS), dimana tidak
kurang dari 10 kali ia melamar kesana; dengan berbekal kemampuan bahasa Inggris yang
didapatkannya setelah menjadi tour guide pada masa sekolahnya, serta melalui jalur
pendidikan formal yang ditempuhnya. Saat mengajar murid-muridnya inilah. Jack Ma sadar,
bahwa ialah nahkoda yang membimbing murid-muridnya, dan ia harus bertanggung jawab
atas kemana arah ia akan membawa murid-muridnya tersebut. Dari pengalaman mengajar
inilah, Jack Ma mempunyai pandangan seorang guru, bahwa setiap orang muridnya harus
bisa menjadi lebih baik dari dirinya. Hal ini juga terus dipegang teguh oleh Jack Ma ketika ia
kelak menjadi pemimpin Alibaba, dimana ia merasa harus mengayomi pekerjanya, dan
berusaha agar pekerjanya terus menjadi orang yang lebih baik, bahkan lebih baik dari dirinya
kelak.

Seorang Jack Ma juga pernah terinspirasi, hal ini disadarinya ketika ia sedang
menyaksikan Whitney Houston menyanyi pada film “The Bodyguard” yang rilis pada tahun
1992. Adegan tersebut begitu indahnya dari pandangan seorang Jack Ma, hingga bisa
menyentuh jiwanya yang berdecak kagum dan pada saat yang sama terinspirasi oleh adegan
tersebut. Ditengah kekagumannya, Jack Ma bergumam pada dirinya sendiri bahwa inilah
puncak bagaimana seseorang bisa dengan sangat natural bernyanyi dan berbicara di depan
publik, Kejadian ini sangat bermakna bagi Jack Ma, karena dari sinilah Jack Ma terinspirasi
tentang bagaimana cara ia berbicara di depan publik yang mempengaruhi gaya komunikasi
Jack Ma saat ini sebagai seorang pemimpin.

Titik balik kehidupan seorang Jack Ma adalah, ketika ia mengenal internet pada tahun
1994, dimana ia memasang suatu situs mengenai Tiongkok pada pukul 9.40 pagi, dan pada
pukul 12.30 seorang investor menghubunginya dan ingin mengenalnya lebih lanjut. Pada saat
inilah, Jack Ma menyadari betapa besar peluang yang terbuka atas tersedianya internet pada
dunia, dan dari titik inilah ia mempunyai visi untuk membuat suatu situs yang berpengaruh
pada dunia. Visi ini terus ia pertahankan sebagai motivasi utamanya, sehingga pada tahun
1999, saat Alibaba.com telah lahir, Jack Ma menyatakan bahwa perjuangan Alibaba tidak
berhenti sampai disini. Alibaba akan terus bersaing dengan orang-orang di seluruh dunia.
Orang-orang Eropa dengan dasar budaya dan latar pendidikannya yang kuat, orang-orang
Amerika dengan pengetahuan, kemampuan, dan sumber dayanya yang melimpah, semuanya
akan menjadi saingan dari Alibaba. Jack Ma telah mempunyai visi ini sejak dini, bahkan
ketika anggota timnya belum ada yang membayangkan akan sebesar apa perusahaan mereka
kelak, dan hanya berpikir secara lokal. Mempunyai visi yang jelas, serta tahu bagaimana
mencapai visi tersebut adalah salah satu karakteristik kepemimpinan pada seorang Jack Ma.

Merujuk pada sebilah paparan kehidupan Jack Ma diatas, kami beranggapan bahwa
Jack Ma merupakan seorang pemimpin yang terbentuk dari berbagai pengalaman dan
peristiwa dalam hidupnya. Dari seorang biasa, ia merasakan bagaimana asam garam
kehidupan, hingga pada akhirnya ia menjadi seorang yang eksepsional, fenomenal, dan
inspirasional. Karakter Jack Ma sangat cocok dengan teori Sosial yang dipaparkan oleh
Kartono (1992), dimana dikatakan bahwa “Leaders are made, and not born”, sehingga tanpa
melihat apapun latar belakang kita, apabila diberikan kesempatan dan pendidikan, apabila
kita tetap berpegang teguh pada prinsip dan mimpi-mimpi kita, dan apabila kita tetap gigih
serta pantang menyerah untuk memperjuangkan apa yang kita impikan, maka kita dapat
menjadi seorang pemimpin yang luar biasa di masa depan.

B. Sifat Kepemimpinan Efektif Jack Ma4

Kepemimpinan yang efektif bisa dinilai dari sifat-sifat yang dimiliki seseorang.
Edwin Ghiselli (dalam Handoko, 1995) mengemukakan teori tentang sifat-sifat yang dimiliki
seseorang yang memiliki kepemimpinan efektif. Apakah Jack Ma memiliki sifat-sifat
tersebut? Pertanyaan tersebut akan kami jelaskan pada subbab ini.

“Menyerah adalah kegagalan nyata dan terbesar dari semuanya”. Kalimat tersebut
adalah salah satu kutipan terkenal dari Jack Ma. Jack Ma percaya bahwa setiap kegagalan
adalah proses untuk mencapai kesuksesan. Sebagaimana yang telah dialaminya dulu dimana
ia pernah ditolak oleh beberapa pekerjaan. Jack Ma tetap percaya bahwa suatu saat ia akan
sukses. Jack Ma terus mencoba dan terus mencari kesempatan hingga akhirnya mimpinya
menjadi nyata. Dari kegagalan masa lalunya karakter kepemimpinannya terbentuk menjadi
percaya diri dan mampu membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi permasalahan.

Jack Ma adalah orang yang luar biasa. Jack Ma terkenal dikarenakan kesuksesannya
sebagai pendiri perusahaan teknologi. Padahal Jack Ma tidak mempunyai latar belakang di
bidang teknologi sama sekali. Dulu Jack Ma hanyalah guru bahasa inggris dan seorang
pemandu wisata. Bahkan Jack Ma mengakui bahwa ia tidak memahami coding dan juga tidak
memahami teknologi di balik dunia internet. Kesuksesannya berasal dari kemampuannya
4
Sifat-Sifat Kepemimpinan. Asikbelajar.com. 09 November 2019. https://www.asikbelajar.com/sifat-sifat-kepemimpinan/ (diakses tanggal
09 November 2019)

Ikuti Jejak Bill Gates, Jack Ma Jadi Filantropis Saat Pensiun. Agnes Savitri, CNN Indonesia. 8 September 2018.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180908085025-185-328732/ikuti-jejak-bill-gates-jack-ma-jadi-filantropis-saat-pensiun (diakses 09 November
2019)

Jack Ma, seorang pemimpin sejati yang tidak pernah menyerah. 09 November 2019. https://www.urbanhire.com/blog/jack-ma-seorang-pemimpin-
sejati-yang-tidak-pernah-menyerah/ (diakses 09 November 2019)

Duncan Clark. Alibaba Kerajaan yang Dibangun oleh Jack Ma. Jakarta : 2017. Elex Media Komputindo
mencari ide dan mengembangkannya. Dimulai dari sebuah apartemen kecil di tahun 1999
Jack Ma bersama 18 sahabatnya mendirikan Alibaba. Alibaba dapat berkembang hingga
menjadi perusahaan teknologi besar bahkan di skala global karena kemampuan
kepemimpinan Jack Ma. Walaupun sudah menjadi perusahaan teknologi yang besar, Jack Ma
ingin Alibaba dapat bertahan hingga 102 tahun. Tentu hal itu dapat dicapai jika perusahaan
terus mengembangkan diri dan menemukan ide-ide baru sesuai perkembangan ekonomi dan
teknologi. Keinginan Jack Ma merupakan wujud tanggung jawab dan kebutuhan prestasi
sesuai dengan sifat kepemimpinan yang efektif. Harus ada kebutuhan akan kesuksesan agar
seorang pemimpin terus termotivasi dalam menjalankan pekerjaannya.

Jack Ma sebagai pemimpin memiliki kemampuan dalam memikat dan membujuk.


Kecerdasan dalam berbicara yang dimiliki Jack Ma telah menjadi faktor penting dalam
menarik masuknya personel kunci dan modal ke dalam perusahaan. Gaya bicaranya sangat
efektif karena mudah diingat, dicerna,dan disetujui. Bahkan sampai banyak beredar kutipan-
kutipan Jack Ma di internet. Kebanyakan adalah pesan inspiratif singkat yang sangat
memotivasi. Dalam buku Duncan Clark yang berjudul Alibaba Kerajaan yang dibangun oleh
Jack Ma, dikatakan bahwa “Penelitian mendalam terhadap seluruh pidato Jack Ma
menunjukkan bahwa pada dasarnya ia menyampaikan pidato yang sama dalam 17 tahun
terakhir. Namun dengan sedikit memodifikasi pesannya agar sesuai dengan suasana hati dan
keinginan audiensnya, maka setiap pidatonya terasa seperti pidato baru.” Kreatifitas dan daya
pikirnya dalam memodifikasi pesannya menunjukan kecerdasan dalam salah satu sifat
pemimpin yang efektif dalam diri Jack Ma.

Sebagian besar perusahaan memiliki ciri khas yang sama seperti pendirinya.
Begitupun dengan Jack Ma sebagai pendiri sekaligus CEO tentunya memiliki pengaruh yang
kuat terhadap Alibaba. Meskipun pada 2013 Jack Ma melepaskan jabatan CEO dan
menduduki posisi baru sebagai Chairman Alibaba Group, hal itu justru memperkuat posisi
dan pengaruhnya kepada Alibaba. Jack Ma memberlakukan prinsip yang disebut “Six veins
spirit sword veins spirit sword” dalam mendokumentasikan nilai-nilai perusahaan. Prinsip
tersebut terdiri atas,

1. Mengutamakan konsumen,
2. Bekerja sama,
3. Menerima perubahan,
4. Integritas,
5. Antusiasme, dan
6. Komitmen.

Sebagian penilaian karyawan Alibaba ditentukan oleh komitmen mereka terhadap


prinsip Six veins spirit sword. Penilaian tersebut dilakukan oleh bagian HRD Alibaba, yang
memegang kunci dalam pengawasan karyawan dan rekrutmen karyawan baru. Dengan
menerapkan prinsip Six veins spirit sword, Jack Ma memiliki andil yang besar dalam
menentukan kebijakan dalam pengawasan dan manajemen Alibaba.

Kecintaan Jack Ma di bidang pendidikan tidak hilang walaupun sudah tidak menjadi
guru lagi sejak ia berkecimpung di Alibaba. Pada Oktober 2019 Jack Ma mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai Chairman Alibaba. Setelah itu Jack Ma akan menghabiskan banyak
waktu dan uang untuk membangun Jack Ma foundation. Jack Ma foundation adalah yayasan
filantropi yang bergerak dibidang pendidikan. Yayasan ini di dedikasikan untuk
meningkatkan sistem pendidikan Tiongkok. Jack Ma berinisiatif untuk memperbaiki
pendidikan agar kemiskinan di pedesaan dapat berkurang. Sifat inisiatifnya ini juga
merupakan gambaran bahwa Jack Ma adalah sosok pemimpin yang efektif.

C. Capaian Level Kepemimpinan Efektif Jack Ma


Jack Ma menjadi seorang pemimpin melalui berbagai proses yang panjang hingga
akhirnya publik pun memberikan pengakuan atas kepemimpinannya tersebut. Berkaca dari
kepemimpinan Jack Ma mulai era pendirian Alibaba hingga sekarang, kami melakukan
analisis menggunakan teori 5 Level Kepemimpinan Efektif yang disampaikan oleh Dr. John
C. Maxwell seperti yang tercantum dalam Betti Alisjahbana5 (2017).

Pada level 1 kepemimpinan efektif (Positional leader), pemimpin ada karena jabatannya.
Teori ini sesuai dengan kondisi ketika Jack Ma menjadi pemimpin dari Alibaba di awal
pendiriannya. Sebagai seorang pendiri perusahaan, Jack Ma menempati jabatan sebagai
pemimpin di perusahaan tersebut. Bawahannya akan mengikuti segala arahan Jack Ma karena

5
Betti Alisjahbana (2017). 5 Levels of Leadership, Berguru Leadership Dari John C Maxwell.
http://qb-leadership.com/5-levels-of-leadership/ (diakses tanggal 09 November 2019)
memang itu kewajiban mereka dan Jack Ma memiliki hak atas segala keputusan yang dibuat
di dalam Alibaba karena jabatannya sebagai seorang pemimpin perusahaan rintisan tersebut.

Setelah menjadi positional leader, seorang pemimpin diharapkan akan naik ke level
berikutnya yaitu Permission leader. Hal yang paling membedakan antara level ini dan level
sebelumnya adalah sudah adanya hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahannya.
Karena hubungan yang baik inilah bawahan tidak lagi mengikuti pemimpin semata-mata
karena kewenangan dan jabatan namun karena mereka benar-benar memiliki kemauan untuk
dipimpin oleh sosok tersebut.

Di dalam Alibaba, hubungan antara Jack Ma dan bawahannya secara umum terjalin
dengan baik. Berdasarkan artikel dalam laman berita Financial Review yang ditulis oleh
Duncan Clark6, Jack Ma dikenal sebagai seorang sosok yang humoris oleh para bawahannya.
Jack Ma tidak segan untuk mendekatkan diri dengan karyawan Alibaba dan karyawan pun
dapat merasakan ketulusannya tersebut. Jack Ma juga memiliki gaya komunikasi yang unik
dan disenangi oleh karyawannya, sehingga karyawan Alibaba selalu merasa senang
berkomunikasi dan berinterikasi dengan Jack Ma. Selain itu, ada sebuah value yang dibangun
oleh Jack Ma di dalam Alibaba, yaitu “Customer First, Employee Second, Shareholder
third.”. Ungkapan ini menjadi terkenal karena Jack Ma dengan berani menempatkan
karyawannya sebelum pemegang saham perusahaan, menunjukkan bahwa Jack Ma
merupakan sosok yang memiliki hubungan yang baik dengan karyawannya.

Jack Ma berhasil menaiki level 3 kepemimpinan efektif yang mendeskripsikan pemimpin


sebagai seorang Production leader. Di level ini, Jack Ma memiliki prestasi dan kinerja baik
sehingga berhasil membawa kesuksesan untuk perusahaan, mengikuti Jack Ma karena
melihat sang pemimpin hebat dalam bekerja. Prestasi Jack Ma untuk Alibaba memang tidak
main-main. Ketika melakukan Initial Public Offerings (IPO) di 2014, Ali Baba mencatatkan
rekor sebagai perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia dengan nilai valuasi sebesar 231
miliar US$ pada waktu itu. Di bawah kepempinan Jack Ma, Alibaba berhasil menjadi
perusahaan retail dan marketplace terbesar di China dan bahkan masuk jajaran dunia. Selain
itu, Jack Ma juga berhasil mengembangkan Alibaba dengan memperluas lini bisnisnya di
bidang cloud computing dan menambah merk marketplace yang lain. Hingga akhirnya,

6
https://www.afr.com/work-and-careers/management/magic-jack-ma-and-the-six-values-that-
have-built-alibaba-20160621-gpok2m
Alibaba berhasil bertahan di jajaran perusahaan besar di China dengan pendapatan tahunnya
sebesar 56 miliar US$ di tahun 2019.

Selain menjadi Production leader, Jack Ma naik ke level 4 kepemimpinan efektif dan
menjadi People Development Leader. Sebagai People Development Leader, Jack Ma tidak
hanya berperan sebagai pemimpin perusahaannya tetapi juga menularkan kehebatannya
kepada bawahan. Dalam menjalankan Alibaba, setelah Jack Ma merekrut karyawannya dia
akan mengevaluasi kinerja karyawannya tersebut dan muncul sosok Daniel Zhang yang
dinilai Jack Ma memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin yang baik. Jack Ma menjadi
mentor jajaran di bawahnya dan sekaligus mengawasi perkembangan diri mereka. Salah satu
hasil nyata dari proses developing leader yang dilakukan oleh Jack Ma adalah penciptaan
November 11.11 Shopping Festival yang merupakan terobosan dari Daniel Zhang
berdasarkan artikel berita di laman CNN Indonesia yang ditulis oleh Jonathan Patrick 7. Selain
itu, Jack Ma juga mendirikan sebuah sekolah kepemimpinan di Hangzhou, China untuk
menghasilkan pemimpin-pemimpin di masa depan .

Tak hanya memiliki kemampuan teknis dan profesional, Jack Ma juga memiliki keahlian
komunikasi intrapersonal yang mumpuni sehingga dia layak dikategorikan dalam level 5
kepemimpinan efektif yaitu Pinnacle leader. Pemimpin di level ini benar-benar mendapatkan
respect dari bawahannya karena kualitas dirinya yang komplit dan salah satunya ditandai
dengan rasa kehilangan yang dirasakan oleh bawahan ketika sang pemimpin tidak lagi
memimpin mereka. Dengan menjadi Pinnacle leader, Jack Ma tentunya telah meninggalkan
legacy yang baik dan memiliki kesan khusus di mata bawahannya. Sosok Jack Ma yang telah
memenuhi kriteria Pinnacle leader terbukti ketika dia memutuskan untuk meninggalkan
Alibaba untuk berfokus pada dunia filantropi dan pendidikan hingga akhirnya tongkat estafet
kepemimpinan di Alibaba dia serahkan kepada Daniel Zhang. Keputusan Jack Ma untuk tidak
lagi memimpin Alibaba cukup mengejutkan, tetapi bawahannya sangat mengapresiasi niatan
Jack Ma untuk berfokus pada kegiatan filantropi. Dengan berbagai peninggalan baik dan
pencapaian yang telah dilakukan Jack Ma di Alibaba, mereka tetap menghargai Jack Ma
sebagai pemimpin mereka meskipun sekarang Jack Ma bukan lagi ‘pimpinan’ di Alibaba.
Menegaskan kembali hal tersebut, Jack Ma turut menulis dalam surat pengunduran dirinya8

7
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180910111505-185-329075/rekam-jejak-daniel-
zhang-pengganti-bos-alibaba-jack-ma
8
https://www.liputan6.com/tekno/read/3640488/jack-ma-serahkan-estafet-kepemimpinan-
alibaba-ke-daniel-zhang
bahwa “Alibaba tidak melulu soal Jack Ma, tapi Jack Ma selalu menjadi bagian dari
Alibaba”, yang tentunya diamini oleh publik dan karyawan Alibaba.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Sosial yang dipaparkan oleh Kartono (1995) menitikberatkan pada kalimat
“Leader are made, and not born”. Esensi dari teori ini sangat menggambarkan karakter
kepemimpinan yang dimiliki oleh Jack Ma. Jack Ma tidak terlahir dari keluarga berada.
Sepanjang hidupnya beliau menemui kegagalan demi kegagalan, tetapi yang membuatnya
berbeda dari individu lain adalah penolakannya mengenal kata menyerah. Salah satu quote
Jack Ma yang paling terkenal dan sering terdengar adalah “If you don’t give up, you still have
a chance. Giving up is the greatest failure.” Paradigma yang terjadi di kalangan masyarakat
adalah, pemimpin diharuskan menjadi yang paling pintar, paling perkasa, paling cerdas,
paling kuat dan sebagainya. Namun, keberadaan Jack Ma yang telah mengenal berbagai
macam penolakan menegaskan kalau pandangan itu salah. Di mata orang-orang yang telah
menolaknya Jack Ma bukanlah sosok yang sempurna, tetapi justru lewat pengalaman itulah
Jack Ma bisa menjadi sosoknya yang seperti sekarang. Beliau menginspirasi jutaan orang
lewat pesan yang dia sampaikan, yaitu tanpa melihat apapun latar belakang kita, apabila
diberikan kesempatan dan pendidikan, apabila kita tetap berpegang teguh pada prinsip dan
mimpi-mimpi kita, dan apabila kita tetap gigih serta pantang menyerah untuk
memperjuangkan apa yang kita impikan, maka kita dapat menjadi seorang pemimpin yang
luar biasa di masa depan. Dengan kata lain Jack Ma bukanlah terlahir sebagai pemimpin,
tetapi melalui kegigihan dan tekadnya, dia bisa menjadi pemimpin.

Apakah Jack Ma merupakan pemimpin yang efektif? Pertanyaan ini bisa terjawab
melalui teori kepemimpinan efektif dari Edwin Ghisseli (dalam Handoko, 1995). Teori
tersebut memaparkan sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin efektif. Berdasarkan
analisa sifat-sifat yang dimiliki oleh Jack Ma terkait kepemimpinannya, maka terjawab
bahwa Jack Ma adalah pemimpin yang efektif. Bahkan jika menganalisa teori lima level
kepemimpinan dari John C. Maxwell (dalam Betti Alisjahbana, 2017), kepemimpinan Jack
Ma merupakan level tertinggi dari tingkatan itu yaitu level Pinnacle Leader. Berdasarkan
kedua hal ini maka bisa disimpulkan bahwa kepemimpinan Jack Ma adalah kepemimpinan
efektif.

B. Lessons Learned

Dari pemaparan karya tulis ini, kami mengambil pelajaran-pelajaran sebagai berikut :

1. Kegagalan adalah hal yang biasa terjadi dalam hidup. Kunci keberhasilan adalah
dengan tidak membiarkan kegagalan itu menjadi penghalang akhir dalam menggapai
suatu tujuan. Jack Ma telah membuktikan kalau kegagalan adalah proses
pembelajaran dan sebagai bahan persiapan untuk menghadapi ujian selanjutnya,

2. Tekad pantang menyerah dalam menggapai mimpi Jack Ma sudah sepatutnya kita
teladani. Ketika kita menyerah, barulah kita gagal sepenuhnya. Selama kita belum
menyerah, selalu ada kesempatan dan jalan untuk menggapai mimpi,

3. Untuk menjadi pemimpin yang efektif diperlukan visi dan misi yang jelas, seperti
halnya ketika Jack Ma menjadi pemimpin Alibaba Group, beliau mempunyai visi dan
misi serta mampu menginspirasi para bawahan dan rekan-rekan kerjanya untuk
merangkul bersama visi dan misi tersebut,

4. Lima level kepemimpinan efektif merupakan parameter bagi kita yang ingin menjadi
pemimpin. Selama kita belum mencapai level kelima, maka selalu ada ruang untuk
meningkatkan kualitas kepemimpinan diri. Untuk meningkatkan kualitas diri ini
diperlukan kesadaran akan diri dan kemauan untuk bekerja keras lebih baik lagi.

5. Pemimpin seperti Jack Ma menguatkan teori Sosial Kartono sehingga seharusnya kita
juga bisa menanamkan dalam diri bahwa ada jiwa kepemimpinan di tiap-tiap individu.
Kuncinya adalah bagaimana mengasah dan mengolah jiwa kepemimpinan tersebut,
kembali kepada kemauan masing-masing.

6. Menjadi sosok yang bergelimang harta tidak serta merta menjadi alasan untuk
melupakan dari mana kita berasal. Pimpinan yang baik mau berbagi kepada yang
membutuhkan dan memberikan nilai moral yang baik bagi para pengikutnya. Dengan
kata lain pemimpin seharusnya adalah sosok yang bisa kita teladani.

7. Pemimpin tahu kapan waktunya untuk berhenti menjadi pemimpin. Hal paling
penting bukanlah mempertahankan kekuasaan, tetapi memastikan bahwa ada legacy
yang bisa diwariskan kepada generasi-generasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Sumber Lain

B. Website

Anda mungkin juga menyukai