Anda di halaman 1dari 12

KEWIRAUSAHAAN DI ERA DIGITAL :

AM I ENTREPRENEUR?

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
LEVINA LUTHFIAH C1B021094
MICHAEL RAYNOLD C1B021053
PUTRI NIRMALA ANJAS SARI C1B021084

KELAS MANAJEMEN C 2021

DOSEN PENGAMPU : Dr. Rina Suthia Hayu , S.E., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan mengenai praktisi mengajar yang berjudul “Kewirausahaan di
Era Digital: Am I Entrepreneur?” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penyusunan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah
wajib pada perguruan tinggi, yaitu Kewirausahaan.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, saya berharap laporan mengenai praktisi mengajar ini dapat menjadi
manfaat bagi banyak orang. Tidak hanya untuk peneliti tetapi untuk semua elemen
masyarakat. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat saya nantikan demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Bengkulu, 19 September 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………

KATA PENGEANTAR……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang………………………….………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
A. Pengertian Wirausahawan….…………………………………………………………...
B. Jenis – Jenis Wirausahawan………………………………………………………….....
C. Teori Warren Buffet……………………….……………………………………………
D. Bisnis Model Canvas……………………………………………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………………

Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembuatan laporan ini dilatarbelakangi dari adanya kegiatan praktisi mengajar
department of management kewirausahaan di era digital . Dimana pematerinya adalah
seorang entrepreneur yang bernama Diogi Putra Befa. S,E. yang merupakan alumni
mahasiswa universitas Bengkulu. Banyak materi bermanfaat yang ia bagikan pada
kegiatan praktisi mengajar tentang kewirausahaan. Laporan ini akan mengulas dan
membagikan hal-hal penting yang telah disampaikan oleh bapak Diogi Putra Befa.
S,E. sehingga kita dapat membacanya berulang untuk dapat mengingat hal-hal penting
yang telah disampaikan. Mengingat bahwa materi ini sangat penting karena
menyangkut mata kuliah kewirausahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu wirausahawan ?
2. Apa saja jenis-jenis wirausahawan ?
3. Apa isi teori dari Warren Buffet?
4. Apa yang dimaksud dengan Business Model Canvas ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wirausahawan
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer dalam bukunya mengartikan
wirausahawan sebagai orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak,
dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam
rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-
orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.

B. Jenis-jenis Wirausahawan
Menurut narasumber, ada dua jenis wirausahawan, yaitu:
1. Educated entrepreneur
Educated entrepreneur atau wirausahawan yang teredukasi adalah jenis
wirausahawan yang memiliki pengetahuan mengenai kegiatan wirausaha.
Pengetahuan mengenai wirausaha ini bisa didapatkan melalui pendidikan formal
maupun pendidikan nonformal. Wirausahawan berjenis ini paham cara untuk
mengumpulkan berbagai sumber daya, cara untuk mengambil tindakan yang tepat,
cara untuk mengambil keuntungan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan
wirausaha. Salah satu contoh dari educated entrepreneur adalah Elon Musk.
Gambar 1.1 Elon Musk
Elon Musk adalah seorang pengusaha, penemu, dan tokoh bisnis yang berasal
dari Amerika Serikat. Elon Musk yang lahir pada tangal 28 Juni 1971 mulai tertarik
untuk mempelajari teknik komputer pada usia 10 tahun. Lalu pada usia 12 tahun, ia
mulai mempelajari pemograman dan berhasil membuat sekaligus menjual kode
komputer untuk sebuah game yang ia beri nama “Blastar” kepada majalah komputer.
Kode komputer tersebut sukses terjual dengan harga $500. Elon Musk pernah
menuntut ilmu di Queen’s University, Kingston, Ontario selama dua tahun sebelum
pindah ke Wharton School di University of Pennsylvania pada tahun 1992. Ia berhasil
mendapatkan dua gelar sarjana sekaligus, yaitu gelar S1 di bidang ekonomi dan S1 di
bidang fisika. Elon Musk terkenal sebagai pendiri dari beberapa perusahaan teknologi
populer, di antaranya adalah SpaceX yang bergerak di bidang teknologi antariksa;
Tesla Inc. yang bergerak di bidang otomotif; OpenAi, SolarCity, Neuralink, dan
beberapa perusahaan lainnya. Ia termasuk ke dalam jenis educated entrepreneur
karena ia memiliki pengetahuan di bidang tersebut yang ditandai dengan gelar S1
ekonomi yang dimilikinya.
2. “Kepepet” entrepreneur
“Kepepet” entrepreneur diartikan sebagai orang-orang yang bergerak di
bidang wirausaha tanpa dilatarbelakangi pengetahuan mendalam mengenai
kewirausahawan. Wirausahawan berjenis ini melakukan kegiatan wirausaha karena
ada suatu kondisi yang memaksa mereka untuk melakukan hal tersebut. Salah satu
contoh dari jenis wirausahawan ini adalah Ibu Ruth.

Gambar 1.2 Ibu Ruth


Ibu Ruth yang berasal dari Surabaya pindah bersama kelima anaknya ke
Batam pada tahun 1998. Tahun tersebut merupakan tahun di mana Indonesia
mengalami resesi yang parah. Pada saat itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia
mengalami minus sebanyak dua kuartal berturut-turut. Dampak dari krisis ekonomi
tersebut di antaranya adalah rupiah yang jatuh, utang luar negeri yang membengkak,
pasar modal babak belur, perusahaan yang bangkrut dan melakukan PHK, sektor
ekspor terpuruk, dan turunnya Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa. Kondisi
inilah yang memaksa Ibu Ruth untuk memutar otak demi tetap dapat bertahan hidup.
Ibu Ruth kemudian mendirikan warung kecil yang ia beri nama “Ayam Penyet
Ria” untuk pertama kalinya di tahun 1998. Berkat sedapnya menu yang disiapkan
secara langsung oleh Ibu Ruth, warung kecil tersebut memiliki banyak pengunjung.
Ayam Penyet Ria khas Ibu Ruth kini telah berevolusi menjadi usaha waralaba yang
memiliki cabang di seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai di beberapa negara
tetangga. Ibu Ruth merupakan wirausahawan kepepet karena ia memulai usahanya
akibat adanya kondisi yang memaksa, yaitu krisis ekonomi.
Selain dua jenis wirausahawan di atas, ada pula wirausahawan yang berada di
tengah-tengah kedua jenis tersebut. Contohnya adalah Jakob Oetama, seorang guru,
wartawan, dan pengusaha Indonesia.

Gambar 1.3 Jakob Oetama


Karir Jakob di dunia jurnalistik dimulai ketika ia menjadi sekretaris redaksi
mingguan Penabur pada 1956. Ia juga sempat menjadi pemimpin redaksi di tempat
yang sama. Lalu pada tahun 1963, beliau bersama PK Ojong mendirikan majalah
intisari. Majalah yang bertemakan pengetahuan dan perkembangan teknologi itu
diduga berkiblat pada majalah Reader’s Digest yang berasal dari Amerika. Pada tahun
1965, Jakob dan Ojong kembali bekerja sama untuk mendirikan surat kabar harian
yang bernama Harian Kompas. Dengan kecermatan Ojong, dari perkembangan
kompas inilah kelompok usaha yang dinamai KOMPAS GRAMEDIA didirikan.
Jabatan-jabatan yang pernah diduduki Jakob di antaranya adalah editor majalah
Penabur, ketua editor majalah bulanan Intisari, ketua editor harian Kompas, dan
pemimpin umum/redaksi kompas.
Awalnya, Jakob hanya mau bergelut dengan jabatan atau pekerjaan yang
berhubungan dengan jurnalistik yang digemarinya. Namun setelah PK Ojong yang
biasanya mengurus masalah bisnis meninggal, mau tak mau Jakob maju untuk
menggantikan posisinya.

C. Teori Warren Buffet


Warren Buffet merupakan salah satu dari sekian banyak konglomerat dunia yang paling
dihormati. Pria asal Amerika Serikat ini terkenal akan keterampilannya dalam memadukan
kemampuan berpikir, matematika, dan berbisnis yang membimbingnya menjadi seorang
investor ternama di dunia. Menurut Warren Buffet, ada tiga langkah untuk mencapai
kesuksesan dan yang hanya anda perlukan adalah secarik kertas dan pena. Ketiga langkah
tersebut adalah:
1. Membuat daftar yang minimal terdiri dari 10 item
2. Pilih lima item dari daftar tersebut
3. Abaikan sisanya
Diogi selaku narasumber mengajak kami untuk menerapkan teori ini dalam memilih
bentuk usaha yang ingin dibangun dari hobi. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
memilih bentuk usaha tersebut.
1. Membuat daftar yang terdiri dari 10 hobi
2. Pilih lima hobi dari daftar tersebut yang dapat dikembangkan menjadi usaha
3. Pilih satu dari lima hobi tadi yang dikira dapat menghasilkan uang dengan cepat
Setelah itu, para audiens dipisah menjadi delapan kelompok untuk mendiskusikan
bagaimana cara memulai dan mengembangkan delapan bentuk usaha yang terpilih.

D. Business Model Canvas


Bisnis model canvas (BMC) adalah sebuah alat yang dirancang untuk membangun dan
menggali sebuah ide bisnis untuk keberlangsungan sebuah usaha. BMC terdiri dari sembilan
eleman yang mempresentasikan kesembilan kolom, yaitu:
1. Customer Segments (segmentasi konsumen). Kolom ini berisikan berbagai hal
mengenai pelanggan, misalnya umur, jenis kelamin, minat, kebiasaan, pekerjaan, dan
lain-lain.
2. Value Proposition (proposisi nilai konsumen). Kolom ini menjabarkan poin-poin atau
nilai yang ditawarkan suatu bisnis bagi segmen atau target konsumennya sehingga
pebisnis dapat mengetahui manfaat yag didapat konsumen ketika membeli produk
ataupun jasanya serta keunggulan yang membedakan bisnisnya dengan bisnis para
pesaing.
3. Channels (saluran). Channel adalah media yang digunakan untuk berinteraksi dengan
konsumen dalam rangka menyampaikan produk dan layanannya. Channel-channel
yang dapat digunakan di antaranya adalah media sosial, iklan, marketplace, dan
website.
4. Cutomers Relationship (Hubungan konsumen). Pada kolom ini, pebisnis harus
mencari cara untuk dapat menjalin hubungan dengan konsumen agar mereka tidak
mudah berpaling ke kompetitor lain. Cara yang akan digunakan pebisnis haruslah
sesuai dengan karakteristik target konsumen.
5. Revenue Streams (sumber pendapatan). Elemen ini menggambarkan sumber
pendapatan bisnis, bagaimana cara meningkatkannya serta mengelolanya semaksimal
mungkin untuk dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.
6. Key Resource (sumber daya). Key resource adalah daftar sumber daya yang sebaiknya
dimiliki suatu bisnis untuk mewujudkan value proposition.
7. Key Activities (aktivitas yang dijalankan). Key activities adalah elemen dalam BMC
yang menjelaskan semua aktivitas yang berhubungan dengan bisnis. Kegiatan-
kegiatan tersebut harus dapat menghasilkan value proposition.
8. Key Partnership (kerja sama). Kerja sama ini bisa dilakukan dengan partner berupa
pihak ketiga seperti pemasok, mitra bisnis atau perusahaan lain yang mendukung
aktivitas bisnis.
9. Cost Structure (struktur biaya). Elemen ini mencakup pemetaan biaya untuk
mengoperasikan bisnis sesuai dengan value proposition. Mengelola anggaran dengan
efisien diperlukan untuk meminimalisir risiko kerugian dan kondisi keuangan
perusahaan yang tidak sehat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang siudah kita bahas di atas dapat kita simpulkan bahwa seorang
enterpreneur atau wirausahawan tersebut di atas adalah orang yang berani mengambil
resiko, kreatif, pekerja keras dan tidak malas. Seseorang dapat menjadi dua jenis
wirausahawan: wirausahawan pendidikan dan wirausahawan putus asa. Untuk
menjadi sukses, Anda dapat melakukan apa yang dijelaskan oleh teori Warren Buffett.
Selanjutnya Business Model Canvas, kanvas model bisnis atau BMC, merupakan
sebuah strategi manajemen yang disusun untuk menjabarkan ide dan juga konsep
sebuah bisnis ke dalam bentuk visual.

B. Saran
Dari laporan yang telah kami buat ini, kami melihat masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat berharap agar teman-teman dan orang lain
yang membaca ini dapat memberikan saran yang membangun untuk memperbaiki dan
memperbaiki kekurangan tersebut sehingga kami dapat menjadikannya lebih baik
lagi.
Lampiran

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai