Anda di halaman 1dari 24

BAB II

MEMAHAMI KEPEMIMPINAN

“Aku tidak takut pada pasukan singa yang dipimpin oleh domba; aku takut akan
pasukan domba yang dipimpin oleh seekor singa.” _ Alexander the Great

1. Pendapat ahli dan praktisi


Pembahasan mengenai kepemimpinan semakin berkembang dari yang
hanya fokus pada kepemimpinan secara umum, menjadi lebih maju
dengan ulasan teori kepemimpinan sesuai dengan bidang, tingkat dan
situasi penelitian. Contohnya Dinh, et al., (2013) membagi teori – teori
kepemimpinan dalam 2 (dua) kategori umum yakni teori yang sudah
ada (established) dan teori yang sedang berkembang (emerging) yang
selanjutnya dikelompokkan lagi berdasarkan tema. Anggota himpunan
setiap kategori ini akan semakin bertambah seiring pekembangan ilmu
manajemen yang dinamis.
Dalam memahami kepemimpinan, dapat dimulai dari memahami apa
itu kepemimpinan, karena kepemimpinan seringkali dipandang dalam
berbagai perspektif berdasarkan latar belakang pemimpin dan kondisi
organisasi, walaupun pada dasarnya memiliki kesamaan prinsip dasar.
(1) Robbins dan Judge
Robbins dan Judge mendefinisikan kepemimpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi kelompok mencapai visi atau
serangkaian tujuan (Robbins & Judge, 2013).
(2) Blank
Seseorang dikatakan pemimpin jika mampu memberikan arahan
saat terdapat ketidakpastian, saat pengikutnya tidak mengetahui apa
yang harus dilakukan. Sehingga dapat didefinisikan kepemimpinan
menurut Blank adalah kemampuan untuk mengarahkan pengikutnya
saat para pengikutnya tidak mengetahui apa yang harus diperbuat
(Blank, 2001).

1
Selanjutnya, kita melihat kepemimpinan menurut Burns yang
termuat dalam buku asli yang terbit pada Tahun 1970, yakni Leadership
(James MacGregor Burns, 2012). Burns mengemukakkan bahwa
kepemimpinan sebagai upaya mendorong untuk bertindak demi tujuan
tertentu yang mewakili berbagai nilai dan motivasi – keingan dan
kebutuhan, aspirasi dan harapan – dari kedua pihak yakni pemimpin dan
pengikut.

Melihat definisi – definisi kepemimpinan yang dinyatakan oleh


beberapa pakar pada era yang berbeda, saya menyimpulkan bahwa
kepemimpinan tidak lepas dari serangkaian upaya berupa pengaruh
(bisa jadi power), arahan, dan dorongan untuk bertindak dalam rangka
mencapai tujuan bersama, baik pemimpin maupun pengikut.

Selanjutnya, mari kita melihat beberapa pandangan kepemimpinan


dari Indonesia berasal dari para praktisi: pemerintahan dan korporasi
yang dihimpun dari berbagai sumber, sehingga dapat memperkaya
pandangan terkait konsep kepemimpinan menurut para tokoh. Pertama,
Presiden Republik Indonesia ke – 1, Ir. H. Soekarno.

Ir. H. Soekarno

Kepemimpinan Ir. H. Soekarno yang selanjutnya kita akan sebut


dengan Soekarno terbentuk dari kebiasaannya mempelajari segala hal
melalui orang tua maupun para tokoh inspirasional lainnya seperti
Gadjah Mada, Hayam Wuruk, Cokroaminoto, Sunan Kalijaga, dan
Sudirman. Hal – hal yang dilakukan Soekarno dalam menjalankan
kepemimpinannya adalah (Kandito, 2011):

- Memberikan teladan, khusunya bagi kaum muda


- Untuk menyelesaikan masalah yang penting dan genting (saat
peristiwa Rengasdengklok), harus ada perencanaan dan
pengorganisasian, juga timing yang tepat.

2
- Dalam memimpin negara, diperlukan hubungan timbal – balik dan
saling membutuhkan hingga menumbuhkan rasa kepercayaan yang
utuh kepada pemerintah.
- Negara adalah wujud dari kesatuan. Bhinneka tunggal ika.
- Mendelegasikan tugas pada para Menteri
- Menggunakan bahasa afirmasi untuk membakar semangat dan
harapan rakyat, seperti: “Indonesia akan menjadi mercusuar dunia”.
….
Setelah kita mempelajari apa itu kepemimpinan dari pemimpin
berdasarkan teori sifat kepemimpinan, selanjutnya kita melihat dari
pemimpin yang sesuai dengan teori perilaku kepemimpinan yakni
Presiden Republik Indonesia ke - 7 Ir. H. Joko Widodo dan William
Tanuwijaya. Kedua teori kepemimpinan ini akan dibahas pada bagian
lain dalam bab ini.

Ir. H. Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia yang fenomenal karena sepanjang


sepanjang sejarah merupakan presiden pertama yang bukan berasal dari
kalangan elite politik dan elite militer. Menjabat sejak 20 Oktober 2014,
Ir. H. Joko Widodo masih menjabat hingga saat ini didamping oleh
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla selanjutnya terpilih Kembali
pada Tahun 2019 bersama Ma’ruf Amin sebagai wakil Presiden hingga
2024 (Biro Pers, 2019). Popularitas yang tinggi menjadikan image
sebagai pemimpin muda dan bersih sebagai daya Tarik dalam pemilu
presiden. Terlihat bahwa muda yang dimaksud bukan dari segi usia,
karena saat itu presiden Joko Widodo berusia diatas 50 tahun. Muda
kearah kebijakan dan Tindakan yang populis dan disukai oleh kaum
muda. Pada masa kepemimpinan periode ke – 2, kepemimpinan Jokowi
mengedepankan nilai pacasilais, kemanusiaan yang dimanifestasikan
dalam berbagai program yang memiliki manfaat langsung kepada
masyarakat, dan sering memberikan contoh dalam menjalankan
kepemimpinannya (Azanella, 2022). Melalui Joko Widodo juga kita

3
dapat melihat bahwa jiwa kepemimpinan boleh jadi tidak muncul sejak
lahir, karena beliau dilahirkan dari keluarga sederhana, menjadikannya
pemimpin yang manusiawi. Joko Widodo juga dianggap cukup berhasil
dan serius dalam penyelenggaraan G20 sehingga berdampak positif
pada masyarakat Indonesia secara nyata hingga seluruh
kementerian/Lembaga menjalankan peran masing – masing (Rezkisari,
2022)….

Gambar … : Presiden Joko Widodo sedang blusukan

Sumber: instagram.com/jokowi (Tim Komunikasi Digital Presiden,


2022)

Kepemimpinan Joko Widodo diuraikan sebagai berikut:

4
- Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga para staf
dimotivasi untuk bekerja lebih keras; mendelegasikan tugas
kepada para ahli, dan melaksanakan pengawasan; hubungan
yang dekat dengan para staf, memiliki kemampuan mengontrol
emosi negatif sehingga dapat menciptakan kerja sama tim yang
baik; menerima pendapat orang lain;

Kedua, masih ingat dengan gebrakan perusahaan start up yang pada


Tahun sudah menjadi perusahaan dengan status unicorn, yakni
perusahaan dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar (IndoTelko, 2018).
Pendiri sekaligus CEO Tokopedia, William Tanuwijaya telah
mendapatkan berbagai penghargaan secara pribadi maupun atas nama
perusahaan: Android Excellence Apps sebagai aplikasi terbaik pilihan
Google di Play Store (Noviyanti, 2018), penghargaan Young Global
Leaders pada Tahun 2016 (Jamaludin, 2016), Mobile Marketing
Association (MMA) Indonesia memberikan penghargaan 2021
SMARTIES Indonesia dalam kategori Best in Show (Dyah, 2021) ,
langsung menerima 3 (tiga) kategori penghargaan di 7th Public
Relations Indonesia Award (PRIA) 2022 yakni Community Based
Development, Corporate PR, dan Departemen PR (Syahputra, 2022) ,
penghargaan Ernst & Young (EY) Entrepreneur Of The Year 2019
(youngster.id, 2019), The Best e-Commerce 2021 (CNBC Indonesia,
2021) , penghargaan dalam ajang The Customer Experience (CX) Asia
Excellence Awards 2020 berupa peringkat gold pada kategori Best
Social Media Experience Award, Best Use of Technology Award, dan
Best Omni-Channel Experience Award, serta memperoleh peringkat
bronze untuk kategori Best Brand Experience Award dan Best CX
Personality Award (Maarif, 2020), Tim Cutomer Experience (CX) juga
meraih penghargaan Indonesia Customer Service Quality (ICSQ)
Award 2021 untuk kategori marketplace (Imandiar, 2021) , William
Tanuwijaya juga menerima penghargaan sebagai Pemimpin Inovatif
dari The Asian Banker (kumparanTECH, 2021), serta masih banyak
lagi penghargaan lainnya di bidang sosial, SDM, dan lainnya. Melihat

5
berbagai pencapaian ini, bagaimana William Tanuwijaya
mendeskripsikan kepemimpinan?

Gambar : … William Tanuwijaya, Founder dan CEO Tokopedia

Sumber: Majalah Forbes (Lauria, 2019)

William Tanuwijaya (Founder dan CEO Tokopedia)

Kepemimpinan adalah Bersama – sama dengan karyawan yang


dianggap sebagai keluarga (Nakama - kata dalam bahasa Jepang yang
memiliki makna sahabat, kolega atau keluarga) untuk berjuang
mengembangkan dan mencapai visi dan misi perusahaan (Surya, 2021).

Melihat beberapa founder sekaligus pemimpin perusahaan raksasa


seperti Steve Jobs dan Jack Ma, William tiba pada suatu kesimpulan bahwa
(Tammara, 2020):

6
- tidak harus menjadi sosok yang paling berkuasa untuk menjadi
seorang pemimpin.
- Tidak fokus kepada pemimpin, melainkan lebih fokus mengemban
visi dan misi. Tidak berniat menjadi seperti Steve Jobs yang secara
tiba – tiba harus mencari sosok pengganti melainkan menyukai cara
Jack Ma dalam melakukan estafet kepemimpinan seiring dengan
pertumbuhan perusahaan.
- Menghargai pengalaman memimpin orang – orang hebat, tidak
menjadi pemimpin konservatif, tetapi bergaya millennial.

….
2. Mendobrak Hambatan
(1) Glass Ceiling
Secara umum, konsep glass ceiling merujuk pada serangkaian hambatan
yang menghalangi kemajuan kaum minoritas, khususnya perempuan.
para pemimpin perempuan berkontribusi positif bagi organisasi namun
kurang terwakili secara signifikan dalam posisi kepemimpinan
perusahaan. Tantangan yang dihadapi perempuan didokumentasikan
dengan baik, sedangkan prestasi perempuan yang berhasil melewati
glasss ceiling relatif lebih sedikit
Dominguez, et al., (2019) meneliti mengenai glass ceiling pada
ekspatriat perempuan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekspatriat
perempuan setidaknya bisa sesukses pria, bahkan lebih baik. Perempuan
lebih sedikit menerima tugas ekspatriat padahal kinerja bukan menjadi
masalah. Proses seleksi menjadi penting untuk menjelaskan
ketidakseimbangan perempuan dan pria dalam menjalankan tugas
ekspatriat. Proses seleksi menjadi penting untuk menjelaskan ketidak
seimbangan jumlah perempuan dan laki-laki dalam menjalankan tugas
ekspatriat. Hambatan bagi perempuan untuk direlokasi ke luar negeri
tampaknya lebih merupakan masalah keengganan organisasi. Kendala
jangka pendek yang dihadapi oleh perempuan yang berpotensi menjadi
pemimpin adalah: (1) relatif kurangnya ketersediaan model/mentor
perempuan, yang pada gilirannya menghasilkan persepsi yang terbatas

7
terkait keberhasilan perempuan di luar negeri; dan (2) memiliki lebih
sedikit kesempatan untuk memperoleh keterampilan internasional dan
kemampuan global yang penting untuk akses ke tingkat manajemen
senior baik di perusahaan multinasional maupun di perusahaan yang
berencana melakukan ekspansi internasional. Sehingga hal ini menjadi
efek siklus.
Glass dan Cook (2016) melakukan analisis yang mengungkapkan
bahwa wanita lebih mungkin lebih baik / sama daripada pria untuk
dipromosikan ke posisi kepemimpinan beresiko tinggi dan seringkali
kekurangan dukungan atau otoritas untuk mencapai tujuan strategis
mereka. Akibatnya, para pemimpin perempuan sering mengalami masa
jabatan yang lebih pendek dibandingkan dengan rekan pria.
Tetapi saat ini, pada terdapat beberapa Wanita hebat yang berhasil
membuktikan glass ceiling tidak terjadi pada mereka dalam meraih
posisi pemimpin dalam suatu organisasi.

Tahun 2005 Angela Merkel telah


berhasil memecahkan glass ceiling
sehingga menjadi Kanselir Wanita
pertama di Jerman yang menjabat
hingga Tahun 2021 yang telah
memberikan dampak besar bagi Jerman
dan sekaligus sebagai salah satu
pemimpin paling berpengaruh di dunia
telah membantu menentukan arah
politik Eropa dan global.
Angela Merkel

Sumber: www.quotationof.com

8
Di Indonesia, kita mengenal
Ira Noviarti sebagai Chief
Executive Officer (CEO) pada
PT. Unilever Indonesia Tbk
setelah sebelumnya
menduduki jabatan sebagai
salah satu direktur divisi di
perusahaan yang sama.

Ira Noviarti
Sumber: www.unilever.co.id

Hal ini tidak dicapai dengan mudah karena setelah 25 tahun telah
membentuk Ira menjadi pemimpin yang mengetahui prioritas yang
harus dilanjutkan dan dasar – dasar apa yang harus ditegakkan, serta
apa rencana organisasi di masa depan. Menghadapi perubahan yang
dipercepat oleh pandemi membuat pemimpin Unilever ini memastikan
seluruh karyawan peduli dengan tujuan dan pencapaian
organisasi(Hana, 2021). Jika melihat komposisi pemimpin pada
perusahaan Unilever Indonesia, terdapat 10 (sepuluh) direktur berbagai
divisi yang dibawahi oleh Presiden Direktur, 5 (lima) orang adalah
Wanita. Jika ditinjau dari kondisi ini, memang tidak terdapat glass
ceiling di perusahaan multi nasional ini. Memungkinkan siapapun yang
memiliki kualifikasi untuk menjadi pemimpin.

(2) Black ceiling


Black ceiling merupakan pengembangan dari glass ceiling yang
lebih khusus merujuk pada hambatan dalam jenjang karir
selanjutnya, seperti promosi menjadi pemimpin dalam suatu
organisasi yang masih seringkali dialami oleh pekerja dengan ras
minoritas. Berdasarkan hasil penelitian (Erskine et al., 2021) ,

9
hambatan sistemik ini menyebabkan kelangkaan wanita afro
diaspora di posisi kepemimpinan perusahaan. Upaya karyawan
wanita afro diaspora untuk mengatasi dan bertahan dalam tantangan
dalam karir di perusahaan mereka menyebabkan tingginya biaya
emosional sehingga direkomendasikan untuk mengembangkan
budaya yang mendorong kemajuan untuk semua.
Sekali lagi, tantangan ini bisa ada, tetapi juga dapat dilalui oleh para
pemimpin hebat, diantaranya adalah beberapa pemimpin di
Amerika Serikat.

Barack Obama
Dunia begitu antusias Barack Obama terpilih pada Tahun 2008,
menjadi orang Afrika – Amerika pertama yang menjadi presiden
Amerika Serikat (presiden ke 44). Banyak orang tidak pernah
menyangka bahwa akan ada presiden Amerika Serikat berdarah
Afrika, setelah sebelumnya juga menjadi orang Afrika – Amerika
pertama sebagai president of Harvard Law Review (Afrika –
Amerika pertama) pada Tahun 1988 (whitehouse.gov, 2022a).
Lihat? Betapa Obama membuktikan bahwa black ceiling dapat
didobrak. Dalam masa kepemimpinannya Obama berusaha
menghadapi tantang berupa perubahan situasi keamanan (terutama
terorisme) dan kondisi ekonomi, perubahan iklim, serta berusaha
untuk mengubah wajah Amerika menjadi lebih baik. Hal ini
membuahkan nobel bagi dirinya.

10
Official portrait dari Barrack Obama Official portrait dari Kamala D. Harris
Sumber: www.whitehouse.gov Sumber: www.whitehouse.gov

Kamala D. Harris
Yang sempat menjadi perhatian publik dunia belum lama ini adalah
Kamala D. Harris yang berhasil mendobrak hambatan dan menjadi
wakil presiden (ke – 49) Wanita kulit hitam pertama sepanjang
sejarah Amerika Serikat. Harris telah mengabdikan seluruh
hidupnya dalam pelayanan publik. Harris telah melalui black
ceiling pertama dengan menjadi Jaksa Agung di California pada
Tahun 2010. Black ceiling kedua yang berhasil di hancurkan
olehnya pada Tahun 2016 menjadi Wanita India – amerika pertama
yang terpilih dan menduduki posisi senat di Amerika Serikat
(whitehouse.gov, 2022b). Harris begitu menyadari perannya
sebagai pemimpin publik yang mendedikasikan hidupnya untuk
memimpin pelayanan publik.Luar biasa!
“Di setiap Langkah, saya telah dibimbing oleh kata – kata yang
saya ucapkan sejak pertama kali saya berdiri di ruang siding:
Kamala Harris, untuk masyarakat”. – Kamala D. Harris

3. Teori – teori Kepemimpinan


(1) Teori Sifat Kepemimpinan (Trait Theories of Leadership)
Fokus teori sifat kepemimpinan terletak pada kualitas dan
karakteristik pribadi pemimpin. Para pemimpin yang kita kenal
menyolok dari segi sifat adalah Presiden Indonesia ke – 1, Ir.
Soekarno yang begitu kharismatik dan antusias terutama dalam
menyampaikan pidatonya, yang berisi semangat kebangsaan,
pejuangan dan kemerdekaan; Napoleon Bonaparte, sang kaisar yang
memimpin militer dan politik Perancis yang berkharisma dan
bernai, berhasil menaklukan berbagai peperangan dan menguasai

11
berbagai wilayah. Teori sifat kepemimpinan mempertimbangkan
kualitas pribadi dan karakteristik yang membedakan pemimpin dan
bukan pemimpin (Robbins & Judge, 2013).

(2) Teori Perilaku Kepemimpinan (Behavioral Theories of Leadership)


Teori kepemimpinan sifat memberikan dasar bagi kita untuk
memilih orang yang tepat sebagai pemimpin. Berbeda dengan teori
perilaku kepemimpinan yang memberitahu kita bahwa seseorang
dapat dilatih untuk menjadi pemimpin. Teringat, dalam lingkup
pemerintahan, terdapat berbagai Pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan yang disediakan bagi para PNS (Pegawai Negeri
Sipil). Diklat Kepemimpinan adalah proses penyelenggaraan belajar
mengajar untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan
aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural
berdasarkan Perka LAN Nomor 25 Tahun 2015 (Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Pegawai Kemendikbudristek, 2022). Contohnya
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV yang seringkali disebut Pim III dan Pim IV yang
kemudian berganti nama sesuai Surat Lembaga Administrasi Negara
(LAN) Republik Indonesia Nomor 07/D2/PDP.07, tanggal 4 Januari
2019, Pim IV menjadi Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP).
Sedangkan Pim III menjadi Pelatihan Kepemimpinan Administrator
(PKA).

Berbagai penelitian berusaha untuk menemukan dimensi – dimensi


perilaku kepemimpinan. Ohio State Studies dan Pusat Penelitian
Michigan University. Berdasarkan penelitian Ohio State Studies,
terdapat dua hal yang menyumbang sebagian besar perilaku
kepemimpinan yang dijelaskan oleh karyawan adalah (1) Menyusun
inisiasi dan (2) konsiderasi (Robbins & Judge, 2013):

12
menyusun konsideras
inisiasi i
Menyusun inisiasi

Sejauh mana seorang pemimpin mendefinisikan dan menyusun


perannya kepada bawahan dalam upaya mencapai tujuan. Termasuk
didalamnya perilaku dalam mengatur pekerjaan, hubungan kerja dan
tujuan – tujuan yang ingin dicapai. Bagaimana kita dapat
mengidentifikasi, apakah seorang pemimpin memiliki kemampuan
menyusun inisiasi yang tinggi?

1. Menugaskan kelompok anggota untuk melaksanakan tugas –


tugas tertentu.
2. Mengharapkan pekerja untuk menjaga standar kinerja.
3. Menekankan pada ketepatan waktu pemenuhan deadline
pekerjaan.

Konsiderasi

Sejauh mana kemungkinan seorang pemimpin memiliki hubungan


pekerjaan yang ditandai dengan timbal balik kepercayaan,
penghargaan atas ide – ide bawahan dan menghormati perasaan
mereka. Seorang pemimpin dikatakan memiliki konsiderasi tinggi
memiliki beberapa karakter berikut:

1. Membantu karyawan yang memiliki permasalahan pribadi.

13
2. Ramah dan dapat dikenal lebih dekat.
3. Memperlakukan semua karyawan sama, tanpa mebeda –
bedakan.
4. Memberikan apresiasi dan dukungan.

Pusat penelitian Universitas Michigan melakukan penelitian


terkait kepemimpinan dengan tujuan untuk menemukan karakteristik
perilaku pemimpin yang terkait dengan efektivitas kerja, diperoleh 2
(dua) dimensi (Robbins & Judge, 2013).

Gambar .. : 2 (dua) dimensi pemimpin terkait efektivitas


kerja

employee - production
oriented leader oriented - leader

Pemimpin yang berorientasi pada karyawan (employee –


oriented leader)

Seorang pemimpin yang menekankan hubungan interpersonal,


memberikan perhatian secara pribadi kepada karyawan, dan
menerima perbedaan karakter individu setiap anggota organisasi.

Pemimpin yang berorientasi produksi (Production – oriented


leader)

Seorang pemimpin yang menekankan aspek teknis atau tugas


pekerjaan, dengan fokus menyelesaikan tugas tim.

14
Melihat penjelasan terkait kedua studi ini, terdapat keterkaitan erat.
Konsiderasi dengan employee – oriented leader dan struktur inisiasi
dengan production – oriented leader. Akhirnya, penelitian –
penelitian selanjutnya menggunakan istilah tersebut sebagai sinonim
(Robbins & Judge, 2013)

(3) Teori Kepemimpinan Kemungkinan (Contingency Theory)


a. Model Kemungkinan Fiedler
Model contingency Fiedler ini dikembangkan sejak Tahun 1964,
dilihat dari artikel penelitian Fiedler yang terbit pada Tahun
1964 mengenai contingency theory. Fiedler beranggapan bahwa
pertanyaan mengenai bagaimana menjadi seorang pemimpin
dalam berbagai jenis situasi sudah terjawab, sehingga hal
tersebut sudah merupakan teori kepemimpinan konvensional,
sehingga Fiedler fokus pada faktor – faktor yang menentukan
efektivitas kepemimpinan. Efektivitas seorang pemimpin atau
sebuah organisasi tergantung pada 2 (dua) faktor yang saling
berintegrasi.
(1) Kepribadian pemimpin, berupa gaya kepemimpinan
berorientasi tugas untuk memotivasi pencapaian tujuan atau
gaya kepeimpinan yang berorientasi pada hubungan
interpersonal yang merupakan pengembangan dari upaya
pencapaian tujuan utama.
(2) Kontrol situasional, didefinisikan sejauh mana situasi
menyediakan kekuatan, control, dan pengaruh terhadap
hasil. Kontrol situasional ini diukur dengan 3 (tiga)
determinan, yakni sejauh mana: tim setia dan mendukung,
tuhas terstrukur dan terdefinisi dengan baik, serta sejauh
mana pemimpin memiliki posisi yang dapat memberikan
kuasa bagi pemimpin untuk memberikan hukuman dan
hadiah.

15
Teori ini memprediksi bahwa peimpin yang termotivasi tugas
akan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk berhasil dalam
situasi control yang sangat tinggi atau relative rendah.
Sedangkan pemimpin yang termotivasi hubungan paling sukses
untuk situasi kontrol moderat (Fiedler, 1981).

Gambar … : Model Contingency (Fiedler, 1981)

Pada gambar … , garis vertikal menunjukkan kinerja, dan garis


horizontal menunjukkan kontrol situasional. Efektivitas
pemimpin dapat ditingkatkan dengan menyesuaikan kepribadian
pemimpin agar sesuai dengan kondisi situasional. Atau, untuk
mendapatkan hasil yang sama, yakni kepemimpinan yang efektif

16
dapat juga memodifikasi kontrol situasional agar sesuai dengan
kepribadian pemimpin.
..
b. Teori Situasional (Hersey and Blanchard’s situasional theory)
Pada teori situasional, efektivitas pemimpin diketahui dengan
mengukur interkasi perilaku pemimpin dan kesiapan pengikut.
Dihimpun oleh (Cairns et al., 1998) teori ini menyarankan
bahwa tingkat tugas dan perilaku hubungan disesuaikan dengan
kesiapan pengikut. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa perilaku
pemimpin tugas dan hubungan dimoderasi oleh tingkat kesiapan
pengikut. Hersey dan Blanchard menemukan bahwa gaya
kepemimpinan harus dimodifikasi karena kemampuan pengikut
berubah dalam hal kemampuan mereka (kesiapan tugas) dan
kemauan (kesiapan psikologis) untuk melakukan tugas yang
diperlukan. Kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard
awalnya diberi nama The Life Cycle Theory of Leadership
kemudian berkembang menjadi 2 (dua) model (Gambar …)

Gambar … : Situational leadership Harsey dan Blanchard model

17
Pada Tahun 1977 Hersey dan Blanchard mulai melakukan
penelitian masing – masing, sehingga kemudian Blanchard
mulai melakukan penyesuaian atas model kepemimpinan
situasional (de Bruin, 2020).

Kesiapan tugas pengikut ( Pengembangan tugas)


Kesiapan tugas pengikut mencakup kemampuan mereka untuk
menyampaikan apa yang diminta. Penyampaian tugas secara
independen dengan bimbingan pemimpin dipengaruhi oleh
keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan mereka. Blanchard
lebih cenderung menggunakan kata pengembangan
(development) dibandingkan dengan kesiapan (readiness)
dengan alasan bahwa kemampuan pengikut cenderung
bertumbuh seiring waktu.

Kesiapan psikologis pengikut (Pengembangan psikologis)


Kesiapan psikologis pengikut adalah mengenai sejauh mana
mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka. Hal ini
termasuk aspek motivasi, dorongan, energi, dan kepercayaan diri
atas kemampuan mereka sendiri.
Keempat gaya kepemimpinan tersebut didefinisikan sebagai
berikut (Waller et al., 1989):
S1 Telling/directing: Perilaku direktif tugas tinggi dan perilaku
supportif rendah. Pemimpin memberikan instruksi kepada
bawahan dan mengawasi dengan cermat pencapaian tugas.
Komunikasi dilakukan satu arah, hanya dari pemimpin kepada
pengikut atau bawahan.
S2 Selling/coaching: perilaku tugas tinggi dan perilaku suportif
tinggi. Pemimpin menjelaskan hasil keputusan dan meminta
saran dari pengikut tetapi arahan pencapaian tugas tetap
dilakukan. Menggunakan komunikasi dua arah.
S3 Participating/supporting: perilaku tugas rendah dan perilaku
suportif tinggi. Pemimpin menggunakan komunikasi dua arah

18
untuk membuat bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan
serta memberikan dukungan kepada mereka menuju pencapaian
tugas.
S4 Dellegating: perilaku tugas rendah dan perilaku suportif
tinggi. Pemimpin menyerahkan keputusan dan tanggung jawab
implementasi, pencapaian tugas, pencapaian tujuan, dan
motivasi diri kepada pengikut.

Perbedaan gaya kedewasaan ditentukan oleh karakteristik –


karakteristik berikut (Waller et al., 1989):
R1 (D1) Kesiapan rendah (low readiness): kemampuan yang
tidak memadai, kompetensi rendah, tidak bersedia.
R2 (D2) Kesiapan sedang (moderate readiness): kemampuan
tidak memadai, kompetensi rendah, lebih bersedia.
R3 (D3) Kesiapan sedang (moderate readiness): kemampuan
yang memadai, kompetensi tinggi, tidak bersedia, komitmen
terhadap tugas.
R4 (D4) Kesiapan tinggi (high readiness): kemampuan tinggi,
kompetensi tinggi, bersedia, dan komitmen tinggi terhadap
tugas.

c. Pertukaran Pemimpin-Pengikut (Leader-Member Exchange)


LMX pertama kali diteliti sebagai konstruk pada Tahun 1972
dan seiring waktu terus mengalami perkembangan (Schriesheim
et al., 1999). Pandangan teori LMX melihat kualitas hubungan
antara pemimpmin dan anggota sebagai kunci untuk memahami
pengaruh pimpinan terhadap, anggota, tim, dan organisasi
(Bauer & Erdogan, 2016). Pendekatan LMX tersaji pada gambar

Gambar … : Pendekatan LMX

19
pemimpin lebih dekat lebih ramah

LMX

lebih inklusif lebih komunikatif

Sumber: diolah dari (Bauer & Erdogan, 2016)

Selanjutnya, mari kita melihat dimensi – dimensi berikut beserta


definisinya (Liden & Maslyn, 1998).
Kontribusi (Contribution)
Kontribusi adalah kegiatan yang berorientasi tugas pada tim di
tingkat tertentu antara setiap anggota untuk menacapai tujuan
bersama baik secara eksplisit maupun implisit. Sejauh mana
anggota bawahan menangani tanggung jawab dan bertanggung
jawab serta menyelesaikan tugas – tugas diluar tanggung jawab
mereka dan/atau kontrak kerja serta, sejauh mana atasan
menyediakan sumber daya dab peluang tersebut.

Loyalti ( Loyalty)
Sejauh mana pemimpin dan anggota saling setia (saling
mendukung tindakan dan karakter satu sama lain secara
konsisten).

Afeksi (Affect)
Saling mempengaruhi dengan daya tarik inter-personal antara
pemimpin dan bawahan, tidak hanya terkait profesionalitas
pekerjaan (misalnya persahabatan).

Penghormatan profesional (Professional respect)

20
Sejauh mana setiap hubungan timbal balik memiliki dan
membangun reputasi, baik didalam maupun diluar organisasi,
unggul dalam pekerjaan. Persepsi ini diperoleh berdasarkan data
historis orang tersebut seperti pengalaman pribadi dengan
individu, pendapat orang lain mengenai individu tersebut, dan
penghargaan yang telah diperolah. Hal ini menimbulkan rasa
hormat secara professional sebelum bekerja maupun saat
bertemu orang tersebut. Gambar … menunjukkan gambaran
hubungan timbal balik antara pimpinan dan anggota dalam 1
tim.

Gambar … : Teori Leader – Member Exchange

Sumber: (Unnu & Kesken, 2014)

Pada gambar .. terjadi hubungan timbal balik dalam kelompok


interaksi tinggi antara pimpinan dan anggota. Di dalam
kelompok, lebih banyak informasi, kenyamanan dan perhatian
dantara pimpinan dan anggota dibandingkan dengan yang diluar
kelompok (hanya sekedar dating dan melakukan pekerjaan,
kemudian Kembali ke rumah).

21
d. Model Jalur-Tujuan (The Path-Goal Model)
Seperti halnya teori lainnya yang akan berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan keterbaruan penelitian, teori model jalur
– tujuan bermula dari teori motivasi oleh Victor Vroom.

Gambar … : transformasi Model jalur – tujuan

Model
Initial Bentuk
diagnostik
development kontingensi
umum oleh
oleh Evans oleh House
Kerr &
pada tahun pada Tahun
Jermier pada
1968 1971
Tahun 1978

Sumber: diolah (Evans, 1996)


Maksud dari istilah jalur-tujuan (path-goal) ini adalah bahwa
pemimpin yang efektif menyediakan jalan bagi pengikut menuju
tujuan dan mengurangi hambatan dalam perjalanan agar lebih
mudah mencapai tujuan tersebut (Robbins & Judge, 2013).

Gambar …: hal – hal yang dapat dilakukan pemimpin terhadap


pengikut untuk pencapaian tujuan .

dukungan

memberikan sumber daya


informasi lainnya

pencapaian
tujuan

Sumber: diolah (Robbins & Judge, 2013)

22
Gaya kepemimpinan tidak selalu harus sama dalam setiap
kondisi. Apakah seorang pemimpin harus selalu bersikap
direktif? Ataukah sebaiknya bersikap supportif? Atau sebaiknya
menunjukkan perilaku lainnya? Tidak ada sikap yang tetap pada
situasi apapun! Menurut teori Jalur – tujuan, perilaku pemimpin
tergantung pada analisis yang lengkap mengenai suatu situasi.

Tabel … : jenis kepemimpinan dan situasi

Jenis Kepemimpinan Situasi


Direktif Tugas ambigu
tingkat stress tinggi
Supportif Terstruktur
Karyawan berpengalaman
Karyawan dengan kemampuan
tinggi
Sumber : diolah (Robbins & Judge, 2013)

e. Model Partisipasi Pemimpin (Leader-participation models)


Indonesia, sebagai negara dengan budaya pengambilan
keputusan secara musyawarah, terlihat sejalan dengan model
partisipasi pemimpin. Pelaksanaan musyawarah begitu di
rencanakan secara serius, karena tentu saja dianggap penting
demi keputusan memuaskan semua pihak. Proses inilah salah
satu contoh penerapan model partisipasi pemimpin. Cara – cara
lainnya tentu masih banyak. Pemimpin dapat menggunakan
berbagai informasi berupa proyeksi, data historis, data
fenomena, dan lainnya. Model partisipasi pemimpin ini
beranggapan bahwa cara pemimpin membuat keputusan sama
pentingnya dengan keputusan yang dibuat. Model partisipasi
pemimpin Victor Vroom dan Philip Yetton berpendapat bahwa
perilaku pemimpin harus menyesuaikan diri untuk
mencerminkan struktur tugas (Robbins & Judge, 2013).

23
Vroom juga melakukan penelitian Bersama Jago dan Menyusun
panduan untuk memilih proses keputusan langsung yang tepat
sehubungan dengan kelompok manapun (Vroom & Jago, 1995).
Proses pengambilan keputusan menurut Vroom dan Jago :
1. anda lakukan sendiri dengan menggunakan fakta – fakta
yang dapat diperoleh (AI);
2. anda memutuskan sendiri, tetapi sebelumnya carilah
beberapa data spesifik berdasarkan laporan bawahan
berupa fakta – fakta yang relevan, bukan berupa saran atau
nasihat (AII);
3. anda berkonsultasi satu per satu dengan bawahan yang
melapor kepada anda dan menjelaskan kepada masing –
masing mengenai masalahnya dan bertanya untuk
memperoleh saran dan rekomendasi orang tersebut.
Walaupun demikian, keputusan akhir berada di tangan anda
sendiri(CI);
4. anda berkonsultasi dengan mereka yang melapor kepada
anda dalam suatu rapat yang khusus membahas suatu
kondisi serta menerima saran dan rekomendasi, tetapi
tanggung jawab menyatukan pendapat dan memilih satu
atau lebih pilihan berada ditangan anda (CII);
5. anda mengadakan suatu diskusi mengenai suatu kondisi
dan pertimbangan kemungkinan pengambilan keputusan.
Anda adalah pihak yang mengkoordinasikan pertemuan,
memfasilitasi dialog, memastikan pendapat minoritas tetap
dihargai dan memastikan semua faktor – faktor penting
dipertimbangkan. Pendapat anda tidak diberi bobot yang
lebih besar karena posisi anda.

24

Anda mungkin juga menyukai