BAB II2 (AutoRecovered)
BAB II2 (AutoRecovered)
MEMAHAMI KEPEMIMPINAN
“Aku tidak takut pada pasukan singa yang dipimpin oleh domba; aku takut akan
pasukan domba yang dipimpin oleh seekor singa.” _ Alexander the Great
1
Selanjutnya, kita melihat kepemimpinan menurut Burns yang
termuat dalam buku asli yang terbit pada Tahun 1970, yakni Leadership
(James MacGregor Burns, 2012). Burns mengemukakkan bahwa
kepemimpinan sebagai upaya mendorong untuk bertindak demi tujuan
tertentu yang mewakili berbagai nilai dan motivasi – keingan dan
kebutuhan, aspirasi dan harapan – dari kedua pihak yakni pemimpin dan
pengikut.
Ir. H. Soekarno
2
- Dalam memimpin negara, diperlukan hubungan timbal – balik dan
saling membutuhkan hingga menumbuhkan rasa kepercayaan yang
utuh kepada pemerintah.
- Negara adalah wujud dari kesatuan. Bhinneka tunggal ika.
- Mendelegasikan tugas pada para Menteri
- Menggunakan bahasa afirmasi untuk membakar semangat dan
harapan rakyat, seperti: “Indonesia akan menjadi mercusuar dunia”.
….
Setelah kita mempelajari apa itu kepemimpinan dari pemimpin
berdasarkan teori sifat kepemimpinan, selanjutnya kita melihat dari
pemimpin yang sesuai dengan teori perilaku kepemimpinan yakni
Presiden Republik Indonesia ke - 7 Ir. H. Joko Widodo dan William
Tanuwijaya. Kedua teori kepemimpinan ini akan dibahas pada bagian
lain dalam bab ini.
3
dapat melihat bahwa jiwa kepemimpinan boleh jadi tidak muncul sejak
lahir, karena beliau dilahirkan dari keluarga sederhana, menjadikannya
pemimpin yang manusiawi. Joko Widodo juga dianggap cukup berhasil
dan serius dalam penyelenggaraan G20 sehingga berdampak positif
pada masyarakat Indonesia secara nyata hingga seluruh
kementerian/Lembaga menjalankan peran masing – masing (Rezkisari,
2022)….
4
- Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga para staf
dimotivasi untuk bekerja lebih keras; mendelegasikan tugas
kepada para ahli, dan melaksanakan pengawasan; hubungan
yang dekat dengan para staf, memiliki kemampuan mengontrol
emosi negatif sehingga dapat menciptakan kerja sama tim yang
baik; menerima pendapat orang lain;
5
berbagai pencapaian ini, bagaimana William Tanuwijaya
mendeskripsikan kepemimpinan?
6
- tidak harus menjadi sosok yang paling berkuasa untuk menjadi
seorang pemimpin.
- Tidak fokus kepada pemimpin, melainkan lebih fokus mengemban
visi dan misi. Tidak berniat menjadi seperti Steve Jobs yang secara
tiba – tiba harus mencari sosok pengganti melainkan menyukai cara
Jack Ma dalam melakukan estafet kepemimpinan seiring dengan
pertumbuhan perusahaan.
- Menghargai pengalaman memimpin orang – orang hebat, tidak
menjadi pemimpin konservatif, tetapi bergaya millennial.
….
2. Mendobrak Hambatan
(1) Glass Ceiling
Secara umum, konsep glass ceiling merujuk pada serangkaian hambatan
yang menghalangi kemajuan kaum minoritas, khususnya perempuan.
para pemimpin perempuan berkontribusi positif bagi organisasi namun
kurang terwakili secara signifikan dalam posisi kepemimpinan
perusahaan. Tantangan yang dihadapi perempuan didokumentasikan
dengan baik, sedangkan prestasi perempuan yang berhasil melewati
glasss ceiling relatif lebih sedikit
Dominguez, et al., (2019) meneliti mengenai glass ceiling pada
ekspatriat perempuan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekspatriat
perempuan setidaknya bisa sesukses pria, bahkan lebih baik. Perempuan
lebih sedikit menerima tugas ekspatriat padahal kinerja bukan menjadi
masalah. Proses seleksi menjadi penting untuk menjelaskan
ketidakseimbangan perempuan dan pria dalam menjalankan tugas
ekspatriat. Proses seleksi menjadi penting untuk menjelaskan ketidak
seimbangan jumlah perempuan dan laki-laki dalam menjalankan tugas
ekspatriat. Hambatan bagi perempuan untuk direlokasi ke luar negeri
tampaknya lebih merupakan masalah keengganan organisasi. Kendala
jangka pendek yang dihadapi oleh perempuan yang berpotensi menjadi
pemimpin adalah: (1) relatif kurangnya ketersediaan model/mentor
perempuan, yang pada gilirannya menghasilkan persepsi yang terbatas
7
terkait keberhasilan perempuan di luar negeri; dan (2) memiliki lebih
sedikit kesempatan untuk memperoleh keterampilan internasional dan
kemampuan global yang penting untuk akses ke tingkat manajemen
senior baik di perusahaan multinasional maupun di perusahaan yang
berencana melakukan ekspansi internasional. Sehingga hal ini menjadi
efek siklus.
Glass dan Cook (2016) melakukan analisis yang mengungkapkan
bahwa wanita lebih mungkin lebih baik / sama daripada pria untuk
dipromosikan ke posisi kepemimpinan beresiko tinggi dan seringkali
kekurangan dukungan atau otoritas untuk mencapai tujuan strategis
mereka. Akibatnya, para pemimpin perempuan sering mengalami masa
jabatan yang lebih pendek dibandingkan dengan rekan pria.
Tetapi saat ini, pada terdapat beberapa Wanita hebat yang berhasil
membuktikan glass ceiling tidak terjadi pada mereka dalam meraih
posisi pemimpin dalam suatu organisasi.
Sumber: www.quotationof.com
8
Di Indonesia, kita mengenal
Ira Noviarti sebagai Chief
Executive Officer (CEO) pada
PT. Unilever Indonesia Tbk
setelah sebelumnya
menduduki jabatan sebagai
salah satu direktur divisi di
perusahaan yang sama.
Ira Noviarti
Sumber: www.unilever.co.id
Hal ini tidak dicapai dengan mudah karena setelah 25 tahun telah
membentuk Ira menjadi pemimpin yang mengetahui prioritas yang
harus dilanjutkan dan dasar – dasar apa yang harus ditegakkan, serta
apa rencana organisasi di masa depan. Menghadapi perubahan yang
dipercepat oleh pandemi membuat pemimpin Unilever ini memastikan
seluruh karyawan peduli dengan tujuan dan pencapaian
organisasi(Hana, 2021). Jika melihat komposisi pemimpin pada
perusahaan Unilever Indonesia, terdapat 10 (sepuluh) direktur berbagai
divisi yang dibawahi oleh Presiden Direktur, 5 (lima) orang adalah
Wanita. Jika ditinjau dari kondisi ini, memang tidak terdapat glass
ceiling di perusahaan multi nasional ini. Memungkinkan siapapun yang
memiliki kualifikasi untuk menjadi pemimpin.
9
hambatan sistemik ini menyebabkan kelangkaan wanita afro
diaspora di posisi kepemimpinan perusahaan. Upaya karyawan
wanita afro diaspora untuk mengatasi dan bertahan dalam tantangan
dalam karir di perusahaan mereka menyebabkan tingginya biaya
emosional sehingga direkomendasikan untuk mengembangkan
budaya yang mendorong kemajuan untuk semua.
Sekali lagi, tantangan ini bisa ada, tetapi juga dapat dilalui oleh para
pemimpin hebat, diantaranya adalah beberapa pemimpin di
Amerika Serikat.
Barack Obama
Dunia begitu antusias Barack Obama terpilih pada Tahun 2008,
menjadi orang Afrika – Amerika pertama yang menjadi presiden
Amerika Serikat (presiden ke 44). Banyak orang tidak pernah
menyangka bahwa akan ada presiden Amerika Serikat berdarah
Afrika, setelah sebelumnya juga menjadi orang Afrika – Amerika
pertama sebagai president of Harvard Law Review (Afrika –
Amerika pertama) pada Tahun 1988 (whitehouse.gov, 2022a).
Lihat? Betapa Obama membuktikan bahwa black ceiling dapat
didobrak. Dalam masa kepemimpinannya Obama berusaha
menghadapi tantang berupa perubahan situasi keamanan (terutama
terorisme) dan kondisi ekonomi, perubahan iklim, serta berusaha
untuk mengubah wajah Amerika menjadi lebih baik. Hal ini
membuahkan nobel bagi dirinya.
10
Official portrait dari Barrack Obama Official portrait dari Kamala D. Harris
Sumber: www.whitehouse.gov Sumber: www.whitehouse.gov
Kamala D. Harris
Yang sempat menjadi perhatian publik dunia belum lama ini adalah
Kamala D. Harris yang berhasil mendobrak hambatan dan menjadi
wakil presiden (ke – 49) Wanita kulit hitam pertama sepanjang
sejarah Amerika Serikat. Harris telah mengabdikan seluruh
hidupnya dalam pelayanan publik. Harris telah melalui black
ceiling pertama dengan menjadi Jaksa Agung di California pada
Tahun 2010. Black ceiling kedua yang berhasil di hancurkan
olehnya pada Tahun 2016 menjadi Wanita India – amerika pertama
yang terpilih dan menduduki posisi senat di Amerika Serikat
(whitehouse.gov, 2022b). Harris begitu menyadari perannya
sebagai pemimpin publik yang mendedikasikan hidupnya untuk
memimpin pelayanan publik.Luar biasa!
“Di setiap Langkah, saya telah dibimbing oleh kata – kata yang
saya ucapkan sejak pertama kali saya berdiri di ruang siding:
Kamala Harris, untuk masyarakat”. – Kamala D. Harris
11
berbagai wilayah. Teori sifat kepemimpinan mempertimbangkan
kualitas pribadi dan karakteristik yang membedakan pemimpin dan
bukan pemimpin (Robbins & Judge, 2013).
12
menyusun konsideras
inisiasi i
Menyusun inisiasi
Konsiderasi
13
2. Ramah dan dapat dikenal lebih dekat.
3. Memperlakukan semua karyawan sama, tanpa mebeda –
bedakan.
4. Memberikan apresiasi dan dukungan.
employee - production
oriented leader oriented - leader
14
Melihat penjelasan terkait kedua studi ini, terdapat keterkaitan erat.
Konsiderasi dengan employee – oriented leader dan struktur inisiasi
dengan production – oriented leader. Akhirnya, penelitian –
penelitian selanjutnya menggunakan istilah tersebut sebagai sinonim
(Robbins & Judge, 2013)
15
Teori ini memprediksi bahwa peimpin yang termotivasi tugas
akan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk berhasil dalam
situasi control yang sangat tinggi atau relative rendah.
Sedangkan pemimpin yang termotivasi hubungan paling sukses
untuk situasi kontrol moderat (Fiedler, 1981).
16
dapat juga memodifikasi kontrol situasional agar sesuai dengan
kepribadian pemimpin.
..
b. Teori Situasional (Hersey and Blanchard’s situasional theory)
Pada teori situasional, efektivitas pemimpin diketahui dengan
mengukur interkasi perilaku pemimpin dan kesiapan pengikut.
Dihimpun oleh (Cairns et al., 1998) teori ini menyarankan
bahwa tingkat tugas dan perilaku hubungan disesuaikan dengan
kesiapan pengikut. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa perilaku
pemimpin tugas dan hubungan dimoderasi oleh tingkat kesiapan
pengikut. Hersey dan Blanchard menemukan bahwa gaya
kepemimpinan harus dimodifikasi karena kemampuan pengikut
berubah dalam hal kemampuan mereka (kesiapan tugas) dan
kemauan (kesiapan psikologis) untuk melakukan tugas yang
diperlukan. Kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard
awalnya diberi nama The Life Cycle Theory of Leadership
kemudian berkembang menjadi 2 (dua) model (Gambar …)
17
Pada Tahun 1977 Hersey dan Blanchard mulai melakukan
penelitian masing – masing, sehingga kemudian Blanchard
mulai melakukan penyesuaian atas model kepemimpinan
situasional (de Bruin, 2020).
18
untuk membuat bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan
serta memberikan dukungan kepada mereka menuju pencapaian
tugas.
S4 Dellegating: perilaku tugas rendah dan perilaku suportif
tinggi. Pemimpin menyerahkan keputusan dan tanggung jawab
implementasi, pencapaian tugas, pencapaian tujuan, dan
motivasi diri kepada pengikut.
19
pemimpin lebih dekat lebih ramah
LMX
Loyalti ( Loyalty)
Sejauh mana pemimpin dan anggota saling setia (saling
mendukung tindakan dan karakter satu sama lain secara
konsisten).
Afeksi (Affect)
Saling mempengaruhi dengan daya tarik inter-personal antara
pemimpin dan bawahan, tidak hanya terkait profesionalitas
pekerjaan (misalnya persahabatan).
20
Sejauh mana setiap hubungan timbal balik memiliki dan
membangun reputasi, baik didalam maupun diluar organisasi,
unggul dalam pekerjaan. Persepsi ini diperoleh berdasarkan data
historis orang tersebut seperti pengalaman pribadi dengan
individu, pendapat orang lain mengenai individu tersebut, dan
penghargaan yang telah diperolah. Hal ini menimbulkan rasa
hormat secara professional sebelum bekerja maupun saat
bertemu orang tersebut. Gambar … menunjukkan gambaran
hubungan timbal balik antara pimpinan dan anggota dalam 1
tim.
21
d. Model Jalur-Tujuan (The Path-Goal Model)
Seperti halnya teori lainnya yang akan berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan keterbaruan penelitian, teori model jalur
– tujuan bermula dari teori motivasi oleh Victor Vroom.
Model
Initial Bentuk
diagnostik
development kontingensi
umum oleh
oleh Evans oleh House
Kerr &
pada tahun pada Tahun
Jermier pada
1968 1971
Tahun 1978
dukungan
pencapaian
tujuan
22
Gaya kepemimpinan tidak selalu harus sama dalam setiap
kondisi. Apakah seorang pemimpin harus selalu bersikap
direktif? Ataukah sebaiknya bersikap supportif? Atau sebaiknya
menunjukkan perilaku lainnya? Tidak ada sikap yang tetap pada
situasi apapun! Menurut teori Jalur – tujuan, perilaku pemimpin
tergantung pada analisis yang lengkap mengenai suatu situasi.
23
Vroom juga melakukan penelitian Bersama Jago dan Menyusun
panduan untuk memilih proses keputusan langsung yang tepat
sehubungan dengan kelompok manapun (Vroom & Jago, 1995).
Proses pengambilan keputusan menurut Vroom dan Jago :
1. anda lakukan sendiri dengan menggunakan fakta – fakta
yang dapat diperoleh (AI);
2. anda memutuskan sendiri, tetapi sebelumnya carilah
beberapa data spesifik berdasarkan laporan bawahan
berupa fakta – fakta yang relevan, bukan berupa saran atau
nasihat (AII);
3. anda berkonsultasi satu per satu dengan bawahan yang
melapor kepada anda dan menjelaskan kepada masing –
masing mengenai masalahnya dan bertanya untuk
memperoleh saran dan rekomendasi orang tersebut.
Walaupun demikian, keputusan akhir berada di tangan anda
sendiri(CI);
4. anda berkonsultasi dengan mereka yang melapor kepada
anda dalam suatu rapat yang khusus membahas suatu
kondisi serta menerima saran dan rekomendasi, tetapi
tanggung jawab menyatukan pendapat dan memilih satu
atau lebih pilihan berada ditangan anda (CII);
5. anda mengadakan suatu diskusi mengenai suatu kondisi
dan pertimbangan kemungkinan pengambilan keputusan.
Anda adalah pihak yang mengkoordinasikan pertemuan,
memfasilitasi dialog, memastikan pendapat minoritas tetap
dihargai dan memastikan semua faktor – faktor penting
dipertimbangkan. Pendapat anda tidak diberi bobot yang
lebih besar karena posisi anda.
24