Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMIMPIN DALAM KEPEMIMPINAN

RUANG 7 C

OLEH:
ELDI RESKI RANDA
NIM. 1511177

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


STIA PRIMA BONE
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pemimpin dalam Kepemimpinan” dengan
baik dan lancar.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami.

Watampone, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II. PEMBAHASAN 3
A. Hakikat Kepemimpinan 3
B. Teori Kepemimpinan 5
C. Kepemimpinan Yang Melayani 7
D. Metode Kepemimpinan 8
E. Perilaku Kepemimpinan 9
BAB III. PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih
dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya
literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut
pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja,
akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat
melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala,
kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan
peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial
masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk
mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi
alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama
antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk
sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat
dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama
misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat,
berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai
sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan,
karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak definisi
kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang
masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.

1
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa
kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan
dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk
membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pemimpin itu menurut para ahli?
2. Apa saja pengertian kepemimpinan itu?
3. Apa saja teori kelahiran pemimpinan itu?
4. Apa saja teori-teori kepemimpinan itu?
5. Bagaimana tipe dan gaya kepemimpinan?
6. Apa saja syarat-syarat kepemimpinan?
7. Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan yang baik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pemimpin itu menurut para ahli
2. Untuk mengetahui Apa saja pengertian kepemimpinan itu
3. Untuk mengetahui Apa saja teori kelahiran pemimpinan itu
4. Untuk mengetahui Apa saja teori-teori kepemimpinan itu
5. Untuk mengetahui tipe dan gaya kepemimpinan
6. Untuk mengetahui Apa saja syarat-syarat kepemimpinan
7. Untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan yang baik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pemimpin
1. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan
Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang
diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai
matlamat yang ditetapkan.
2. Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa
mengindahkan bentuk alasannya.
3. Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang
memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan
disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan.

B. Pengertian Kepemimpinan
Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian
salah seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan
sesuatu (Apakah: nonton film, bermain sepak bola, dan lain-lain). Pada
pengertian yang sederhana orang tersebut telah melakukan “kegiatan
memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman
dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau
definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak
definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja
menurut sudut pandangnya masing-masing. Beberapa definisi yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
1. Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-
sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

3
2. Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi
orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau
merubah tingkah laku mereka.
3. Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-
orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4. Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai
cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang.
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut
pandang yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai
berikut: 1) Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola
hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan
pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan. 2) John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan
mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk
mencapai tujuan yang di kehendaki. 3) Davis (1977), mendefinisikan
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai
tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat. 4) Ott (1996),
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi
yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan
khususnya perilaku orang lain. 5) Locke et.al. (1991), mendefinisikan
kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil
langkah menuju suatu sasaran bersama Dari kelima definisi ini, para ahli ada
yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan
mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan
mempengaruhi orang lain.

C. Teori Kelahiran Pemimpin

4
Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori
tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) teori
yang menonjol (Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18), yaitu:
1. Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan
dan bukan dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandangan terori
ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia
telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori
keturunan ini, dapat saja terjadi, karena seseorang dilahirkan telah
“memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk
memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”. Dalam realitas,
teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau
keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak
yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.
2. Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi
pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan (Leaders are made and not
born). Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan
mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai
potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan
atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan
atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan faktor “ajar”
atau “latihan”.
Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik,
diajar, dan dilatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang
memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan
merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau
seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi
pemimpin.

3. Teori Ekologik

5
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi
pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat
kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui
pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan
untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi
pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat, dan
lingkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman
yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori
Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat
bahwa, ada tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan
seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu: (1) Bakat kepemimpinan
yang dimilikinya. (2) Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang
pernah diperolehnya, dan (3) Kegiatan sendiri untuk mengembangkan
bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan
sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika
memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan dan
kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi
pemimpin.
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin,
karana : (1) Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self
mademan, born leader). (2) Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi
pemimpin karena jasa-jasanya, karena kecakapannya, keberaniannya dan
sebagainya terhadap organisasi. (3) Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi
pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya (Imam
Mujiono, 2002: 18).

D. Teori Kepemimpinan

6
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk
mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi
secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di
Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal “The
Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik,
mental dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan
yang tinggi di atas kecerdasan rat-rata dari pengikutnya akan
mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil
mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin
tidak mudah panic dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang
diyakini kebenarannya.
c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi

7
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini
kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang
mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori kewibawaan pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat
mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori kepemimpinan situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik
dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
5. Teori kelompok

8
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

E. Tipe dan Gaya Kepemimpinan


Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:
1. Tipe Kharismatik
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga
mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan
pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin
dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan
Yang Maha Kuasa.
2. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;
a. Menganggap bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.
4. Tipe Militeristik
Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak
5. Tipe Demokrasi

9
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat
koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi
menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap
anggota kelompok, sehingga semua unsure organisasi dilibatkan dalam
akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan,, pembuatan rencana keputusan,
disiplin.

F. Syarat-syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan
untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga
pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan
secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara
itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus
mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
a. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,
kemampuan menilai.
b. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
c. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri,
agresif.
d. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu
bergaul.
e. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.

10
G. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik
WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak
harus memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang
timbul dalam masyarakat sehari-hari.
2. Kecakapan Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,
intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa
dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga
bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya
belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang
demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu
membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus
mempunyai keseimbangan emosi.

H. Pemimpin dan Pimpinan Indonesia


1. Kepemimpinan Pancasila
Dalam rangka menjalankan tugas kewajibannya seorang pemimpin
harus dapat menjaga kewibawaannya. Lebih-lebih dalam kemerdekaan dan
pembangunan. Berhasilnya pembangunan nasional tergantung peran aktif
rakyat Indonesia, dengan sikap mental, tekad semangat, ketaatan dan
disiplin nasional dalam menjalankan tugas kewajibannya. Dengan
demikian perlu dikembangkan motivasi membangun dikalangan
masyarakat luas dan motivasi pengorbanan pengabdian pada unsur
kepemimpinannya. Norma-norma yang tercakup dalam Pancasila itu
sekaligus merupakan sistem nilai yang harus dihayati dan diamalkan oleh
setiap warga Negara, khususnya para pemimpin. Kepemimpinan Pancasila

11
adalah bentuk kepemimpinan yang selalu menggambarkan nilai-nilai dan
norma-norma Pancasila.
Sumber-sumber kepemimpinan Pancasila:
a. Nilai-nilai positif dan modernisme
b. Refleksi hakekat hidup dan tujuan hidup bangsa pada era
pembangunan dan zaman modern.
c. Intisari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma
kepemimpinan yang ditulis para nenek moyang, pujangga, raja.
Ada beberapa azas kepemimpinan Pancasila yang digali dari nilai-
nilai kepemimpinan Indonesia:
a. Ing ngarsa sung tulada
b. Ing madya mangun karsa
c. Tut wuri Handayani
d. Taqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa
e. Waspada purwa wasesa
f. Ambeg para marta
g. Prasaja
h. Satya
i. Gemi nastiti
j. Blaka
k. Legawa
2. Kepemimpinan Pembangunan
Dalam pembangunan nasional pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia seutuhnya dan membangun seluruh rakyat
Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hakekat
pembangunan adalah rangkaian upaya pembangunan dan perubahan yang
dilangsungkan secara sadar, sengaja, berencana yang menuju kepada
modernitas dan taraf hidup yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan
pembangunan tersebut diperlukan tipe kepimimpinan yang mampu
mengelola pembangunan yaitu tipe kepemimpinan “Administrator dan
Sosio teknokrat”. Pemimpin Administrator pembangunan bertugas untuk

12
melakukan rentetan usaha bersama dengan rakyat untuk mengadakan
perbaikan, peningkatan tata kehidupan dan sarana kehidupan sosial demi
pencapaian kesejahteraan manusia, kebaikan serta keadilan yang merata.
Sosio teknokrat adalah seorang yang bertugas mengelola aspek-aspek
teknik administratif dan mahir membimbing dan membangun manusianya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang
yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian),
intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/
keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar,
mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat
kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin
tersebut akan arif dan bijaksana.

B. Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,
disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah
dilampirkan pada daftar rujukan.

14
DAFTAR PUSTAKA

2010. "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).


(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-
menurut-para-ahli, diakses 11 November 2011).

2011. "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online).


(Http://duniabaca.com/hakekat -dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 11
November 2011).

Aynul. 2009. "Leadership: Definisi Pemimpin". (Online). (Http://referensi-


kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses 11
November 2011).

Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII


Press.

Teguh, Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar


[LKID]. Yogyakarta: UII Press.

15

Anda mungkin juga menyukai