Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

"CAIRAN dan ELEKTROLIT"

OLEH

NAMA : SELAMAT HARIADI

KELAS : PJKR G

NIM : 6212311003

MATA KULIAH : FISIOLOGI MANUSIA

DOSEN PENGAMPU : AYU ELVANA S.Pd M, Biomed

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review sehingga dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Critical Jurnal Review ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa
mengenai bagaimana pengembangan dan pelaksaaan dalam kurikulum. Pembuatan jurnal ini
untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dosen yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Saya menyadari bahwa Critical Jurnal Review ini masih ada kekurangan dan perlu
penyempurnaan, untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca. Saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua sumber yang telah membantu terutama kepada
Ibu AYU ELVANA S.Pd, M, Biomed. sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Medan, 3 November 2021

SELAMAT HARIADI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................
Latar Belakang.................................................................................................................................................
Tujuan Penulisan.............................................................................................................................................
Manfaat penulisan............................................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................................
RINGKASAN ISI JURNAL..............................................................................................................................
Ringkasan Jurnal Utama.................................................................................................................................
Ringkasan Jurnal Pembanding.........................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................
Kelebihan dan Kelemahan...............................................................................................................................
BAB IV.........................................................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................................................
Kesimpulan......................................................................................................................................................
Saran ................................:.....................................:................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kurangnya asupan cairan dan elektrolit akan menyebabkan gangguan fungsi dan
struktural otak sehingga berdampak pada kegagalan fungsi memori (Kempton et al. 2011).
Rehidrasi diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan komponen intrasel dan ekstrasel
untuk mengembalikan fungsi memori. (Tribuzi & Laurindo 2016). Minuman isotonis dapat
digunakan sebagai rehidrasi untuk penanganan kehilangan cairan, elektrolit dan dehidrasi
(Moreno et al. 2013). Minuman isotonisTinggi Kalium merupakan minuman isotonis berasal
dari air kelapa muda murni yang mengandung elektrolit alami terbesar yaitu Kalium 360 mg
(Anon 2016). Kalium dipercayai dapat membantu menggantikan cairan pada ruang
intraseluler ketika terjadi dehidrasi (Saat et al. 2002). Minuman isotonis tinggi natrium
memiliki kandungan Natrium paling tinggi yaitu 170 mg (Anon 2015), natrium dapat
membantu mempercepat proses rehidrasi, dan menjaga tekanan osmotik ekstraseluler (HER
2012). Penelitian yang dilakukan oleh The Indonesian Regional Hydration Study (Thirst),
sebanyak 46,1% remaja dan dewasa di dataran tinggi dan rendah mengalami dehidrasi
ringan. Penelitian (Ganio et al. 2011) pada 26 pemuda didapatkan hasil dehidrasi ringan
sampai sedang akan menyebabkan kecemasan, penurunan memori, dan kelelahan . Minuman
mengandung glukosa tinggi dan rendah Natrium tidak cocok diberikan sebagai minuman
rehidrasi karena akan memperburuk dehidrasi (Eri Leksana 2015). Menurut Gopinathan et al
1988 dehidrasi dengan penurunan berat badan sebesar 1-2% terbukti menurunkan memori
jangka pendek. Menurunya fungsi kognitif termasuk memori jangka pendek akan
menyebabkan kesulitan dalam bekerja dan menyelesaikan tugas (Masento et al. 2014).
Penelitian yang dilakukan (Kalman et al. 2012) menunjukan bahwaair kelapa muda kemasan
mengembalikan status hidrasi lebih baik dibandingkan sports drink dan air kelapa muda
kemasan ditambah gula,status hidrasi tersebut.

Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan serta isi dari materi yang disajikan di dalam
jurnal. Dan untuk memenuhi tugas mata kuliah telah kurikulum.
• Agar mahasiswa jadi lebih kritis dalam memahami isi jurnal.
• Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis jurnal nantinya.

Manfaat penulisan
• Untuk membiasakan mahasiswa membaca isi jurnal karena mahasiswa membedah isi jurnal
dan mengkritik nya.
• Menambah wawasan mahasiswa karena banyak membaca isi jurnal.
• Dengan melakukan Critical Journal Review kita dapat menegetahui kekurangan dan
kelebihan sebuah jurnal jika dibandingkan dengan jurnal yang lain.

Identitas Jurnal

Jurnal Utama

Judul artikel Pemberian Cairan Karbohidrat Elektrolit, Status Hidrasi Dan kelelahan
Pada Pekerja Wanita

Download https:/+/scholar.google.co.id/scholar?
start=0&q=+jurnal+tentang+cairan+dan+elektrolit&hl=id&as_sdt=0,5&as
_vis=1#d=gs_qabs&u=%23p%3DsYzxW5wivagJ

Volume Vol 46, No 1

Pengarang artikel Mardiana , Apoina Kartini, Baju Widjasena.

Tahun 2012
Jurnal Pembanding

Judul artikel Terapi Cairan Dan Elektrolit Pada Keadaan Gawat Darurat Penyakit
Kulit

Download https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/download/3375/pdf

Volume Vol 30, No 2

Pengarang artikel Oki Suwarsa

Tahun Agustus 2018

BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

Ringkasan Jurnal Utama

Pemberian Cairan Karbohidrat Elektrolit, Status Hidrasi Dan kelelahan Pada Pekerja
Wanita

Abstrak

Latar belakang: Paparan panas selama bekerja dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan
jika asupan cairan tidak cukup. Penambahan cairan karbohidrat elektrolit selama bekerja diduga
dapat mencegah dehidrasi dan kelelahan. Pekerja wanita d bagian ironing perusahaan garmen
terpapar panas sehingga berisiko dehidrasi dan kelelahan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian cairan karbohidrat elektrolit terhadap status hidrasi dan
kelelahan pada pekerja wanita.Metode: Desain penelitian nonrandomized pre-post test control
group design. Populasi adalah pekerja wanita perusahaan garmen berusia 18-35 tahun di bagian
ironing. Subyek berjumlah 33 orang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Subyek mendapat
tiga perlakuan, yaitu tanpa intervensi, pemberian air minum dan karbohidrat elektrolit. Subyek
diukur berat badan dan kelelahan sebelum dan setelah bekerja selama tiga hari berturut-turut
untuk setiap perlakuan. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak digital.
Kelelahan diukur melalui kecepatan dalam merespon cahaya dengan menggunakan alat reaction
timer.Data dianalisis menggunakan paired t test, Wilcoxon, repeated measure, dan uji Ancova.
Hasil: Pada kondisi tanpa intervensi dan pemberian air minum terjadi penurunan berat badan
(0,10,1 kg) setelah bekerja, sedangkan pada pemberian karbohidrat elektrolit terjadi
peningkatan berat badan sebesar 0,10,2 kg. Waktu reaksi rangsang cahaya menurun sebesar
12,249,0 millidetik setelah pemberian karbohidrat elektrolit dan meningkat sebesar 26,433,8
millidetik pada kondisi tanpa intervensi serta 14,962,3 millidetik pada pemberian air minum.
Pemberian cairan karbohidrat elektrolit memperbaiki status hidrasi sebelum dan setelah dikontrol
dengan asupan energi dan cairan serta menurunkan kelelahan sebelum dan setelah dikontrol
dengan asupan energi, cairan, vitamin B1, dan vitamin B6. Simpulan: Pemberian cairan
karbohidrat elektrolit dapat memperbaiki status hidrasi dan menurunkan kelelahan.

BAB I PENDAHULUAN

Tenaga kerja wanita mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pria, wanita
mempunyai kecenderungan lebih rentan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi.
Salah satunya adalah terpapar panas. Wanita mempunyai toleransi panas yang rendah
dibandingkan dengan laki-laki. Tenaga kerja wanita yang bekerja dengan kondisi suhu yang
tinggi (panas) dapat menyebabkan hilangnya cairan tubuh yang terdiri dari elektrolit dan
mineral.1 Penyediaan air minum dalam jumlah yang cukup perludiperhatikan karena kekurangan
cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan deplesi adenosin tri phosphate
(ATP) dan phosphocreatin yang menyebabkan kelelahan otot sehingga dapat menurunkan
produktivitas kerja.2 Dehidrasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan fungsi
ginjal. Ginjal merupakan organ yang berperan besar dalam proses regulasi cairan tubuh. Selain
itu, dehidrasi juga dapat mempengaruhi berat badan seseorang akibat keringat dan urin yang
keluar selama beraktivitas.3 Cairan tubuh normal yang berisi elektrolit dan mineral tidak dapat
digantikan hanya dengan pemberian air minum saja selama bekerja. Pemberian cairan
karbohidrat elektrolit dapat menambahkan asupan energi dan mengikat Na+ tetap berada di
dalam sel.Defisiensi elektrolit dalam waktu lama dapat mengganggu beberapa fungsi normal
tubuh yang berakibat terjadinya kelelahan.4 Seseorang dengan aktivitas fisik berat dan berada
pada lingkungan kerja yang panas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan. Aktivitas
fisik pada lingkungan panas dan lembab mengeluarkan keringat lebih banyak dibandingkan
dengan aktivitas fisik pada lingkungan yang dingin dan kering.5vv

BAB II PEMBAHASAN

Kelelahan dapat dipengaruhi beberapa faktor di antaranya usia, anemia, stress kerja, status
hidrasi, asupan makan. Pada penelitian ini, usia subyek masih termasuk usia produktif (Tabel 1)
sehingga kemampuan dan kapasitas kerja dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja. Semakin
tua usia semakin besar tingkat kelelahan karena berkurangnya fungsi faal tubuh. Dalam
lingkungan kerja, aklimatisasi dapat diperoleh setelah seseorang bekerja minimal 2 minggu.6
Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari normal.
Hemoglobin berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan menjaga
konsentrasi oksigen di dalam cairan ekstrasel agar selalu konstan. Kadar Hb yang normal pada
wanita dewasa sebesar 12 g/dl. Bila kadar Hb wanita dewasa kurang dari 12 g/dl, maka disebut
anemia.7 Seseorang yang menderita anemia dapat mengalami lesu, letih, sakit kepala dan lemah.
Gejala tersebut dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan produktivitas kerja.8
Berdasarkan penelitian Husaini dan Untoro menyatakan bahwa 30-40% tenaga kerja wanita
banyak yang menderita anemia. Pada tenaga kerja yang menderita anemia menunjukkan 20%
produktivitas menurun.9,10 Penelitian yang dilakukan oleh Oppusunggu dan Riwahati juga
menyatakan bahwa peningkatan kadar Hb diikuti peningkatan produktivitas pada pekerja
wanita.11,12 Penelitian ini menunjukkan kecenderungan bahwa pada subyek penderita anemia,
pemberian cairan karbohidrat elektrolit dapat menurunkan kecepatan reaksi terhadap rangsang
cahaya (p=0,0001), mean difference=-60,0 dan -61,4), sedangkan pada subyek nonanemia tidak
terjadi penurunan kecepatan reaksi terhadap rangsang cahaya pada pemberian ketiga jenis cairan
(p=0,81). Salah satu penyebab stres kerja adalah faktor intrinsik pekerjaan seperti tekanan panas,
kebisingan, pencahayaan, faktor kimia, dan lain-lain. Beban panas yang meningkat terus dapat
menyebabkan pekerja tidak nyaman sehingga tidak dapat memusatkan perhatian pada pekerjaan
dan apabila berlangsung secara terus menerus pekerja akan mengalami stres.13 Stres yang
berkepanjangan akan mengakibatkan kelelahan dan tingkat absensi yang tinggi. Pada penelitian
ini, faktor stres dilihat secara subyektif dengan pengisian kuesioner. Penelitian ini menunjukkan
kecenderungan bahwa pemberian karbohidrat elektrolit dapat menurunkan kecepatan reaksi
rangsang cahaya walaupun pekerja dalam kondisi stress. Cairan tubuh selain mengandung air
juga mengandung elektrolit yang keduanya sangat dibutuhkan tubuh.Elektrolit utama dalam
tubuh yang dibutuhkan adalah natrium (Na+ ), kalium (K+ ) dan klorida (Cl- ). Natrium
merupakan kation terbanyak di dalam cairan ekstra sel dan bertanggung jawab untuk
mempertahankan osmolalitas cairan ekstra sel. Natrium hilang terutama melalui keringat yang
berlebihan. Keringat biasa terjadi pada lingkungan kerja panas dan lembab atau aktivitas fisik
tinggi. Produksi keringat tergantung dari aktivitas fisik, pakaian, status hidrasi, adaptasi individu
terhadap panas dan kondisi lingkungan.5 Penelitian yang dilakukan oleh Sawka, seseorang
dengan aktivitas tinggi dan pengeluaran keringat sebanyak 3 liter/jam dapat menyebabkan
penurunan berat badan 1-8%. Selain itu, kandungan elektrolit yang hilang bersama keringat juga
banyak. Mulai tahun 1973 dikembangkan minuman isotonik yang dapat menggantikan cairan
dan juga elektrolit.5 Pada penelitian ini, subyek mengalami rerata penurunan berat badan sebesar
-0,10,2 kg selama bekerja lima hari. Tetapi setelah diberi minuman isotonis berupa cairan
karbohidratelektrolit rerata berat badan subyek meningkat 0,10,2 kg selama bekerja lima
hari.Minuman isotonik mengandung banyak zat seperti glukosa dan ion-ion yang dibutuhkan
tubuh seperti natrium, kalium, magnesium, kalsium dan hidrogen. Namun yang paling penting
untuk mengganti cairan tubuh adalah glukosa dan ion natrium. Terikatnya Na+ akan
meningkatkan afinitas terhadap glukosa. Glukosa yang masuk ke dalam sel di seluruh tubuh
digunakan untuk respirasi sel. Respirasi sel merupakan proses metabolisme yang menghasilkan
ATP untuk mempertahankan fungsi tubuh.14 Air minum cukup digunakan sebagai pergantian
cairanpada saat aktivitas fisik di lingkungan panas yang tidak terlalu lama sedangkan jika lebih
dari 90 menit di lingkungan panas, maka cairan yang diberikan harus mengandung elektrolit dan
glukosa.15 Kelelahan dipengaruhi oleh asupan gizi. Selama delapan kerja/hari diperlukan 2/5
(40%) dari total energi. Rerata kebutuhan energi sehari pekerja 2016 kkal. Rerata
kebutuhanenergi selama 8 jam kerja adalah 573 kkal. Hal ini menunjukkan makan siang belum
memenuhi kebutuhan yang dianjurkan karena belum memenuhi 40% dari rerata total energi
selama 8 jam kerja yaitu 806 kkal. Kekurangan energi, protein dapat menyebabkan tubuh
menjadi lesu, lemah sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan dengan optimal. Penelitian yang
dilakukan oleh Handayani, dkk menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status gizi
dan waktu reaksi terhadaprangsang cahaya.16
SIMPULAN DAN SARAN.

Pemberian cairan karbohidrat elektrolit dapat meningkatkan status hidrasi dan menurunkan
kelelahan pekerja wanita setelah dikontrol dengan asupan total makanan dan cairan selain
karbohidrat elektrolit,vitamin B1 dan B6. Oleh karena itu perlu adanya masukan kepada berbagai
industri dimana para buruh bekerja dalam lingkungan panas untuk memberi cairan karbohidrat
dan elektrolit agar mereka tidak mengalami dehidrasi dan kelelahan.

Ringkasan Jurnal Pembanding

Terapi Cairan Dan Elektrolit Pada Keadaan Gawat Darurat Penyakit Kulit

Abstrak
Latar Belakang: Kulit berfungi untuk melindungi tubuh dari kehilangan cairan dan
elektrolit berlebihan. Pada penyakit nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson,
Staphylococcal scalded skin syndrome, dan pemfigus vulgaris terjadi kegawatdaruratan
disebabkan oleh terbentuknya bula yang luas, sehingga cairan hilang berlebihan melalui kulit.
Tujuan: Terapi cairan dan elektrolit intravena bertujuan mengganti kekurangan air, elektrolit, dan
zat makanan yang diperlukan tubuh. Telaah Kepustakaan: Pemberian cairan dan elektrolit harus
berdasarkan penyebab, kemudian menentukan jenis, jumlah, serta kecepatan pemberian.
Penatalaksanaan meliputi evaluasi status hemodinamik, memeriksa kadar elektrolit, analisis gas
darah, memasang tekanan vena sentral, dan kateter urine untuk menghitung kehilangan cairan
sehingga dapat diberikan cairan dan elektrolit yang tepat. Terapi suportif pada kegawatdaruratan
penyakit kulit sama dengan pasien luka bakar, yaitu menggunakan ‘rule of nine’ untuk bula
>10% total area permukaan tubuh. Cairan yang dianjurkan adalah NaCl 0,9%, Ringer laktat, dan
dextrosa 5%. Simpulan: Prognosis terapi cairan dan elektrolit pada keadaan gawat darurat
penyakit kulit tergantung terapi yang adekuat, kelengkapan unit luka bakar, pemberian cairan
yang tepat, dan nutrisi tambahan. Kata kunci: terapi cairan, terapi elektrolit, gawat darurat kulit.

BAB I PENDAHULUAN

Cairan dan elektrolit merupakan komponen penting dari tubuh untuk menjamin kehidupan
normal dari semua proses yang berlangsung di dalam tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
diatur oleh suatu mekanisme kompleks yang melibatkan berbagai enzim, hormon, dan sistem
saraf.1-5Kontrol keseimbangan cairan dan elektrolit perlu diperhatikan oleh para klinisi.
Keadaan yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit harus diatasi sebelum
terganggunya fungsi dari sel, jaringan, dan organ.1,6 Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit disebabkan oleh berbagai penyakit, dari yang bersifat ringan sampai berat. Terapi
cairan dan elektrolit bertujuan untuk membantu mekanisme kompensasi tubuh untuk mengatasi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tersebut.2,3Permukaan tubuh manusia dilindungi
oleh kulit terhadap kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan.1 Pada kasus nekrolisis
epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, Staphylococcal scalded skin syndrome, dan
pemfigus vulgaris, dapat terjadi suatu keadaan gawat darurat, akibat hilangnya cairan dan
elektrolit dari tubuh yang menyebabkan terganggunya keseimbangan cairan dan elektrolit.6,7,8,9
Kondisi ini harus cepat dideteksi dan diatasi sehingga prognosisnya diharapkan menjadi lebih
baik.6 Tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai fisiologi cairan tubuh, keseimbangan
cairan dan elektrolit, keseimbangan asam basa, prinsip terapi cairan dan elektrolit, serta terapi
cairan dan elektrolit pada keadaan gawat darurat penyakit kulit.

BAB II TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan: Terapi cairan dan elektrolit intravena bertujuan mengganti kekurangan air,
elektrolit, dan zat makanan yang diperlukan tubuh.

BAB III METODOLOGI


Pemberian cairan dan elektrolit harus berdasarkan penyebab, kemudian menentukan
jenis,jumlah serta kecepatan pemberian. Penatalaksaan meliputi evaluasi status hemodinamik,
memeriksa kadar elektroit, analisis gas darah,memasang tenakanan vana sentral, dan kateter
urien untuk menghitung kehilangan cairan sehingga dapat diberikan cairan dan elektrolit yang
tepat. Terapi suportip pada gegawat daruratan penyakit kulit sama dengan pasien luka bakar
yaitu, menggunakan ‘ rule of nine’ untuk bula >10%total area permukaan tubuh. Cairan yang
dianjurkan adalah NacL 0,9%, ringer laktat,dan dextrosa 5%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian untuk mengetahui kehilangan cairan sehingga dapat direncanakan pemberian
cairan/ elektrolit yang tepat.

BAB III
PEMBAHASAN

Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan Jurnal Utama

Adapun kelebihan pada jurnal utama ini yaitu bahasa yang mudah digunakan didalam
jurnal mudah dipahami dan jelas. Susunan penggunaan kalimat yang digunakan jurnal juga
sudah sesuai dengann ketentuan EYD. Jurnal materi yang disampaikan terdapat semua tentang
pengembangan kurikulum. Jurnal ini juga adanya menjelaskan kurikulum secara umum.

Kelebihan Jurnal Pembanding

Kelebihan Jurnal ini adalah penulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf
besar/kapital, disajikan dengan sangat lengkap. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama
penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar tidak boleh disingkat. Tata cara penulisan dan isi
abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan gambaran menyeluruh menjelaskan, latar
belakang jurnal penelitian yang dibuat secara jelas. Dalam penulisan jurnal jenis huruf yang
digunakan sama. Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik.
Kelemahan Jurnal

Kelemahan Jurnal Utama

Jurnal ini juga mempunyai kelemahan yaitu pada jurnal ini hanya berisi tentang materi
saja. jurnal ini tidak memiliki metode penelitian. Jurnal ini juga ada beberapa penulisan yang
kurang bisa dipahami, karena kalimat yang terlalu bertele –tele. Jurnal ini juga tidak memili
ISSN

Kelemahan Jurnal Pembanding

Pembahasan jurnal ini sudah cukup bagus tetapi memang masih banyak kata yang bahasa
nya sulitdan baku sehingga sulit dimengerti dan pembahasan yang terlalu singkat. Simpulan yang
disajikan terbilang masih sedikit dan kurang lengkap. Saran yang diajukan cukup baik dan jelas

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
SIMPULAN DAN SARAN.
Pemberian cairan karbohidrat elektrolit dapat meningkatkan status hidrasi dan menurunkan
kelelahan pekerja wanita setelah dikontrol dengan asupan total makanan dan cairan selain
karbohidrat elektrolit,vitamin B1 dan B6. Oleh karena itu perlu adanya masukan kepada
berbagai industri dimana para buruh bekerja dalam lingkungan panas untuk memberi cairan
karbohidrat dan elektrolit agar mereka tidak mengalami dehidrasi dan kelelahan.

Saran
Kami mungkin menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, maka pembaca dapat
menggali kembali sumber-sumber lainnya, untuk menyempurnakannya. Jadi kami harapkan
kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk kami lebih bisa baik dan sempurna lagi dalam
pembuatan makalah ini selanjutnya.

Kaitan dengan beberapa buku yang berkaitan dengan cairan dan elektroli

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=+jurnal+tentang+cairan+dan+elektrolit&btnG=#d=gs_qabs&
u=%23p%3DWptv3rqm620J https://books.google.co.id/books?
id=ZMmRu0Fgl0sC&printsec=frontcover&dq=buku+tentang+cairan+dan+elektrolit&hl=id&sa=X
&redir_esc=y#v=onepage&q=buku%20tentang%20cairan%20dan%20elektrolit&f=false

Anda mungkin juga menyukai