Pedoman Perlidungan KEE DAN ABKT PDF
Pedoman Perlidungan KEE DAN ABKT PDF
Pedoman Perlidungan
Kawasan Ekosistem Esensial
2
TERMINOLOGI
Kawasan Bernilai Ekosistem Penting yang
selanjutnya disebut Kawasan Ekosistem
Esensial yang selanjutnya disingkat KEE adalah
ekosistem di luar Kawasan Suaka Alam dan/ atau
Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai nilai
penting yang secara ekologis menunjang
kelangsungan kehidupan melalui upaya konservasi
keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia yang
ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi
o Jenis: Karst, danau, rawa, daratan o Jenis: areal yang telah o Jenis: areal yang telah o Jenis: areal yang telah o Jenis: areal yang telah
lumpur, sungai, mangrove, teridentifikasi berfungsi sebagai memenuhi kategori memenuhi kriteria tapak ditetapkan secara
gambut, dan lahan basah lainnya koridor hidupan liar sesuai sebagai areal bernilai sebagai taman bersama-sama oleh
(menurut RAMSAR) ketentuan peraturan perundangan konservasi tinggi (ABKT) keanekaragaman hayati masyarakat setempat
o Kriteria: (1) terdapat berbagai (Perdirjen KSDAE P.8/2016) sesuai ketentuan sesuai ketentuan sebagai areal yang
tipe vegetasi/ ekosistem, (2) o Kriteria: (1) terdapat vegetasi peraturan perundangan peraturan perundangan dilindungi menurut
habitat burung air/ burung alami atau simpul vegetasi yang (Perdirjen KSDAE (PermenLH 03/2012) kearifan lokal atau
migran, (3) habitat jenis terancam dapat menghubungkan dua P.5/2017) o Kategori: seluruh Taman tradisional yang
punah, endemik/ dilindungi, (4) ekosistem baik secara ekologis o Kategori: seluruh ABKT Kehati dapat diusulkan beroasosiasi dengannya.
tempat pencadangan air bersih atau secara fisik, (2) merupakan dapat diusulkan menjadi menjadi KEE o Kategori: AKKM
bagi kawasan sekitarnya, dan (5) koridor bagi satwaliar terancam KEE ditujukan untuk
memiliki nilai ekonomi, ilmiah punah, endemik dan/ atau melindungi
dan jasa lingkungan lainnya. dilindungi;, dan (3) terdapat keanekaragaman hayati
potensi konflik manusia dan dan ekosistemnya.
satwaliar yang tinggi
ISI PENGATURAN PEDOMAN PERLINDUNGAN KEE
KELEMBAGAAN PENDANAAN
PERENCANAAN
PELAPORAN,
PEMANTAUAN,
EVALUASI, DAN
PEMBINAAN
INSENTIF
KEMITRAAN
PENGELOLAAN
Pengelola Pengelola
Mandiri Kolaboratif
(Forum Pengelola)
Jika wilayah yang telah
ditetapkan sebagai
Jika wilayah yang telah
KEE hanya dimiliki
ditetapkan sebagai
atau dikuasai oleh satu
KEE dimiliki atau
pihak
dikuasai lebih dari satu
pihak
PELAKSANAAN KEGIATAN
PERLINDUNGAN KEE
Pemerintah
Pemerintah Daerah
(Provinsi)
Pengelola
Areal Bernilai Konservasi Tinggi
(ABKT)
IDENTIFIKASI AREAL YANG
MEMILIKI NILAI PENTING UNTUK KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Permen LH 29 Th 2009
Tahap Desk Study 1 untuk mengidentifikasi awal status kawasan dan potensi keanekaragaman hayati dari dinas-dinas terkait
Tahap Desk Study 2 dilakukan kajian mendalam didasarkan data/informasi dari berbagai sumber, Luaran dari tahap ini adalah
dan Persiapan diketahuinya kondisi ekosistem, spesies dan sumberdaya genetik di areal-areal yang ditenggarai memiliki
Lapangan nilai penting untuk konservasi keanekaragaman hayati. Kemudian pada tahap ini juga akan disusun
metode verifikasi lapangan
Verifikasi lapangan Kegiatan verifikasi lapangan dilakukan oleh dinas/instansi terkait sesuai dengan lingkup kerjanya masing-
masing dengan menggunakan metode dan tallysheet/form
Analisis dan Evaluasi untuk mendeliniasi kawasan penting untuk keanekaragaman hayati di dasarkan data/informasi hasil
serta Deliniasi verifikasi lapangan yang terkumpul dari dinas/instansi terkait
Konsultasi Publik bertujuan untuk mendapatkan masukan dari publik guna klarifikasi dan pengayaan kawasan-kawasan
yang memiliki nilai penting untuk konservasi keanekaragaman hayati
Penetapan Deliniasi proses sosialisisasi hasil deliniasi kawasan yang memiliki nilai penting untuk konservasi keaneka- ragaman
dan Penentuan hayati ke publik, terutama kepada pemangku kawasan yang di dalamnya ditetapkan adanya kawasan
Tipologi Pengelolaan penting untuk konservasi keanekaragaman hayati sehingga penetapan deliniasi kawasan penting dapat
diketahui dan disepakati oleh para pihak
Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Badan Koordinasi Penanaman Modal :
Pertanahan Nasional : Telah terbitnya beberapa izin dari Kepala BKPM tentang
Nomor : 10/SE/VII/2015 tentang Penerbitan Izin pada Areal pelepasan sebagian kawasan hutan produksi yang dapat
Hutan Konservasi Bernilai Tinggi (High Conservation Value dikonversi, dimana salah satu amar surat keputusan tersebut
Forest) tanggal 7 Juli 2015 adalah kewajiban bagi pemegang izin untuk menetapkan
sebagian areal yang dilepas untuk dijadikan HCVF
Badan Koordinasi Penanaman
Modal
Telah terbitnya beberapa izin
dari Kepala BKPM tentang
pelepasan sebagian kawasan
hutan produksi yang dapat
dikonversi, dimana salah satu
amar surat keputusan tersebut
adalah kewajiban bagi
pemegang izin untuk
menetapkan sebagian areal
yang dilepas untuk dijadikan
HCVF
Prinsip Penilaian dalam Identifikasi ABKT
1. Prinsip Pendekatan Lansekap; Konteks ini mewajibkan kepada para penilai bahwa ruang lingkup
wilayah kajian di dalam proses analisis identifikasi ABKT harus pertimbangan lansekap luas di
sekitar area studi.
2. Prinsip Ketaatan Hukum ; Prinsip ini mewajibkan para penilai untuk menggunakan berbagai
peraturan perundangan yang telah ada sebagai bagian dari pertimbangan di dalam penilaian
ABKT khususnya di dalam identifikasi dan deliniasi areanya
1. Prinsip Kehati-hatian; Prinsip ini mengharuskan penilai untuk melihat ketersediaan data di
dalam setiap pengambilan keputusan keberadaan ABKT di dalam area studi. Jika telah dibuktikan
kebenaran data dan diperoleh konklusi yang menunjukkan kehadiran ABKT di suatu tempat,
maka area tersebut harus ditetapkan sebagai ABKT.
2. Prinsip Partisipatif dan Terbuka; Prinsip partisipatif dan terbuka yang dimaksud adalah bahwa
dalam setiap identifikasi keberadaan ABKT harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan
bahkan sejak dimulai dari proses persiapan penilaian dan dalam identifikasi ABKT tersebut. Hal
tersebut bertujuan agar terjadi pertukaran pengetahuan / informasi dan pengalaman yang
dibawa oleh penilai sehingga dapat membantu mengembangkan basis pengetahuannya
Jenis Jenis ABKT
1. Area yang secara signifikan mengandung keanekaragaman spesies
yang penting untuk dilestarikan.
2. Elemen bentang alam (patch, matriks, koridor) yang penting bagi
terselenggaranya dinamika proses ekologi alami untuk mendukung
populasi spesies yang penting untuk dilestarikan.
3. Area yang berisi ekosistem unik, langka, rentan atau terancam.
4. Area yang dapat menyediakan jasa ekosistem.
5. Area yang memiliki sumber daya alam yang menyediakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat lokal yang terkait dengan
keanekaragaman hayati.
6. Area yang penting bagi identitas budaya tradisional dari
masyarakat lokal yang terkait dengan keanekaragaman hayati.
FUNGSI ABKT
ABKT 1 – 3 berfungsi sebagai area perlindungan bagi
keanekaragaman hayati yang penting di dalam sebuah lansekap
(bentang alam) ataupun luasan yang lebih kecil, yakni: patch, matriks
atau koridor. Patch merupakan area homogen penyusun lansekap
yang dapat dibedakan dengan daerah di sekelilingnya. Adapun
matriks didefinisikan sebagai patch yang dominan, sedangkan koridor
merupakan patch yang berbentuk memanjang.
ABKT 4 berfungsi sebagai perlindungan kawasan yang penting bagi
berlangsungnya jasa ekosistem (lingkungan). Pengatur tata air yang
dimaksud juga termasuk pada perlindungan daerah yang mampu
mencegah erosi, sedimentasi dan abrasi.
Jenis ABKT 5 dan ABKT 6 berfungsi sebagai area perlindungan bagi
wilayah yang memiliki fungsi sosial (termasuk ekonomi) dan budaya
masyarakat. Perlindungan terhadap ABKT ini bertujuan untuk
mengakui dan memberikan ruang kepada masyarakat lokal dalam
rangka menjalankan pola hidup tradisionalnya yang tergantung pada
hutan atau ekosistem lainnya.
1. Area yang Secara Signifikan Mengandung Keanekaragaman Spesies yang
Penting untuk Dilestarikan
10