Anda di halaman 1dari 58

Penyusunan Rencana Pembangunan Industri

Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

2.1. Kondisi Daerah


2.1.1. Geografi

Kota Probolinggo merupakan salah satu kota diantara 8 kota di Provinsi Jawa Timur

yang memiliki letak strategis sebagai daerah transit yang menghubungkan wilayah Provinsi

Jawa Timur bagian barat dengan bagian timur, sehingga Kota Probolinggo sering dijuluki

sebagai kota transito. Selain itu, letak Kota Probolinggo yang berada di pantai utara jawa

juga memiliki potensi sebagai kota minapolitan yang didukung oleh ketersediaan

pelabuhan dan fasilitas pelabuhan. Secara administratif Kota Probolinggo memiliki batas

wilayah adalah sebagai berikut:

o Sebelah Utara : Selat Madura;

o Sebelah Timur : Kecamatan Dringu wilayah Kabupaten Probolinggo;

o Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Kecamatan Wonomerto, Kecamatan

Bantaran, dan Kecamatan Sumberasih wilayah Kabupaten

Probolinggo;

o Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih wilayah Kabupaten Probolinggo.

Kota Probolinggo memiliki luas wilayah 56,667 km2 dan terbagi menjadi lima

Kecamatan, yaitu: Kecamatan Kademangan dengan luas 12,754 km2, Kecamatan Kedopok

dengan luas 13,624 km2, Kecamatan Wonoasih dengan luas 10,981 km2, Kecamatan

Mayangan dengan luas 8,655 km2, dan Kecamatan Kanigaran dengan luas 10,653 km2.

Laporan Akhir | Bab 2 1


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Secara keseluruhan Kota Probolinggo memiliki 29 kelurahan yang kemudian terbagi dalam

200 Rukun Warga (RW) dan 1.018 Rukun Tetangga (RT).

Jarak antara Ibukota Kota Probolinggo dengan masing-masing kecamatan adalah

sebagai berikut:

1. Kecamatan Kademangan sejauh 6,1 km;

2. Kecamatan Kedopok sejauh 6,0 km;

3. Kecamatan Wonoasih sejauh 7,7 km;

4. Kecamatan Mayangan sejauh 0,9 km;

5. Kecamatan Kanigaran sejauh 4,0 km.

Sehingga secara keseluruhan dapat diketahui bahwa jarak antara pusat Kota Probolinggo

dengan pusat masing-masing kecamatan di Kota Probolinggo berada di bawah 10,0 km.

Kota Probolinggo secara geografis terletak di bagian timur Provinsi Jawa Timur

dengan ketinggian 4 sampai dengan 36 m dari permukaan air laut dan termasuk kategori

dataran rendah. Kota Probolinggo terletak pada koordinat 7o43’41” - 7o49’04” Lintang

Selatan dan 113o10’ - 113o15’ Bujur Timur. Wilayah Kota Probolinggo dialiri oleh 6

sungai, yaitu: Kalikedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi, Kasbah dan Pancur dengan

rata-rata panjang aliran 3,80 km. Sungai terpanjang adalah Sungai Legundi dengan

panjang aliran 5,439 km, sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Kasbah dengan

panjang aliran 2,037 km. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dari arah

selatan ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah.

Berdasarkan pengamatan pada 4 stasiun hujan yang ada di Kota Probolinggo, yaitu:

Stasiun Triwung Kidul, Kademangan, Pakistaji dan Probolinggo, hujan di Kota

Probolinggo pada tahun 2015 terjadi selama 8 bulan, sedangkan 4 bulan lainnya (bulan Juli

hingga Oktober) mengalami musim kemarau. Rata-rata curah hujan selama tahun 2015

Laporan Akhir | Bab 2 2


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

tercatat sebesar 1.362 mm dengan jumlah hari hujan selama setahun tersebut sebanyak 72

hari.

2.1.2. Demografi

Penduduk bila dikaitkan dengan pembangunan pada dasarnya memiliki peran

ganda, dimana dalam pelaksanaan pembangunan penduduk dapat bertindak sebagai

subyek pembangunan yaitu aktor pelaksana pembangunan, namun disisi lain juga sebagai

obyek pembangunan yaitu sasaran pembangunan yang dilakukan dalam rangka

menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kondisi kependudukan/

demografi yang dibahas dalam sub bab ini antara lain meliputi: perkembangan jumlah

penduduk Kota Probolinggo secara keseluruhan maupun berdasarkan masing-masing

kecamatan, jumlah penduduk diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, serta tingkat

kepadatan penduduk untuk masing-masing wilayah di Kota Probolinggo.

Perkembangan jumlah penduduk Kota Probolinggo dalam setiap tahun

menunjukkan adanya peningkatan, dimana dalam lima tahun terakhir pertumbuhan

jumlah penduduk rata-rata mencapai 0,44%. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota

Probolinggo tercatat sebanyak 218.061 jiwa, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 221.918

jiwa. Pertumbuhan penduduk tertinggi selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2015

yang mencapai 0,52% dari jumlah penduduk tahun 2014 atau mengalami pertumbuhan

sebanyak 1.151 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terjadi pada tahun 2015 antara

lain disebabkan adanya ketidak seimbangan antara jumlah penduduk yang lahir dengan

penduduk yang meninggal, dimana jumlah penduduk yang lahir pada tahun tersebut

mencapai 3.111 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang meninggal hanya sebanyak 1.930

jiwa. Berikut adalah data perkembangan jumlah penduduk di Kota Probolinggo pada

tahun 2011 hingga 2015 berdasarkan data penduduk akhir tahun.

Laporan Akhir | Bab 2 3


Penyusuna
sunan Rencana Pembangunan Industri
ustri
Rencana Pembangunan
Pem Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Gambar 2.1. Perkembabangan Jumlah Penduduk Akhir Tahun Kotaa Probolinggo


P Tahun
2011 - 201
015 (Jiwa)

221.
1.918

220.767
220.028
219.145

218.061

2011 2012 2013 2014 201


015

Sumber: Dinass Kependudukan


K dan Pencatatan Sipil Kota Proboling
inggo, 2016

Berdasarkan perkem
kembangan jumlah penduduk di atas, selanjutn
utnya dapat diketahui

proporsi jumlah pendudu


duk pada setiap kecamatan di Kota Proboling
nggo dalam beberapa

tahun terakhir.

Tabel 2.1. Jumlah Pend


enduduk dan Proporsi Jumlah Penduduk A Akhir Tahun Kota
Probolinggo
go Berdasarkan Kecamatan Tahun 2011 - 2015

Tahun

Kecamatan 2011
11 2012 2013 2014 2015
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlalah % Jumlah %
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa
wa) (Jiwa)
Kademangan 38.268 17,55 38.992 17,79 39.488 17,95 39.88
.887 18,07 40.244 18,13
Kedopok 30.872 14,16 31.279 14,27 31.689 14,40 32.04
.046 14,52 32.529 14,66
Wonoasih 32.409 14,86 32.526 14,84 32.645 14,84 32.80
.804 14,86 33.059 14,90
Mayangan 60.918 27,94 60.468 27,59 60.095 27,31 59.64
.643 27,02 59.403 26,77
Kanigaran 55.594 25,49 55.880 25,50 56.111 25,50 56.38
.387 25,54 56.683 25,54
Total 218.061 1
100,00 219.145 100,00 220.028 100,00 220.76
.767 100,00 221.918 100,00

Sumber: Dinas Kependuduk


ukan dan Pencatatan Sipil Kota Probolinggo, 2016

ran Akhir | Bab 2


Laporan 4
Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Melihat data di atas dapat diketahui bahwa persebaran jumlah penduduk di Kota

Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan adanya kecenderungan yang sama, dimana

keberadaan penduduk sebagian besar berada di Kecamatan Mayangan dengan jumlah

proporsi terbanyak berdasarkan data tahun 2015 sebesar 26,77%, Kecamatan Kanigaran

sebesar 25,54%, Kecamatan Kademangan sebesar 18,13%, Kecamatan Wonoasih dan

Kecamatan Kedopok masing-masing mencapai 14,90% dan 14,66%. Kesimpulan dari data

tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 50% jumlah penduduk Kota Probolinggo berada di

Kecamatan Mayangan dan Kecamatan Kanigaran.

Bila jumlah penduduk dikaitkan dengan luas wilayah Kota Probolinggo maupun luas

masing-masing wilayah kecamatan, maka tingkat kepadatan penduduk di Kota

Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2011

kepadatan penduduk di Kota Probolinggo mencapai 3.848 jiwa/ km2 sedangkan pada

tahun 2015 seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk telah mencapai 3.916 jiwa/

km2, artinya setiap 1 km2 wilayah di Kota Probolinggo dihuni oleh 3.916 jiwa. Berikut

adalah data kepadatan penduduk Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir.

Tabel 2.2. Kepadatan Penduduk Kota Probolinggo Berdasarkan Kecamatan Tahun


2011 - 2015

Tahun (Jiwa/ Km2)


Kecamatan
2011 2012 2013 2014 2015
Kademangan 3.000 3.057 3.096 3.127 3.155
Kedopok 2.266 2.296 2.326 2.352 2.388
Wonoasih 2.951 2.962 2.973 2.987 3.011
Mayangan 7.038 6.986 6.943 6.891 6.863
Kanigaran 5.219 5.245 5.267 5.293 5.321
Total 3.848 3.867 3.883 3.896 3.916

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Probolinggo, 2016 (diolah)

Laporan Akhir | Bab 2 5


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Kepadatan penduduk pada setiap kecamatan di Kota Probolinggo sangat berbeda.

Kecamatan Mayangan dengan jumlah penduduk yang banyak namun memiliki luas

wilayah yang lebih sempit, sehingga kepadatan penduduk pada wilayah tersebut

dibandingkan dengan wilayah lainnya sangat tinggi, yaitu mencapai 6.863 jiwa/ km2.

Berbeda dengan yang dialami oleh Kecamatan Kedopok, dimana jumlah penduduk pada

wilayah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya, sedangkan luas

wilayahnya paling luas, sehingga kepadatan penduduk setiap 1 km2 hanya sebanyak 2.388

jiwa. Kepadatan penduduk pada setiap wilayah salah satunya dipengaruhi oleh mobilitas

penduduk. Bila melihat pada data di atas dapat diketahui bahwa perkembangan kepadatan

penduduk di Kecamatan Mayangan dalam setiap tahun mengalami penurunan dari 7.038

jiwa/ km2 pada tahun 2011 menjadi 6.863 jiwa/ km2 pada tahun 2015, sedangkan

kepadatan penduduk untuk wilayah lainnya semakin meningkat. Hal tersebut

menunjukkan kecenderungan penduduk Kota Probolinggo yang berpindah dari wilayah

yang padat penduduk menuju wilayah yang tingkat kepadatannya rendah, tentunya

perpindahan tersebut turut didorong oleh perkembangan pembangunan infrastruktur yang

ada di wilayah tersebut.

Ditinjau dari komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa

dalam setiap tahun sebagian besar penduduk Kota Probolinggo (lebih dari 50%) adalah

perempuan dengan komposisi di tahun 2015 sebesar 50,33% atau sebanyak 111.686 jiwa,

sedangkan penduduk laki-laki hanya sebesar 49,67% atau sebanyak 110.232 jiwa.

Banyaknya penduduk perempuan saat ini memang secara umum dialami oleh banyak

daerah. Seiring dengan berkembangnya emansipasi wanita dan kesetaraan gender, maka

banyaknya penduduk perempuan bukan lagi menjadi sebuah ancaman dalam menciptakan

kemajuan ekonomi suatu daerah. Perempuan dapat berkarya dan menjadi sumber daya

Laporan Akhir | Bab 2 6


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

ekonomi sepertihalnya laki-laki. Saat ini telah banyak perempuan yang memiliki peran

dalam kegiatan perekonomian seperti pengusaha, bahkan tidak sedikit perempuan yang

saat ini bekerja di berbagai sektor ekonomi untuk menunjang perekonomian keluarga.

Berikut disajikan data mengenai jumlah penduduk dan persentase jumlah penduduk akhir

tahun di Kota Probolinggo berdasarkan jenis kelamin dalam 5 tahun terakhir.

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Persentase Jumlah Penduduk Akhir Tahun Kota
Probolinggo Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011 - 2015

Tahun

Jenis Kelamin 2011 2012 2013 2014 2015


Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
Laki-laki 108.321 49,67 108.815 49,65 109.334 49,69 109.664 49,67 110.232 49,67
Perempuan 109.740 50,33 110.330 50,35 110.694 50,31 111.103 50,33 111.686 50,33
Total 218.061 100,00 219.145 100,00 220.028 100,00 220.767 100,00 221.918 100,00

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Probolinggo, 2016

Produktivitas penduduk dalam kegiatan ekonomi memang banyak dipengaruhi oleh

berbagai faktor, diantaranya faktor usia. Melihat pengelompokkan penduduk Kota

Probolinggo berdasarkan usia dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kota

Probolinggo tersebar dengan rentang usia 0 sampai 49 tahun, dengan proporsi di atas

6,25%. Kelompok usia penduduk tertinggi adalah usia 10 sampai 14 tahun dengan proporsi

8,63%, sedangkan kelompok usia penduduk terendah adalah usia 70 sampai 74 tahun

dengan proporsi 1,47%. Bila melihat pada usia produktif, maka jumlah penduduk Kota

Probolinggo yang berada pada usia 15 sampai 64 tahun mencapai 158.052 jiwa atau

69,01%. Sehingga penduduk dengan usia tersebut dinilai masih sangat potensial dalam

mendukung kegiatan pembangunan di Kota Probolinggo. Berikut adalah data persentase

jumlah penduduk akhir tahun Kota Probolinggo berdasarkan usia pada tahun 2015.

Laporan Akhir | Bab 2 7


Penyusuna
sunan Rencana Pembangunan Industri
ustri
Rencana Pembangunan
Pem Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Gambar 2.2. Persentase


ase Jumlah Penduduk Akhir Tahun Kota
K Probolinggo
Berdasark
rkan Usia Tahun 2015 (Jiwa)

75+ 1,70%

70 - 74 1,47%

65 - 69 2,15%

61 - 64 3,18%

55 - 60 4,57%

50 - 54 5,99%

45 - 49 6,90%

40 - 44 7,90%
90%

35 - 39 8,05
,05%

30 - 34 8,1
8,11%

25 - 29 8,04
,04%

20 - 24 7,78%
8%

15 - 19 8,50%

10 - 14 8,63%

5-9 8,57%

0-4 8,47%

Sumber: Dinas Kependuduk


ukan dan Pencatatan Sipil Kota Probolinggo, 2016 (diolah)
(d

2.1.3. Infrastruktur

Kegiatan ekonomii pada suatu wilayah tidak akan berjalan dengan


gan baik apabila tidak

didukung oleh ketersedia


diaan infrastruktur daerah. Kota Probolinggo sebagai salah satu

daerah di Provinsi Jawa


Jaw Timur memiliki beberapa infrastruktur
tur pendukung yang

menunjang kegiatan ek
ekonomi masyarakat, seperti: ketersediaan jalan,
j ketersediaan

pelabuhan, ketersediaan
n air
a bersih dan ketersediaan listrik. Adapun kon
ondisi masing-masing

jenis infrastruktur adalah


ah sebagai berikut.

ran Akhir | Bab 2


Laporan 8
Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

A. Jalan

Keberadaan jalan di Kota Probolinggo bila dilihat dari wewenang pemerintah dalam

pengelolaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: Jalan Negara dan Jalan Kota.

Jalan di Kota Probolinggo pada tahun 2012 hingga 2015 belum menunjukkan adanya

penambahan panjang jalan. Jalan di Kota Probolinggo yang pengelolaannya menjadi

kewenangan Negara (Pemerintah Pusat) tercatat sepanjang 22,04 Km, sedangkan jalan

yang pengelolaannya menjadi kewenangan Pemerintah Kota Probolinggo sendiri tercatat

sepanjang 200,17 Km, sehingga secara akumulasi keberadaan jalan di Kota Probolinggo

selama empat tahun terakhir tercatat sepanjang 222,21 Km. Melihat perkembangan

panjang jalan pada tahun sebelumnya dapat diketahui bahwa peningkatan panjang jalan

selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2012, yaitu sebesar 2,26% atau 4,92 Km.

Peningkatan panjang jalan dilakukan pada Jalan Kota sebagai bentuk dari perkembangan

infrastruktur kota yang didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas ekonomi dan

mobilitas masyarakat. Adapun data mengenai panjang jalan di Kota Probolinggo pada

tahun 2011 hingga 2015 secara lebih jelas adalah sebagai berikut.

Tabel 2.4. Panjang Jalan di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Pemerintahan yang Tahun/ Km


Berwenang Mengelola 2011 2012 2013 2014 2015
Negara 22,04 22,04 22,04 22,04 22,04
Kota 195,25 200,17 200,17 200,17 200,17
Total 217,29 222,21 222,21 222,21 222,21

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo, 2016

Kondisi jalan di Kota Probolinggo dalam setiap tahun memiliki keadaan yang

berbeda, mengingat keberadaan jalan setiap hari dilalui oleh kendaraan dengan berbagai

Laporan Akhir | Bab 2 9


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

beban yang diangkut, sehingga potensi terjadinya kerusakan jalan sangat besar. Apalagi

terjadinya musim hujan turut mempengaruhi kondisi jalan di Kota Probolinggo. Berikut

adalah data kondisi jalan di Kota Probolinggo pada tahun 2011 hingga 2015.

Tabel 2.5. Kondisi Jalan di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun/ Km
Keadaan Jalan
2011 2012 2013 2014 2015
Negara
Baik 22,04 22,04 22,04 22,04 22,04
Sedang 0 0 0 0 0
Rusak 0 0 0 0 0
Rusak Berat 0 0 0 0 0
Total 22,04 22,04 22,04 22,04 22,04
Kota
Baik 136,22 65,15 148,68 73,67 73,67
Sedang 43,18 68,93 32,41 54,67 54,67
Rusak 15,85 41,22 14,44 60,61 60,61
Rusak Berat 0,00 24,88 4,64 11,23 11,23
Total 195,25 200,17 200,17 200,17 200,17

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo, 2016

Berdasarkan data kondisi jalan sebagaimana yang disajikan pada tabel di atas dapat

diketahui bahwa Jalan Nasional di Kota Probolinggo sepanjang tahun (2011 - 2015)

menunjukkan kondisi yang baik. Sedangkan untuk Jalan Kota sebagian besar memiliki

kondisi baik dan sedang. Walaupun secara umum kondisi Jalan Kota termasuk dalam

kategori baik dan sedang, namun dalam setiap tahun masih terdapat jalan di Kota

Probolinggo yang memiliki kondisi rusak dan rusak berat. Kondisi jalan rusak selama

tahun 2011 hingga 2015 banyak terjadi di tahun 2014 dan 2015 yaitu sepanjang 60,61 Km

atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan kondisi jalan

rusak berat pada tahun 2014 dan 2015 tercatat sepanjang 11,23 Km atau lebih tinggi

Laporan Akhir | Bab 2 10


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

dibandingkan dengan tahun 2013. Banyaknya jalan yang memiliki kondisi rusak dan rusak

berat pada tahun 2015 perlu mendapatkan perhatian Pemerintah Kota Probolinggo untuk

segera diperbaiki, sehingga dengan kondisi jalan yang baik dapat menunjang kelancaran

masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas usaha.

B. Pelabuhan

Kota Probolinggo sebagai kota transit yang terletak di pesisir pantai utara memiliki

infrastruktur penunjang transportasi laut, yaitu tersedianya pelabuhan Tanjung Tembaga.

Keberadaan pelabuhan bila dilihat dari sudut pandang ekonomi banyak menunjang

aktivitas ekonomi masyarakat, yaitu sebagai tempat keluar masuknya barang yang dikirim

melalui jalur laut maupun sebagai tempat untuk menjalankan aktivitas nelayan dan

perdagangan ikan laut. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat memerlukan

infrastruktur yang menunjang kemudahan arus keluar masuk bahan mentah/ barang hasil

produksi melalui kegiatan perdagangan antar pulau maupun ekspor-impor, sehingga

keberadaan pelabuhan mutlak diperlukan.

Pelabuhan Tanjung Tembaga berlokasi di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo

dan merupakan pelabuhan antar pulau (interinsulair) dengan karakteristik aktivitas adalah

bongkar-muat barang kebutuhan pokok dengan tonase yang kecil (maksimal 700 DWT)

dan melayani penumpang ke Pulau Gili Ketapang. Seiring dengan perkembangan

perdagangan dan industri di Kota Probolinggo maka Pelabuhan Tanjung Tembaga selain

melayani pelayaran rakyat juga memberikan pelayanan untuk pengiriman dan pemasukan

barang untuk industri yang berada di wilayah sekitar pelabuhan Tanjung Tembaga.

Keberadaan Pelabuhan Tanjung Tembaga sangat diuntungkan karena lokasi Pelabuhan

Tanjung Tembaga relatif dekat dengan pelabuhan utama Jawa Timur (Tanjung Perak),

ditunjang dengan akses mudah menuju jalan Nasional Probolinggo-Surabaya, memiliki

Laporan Akhir | Bab 2 11


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

garis pantai dengan interface yang ideal ke arah alur laut dan dikelilingi oleh daerah

hinterland yang cukup luas. Daerah hinterland Pelabuhan Tanjung Tembaga meliputi

wilayah Jawa Timur bagian timur. Tidak semua wilayah Jawa Timur bagian timur

termasuk dalam hinterland Pelabuhan Tanjung Tembaga, yang termasuk daerah hinterland

Pelabuhan Tanjung Tembaga meliputi Kabupaten/ Kota Probolinggo, Kabupaten/ Kota

Pasuruan, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Lumajang.

Saat ini pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga menjadi Pelabuhan Nusantara

telah dilakukan oleh pemerintah. Pengembangan kawasan pelabuhan dilakukan untuk

meningkatkan kapasitas dan pelayanan jasa kapal di Pelabuhan Probolinggo yang secara

langsung akan meningkatkan kegiatan bongkar muat kapal. Pada akhir tahun 2015

Kementerian Perhubungan telah meresmikan fasilitas pelabuhan berupa 1 buah dermaga

multipurpose eksisting dengan ukuran 93 x 18,5 m2 dan 1 buah dermaga multipurpose baru.

Dermaga baru yang memiliki ukuran 151 x 31 m2 dan kedalaman kolam –15 m LWS (low

water spring/muka air laut surut terendah) tersebut nantinya mampu disandari kapal

berukuran 15.000 DWT (dead weight tonnage/ tonase bobot mati) di sisi selatan dan 20.000

DWT di sisi utara. Pengembangan Pelabuhan Probolinggo hingga saat ini terus dilakukan

dengan dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan maupun

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Rencana pengembangan pelabuhan menurut

Kementerian Perhubungan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: jangka pendek (tahun 2013

hingga 2017), jangka menengah (tahun 2018 hingga 2022), dan jangka panjang (tahun

2023 hingga 2033). Pembagian 3 tahap tersebut dilakukan untuk membangun dan

mengembangkan fasilitas-fasilitas di berbagai zona pelabuhan yaitu: zona petikemas, zona

curah kering, zona kargo, zona perkantoran, zona fasilitas umum, zona fasilitas pendukung

Laporan Akhir | Bab 2 12


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

seperti pengolahan limbah, bunker BBM, pemadam kebakaran, serta pembangunan jalan

akses ke pelabuhan.

Pelabuhan laut di Provinsi Jawa Timur memegang peranan yang sangat strategis

dalam kegiatan perekonomian Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Sistem transportasi laut

secara nasional menempatkan pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) sebagai salah satu dari

empat pelabuhan utama di Indonesia (East Java, 2011). Seiring dengan meningkatnya arus

barang dan penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak, keberadaan Pelabuhan Tanjung

Tembaga dipandang tepat untuk dijadikan sebagai alternatif pemecahan permasalahan

tersebut. Disamping itu, kenyataan telah menunjukkan adanya gejala kepadatan

transportasi darat khususnya pada jalur Surabaya-Banyuwangi, sehingga dengan

pembagian atau pengalihan pengapalan barang dari pelabuhan Tanjung Perak ke

Pelabuhan Tanjung Tembaga diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas transportasi

darat dan mengurangi kepadatan di ruas jalan jalur Surabaya-Banyuwangi.

Keberadaan Pelabuhan Tanjung Tembaga selain sebagai infrastruktur penunjang

kegiatan transportasi laut juga merupakan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan

yang menjadi pusat pasar ikan dan dapat diakses oleh masyarakat Kota Probolinggo

maupun masyarakat yang berasal dari daerah sekitarnya. Keberadaan ikan selain dijadikan

sebagai komoditi perdagangan juga dapat diolah menjadi produk hasil industri yang

memiliki value added. Keberadaan Pelabuhan berdasarkan RTRW Kota Probolinggo Tahun

2009 - 2028 selanjutnya akan dikembangkan sebagai pelabuhan umum (barang), pelabuhan

umum (penumpang), pelabuhan perikanan pantai (PPP), pelabuhan khusus dan terminal

peti kemas.

Laporan Akhir | Bab 2 13


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

C. Air Bersih

Keberadaan air bersih saat ini telah menjangkau di seluruh wilayah Kota

Probolinggo, khususnya wilayah yang dilayani oleh jaringan air bersih dari PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum). Selain diperoleh dari PDAM, sebagian masyarakat di

Kota Probolinggo juga memperoleh air bersih secara langsung dari dalam tanah yang pada

umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin pompa air. Bila melihat pada

ketersediaan air bersih yang diusahakan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Kota Probolinggo dapat diketahui bahwa setiap tahun kapasitas produksi air bersih masih

berada di atas jumlah pemakaiannya atau jumlah air yang tersalurkan, sehingga dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air bersih di Kota Probolinggo hingga

saat ini masih mencukupi kebutuhan masyarakat/ pelanggannya.

Tabel 2.6. Jumlah Pelanggan, Air Minum yang Diproduksi dan Disalurkan di Kota
Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Pelanggan 16.366 17.086 17.630 17.833 18.021
3
Jumlah Produksi (m ) 6.124.000 6.129.500 5.880.500 5.921.800 5.833.900
3
Jumlah Disalurkan (m ) 4.146.318 4.258.983 4.476.211 4.458.618 4.405.037
Persentase Disalurkan (%) 67,71 69,48 76,12 75,29 75,51

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Probolinggo, 2016

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam setiap tahun jumlah

pelanggan air bersih (PDAM) menunjukkan adanya peningkatan dengan rata-rata sebesar

2,45%. Peningkatan tersebut bila diimbangi dengan pemakaian air yang cenderung konstan

oleh masing-masing pelanggan akan memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah air

yang tersalurkan. Jumlah pemakaian air dalam setiap tahun menunjukkan adanya

perkembangan, dimana pada tahun 2011 hingga 2013 telah terjadi peningkatan

Laporan Akhir | Bab 2 14


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

penggunaan air dalam setiap tahunnya, namun pada tahun 2014 dan 2015 secara bertahap

mengalami penurunan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh banyak sedikitnya pemakaian air

oleh masing-masing pelanggan dalam setiap tahunnya. Bila melihat jumlah produksi dalam

setiap tahun dapat terlihat bahwa kapasitas produksi air bersih yang dikelola oleh PDAM

Kota Probolinggo menunjukkan adanya fluktuasi. Hal ini dipengaruhi oleh debit air yang

dihasilkan oleh sumber mata air, selain itu kondisi cuaca juga turut mempengaruhi

ketersediaan air tanah yang pada akhirnya menentukan besar kecilnya debit air pada

sumber mata air. Bila melihat perbandingan antara jumlah air bersih yang diproduksi

dengan yang tersalurkan kepada pelanggan dapat diketahui bahwa dalam lima tahun

terakhir (2011 - 2015) rata-rata jumlah air yang tersalurkan sebesar 72,82%, artinya sebesar

27,18% produksi air bersih belum digunakan. Jumlah tersebut dalam jangka pendek masih

sangat mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat di Kota Probolinggo dalam rangka

menunjang kegiatan ekonomi maupun aktivitas sehari-hari.

Keberadaan air bersih di Kota Probolinggo pada tahun 2011 hingga 2014 lebih

banyak digunakan oleh jenis pelanggan rumah tempat tinggal dengan rata-rata sebesar

78,85%, sedangkan untuk keperluan perusahaan rata-rata hanya sebesar 4,79%. Namun

pada tahun 2015 seiring dengan perkembangan usaha maka penggunaan air pada jenis

pelanggan perusahaan mengalami peningkatan sehingga proporsi penggunaan air bersih

oleh jenis pelanggan perusahaan pada tahun 2015 tercatat sebesar 52,97%, sedangkan

untuk jenis pelanggan rumah tempat tinggal mengalami penurunan sehingga hanya sebesar

41,74%. Adapun data jumlah air minum yang disalurkan berdasarkan jenis pelanggan di

Kota Probolinggo tahun 2011 hingga 2015 secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Laporan Akhir | Bab 2 15


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tabel 2.7. Jumlah Air Minum yang Disalurkan Berdasarkan Jenis Pelanggan di Kota
Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun/ Jumlah Air Minum yang Disalurkan (%)


Jenis Pelanggan
2011 2012 2013 2014 2015
Rumah Tempat Tinggal 77,52 79,11 79,85 78,93 41,74
Hotel/ Obyek Wisata 0,00 0,48 0,50 4,28 0,00
Badan Sosial/ Rumah Sakit/ Tempat
3,50 3,12 2,62 2,43 1,26
Ibadah/ Sarana Khusus
Umum/ Sosial Umum 1,79 1,82 1,59 1,58 0,77
Perusahaan 5,21 9,61 3,85 0,47 52,97
Instansi Pemerintah/ ABRI 6,11 5,78 5,75 6,07 3,20
Lain-lain/ Pelabuhan 5,87 0,09 5,84 6,24 0,06

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Probolinggo, 2016

D. Listrik

Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang digunakan oleh masyarakat dalam

menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan usaha (produksi). Saat ini keberadaan

listrik telah menjadi kebutuhan masyarakat terutama pelaku usaha industri untuk

menggerakkan mesin-mesin produksinya sehingga menghasilkan produk yang dapat dijual

kepada konsumen. Ketersediaan listrik pada suatu daerah turut menjadi perhatian pelaku

usaha, dimana dengan ketersediaan jaringan (transmisi dan distribusi) serta daya yang

cukup akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, apabila daya yang dihasilkan

kurang mampu memenuhi kebutuhan daya yang ada maka akan berpotensi sering

terjadinya pemadaman listrik.

Melihat penggunaan daya listrik oleh pelanggan di Kota Probolinggo dalam

beberapa tahun terakhir (2011 - 2015) dapat diketahui adanya perkembangan dalam setiap

tahunnya dimana sejak tahun 2014 jumlah daya yang terjual telah berada di atas 200 Juta

Kwh, sedangkan pada tahun sebelumnya masih berada di bawah 200 Juta Kwh. Hal ini

Laporan Akhir | Bab 2 16


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

menunjukkan bahwa penggunaan listrik oleh masyarakat saat ini semakin bertambah

seiring dengan berkembangnya teknologi modern yang digunakan dalam kegiatan usaha

maupun menunjang aktivitas sehari-hari. Bila dibandingkan dengan jumlah daya yang

terpasang/ diproduksi dapat diperoleh hasil bahwa pada tahun 2011 hingga 2015

penggunaan daya oleh masyarakat/ jumlah daya yang tersalurkan rata-rata tercatat sebesar

88,33%, sehingga jumlah daya yang belum disalurkan hingga tahun 2015 sebesar 11,67%.

Ketersediaan daya yang belum tersalurkan dalam setiap tahun telah menjadi potensi

apabila masyarakat ingin melakukan kenaikan daya maupun pemasangan instalasi baru,

mengingat dengan jumlah daya listrik yang dihasilkan saat ini masih mencukupi

kebutuhan masyarakat. Berikut disajikan data mengenai jumlah daya listrik yang terpasang

dan terjual atau jumlah daya yang diproduksi dan disalurkan di Kota Probolinggo tahun

2011 hingga 2015.

Tabel 2.8. Daya Listrik Terpasang dan Terjual di Kota Probolinggo Tahun 2011 -
2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Produksi (Kwh) 198.542.804 209.297.046 198.360.808 275.669.320 246.799.251
Jumlah Disalurkan (Kwh) 173.208.612 183.525.666 180.145.639 243.434.564 216.149.314
Persentase Disalurkan (%) 87,24 87,69 90,82 88,31 87,58

Sumber: PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Pasuruan UPJ Probolinggo, 2016

2.1.4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya dihasilkan dari perkembangan berbagai

aktivitas ekonomi yang tercermin pada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas

Dasar Harga Konstan dalam setiap tahunnya. Perhitungan PDRB pada dasarnya dapat

dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan

Laporan Akhir | Bab 2 17


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada tahun tertentu. Tahun yang dipergunakan

sebagai dasar penghitungan adalah tahun 2010.

Melihat kondisi ekonomi Kota Probolinggo dapat diketahui bahwa dalam setiap

tahun telah terjadi peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Hal tersebut dapat

dilihat dari peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Probolinggo

dalam setiap tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010

Kota Probolinggo tercatat sebesar Rp. 5.213.914,61 Juta, sedangkan pada tahun 2015

mengalami pertumbuhan sehingga mencapai Rp. 6.629.055,87 Juta, sehingga

pertumbuhan yang dihasilkan dalam 5 tahun terakhir mencapai Rp. 1.415.141,26 Juta.

Untuk jumlah PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo pada tahun 2011

tercatat sebesar Rp. 5.376.492,69 Juta, dimana selama 5 tahun terakhir telah mengalami

pertumbuhan sebesar Rp. 2.695.465,32 Juta, sehingga pada tahun 2015 jumlah PDRB Atas

Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo tercatat sebesar Rp. 8.071.958,01 Juta. Berikut

disajikan data mengenai perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 dan Atas

Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo selama beberapa tahun terakhir, yaitu tahun 2011

hingga tahun 2015.

Tabel 2.9. Perkembangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar Harga
Konstan 2010 dan Atas Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo Tahun 2011
- 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014* 2015**
PDRB ADHK 2010
5.213.914,61 5.552.084,71 5.911.290,94 6.261.946,89 6.629.055,87
(Juta Rp.)

PDRB ADHB
5.376.492,69 5.945.742,40 6.563.967,59 7.260.608,07 8.071.958,01
(Juta Rp.)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2016


Keterangan: * angka sementara, ** angka sangat sementara

Laporan Akhir | Bab 2 18


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan

di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo selama 5 tahun terakhir telah

menunjukkan hasil yang baik, dimana pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam setiap

tahunnya masih berada di atas 5% dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2012

yang mencapai 6,49%. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa

Timur dapat terlihat bahwa sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 pertumbuhan ekonomi

Kota Probolinggo berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Berikut

adalah data pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dan Provinsi Jawa Timur dalam

beberapa tahun terakhir.

Gambar 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo dan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 - 2015

6,44 6,64 6,47


5,93 5,86
6,49
5,95 6,08 5,86
5,44

2011 2012 2013 2014 2015

Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo ( % )

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur ( % )

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo dan Provinsi Jawa Timur, 2016

Aktivitas ekonomi di Kota Probolinggo yang tercermin dalam PDRB sepanjang

tahun salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan sektor industri. Perkembangan sektor

Laporan Akhir | Bab 2 19


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

industri di Kota Probolinggo berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010

menunjukkan adanya perkembangan, dimana pada tahun 2011 nilai PDRB Atas Dasar

Harga Konstan 2010 untuk sektor industri mencapai Rp. 884.810,86 Juta, sedangkan pada

tahun 2015 mengalami pertumbuhan sehingga mencapai Rp. 1.105.682,81 Juta.

Pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 untuk sektor industri dalam

setiap tahun menunjukkan angka di atas 5% dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun

terakhir sebesar 5,77%. Pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun terakhir terjadi pada tahun

2013 yang mencapai 6,60%. Bila membandingkan keberadaan sektor industri terhadap

keseluruhan aktivitas perekonomian di Kota Probolinggo (sektor lainnya) dapat diketahui

bahwa kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Probolinggo cukup besar, dimana

rata-rata nilai kontribusi yang diberikan setiap tahunnya berada di atas 16%. Sektor industri

merupakan salah satu dari sektor ekonomi di Kota Probolinggo yang memberikan

kontribusi sangat signifikan (di atas 10%) terhadap PDRB disamping keberadaan sektor

usaha lainnya, seperti: sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda;

serta sektor transportasi dan pergudangan. Kontribusi sektor industri berada pada urutan

kedua setelah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda. Untuk

mengetahui perkembangan jumlah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar

Harga Konstan 2010 sektor industri Kota Probolinggo serta pertumbuhan dan kontribusi

yang diberikan terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Probolinggo dalam

beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.

Laporan Akhir | Bab 2 20


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tabel 2.10. Perkembangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Sektor Industri Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014* 2015**
PDRB ADHK 2010 Sektor
884.810,86 931.274,05 992.691,78 1.048.137,10 1.105.682,81
Industri (Juta Rp.)
Pertumbuhan PDRB
ADHK 2010 Sektor Industri 5,92 5,27 6,60 5,59 5,49
(%)
Kontribusi Sektor Industri
Terhadap PDRB ADHK 16,97 16,77 16,79 16,74 16,68
2010 (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2016


Keterangan: * angka sementara, ** angka sangat sementara

Besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor industri terhadap PDRB Atas Dasar

Harga Konstan 2010 Kota Probolinggo antara lain disebabkan oleh tingginya kontribusi

yang diberikan oleh beberapa sub sektor industri, seperti: Industri Kayu, Barang dari Kayu

dan Gabus; Industri Makanan dan Minuman; Industri Tekstil dan Pakaian Jadi; Industri

Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional; serta Industri Barang Galian bukan Logam dengan

nilai kontribusi rata-rata antara 7% hingga 36%. Adapun kontribusi PDRB masing-masing

sub sektor industri terhadap sektor industri di Kota Probolinggo secara lebih jelas dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.11. Kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Masing-masing Sub Sektor Industri Terhadap Sektor
Industri di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun/ Persen (%)


Sektor/ Sub Sektor
2011 2012 2013 2014* 2015**
Industri Pengolahan Batubara dan
- - - - -
Pengilangan Minyak dan Gas Bumi
Industri Makanan dan Minuman 18,43 19,36 19,47 19,93 20,34

Industri Pengolahan Tembakau - - - - -

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 13,27 15,62 16,07 15,55 16,02

Laporan Akhir | Bab 2 21


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tahun/ Persen (%)


Sektor/ Sub Sektor
2011 2012 2013 2014* 2015**
Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas
1,84 1,77 1,66 1,55 1,47
Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
39,97 36,20 36,00 36,11 35,55
Gabus, dan Barang Anyaman
Industri Kertas dan Barang dari Kertas,
0,42 0,43 0,42 0,42 0,41
Percetakan, dan Reproduksi Media Rekam
Industri Kimia, Farmasi, dan Obat
13,91 13,70 13,60 13,62 13,67
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet, dan
0,42 0,40 0,37 0,35 0,32
Plastik
Industri Barang Galian Bukan Logam 6,45 7,19 7,23 7,22 7,10

Industri Logam Dasar - - - - -


Industri Barang Logam, Komputer, Barang
1,01 1,08 1,09 1,09 1,07
Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik
Industri Mesin dan Perlengkapan - - - - -

Industri Alat Angkutan 0,17 0,18 0,17 0,17 0,16

Industri Furnitur 3,41 3,40 3,29 3,37 3,29


Industri Pengolahan Lainnya, Jasa
Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan 0,70 0,68 0,63 0,63 0,61
Peralatan
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2016


Keterangan: * angka sementara, ** angka sangat sementara

Perkembangan industri di Kota Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan

adanya perkembangan yang berfluktuasi, dimana kenaikan dan penurunan terhadap

indikator perkembangan industri selalu terjadi dalam setiap tahunnya, seperti: jumlah

usaha, jumlah tenaga kerja, jumlah nilai produksi, jumlah nilai ekspor dan investasi.

Perkembangan jumlah usaha yang berfluktuasi antara lain dipengaruhi oleh tingkat

ketahanan masing-masing industri yang berbeda dalam menghadapi persaingan maupun

kondisi ekonomi yang mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun

2011 jumlah usaha industri di Kota Probolinggo tercatat sebanyak 598 unit, dimana jumlah

tersebut mengalami fluktuasi sehingga pada tahun 2015 jumlah usaha industri tercatat

Laporan Akhir | Bab 2 22


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

sebanyak 1.106 unit. Pertumbuhan rata-rata jumlah industri selama 5 tahun terakhir

sebesar 63,81%, dimana pada tahun 2014 jumlah industri di Kota Probolinggo mengalami

peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 583 unit menjadi 955 unit.

Adapun data perkembangan industri di Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.12. Perkembangan Industri di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Unit Usaha
598 544 583 955 1.106
(Unit)
Jumlah Nilai
1.712.252.310 615.512.445 125.060.642 1.174.816.709.425 5.109.050.852.360
Produksi (Rp. 000)
Jumlah Nilai
90.297,44 65.381.565,74 88.203,47 44.624,84 45.847,25
Ekspor (US$. 000)
Jumlah Nilai
- - 3.268.627.717 365.035.698.000 78.095.292.715
Investasi (Rp.)

Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016

Melihat pada perkembangan data di atas dapat diketahui bahwa daya serap tenaga

kerja untuk usaha industri pada tahun 2014 dan 2015 menunjukkan adanya kenaikan dari

tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 hingga 2013 jumlah tenaga kerja

cenderung mengalami penurunan. Kondisi tersebut juga dialami oleh jumlah nilai produksi

yang secara signifikan mengalami peningkatan pada tahun 2014 dan 2015. Tingginya nilai

produksi selain dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah kapasitas produksi sebagai dampak

meningkatnya jumlah industri dan semakin beranekaragamnya produk yang dihasilkan

juga dipengaruhi oleh kenaikan harga-harga bahan baku dan bahan pembantu. Bila dilihat

dari sisi ekspor, industri di Kota Probolinggo pada tahun 2015 memiliki jumlah nilai

ekspor mencapai 45.847,25 Ribu US$. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

Laporan Akhir | Bab 2 23


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

realisasi ekspor yang terjadi pada tahun 2014. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa saat

ini industri di Kota Probolinggo telah memiliki jangkauan pemasaran yang semakin luas.

Nilai ekspor pada tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya, dimana penurunan tersebut disebabkan oleh gejolak ekonomi global yang

masih terjadi. Bila dilihat dari jumlah nilai investasi dalam setiap tahun menunjukkan

adanya perkembangan, sehingga pada tahun 2015 nilai investasi usaha industri di Kota

Probolinggo mencapai Rp. 78.095.292.715. Bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun

sebelumnya, jumlah nilai investasi pada tahun 2015 mengalami penurunan, namun bila

dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2013 nilai investasi usaha industri pada tahun

2015 mengalami peningkatan sebesar Rp. 74.826.664.998,00. Peningkatan investasi

tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan kapasitas usaha industri di Kota Probolinggo

maupun adanya usaha industri baru yang mulai beroperasi di Kota Probolinggo. Nilai

investasi dalam sebuah usaha memang sangat dinamis, hal tersebut dipengaruhi oleh

pergerakan aset yang dimiliki oleh masing-masing usaha industri.

2.2. Sumber Daya Industri


2.2.1. Sumber Daya Manusia Sektor Industri

Keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dibutuhkan dalam mendukung

proses produksi usaha industri di Kota Probolinggo, mengingat pelaku usaha memiliki

keterbatasan tenaga dan waktu dalam menjalankan kegiatan produksi. Namun hal tersebut

tergantung pada skala usaha masing-masing industri dan permintaan pasar terhadap

produk yang dihasilkan. Semakin besar skala usaha atau semakin tinggi permintaan sebuah

produk maka tingkat kebutuhan tenaga kerja akan semakin besar. Melihat jumlah tenaga

Laporan Akhir | Bab 2 24


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

kerja pada sektor industri di Kota Probolinggo dalam setiap tahun (2011 - 2015)

menunjukkan angka yang cenderung menurun pada tahun 2011 hingga 2013, sedangkan

pada tahun 2014 dan 2015 jumlah tenaga kerja pada sektor industri mengalami

pertumbuhan secara signifikan. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya

jumlah usaha dan jumlah permintaan produk yang dihasilkan dari usaha industri di Kota

Probolinggo sehingga memicu peningkatan kebutuhan tenaga kerja.

Tabel 2.13. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Probolinggo
Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 9.089 3.841 3.131 14.227 15.497

Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016

Berdasarkan perkembangan data pada tabel di atas dapat terlihat bahwa secara

keseluruhan pertumbuhan jumlah tenaga kerja sektor industri dalam lima tahun terakhir

rata-rata mencapai 71,77%. Bila melihat pada pertumbuhan secara akumulatif yang tinggi,

maka keberadaan sektor industri perlu didorong untuk lebih maju dan berkembang

sehingga mampu menunjang peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kota Probolinggo,

dan tingkat pengagguran di wilayah tersebut dapat diminimalkan. Apalagi jumlah pencari

kerja di Kota Probolinggo saat ini sangat besar. Rata-rata jumlah pencari kerja yang

terdaftar dalam setiap tahun (2011 - 2015), baik pendaftar baru maupun sisa pendaftar

tahun sebelumnya yang hingga akhir tahun belum ditempatkan sebesar 15.899 orang

dengan berbagai latar belakang jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan. Berdasarkan

data pencari kerja, jumlah pencari kerja yang berhasil ditempatkan pada setiap tahun rata-

rata hanya mencapai 20,53%, sehingga rata-rata jumlah pencari kerja yang hingga akhir

Laporan Akhir | Bab 2 25


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

tahun yang belum ditempatkan selama tahun 2011 hingga 2015 sebesar 12.635 orang.

Adapun data secara lebih lengkap mengenai perkembangan pencari kerja dalam beberapa

tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.14. Perkembangan Pencari Kerja yang Terdaftar di Kota Probolinggo Tahun
2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Pendaftaran Akhir Tahun lalu
17.158 17.821 15.315 14.840 14.359
dan Pendaftar Baru (Orang)

Penempatan* (Orang) 3.037 5.130 3.176 2.560 2.416

Sisa Akhir Tahun yang Belum 14.121 12.691 12.138 12.280 11.943
Ditempatkan (Orang)

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo, 2016


Keterangan: * jumlah setelah dikurangi dengan penghapusan/ tidak melapor

Banyaknya jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan hingga akhir tahun

mencerminkan ketersediaan tenaga kerja di Kota Probolinggo yang diharapkan dengan

berkembangnya usaha industri di Kota Probolinggo dapat mampu menyerap ketersediaan

tenaga kerja dalam setiap tahunnya, sehingga jumlah pengagguran di Kota Probolinggo

dari tahun ke tahun menjadi berkurang.

Jumlah pengagguran di Kota Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan adanya

kenaikan maupun penurunan, dimana dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kenaikan

jumlah pengagguran di Kota Probolinggo terjadi pada tahun 2012 dan 2014, sedangkan

penurunan terjadi pada tahun 2013 dan 2015. Pertumbuhan jumlah pengagguran tertinggi

terjadi pada tahun 2014 yang mencapai 23,01% dari jumlah pengagguran pada tahun 2013,

sedangkan pada tahun 2015 jumlah pengagguran di Kota Probolinggo mengalami

penurunan sebesar 25,13% dari tahun 2014, sehingga pada tahun tersebut jumlah

pengagguran tercatat sebanyak 4.383 jiwa. Masih tingginya jumlah pengagguran di Kota

Laporan Akhir | Bab 2 26


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Probolinggo antara lain disebabkan oleh keterbatasan jumlah lapangan kerja yang tersedia,

selain itu semakin banyaknya jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja turut

mempengaruhi tingkat pengagguran di Kota Probolinggo.

Tabel 2.15. Perkembangan Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) di Kota Probolinggo


Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Angkatan Kerja (Jiwa) 104.793 112.074 106.309 113.522 109.336
Jumlah Pengangguran (Jiwa) 5.718 5.898 4.759 5.854 4.383
TPT (%) 5,46 5,26 4,48 5,16 4,01

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2016

Bila melihat pada komposisi Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) di Kota

Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkkan adanya fluktuasi seiring dengan

perkembangan jumlah pengagguran. Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT)

mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran.

Pada tahun 2011 Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) di Kota Probolinggo tercatat sebesar

5,46%, artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun keatas yang tersedia untuk memproduksi

barang dan jasa (angkatan kerja) sebanyak 5 orang merupakan pengangguran. Pada tahun

2015 Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) di Kota Probolinggo mengalami penurunan

segingga menjadi 4,01%, penurunan tersebut dipicu oleh menurunnya jumlah pengagguran

di Kota Probolinggo pada tahun tersebut. Semakin kecilnya Tingkat Pengagguran Terbuka

(TPT) menunjukkan bahwa keberadaan pengagguran dalam struktur ketenagakerjaan di

Kota Probolinggo semakin baik.

Laporan Akhir | Bab 2 27


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

2.2.2. Sumber Daya Alam

Keberadaan Sumber Daya Alam dalam kaitannya dengan usaha industri merupakan

salah satu bentuk input dalam proses produksi, yaitu sebagai bahan baku produk yang akan

dihasilkan. Ketersediaan Sumber Daya Alam di Kota Probolinggo yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku kegiatan produksi diantaranya: hasil pertanian, hasil

perkebunan, hasil peternakan, dan hasil perikanan.

A. Hasil Pertanian

Hasil pertanian secara umum dapat ditinjau berdasarkan produksi tanaman pangan

dan hortikultura yang berada di Kota Probolinggo. Melihat data perkembangan produksi

hasil pertanian dapat diketahui bahwa dalam setiap tahun produksi masing-masing jenis

tanaman pangan dan hortikultura mengalami fluktuasi. Kecenderungan peningkatan dan

penurunan hasil produksi antara lain dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang ekstrem serta

adanya perubahan luas lahan yang ditanami untuk jenis tanaman tertentu sehingga

produktivitas yang dihasilkan oleh petani juga mengalami fluktuasi. Saat ini pola

penanaman yang dilakukan oleh petani tidak terfokus terhadap 1 jenis tanaman, namun

petani lebih mempertimbangkan tingkat keuntungan yang kemungkinan akan diterima

apabila menanam jenis tanaman tertentu. Sehingga jenis tanaman yang diperkirakan

memberikan keuntungan lebih baik akan mendorong petani untuk menanam jenis tanaman

tersebut.

Jenis tanaman pangan di Kota Probolinggo pada tahun 2011 hingga 2015 lebih

didominasi oleh tanaman padi, jagung dan kacang tanah, diantara ketiga jenis tanaman

tersebut tanaman jagung dalam setiap tahun memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi

dengan rata-rata sebanyak 29.196,80 Ton per tahun. Tanaman Jagung di Kota Probolinggo

Laporan Akhir | Bab 2 28


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

sebagian besar dihasilkan oleh Kecamatan Kedopok, Kecamatan Kademangan dan

Kecamatan Wonoasih.

Tabel 2.16. Perkembangan Produksi Hasil Pertanian (Tanaman Pangan dan


Hortikultura) di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun/ Ton
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman Pangan
Padi 12.551,70 13.526,00 16.339,40 12.626,00 17.932,00
Jagung 27.136,70 33.428,00 29.042,30 31.231,00 25.146,00
Kacang Tanah - 31,50 12,00 72,00 9,00
Hortikultura
Bawang Merah 2.082,10 2.742,15 4.580,00 2.574,24 2.623,00
Cabai (Merah & Rawit) 85,10 620,48 311,00 328,00 1.226,50
Sawi/ Petsai 681,00 395,31 74,00 0,20 162,80

Sumber: Angka Tetap (ATAP) BPS & Laporan Statistik Pertanian Tanaman Hortikultura, 2016

Selain tanaman jagung, jenis tanaman hortikultura yang banyak dihasilkan di Kota

Probolinggo dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya adalah bawang merah. Produksi

bawang merah di Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir (2011 - 2015) rata-rata

mencapai 2.920,30 Ton dengan produksi tertinggi pada tahun 2013 sebanyak 4.580,00 Ton

dan terendah pada tahun 2011 sebanyak 2.082,10 Ton. Bawang Merah di Kota

Probolinggo banyak dihasilkan di Kecamatan Wonoasih. Keberadaan jagung dan bawang

merah sebagai produk hasil pertanian dengan hasil produksi yang lebih besar dapat

dijadikan sebagai bahan baku dalam proses produksi terhadap produk-produk yang

memiliki bahan dasar atau bahan pembantu dari jagung dan bawang merah, selain itu

keberadaan jagung dan bawang merah juga dapat dikembangkan menjadi berbagai produk

turunan, sehingga eksistensi usaha pertanian di Kota Probolinggo dapat berlangsung secara

baik.

Laporan Akhir | Bab 2 29


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

B. Hasil Perkebunan

Hasil perkebunan yang banyak dijumpai di Kota Probolinggo adalah jenis tanaman

tebu, kelapa, tembakau, dan kapuk randu. Diantara beberapa jenis tanaman tersebut,

tanaman tebu dalam beberapa tahun terakhir (2011 - 2015) memiliki jumlah produksi yang

lebih banyak dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya dengan rata-rata sebanyak

3.571,07 Ton per tahun. Tanaman tebu banyak dihasilkan di Kecamatan Kademangan.

Perkembangan produksi hasil perkebunan di Kota Probolinggo dalam setiap tahun

menunjukkan adanya kenaikan maupun penurunan, terutama untuk tanaman tebu, kelapa

dan kapuk randu. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh waktu panen yang cenderung lama

dan berbeda antara salah satu jenis tanaman dengan tanaman lainnya, sehingga produksi

yang dihasilkan dalam setiap tahun mengalami fluktuasi, selain itu alih fungsi lahan juga

menjadi ancaman terhadap peningkatan jumlah produksi untuk masing-masing jenis

tanaman perkebunan. Berikut adalah data perkembangan produksi hasil perkebunan di

Kota Probolinggo tahun 2011 hingga 2015.

Tabel 2.17. Perkembangan Produksi Hasil Perkebunan di Kota Probolinggo Tahun


2011 - 2015

Tahun/ Ton
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Tebu 5.029,20 5.318,01 1.122,84 4.362,90 2.022,40
Kelapa 10,52 10,46 5,27 2,46 15,93
Tembakau - 38,50 26,70 8,70 0,21
Kapuk Randu 2,86 9,92 60,18 0,89 5,25

Sumber: Dinas Pertanian Kota Probolinggo, 2016

Berbeda dengan tanaman tebu, jumlah produksi tanaman tembakau di Kota

Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan penurunan dengan rata-rata produksi

Laporan Akhir | Bab 2 30


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

selama 4 tahun terakhir mencapai 18,53 Ton dan memiliki jumlah produksi pada tahun

2015 yang mencapai 0,21 Ton. Keberadaan tanaman tembakau hampir tersebar merata

pada setiap kecamatan di Kota Probolinggo selain Kecamatan Kanigaran. Menurunnya

jumlah produksi tanaman tembakau dalam setiap tahun disebabkan oleh adanya peralihan

jenis tanaman yang ditanam oleh petani karena kendala pemasaran produk tembakau dan

cuaca. Tembakau di wilayah Probolinggo lebih banyak dihasilkan di Kabupaten

Probolinggo sepertihalnya tanaman mangga.

C. Hasil Peternakan

Keberadaan hasil peternakan di Kota Probolinggo dapat dilihat berdasarkan populasi

ternak dan produksi hasil peternakan seperti susu dan telur. Jumlah populasi ternak yang

banyak terdapat di Kota Probolinggo dalam 5 tahun terakhir adalah: sapi, kambing, domba

dan ayam. Secara umum kondisi populasi hewan ternak (sapi, kambing, domba dan ayam)

di Kota Probolinggo menunjukkan adanya peningkatan jumlah populasi di tahun 2015

dibandingkan dengan jumlah populasi pada tahun sebelumnya. Populasi sapi pada tahun

2015 mengalami pertumbuhan sebesar 3,99% dari tahun sebelumnya. Populasi sapi

sebagian besar terdapat di Kecamatan Kedopok, Kecamatan Wonoasih dan Kecamatan

Kademangan. Untuk populasi kambing dan domba pada tahun 2015 mengalami

pertumbuhan masing-masing sebesar 1,51% dan 4,02% dari tahun sebelumnya. Populasi

kambing dan domba dalam 5 tahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan yang

semakin meningkat dalam setiap tahunnya. Populasi kambing dan domba di Kota

Probolinggo banyak terdapat pada Kecamatan Kedopok, Kecamatan Wonoasih,

Kecamatan Kademangan dan Kecamatan Kanigaran. Keberadaan ayam di Kota

Probolinggo tercatat memiliki jumlah populasi terbesar. Banyaknya populasi ayam

menggambarkan bahwa masih banyak masyarakat di Kota Probolinggo yang beternak

Laporan Akhir | Bab 2 31


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

ayam, selain lebih mudah keberadaan daging ayam saat ini lebih banyak dibutuhkan oleh

masyarakat. Pada tahun 2015 populasi ayam di Kota Probolinggo mengalami

pertumbuhan sebesar 5,86% dari populasi pada tahun 2014. Populasi ayam di Kota

Probolinggo banyak terdapat pada Kecamatan Kademangan, Kecamatan Kanigaran,

Kecamatan Kedopok dan Kecamatan Wonoasih.

Tabel 2.18. Perkembangan Populasi Ternak dan Produksi Hasil Peternakan di Kota
Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Populasi Ternak (Ekor)
Sapi 10.071 10.474 8.519 8.863 9.217
Sapi Perah 195 206 207 212 216
Kuda 8 8 7 11 11
Kambing 6.634 6.901 7.180 7.435 7.547
Domba 7.192 7.348 7.954 8.205 8.535
Ayam 81.079 90.686 95.260 93.271 98.735
Itik 5.865 6.537 7.115 4.720 553
Mentok 975 1.645 1.603 1.653 684
Angsa 162 0 140 110 128
Produksi Hasil Peternakan
Susu (Liter) 390.873 412.531 414.974 424.547 437.363
Telur Itik (Kg) 108.660 141.431 150.802 158.608 163.686

Sumber: Dinas Pertanian Kota Probolinggo, 2016

Keberadaan sapi perah di Kota Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan

adanya peningkatan, sehingga produksi susu dalam setiap tahunnya juga mengalami

pertumbuhan dengan rata-rata sebesar 2,86% atau 11.623 Liter per tahun. Keberadaan

populasi sapi perah dan susu di Kota Probolinggo banyak dihasilkan di Kecamatan

Mayangan. Selain susu, produksi telur itik di Kota Probolinggo dalam setiap tahun

Laporan Akhir | Bab 2 32


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

menunjukkan adanya peningkatan walaupun populasinya dalam 2 tahun terakhir

cenderung mengalami penurunan, dimana pertumbuhan rata-rata dalam setiap tahunnya

mencapai 11,29%. Hal tersebut menunjukkan bahwa produktivitas populasi itik di Kota

Probolinggo sangat tinggi. Produksi telur itik di Kota Probolinggo banyak terdapat pada

Kecamatan Kademangan, Kecamatan Kanigaran, Kecamatan Wonoasih dan Kecamatan

Kedopok dengan produksi tahun 2015 mencapai di atas 25.000 Kg.

D. Hasil Perikanan

Hasil perikanan di Kota Probolinggo pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 4

jenis, yaitu: produksi perikanan tangkap laut, produksi perikanan tangkap perairan umum,

produksi perikanan budidaya tambak, dan produksi perikanan budidaya kolam. Sebagai

wilayah pesisir, Kota Probolinggo memiliki hasil perikanan tangkap laut yang lebih besar

dibandingkan dengan jenis produksi perikanan lainnya, dimana rata-rata produksi

perikanan tangkap laut dalam setiap tahun mencapai 13.569,42 Ton. Kenaikan dan

penurunan jumlah produksi perikanan tangkap laut dalam setiap tahun antara lain

disebabkan oleh berbagai faktor. Sektor perikanan di Kota Probolinggo yang memiliki

peran penting secara ekonomi sangat terpengaruh dengan berbagai perubahan kondisi alam

yang kini terus menekan hasil tangkapan ikan di laut. Berbagai faktor seperti

ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface

temperature), naiknya harga bahan bakar dan biaya operasional kapal, serta perubahan arah

angin telah menurunkan tingkat produktivitas perikanan tangkap laut. Jenis ikan tangkap

laut yang banyak dihasilkan di Kota Probolinggo selama tahun 2015 diantaranya adalah:

ikan merah/ bambangan, ikan kurisi/ krisi/ angjoli, ikan layang/ cokelatan/ benggol, ikan

kerapu, dan ikan tengiri dengan jumlah produksi di atas 600 Ton.

Laporan Akhir | Bab 2 33


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tabel 2.19. Perkembangan Produksi Hasil Perikanan di Kota Probolinggo Tahun 2011
- 2015

Tahun/ Ton
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Produksi Perikanan Tangkap
17.341,63 10.222,90 13.042,22 15.989,33 15.023,22
Laut
Produksi Perikanan Tangkap
19,20 5,23 8,36 7,98 8,11
Perairan Umum
Produksi Perikanan Budidaya
1.492,70 312,13 273,47 237,50 204,03
Tambak
Produksi Perikanan Budidaya
727,05 448,65 394,98 254,54 240,31
Kolam

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo, 2016

Selain perikanan tangkap laut, Kota Probolinggo juga memiliki hasil produksi

perikanan tangkap perairan umum dengan rata-rata jumlah produksi dalam 5 tahun

terakhir sebesar 7,42 Ton per tahun. Jenis ikan yang banyak dihasilkan dari perikanan

tangkap perairan umum pada tahun 2015 adalah: ikan lele, ikan nila dan ikan mujair.

Untuk jumlah produksi perikanan budidaya tambak dan produksi perikanan budidaya

kolam di Kota Probolinggo dalam 5 tahun terakhir (2011 - 2015) menunjukkan hasil

produksi yang semakin menurun, dimana jumlah rata-rata produksi untuk perikanan

budidaya tambak sebanyak 256,78 Ton per tahun, sedangkan jumlah rata-rata produksi

untuk perikanan budidaya kolam sebanyak 334,62 Ton per tahun. Jenis ikan yang banyak

dihasilkan dari perikanan budidaya tambak pada tahun 2015 adalah ikan bandeng

sebanyak 137,71 Ton, sedangkan jenis ikan yang banyak dihasilkan dari perikanan

budidaya kolam pada tahun 2015 adalah ikan lele dengan jumlah produksi sebanyak

231,73 Ton.

Laporan Akhir | Bab 2 34


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

2.2.3. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam rangka

meningkatkan keterampilan masyarakat dibidang ketenagakerjaan adalah membangun dan

menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK). Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan sebuah

wadah yang digunakan untuk menjalankan kegiatan pelatihan guna memberikan,

meningkatkan serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin, sikap kerja dan

etos kerja masyarakat, khususnya pencari kerja. BLK memiliki fungsi merumuskan

kebijakan teknis di bidang pelatihan tenaga kerja, pelaksanaan pelayanan umum bidang

pelatihan tenaga kerja dan pemberian pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah

daerah. Keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo secara langsung

dikelola oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo dalam bentuk UPT (Unit Pelaksana

Teknis) yang beralamatkan di Jalan Brantas KM. 1 Kota Probolinggo. UPT Balai Latihan

Kerja (BLK) Kota Probolinggo pada tahun 2015 telah memberikan pelatihan keterampilan

melalui 10 kejuruhan dengan bidang pelatihan sebanyak 16, yaitu:

Tabel 2.20. Nama/ Bidang dan Kejuruhan Pelatihan yang Diberikan oleh UPT Balai
Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo Tahun 2015

No Nama/ Bidang Pelatihan Kejuruhan


1 Las Listrik Teknik Las
2 Las Listrik Lanjutan Teknik Las
3 Instalasi Listrik Listrik
4 Instalasi Listrik (Elektronika) Listrik
5 Fashion Teknologi/ Menjahit Modes Dasar Tata Busana
6 Fashion Teknologi / Menjahit Modes Lanjutan Tata Busana
7 Operator Garment/ Operator Menjahit Garment Apparel
8 Teknik Bordier Garment Apparel
9 Office Tools/ Teknisi Komputer Teknologi Informasi dan Komunikasi
10 Sepeda Motor Teknik Otomotif

Laporan Akhir | Bab 2 35


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

No Nama/ Bidang Pelatihan Kejuruhan


11 Teknik Kendaraan Ringan Bensin (Otomotive Mobil) Teknik Otomotif
12 Pengolahan Hasil Pertanian Processing
13 Refrigeration (Teknik Pendingin/ AC) Tata Udara (Instalasi listrik)
14 Instalasi Listrik (Teknik Handphone) Telekomunikasi
15 Tata Rias Salon Tata Kecantikan
16 Tata Rias Rambut Tata Kecantikan

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo, 2016

Jumlah peserta pelatihan pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo

selama 5 tahun terakhir tercatat sebanyak 6.459 jiwa yang terbagi dalam setiap tahunnya.

Jumlah peserta pelatihan terbanyak selama 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2012 yang

mencapai 1.711 jiwa, sedangkan pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.520 jiwa. Sebagian

besar peserta pelatihan pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo adalah

perempuan dengan berbagai jenis pelatihan yang diikuti. Pada tahun 2015 jumlah peserta

perempuan tercatat sebanyak 1.082 jiwa, sedangkan peserta laki-laki mencapai 438 jiwa.

Adapun program pelatihan yang dijalankan oleh UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota

Probolinggo antara lain meliputi: pelatihan berbasis kompetensi, pelatihan bagi pencari

kerja, pelatihan berbasis masyarakat, pelatihan pemagangan berbasis pengguna dalam

negeri, serta Corporate Social Responsibility (CSR). Semakin banyaknya peserta yang

mengikuti pelatihan akan meningkatkan kesiapan masyarakat Kota Probolinggo dalam

memasuki lingkungan kerja dan menghadapi persaingan di dunia kerja sesuai dengan

kompetensi yang dimiliki. Berikut adalah data perkembangan jumlah peserta pelatihan

pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir.

Laporan Akhir | Bab 2 36


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tabel 2.21. Perkembangan Jumlah Peserta Pelatihan Pada UPT Balai Latihan Kerja
(BLK) di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun/ Jiwa
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015

Laki-laki 150 271 220 195 438

Perempuan 1.183 1.440 873 607 1.082

Jumlah 1.333 1.711 1.093 802 1.520

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo, 2016

Diantara peserta yang mengikuti pelatihan pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di

Kota Probolinggo sebagian besar telah berhasil ditempatkan untuk bekerja pada beberapa

perusahaan, baik perusahaan yang berada di Kota Probolinggo maupun berada di luar

Kota Probolinggo. Bahkan tidak sedikit peserta pelatihan yang menjalankan usaha sendiri

sebagai wirausaha. Bila dilihat dari jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya, jumlah

peserta yang telah berhasil ditempatkan dalam setiap tahunnya rata-rata mencapai 77,78%.

Peserta pelatihan perempuan lebih cepat berhasil di tempatkan dibandingkan dengan

peserta laki-laki dengan proporsi rata-rata setiap tahunnya sebesar 86,07% untuk peserta

perempuan dan 43,93% untuk peserta laki-laki. Hal tersebut berarti bahwa dari 100 orang

peserta yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 86 orang telah berhasil ditempatkan

diperusahaan/ mendirikan usaha sendiri, sedangkan untuk peserta laki-laki dari 100 orang

peserta sebanyak 44 orang telah berhasil ditempatkan diperusahaan/ mendirikan usaha

sendiri. Untuk mengetahui perkembangan jumlah peserta pelatihan pada UPT Balai

Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo yang berhasil ditempatkan dalam 5 tahun

terakhir secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Laporan Akhir | Bab 2 37


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tabel 2.22. Perkembangan Jumlah Peserta Pelatihan Pada UPT Balai Latihan Kerja
(BLK) di Kota Probolinggo yang Berhasil Ditempatkan Tahun 2011 - 2015

Tahun/ Jiwa
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015

Laki-laki 60 129 97 107 145

Perempuan 1.052 1.280 787 510 848

Jumlah 1.112 1.409 884 617 993

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo, 2016

Keberadaan UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo terkait dengan

pembangunan industri sangat penting, karena keberadaan BLK memiliki fungsi

mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten sehingga dapat

menyediakan tenaga kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan

pengguna. Selain itu keberadaan BLK juga dapat diposisikan sebagai mitra usaha industri

dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga kerja industri di Kota Probolinggo sesuai

dengan bidang pelatihan yang ditawarkan.

2.2.4. Pembiayaan Industri

Keberadaan usaha industri selalu dihadapkan pada kebutuhan akan permodalan,

dimana modal yang ada selanjutnya digunakan untuk membiayai kegiatan investasi

maupun operasional usaha, terhadap usaha yang telah ada maupun usaha baru. Berbagai

sumber pembiayaan dipilih oleh pelaku usaha industri untuk dapat memperoleh dana

dengan mudah. Hingga saat ini di Kota Probolinggo masih belum terdapat Lembaga

Pembiayaan Pembangunan Industri sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Perindustrian Nomor 3 Tahun 2014. Secara umum pelaku usaha industri di Kota

Probolinggo hingga saat ini telah memperoleh pinjaman permodalan dari lembaga

keuangan, seperti perbankan dan koperasi baik dalam bentuk bantuan program yang

Laporan Akhir | Bab 2 38


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

disalurkan melalui perbankan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Modal Kerja

KUKM maupun kredit yang murni ditawarkan oleh pihak perbankan/ koperasi untuk

membiayai kegiatan usaha. Keberadaan usaha perbankan dan koperasi di Kota

Probolinggo sebagai sumber pembiayaan usaha industri dalam setiap tahun menunjukkan

adanya perkembangan, dimana jumlah kantor bank di Kota Probolinggo pada tahun 2011

dan 2012 secara keseluruhan tercatat sebanyak 23 kantor sedangkan pada tahun 2013 dan

2014 sebanyak 22 kantor dan pada tahun 2015 kembali menjadi 23 kantor. Semakin

banyak kantor perbankan yang beroperasi di Kota Probolinggo akan semakin banyak

pilihan pelaku usaha dalam mengajukan kredit usaha, serta pelayanan dan produk yang

ditawarkan kepada masyarakat akan semakin kompetitif. Bila melihat pada kepemilikan

bank di Kota Probolinggo saat ini masih didominasi oleh Bank Swasta Nasional dengan

jumlah kantor pada tahun 2015 sebanyak 13 kantor yang terdiri dari kantor cabang dan

kantor cabang pembantu, Bank Pemerintah sebanyak 6 kantor yang terdiri dari kantor

cabang dan kantor cabang pembantu, dan Bank Pemerintah Daerah sebanyak 4 kantor

yang terdiri dari kantor cabang dan kantor kas.

Tabel 2.23. Perkembangan Kantor Bank dan Koperasi di Kota Probolinggo Tahun
2011 - 2015

Tahun/ Unit
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Kantor Bank
Bank Pemerintah 6 6 8 8 6
Bank Pemerintah Daerah 5 5 5 5 4
Bank Swasta Nasional 12 12 9 9 13
Koperasi
Koperasi Simpan Pinjam 11 10 13 18 21

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2016

Laporan Akhir | Bab 2 39


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Probolinggo selama 4 tahun

terakhir menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2012

jumlah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Probolinggo tercatat sebanyak 10 unit,

sedangkan pada tahun 2015 telah mencapai 21 unit. Berkembangnya Koperasi Simpan

Pinjam (KSP) di Kota Probolinggo dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pembiayaan

bagi pelaku usaha khususnya industri yang dengan prosedur pengajuan yang lebih mudah.

2.3. Sarana dan Prasarana


2.3.1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,

pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian

lingkungan hidup. Tujuan jangka panjang pengelolaan lingkungan hidup di Kota

Probolinggo adalah “Menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan

sumber daya alam dan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup”. Adapun

sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan

menurunnya tingkat kerusakan dan/ atau pencemaran lingkungan hidup, baik di darat, air,

maupun udara, sehingga masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih

dan sehat.

Beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya

meningkatkan kualitas lingkungan hidup wilayah perkotaan di Kota Probolinggo adalah:

Laporan Akhir | Bab 2 40


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

1. Pencemaran udara meningkat seiring dengan semakin meningkatnya jumlah

penduduk kota, sebab dengan meningkatnya jumlah penduduk kota akan diikuti

dengan peningkatan aktivitas, termasuk aktivitas yang menghasilkan emisi.

2. Pencemaran air permukaan terjadi karena kebiasaan warga dan beberapa pelaku

usaha membuang limbah baik padat maupun cair langsung ke sungai (tujuh sungai

yang melintasi Kota Probolinggo), sehingga menyebabkan kualitas air sungai

menurun dari waktu ke waktu.

3. Pencemaran air tanah yang terjadi mengakibatkan sumur-sumur penduduk menjadi

tidak layak untuk dijadikan air minum karena rawan tercemar bakteri E-coli.

4. Sampah menjadi permasalahan lingkungan yang sangat penting di Kota Probolinggo

yang tidak bisa diabaikan.

Berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo, beberapa

strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah yang telah dan akan

dijalankan oleh pemerintah Kota Probolinggo melalui instansi terkait meliputi:

Tabel 2.24. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Bidang Lingkungan Hidup di Kota Probolinggo

Strategi Arah Kebijakan Program Pembangunan


Mengefektifkan upaya Mengarusutamakan (mainstreaming) o Program penendalian pencemaran
pengendalian pencemaran air, prinsip-prinsip pembangunan dan perusakan Lingkungan
udara dan tanah berkelanjutan ke seluruh bidang Hidup,
diseluruh wilayah kota. pembangunan, disertai upaya o Program Penigkatan Pengedalian
penegakan hukum secara konsisten Polusi,
kepada pencemar lingkungan. o Program Mitigasi dan Adaptasi,
Meningkatkan kapasitas Membangun kesadaran masyarakat o Program Perlindungan dan
pelayanan pengelolaan agar peduli pada isu lingkungan konservasi Lingkungan Hidup dan
sampah. hidup dan berperan aktif sebagai Sumber Daya Alam,
kontrol sosial dalam memantau o Program Peningkatan Kualitas
kualitas lingkungan hidup. dan Akses Informasi Sumber
Membangun dan Menigkatkan penyediaan sarana Daya Alam dan Lingkungan
mengembangkan kapasitas prasarana pengelolaan lingkungan Hidup,
masyarakat dan swasta hidup. o Program Peningkatan Peran Serta
sebagai mitra dalam Masyarakat Dalam Pegelolaan
pengelolaan sampah. Lingkungan Hidup,

Laporan Akhir | Bab 2 41


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Strategi Arah Kebijakan Program Pembangunan


Meningkatkan upaya Membangun Sinergitas dengan o Program Peningkatan Pengelolaan
rehabilitasi dan konservasi swasta dan masyarakat untuk Ruang Terbuka Hijau Kota,
kawasan pesisir dan laut. meningkatkan kapasitas o Program Pengelolaan Sarana
pengelolaan sampah. Keindahan Kota, Pertamanan dan
Pemakaman,
o Progam Peningkatan kinerja
Pengelolaan Persampahan,
o Program Peningkatan Sarana
Penerangan Jalan Umum.

Sumber: RPJMD Kota Probolinggo Tahun 2014 - 2019

Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir telah

menjalankan kegiatan yang bersifat inovatif terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup.

Kegiatan inovasi perlu dilakukan dan semakin dikembangkan dalam rangka mendorong

peningkatan kesadaran seluruh masyarakat untuk perduli terhadap lingkungan. Berbagai

kegiatan inovasi yang saat ini telah dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota

Probolinggo terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup antara lain adalah sebagai

berikut.

Tabel 2.25. Kegiatan Inovasi Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota


Probolinggo

Kelompok/ Bidang
No Bentuk Kegiatan
Inovasi
1 Paket/ Rangkaian o GPSL (Gerakan Peduli Sadar Lingkungan) 2006-2007,
Kegiatan o GP Darling (Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan) 2012,
o Gemas Darling (Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan) 2013,
o SMS Darling (Semangat Masyarakat Sadar Lingkungan) 2014.
2 Pengelolaan Energi o Kampung Industri Ramah Lingkungan (KIRLI),
Terbarukan, Polusi dan o Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Untuk Penurunan GRK
Perubahan Iklim (Kerjasama Paklim GIZ),
o Hemat Energi Cinta Lingkungan,
o Kegiatan Car Free Day,
o Pemanfaatan Gas Methan TPA dan Mini Digester,
o Pemanfaatan Biogas dan Pembuatan Briket dari Sampah,
o Penggunaan Solar Cell dan Lampu Hemat Energi,
o Rekor MURI 15.000 Lubang Resapan Biopori.
3 Pengelolaan Kebersihan o Ayo Bersih-Bersih Lingkungan (ABBL),
dan Persampahan o Abang Becak Bersihkan Lingkungan (ABBL),
o Ayo Bersepeda Bersihkan Sampah (ABBS),
o Kita Bersama Bersihkan Sampah (KB2S2),

Laporan Akhir | Bab 2 42


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Kelompok/ Bidang
No Bentuk Kegiatan
Inovasi
o Program Kali Bersih (PROKASIH),
o Pengembangan 3R Skala Kawasan,
o Probolinggo Clean & Fair (PCF),
o Pelatihan-Pelatihan Pemanfaatan Sampah,
o Rekor MURI 1000 Peserta Daur Ulang Sampah,
o Bank Sampah dan Green Barter.
4 Pengelolaan Keindahan o Gerakan Tamanisasi,
Kota dan Penghijauan o Gerakan Perempuan Menanam dan Merawat,
o Gerakan Taruna Hijau dan Gerakan Sejuta Pohon (GSP),
o Penanaman Pohon Lintas Agama,
o Masterplan Ruang Terbuka Hijau,
o Pengembangan RTHKP di Setiap Kelurahan,
o Ayo Bersepeda Bertanam Pohon (ABBP).
5 Pengelolaan Informasi o Layanan Pengaduan (Bebas Pulsa) On-Line 24 Jam,
dan Jaring Aspirasi o Website blh.kotaprobolinggo.go.id,
o Majalah Akar,
o Handy Talkie (HT) Petugas Operasional,
o Jajak Pendapat Pelayanan Publik,
o Rembug Kampungku Hijau, Bersih dan Indah (KAHBI),
o Rembug Gawe Abang Becak,
o Future Search Dialog Pengelolaan Persampahan,
o Focus Group Discussion (FGD) Probolinggo Bersih Sampah 2020,
o Pendidikan Lingkungan Keliling (Dik Ling Ling),
o Detektif Kecil Sungai (Dik Sun),
o Paket Studi Wisata Lingkungan dan Budaya (PS-WLB),
o Malam Silaturahmi Komunitas Pemerhati Lingkungan Kota.
Probolinggo (MASIKOM TANGGO)

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, 2016

Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan, Badan Lingkungan Hidup

Kota Probolinggo memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang berfungsi menunjang

operasional kegiatan. Berbagai sarana dan prasarana penunjang pengelolaan lingkungan

hidup yang dimiliki/ dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo antara lain

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.26. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Probolinggo
Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Kendaraan Operasional Pengolahan Sampah dan Limbah
o Sepeda Motor 1 1 1 1 1

Laporan Akhir | Bab 2 43


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015

o Gerobak Motor 5 5 5 5 5

o Pick Up 1 1 1 2 2

Kendaraan Operasional Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum

o Sepeda Motor 1 1 1 1 1

o Gerobak Motor 4 4 5 5 5

o Pick Up 2 3 3 3 3

o Truk 2 2 2 3 3

o Truk Tangki Penyiraman 5 5 5 6 6

o Skylift Truk 3 3 3 3 3

Kendaraan Operasional Kebersihan Kota, Pengangkutan Sampah dan TPA

o Sepeda Motor 1 1 1 1 1

o Gerobak Motor 3 4 4 5 5

o Pick Up 2 2 2 2 2

o Truk 1 2 2 2 2

o Truk Dump 5 5 5 5 6

o Truk Armrol 5 6 6 6 7

o Truk Penyedot Tinja 2 2 2 2 2

o Alat Berat 3 3 3 3 3

Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) - Sampah

o Jenis TPS - Transfer Depo - - - - 4

o Jenis TPS - Kontainer - - - - 28

o Jenis TPS - Terbuka - - - - 18

o Jenis TPS - Tertutup - - - - 59

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, 2016

Laporan Akhir | Bab 2 44


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Melihat keberadaan sarana dan prasarana penunjang pengelolaan lingkungan hidup

secara umum pada tahun 2015 menunjukkan adanya peningkatan. Namun adanya

peningkatan tersebut perlu ditunjang oleh adanya pemeliharaan yang baik sehingga

keberadaan sarana dan parasana tersebut dapat menunjang kegiatan pengelolaan

lingkungan secara maksimal sehingga kinerja pengelolaan lingkungan di Kota Probolinggo

semakin baik.

Dalam pengelolaan sampah selain ditunjang oleh ketersediaan Tempat

Pengumpulan Sementara (TPS), Pemerintah Kota Probolinggo saat ini telah memiliki

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berfungsi menunjang percepatan

pengelolaan sampah di Kota Probolinggo. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

digunakan untuk kegiatan penggunaan ulang, pendauran ulang, pengumpulan, pemilahan,

pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

di Kota Probolinggo yang masih aktif pada tahun 2015 tercatat sebanyak 9 tempat yang

secara terus menerus menghasilkan kompos atau lebih akrab disebut sebagai rumah

kompos. Pada tahun 2015 jumlah sampah yang masuk ke rumah kompos tercatat sebanyak

70.447 Kg dengan jumlah produksi mencapai 33.546 Kg atau sebesar 47,62% dari

keseluruhan jumlah sampah yang masuk. Adapun data terkait dengan keberadaan rumah

kompos/ TPST di Kota Probolinggo secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.27. Jumlah Rumah Kompos/ TPST di Kota Probolinggo Tahun 2015

Jumlah Sampah Jumlah Produksi


No Nama TPST
Masuk (Kg) (Kg/ Tahun)
1 TPST Perum ASABRI 2.029 966
2 TPST Perum Bromo 3.604 1.716
3 TPST Perum Kopian 5.639 2.685
4 TPST Prasaja Mulia 8.978 4.275
5 TPST Al Huda 29.100 13.857

Laporan Akhir | Bab 2 45


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Jumlah Sampah Jumlah Produksi


No Nama TPST
Masuk (Kg) (Kg/ Tahun)
6 TPST Kareng Lor 8.952 4.263
7 TPST Rusunawa Semeru 7.472 3.558
8 TPST IPLH 1.418 675
9 TPST Jrebeng Kulon 3.257 1.551

Total 70.447 33.546

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, 2016

Keberadaan sampah di Kota Probolinggo pada akhirnya akan bermuara di TPA

(Tempat Pemrosesan Akhir) yang terletak di Jalan Anggrek, Kecamatan Mayangan

dengan luas 4 Ha. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah tempat untuk memroses dan

mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia. Berdasarkan

data kinerja layanan lingkungan hidup dapat diketahui bahwa seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya aktivitas ekonomi, volume sampah

yang masuk di TPA Kota Probolinggo dalam tahun 2012 hingga 2015 menunjukkan

adanya peningkatan rata-rata sebesar 10,19%. Keberadaan TPS dalam setiap tahun

memiliki rasio yang semakin kecil, dimana 1 TPS pada tahun 2015 melayani sampah

untuk 2.700 penduduk, sedangkan pada tahun 2011 untuk 1 TPS melayani sampah

sebanyak 2.900 penduduk. Untuk penegakan hukum lingkungan pada tahun 2015

menunjukkan adanya penurunan dari 31 kali pada tahun 2014 menjadi 18 kali. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa pelanggaran hukum terhadap lingkungan mengalami

penurunan dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan semakin meningkat. Gambaran

umum mengenai capaian kinerja terkait pelaksanaan urusan lingkungan hidup di Kota

Probolinggo dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:

Laporan Akhir | Bab 2 46


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Tabel 2.28. Data Kinerja Layanan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Tahun 2011 -
2015

Tahun
Indikator
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Volume Sampah Yang
13.742.723 12.515.063 14.149.665 15.583.056 16.733.235
Masuk TPA (Kg/ Tahun)

Jumlah TPS per Satuan


1 : 2.900 1 : 2.100 1 : 2.500 1 : 2.700 1 : 2.700
Penduduk

Penegakan Hukum Lingkungan


10 10 12 31 18
(Kali)

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, 2016

Melihat pada kondisi lingkungan hidup di Kota Probolinggo terkait dengan hutan

kota, pertamanan dan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) secara umum

menunjukkan adanya peningkatan. Untuk hutan kota pada tahun 2015 tercatat memiliki

luas 142.915 m2. Luas taman di Kota Probolinggo dalam lima tahun terakhir rata-rata

mengalami peningkatan sebesar 3,68%. Sedangkan jumlah titik Lampu Penerangan Jalan

Umum (LPJU) di Kota Probolinggo dalam lima tahun terakhir rata-rata mengalami

peningkatan sebesar 23,77%. Adapun data terkait dengan perkembangan luas hutan kota,

taman dan jumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di Kota Probolinggo secara

lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.29. Data Luas Hutan Kota, Taman dan Jumlah Lampu Penerangan Jalan
Umum (LPJU) di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015

Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
2
Hutan Kota (M ) 142.915

Tamanisasi Kota (M2) 18.793,92 19.513,92 21.069,92 21.681,92 21.681,92


Lampu Penerangan Jalan
5.435 8.000 11.521 11.866 11.970
Umum (LPJU)

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, 2016

Laporan Akhir | Bab 2 47


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

2.3.2. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi

kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028, Kota Probolinggo memiliki

kawasan peruntukan industri dan pergudangan yang terbagi kedalam 4 wilayah, yaitu:

1. Kawasan Peruntukan Industri Pelabuhan

Kawasan peruntukan industri pelabuhan meliputi:

a. Kawasan peruntukan industri pelabuhan seluas ± 85,03 Ha di Kecamatan

Mayangan;

b. Kawasan peruntukan pengembangan industri perikanan seluas ± 30 Ha di

sekitar Pelabuhan Perikanan Pantai di Kecamatan Mayangan;

c. Kawasan pengembangan industri perikanan dan pengembangan industri

pendukung pelabuhan yang terdapat di Kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai

dan Pelabuhan Umum (Barang) di Kecamatan Mayangan dengan

memanfaatkan Jalan Lingkar Utara (JLU).

2. Kawasan Peruntukan Industri di Sepanjang Jalan Brantas

Kawasan peruntukan industri di sepanjang Jalan Brantas dipusatkan di Jalan Brantas

Kecamatan Kademangan. Luas wilayah kawasan peruntukan industri yang terletak

di Jalan Brantas adalah + 200 Ha.

3. Kawasan Agroindustri

Kawasan agroindustri memiliki luas wilayah ± 12 Ha yang terletak di Jalan Hamka

Kecamatan Kedopok, tepatnya di Kelurahan Kareng Lor dan Kelurahan Sumber

Wetan. Pengembangan kegiatan Agroindustri di Kota Probolinggo dilakukan

Laporan Akhir | Bab 2 48


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

dengan pertimbangan untuk mengakomodir perkembangan kegiatan sektor pertanian

di Kawasan Andalan Probolinggo - Pasuruan dan sekitarnya (Kota Probolinggo,

Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan dan Kota

Pasuruan) dengan sektor unggulan pertanian tanaman pangan, perkebunan serta

perikanan.

4. Kawasan Anggrek

Kawasan Anggrek terletak di Jalan Anggrek dengan luas wilayah + 54 Ha. Kawasan

Anggrek dalam RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028 dijadikan sebagai

kawasan strategis pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan faktor akses jalan

(Jalan Lingkar Utara) serta adanya pengembangan kawasan pelabuhan. Kawasan

strategis Anggrek digunakan sebagai tempat pengembangan sektor industri dan

pergudangan.

Untuk mengetahui letak wilayah peruntukan industri di Kota Probolinggo secara

lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Laporan Akhir | Bab 2 49


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035
Peta Wilayah Peruntukan Industri di Kota Probolinggo

1
Gambar 2.4.

3
4

Laporan Akhir | Bab 2 50


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas dan infrastruktur penunjang pada kawasan

peruntukan industri di Kota Probolinggo secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2.30. Ketersediaan Fasilitas dan Infrastruktur Penunjang Pada Kawasan


Peruntukan Industri di Kota Probolinggo

Ketersediaan Fasilitas dan Ketersediaan


No Keterangan
Infrastruktur Ada Tidak

1 Kawasan Peruntukan Industri Pelabuhan

Fasilitas jaringan energi √ -

Fasilitas jaringan kelistrikan √ -

Fasilitas jaringan telekomunikasi √ -

Fasilitas jaringan sumber daya air √ Jaringan Air Bersih PDAM

Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Jalan Nasional,
Fasilitas jaringan transportasi √ Lebar: + 10 m

2 Kawasan Peruntukan Industri di Sepanjang Jalan Brantas

Fasilitas jaringan energi √ -

Fasilitas jaringan kelistrikan √ -

Fasilitas jaringan telekomunikasi √ -

Fasilitas jaringan sumber daya air √ Jaringan Air Bersih PDAM

Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Kolektor
Fasilitas jaringan transportasi √ Sekunder, Lebar: + 10 m

3 Kawasan Agroindustri

Fasilitas jaringan energi √ -

Fasilitas jaringan kelistrikan √ -

Fasilitas jaringan telekomunikasi √ -

Fasilitas jaringan sumber daya air √ Jaringan Air Bersih PDAM

Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Jalan Nasional,
Fasilitas jaringan transportasi √ Lebar: + 10 m

Laporan Akhir | Bab 2 51


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Ketersediaan Fasilitas dan Ketersediaan


No Keterangan
Infrastruktur Ada Tidak

4 Kawasan Anggrek

Fasilitas jaringan energi √ -

Fasilitas jaringan kelistrikan √ -

Fasilitas jaringan telekomunikasi √ -

Fasilitas jaringan sumber daya air √ Jaringan Air Bersih PDAM

Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Jalan Nasional,
Fasilitas jaringan transportasi √ Lebar: + 10 m

Ketersediaan Infrastruktur penunjang:

o Lembaga Uji √ Lab. Lingkungan

o Kawasan Pergudangan √

Sumber: Hasil Survey, 2016

2.4. Pemberdayaan Industri Kecil dan Industri Menengah


2.4.1. Sentra IKM

Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memilik ciri tertentu dimana didalamnya

terdapat kegiatan proses produksi dan merupakan area yang lebih khusus untuk suatu

komoditi kegiatan ekonomi yang telah terbentuk secara alami yang ditunjang oleh sarana

untuk berkembangnya produk yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan

menengah. Pengelompokkan industri kecil dan industri menegah dalam suatu sentra dapat

lebih memudahkan proses pembinaan, pembangunan inftastruktur pendukung industri,

ketersediaan dan kepastian lahan serta muncul aglomerasi dan aliansi strategis diantara

sesama industri. Karena itu pembangunan sentra IKM bermuara pada peningkatan daya

saing kolektif pada sentra tersebut.

Laporan Akhir | Bab 2 52


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Kota Probolinggo hingga tahun 2015 telah memiliki 8 sentra Industri Kecil dan

Industri Menengah yang tersebar di berbagai wilayah dengan beranekaragam jenis produk

yang dihasilkan, yaitu: batu bata merah, tempe, mebel, susu, parut, marning, olahan

mangga, dan batik. Adapun keberadaan sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di

Kota Probolinggo beserta produk yang dihasilkan secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2.31. Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di Kota Probolinggo
Tahun 2015

No Nama/ Jenis Produk Sentra Lokasi Sentra

o Kelurahan Sumber Wetan


1 Batu Bata Merah o Kelurahan Pohsangit Kidul
o Kelurahan Kedopok
o Kelurahan Sumber Taman
2 Tempe o Kelurahan Curahgrinting
o Kelurahan Pohsangit Kidul
3 Mebel o Kelurahan Ketapang

4 Susu o Kelurahan Mayangan

5 Parut o Kelurahan Sumber Wetan

6 Marning o Kelurahan Kedunggaleng

7 Olahan Mangga o Kelurahan Pakistaji


o Kelurahan Triwung Kidul
8 Batik
o Kelurahan Jati

Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016

Untuk mengetahui letak sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di Kota

Probolinggo secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Laporan Akhir | Bab 2 53


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035
Peta Letak Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di Kota Probolinggo
Gambar 2.5.

Laporan Akhir | Bab 2 54


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Keberadaan sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di Kota Probolinggo

memiliki fasilitas dan infrastruktur dengan kondisi yang beragam. Berikut disajikan data

mengenai kondisi fasilitas dan infrastruktur yang terdapat pada sentra Industri Kecil dan

Industri Menengah di Kota Probolinggo.

Tabel 2.32. Ketersediaan Fasilitas dan Infrastruktur Penunjang Pada Sentra Industri
Kecil dan Industri Menengah di Kota Probolinggo

Fasilitas dan Infrastruktur Penunjang


Nama/ Jenis
No Lokasi Sentra Kondisi
Produk Sentra 1 2 3 4 5 6 7
Jalan
o Kelurahan
Sumber Wetan √ Rusak √ √ √ √ - -
o Kelurahan
1 Batu Bata Merah
Pohsangit Kidul √ Baik √ √ √ √ - -
o Kelurahan
Kedopok √ Baik √ √ √ √ - -
o Kelurahan
Sumber Taman √ Sedang √ √ √ √ √ -
o Kelurahan
2 Tempe Curahgrinting √ Baik √ √ √ √ - -
o Kelurahan
Pohsangit Kidul √ Baik √ √ √ √ - -
o Kelurahan
3 Mebel
Ketapang √ Baik √ √ √ √ √ -
o Kelurahan
4 Susu
Mayangan √ Baik √ √ √ √ √ √
o Kelurahan
5 Parut
Sumber Wetan √ Rusak √ √ √ √ - -
o Kelurahan
6 Marning
Kedunggaleng √ Rusak √ √ √ √ - -
o Kelurahan
7 Olahan Mangga
Pakistaji √ Baik √ √ √ √ √ -
o Kelurahan
Triwung Kidul √ Baik √ √ √ √ √ √
8 Batik
o Kelurahan Jati √ Baik √ √ √ √ √ √

Sumber: Hasil Survey, 2016


Keterangan: 1. Ketersediaan Jalan
2. Ketersediaan Saluran Buangan Air Hujan (Drainase)
3. Ketersediaan Air Bersih
4. Ketersediaan Listrik
5. Ketersediaan Jaringan Telekomunikasi (Telpon/ Selular)
6. Ketersediaan Papan Petunjuk Sentra
7. Ketersediaan Tempat Penjualan/ Showroom
√ = Ada
- = Tidak Ada

Laporan Akhir | Bab 2 55


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

2.4.2. Tenaga Penyuluh Lapangan

Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan

penghubung informasi yang ditugaskan untuk membantu Dinas Koperasi, Energi Mineral,

Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo. Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) berperan

sebagai pendamping Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam mengembangkan

usahanya dengan menyampaikan informasi mengenai berbagai kebijakan dan insentif dari

pemerintah, serta mengemukakan ide-ide, informasi mengenai perkembangan pasar.

Dengan adanya Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL), diharapkan Industri Kecil dan

Menengah di Kota Probolinggo dapat tumbuh dan berkembang lebih pesat. Pada tahun

2015 Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo telah

memiliki Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil dan Menengah (IKM)

sebanyak 1 orang.

2.4.3. Konsultan IKM

Konsultan IKM di Kota Probolinggo disediakan melalui Klinik UMKM. Saat ini

Kota Probolinggo mempunyai jumlah UMKM yang cukup banyak, oleh karena itu

Pemerintah Kota Probolinggo peduli atas perkembangan usaha tersebut dengan

menghadirkan layanan klinik UMKM yang dapat dijadikan sebagai mitra dalam

mengembangkan usaha bagi pelaku UMKM termasuk Industri Kecil dan Menengah

(IKM) di Kota Probolinggo. Klinik UMKM merupakan tempat konsultasi dan

pengembangan usaha bagi Masyarakat Kota Probolinggo khususnya bagi para pelaku

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) termasuk Industri Kecil dan Menengah

(IKM).

Laporan Akhir | Bab 2 56


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Klinik UMKM Kota Probolinggo berdiri sejak tahun 2009. Lokasi Klinik UMKM

Kota Probolinggo saat ini berada pada Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan

Perdagangan Kota Probolinggo yang beralamatkan di Jalan Mastrip Nomor 155 Kota

Probolinggo. Masyarakat dan pelaku usaha di Kota Probolinggo bisa mendatangi dan

berkunjung ke klinik tersebut untuk melakukan konsultasi secara gratis. Jenis Layanan

yang di berikan oleh klinik UMKM meliputi:

Tabel 2.33. Jenis Layanan Klinik UMKM di Kota Probolinggo

No Jenis Layanan
1 Layanan Konsultasi Bisnis
2 Layanan Informasi Bisnis
3 Layanan Advokasi Bisnis
4 Layanan Fasilitasi Permodalan
5 Layanan Fasilitasi Teknologi Tepat Guna
6 Layanan Perpajakan
7 Layanan Short Course (Pelatihan Singkat)

Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016

Klinik UMKM Kota Probolinggo di dukung oleh para konsultan handal dari Business

Development Service (BDS) sebagai mitra Pemerintah Kota Probolinggo dalam

mengembangkan UMKM di Kota Probolinggo.

2.4.4. Pusat Promosi Pengembangan IKM

Saat ini di Kota Probolinggo belum tersedia tempat yang berfungsi sebagai pusat

promosi produk-produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Probolinggo.

Keberadaan promosi masih dilakukan melalui web yang telah disediakan oleh pemerintah

maupun masyarakat. Selama ini Pemerintah Kota Probolinggo telah mendorong promosi

terhadap produk-produk IKM melalui berbagai kegiatan/ even yang diselenggarakan oleh

Laporan Akhir | Bab 2 57


Penyusunan Rencana Pembangunan Industri
Rencana Pembangunan Industri Kota Probolinggo Tahun 2016 - 2035

Pemerintah Kota Probolinggo secara rutin, seperti: SEMIPRO (Seminggu di Kota

Probolinggo), Semarak Pagi Kota Probolinggo (SPKP)/ MPS2, Semarak Pagi Kecamatan,

Penyelenggaraan Pasar Murah, dan kegiatan promosi lainnya yang diselenggarakan oleh

SKPD terkait.

Laporan Akhir | Bab 2 58

Anda mungkin juga menyukai