Kota Probolinggo merupakan salah satu kota diantara 8 kota di Provinsi Jawa Timur
yang memiliki letak strategis sebagai daerah transit yang menghubungkan wilayah Provinsi
Jawa Timur bagian barat dengan bagian timur, sehingga Kota Probolinggo sering dijuluki
sebagai kota transito. Selain itu, letak Kota Probolinggo yang berada di pantai utara jawa
juga memiliki potensi sebagai kota minapolitan yang didukung oleh ketersediaan
pelabuhan dan fasilitas pelabuhan. Secara administratif Kota Probolinggo memiliki batas
Probolinggo;
Kota Probolinggo memiliki luas wilayah 56,667 km2 dan terbagi menjadi lima
Kecamatan, yaitu: Kecamatan Kademangan dengan luas 12,754 km2, Kecamatan Kedopok
dengan luas 13,624 km2, Kecamatan Wonoasih dengan luas 10,981 km2, Kecamatan
Mayangan dengan luas 8,655 km2, dan Kecamatan Kanigaran dengan luas 10,653 km2.
Secara keseluruhan Kota Probolinggo memiliki 29 kelurahan yang kemudian terbagi dalam
sebagai berikut:
Sehingga secara keseluruhan dapat diketahui bahwa jarak antara pusat Kota Probolinggo
dengan pusat masing-masing kecamatan di Kota Probolinggo berada di bawah 10,0 km.
Kota Probolinggo secara geografis terletak di bagian timur Provinsi Jawa Timur
dengan ketinggian 4 sampai dengan 36 m dari permukaan air laut dan termasuk kategori
dataran rendah. Kota Probolinggo terletak pada koordinat 7o43’41” - 7o49’04” Lintang
Selatan dan 113o10’ - 113o15’ Bujur Timur. Wilayah Kota Probolinggo dialiri oleh 6
sungai, yaitu: Kalikedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi, Kasbah dan Pancur dengan
rata-rata panjang aliran 3,80 km. Sungai terpanjang adalah Sungai Legundi dengan
panjang aliran 5,439 km, sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Kasbah dengan
panjang aliran 2,037 km. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dari arah
Berdasarkan pengamatan pada 4 stasiun hujan yang ada di Kota Probolinggo, yaitu:
Probolinggo pada tahun 2015 terjadi selama 8 bulan, sedangkan 4 bulan lainnya (bulan Juli
hingga Oktober) mengalami musim kemarau. Rata-rata curah hujan selama tahun 2015
tercatat sebesar 1.362 mm dengan jumlah hari hujan selama setahun tersebut sebanyak 72
hari.
2.1.2. Demografi
subyek pembangunan yaitu aktor pelaksana pembangunan, namun disisi lain juga sebagai
demografi yang dibahas dalam sub bab ini antara lain meliputi: perkembangan jumlah
kecamatan, jumlah penduduk diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, serta tingkat
jumlah penduduk rata-rata mencapai 0,44%. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota
Probolinggo tercatat sebanyak 218.061 jiwa, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 221.918
jiwa. Pertumbuhan penduduk tertinggi selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2015
yang mencapai 0,52% dari jumlah penduduk tahun 2014 atau mengalami pertumbuhan
sebanyak 1.151 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk yang terjadi pada tahun 2015 antara
lain disebabkan adanya ketidak seimbangan antara jumlah penduduk yang lahir dengan
penduduk yang meninggal, dimana jumlah penduduk yang lahir pada tahun tersebut
mencapai 3.111 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang meninggal hanya sebanyak 1.930
jiwa. Berikut adalah data perkembangan jumlah penduduk di Kota Probolinggo pada
221.
1.918
220.767
220.028
219.145
218.061
Berdasarkan perkem
kembangan jumlah penduduk di atas, selanjutn
utnya dapat diketahui
tahun terakhir.
Tahun
Kecamatan 2011
11 2012 2013 2014 2015
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlalah % Jumlah %
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa
wa) (Jiwa)
Kademangan 38.268 17,55 38.992 17,79 39.488 17,95 39.88
.887 18,07 40.244 18,13
Kedopok 30.872 14,16 31.279 14,27 31.689 14,40 32.04
.046 14,52 32.529 14,66
Wonoasih 32.409 14,86 32.526 14,84 32.645 14,84 32.80
.804 14,86 33.059 14,90
Mayangan 60.918 27,94 60.468 27,59 60.095 27,31 59.64
.643 27,02 59.403 26,77
Kanigaran 55.594 25,49 55.880 25,50 56.111 25,50 56.38
.387 25,54 56.683 25,54
Total 218.061 1
100,00 219.145 100,00 220.028 100,00 220.76
.767 100,00 221.918 100,00
Melihat data di atas dapat diketahui bahwa persebaran jumlah penduduk di Kota
Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan adanya kecenderungan yang sama, dimana
proporsi terbanyak berdasarkan data tahun 2015 sebesar 26,77%, Kecamatan Kanigaran
Kecamatan Kedopok masing-masing mencapai 14,90% dan 14,66%. Kesimpulan dari data
tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 50% jumlah penduduk Kota Probolinggo berada di
Bila jumlah penduduk dikaitkan dengan luas wilayah Kota Probolinggo maupun luas
Probolinggo dalam setiap tahun menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2011
kepadatan penduduk di Kota Probolinggo mencapai 3.848 jiwa/ km2 sedangkan pada
tahun 2015 seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk telah mencapai 3.916 jiwa/
km2, artinya setiap 1 km2 wilayah di Kota Probolinggo dihuni oleh 3.916 jiwa. Berikut
adalah data kepadatan penduduk Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Probolinggo, 2016 (diolah)
Kecamatan Mayangan dengan jumlah penduduk yang banyak namun memiliki luas
wilayah yang lebih sempit, sehingga kepadatan penduduk pada wilayah tersebut
dibandingkan dengan wilayah lainnya sangat tinggi, yaitu mencapai 6.863 jiwa/ km2.
Berbeda dengan yang dialami oleh Kecamatan Kedopok, dimana jumlah penduduk pada
wilayah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya, sedangkan luas
wilayahnya paling luas, sehingga kepadatan penduduk setiap 1 km2 hanya sebanyak 2.388
jiwa. Kepadatan penduduk pada setiap wilayah salah satunya dipengaruhi oleh mobilitas
penduduk. Bila melihat pada data di atas dapat diketahui bahwa perkembangan kepadatan
penduduk di Kecamatan Mayangan dalam setiap tahun mengalami penurunan dari 7.038
jiwa/ km2 pada tahun 2011 menjadi 6.863 jiwa/ km2 pada tahun 2015, sedangkan
yang padat penduduk menuju wilayah yang tingkat kepadatannya rendah, tentunya
Ditinjau dari komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa
dalam setiap tahun sebagian besar penduduk Kota Probolinggo (lebih dari 50%) adalah
perempuan dengan komposisi di tahun 2015 sebesar 50,33% atau sebanyak 111.686 jiwa,
sedangkan penduduk laki-laki hanya sebesar 49,67% atau sebanyak 110.232 jiwa.
Banyaknya penduduk perempuan saat ini memang secara umum dialami oleh banyak
daerah. Seiring dengan berkembangnya emansipasi wanita dan kesetaraan gender, maka
banyaknya penduduk perempuan bukan lagi menjadi sebuah ancaman dalam menciptakan
kemajuan ekonomi suatu daerah. Perempuan dapat berkarya dan menjadi sumber daya
ekonomi sepertihalnya laki-laki. Saat ini telah banyak perempuan yang memiliki peran
dalam kegiatan perekonomian seperti pengusaha, bahkan tidak sedikit perempuan yang
saat ini bekerja di berbagai sektor ekonomi untuk menunjang perekonomian keluarga.
Berikut disajikan data mengenai jumlah penduduk dan persentase jumlah penduduk akhir
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Persentase Jumlah Penduduk Akhir Tahun Kota
Probolinggo Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011 - 2015
Tahun
Probolinggo berdasarkan usia dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kota
Probolinggo tersebar dengan rentang usia 0 sampai 49 tahun, dengan proporsi di atas
6,25%. Kelompok usia penduduk tertinggi adalah usia 10 sampai 14 tahun dengan proporsi
8,63%, sedangkan kelompok usia penduduk terendah adalah usia 70 sampai 74 tahun
dengan proporsi 1,47%. Bila melihat pada usia produktif, maka jumlah penduduk Kota
Probolinggo yang berada pada usia 15 sampai 64 tahun mencapai 158.052 jiwa atau
69,01%. Sehingga penduduk dengan usia tersebut dinilai masih sangat potensial dalam
jumlah penduduk akhir tahun Kota Probolinggo berdasarkan usia pada tahun 2015.
75+ 1,70%
70 - 74 1,47%
65 - 69 2,15%
61 - 64 3,18%
55 - 60 4,57%
50 - 54 5,99%
45 - 49 6,90%
40 - 44 7,90%
90%
35 - 39 8,05
,05%
30 - 34 8,1
8,11%
25 - 29 8,04
,04%
20 - 24 7,78%
8%
15 - 19 8,50%
10 - 14 8,63%
5-9 8,57%
0-4 8,47%
2.1.3. Infrastruktur
menunjang kegiatan ek
ekonomi masyarakat, seperti: ketersediaan jalan,
j ketersediaan
pelabuhan, ketersediaan
n air
a bersih dan ketersediaan listrik. Adapun kon
ondisi masing-masing
A. Jalan
Keberadaan jalan di Kota Probolinggo bila dilihat dari wewenang pemerintah dalam
pengelolaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: Jalan Negara dan Jalan Kota.
Jalan di Kota Probolinggo pada tahun 2012 hingga 2015 belum menunjukkan adanya
kewenangan Negara (Pemerintah Pusat) tercatat sepanjang 22,04 Km, sedangkan jalan
sepanjang 200,17 Km, sehingga secara akumulasi keberadaan jalan di Kota Probolinggo
selama empat tahun terakhir tercatat sepanjang 222,21 Km. Melihat perkembangan
panjang jalan pada tahun sebelumnya dapat diketahui bahwa peningkatan panjang jalan
selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2012, yaitu sebesar 2,26% atau 4,92 Km.
Peningkatan panjang jalan dilakukan pada Jalan Kota sebagai bentuk dari perkembangan
infrastruktur kota yang didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas ekonomi dan
mobilitas masyarakat. Adapun data mengenai panjang jalan di Kota Probolinggo pada
tahun 2011 hingga 2015 secara lebih jelas adalah sebagai berikut.
Kondisi jalan di Kota Probolinggo dalam setiap tahun memiliki keadaan yang
berbeda, mengingat keberadaan jalan setiap hari dilalui oleh kendaraan dengan berbagai
beban yang diangkut, sehingga potensi terjadinya kerusakan jalan sangat besar. Apalagi
terjadinya musim hujan turut mempengaruhi kondisi jalan di Kota Probolinggo. Berikut
adalah data kondisi jalan di Kota Probolinggo pada tahun 2011 hingga 2015.
Tahun/ Km
Keadaan Jalan
2011 2012 2013 2014 2015
Negara
Baik 22,04 22,04 22,04 22,04 22,04
Sedang 0 0 0 0 0
Rusak 0 0 0 0 0
Rusak Berat 0 0 0 0 0
Total 22,04 22,04 22,04 22,04 22,04
Kota
Baik 136,22 65,15 148,68 73,67 73,67
Sedang 43,18 68,93 32,41 54,67 54,67
Rusak 15,85 41,22 14,44 60,61 60,61
Rusak Berat 0,00 24,88 4,64 11,23 11,23
Total 195,25 200,17 200,17 200,17 200,17
Berdasarkan data kondisi jalan sebagaimana yang disajikan pada tabel di atas dapat
diketahui bahwa Jalan Nasional di Kota Probolinggo sepanjang tahun (2011 - 2015)
menunjukkan kondisi yang baik. Sedangkan untuk Jalan Kota sebagian besar memiliki
kondisi baik dan sedang. Walaupun secara umum kondisi Jalan Kota termasuk dalam
kategori baik dan sedang, namun dalam setiap tahun masih terdapat jalan di Kota
Probolinggo yang memiliki kondisi rusak dan rusak berat. Kondisi jalan rusak selama
tahun 2011 hingga 2015 banyak terjadi di tahun 2014 dan 2015 yaitu sepanjang 60,61 Km
atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan kondisi jalan
rusak berat pada tahun 2014 dan 2015 tercatat sepanjang 11,23 Km atau lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2013. Banyaknya jalan yang memiliki kondisi rusak dan rusak
berat pada tahun 2015 perlu mendapatkan perhatian Pemerintah Kota Probolinggo untuk
segera diperbaiki, sehingga dengan kondisi jalan yang baik dapat menunjang kelancaran
B. Pelabuhan
Kota Probolinggo sebagai kota transit yang terletak di pesisir pantai utara memiliki
Keberadaan pelabuhan bila dilihat dari sudut pandang ekonomi banyak menunjang
aktivitas ekonomi masyarakat, yaitu sebagai tempat keluar masuknya barang yang dikirim
melalui jalur laut maupun sebagai tempat untuk menjalankan aktivitas nelayan dan
infrastruktur yang menunjang kemudahan arus keluar masuk bahan mentah/ barang hasil
dan merupakan pelabuhan antar pulau (interinsulair) dengan karakteristik aktivitas adalah
bongkar-muat barang kebutuhan pokok dengan tonase yang kecil (maksimal 700 DWT)
perdagangan dan industri di Kota Probolinggo maka Pelabuhan Tanjung Tembaga selain
melayani pelayaran rakyat juga memberikan pelayanan untuk pengiriman dan pemasukan
barang untuk industri yang berada di wilayah sekitar pelabuhan Tanjung Tembaga.
Tanjung Tembaga relatif dekat dengan pelabuhan utama Jawa Timur (Tanjung Perak),
garis pantai dengan interface yang ideal ke arah alur laut dan dikelilingi oleh daerah
hinterland yang cukup luas. Daerah hinterland Pelabuhan Tanjung Tembaga meliputi
wilayah Jawa Timur bagian timur. Tidak semua wilayah Jawa Timur bagian timur
termasuk dalam hinterland Pelabuhan Tanjung Tembaga, yang termasuk daerah hinterland
meningkatkan kapasitas dan pelayanan jasa kapal di Pelabuhan Probolinggo yang secara
langsung akan meningkatkan kegiatan bongkar muat kapal. Pada akhir tahun 2015
multipurpose eksisting dengan ukuran 93 x 18,5 m2 dan 1 buah dermaga multipurpose baru.
Dermaga baru yang memiliki ukuran 151 x 31 m2 dan kedalaman kolam –15 m LWS (low
water spring/muka air laut surut terendah) tersebut nantinya mampu disandari kapal
berukuran 15.000 DWT (dead weight tonnage/ tonase bobot mati) di sisi selatan dan 20.000
DWT di sisi utara. Pengembangan Pelabuhan Probolinggo hingga saat ini terus dilakukan
Kementerian Perhubungan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: jangka pendek (tahun 2013
hingga 2017), jangka menengah (tahun 2018 hingga 2022), dan jangka panjang (tahun
2023 hingga 2033). Pembagian 3 tahap tersebut dilakukan untuk membangun dan
curah kering, zona kargo, zona perkantoran, zona fasilitas umum, zona fasilitas pendukung
seperti pengolahan limbah, bunker BBM, pemadam kebakaran, serta pembangunan jalan
akses ke pelabuhan.
Pelabuhan laut di Provinsi Jawa Timur memegang peranan yang sangat strategis
dalam kegiatan perekonomian Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Sistem transportasi laut
secara nasional menempatkan pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) sebagai salah satu dari
empat pelabuhan utama di Indonesia (East Java, 2011). Seiring dengan meningkatnya arus
Pelabuhan Tanjung Tembaga diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas transportasi
kegiatan transportasi laut juga merupakan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan
yang menjadi pusat pasar ikan dan dapat diakses oleh masyarakat Kota Probolinggo
maupun masyarakat yang berasal dari daerah sekitarnya. Keberadaan ikan selain dijadikan
sebagai komoditi perdagangan juga dapat diolah menjadi produk hasil industri yang
memiliki value added. Keberadaan Pelabuhan berdasarkan RTRW Kota Probolinggo Tahun
2009 - 2028 selanjutnya akan dikembangkan sebagai pelabuhan umum (barang), pelabuhan
umum (penumpang), pelabuhan perikanan pantai (PPP), pelabuhan khusus dan terminal
peti kemas.
C. Air Bersih
Keberadaan air bersih saat ini telah menjangkau di seluruh wilayah Kota
Probolinggo, khususnya wilayah yang dilayani oleh jaringan air bersih dari PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum). Selain diperoleh dari PDAM, sebagian masyarakat di
Kota Probolinggo juga memperoleh air bersih secara langsung dari dalam tanah yang pada
umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin pompa air. Bila melihat pada
ketersediaan air bersih yang diusahakan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
Kota Probolinggo dapat diketahui bahwa setiap tahun kapasitas produksi air bersih masih
berada di atas jumlah pemakaiannya atau jumlah air yang tersalurkan, sehingga dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air bersih di Kota Probolinggo hingga
Tabel 2.6. Jumlah Pelanggan, Air Minum yang Diproduksi dan Disalurkan di Kota
Probolinggo Tahun 2011 - 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Pelanggan 16.366 17.086 17.630 17.833 18.021
3
Jumlah Produksi (m ) 6.124.000 6.129.500 5.880.500 5.921.800 5.833.900
3
Jumlah Disalurkan (m ) 4.146.318 4.258.983 4.476.211 4.458.618 4.405.037
Persentase Disalurkan (%) 67,71 69,48 76,12 75,29 75,51
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam setiap tahun jumlah
pelanggan air bersih (PDAM) menunjukkan adanya peningkatan dengan rata-rata sebesar
2,45%. Peningkatan tersebut bila diimbangi dengan pemakaian air yang cenderung konstan
oleh masing-masing pelanggan akan memberikan dampak terhadap peningkatan jumlah air
yang tersalurkan. Jumlah pemakaian air dalam setiap tahun menunjukkan adanya
perkembangan, dimana pada tahun 2011 hingga 2013 telah terjadi peningkatan
penggunaan air dalam setiap tahunnya, namun pada tahun 2014 dan 2015 secara bertahap
mengalami penurunan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh banyak sedikitnya pemakaian air
oleh masing-masing pelanggan dalam setiap tahunnya. Bila melihat jumlah produksi dalam
setiap tahun dapat terlihat bahwa kapasitas produksi air bersih yang dikelola oleh PDAM
Kota Probolinggo menunjukkan adanya fluktuasi. Hal ini dipengaruhi oleh debit air yang
dihasilkan oleh sumber mata air, selain itu kondisi cuaca juga turut mempengaruhi
ketersediaan air tanah yang pada akhirnya menentukan besar kecilnya debit air pada
sumber mata air. Bila melihat perbandingan antara jumlah air bersih yang diproduksi
dengan yang tersalurkan kepada pelanggan dapat diketahui bahwa dalam lima tahun
terakhir (2011 - 2015) rata-rata jumlah air yang tersalurkan sebesar 72,82%, artinya sebesar
27,18% produksi air bersih belum digunakan. Jumlah tersebut dalam jangka pendek masih
sangat mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat di Kota Probolinggo dalam rangka
Keberadaan air bersih di Kota Probolinggo pada tahun 2011 hingga 2014 lebih
banyak digunakan oleh jenis pelanggan rumah tempat tinggal dengan rata-rata sebesar
78,85%, sedangkan untuk keperluan perusahaan rata-rata hanya sebesar 4,79%. Namun
pada tahun 2015 seiring dengan perkembangan usaha maka penggunaan air pada jenis
oleh jenis pelanggan perusahaan pada tahun 2015 tercatat sebesar 52,97%, sedangkan
untuk jenis pelanggan rumah tempat tinggal mengalami penurunan sehingga hanya sebesar
41,74%. Adapun data jumlah air minum yang disalurkan berdasarkan jenis pelanggan di
Kota Probolinggo tahun 2011 hingga 2015 secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.7. Jumlah Air Minum yang Disalurkan Berdasarkan Jenis Pelanggan di Kota
Probolinggo Tahun 2011 - 2015
D. Listrik
Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang digunakan oleh masyarakat dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan usaha (produksi). Saat ini keberadaan
listrik telah menjadi kebutuhan masyarakat terutama pelaku usaha industri untuk
kepada konsumen. Ketersediaan listrik pada suatu daerah turut menjadi perhatian pelaku
usaha, dimana dengan ketersediaan jaringan (transmisi dan distribusi) serta daya yang
cukup akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, apabila daya yang dihasilkan
kurang mampu memenuhi kebutuhan daya yang ada maka akan berpotensi sering
beberapa tahun terakhir (2011 - 2015) dapat diketahui adanya perkembangan dalam setiap
tahunnya dimana sejak tahun 2014 jumlah daya yang terjual telah berada di atas 200 Juta
Kwh, sedangkan pada tahun sebelumnya masih berada di bawah 200 Juta Kwh. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan listrik oleh masyarakat saat ini semakin bertambah
seiring dengan berkembangnya teknologi modern yang digunakan dalam kegiatan usaha
maupun menunjang aktivitas sehari-hari. Bila dibandingkan dengan jumlah daya yang
terpasang/ diproduksi dapat diperoleh hasil bahwa pada tahun 2011 hingga 2015
penggunaan daya oleh masyarakat/ jumlah daya yang tersalurkan rata-rata tercatat sebesar
88,33%, sehingga jumlah daya yang belum disalurkan hingga tahun 2015 sebesar 11,67%.
Ketersediaan daya yang belum tersalurkan dalam setiap tahun telah menjadi potensi
apabila masyarakat ingin melakukan kenaikan daya maupun pemasangan instalasi baru,
mengingat dengan jumlah daya listrik yang dihasilkan saat ini masih mencukupi
kebutuhan masyarakat. Berikut disajikan data mengenai jumlah daya listrik yang terpasang
dan terjual atau jumlah daya yang diproduksi dan disalurkan di Kota Probolinggo tahun
Tabel 2.8. Daya Listrik Terpasang dan Terjual di Kota Probolinggo Tahun 2011 -
2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Produksi (Kwh) 198.542.804 209.297.046 198.360.808 275.669.320 246.799.251
Jumlah Disalurkan (Kwh) 173.208.612 183.525.666 180.145.639 243.434.564 216.149.314
Persentase Disalurkan (%) 87,24 87,69 90,82 88,31 87,58
Sumber: PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Pasuruan UPJ Probolinggo, 2016
aktivitas ekonomi yang tercermin pada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas
Dasar Harga Konstan dalam setiap tahunnya. Perhitungan PDRB pada dasarnya dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada tahun tertentu. Tahun yang dipergunakan
Melihat kondisi ekonomi Kota Probolinggo dapat diketahui bahwa dalam setiap
tahun telah terjadi peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Hal tersebut dapat
dilihat dari peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Probolinggo
dalam setiap tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
Kota Probolinggo tercatat sebesar Rp. 5.213.914,61 Juta, sedangkan pada tahun 2015
pertumbuhan yang dihasilkan dalam 5 tahun terakhir mencapai Rp. 1.415.141,26 Juta.
Untuk jumlah PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo pada tahun 2011
tercatat sebesar Rp. 5.376.492,69 Juta, dimana selama 5 tahun terakhir telah mengalami
pertumbuhan sebesar Rp. 2.695.465,32 Juta, sehingga pada tahun 2015 jumlah PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo tercatat sebesar Rp. 8.071.958,01 Juta. Berikut
disajikan data mengenai perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 dan Atas
Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo selama beberapa tahun terakhir, yaitu tahun 2011
Tabel 2.9. Perkembangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar Harga
Konstan 2010 dan Atas Dasar Harga Berlaku Kota Probolinggo Tahun 2011
- 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014* 2015**
PDRB ADHK 2010
5.213.914,61 5.552.084,71 5.911.290,94 6.261.946,89 6.629.055,87
(Juta Rp.)
PDRB ADHB
5.376.492,69 5.945.742,40 6.563.967,59 7.260.608,07 8.071.958,01
(Juta Rp.)
di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo selama 5 tahun terakhir telah
menunjukkan hasil yang baik, dimana pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam setiap
tahunnya masih berada di atas 5% dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2012
yang mencapai 6,49%. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa
Timur dapat terlihat bahwa sejak tahun 2013 hingga tahun 2015 pertumbuhan ekonomi
Kota Probolinggo berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Berikut
adalah data pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dan Provinsi Jawa Timur dalam
Gambar 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo dan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011 - 2015
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo dan Provinsi Jawa Timur, 2016
tahun salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan sektor industri. Perkembangan sektor
industri di Kota Probolinggo berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
menunjukkan adanya perkembangan, dimana pada tahun 2011 nilai PDRB Atas Dasar
Harga Konstan 2010 untuk sektor industri mencapai Rp. 884.810,86 Juta, sedangkan pada
Pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 untuk sektor industri dalam
setiap tahun menunjukkan angka di atas 5% dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun
terakhir sebesar 5,77%. Pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun terakhir terjadi pada tahun
2013 yang mencapai 6,60%. Bila membandingkan keberadaan sektor industri terhadap
bahwa kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kota Probolinggo cukup besar, dimana
rata-rata nilai kontribusi yang diberikan setiap tahunnya berada di atas 16%. Sektor industri
merupakan salah satu dari sektor ekonomi di Kota Probolinggo yang memberikan
kontribusi sangat signifikan (di atas 10%) terhadap PDRB disamping keberadaan sektor
usaha lainnya, seperti: sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda;
serta sektor transportasi dan pergudangan. Kontribusi sektor industri berada pada urutan
kedua setelah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda. Untuk
mengetahui perkembangan jumlah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar
Harga Konstan 2010 sektor industri Kota Probolinggo serta pertumbuhan dan kontribusi
yang diberikan terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Probolinggo dalam
Tabel 2.10. Perkembangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Sektor Industri Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014* 2015**
PDRB ADHK 2010 Sektor
884.810,86 931.274,05 992.691,78 1.048.137,10 1.105.682,81
Industri (Juta Rp.)
Pertumbuhan PDRB
ADHK 2010 Sektor Industri 5,92 5,27 6,60 5,59 5,49
(%)
Kontribusi Sektor Industri
Terhadap PDRB ADHK 16,97 16,77 16,79 16,74 16,68
2010 (%)
Besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor industri terhadap PDRB Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Kota Probolinggo antara lain disebabkan oleh tingginya kontribusi
yang diberikan oleh beberapa sub sektor industri, seperti: Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus; Industri Makanan dan Minuman; Industri Tekstil dan Pakaian Jadi; Industri
Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional; serta Industri Barang Galian bukan Logam dengan
nilai kontribusi rata-rata antara 7% hingga 36%. Adapun kontribusi PDRB masing-masing
sub sektor industri terhadap sektor industri di Kota Probolinggo secara lebih jelas dapat
Tabel 2.11. Kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Masing-masing Sub Sektor Industri Terhadap Sektor
Industri di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 13,27 15,62 16,07 15,55 16,02
indikator perkembangan industri selalu terjadi dalam setiap tahunnya, seperti: jumlah
usaha, jumlah tenaga kerja, jumlah nilai produksi, jumlah nilai ekspor dan investasi.
Perkembangan jumlah usaha yang berfluktuasi antara lain dipengaruhi oleh tingkat
kondisi ekonomi yang mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun
2011 jumlah usaha industri di Kota Probolinggo tercatat sebanyak 598 unit, dimana jumlah
tersebut mengalami fluktuasi sehingga pada tahun 2015 jumlah usaha industri tercatat
sebanyak 1.106 unit. Pertumbuhan rata-rata jumlah industri selama 5 tahun terakhir
sebesar 63,81%, dimana pada tahun 2014 jumlah industri di Kota Probolinggo mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 583 unit menjadi 955 unit.
Adapun data perkembangan industri di Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Unit Usaha
598 544 583 955 1.106
(Unit)
Jumlah Nilai
1.712.252.310 615.512.445 125.060.642 1.174.816.709.425 5.109.050.852.360
Produksi (Rp. 000)
Jumlah Nilai
90.297,44 65.381.565,74 88.203,47 44.624,84 45.847,25
Ekspor (US$. 000)
Jumlah Nilai
- - 3.268.627.717 365.035.698.000 78.095.292.715
Investasi (Rp.)
Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016
Melihat pada perkembangan data di atas dapat diketahui bahwa daya serap tenaga
kerja untuk usaha industri pada tahun 2014 dan 2015 menunjukkan adanya kenaikan dari
tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 hingga 2013 jumlah tenaga kerja
cenderung mengalami penurunan. Kondisi tersebut juga dialami oleh jumlah nilai produksi
yang secara signifikan mengalami peningkatan pada tahun 2014 dan 2015. Tingginya nilai
produksi selain dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah kapasitas produksi sebagai dampak
juga dipengaruhi oleh kenaikan harga-harga bahan baku dan bahan pembantu. Bila dilihat
dari sisi ekspor, industri di Kota Probolinggo pada tahun 2015 memiliki jumlah nilai
ekspor mencapai 45.847,25 Ribu US$. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
realisasi ekspor yang terjadi pada tahun 2014. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa saat
ini industri di Kota Probolinggo telah memiliki jangkauan pemasaran yang semakin luas.
Nilai ekspor pada tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, dimana penurunan tersebut disebabkan oleh gejolak ekonomi global yang
masih terjadi. Bila dilihat dari jumlah nilai investasi dalam setiap tahun menunjukkan
adanya perkembangan, sehingga pada tahun 2015 nilai investasi usaha industri di Kota
Probolinggo mencapai Rp. 78.095.292.715. Bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun
sebelumnya, jumlah nilai investasi pada tahun 2015 mengalami penurunan, namun bila
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2013 nilai investasi usaha industri pada tahun
tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan kapasitas usaha industri di Kota Probolinggo
maupun adanya usaha industri baru yang mulai beroperasi di Kota Probolinggo. Nilai
investasi dalam sebuah usaha memang sangat dinamis, hal tersebut dipengaruhi oleh
proses produksi usaha industri di Kota Probolinggo, mengingat pelaku usaha memiliki
keterbatasan tenaga dan waktu dalam menjalankan kegiatan produksi. Namun hal tersebut
tergantung pada skala usaha masing-masing industri dan permintaan pasar terhadap
produk yang dihasilkan. Semakin besar skala usaha atau semakin tinggi permintaan sebuah
produk maka tingkat kebutuhan tenaga kerja akan semakin besar. Melihat jumlah tenaga
kerja pada sektor industri di Kota Probolinggo dalam setiap tahun (2011 - 2015)
menunjukkan angka yang cenderung menurun pada tahun 2011 hingga 2013, sedangkan
pada tahun 2014 dan 2015 jumlah tenaga kerja pada sektor industri mengalami
jumlah usaha dan jumlah permintaan produk yang dihasilkan dari usaha industri di Kota
Tabel 2.13. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Probolinggo
Tahun 2011 - 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 9.089 3.841 3.131 14.227 15.497
Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016
Berdasarkan perkembangan data pada tabel di atas dapat terlihat bahwa secara
keseluruhan pertumbuhan jumlah tenaga kerja sektor industri dalam lima tahun terakhir
rata-rata mencapai 71,77%. Bila melihat pada pertumbuhan secara akumulatif yang tinggi,
maka keberadaan sektor industri perlu didorong untuk lebih maju dan berkembang
dan tingkat pengagguran di wilayah tersebut dapat diminimalkan. Apalagi jumlah pencari
kerja di Kota Probolinggo saat ini sangat besar. Rata-rata jumlah pencari kerja yang
terdaftar dalam setiap tahun (2011 - 2015), baik pendaftar baru maupun sisa pendaftar
tahun sebelumnya yang hingga akhir tahun belum ditempatkan sebesar 15.899 orang
dengan berbagai latar belakang jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan. Berdasarkan
data pencari kerja, jumlah pencari kerja yang berhasil ditempatkan pada setiap tahun rata-
rata hanya mencapai 20,53%, sehingga rata-rata jumlah pencari kerja yang hingga akhir
tahun yang belum ditempatkan selama tahun 2011 hingga 2015 sebesar 12.635 orang.
Adapun data secara lebih lengkap mengenai perkembangan pencari kerja dalam beberapa
Tabel 2.14. Perkembangan Pencari Kerja yang Terdaftar di Kota Probolinggo Tahun
2011 - 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Pendaftaran Akhir Tahun lalu
17.158 17.821 15.315 14.840 14.359
dan Pendaftar Baru (Orang)
Sisa Akhir Tahun yang Belum 14.121 12.691 12.138 12.280 11.943
Ditempatkan (Orang)
Banyaknya jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan hingga akhir tahun
tenaga kerja dalam setiap tahunnya, sehingga jumlah pengagguran di Kota Probolinggo
kenaikan maupun penurunan, dimana dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kenaikan
jumlah pengagguran di Kota Probolinggo terjadi pada tahun 2012 dan 2014, sedangkan
penurunan terjadi pada tahun 2013 dan 2015. Pertumbuhan jumlah pengagguran tertinggi
terjadi pada tahun 2014 yang mencapai 23,01% dari jumlah pengagguran pada tahun 2013,
penurunan sebesar 25,13% dari tahun 2014, sehingga pada tahun tersebut jumlah
pengagguran tercatat sebanyak 4.383 jiwa. Masih tingginya jumlah pengagguran di Kota
Probolinggo antara lain disebabkan oleh keterbatasan jumlah lapangan kerja yang tersedia,
selain itu semakin banyaknya jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja turut
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Angkatan Kerja (Jiwa) 104.793 112.074 106.309 113.522 109.336
Jumlah Pengangguran (Jiwa) 5.718 5.898 4.759 5.854 4.383
TPT (%) 5,46 5,26 4,48 5,16 4,01
Pada tahun 2011 Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) di Kota Probolinggo tercatat sebesar
5,46%, artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun keatas yang tersedia untuk memproduksi
barang dan jasa (angkatan kerja) sebanyak 5 orang merupakan pengangguran. Pada tahun
segingga menjadi 4,01%, penurunan tersebut dipicu oleh menurunnya jumlah pengagguran
di Kota Probolinggo pada tahun tersebut. Semakin kecilnya Tingkat Pengagguran Terbuka
Keberadaan Sumber Daya Alam dalam kaitannya dengan usaha industri merupakan
salah satu bentuk input dalam proses produksi, yaitu sebagai bahan baku produk yang akan
dimanfaatkan sebagai bahan baku kegiatan produksi diantaranya: hasil pertanian, hasil
A. Hasil Pertanian
Hasil pertanian secara umum dapat ditinjau berdasarkan produksi tanaman pangan
dan hortikultura yang berada di Kota Probolinggo. Melihat data perkembangan produksi
hasil pertanian dapat diketahui bahwa dalam setiap tahun produksi masing-masing jenis
penurunan hasil produksi antara lain dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang ekstrem serta
adanya perubahan luas lahan yang ditanami untuk jenis tanaman tertentu sehingga
produktivitas yang dihasilkan oleh petani juga mengalami fluktuasi. Saat ini pola
penanaman yang dilakukan oleh petani tidak terfokus terhadap 1 jenis tanaman, namun
apabila menanam jenis tanaman tertentu. Sehingga jenis tanaman yang diperkirakan
memberikan keuntungan lebih baik akan mendorong petani untuk menanam jenis tanaman
tersebut.
Jenis tanaman pangan di Kota Probolinggo pada tahun 2011 hingga 2015 lebih
didominasi oleh tanaman padi, jagung dan kacang tanah, diantara ketiga jenis tanaman
tersebut tanaman jagung dalam setiap tahun memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi
dengan rata-rata sebanyak 29.196,80 Ton per tahun. Tanaman Jagung di Kota Probolinggo
Kecamatan Wonoasih.
Tahun/ Ton
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman Pangan
Padi 12.551,70 13.526,00 16.339,40 12.626,00 17.932,00
Jagung 27.136,70 33.428,00 29.042,30 31.231,00 25.146,00
Kacang Tanah - 31,50 12,00 72,00 9,00
Hortikultura
Bawang Merah 2.082,10 2.742,15 4.580,00 2.574,24 2.623,00
Cabai (Merah & Rawit) 85,10 620,48 311,00 328,00 1.226,50
Sawi/ Petsai 681,00 395,31 74,00 0,20 162,80
Sumber: Angka Tetap (ATAP) BPS & Laporan Statistik Pertanian Tanaman Hortikultura, 2016
Selain tanaman jagung, jenis tanaman hortikultura yang banyak dihasilkan di Kota
Probolinggo dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya adalah bawang merah. Produksi
bawang merah di Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir (2011 - 2015) rata-rata
mencapai 2.920,30 Ton dengan produksi tertinggi pada tahun 2013 sebanyak 4.580,00 Ton
dan terendah pada tahun 2011 sebanyak 2.082,10 Ton. Bawang Merah di Kota
merah sebagai produk hasil pertanian dengan hasil produksi yang lebih besar dapat
dijadikan sebagai bahan baku dalam proses produksi terhadap produk-produk yang
memiliki bahan dasar atau bahan pembantu dari jagung dan bawang merah, selain itu
keberadaan jagung dan bawang merah juga dapat dikembangkan menjadi berbagai produk
turunan, sehingga eksistensi usaha pertanian di Kota Probolinggo dapat berlangsung secara
baik.
B. Hasil Perkebunan
Hasil perkebunan yang banyak dijumpai di Kota Probolinggo adalah jenis tanaman
tebu, kelapa, tembakau, dan kapuk randu. Diantara beberapa jenis tanaman tersebut,
tanaman tebu dalam beberapa tahun terakhir (2011 - 2015) memiliki jumlah produksi yang
lebih banyak dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya dengan rata-rata sebanyak
3.571,07 Ton per tahun. Tanaman tebu banyak dihasilkan di Kecamatan Kademangan.
menunjukkan adanya kenaikan maupun penurunan, terutama untuk tanaman tebu, kelapa
dan kapuk randu. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh waktu panen yang cenderung lama
dan berbeda antara salah satu jenis tanaman dengan tanaman lainnya, sehingga produksi
yang dihasilkan dalam setiap tahun mengalami fluktuasi, selain itu alih fungsi lahan juga
Tahun/ Ton
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Tebu 5.029,20 5.318,01 1.122,84 4.362,90 2.022,40
Kelapa 10,52 10,46 5,27 2,46 15,93
Tembakau - 38,50 26,70 8,70 0,21
Kapuk Randu 2,86 9,92 60,18 0,89 5,25
selama 4 tahun terakhir mencapai 18,53 Ton dan memiliki jumlah produksi pada tahun
2015 yang mencapai 0,21 Ton. Keberadaan tanaman tembakau hampir tersebar merata
jumlah produksi tanaman tembakau dalam setiap tahun disebabkan oleh adanya peralihan
jenis tanaman yang ditanam oleh petani karena kendala pemasaran produk tembakau dan
C. Hasil Peternakan
ternak dan produksi hasil peternakan seperti susu dan telur. Jumlah populasi ternak yang
banyak terdapat di Kota Probolinggo dalam 5 tahun terakhir adalah: sapi, kambing, domba
dan ayam. Secara umum kondisi populasi hewan ternak (sapi, kambing, domba dan ayam)
dibandingkan dengan jumlah populasi pada tahun sebelumnya. Populasi sapi pada tahun
2015 mengalami pertumbuhan sebesar 3,99% dari tahun sebelumnya. Populasi sapi
Kademangan. Untuk populasi kambing dan domba pada tahun 2015 mengalami
pertumbuhan masing-masing sebesar 1,51% dan 4,02% dari tahun sebelumnya. Populasi
kambing dan domba dalam 5 tahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan yang
semakin meningkat dalam setiap tahunnya. Populasi kambing dan domba di Kota
ayam, selain lebih mudah keberadaan daging ayam saat ini lebih banyak dibutuhkan oleh
pertumbuhan sebesar 5,86% dari populasi pada tahun 2014. Populasi ayam di Kota
Tabel 2.18. Perkembangan Populasi Ternak dan Produksi Hasil Peternakan di Kota
Probolinggo Tahun 2011 - 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Populasi Ternak (Ekor)
Sapi 10.071 10.474 8.519 8.863 9.217
Sapi Perah 195 206 207 212 216
Kuda 8 8 7 11 11
Kambing 6.634 6.901 7.180 7.435 7.547
Domba 7.192 7.348 7.954 8.205 8.535
Ayam 81.079 90.686 95.260 93.271 98.735
Itik 5.865 6.537 7.115 4.720 553
Mentok 975 1.645 1.603 1.653 684
Angsa 162 0 140 110 128
Produksi Hasil Peternakan
Susu (Liter) 390.873 412.531 414.974 424.547 437.363
Telur Itik (Kg) 108.660 141.431 150.802 158.608 163.686
adanya peningkatan, sehingga produksi susu dalam setiap tahunnya juga mengalami
pertumbuhan dengan rata-rata sebesar 2,86% atau 11.623 Liter per tahun. Keberadaan
populasi sapi perah dan susu di Kota Probolinggo banyak dihasilkan di Kecamatan
Mayangan. Selain susu, produksi telur itik di Kota Probolinggo dalam setiap tahun
mencapai 11,29%. Hal tersebut menunjukkan bahwa produktivitas populasi itik di Kota
Probolinggo sangat tinggi. Produksi telur itik di Kota Probolinggo banyak terdapat pada
D. Hasil Perikanan
jenis, yaitu: produksi perikanan tangkap laut, produksi perikanan tangkap perairan umum,
produksi perikanan budidaya tambak, dan produksi perikanan budidaya kolam. Sebagai
wilayah pesisir, Kota Probolinggo memiliki hasil perikanan tangkap laut yang lebih besar
perikanan tangkap laut dalam setiap tahun mencapai 13.569,42 Ton. Kenaikan dan
penurunan jumlah produksi perikanan tangkap laut dalam setiap tahun antara lain
disebabkan oleh berbagai faktor. Sektor perikanan di Kota Probolinggo yang memiliki
peran penting secara ekonomi sangat terpengaruh dengan berbagai perubahan kondisi alam
yang kini terus menekan hasil tangkapan ikan di laut. Berbagai faktor seperti
ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface
temperature), naiknya harga bahan bakar dan biaya operasional kapal, serta perubahan arah
angin telah menurunkan tingkat produktivitas perikanan tangkap laut. Jenis ikan tangkap
laut yang banyak dihasilkan di Kota Probolinggo selama tahun 2015 diantaranya adalah:
ikan merah/ bambangan, ikan kurisi/ krisi/ angjoli, ikan layang/ cokelatan/ benggol, ikan
kerapu, dan ikan tengiri dengan jumlah produksi di atas 600 Ton.
Tabel 2.19. Perkembangan Produksi Hasil Perikanan di Kota Probolinggo Tahun 2011
- 2015
Tahun/ Ton
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Produksi Perikanan Tangkap
17.341,63 10.222,90 13.042,22 15.989,33 15.023,22
Laut
Produksi Perikanan Tangkap
19,20 5,23 8,36 7,98 8,11
Perairan Umum
Produksi Perikanan Budidaya
1.492,70 312,13 273,47 237,50 204,03
Tambak
Produksi Perikanan Budidaya
727,05 448,65 394,98 254,54 240,31
Kolam
Selain perikanan tangkap laut, Kota Probolinggo juga memiliki hasil produksi
perikanan tangkap perairan umum dengan rata-rata jumlah produksi dalam 5 tahun
terakhir sebesar 7,42 Ton per tahun. Jenis ikan yang banyak dihasilkan dari perikanan
tangkap perairan umum pada tahun 2015 adalah: ikan lele, ikan nila dan ikan mujair.
Untuk jumlah produksi perikanan budidaya tambak dan produksi perikanan budidaya
kolam di Kota Probolinggo dalam 5 tahun terakhir (2011 - 2015) menunjukkan hasil
produksi yang semakin menurun, dimana jumlah rata-rata produksi untuk perikanan
budidaya tambak sebanyak 256,78 Ton per tahun, sedangkan jumlah rata-rata produksi
untuk perikanan budidaya kolam sebanyak 334,62 Ton per tahun. Jenis ikan yang banyak
dihasilkan dari perikanan budidaya tambak pada tahun 2015 adalah ikan bandeng
sebanyak 137,71 Ton, sedangkan jenis ikan yang banyak dihasilkan dari perikanan
budidaya kolam pada tahun 2015 adalah ikan lele dengan jumlah produksi sebanyak
231,73 Ton.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo dalam rangka
menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK). Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan sebuah
etos kerja masyarakat, khususnya pencari kerja. BLK memiliki fungsi merumuskan
kebijakan teknis di bidang pelatihan tenaga kerja, pelaksanaan pelayanan umum bidang
daerah. Keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo secara langsung
dikelola oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Probolinggo dalam bentuk UPT (Unit Pelaksana
Teknis) yang beralamatkan di Jalan Brantas KM. 1 Kota Probolinggo. UPT Balai Latihan
Kerja (BLK) Kota Probolinggo pada tahun 2015 telah memberikan pelatihan keterampilan
Tabel 2.20. Nama/ Bidang dan Kejuruhan Pelatihan yang Diberikan oleh UPT Balai
Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo Tahun 2015
Jumlah peserta pelatihan pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo
selama 5 tahun terakhir tercatat sebanyak 6.459 jiwa yang terbagi dalam setiap tahunnya.
Jumlah peserta pelatihan terbanyak selama 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2012 yang
mencapai 1.711 jiwa, sedangkan pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.520 jiwa. Sebagian
besar peserta pelatihan pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo adalah
perempuan dengan berbagai jenis pelatihan yang diikuti. Pada tahun 2015 jumlah peserta
perempuan tercatat sebanyak 1.082 jiwa, sedangkan peserta laki-laki mencapai 438 jiwa.
Adapun program pelatihan yang dijalankan oleh UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota
Probolinggo antara lain meliputi: pelatihan berbasis kompetensi, pelatihan bagi pencari
negeri, serta Corporate Social Responsibility (CSR). Semakin banyaknya peserta yang
memasuki lingkungan kerja dan menghadapi persaingan di dunia kerja sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki. Berikut adalah data perkembangan jumlah peserta pelatihan
pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir.
Tabel 2.21. Perkembangan Jumlah Peserta Pelatihan Pada UPT Balai Latihan Kerja
(BLK) di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015
Tahun/ Jiwa
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Diantara peserta yang mengikuti pelatihan pada UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di
Kota Probolinggo sebagian besar telah berhasil ditempatkan untuk bekerja pada beberapa
perusahaan, baik perusahaan yang berada di Kota Probolinggo maupun berada di luar
Kota Probolinggo. Bahkan tidak sedikit peserta pelatihan yang menjalankan usaha sendiri
sebagai wirausaha. Bila dilihat dari jumlah peserta pelatihan setiap tahunnya, jumlah
peserta yang telah berhasil ditempatkan dalam setiap tahunnya rata-rata mencapai 77,78%.
peserta laki-laki dengan proporsi rata-rata setiap tahunnya sebesar 86,07% untuk peserta
perempuan dan 43,93% untuk peserta laki-laki. Hal tersebut berarti bahwa dari 100 orang
peserta yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 86 orang telah berhasil ditempatkan
diperusahaan/ mendirikan usaha sendiri, sedangkan untuk peserta laki-laki dari 100 orang
sendiri. Untuk mengetahui perkembangan jumlah peserta pelatihan pada UPT Balai
Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo yang berhasil ditempatkan dalam 5 tahun
Tabel 2.22. Perkembangan Jumlah Peserta Pelatihan Pada UPT Balai Latihan Kerja
(BLK) di Kota Probolinggo yang Berhasil Ditempatkan Tahun 2011 - 2015
Tahun/ Jiwa
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Keberadaan UPT Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Probolinggo terkait dengan
menyediakan tenaga kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan
pengguna. Selain itu keberadaan BLK juga dapat diposisikan sebagai mitra usaha industri
dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga kerja industri di Kota Probolinggo sesuai
dimana modal yang ada selanjutnya digunakan untuk membiayai kegiatan investasi
maupun operasional usaha, terhadap usaha yang telah ada maupun usaha baru. Berbagai
sumber pembiayaan dipilih oleh pelaku usaha industri untuk dapat memperoleh dana
dengan mudah. Hingga saat ini di Kota Probolinggo masih belum terdapat Lembaga
Undang Perindustrian Nomor 3 Tahun 2014. Secara umum pelaku usaha industri di Kota
Probolinggo hingga saat ini telah memperoleh pinjaman permodalan dari lembaga
keuangan, seperti perbankan dan koperasi baik dalam bentuk bantuan program yang
disalurkan melalui perbankan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Modal Kerja
KUKM maupun kredit yang murni ditawarkan oleh pihak perbankan/ koperasi untuk
Probolinggo sebagai sumber pembiayaan usaha industri dalam setiap tahun menunjukkan
adanya perkembangan, dimana jumlah kantor bank di Kota Probolinggo pada tahun 2011
dan 2012 secara keseluruhan tercatat sebanyak 23 kantor sedangkan pada tahun 2013 dan
2014 sebanyak 22 kantor dan pada tahun 2015 kembali menjadi 23 kantor. Semakin
banyak kantor perbankan yang beroperasi di Kota Probolinggo akan semakin banyak
pilihan pelaku usaha dalam mengajukan kredit usaha, serta pelayanan dan produk yang
ditawarkan kepada masyarakat akan semakin kompetitif. Bila melihat pada kepemilikan
bank di Kota Probolinggo saat ini masih didominasi oleh Bank Swasta Nasional dengan
jumlah kantor pada tahun 2015 sebanyak 13 kantor yang terdiri dari kantor cabang dan
kantor cabang pembantu, Bank Pemerintah sebanyak 6 kantor yang terdiri dari kantor
cabang dan kantor cabang pembantu, dan Bank Pemerintah Daerah sebanyak 4 kantor
Tabel 2.23. Perkembangan Kantor Bank dan Koperasi di Kota Probolinggo Tahun
2011 - 2015
Tahun/ Unit
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Kantor Bank
Bank Pemerintah 6 6 8 8 6
Bank Pemerintah Daerah 5 5 5 5 4
Bank Swasta Nasional 12 12 9 9 13
Koperasi
Koperasi Simpan Pinjam 11 10 13 18 21
terakhir menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2012
jumlah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Probolinggo tercatat sebanyak 10 unit,
sedangkan pada tahun 2015 telah mencapai 21 unit. Berkembangnya Koperasi Simpan
Pinjam (KSP) di Kota Probolinggo dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pembiayaan
bagi pelaku usaha khususnya industri yang dengan prosedur pengajuan yang lebih mudah.
sumber daya alam dan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup”. Adapun
sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan
menurunnya tingkat kerusakan dan/ atau pencemaran lingkungan hidup, baik di darat, air,
maupun udara, sehingga masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih
dan sehat.
penduduk kota, sebab dengan meningkatnya jumlah penduduk kota akan diikuti
2. Pencemaran air permukaan terjadi karena kebiasaan warga dan beberapa pelaku
usaha membuang limbah baik padat maupun cair langsung ke sungai (tujuh sungai
tidak layak untuk dijadikan air minum karena rawan tercemar bakteri E-coli.
strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah yang telah dan akan
Tabel 2.24. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Bidang Lingkungan Hidup di Kota Probolinggo
Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dalam beberapa tahun terakhir telah
menjalankan kegiatan yang bersifat inovatif terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup.
Kegiatan inovasi perlu dilakukan dan semakin dikembangkan dalam rangka mendorong
kegiatan inovasi yang saat ini telah dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota
Probolinggo terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup antara lain adalah sebagai
berikut.
Kelompok/ Bidang
No Bentuk Kegiatan
Inovasi
1 Paket/ Rangkaian o GPSL (Gerakan Peduli Sadar Lingkungan) 2006-2007,
Kegiatan o GP Darling (Gerakan Peduli dan Sadar Lingkungan) 2012,
o Gemas Darling (Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan) 2013,
o SMS Darling (Semangat Masyarakat Sadar Lingkungan) 2014.
2 Pengelolaan Energi o Kampung Industri Ramah Lingkungan (KIRLI),
Terbarukan, Polusi dan o Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Untuk Penurunan GRK
Perubahan Iklim (Kerjasama Paklim GIZ),
o Hemat Energi Cinta Lingkungan,
o Kegiatan Car Free Day,
o Pemanfaatan Gas Methan TPA dan Mini Digester,
o Pemanfaatan Biogas dan Pembuatan Briket dari Sampah,
o Penggunaan Solar Cell dan Lampu Hemat Energi,
o Rekor MURI 15.000 Lubang Resapan Biopori.
3 Pengelolaan Kebersihan o Ayo Bersih-Bersih Lingkungan (ABBL),
dan Persampahan o Abang Becak Bersihkan Lingkungan (ABBL),
o Ayo Bersepeda Bersihkan Sampah (ABBS),
o Kita Bersama Bersihkan Sampah (KB2S2),
Kelompok/ Bidang
No Bentuk Kegiatan
Inovasi
o Program Kali Bersih (PROKASIH),
o Pengembangan 3R Skala Kawasan,
o Probolinggo Clean & Fair (PCF),
o Pelatihan-Pelatihan Pemanfaatan Sampah,
o Rekor MURI 1000 Peserta Daur Ulang Sampah,
o Bank Sampah dan Green Barter.
4 Pengelolaan Keindahan o Gerakan Tamanisasi,
Kota dan Penghijauan o Gerakan Perempuan Menanam dan Merawat,
o Gerakan Taruna Hijau dan Gerakan Sejuta Pohon (GSP),
o Penanaman Pohon Lintas Agama,
o Masterplan Ruang Terbuka Hijau,
o Pengembangan RTHKP di Setiap Kelurahan,
o Ayo Bersepeda Bertanam Pohon (ABBP).
5 Pengelolaan Informasi o Layanan Pengaduan (Bebas Pulsa) On-Line 24 Jam,
dan Jaring Aspirasi o Website blh.kotaprobolinggo.go.id,
o Majalah Akar,
o Handy Talkie (HT) Petugas Operasional,
o Jajak Pendapat Pelayanan Publik,
o Rembug Kampungku Hijau, Bersih dan Indah (KAHBI),
o Rembug Gawe Abang Becak,
o Future Search Dialog Pengelolaan Persampahan,
o Focus Group Discussion (FGD) Probolinggo Bersih Sampah 2020,
o Pendidikan Lingkungan Keliling (Dik Ling Ling),
o Detektif Kecil Sungai (Dik Sun),
o Paket Studi Wisata Lingkungan dan Budaya (PS-WLB),
o Malam Silaturahmi Komunitas Pemerhati Lingkungan Kota.
Probolinggo (MASIKOM TANGGO)
Kota Probolinggo memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang berfungsi menunjang
hidup yang dimiliki/ dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo antara lain
Tabel 2.26. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Probolinggo
Tahun 2011 - 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
Kendaraan Operasional Pengolahan Sampah dan Limbah
o Sepeda Motor 1 1 1 1 1
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
o Gerobak Motor 5 5 5 5 5
o Pick Up 1 1 1 2 2
o Sepeda Motor 1 1 1 1 1
o Gerobak Motor 4 4 5 5 5
o Pick Up 2 3 3 3 3
o Truk 2 2 2 3 3
o Skylift Truk 3 3 3 3 3
o Sepeda Motor 1 1 1 1 1
o Gerobak Motor 3 4 4 5 5
o Pick Up 2 2 2 2 2
o Truk 1 2 2 2 2
o Truk Dump 5 5 5 5 6
o Truk Armrol 5 6 6 6 7
o Alat Berat 3 3 3 3 3
secara umum pada tahun 2015 menunjukkan adanya peningkatan. Namun adanya
peningkatan tersebut perlu ditunjang oleh adanya pemeliharaan yang baik sehingga
semakin baik.
Pengumpulan Sementara (TPS), Pemerintah Kota Probolinggo saat ini telah memiliki
pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
di Kota Probolinggo yang masih aktif pada tahun 2015 tercatat sebanyak 9 tempat yang
secara terus menerus menghasilkan kompos atau lebih akrab disebut sebagai rumah
kompos. Pada tahun 2015 jumlah sampah yang masuk ke rumah kompos tercatat sebanyak
70.447 Kg dengan jumlah produksi mencapai 33.546 Kg atau sebesar 47,62% dari
keseluruhan jumlah sampah yang masuk. Adapun data terkait dengan keberadaan rumah
kompos/ TPST di Kota Probolinggo secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.27. Jumlah Rumah Kompos/ TPST di Kota Probolinggo Tahun 2015
dengan luas 4 Ha. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah tempat untuk memroses dan
data kinerja layanan lingkungan hidup dapat diketahui bahwa seiring dengan
yang masuk di TPA Kota Probolinggo dalam tahun 2012 hingga 2015 menunjukkan
adanya peningkatan rata-rata sebesar 10,19%. Keberadaan TPS dalam setiap tahun
memiliki rasio yang semakin kecil, dimana 1 TPS pada tahun 2015 melayani sampah
untuk 2.700 penduduk, sedangkan pada tahun 2011 untuk 1 TPS melayani sampah
sebanyak 2.900 penduduk. Untuk penegakan hukum lingkungan pada tahun 2015
menunjukkan adanya penurunan dari 31 kali pada tahun 2014 menjadi 18 kali. Kondisi
umum mengenai capaian kinerja terkait pelaksanaan urusan lingkungan hidup di Kota
Tabel 2.28. Data Kinerja Layanan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Tahun 2011 -
2015
Tahun
Indikator
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Volume Sampah Yang
13.742.723 12.515.063 14.149.665 15.583.056 16.733.235
Masuk TPA (Kg/ Tahun)
Melihat pada kondisi lingkungan hidup di Kota Probolinggo terkait dengan hutan
kota, pertamanan dan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) secara umum
menunjukkan adanya peningkatan. Untuk hutan kota pada tahun 2015 tercatat memiliki
luas 142.915 m2. Luas taman di Kota Probolinggo dalam lima tahun terakhir rata-rata
mengalami peningkatan sebesar 3,68%. Sedangkan jumlah titik Lampu Penerangan Jalan
Umum (LPJU) di Kota Probolinggo dalam lima tahun terakhir rata-rata mengalami
peningkatan sebesar 23,77%. Adapun data terkait dengan perkembangan luas hutan kota,
taman dan jumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di Kota Probolinggo secara
Tabel 2.29. Data Luas Hutan Kota, Taman dan Jumlah Lampu Penerangan Jalan
Umum (LPJU) di Kota Probolinggo Tahun 2011 - 2015
Tahun
Keterangan
2011 2012 2013 2014 2015
2
Hutan Kota (M ) 142.915
kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditetapkan
Wilayah (RTRW) Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028, Kota Probolinggo memiliki
kawasan peruntukan industri dan pergudangan yang terbagi kedalam 4 wilayah, yaitu:
Mayangan;
3. Kawasan Agroindustri
perikanan.
4. Kawasan Anggrek
Kawasan Anggrek terletak di Jalan Anggrek dengan luas wilayah + 54 Ha. Kawasan
Anggrek dalam RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028 dijadikan sebagai
kawasan strategis pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan faktor akses jalan
pergudangan.
1
Gambar 2.4.
3
4
peruntukan industri di Kota Probolinggo secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Jalan Nasional,
Fasilitas jaringan transportasi √ Lebar: + 10 m
Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Kolektor
Fasilitas jaringan transportasi √ Sekunder, Lebar: + 10 m
3 Kawasan Agroindustri
Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Jalan Nasional,
Fasilitas jaringan transportasi √ Lebar: + 10 m
4 Kawasan Anggrek
Fasilitas sanitasi √ -
Tipe Jalan: Jalan Nasional,
Fasilitas jaringan transportasi √ Lebar: + 10 m
o Kawasan Pergudangan √
Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memilik ciri tertentu dimana didalamnya
terdapat kegiatan proses produksi dan merupakan area yang lebih khusus untuk suatu
komoditi kegiatan ekonomi yang telah terbentuk secara alami yang ditunjang oleh sarana
untuk berkembangnya produk yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan
menengah. Pengelompokkan industri kecil dan industri menegah dalam suatu sentra dapat
ketersediaan dan kepastian lahan serta muncul aglomerasi dan aliansi strategis diantara
sesama industri. Karena itu pembangunan sentra IKM bermuara pada peningkatan daya
Kota Probolinggo hingga tahun 2015 telah memiliki 8 sentra Industri Kecil dan
Industri Menengah yang tersebar di berbagai wilayah dengan beranekaragam jenis produk
yang dihasilkan, yaitu: batu bata merah, tempe, mebel, susu, parut, marning, olahan
mangga, dan batik. Adapun keberadaan sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di
Kota Probolinggo beserta produk yang dihasilkan secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.31. Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di Kota Probolinggo
Tahun 2015
Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016
Untuk mengetahui letak sentra Industri Kecil dan Industri Menengah di Kota
memiliki fasilitas dan infrastruktur dengan kondisi yang beragam. Berikut disajikan data
mengenai kondisi fasilitas dan infrastruktur yang terdapat pada sentra Industri Kecil dan
Tabel 2.32. Ketersediaan Fasilitas dan Infrastruktur Penunjang Pada Sentra Industri
Kecil dan Industri Menengah di Kota Probolinggo
Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan
penghubung informasi yang ditugaskan untuk membantu Dinas Koperasi, Energi Mineral,
Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo. Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) berperan
usahanya dengan menyampaikan informasi mengenai berbagai kebijakan dan insentif dari
Dengan adanya Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL), diharapkan Industri Kecil dan
Menengah di Kota Probolinggo dapat tumbuh dan berkembang lebih pesat. Pada tahun
2015 Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo telah
memiliki Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil dan Menengah (IKM)
sebanyak 1 orang.
Konsultan IKM di Kota Probolinggo disediakan melalui Klinik UMKM. Saat ini
Kota Probolinggo mempunyai jumlah UMKM yang cukup banyak, oleh karena itu
menghadirkan layanan klinik UMKM yang dapat dijadikan sebagai mitra dalam
mengembangkan usaha bagi pelaku UMKM termasuk Industri Kecil dan Menengah
pengembangan usaha bagi Masyarakat Kota Probolinggo khususnya bagi para pelaku
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) termasuk Industri Kecil dan Menengah
(IKM).
Klinik UMKM Kota Probolinggo berdiri sejak tahun 2009. Lokasi Klinik UMKM
Kota Probolinggo saat ini berada pada Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan
Perdagangan Kota Probolinggo yang beralamatkan di Jalan Mastrip Nomor 155 Kota
Probolinggo. Masyarakat dan pelaku usaha di Kota Probolinggo bisa mendatangi dan
berkunjung ke klinik tersebut untuk melakukan konsultasi secara gratis. Jenis Layanan
No Jenis Layanan
1 Layanan Konsultasi Bisnis
2 Layanan Informasi Bisnis
3 Layanan Advokasi Bisnis
4 Layanan Fasilitasi Permodalan
5 Layanan Fasilitasi Teknologi Tepat Guna
6 Layanan Perpajakan
7 Layanan Short Course (Pelatihan Singkat)
Sumber: Dinas Koperasi, Energi Mineral, Industri dan Perdagangan Kota Probolinggo, 2016
Klinik UMKM Kota Probolinggo di dukung oleh para konsultan handal dari Business
Saat ini di Kota Probolinggo belum tersedia tempat yang berfungsi sebagai pusat
Keberadaan promosi masih dilakukan melalui web yang telah disediakan oleh pemerintah
maupun masyarakat. Selama ini Pemerintah Kota Probolinggo telah mendorong promosi
terhadap produk-produk IKM melalui berbagai kegiatan/ even yang diselenggarakan oleh
Probolinggo), Semarak Pagi Kota Probolinggo (SPKP)/ MPS2, Semarak Pagi Kecamatan,
Penyelenggaraan Pasar Murah, dan kegiatan promosi lainnya yang diselenggarakan oleh
SKPD terkait.