Bilangan Reynold
Bilangan Reynold
dengan:
vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
μ - viskositas absolut fluida dinamis,
ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ - kerapatan (densitas) fluida.
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa,
jika penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak
bulat.
di mana
τij adalah tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth
vi adalah kecepatan pada arah ith
xj adalah koordinat berarah jth
Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-
Newtonian.
bilangan reynold
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum adalah menghitung besarnya bilangan reynold pada
suatu aliran air.
Mekanika fluida adalah ilmu mekanika dari zat cair dan gas yang didasarkan
pada prinsip yang sama dengan prinsip yang dipakai pada zat padat aliran
zat cair di dalam pipa dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu aliran
laminar dan aliran turbulen Aliran laminar adalah aliran yang bergerak
dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina, tukar menukar momentum secara
molekuler saja. Aliran turbulen mempunyai gerakan partikel-partikel fluida
yang sangat tidak menentu, dengan saling tukar menukar momentum dalam
arah melintang. Untuk menyatakan gerak fluida adalah dengan mengikuti
gerak partikel didalam fluida. Kecepatan dari tiap partikel fluida pada satu
titik tertentu adalah tetap, disebutkan bahwa aliran bersifat tunak, pada suatu
titik tertentu tiap partikel fluida akan mempunyai kecepatan sama baik,
besar, maupun arahnya. Pada titik yang lain suatu partikel mungkin
mempunyai kecepatan yang berbeda aliran tunak seperti ini terjadi pada
aliran yang pelan, kecepatan yang berubah dari titik ke titik disebut aliran
turbulen. Aliran laminar tidak dapat di anggap tanpa pusaran sama sekali,
tetapi aliran laminar mempunyai gerak translasi dan rotasi pada bagian
pusatnya dan kecepatan sudutnya merupakan harga yang rill. Gerak fluida
didalam suatu pipa aliran haruslah sejajar dengan dinding tabung, meskipun
besar kecepatan fluida dapat berbeda dari satu titik ke titik lain didalam pipa.
Jika jarak antar garis- garis arus adalah kecil, maka kecepatan fluida
haruslah besar. Tempat dengan garis-garis yang renggang tekanannya akan
lebih besar dari pada tempat dengan garis arus yang rapat. Sifat pokok aliran
serta posisi relarifnya ditunjukkan oleh bilangan reynold. Persamaan yang
lebih umum, yang memperhitungkan viskositas telah dikembangkan dengan
menyertakan tegangan geser. Berdasarkan data eksperimen kita
mendapatkan bahwa ada 4 faktor yang menentukan apakah suatu aliran
bersifat laminar atau turbulen. Kombinasi dari empat factor ini disebut
bilangan Reynold, NR dan didefinisikan dari: NR = dengan ρ adalah rapat
massa fluida, v kecepatan rata – ratanya, η viskositas, dan D adalah garis
tengah pipa. Bilangan reynold adalah bilangan tanpa dimensi, sehingga
harganya tidak tergantung pada system satuan yang dipakai. Hasil-hasil
eksperimen menunjukkan bahwa jika suatu aliran harga bilangan reynold
adalah antara 0 dan 2000, maka aliran tersebut bersifat laminar, sedangkan
diatas 3000 aliran bersifat turbulen. Untuk bilangan reynold antara 2000 dan
3000 terdapat daerah transisi, aliran dapat berubah keadaan dari laminar
menjadi turbulen, atau sebaliknya.
III. METODOLOGI
A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah: 1. Selang 2. Penggaris
3. Stop watch (Handphone) 4. Alat penguji 5. Tempat penampung air 6.
Jangka sorong
B. Bahan
C. Prosedur kerja
A. Hasil
B. Pembahasan
V. KESIMPULAN
Dengan bilangan Reynold, aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis
aliran. Jenis-jenis aliran tersebut adalah,
1. Aliran Laminer
Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur
dengan membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan.
Aliran laminar terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat
kecil dan zat cair mempunyai kekentalan besar. Aliran dengan fluida yang
bergerak dalam lapisan – lapisan, atau laminer–laminer dengan satu lapisan
meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar iniviskositas berfungsi
untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan.
Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu :
Apabila dalam sebuah fluida dalam saluran terbuka mempunyai nilai
bilangan reynold kurang dari 2000 (Re < 2000) maka aliran tersebut
termasuk aliran laminer. Sedangkan dalam saluran tetutup dalam pipa,
aliran tersebut merupakan aliran laminer apabila mempunyai bilangan
Reynold kurang dari 500 (Re <500).
2. Aliran turbulen
Pada aliran turbulen , partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan
garis lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen terjadi apabila
kecepatan aliran besar, saluran besar dan zat cair mempunyai kekentalan
kecil. Aliran di sungai,saluran irigasi/drainasi dan di laut adalah contor
dari aliran turbulen. Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida
sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel
antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian
fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan
aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan