Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PRODUSEN

DAN KONSUMEN
NOVEMBER 23, 2008ANNISANFUSHIE SEMESTER 1 5 KOMENTAR

HUBUNGAN PRODUSEN DAN KONSUMEN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


OLEH
NAMA : ANNISA SYABATINI
NIM : J1B107032
KELOMPOK : 3
ASISTEN : NONI ARAI SETYORINI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 KIMIA
BANJARBARU
DESEMBER, 2007
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon mutlak diperlukan
dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan
faktor yang mempengaruhinya. Untuk membatasinya, maka pengamatan dapat dilakukan pada lingkungan
tertutup seperti bejana yang tertutup rapat.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus
karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Banyaknya fotosintesis yang berlangsung di dunia sangat mencengangkan. Jumlah karbon yang
ditambat tiap tahun diperkirakan berkisar antara 70-120 trilyun ton (setara dengan 170-290 gigaton bobot
kering dengan rumus empiris menyerupai CH2O). Selama beberapa dasawarsa, secara kasar diperkirakan
bahwa sekitar dua pertiga produktivitas ini terjadi di daratan dan hanya sepertiga di laut dan samudera.
Produktivitas yang sangat tinggi ini terjadi sekalipun konsentrasi CO21 atmosfer rendah: hanya sekitar 0,0352%
berdasarkan volume atau 352 mol-1.
Meskipun karbon merupakan unsur yang sangat langka dalam sektor bumi yang tak hidup, tetapi di
dalam benda hidup terdapat 18%. Kemampuan saling mengikat pada atom-atom karbon merupakan dasar untuk
keragaman molekular dan ukuran molekular dan tanpa ini kehidupan tidak dapat ada. Selain pada bahan
organik, karbon ditemukan sebagai gas karbon dioksida dan sebagai batuan karbonat (batu kapur, koral).
Autotrof itulah (terutama tumbuhan hijau) yang menangkap karbon dioksida dan mereduksinya menjadi
senyawa organik: karbohidrat, protein, lipid dan lain-lain. Produsen darat mendapat karbon dioksida dari
atmosfer dan produsen air dapat memanfaatkan karbon dioksida yang terlarut (sebagai bikarbonat, HCO3)
dalam air.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsurunsur terdapat
dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau
siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik
dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus
tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
Proses pengambilan dan pembebasan karbon dioksida dari atmosfer tidak berimbang. Kandungan karbon dioksida
dalam atmosfer secara bertahap meningkat. Barangkali peningkatan ini bermula dengan dimulainya revolusi
industri. Dengan membakar sejumlah batu arang, minyak, dan gas alam yang semakin meningkat, kita kembalikan
ke udara karbon yang tersimpan di dalam bumi selama berjuta-juta tahun. Akan tetapi, meningkatnya karbon
dioksida di atmosfer kira-kira hanyalah sepertiganya dari yang diharapkan dari data yang pasti mengenai
penggunaan bahan bakar fosil. Ke mana sisanya menghilang? Mungkin sebagian daripadanya telah menstimulasi
dan dikonsumsi oleh laju fotosintesis yang lebih besar dan menyeluruh di muka bumi.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsurunsur terdapat
dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau
siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik
dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus
tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
Dalam praktikum kali ini, pengamatan akan dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas hubungan antara produsen dan konsumen dalam siklus karbon seperti : sinar matahari, CO2, O2, dan
karbohidrat.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk memahami peran produsen dan konsumen dalam siklus karbon.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Tanpa mikroorganisme, komponen kimia tidak akan terjadi dan nutrisi tidak akan cukup memenuhi kehidupan.
Mengarah ke sana untuk mengatasi masalah tentang hilangnya sumber daya alam yang penting diperbaharui di
pelaharan mikroekologi yang ditujukan dengan interaksi dari mikroorganisme komponen biotik dan abiotik.
Kumpulan habitat dari populasi mikrobiologi berinteraksi dengan sebuah habitat maka disebut komunitas dan
komunitas ini bersama-sama dengan faktor abiotik di lingkungan yang memasok bahan-bahan mentah untuk
kehidupan yang berupa ekosistem. Demikian itulah yang tidak hanya akibat populasi di dalamnya berupa sebuah
kunitas biologi, tapi juga dalam menghamparkan kelengkapan kimia pada kehidupan. Bagian ini akan
mempertimbangkan kepentingan pada interaksi ini dan efek mereka dalam keadaan alam sekitar (Lim, 1998).
Tabel 2.1 Komponen kimia terkandung di prokariotik sel
Komponen %berat
Karbon 50,0
Oksigen 20,0
Nitrogen 12,0
Hidrogen 10,0
Fosfor 4,0
Sulfur 1,0
Kalium Sulfat < 1,0
Sodium < 1,0
Kalsium < 0,5
Magnesium < 0,5
Komponen lain < 0,5
(Lim, 1998)
Satu elemen penting di biosfer adalah karbon. Karbon adalah tulang belulang dari komponen organik dan
tersusun mendekati dari 40% sampai 50% dari berat keadaan alam sekitar. Ada lebih komponen yang terbuat dari
karbon dari pada kombinasi elemennya. Banyak dari karbon di bumi ditransfer dalam bentuk bahan bakar fosil, batu
bara, tanah yang dipakai sebagai bahan bakar, minyak, dan gas alam (Lim, 1998).
Produksi utama pada atmosfer yaitu karbondioksida ke dalam suatu senyawa organik, yang termasuk dalam siklus
karbon. Aliran karbon Asam sitrit, kita tahu bahwa aspek metabolisme aliran karbon termasuk respirasi. Setiap tahap-
tahap pada respirasi dari glukosa mengandung tahap biokimia yang sama seperti pada glikolisis sebagai catatan, satu
kunci terpenting dalam glikolisis adalah piruvat, bilamana pada fermentasi piruvat diubah jadi hasil fermentasi namun
pada respirasi piruvat dioksidasi penuh menjadi CO2. satu yang terpenting pada asam piruvat adalah dengan
mengoksidasi kompleks menjadi CO2 yang disebut siklus asam sitrit (Citrit Acid Cycle) (Madigan, 1997).
Respirasi berperan penting dalam penimbunan karbon selama pertumbuhan tumbuhan. Tapi, peranan ini sukar
ditetapkan karena tidak mudah untuk mengetahui seberapa besar respirasi berlangsung ketika tumbuhan berada di
bawah cahaya. Biasanya, respirasi gelap dianggap tetap sama selama ada cahaya, tapi dapat diketahui bahwa terdapat
bukti kuat yang menyatakan tidak demikian. Bagaimanapun, jelas bahwa sebagian dari energi yang ditangkap dalam
fotosintesis digunakan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara sel
hidup. Bagian itu mungkin sekitar 30% sampai 40% dari energi yang ditangkap dalam fotosintesis. Perbedaan setiap
tumbuhan dalam persentase itu penting secara ekologi. Sebagai contoh, beberapa tumbuhan menggunakan jauh lebih
banyak energi dari pada tumbuhan lain dalam mensintesis bahan sekunder pelindung seperti tannin/alkaloid, atau
bahan structural seperti lignin (Salisbury & Ross, 1995).
CARBON CYCLE

Gambar 4.1 The Carbon Cycle (Lim, 1998)


Gambar 4.2 Gambaran siklus karbon (Lim, 1998)
Siklus karbon adalah suatu proses yang mana carbon ini mengalami perputaran dari udara, tanah, tanaman,
binatang, dan bahan fosil. Carbon terbesar di bumi ini terletak di atmosfer yaitu karbon dioksida (CO2). Siklus karbon
dioksida dilakukan oleh tanaman selama proses fotosintesis untuk membentuk molekul organik (glukosa, sebagai
makanan). Ini merupakan berasal dari pemberi makanan untuk semua organisme heterotropik. Binatang melakukan
hal sebaliknya dari tanaman. Mereka mengeluarkan karbon dioksida ke udara sebagai hasil dari proses respirasi.
Pengurai di mana mereka mengolah bahan organik, juga mengeluarkan karbon dioksida ke udara. Pengurai merupakan
hal penting, sebab tanpa pengurai semua karbon di planet ini akan menutupi bangkai-bangkai dan sampah lainnya.
Dan tidak mengijinkan karbon untuk masuk ke jaringan makanan. Carbon juga dihasilkan oleh bahan fosil (fosil)
seperti batu bara, minyak tanah, dan gas alam. Ketika semua ini mengalami pembakaran, maka karbon dioksida keluar
ke udara. Vulkanik dan api juga mengeluarkan karbon dioksida yang besar ke atmosfer. Karbon dioksida dapat
dilarutkan di air, di mana zat ini akan kembali lagi ke udara. Dan hasilnya akan membentuk kalsium karbonat (CaCO3)
yang mana akan terbentuk kerangka, batuan, tulang dari protozoa, dan karang (Anonim, 2007).
Adapun macam-macam karbon yang ada antara lain :
a) Karbon di Atmosfer
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah
gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis
molar, meskipun sedangmengalami kenaikan), namun iamemiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan.
Gas-gas lain yangmengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan
gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah
dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global (Janzen, 2005).
b) Karbon di Biosfer
Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah bagian yang penting dalam kehidupan di
Bumi. Ia memiliki peran yang penting dalam struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup (Janzen,
2004).
c) Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon
anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya
di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai
sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada
daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari
atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam
mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang
besar pada pH:
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−
(Janzen, 2004).
Selama masa hidup kita, CO2 ditambahkan ke atmosfer oleh respirasi tumbuhan, mikroorganisme, dan hewan,
oleh pembakaran bahan bakar fosil, serta oleh pembukaan lahan. Dalam kurun waktu geolegi (berlanjut sampai
sekarang), CO2 ditambahkan ke atmosfer melalui semburan gunung api dan semburan mata air mineral. Dalam jangka
pendek, fotosintesis merupakan salah satu mekanisme terpenting dalam pengambilan karbon dioksida dari
atmosfer (Salisbury & Ross, 1995).
Tumbuhan hijau di permukaan bumi dan sistem karbonat di lautan sangat efektif dalam mengikat CO2 dari
atmosfer. Akan tetapi, karena adanya peningkatan dari pemakaian bahan bakar minyak bumi yang disertai dengan
penurunan kapasitas pemindahan dari tumbuhan hijau akan melampaui kontrol Cybernatik sehingga lambat laun
kandungan CO2 di atmosfer meningkat. Diperkirakan pada pertengahan abad mendatang kandungan CO2 di atmosfer
akan meningkat 2 kali lipat dari yang ada sekarang, sehingga keadaan iklim dunia akan menjadi semakin panas dengan
rata-rata kenaikan temperatur sebesar 1,5-4,5oC yang diikuti dengan kenaikan permukaan air laut (karena pencairan
es di daerah kutub) dan perubahan pola curah hujan yang dapat mengganggu produksi pertanian (Riyanto, 1985).
Urutan reaksi yang melibatkan penambatan CO2 dan pembentukan karbohidrat oleh fotosintesis baru terungkap
setelah karbon-14 radioaktif tersedia sekitar tahun 1945. Penyelidikan terhadapa senyawa radioaktif tambahan yang
terbentuk dengan cepat dari 14CO2 memastikan adanya gula fosfat lainnya yang mengandung empat, lima, enam, dan
tujuh atom karbon (Campbell, 2002).
Tingginya kadar CO2 dapat mengurangi hilangnya energi yang disebabkan oleh fotorespirasi. Tanaman tropis
dengan jalur C4 hanya sedikit melakukan fotorespirasi sebab kadar CO2 di dalam sel bersarangnya mempercepat reaksi
karboksilase dibandingkan dengan reaksi oksigenase. Pengaruh ini terutama penting pada suhu tinggi. Distribusi
geografis tanaman yang memiliki jalur ini memiliki keuntungan pada lingkungan bersuhu tinggi dan bila banyak
cahaya (Stryer, 1995).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Waktu percobaan ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 12 Desember 2007. Tempat pelaksanaan
percobaan di Laboratorium Dasar MIPA, Lab. Biologi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah tabung reaksi bertutup, rak tabung reaksi, dan cuter.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini siput kecil, Hydrillia verticillata, gabus, air, dan larutan bromtimol
biru.
3.3 Prosedur Percobaan
1. Tabung-tabung biakan dibagi menjadi 2 kelompok A dan B. Masing-masing kelompok dibagi menjadi A1,
A2, A3, A4; B1, B2, B3, B4; dan C1, C2, C3, C4.
2. Seluruh tabung reaksi diisi dengan air sampai mencapai ketinggian kira-kira setengah dari tabung reaksi.
3. Bromtimol biru diteteskan sebanyak 3 tetes ke dalam masing-masing tabung.
4. Tabung dirangkai dan mulut tabung ditutup dengan sumbat berupa gabus. Masing-masing tabung
ditempatkan sesuai rancangan percobaan.
· Pada tabung A1 diisi dengan siput dan ditempatkan pada kondisi inkubasi yang terang atau terkena
cahaya matahari.
· Pada tabung A2 diisi dengan siput + hydrilla yang ditempatkan pada kondisi inkubasi terang.
· Pada tabung A3 diisi dengan hydrilla dan ditempatkan pada kondisi inkubasi yang terang juga.
· Pada tabung A4 tidak, hanya berupa air yang dicampur dengan larutan bromtimol biru dan
ditempatkan pada kondisi inkubasi terang.
· Sedangkan untuk tabung B1 sama seperti pada tabung A1 diisi dengan siput tetapi dengan kondisi
inkubasi yang gelap.
· Untuk tabung B2 diisi dengan siput + hydrilla ditempatkan pada kondisi inkubasi gelap.
· Pada tabung B3 diisi dengan hydrilla dan ditempatkan pada kondisi inkubasi gelap.
· Untuk tabung B4 hanya diisi dengan air yang telah tercampur dengan larutan bromtimol biru.
5. Rangkaian tabung A dipindahkan ke luar ruangan (cahaya), rangkaian tabung B dipindahkan ke dalam
ruangan yang terang, dan rangkaian C dipindahkan ke dalam ruangan yang gelap (tanpa cahaya).
6. Setelah 24 jam, perubahan yang meliputi perubahan warna indikator, siput dan Hydrilla verticillata diamati
dan dicatat pada tabel pengamatan.
Rangkaian percobaan ini diletakkan di ruangan terang
Keterangan gambar tabung :
A1 = larutan bromtimol biru + siput , warna indikator kuning
Siput tetap hidup
A2 = larutan bromtimol biru + siput + Hydrilla verticillata,
warna indikator kuning, keadaan siput hidup dan hydrilla dalam keadaan layu
A3 = larutan bromtimol biru + Hydrilla verticillata
Warna indikator biru, keadaan hydrilla tetap layu
A4 = larutan bromtimol biru

Rangkaian percobaan ini diletakkan di dalam ruang gelap


Keterangan gambar tabung :
B1 = larutan bromtimol biru + siput , keadaan warna indikator menjadi kuning, siput tetap hidup, tapi 1 mati
B2 = larutan bromtimol biru + siput + Hydrilla verticillata warna indikator kuning, siput tetap hidup dan
hydrilla tampak layu
B3 = larutan bromtimol kuning + Hydrilla verticillata warna indikator bening, keadaan hydrilla terlihat layu
B4 = larutan bromtimol biru
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan
Perubahan pada
Kondisi Warna Hydrilla
Inkubasi Tabung indikator Siput verticillata Ket
Siput memakai O2 dan
melakukan respirasi, bersifat
A1 Kuning Hidup – asam
Respirasi dari siput
tidak seimbang dengan
A2 Kuning Hidup Layu fotosintesis hydrilla
Aktifitas respirasi dan
fotosintesis tinggi, tetapi
Di luar A3 Biru – Layu fotosintesis dominan
ruangan A4 Biru – – Kontrol dalam keadaan baik
1
Hidup Bromtimol bereaksi dengan
B1 Kuning 1 mati – CO2 yang dihasilkan siput
Siput melakukan respirasi
lebih kuat dari pada
B2 Kuning Hidup Layu fotosintesis dan hydrilla
Di Aktifitas fotosintesis ada
dalam namun tidak seimbang
ruangan B3 Kuning Layu dengan respirasi
Gelap B4 Tetap – – Kontrol dalam keadaan baik
Gambar Rangkaian Percobaan.

Gambar 4.1 Rangkaian percobaan ini diletakkan di luar ruangan.


Keterangan gambar tabung :
A1 = larutan bromtimol biru + siput , warna indikator kuning
Siput tetap hidup
A2 = larutan bromtimol biru + siput + Hydrilla verticillata,
warna indikator biru pekat, keadaan siput hidup dan hydrilla dalam keadaan segar
A3 = larutan bromtimol biru + Hydrilla verticillata
Warna indikator biru, keadaan hydrilla tetap segar
A4 = larutan bromtimol biru
Gambar 4.2 Rangkaian percobaan ini diletakkan di dalam ruangan terang.
Keterangan gambar tabung :
B1 = larutan bromtimol biru + siput , keadaan warna indikator menjadi kuning, siput tetap
hidup
B2 = larutan bromtimol biru + siput + Hydrilla verticillata warna indikator kuning, siput
tetap hidup dan hydrilla terlihat segar
B3 = larutan bromtimol biru + Hydrilla verticillata warna indikator bening, keadaan
hydrilla masih segar
B4 = larutan bromtimol biru

4.2 Pembahasan
Praktikum ini para praktikan melakukan percobaan untuk mengetahui peran produsen dan konsumen
dalam suatu siklus karbon. Dalam siklus karbon ini terjadi suatu keseimbangan antara produsen dan konsumen
yang saling berhubungan sangat erat dalam terbentuknya suatu siklus kehidupan.
Pertama-tama yang dilakukan yaitu menyediakan tabung reaksi sebanyak 12 buah. Masing-masing
berlabel A1, A2, A3, A4; B1, B2, B3, B4; Masing-masing tabung diberi perlakuan tempat yang berbeda-beda.
Tabung A diletakkan diluar ruangan, tabung B diletakkan di dalam ruangan terang, dan tabung C diletakkan di
dalam ruangan gelap. Siput yang akan digunakan sebagai bahan percobaan sebelumnya diaklimatisasi yaitu
penyesuaian habitat, yang asalnya dari air diparit-parit di pindahkan ke air yang berasal dari air kran. Setiap
tabung, diisi dengan bahan yang berbeda-beda serta ditetesi dengan bromtimol biru sebanyak 2-3 tetes. Tabung 1
diisi dengan siput saja, tabung 2 diisi dengan Hydrilla verticillata, tabung 3 diisi dengan Hydrilla verticillata saja
dan tabung 4 hanya larutan bromtimol biru, tabung terakhir ini digunakan sebagai kontrol, yaitu pembanding
dengan tabung-tabung yang lain.
Perlakuan terhadap semua tabung tersebut dilakukan selama ±24 jam. Setelah itu, mengamati apa yang
terjadi dengan warna indikator, siput dan Hydrilla verticillata. Pada tabung A yang diletakkan di luar ruangan,
tabung A1 yaitu siput saja, keadaan warna indikator berubah menjadi kuning, dan siput tetap hidup namun lebih
aktif. Hal ini dikarenakan siput melakukan respirasi. Tabung A2, Hydrilla verticillata + siput, keadaan warna
indikator kuning, siput hidup, dan Hydrilla-nya tampak layu, ini dikarenakan tidak adanya keseimbangan siklus
karbon yang terjadi, CO2 yang dihasilkan oleh siput di ambil tanaman untuk bahan fotosintesis kemudian
menghasilkan O2 yang akan dipakai siput begitu seterusnya. Tabung A3, warna indikator berubah biru pekat, dan
hydrilla-nya tetap layu, pada tabung ini aktifitas respirasi dan fotosintesis tinggi namun fotosintesis yang lebih
dominan. Dan terakhir tabung A4, warna indikator biru, sebab tabung terakhir ini hanya sebagai kontrol.
Tabung selanjutnya yaitu tabung B yang diletakkan di dalam ruangan gelap. Tabung B1 siput saja, warna
indikator kuning dan siput tetap hidup, karena di dalam air siput masih melakukan respirasi, bromtimol bereaksi
dengan CO2 yang dihasilkan oleh siput saat respiras, membuat larutan jadi kuning. Tabung B2 siput + Hydrilla
verticillata, warna indikator kuning, siput hidup, dan hydrilla layu, warna indikator kuning dikarenakan respirasi
yang terjadi lebih banyak dibandingkan fotosintesis, CO2 yang dihasilkan lebih banyak keluar sehingga bereaksi
dengan bromtimol biru berubah menjadi kuning. Fotosintesis hanya terjadi sedikit, sebab perlu adanya
penyeleksian cahaya yang masuk, sehingga perlu energi besar untuk melakukan fotosintesis. Tabung B3 hydrilla
saja, warna indikator kuning dan hydrilla layu, karena kegiatan fotosintesis yang dilakukan oleh hydrilla tidak
giat atau tidak lancar, salah satu penyebabnya adalah pengaruh cahaya yang kurang, sebab di dalam ruangan
cahaya yang diperlukan sangat sedikit, tanaman perlu mengeluarkan tenaga yang besar untuk melakukan
fotosintesis. Tabung B4, warna indikator tetap biru.
Peristiwa yang dapat ditunjukkan oleh adanya perubahan warna bromtimol biru adalah adanya reaksi
antara CO2 dengan bromtimol biru yang mengakibatkan perubahan warna indikator menjadi kuning. Yang terjadi
pada tabung yang berisi dengan organisme adalah pada tabung A, tabung A1 siput tetap hidup dan aktif. Tabung
A2, siput hidup dan hydrilla segar. Tabung A3, hydrilla segar. Selanjutnya tabung B, tabung B1, siput tetap hidup.
Tabung B2 siput hidup dan hydrilla juga hidup. Tabung B3 hydrilla hidup. Bromtimol biru tidak mengalami
perubahan pada tabung A4, dan B4, , ini dikarenakan tidak ada reaksi apapun yang terjadi terhadap larutan
bromtimol biru pada tabung. Dan tabung ini digunakan sebagai kontrol perubahan warna pada tabung yang lain.
Hasil yang diharapkan pada percobaan bila semua tabung ditempatkan ditempat gelap adalah semua organisme
yang ada pada tabung akan mati sebab siklus karbon yang seharusnya terjadi menjadi terhambat karena tempat
tabung berada tidak cukup atau kaya akan cahaya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah :
1. Respirasi yang merupakan proses oksidasi serupa yang terkendali secara efektif inilah yang membuat semua
organisme tetap hidup. Dalam respirasi, zat kimia yang dihasilkan berupa CO2 (Karbon dioksida) dan H2O
(uap air).
2. Proses siklus karbon tanaman memerlukan CO2 yang dikeluarkan oleh manusia atau hewan untuk membantu
proses fotosintesis, dari proses ini dihasilkan O2 yang akan dipakai oleh manusia dan hewan untuk proses
respirasi, dari respirasi akan dihasilkan lagi CO2 dan begitu seterusnya.
3. Bromtimol biru digunakan sebagai kontrol untuk membandingkan keadaan larutan (terutama perubahan warna
larutan) pada tabung yang lain.
5.2 Saran
Praktikan harus lebih aktif dalam percobaan, serta perlu kerjasama yang baik antar sesama praktikan
agar menghasilkan data yang baik, serta memperhatikan semua penjelasan yang diberikan oleh asisten, agar bisa
mengerti apa yang sedang dilakukan dalam percobaan, serta data yang diambil dapat lebih akurat. Untuk asisten
agar lebih meningkatkan cara menjelaskan apa-apa yang penting untuk disampaikan kepada praktikan agar data
praktikum yang didapat oleh praktikan memuaskan serta membimbing praktikan dengan baik agar praktikan
paham bagaimana proses percobaan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2002. Biolog/. Erlangga. Jakarta.
Kimbal, J.W. 1999. Biologi Edisi ke-5 Jilid 3. Erlangga : Jakarta
Lessie. 2007. The Carbon Cycle.
http://library.thinkquest.org/11353/the-carbon-cycle.htm
Diakses tanggal : 7 Desember 2007
Lim, D. 1998. Microbiology Second Edition. McGraw Hill Companies : New York
Madigan. 1997. Biology of Microorganisms Eight Edition. Prentice Hall International Inc : New Jersey
Salisbury & Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB : Bandung
Janzen, H.H. 2004. Carbon Cycling in Earth Systems — A Soil Science Perspective. Mc Graw Hill Book Company:
New York.
Riyanto. 1985. Ekologi Dasar. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
Bagian Timur: Ujung Pandang.
Stryer, L. 1995. Biochemistry 4. W. H. Freeman and Company: New York.
Beri peringkat:

Anda mungkin juga menyukai