Bab Iv PDF
Bab Iv PDF
TUGAS KHUSUS
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Judul
Judul tugas khusus dalam kerja praktek ini adalah “Pengaruh Lime
Saturation Factor (LSF) Terhadap Proses Pembakaran dan Kualitas Klinker”.
59
60
Berdasarkan latar belakang diatas maka tugas khusus ini akan mengkaji
tantang bagaimana kualitas klinker yang dihasilkan pada proses produksi di PT.
Lafarge Cement Indonesia, mengetahui parameter apa saja yang mempengaruhi
kualitas semen. Dalam laporan ini saya akan mengamati pengaruh LSF terhadap
kualitas semen.
Lime Saturation Factor adalah nilai yang menunjukkan perbandingan CaO
efektif terhadap CaO maksimum teoritis yang dapat mengikat senyawa oksida
SiO2, Al2O3, Fe2O3. Hal ini berkaitan dengan jumlah CaO bebas yang tidak terikat
dengan oksida yang lain. Nilai LSF yang umum adalah 0,92-0,98 atau 92-98 %.
Nilai LSF diatas 1 atau 100 % menunjukkan adanya CaO yang tidak berikatan
dengan oksida lain di dalam klinker.
diambil. Data yang diambil yaitu hasil analisa LSF, free lime, C3S dan SHC dari
tanggal 1 juli 2018 sampai 21 juli 2018
b. Pengolahan data
Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan
software Microsoft excel dan pembahasannya berdasarkan grafik yang di dapat.
c. Analisa Hasil
hasil yang diperoleh di tampilkan dalam bentuk grafik, dengan cara
membandingkan LSF pada kiln feed dengan FCaO klinker. Kemudian
membandingkan LSF dengan C3S dan FCaO dengan C3S.
4.2 Hasil
Adapun Hasil yang diperoleh dalam Tugas Khusus ini adalah:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
CLINKER
Date
c3s FCaO SEEC LSF
01-07-18 62.96 1.5 80 97.98
02-07-18 63.05 1.43 78 98.56
03-07-18 63.24 1.36 76 98.52
04-07-18 63.82 1.2 88.7 97.91
05-07-18 63.9 1.18 85.9 97.39
06-07-18 64.19 1.13 83.6 98.53
07-07-18 64.27 1.1 81.1 97.14
08-07-18 63.35 1.32 81 98.27
09-07-18 63.58 1.29 83 97.81
10-07-18 63.74 1.25 94 98.1
11-07-18 61.1 1.6 79 99.09
12-07-18
13-07-18
14-07-18
15-07-18 61.53 1.56 83 98.92
16-07-18 61.75 1.6 80 98.9
17-07-18 62.03 1.53 80 98.79
18-07-18 62.23 1.55 77 98.66
19-07-18 64.3 1.07 82.7 97.1
20-07-18 64.44 1.03 80 96.94
21-07-18 64.69 1 79 96.93
62
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Perbandingan Lime Saturation Factor ( LSF) dengan Free
Lime (FCaO)
Lime Saturation Factor a dalah nilai yang menunjukkan perbandingan CaO
efektif terhadap CaO maksimum teoritis yang dapat mengikat senyawa oksida
SiO2, Al2O3, Fe2O3. Hal ini berkaitan dengan jumlah CaO bebas yang tidak terikat
dengan oksida yang lain. Nilai LSF yang umum adalah 0,92-0,98 atau 92-98 %.
Grafik hubungan antara LSF dengan FCaO dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut
ini:
kebutuhan untuk bereaksi terhadap senyawa oksida seperti SiO2, Al2O3, dan Fe2O3
dalam raw mix. Namun dari grafik juga dapat dilihat adanya penurunan nilai,
fakta di lapangan menunjukkan bahwa yang mempngaruhi Tingginya nilai FCaO
bukan hanya LSF. Apabila nilai LSF klinker feed tinggi namun proses
pembakaran rendah maka FCaO akan rendah dan C3S yang terbentuk tinggi.
Namun jika LSF tinggi dan proses pembakaran tinggi maka FCaO yang diperoleh
semakin rendah. Jadi, apabila LSF tinggi dan pembakaran normal maka FCaO
yang diperoleh juga akan normal. Apabila CaO di dalam raw mix design tinggi
maka akan banyak terbentuk C3S dan kadar FCaO akan rendah. Karena CaO
berikatan dengan Si2O3. Kadar
kapur bebas akan mengurangi kadar silica di dalam
semen. Kapur bebas mengurangi proporsi C3S dan meningkatkan proporsi C2S.
C3S jauh lebih reaktif daripada C2S dan merupakan penyumbang yang lebih
penting untuk kekuatan 28 hari. Apabila klinker mengandung banyak kadar kapur
bebas, maka klinker akan mudah digiling tetapi beton yang dihasilkan akan
kurang kuat.
Jika kadar CaO bebas tinggi maka reaksi hidrasi berlangsung kurang
sempurna sehingga pada saat air ditambahkan di dalam semen, CaO bebas akan
bereaksi dengan cepat pada volume akhir bila dibandingkan sebelum reaksi.
Pertambahan Volume ini disebut dengan ekspansi. Ekspansi ini dapat
menimbulkan crack (keretakan) pada semen. Free lime ( F.CaO) merupakan
indikasi sampai dimana reaksi kalsinasi telah tercapai (Novita,2011).
Kapur bebas yang terdapat didalam semen adalah CaO yang tidak
berikatan dengan oksida lain, seperti SiO2, Al2O3, Fe2O3. Reaksi yang terjadi
adalah: CaO + H2O → Ca(OH)2.
Standar persentase kadar FCaO maksimal adalah 2,5 %. Jika semen
memiliki kadar CaO tinggi maka kualitas semen kurang baik. Karena semen akan
mudah berikatan dengan uap air untuk membentuk Ca(OH)2. Hal ini akan
menyebabkan kandungan kelembaban semen tinggi dan akan segera menggumpal.
64
Selain itu semen akan mudah mengalami pemuaian dan akan menyebabkan
keretakan apabila telah dicampurkan dengan air untuk digunakan.
Factor yang menyebabkan besar kecilnya free lime adalah tidak
sempurnanya pembakaran yang terjadi di dalam kiln. Reaksi-reaksi kimia yang
terjadi adalah:
CaCO3 → CaO + CO2
2CaO + SiO2 → C2S
3CaO + SiO2 → C3S
2CaO + Al2O3 → C3A
$CaO + Al2O3 + Fe2O3 → C4AF
CaO yang tidak berpasangan atau tidak berikatan dengan oksida lain
disebut dengan free lime. Terbentuknya free lime d apat disebabkan oleh partikel
kiln feed tidak cukup halus, pembakaran klinker kurang sempurna. Pembakaran
yang terlalu tinggi (over burning) akan menyebabkan free lime rendah dan
sebaliknya apabila pembakaran rendah (Low Burning) akan menyebabkan free
lime tinggi. Komposisi CaO dalam raw mix di dalam kiln feed juga menjadi salah
satu penyebab terbentuknya free lime.
Apabila nilai LSF di dalam raw meal tinggi maka kadar umpan CaO harus
di turunkan atau kadar umpan dari slah satu oksida (SiO2, Al2O3, Fe2O3) harus
dinaikkan.
CaO bebas (free lime) sangat reaktif dengan air, sehingga selama proses
penggilingan maupun penyimpanan, CaO bebas yang ada akan mengikat air dari
udara.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi C3S yang
terbentuk maka akan semakin rendah FCaO yang di dapat. FCaO rendah
menunjukkan bahwa CaO yang berikatan dengan oksida di dalam semen semakin
besar dengan kata lain CaO yang bereaksi atau berikatan dengan Si2O3 semakin
besar dan menghasilkan 3CaO.Si2O3 (C
3S). C3S merupakan penyumbang utama
untuk kekuatan awal semen yaitu 28 hari. C3S yang tinggi menunjukkan bahwa
kuat tekan awal semen besar. Kadar FCaO yang rendah atau dibawah 1
mengakibatkan klinker susah digiling sehingga kebutuhan energy juga semakin
besar. Untuk kadar FCaO yang tinggi maka akan mengakibatkan klinker mudah di
giling sehingga kebutuhan energy rendah, namun kuat tekan yang dihasilkan juga
rendah sehingga apabila semen telah ditambahkan air akan mudah mengalami
keretakan. FCaO yang diizinkan dalam produksi semen adalah 1-2.5 % untuk
PCC dan 1-2 % untuk OPC.
Tricalsium Silikat ( C3S) adalah suatu senyawa yang dapat mengeras dalam
beberapa jam dan di sertai dengan pelepasan energy panas. Kuantitas senyawa
yang terbentuk selama proses pengikatan berlangsung mempengaruhi kekuatan
semen sampai 28 hari. Semakin tinggi LSF maka semakin tinggi pula kandungan
C3S di dalam semen, karena proses pembakaran klinker tinggi dan kuat tekan awal
akan meningkat dan panas hidrasi juga meningkat.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi LSF maka semakin
tinggi C3S yang terbentuk. Hal ini dikarenakan banyak CaO yang berikatan
dengan Si2O3 sehingga C3S yang terbentuk juga rendah.
Proses pembakaran yang tinggi mengakibatkan tingginya kebutuhan
energy. Proses pembakaran di dalam kiln di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu,
% coal yang digunakan, jenis coal dan total produksi. N
ilai kalor setiap bahan
bakar sangat mempengaruhi proses pembakaran. Moisture content bahan bakar
juga sebagai parameter penentu kondisi pembakaran. Bahan bakar dengan
moisture content yang tinnggi akan menghambat proses pembakaran. Apabila
LSF tinggi maka feed ke kiln akan di kurangi sehingga menimbulkan kebutuhan
konsumsi panas yang lebih besar.
67