Laporan Praktikum
Mekanika Tanah
Kelompok 2
Luthfi Lofianda F44170003
Amelia Yohana F44170007
Bernando Agung Saputra F44170018
Muhammad Hilmi F44170023
Devita Eka Zulfiatus F44170024
Kukuh Okta Vian F44170030
Abdi Akbari Mohsa F44170050
Ridwan Noor Annafi F44170058
Inigo Kila Adinatha F44170060
Arief Budiman F44170065
Tanah jika di lihat dalam ilmu mekanika tanah memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
tempat berdirinya suatu konstruksi dan sebagai bahan konstruksi. Pemilihan tanah
sebagai tempat atau bahan konstruksi hendaknya memperhatikan banyak hal, terutama
bila tanah yang bersifat kohesif, yang pada dasarnya sangat peka terhadap air. Dalam
keadaan kering tanah akan didapati sangat keras dan kuat, tetapi jika tanah dalam
keadaan basah, tanah akan mengembang dan sangat lemah. Banyak terjadi kerugian
yang disebabkan oleh sifat kembang susut tanah seperti konstruksi jalan yang
bergelombang, penurunan pondasi yang berlebihan dan terjadi retak serta pecah pada
lantai beton. Maka untuk itu, perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan daya
dukung dan menurunkan potensi pengembangan tanah atau yang disebut dengan istilah
stabilisasi (Riky dan Mery 2018).
Stabilisasi tanah dapat diperkirakan dengan menggunakan uji CBR. CBR
(California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan
tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan
penetrasi yang sama. Nilai CBR akan digunakan untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan. Untuk menentukan tebal lapis perkerasan dari nilai CBR digunakan grafik-
grafik yang dikembangkan untuk berbagai muatan roda kendaraan dengan intensitas
lalu lintas (Hadi dan Yusuf 2018). Pada umumnya perencanaan jalan di Indonesia
khususnya di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum
di daerah menggunakan nilai CBR (California Bearing Ratio) dalam menentukan tebal
perkerasan berdasarkan proyeksi lalu lintas dan umur rencananya. Data CBR dapat
digunakan untuk mengevaluasi perlunya pemeliharaan dan peningkatan jalan. Nilai
CBR dihitung pada penetrasi sebesar 0.1 inci dan penetrasi sebesar 0.2 inci dan
selanjutnya hasil kedua perhitungan tersebut dibandingkan sesuai dengan SNI 03-
1744-1989 diambil hasil terbesar. Makin tinggi nilai CBR tanah (subgrade) maka
lapisan perkerasan diatasnya akan semakin tipis dan semakin kecil nilai CBR (daya
dukung tanah rendah), maka akan semakin tebal lapisan perkerasan di atasnya sesuai
beban yang akan dipikulnya (Burhanuddin dan Junaidi 2018).
BAB II
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengujian CBR adalah sebagai berikut
1. Silinder logam pemadatan
2. Penumbuk
3. Wadah tanah
4. Sekop
5. Piston penetrasi
6. Pisau
7. Oven
8. Cawan
9. Timbangan
10. Keping beban logam
Bahan yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut.
1. Tanah yang diuji
2. Air
Prosedur Pengujian
Pengujian CBR (California Bearing Ratio) dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 5
April 2019 di Laboratorium Mekanika Tanah. Pengujian dilaksanakan pada pukul
13.00-16.00 WIB. Pengujian CBR dilakukan dengan berdasarkan pada SNI 1744 :
2012 tentang Metode Uji CBR (California Bearing Ratio) Laboratorium, JISA1211
(Test method for the California bearing ratio (CBR) of soil in laboratory), dan ASTMD
1889 (Test method for CBR (California Bearing Ratio)of laboratory-compacted soils).
Pengujian dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan uji. Langkah dalam pengujian
dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram alir prosedur pengujian CBR
Setelah data-data yang diperoleh dari pengujian, nilai CBR didapatkan dari persamaan
berikut. Nilai CBR untuk penetrasi 2.54 mm (0.1 inci) diperoleh dengan menggunakan
persamaan 1.
CBR= (P1/70.37) x 100 ..................................................................................(1)
Keterangan : CBR = California Bearing Ratio (%)
P1 = nilai tekanan penetrasi untuk 0.1 inci (Kg/cm2)
Kemudian nilai CBR untuk penetrasi 5.08 mm (0.2 inci) diperoleh dengan
menggunakan persamaan 2.
CBR = (P2/105.56) x 100................................................................................(2)
Keterangan : CBR = California Bearing Ratio (%)
P2 = nilai tekanan penetrasi untuk 0.2 inci (Kg/cm2)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian daya dukung tanah dilakukan dengan menggunakan sampel tanah tak
tergganggu dengan kedalaman 20 cm. Pengujian daya dukung tanah ini atau yang
sering disebut juga dengan pengujian California Bearing Ration (CBR) dilakukan
dengan menekan piston yang alasnya 19 cm2 ke tanah yang telah dipadatakan di dalam
silinder berdiameter 15 cm. Pemadatan tanah dilakukan dengan proses seperti uji
proktor dimana mencari kepadatan maksimum dengan kadar air optimum yang
ditetapkan sebesar 30%. Kadar air optimum sesungguhnya yang didapatkan adalah
29.71055%. Penambahan air yang dilakukan sebanyakan 850 gram air ke dalam tanah
yang telah lolos ayakan. Pengujian CBR secara prinsip merupakan perbandingan
antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar yaitu
batu pecah dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama (Hadi dan Yusuf
2018).
Tabel 1 Data hasil praktikum uji CBR
Mm Inch Pembacaan X5 Tekanan Tekanan
dial (Kg/cm2) yang
dikalibrasi
(Kg/cm2)
1 0.0394 3.5 17.5 0.921 0.915
2 0.0787 5 25 1.316 1.307
3 0.1181 6.5 32.5 1.710 1.699
4 0.1575 8 40 2.105 2.090
5 0.1968 9.5 47.5 2.5 2.482
6 0.2362 11 55 2.895 2.874
7 0.2756 12.5 62.5 3.289 3.266
8 0.3150 15 75 3.947 3.920
9 0.3543 16.5 82.5 4.342 4.312
10 0.3938 17.5 87.5 4.605 4.573
11 0.4331 18.5 92.5 4.868 4.834
12 0.4724 20 100 5.263 5.226
13 0.5118 20.5 102.5 5.395 5.357
14 0.5511 21 105 5.526 5.488
Berdasarkan tabel 1 pembacaan dial memiliki nilai maksimal 21 dengan rata rata
kenaikan sebesar 1.5 setiap 1 mm. Pembacaan dial dikali dengan 5 yang dimana
merupakan kalibrasi untuk alat. Tekanan yang dihasilkan merupakan hasil bagi dari
pembacaan dial dengan alas piston yaitu 19 cm2 didapatkan nilai tekanan tertinggi yaitu
5.526 Kg/cm2. Tekanan yang dikalibrasi merupakan tekanan yang telah dikalikan
dengan nilai kalibrasi alat yaitu 0.993 Kg J/cm2 dan didapatkan nilai tekanan yang
dikalibrasi tertinggi adalah 5.488 Kg/cm2. Kemudian didapatkan lah grafik antara
kedalaman dalam inci dan tekanan yang telah dikalibrasi seperti yang tertera dalam
gambar 2.
6 y = 9.5112x + 0.6447
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Gambar 12. Sekop, kuas Gambar 13. Piston Gambar 14. Jangka Sorong