LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
Nama Eksperimenter :
Nama Subjek :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan : Mahasiswa
Tanggal Eksperimen :
Waktu Eksperimen :
Tempat Eksperimen :
I. PERMASALAHAN
Apakah daya ingat seseorang dipengaruhi oleh jenis materi yang harus diingatnya? Apakah urutan
penyajian stimulus mempengaruhi materi yang diingat?
Long-term Memory berfungsi sebagai penyaring (filter), yaitu dalam bentuk memori semantik (semantic
memory) dan memori episodik (episodic memory). memori semantik diartikan sebagai ingatan tentang
konsep-konseo yang digunakan untuk mendefinisaikan sesuatu. Sementara memori episodik adalah
ingatan-ingatan seseorang terhadap masa lampaunya. Dua memori ini bekerja sama menyaring dan
memilih informasi hingga akhirnya suatu informasi dapat dimaknai. Pemahaman tentang berbagai jenis
memori ini kemudian digunakan untuk menggambarkan struktur kognisi atau struktur pengetahuan
manusia (Passer,M.W., & Smith, R.E., 2004).
Studi tentang memori juga menjelaskan tentang dua macam memori dalam menjelaskan ingatan, yaitu
memori eksplisit (ingatan sadar) dan memori implisit (ingatan tak sadar). Memori implisit dikenal sebagai
memori mengubah atau memberi makna suatu atribut dengan cepat pada kondisi yang tidak
membutuhkan pengumpulan informasi secara sadar, atau merespon suatu hal dengan cepat. Untuk
memahami memori implisit bisa digunakan tes melengkapi kata. Misal ada kata “KUR”, ketika mendengar
kata “KUR”, secara tak sadar kita akan mengingat benda yang memakai kata “KUR”, misalnya “KURSI”.
Memori eksplisit adalah memori yang digunakan secara sadar, misalnya mengumpulkan fakta-fakta
tertentu, persepsi, dan tentang bahasa (Wilson, R.A., & Keith, F.C. 1999).
Retrieval adalah salah satu proses yang terjadi saat berpikir yaitu pada proses recall. retrieval adalah
mengeluarkan kembali informasi yang tersimpan untuk nantinya digunakan kembali dan mengalami
proses pengolahan data terlebih dahulu, sehingga afeksi bisa mempengaruhi informasi yang dikeluarkan.
Peta kognitif suatu informasi yang tersimpan dalam memori bisa beragam jumlahnya. Fungsinya akan
tampak ketika seseorang melakukan retrieval, dimana peta kognitif berperan untuk memudahkan proses
retrieval lebih cepat (Ingwersen, P. 1992).
Ada dua pandangan umum untuk memahami proses informasi (information processing). Yang pertama
adalah pandangan klasik yang menyatakan bahwa proses informasi mirip dengan komputer (human-
machine). Manusia adalah prosesor dari informasi yang masuk. Yang kedua adalah pandangan
konstruktivis. Yang menjelaskan bahwa pikiran manusia adalah suatu daerah penyusun suatu konstruksi
yang diperoleh dari proses belajar dan keaktifan menciptakan pemahaman pribadi berdasarkan integrasi
apa yang disaksikan dan apa yang telah diketahui (Reynolds, M.W., Miller, G.E., & Weiner, I.B., 2003).
Peran utama dalam teori proses informasi adalah mengenalkan analisis tugas kognitif (cognitive task
analysis). Yaitu teknik untuk mendeskripsikan proses kognitif yang dilakukan seseorang untuk
menyelesaikan suatu tugas kognitif. Berdasarkan analisis tugas kognitif, ada 5 tahapan dalam memproses
suatu permasalahan (Mayer, 19987; Sternberg, 1997): 1. Encoding. Yaitu membaca dan membentuk
representasi mental kata-kata dan memberi petunjuk tanda baca. 2. inferring. Yaitu menentukan
hubungan antara dua istilah atau makna yang berhubungan. 3. Mapping. Yaitu menentukan istilah atau
makna yang ketiga dan bagaimana istilah itu berhubungan dengan istilah pertama. 4. Appliying.
Melakukan generalisasi terhadap istilah keepat berdasarkan hubungan yang idbentuk pleh istilah ketiga.
5. Responding. Yaitu melakukan respon dari hasil tahap-tahap sebelumnya secara fisik, misal
menuliskannya (Reynolds, M.W., Miller, G.E., & Weiner, I.B., 2003).
III. HIPOTESIS
a. Jika seseorang diberi stimulus yang jenisnya berbeda (berupa pasangan kata tidak bermakna,
pasangan kata bermakna namun tidak saling berhubungan, pasangan kata bermakna saling
berhubungan), maka daya ingat akan berbeda.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka pasangan kata-kata yang
dapat diingat subjek dipengaruhi oleh urutan penyajiannya.
a. Jenis pasangan kata yang menjadi stimulus, yaitu pasangan kata tidak bermakna, pasangan kata
bermakna tidak saling berhubungan, dan pasangan kata bermakna saling berhubungan.
b. Urutan penyajian stimulus, yaitu urutan awal (1-3), urutan tengah (4-7), dan urutan akhir (8-10).
V. VARIABEL DEPENDEN
Daya ingat, yang ditunjukkan melalui persentasi menjawab dengan benar pasangan kata yang mampu
diingat.
C. Jam
K1
X1
K2
X2
K3
X3
X2 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna yang tidak saling berhubungan
X3 : Perlakuan dengan jenis stimulus berupa pasangan kata bermakna saling berhubungan
R : Random Assignment
Subjek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan dengan eksperimenter.
Eksperimenter melakukam pendekatan kepada subjek sehingga suasana tidak kaku dan menegangkan.
Eksperimenter membacakan petunjuk untuk mengerjakan tes memori dengan instruksi sebagai berikut :
”Saya akan membacakan 10 pasangan kata-kata. Pembacaan akan dilakukan 5 kali. Tugas anda adalah
mendengarkannya dengan seksama dan berusaha mengingat-ingatnya. Anda akan ditanya tentang
pasangan kata-kata tersebut”.
Daftar pasangan kata-kata dibacakan dengan nada yang mendekati sama, dengan cara: jarak pembacaan
antara pasangan kata-kata adalah 2 detik, dan jarak antara setiap ulangan adalah 15 detik.
Setelah diulang 5 kali, subjek diberi kesempatan untuk beristirahat selama 15 menit, dan selama itu pula
subjek diajak bercakap-cakap sehingga tidak ada kesempatan bagi subjek untuk mengingat-ingat materi
yang telah diberikan.
Subjek diminta duduk kembali berhadapan dengan eksperimenter, dan eksperimenter membacakan
instruksi berikut:
”Sekarang saya akan mebacakan pada anda satu kata, dan tugas anda adalah mengatakan pasangannya”.
Apabila subjek menjawab benar, maka eksperimenter langsung meneruskan dengan pertanyaan
berikutnya. Namun apabila jawaban subjek salah, maka tunggulah kira-kira 4 detik untuk memberi
kesempatan mengoreksi jawaban sebelumnya.
No
Subjek
Memory
(% jawaban benar)
1-3
4-7
8-10
1-3
4-7
8-10
1-3
4-7
8-10
1.
TOPIK
2.
HENDRI
0
0
3.
RIO
10
4.
YOKI
6
7
5.
KASRUL
10
3
Keterangan:
8 – 10 : Urutan Akhir
X. PENGOLAHAN HASIL
A:B
A:B
Variable 2
Mean
2.6
7.2
Variance
2.3
4.7
Observations
Pearson Correlation
0.030415
0
Df
t Stat
-3.94447
P(T<=t) one-tail
0.008448
t Critical one-tail
2.131847
P(T<=t) two-tail
0.016896
t Critical two-tail
2.776445
Kesimpulan :
A:C
A:C
Variable 2
Mean
2.6
8.8
Variance
2.3
1.7
Observations
Pearson Correlation
0.328719
Df
4
t Stat
-8.43713
P(T<=t) one-tail
0.00054
t Critical one-tail
2.131847
P(T<=t) two-tail
0.001081
t Critical two-tail
2.776445
Kesimpulan :
B:C
B:C
Variable 2
Mean
7.2
8.8
Variance
4.7
1.7
Observations
Pearson Correlation
0.725238
Df
4
t Stat
-2.35907
P(T<=t) one-tail
0.038871
t Critical one-tail
2.131847
P(T<=t) two-tail
0.077742
t Critical two-tail
2.776445
Kesimpulan :
t hitung > t tabel
XI. KESIMPULAN
Jika stimulus yang jenisnya berbeda berupa pasangan kata tidak bermakna, bermakna tidak
berhubungan, bermakna saling berhubungan, maka daya ingatnya akan berbeda dengan sangat
signifikan. Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna dan pasangan kata bermakna
tidak berhubungan, maka ada perbedaan daya ingat yang signifikan. Hipotesis diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna dan pasangan kata bermakna
saling berhubungan, maka terdapat perbedaan daya ingat yang sangat signifikan. Hipotesis diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata bermakna tidak berhubungan dan pasangan
kata bermakna saling berhubungan, maka tidak terdapat perbedaan daya ingat yang signifikan. Hipotesis
ditolak.
Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka pasangan kata-kata yang dapat
diingat dipengaruhi oleh urutan penyajian. Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan penyajian awal dan
tengah tidak mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan penyajian awal dan
akhir tidak mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka urutan penyajian tengah
dan akhir secara sangat signifikan mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis
diterima.
XII. DISKUSI
Dalam dasar teori disebutkan bahwa memori merupakan keseluruhan pengalaman masa lalu yang dapat
diingat kembali. Pada eksperimen ini, dapat dilihat bahwa subjek diberikan pasangan kata-kata yang
tidak bermakna, pasangan kata bermakna namun tidak saling berhubungan, pasangan kata bermakna
saling berhubungan. Kata kata tersebut diberikan untuk diingat kembali setelah 15 menit, tanpa adanya
kesempatan untuk mengulang-ulang dalam mengingat.
Pada perlakuan B dan C seharusnya ada perbedaan yang signifikan, tetapi karena suasana laboratorium
yang tidak mendukung, sehingga tidak mungkin untuk melaksanakan eksperimen sesuai dengan kondisi
yang seharusnya, yakni subjek seharusnya berada terpisah dari rekan-rekan yang lain dan berada dalam
ruangan tertutup yang letaknya terpisah.
Fisik : Kondisi ruangan cukup nyaman pada saat pelaksanaan eksperimen, namun jumlah mahasiswa
yang terlibat dalam eksperimen cukup banyak dan menimbulkan sedikit suasana bising pada
pelaksanaan eksperimen. Selain itu jumlah eksperimen yang akan diujikan cukup banyak membuat
waktu pengerjaan satu eksperimen harus dipotong. Ruangan yang tidak ber AC membuat suasana sedikit
panas karna pelaksanaan eksperimen dilakukan menjelang siang hari. Asisten eksperimen juga
membantu jalannya eksperimen dengan menjadi tempat bertanya dan menunjukkan beberapa cara kerja
alat tes.
Kegunaan memory dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksikan kesan-kesan.
Asisten :
Tirtha Paradisa
..........................
Penyusun,
Novita Evi Arini
.........................
DAFTAR PUSTAKA
Etsem, M B. Walgito, B., Sugiyanto., dan Priyosulistyo. (2008). Sarana navigasi kognitif sebagau upaya
peningkatan kemudahan evakuasi pada bangunan mal/ fasilitas umum. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi
UGM. 35.(01).41-61
Helversen, B.V., & Rieskamp, J. 2008. The mapping models: a cognitive thoery of quantitative estimation.
Journal of Experimental Psychology : General. 137. (1). 73-96
Passer, M.W., & Smith, R.E., 2004. Psychology : The Science of Mind and Behavioral. California: Mc Graw
Hill
Weiner, I.B., Reynolds, M.W., & Miller, G.E., Handbook of Psychology, Volume 7. Educational Psychology.
New Jersey : John Wiley & Sons.inc.
Wilson, R.A., & Keil, E.C. 1999. The MIT Encyclopedia of The Cognitive Science. London : The MIT Press
novitaeviarini di 23.12
Berbagi
Posting Komentar
›
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
novitaeviarini
..smart girl