Anda di halaman 1dari 4

MEMAHAMI SURAT AD DHUHA

Kandungan Surat Ad Dhuha Ayat 1-11 - Surat Ad Dhuha adalah salah satu surat yang berada di
juz ke 30. Surat Ad Dhuha menempati urutan ke 93 yang tergolong surat Makkiyah. Turunnya
surat Ad Dhuha ketika nabi Muhammad SAW sebelum hijrah ke Madinah. Nama Ad Dhuha
diambil dari ayat pertama dalam surat tersebut. Turunnya surat Ad Dhuha ini berkaitan dengan
peristiwa Fathratul Wahyi, yaitu suatu masa kekosongan turunnya wahyu kepada nabi Muhammad
SAW.

Surat Ad Dhuha Arab

١: ٰ ‫ُّح‬
‫َى‬ ‫َالض‬ ‫و‬
٢: ٰ ‫َى‬‫َا سَج‬ ‫ِذ‬‫ِ إ‬‫ْل‬ َّ َ
‫الي‬ ‫و‬
٣: ٰ ‫لى‬ََ‫ما ق‬ ََ‫بكَ و‬ ‫َكَ ر‬
َُّ ََّ
‫دع‬ ‫ما و‬ َ
٤: ٰ َ ُ‫اْل‬
‫ولى‬ ْ َ ‫ِن‬‫ٌ َّلكَ م‬‫ْر‬‫َي‬
‫ة خ‬ َُ
‫ءاخِر‬َْ‫ََلل‬‫و‬
٥: ٰ ‫َى‬
ٰٓ ‫َر‬
‫ْض‬ ‫َت‬‫بكَ ف‬ ‫ِيكَ ر‬
َُّ ‫ْط‬‫يع‬ُ َ‫ْف‬‫ََلسَو‬‫و‬
٦: ٰ ‫َى‬
‫َٔاو‬‫َـ‬‫ًا ف‬ ‫ِيم‬ َ َ
‫يت‬ ‫دك‬ِْ‫يج‬
َ ْ ‫ََلم‬‫أ‬
٧: ٰ ‫دى‬َ‫ه‬ََ ‫َآا‬
‫ًّل ف‬ ‫َ ض‬‫دك‬ََ‫َج‬‫َو‬‫و‬
٨: ٰ ‫ْن‬
‫َى‬ َ
‫َأغ‬ ًِ
‫ًل ف‬ ‫َآئ‬ ‫َ ع‬‫دك‬ََ‫َج‬‫َو‬‫و‬
٩: ْ ‫هر‬َْ‫تق‬ ََ
َ ‫ًل‬ ‫َ ف‬ ‫ِيم‬‫َت‬ ْ ‫ما‬
‫الي‬ ََّ
‫َأ‬‫ف‬
١۰: ْ ‫هر‬َْ‫تن‬ ََ
َ ‫ًل‬ ‫َ ف‬ ‫ما السَّآئ‬
‫ِل‬ َ
َّ‫َأ‬‫و‬
١١: ْ ‫ِث‬‫د‬ ‫َح‬
َِّ ‫ِكَ ف‬َِّ
‫ب‬ ‫ِ ر‬‫َة‬‫ْم‬‫ِع‬‫ِن‬‫ما ب‬ َ
َّ‫َأ‬‫و‬
Terjemah Surat Ad Dhuha

1 Demi waktu matahari sepenggalahan naik


2 dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)
3 Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu
4 Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)
5 Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas
6 Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
7 Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk
8 Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9 Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang
10 Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya
11 Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan

Berikut ini Kandungan Surat Ad Dhuha Ayat 1-11


1. Kehidupan nabi Muhammad SAW akan lebih baik dari pada hari-hari yang lalu
2. Kehidupan di akhirat jauh lebih utama dibandingkan kehidupan di dunia yang fana ini
3. Menerangkan bahwa kehidupan nabi Muhammad ketika menjadi anak yatim selalu diberikan
petunjuk oleh Allah SWT
4. Kita harus senantiasa menyayangi, peduli terhadap anak yatim dan peminta-minta
5. Kita diwajibkan harus selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada
kita

Pada intinya, kandungan surat Ad Dhuha ini ada banyak, seperti Allah telah bersumpah dengan
dua waktu yaitu waktu dhuha dan waktu malam semuanya itu merupakan tanda-tanda kebesaran
Allah SWT. Selain itu Allah juga selalu melindungi, memberikan petunjuk kepada nabi
Muhammad sehingga hari demi hari selalu mengalami kebaikan, dan Allah memberikan wahyu
kepadanya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Yang terakhir, kita
sebagai hamba Allah harus selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita, baik
nikmat jasmani dan nikmat rohani.

HADITS KEUTAMAAN MEMBERI


HADITS TENTANG KEUTAMAAN ORANG YANG MEMBERI

‫ْه‬
ِ ََ
‫لي‬ ‫لى هللاُ ع‬ ََّ َْ
‫ل هللاِ ص‬ ‫َسُو‬
‫ن ر‬ََّ
‫ه أ‬ُْ‫َن‬
‫ُ ع‬‫ِيَ هللا‬‫َض‬
‫َ ر‬‫َر‬‫ُم‬
‫بنِ ع‬ْ‫َنِ ا‬ ‫ع‬
. ‫ْلى‬‫د السُّف‬ ِ ‫ْلي‬
َِّ ‫َ ا‬ ‫ٌ م‬
‫ِن‬ ‫َي‬
‫ْر‬ ‫َا خ‬ ُْ
‫لي‬ ‫ْلع‬‫د ا‬ ‫ْلي‬
َُّ ‫ ا‬: ‫ل‬ َ‫َا‬‫َ ق‬ ‫لم‬ََّ‫َس‬
‫و‬
‫ْلى ه‬
َ‫ِي‬ ‫د السُّف‬ َُّ ‫ْلي‬‫َ ا‬ ُ
‫َة و‬ ‫ِق‬‫ْف‬
‫ُن‬‫ْلم‬‫ِيَ ا‬ ‫َا ه‬ ُْ
‫لي‬ ‫ْلع‬‫د ا‬َُّ ْ َ
‫الي‬ ‫ف‬
‫ِلة ( متفق عليه‬ ُ َ‫) السَّائ‬
Dari ibnu Umar Ra. sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : “ Tangan di atas itu lebih
baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang member dan tangan yang di
bawah itu ialah yang meminta.” (H.R Mutafaq ‘Alaih).

HUKUM BACAAN MAD


Arti Bacaan Mad
Mad jika dikaji secara bahasa mempunyai makna membentangkan atau bisa juga memanjangkan.
Tetapi jika dikaitkan dengan huruf mempunyai arti panjang. Adapun mad menurut istilah adalah
memanjangkan bacaan (suara) ketika membaca huruf mad.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa huruf mad hanya ada tiga, yakni ‫( ا‬alif), ‫( ي‬ya’) dan ‫و‬
(wawu). Jika kita kesulitan dalam menghafal huruf mad ini, maka disingkat saja menjadi ‘‫’ا َ يُو‬
(ayuw).
Artinya, jika ada huruf alif yang sukun atau tidak berharokat tersebut jatuh setelah huruf yang
berharokat fathah (َ ). Kemudian huruf wawu sukun atau tidak berharokat yang jatuh setelah
huruf yang berharokat dhamah (ُ ). Dan huruf ya’ sukun atau tidak berharakat yang jatuh
setelah huruf yang berharokat kasrah (ُ ). Seperti yang dijelaskan dalam mad thabi’i di bawah
ini
Macam – Macam Bacaan Mad dalam al-Qur’an
Membaca al-Qur’an dengan mengatur panjang pendek suara yang kita lantunkan, supaya orang
yang mendengar bacaan al-Qur’an di sekitar kita hatinya terasa nyaman dan tentram. Juga untuk
menjaga arti dari lafadz al-Qur’an tersebut tidak berubah. Inipun tentunya juga membutuhkan
proses bagi kita semua yang sedang belajar al-Qur’an.

Untuk itulah kita juga harus tahu tentang bacaan mad ini yang ternyata juga mempunyai banyak
macamnya. Sebelumnya harus kita ketahui bahwa bacaan mad ini mempunyai dua jenis. Yaitu
mad thabi’i dan mad far’i (cabang-cabang dari mad thabi’i)

Mad Thabi’i (‫طبِي ِعي‬ َ ّ‫ ) َمد‬. Mad ini juga bisa disebut dengan mad asli. Artinya, panjang dari bacaan
tersebut hanya dikarenakan adanya huruf mad tersebut. Untuk panjangnya adalah dua harakat.
Contoh: Untuk huruf wawu (‫ ) و‬contohnya adalah: ‫ب‬ ِ ‫ غ َۡي ِر ۡٱل َم ۡغضُو‬.Untuk huruf alif (‫ ) ا‬contohnya
adalah: ‫ت‬ ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫ َما فِي ال‬. Untuk huruf ya’ (‫ ) ي‬contohnya adalah : ‫للا‬ ّ ‫َس ِبي ِل‬
Mad Wajib Muttashil (‫صل‬ َّ
ِ ‫اجب ُمت‬ ّ
ِ ‫) َمد َو‬. Mad ini adalah ketika huruf mad bertemu dengan huruf
hamzah, dan terletak dalam satu kalimat. Cara membaca mad ini adalah dibaca panjang dengan
panjang lima harakat. Contoh: ‫ ِجي َء‬, ‫سو ٌء‬ ُ ,‫ُحنَفَا ٓ َء‬
Mad ‘Aridh Lis-sukuun (‫س ُكو ِن‬ ُّ ‫ارض لل‬ ِ ‫) َمدّ َع‬. Mad thabi’i atau mad layyin yang jatuh sebelum huruf
yang diwaqafkan. Adapun panjang mad ini adalah dua sampai enam rakaat. Contoh: , َ‫ۡٱل َٰ َخس ُِرون‬
‫اس‬ ِ َّ‫ ۡٱل َخن‬, َ‫ظ ِل ِمين‬َّ َٰ ‫ٱل‬
Mad ‘Iwadh (‫) َمدّ ِع َواض‬. Mad yang terjadi karena berhenti pada huruf yang akhirannya terdapat
harakat fathah tanwin. Panjang mad ini adalah dua harakat. Contoh: ‫ َر ِحيما‬, ‫ أَبَ ٗد ۖا‬,‫نَ َه ٗارا‬
Mad Badal (‫) َمدّ بَدَل‬. Bacaan mad yang terjadi karena adanya huruf hamzah yang bertemu dengan
huruf mad. Panjang mad ini adalah dua harakat. Contoh: ‫ان‬ ٌ ‫ إِي َم‬, ‫ي‬ ُ
َ ِ‫أوت‬
Mad Lazim Mukhoffaf Kilmi (‫) َمدّ ََل ِز ٌم ُم َخفَّف ِكل ِمي‬. Adanya huruf yang berharakat sukun yang
sebelumnya terdapat huruf alif. Mad ini panjangnya adalah enam harakat. Bacaan mad ini hanya
ada satu dalam al-Qur’an yang yang terdapat pada dua ayat. Yakni pada QS. Yunus (10): 51 dan
91. Seperti berikut ini: َ‫ص ۡيت‬ َ ‫ َءآ ۡل َٰـنَ َوقَ ۡد َع‬, ‫َءآ ۡل َٰـنَ َوقَ ۡد ُكنتُم‬
Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi (‫) َمدّ ََل ِز ٌم ُمثَقَل ِكل ِمي‬. Adanya huruf yang bertasydid, yang mana huruf
tersebut jatuh setelah huruf mad. Mad ini dibaca panjang enam harakat. Contoh: , َ‫ ت َ َٰ َٓحضُّون‬, َ‫ضآلِّين‬ َّ ‫ٱل‬
ُ‫صا ٓ َّخة‬ َّ ‫ٱل‬
Mad Lazim Harfi Mukhaffaf (‫) َمدّ ََل ِز ٌم َحرفِي ُمخَ َّفف‬. Bacaan mad yang terletak pada huruf-huruf
yang ada di awal surat, serta tidak di idghamkan (tidak memakai tasydid). Panjang mad ini adalah
dua sampai enam harakat. Contoh: ‫ ق‬,‫ طه‬,‫يس‬
Mad Lazim Harfi Musyabba’ (‫) َمدّ ََل ِز ٌم َحرفِي ُم َشبَّ ٌع‬. untuk bacaan mad ini mirip dengan mad lazim
harfi mukhaffaf. Adapun yang membedakannya adalah bacaan mad yang terletak di awal surat
tersebut tidak di idghamkan. Untuk panjang bacaan mad ini adalah enam harakat. Contoh:. , ‫آل ّم‬
‫( طس ّم‬huruf lam dan huruf miim dibaca panjang )
Mad Shilah Thawiilah ( ٌ‫ط ِويلَة‬ َ ٌ‫صلَة‬ ِ ّ‫) َمد‬. Mad ini adalah mirip dengan mad shilah qashirah. Adapun
yang membedakannya adalah setelah huruf ha’ dhamir (‫ى ِه‬/ُ‫)ىه‬tersebut terdapat huruf alif atau
hamzah, tetapi dalam kalimat yang terpisah. Panjang mad ini adalah lima harakat. Contoh: ‫ِب ِ ٓۦه أَن‬
‫ َولَ ٓۥه ُ أ ُ ۡخت‬, ‫ص َل‬ َ ‫يُو‬
Mad Tamkin (‫) َمدّ تَم ِكين‬. Adanya huruf ya’ yang berharakat sukun (‫ )ي‬yang jatuh setelah huruf
ya’ yang bertasydid dan berharakat kasrah ( ِ ‫ي‬ ّ ). Panjang mad ini adalah dua harakat. Contoh: ‫ُحيِّييتُم‬
َ‫ اَلنَّ ِبيّين‬,
Mad Farq (‫ ) َمدّ فَرق‬. mad asli yang jatuh sebelum huruf yang bertasydid. Panjang mad ini adalah
tiga alif atau enam harakat. Contoh: ‫ قُ ۡل َءآلذَّك ََري ِن‬, ‫آَّللُ أَذِنَ لَ ُكم‬
َّ ‫قُل‬

Anda mungkin juga menyukai