Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE

Oleh
Masfufatun
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRAK
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang mudah larut dalam air.
Oleh karena itu CMC mudah dihidrolisis menjadi gula-gula sederhana oleh enzim selulase. Bekicot
adalah hewan lunak, mudah berkembang biak dan memanfaatkan selulosa sebagai sumber energinya
serta kandungan proteinnya cukup tinggi. Oleh karena itu bekicot dapat dijadikan sebagai sumber
enzim selulase untuk menghidrolisis Carboxy Methyl Cellulose (CMC)
Peneltian ini bertujuan untuk isolasi enzim selulase dari bekicot, Achatina fulica dan
menentukan karakterisasinya. Kadar Glukosa yang dihasilkan dari aktivitas enzim selulosa dianalisa
dengan menggunakan metode Semogy-Nelson,. Dari penelitian ini ternyata enzim selulase yang
diisolasi dari hepatopankreas bekicot, Achatina fulica memiliki aktivitas spesifik sebesar 2,85 U/mg
protein dan beraktivitas optimum pada suhu 50oCdan pH 5,16 serta memiliki memiliki parameter
kinetik harga Vm sebesar 0,23mg/mL per menit dan Km sebesar 0,53 mg/mL. Bagian enzim
selulosa mulai jenuh pada konsentrasi 4%.
Kata kunci : Carboxy Methyl Cellulose, hidrolisis, selulase

ISOLATION AND CHARACTERIZATION cellulase


By
Masfufatun
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRACT
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) is a derivative of cellulose soluble in water. Therefore, CMC easily
hydrolyzed into simple sugars by the enzyme cellulase. Snails are animals soft, easy to breed and
utilize cellulose as a source of energy and protein content is high enough. Therefore, snails can be
used as a source of cellulase enzyme to hydrolyze carboxy Methyl Cellulose (CMC)
This research aims to isolate cellulase enzyme from the snail, Achatina fulica and determine its
characterization. Glucose levels produced from cellulose enzyme activity were analyzed by using the
method Semogy-Nelson. From this research it turns out cellulase enzyme isolated from
hepatopankreas snail, Achatina fulica has a specific activity of 2.85 U / mg protein and activity
50oCdan temperature optimum at pH 5.16 and have had kinetic parameters Vm price of 0.23 mg / mL
per minute and Km is 0.53 mg / mL. Part enzyme cellulose getting fed at a concentration of 4%.
Keywords: carboxy Methyl Cellulose, hydrolysis, cellulase

Pendahuluan selanjutnya difermentasi menjadi etanol


Selulosa merupakan biomolekul oleh khamir atau bakteri.
yang paling banyak ditemukan di alam Carboxy Methyl Cellulose
dan merupakan unsur utama penyusun (CMC) merupakan turunan selulosa,
kerangka tumbuhan. Diperkirakan kopolimer dua unit β-D glukosa dan β-
sekitar 1011 ton selulosa dibiosintesis D-glukopiranosa 2-O-(karboksilmetil)-
tiap tahun. Daun kering mengandung 10- garam monosodium yang terikat melalui
20%selulosa; kayu 50% dan kapas ikatan β-1,4-glikosidik. CMC memiliki
90%(Kolman, 2001). Selama ini limbah kelarutan lebih tinggi daripada selulosa,
pertanian maupun kehutanan, seperti sehingga mudah dihidrolisis. Hidrolisis
jerami gandum maupun padi, tongkol CMC menjadi gula-gula sederhana
jagung, bagas, kulit kacang dan lain-lain dapat dilakukan dengan menggunakan
belum dimanfaatkan secara optimal, katalis asam, enzim maupun mikroba
padahal limbah-limbah tersebut selulolitik. Beberapa penelitian
merupakan sumber energi yang melaporkan bahwa proses hidrolisis
potensial. Kandungan selulosanya yang secara enzimatis lebih menguntungkan
tinggi sehingga dapat dikonversi menjadi daripada menggunakan asam. Selain
gula-gula sederhana (gula pereduksi) dan tidak menimbulkan masalah korosi dan
berlangsung pada kondisi mild (pH 4,8
dan suhu 500C), ternyata proses mayarakat Sidoarjo, dipilih yang besar
hidrolisais secara enzimatis dan cangkangnya masih utuh. Carboxy
menghasilkan yield lebih tinggi Methyl Cellulose (CMC) sebagai
daripada hidrolisis yang dikatalisis asam substrat dalam proses hidrolisis
(Duff and Murray, 1996). Enzim diperoleh dari laboratorium
selulase diproduksi oleh mikroba Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA
selulolitik dari golongan bakteri dan Universitas Airlangga Surabaya.
jamur. Permasalahan yang sering A. Isolasi Enzim Selulase dari
muncul dalam penelitian adalah kurang Hepatopankreas Bekicot, Achatina
tersedianya enzim selulase yang murah fulica
dan efisien. Salah satu alternatif untuk Sebanyak 35 gram hepatopankreas
mengatasi hal ini adalah dengan bekicot dihomogenisasi dengan 500ml
memanfaatkan bekicot sebagai sumber 1% NaCl dingin (pH=7) dalam
enzim selulase. Selama ini bekicot waringblender selama 3 menit pada suhu
banyak digunakan sebagai pakan ternak 1-4oC. Homogenat yang diperoleh
karena kandungan proteinnya yang kemudian disaring melalui kain pada
cukup tinggi (75 gram/100gram daging suhu 2-4oC dan filtratnya disentrifuge
bekicot). Silaban, R., 1999 menemukan selama 80 menit pada suhu 2oC dan 4200
mikroba selulolitik, Pseudomonas rpm dalam International Refrigerated
alcaligenes PaAf-18 di dalam tubuh Centrifuge dengan rotor no. 840.
bekicot. Mikroba selulolitik tersebut Supernatan yang diperoleh merupakan
memproduksi enzim selulase untuk preparat enzim selulase selanjutnya
mencerna makanan (selulosa) dan dilakukan uji aktivitas dan kandungan
sebagian disimpan dalam proteinnya. (Soedigdo, dkk., 1980)
hepatopankreas yang salurannya
bermuara ke sistem pencernaan. Isolasi B. karakterisasi enzim selulase
enzim selulase dari hepatopankreas  Menentukan kondisi optimum
bekicot lebih mudah dilakukan daripada aktivitas enzim selulase
isolasi dari bakteri atau jamur, yakni pH Optimum
melalui proses dekstruksi sel, pH optimum ditentukan dengan
homogenasi dan sentrifugasi. cara sebagai berikut: disediakan
Dalam melakukan kerja beberapa larutan CMC 2% dalam bufer
katalitiknya, aktivitas enzim dipengaruhi asetat dengan pH berbeda 4,5; 5,0; 5,16,
oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi 5,25 dan 5,5. Masing-masing larutan
substrat, pH, suhu, konsentrasi enzim diambil 40 ml dan dimasukkan ke dalam
dan waktu reaksi (Price, 1979). Di labu erlenmeyer 100 ml yang berbeda.
industri pengungkapan sifat dan Ke dalam masing-masing labu
karakteristik suatu produk enzim sangat erlenmeyer ditambahkan 10 ml larutan
diperlukan untuk efisiensi proses enzim kemudian diinkubasi pada suhu
produksi dan lebih jauh akan optimum selama 1 jam dengan
difungsikan untuk memperoleh produk kecepatan 160 rpm.. Reaksi dihentikan
akhir yang berkualitas. Oleh karena itu dengan pemanasan selama 10 menit.
penelitian ini bertujuan untuk isolasi Kadar Gula reduksi dalam hidrolisat
enzim selulase dari bekicot, Achatina selulosa ditentukan dengan
fulica dan menentukan karakteristiknya menggunakan metode Semgy-Nelson.
yang meliputi kondisi suhu, pH, Suhu Optimum
konsentrasi substrat dan parameter Suhu optimum dilakukan
kinetik. Dari penelitian diharapkan dengan cara sebagai berikut: Ke dalam 6
glukosa sebagai hasil hidrolisis dapat buah labu erlenmeyer 100ml
dimanfaatkan sebagai bahan baku dimasukkan masing-masing 40 ml CMC
pembuatan etanol. 2% dalam larutan buffer asetat pH 5 dan
ditambahkan 10 ml enzim selulase.
Bahan dan Metode Campuran dalam labu diinkubasi pada
Bahan-bahan utama yang suhu berbeda (30oC, 40oC, 50oC dan
diperlukan dalam penelitian ini adalah 60oC) dan kecepatan 160 rpm selama
bekicot, Achatina fulica sebagai sumber 60 menit.. reaksi dihentikan dengan
enzim , diperoleh dari perladangan pemanasan selama 10 menit. Kadar Gula
reduksi dalam hidrolisat Carbokxy tersebut dimasukkan kertas saring
Methyl Cellulose (CMC) ditentukan berukuran 1,0 x 6,0 cm ( 50 mg) lalu
dengan menggunakan metode Semgy- diaduk (NB. Semua bagian kertas saring
Nelson. Whatman No 1 harus tercelup dalam
Konsentrasi Susbstrat optimum cairan). Setelah 1 jam reaksi dihentikan
Konsentrasi substrat optimum dengan pemanasan dalam air mendidih
ditentukan dengan cara sebagai berikut: selama 10 menit dan selnjutnya
disediakan larutan CMC dalam larutan dilakukan uji gula reduksi pada filtratnta
buffer asetat pH 5 dengan konsentrasi dengan menggunakan metode Somogy-
yang berbeda dan dimasukkan ke dalam Nelson. (Ghose,1987)
labu erlenmeyer 100ml masing-masing Analisa Kadar Gula Reduksi
sebanyak 40ml. Selanjutnya Pengambilan sampel dilakukan
ditambahkan 10ml larutan enzim. dengan menggunakan pipet mikro
Campuran diinkubasi pada suhu 500C sebanyak 200 l, dimasukkan secara
selama 1 jam. Sesudah reaksi enzimatik kuantitatif ke dalam tabung ependorf.
dihentikan dengan pemanasan, Kemudian disentrifugasi kecepatan
ditentukan kadar gula reduksinya dengan tinggi selama 5 menit. Dipisahkan antara
menggunakan metode Somogy-Nelson. residu dan filtratnya. Filtrat ditentukan
kadar glukosanya dengan metode
 Menentukan Parameter Kinetik Semogyi-Nelson.Absorbansi sampel (y)
Reaksi Enzimatis diekstrapolasikan pada persamaan
Parameter kinetik reaksi regresi linier yang telah didapat, dari
enzimatis adalah laju reaksi maksimum kurva standar glukosa, sehingga setiap
(Vm ) dan tetapan Michaelis-Menten kadar glukosa dapat ditentukan..
(Km), ditentukan dengan menggunakan
persamaan Michelis Menten atau Uji Kandungan Protein pada Enzim
persamaan Lineweaver Burk. Persamaan Selulase
Michelis Menten diperoleh dengan
membuat kurva hubungan [S] dengan V, Enzim selulase yang diisolasi
sedangkan persamaan Lineweaver Burk dari hepatopankreas bekicot ditrentukan
diperoleh dengan membuat kurva kadar proteinnya dengan cara sebagai
hubungan 1/[S] dengan 1/V. Data laju berikut: ke dalam tabung reaksi yang
reaksi (V) diperoleh dari percobaan berisi 7 mL ekstrak kasar enzim
optimasi substrat. ditambahkan 3 ml reagen Bradford, lalu
diinkubasi selama 5 menit. Setelah
C. Metode Analisis waktu inkubasi, absorbansi larutan
Uji aktivitas Selulase enzim diukur pada panjang gelombang
Pada tabung reaksi betutup maksimum 595 nm. Absorbansi yang
diisi dengan 1,0ml larutan buffer asetat diperoleh diplotkan pada persamaan
pH 4,8 dan 0,5ml larutan enzim dalam regresi linier kurva standar protein
buffer asetat. Selanjutnya campuran
tersebut dipanaskan. Pada saat suhu
mencapai 50OC, ke dalam tabuing
D. Diagram Alir Percobaan
35 g Hepatopankreas Bekicot 500 mL 1% NaCl dingin (pH=7)

dicampur

Campuran

dihomogenisasi dalam waringblender pada


suhu 1 – 4oC selama 3 menit
homogenat

disaring

suspensi Residu

disentrifus dingin pada suhu 2°C, 4200 rpm


selama 80 menit

Supernatan Residu
ekstrak selulase

Uji Karakterisasi
aktivitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Eksatraksi Enzim Selulase dari Sel hewan tidak memiliki
Hepatopankreas Bekicot, Achatina dinding sel sehingga proses isolasi
fulica enzim berlangsung lebih mudah. Proses
Bekicot (Achatina fulica) isolasi enzim selulase dari
memiliki ciri khas warna garis-garis hepatopankreas melalui tahapan
pada tempurung/cangkangnya tidak dekstruksi sel yaitu pelepasan enzim dari
begitu mencolok sebagaimana gambar matriks sel. Enzim selulase dipisahkan
4.1. Hewan ini menggantungkan dari matriks sel dengan cara merusak
hidupnya pada selulosa sebagai sumber membran sel melalui pengaturan tekanan
energinya. Oleh karena itu banyak osmosa larutan diluar sel dengan
ditemukan mikroba selulitik di dalam menggunakan larutan NaCl dan
sistem pencernaanya. Enzim selulase homogenisasi dengan menggunakan
merupakan enzim ekstrasellular yang waringblender
diproduksi di dalam sel mikroba (Palmer, 1995). Homogenat
selulolitik dan kemudian dikeluarkan yang diperoleh dari proses dekstruksi
dari sel masuk ke dalam sistem disaring dan disentrifus dengan tujuan
pencernaan untuk mencerna selulase. untuk memisahkan enzim selulase dari
Dengan demikian enzim selulase matriks sel yang lain . Supernatan yang
diisolasi dari hepatopankreas bekicot diperoleh merupakan ekstrak kasar
(Achatina fulica) yang bermuara pada enzim selulase, berwarna coklat
sistem pencernaan. muda(gambar 2) dan sebanyak 470 mL
dari 500 mL homogenat (35 gram reaksi antara reagen Bradford dengan
hepatopankreas) dan pH 5,2. Selanjutnya protein sehingga terbentuk senyawa
ekstrak kasar tersebut diuji kadar kompleks berwarna biru menurut reaksi
proteinnya dengan menggunakan metode berikut:
Bradford. Metode ini didasarkan pada
H+ (H3PO4)
Coomassie Blue + Protein Kompleks berwarna biru
diekstrak dari bekicot (Achatina fulica)
Larutan kompleks biru ini diukur memiliki kandungan protein sebesar 4,4
absorbansinya dengan menggunakan mg/mL ekstrak. Hal ini kemungkinan
spektrofotometer pada panjang karena ekstrak enzim yang dihasilkan
gelombang 595 nm. Semakin tinggi pada penelitian ini terlalu encer
Absorbansi yang terukur maka semakin (gambar.2) dan tidak dilakukan proses
tinggi kadar proteinnya .Kandungan pemekatan sebagaimana yang telah
protein dalam ekstrak kasar enzim dilakukan Saryono (1991). Pemekatan
selulase sebesar 1,72 mg per mL ekstrak ekstrak enzim dilakukan melalui proses
enzim selulase. Kandungan protein ini liofilisasi dengan tujuan untuk
jauh lebih rendah dibandingkan hasil mengurangi pelarut pada kondisi suhu -
penelitian yang dilaporkan Saryono 87oC dan tekanan 1,3 bar.
(1991), bahwa enzim selulase yang

Gambar 1. Bekicot, Achatina fulica Gambar 2. Ekstrak Kasar Enzim


Selulase
Keberhasilan isolasi enzim glukosa per mililiter substrat tiap menit
selulase ditentukan melalui uji aktivitas pada kondisi percobaan.
enzim dengan menggunakan substrat Hasil Aktivitas enzim selulase
kertas saring whatman no 1. Aktivitas ini berbeda dengan hasil penelitian yang
yang terukur merupakan aktivitas telah dilaporkan Saryono (1991),bahwa
selulosa total (FP-ase). Kadar glukosa aktivitas enzim selulase terhadap
sebagai hasil aktivitas enzim selulase selulase ampas nanas mencapai 3,4
ditentukan dengan metode Somogyi- mg/mL per menit dan aktivitas spesifik
Nelson. Metode ini didasarkan pada sebesar 0,7727 Unit/mg protein. Hal ini
reaksi reduksi tembaga (II) menjadi terjadi karena Saryono (1991)
tembaga (I) dalam larutan yang melakukan tahap pemurnian terhadap
mengandung K-Na tartrat, yang ekstrak enzim selulase setelah tahap
kemudian oleh adanya reagen liofilisasi. Pemurnian dilakukan melalui
arsenomolibdat hasil ini membentuk tahap fraksinasi dan dialisis dengan
senyawa kompleks berwarna biru. tujuan untuk menghilangkan semua
Larutan kompleks biru ini diukur komponen non protein yang masih
absorbansinya dengan menggunakan tersisa dalam larutan.
spektrofotometer pada panjang Oleh karena itu perlu dilakukan
gelombang 540 nm. Ekstrak enzim tahap liofilisasi dan pemurnian terlebih
selulase dari bekicot memiliki aktivitas dahulu terhadap ekstrak kasar enzim
selulase total (Filter Paper Ase) sebesar selulase sebelum melakukan proses
0,020 mol glukosa /mL substrat per hidrolisis selulosa secara enzimatis.
menit atau 0,02 Unit dan aktivitas
spesifik sebesar 0,023 Unit/mg protein. B. Karakterisasi Enzim Selulase
1 Unit Aktivitas : banyaknya  Penentuan Kondisi Optimum
enzim yang dapat menghasilkan 1 mol Aktivitas Enzim Selulase
Aktivitas enzim dipengaruhi Gambar 3. menunjukkan bahwa
oleh beberapa faktor, antara lain pH, aktivitas optimum ekstrak kasar enzim
temperatur dan konsentrasi substrat. selulase berlangsung pada pH optimum,
Untuk mengetahui aktivitas optimum, yaitu pH 5,2 dengan aktivitas sebesar
maka dilakukan pengukuran aktivitas 0,053 Unit dan aktivitas spesifik 0,003
dengan kondisi yang bervariasi. U/mg dengan kadar glukosa sebesar 0,57
pH Optimum mg/mL susbtrat (28 mg glukosa/g
Enzim memiliki pH optimum CMC). pH optimum ini sesuai dengan
yang karakteristik, yaitu pH yang dapat hasil penelitian yang telah dilaporkan
menghasilkan aktivitas maksimal dalam Saryono(1999), bahwa aktivitas
mengkatalisis suatu reaksi. Perubahan optimum enzim selulase dalam
pH berpengaruh terhadap aktivitas enzim menghidrolisis limbah nanas
melalui pengubahan struktur atau berlangsung pada pH 5,2. Enzim
muatan residu asam amino yang selulase masih bisa beraktivitas pada pH
berfungsi dalam pengikatan substrat diatas dan dibawah pH 5,2 tetapi
pH yang bervariasi juga dapat aktivitasnya lebih rendah. Hal ini
menyebabkan perubahan konformasi kemungkinan karena terjadi perubahan
enzim. Hal ini terjadi karena gugus muatan gugus fungsi residu asam amino
bermuatan (-NH3+ atau –COO-) yang pada enzim, terutama asam amino jenis
jauh dari daerah terikatnya substrat, yang asam glutamat(Bhat, 1997). Disamping
mungkin diperlukan untuk itu konformasi enzim dimungkinkan
mempertahankan struktur tersier, akan juga telah mengalami perubahan
mengalami perubahan muatan pada pH konformasi (denaturasi) akibat
yang berbeda. Hal ini akan perubahan pH yang bervariasi.
menyebabkan terganggunya ikatan ionik
dan terputusnya folding maksimum
enzim sehingga konformasi enzim
berubah. Perubahan konformasi enzim
akan menyebabkan aktivitas enzim
menjadi menurun.

3.5
Aktivits Spesifik Selulase(U/g)

2.5

1.5

0.5

0
4.6 4.8 5 5.2 5.4 5.6

pH

Gambar 3. Kurva Pengaruh pH terhadap Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim


Selulase

Temperatur Optimum antara enzim dan substrat sangat efektif,


Pada temperatur optimum reaksi sehingga pembentukan kompleks enzim-
enzimatis berlangsung paling cepat substrat makin mudah dan produk yang
karena aktivitas enzim maksimum. terbentuk meningkat. Di atas temperatur
Peningkatan temperatur menyebabkan optimum enzim akan mengalami
aktivitas ekstrak kasar enzim meningkat. denaturasi dan kehilangan aktivitas
Hal ini disebabkan oleh temperatur yang katalitiknya (inaktivasi). Proses
makin tinggi akan meningkatkan energi inaktivasi enzim pada temperatur yang
kinetik, sehingga menambah intensitas sangat tinggi berlangsung melalui 2
tumbukan antara substrat dengan enzim. tahap yaitu diawali dengan pembukaan
Pada temperatur optimum, tumbukan parsial struktur sekunder, tersier dan atau
kuartener molekul enzim akibat perubahan struktur primer enzim karena
putusnya ikatan-ikatan kovalen maupun adanya kerusakan asam-asam amino
ikatan hidrofobik dan selanjutnya terjadi tertentu oleh pemanasan.

3.5

Aktivitas Spesifik
2.5

Selulase(U/g)
2

1.5

0.5

0
30 40 50 60
Temperatur ( oC)

Gambar 4. Kurva Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Ekstrak Kasar


Enzim Selulase
Gambar 4 menunjukkan bahwa variasi substrat terhadap temperatur
aktivitas optimum ekstrak kasar enzim optimum aktivitas enzim selulase.
selulase dicapai pada temperatur 50oC,
dengan aktivitas 0,053 Unit (0,053 mol Konsentrasi Substrat Optimum
glukosa/mL substrat per menit) dan Konsentrasi substrat merupakan
aktivitas spesifik 0,0031 U/mg dengan salah satu faktor yang dapat
kadar glukosa sebesar 56,77 mg/100mL mempengaruhi aktivitas enzim. Gambar
(28,39 mg glukosa/g CMC). Temperatur 4.5. menunjukkan bahwa konsentrasi
optimum ini sesuai dengan penelitian substrat sebanding dengan aktivitas
yang dilakukan oleh Sreenath (2002), ekstrak kasar enzim. Pada konsentrasi
yang melaporkan bahwa aktivitas substrat rendah, aktivitas ekstrak kasar
optimum enzim selulase dari enzim juga rendah, karena sisi aktif
Trichoderma viridae dan Aspergilus enzim hanya sedikit mengikat substrat,
niger dalam menghidrolisis Carboxy sehingga produk gula pereduksi yang
Methyl Cellulose (CMC) berlangsung dihasilkan juga sedikit. Demikian juga
pada suhu 50oC. Kondisi ini berbeda dengan konsentrasi substrat yang makin
dengan hasil penelitian yang telah tinggi, maka sisi aktif enzim akan makin
dilaporkan Saryono (1991) dan maisaroh banyak mengikat substrat, sehingga
(2009). Aktivitas optimum selulase produk glukosa yang dihasilkan juga
terhadap selulosa ampas nanas makin banyak. Penambahan substrat
berlangsung pada temperatur optimum lebih lanjut hanya sedikit meningkatkan
37oC (Saryono, 1991) sedangkan aktivitas ekstrak kasar enzim, karena
terhadap selulosa ampas tebu (bagas) hampir semua enzim telah membentuk
o
pada temperatur 40 C (Maisaroh, 2009). kompleks enzim-substrat, sehingga tidak
Perbedaan temperatur optimum ini terdapat lagi sisi aktif enzim yang bebas.
kemungkinan karena Carboxy Methyl
Cellulose (CMC) memiliki viskositas
yang lebih tinggi dibandingkan selulosa
yang lain pada konsentrasi yang sama (2
%), sehingga enzim selulosa
membutuhkan energi yang cukup tinggi
untuk membentuk kompleks dengan
substrat Carboxy Methyl Cellulose
(CMC). Oleh karena itu untuk
memperoleh data yang akurat perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh
7

Aktivitas spesifik Selulase


6

(U/g)
3

0
1 2 3 4 5

[S]%

Gambar 5. Kurva Hubungan Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Ekstrak


Kasar Selulase

Pada konsentrasi substrat di atas konsentrasi substrat pada saat kecepatan


4% ternyata mulai terjadi penurunan reaksi mencapai setengah kali kecepatan
kecepatan reaksi enzimatis. Hal ini maksimum.
terjadi karena semakin tinggi konsentrasi Harga Vm dan Km dapat
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) maka ditentukan dengan membuat grafik
makin tinggi viskositasnya sehingga antara 1/V dengan 1/[S].
probabilitas substrat berikatan dengan Persamaan Michaelis- Menten:
sisi aktif enzim semakin kecil. Dengan Vm . [ S ]
demikian aktivitas optimum berlangsung Vm 
pada konsentrasi substrat 4%. Data yang
Km  [ S ]
diperoleh dari optimasi substrat ini Dapat dinyatakan sebagai
digunakan untuk menentukan parameter berikut:
kinetik enzim selulase yang meliputi V m 1 Km  [ S ]
 atau
(Kecepatan Reaksi Maksimum) dan Km V Vm . [ S ]
(Konstanta Michaelis- Menten)
1 Km 1 1
 . 
 Penentuan Parameter Kinetika V Vm [ S ] Vm
Reaksi Enzimatis Dari persamaan di atas terlihat
Vm merupakan kecepatan bahwa 1/V adalah fungsi dari 1/[S].
maksimum yaitu kecepatan yang Dengan demikian jika dibuat kurva
berangsur-angsur dicapai pada hubungan antara 1/V dengan 1/[S], akan
konsentrasi substrat tinggi (enzim telah terbentuk garis lurus (gambar 6).
jenuh dengan substrat) sedangkan Km
merupakan konstanta yang menyatakan

y = 2.2857x + 4.2836
250
R2 = 0.9927
200
150
1/V

100
50
0
-20 0 20 40 60 80 100 120
1/[S]

Gambar 6. Kurva Hubungan 1/V dengan 1/[S]


Ekstrak kasar enzim selulase Bhat, M.K., (1997), Cellulose
yang diisolasi dari bekicot (Achatina Degrading Enzymes and
fulica) memiliki harga Vm sebesar 0,002 Their Potential Industrial
mg/mL per menit dan Km sebesar 0,005 Applications, Food
mg/mL. Parameter kinetik ini berbeda Macromolecul Science
dengan hasil penelitian yang telah Departement, Institute pf
dilaporkan Saryono (1991), bahwa Food Research.
enzim selulase dari bekicot dengan Biotechnology Advances.
menggunakan substrat suspensi ampas Vol.15. 583-620
nanas dalam buffer asetat pH 5,2
mempunyai harga Km 0,014 mg Bradford MM, 1976. A Rapid and
glukosa/mL dan nilai Vm sebesar 0,025 Sensitive Method for the
mg/mL/menit. Perbedaan nilai parameter Quantitation of Microgram
kinetik ini dimungkinan karena substrat Quantities of Protein Utilizing
yang digunakan berbeda. Setengah the Principle of Protein-Dye
kecepatan maksimum enzim selulase Binding. Anal. Biochem. 72:
dari bekicot (Achatina fulica) tercapai 248–254
pada konsentrasi substrat Carboxy
Methyl Cellulose (CMC) lebih tinggi Ghose, T.K., (1987), Measurement of
dibandingkan substrat ampas nanas. Cellulase activities, Pure and
Applied Chemistry, 59, 257-
KESIMPULAN DAN SARAN 268
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan Indra, D., K.Ramalingam, and Mary
maka dapat disimpulkan bahwa Babu., (2005), Isolation,
1. Enzim selulase yang diisolasi dari Purification and
bekicot (Achatina fulica) bekerja Characterization of
optimum pada pH 5,2, temperatur Collagenase from
50oC, dan konsentrasi substrat 4% Hepatopancreas of The Snail
2. Aktivitas enzim selulase dari bekicot Achatian fulica, Comparative
(Achatina fulica) terhadap Carboxy Biochemistry and Physiology
Methyl Cellulose (CMC) sebesar 142, 1-7
0,02 mol/mL per menit (0,02 Unit)
sedangkan kandungan proteinnya Koolman, J. dan Rohm, K.(2001), Atlas
1,72 mg/mL enzim sehingga Berwarna dan Teks Biokimia,
aktivitas spesifiknya sebesar 0,023 Terjemahan Septelia, Penerbit
Unit/mg protein Hipokrates , Jakarta
3. Karakterisasi enzim selulase dari
bekicot dengan menggunakan Lee,Y.J., et al. (2008), “Purification and
substrat CMC dalam buffer asetat Characterization of Cellulase
pH 5,2 mempunyai harga Vm Produced by Bacillus
sebesar 0,23mg/mL per menit dan amyoliquefaciens DL-3
Km sebesar 0,53 mg/mL Utilizing Rice Hull”,
Bioresource Technology, vol.
Saran 99 hal. 378–386
1. untuk meningkatkan kandungan
protein dan aktivitas ekstrak kasar Soedigdo, P., L.S.Nio, A. Soekeni,R.C.
enzim selulase dari bekicot Barnett, (1970), Cellulase
(Achatina fulica)maka perlu from The Snail Achatina
dilakukan tahapan liofilisasi dan fulica (Fer), Physial Zoology,
pemurnian. 43,2,139-144
2. perlu dilakukan penelitian lanjut
mengenai pengaruh variasi substrat Soedigdo, P., Muliawati, M.
terhadap temperatur optimum Wirahadikusumah, (1980),
aktivitas enzim selulase.. Penuntun Praktikum Biokimia
Dasar, edisi kedua,
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kimia FMIPA
ITB, Bandung.
Silaban, Ramlan., (1999), Enzim
Selulolitik pada Bakteri
Pseudomonas alchaligenes
PaAf-18, PhD Theses from
JBPTITBPP, Bandung

Sudarmadji, S., Haryono,B., Harsono.,


(1984), Prosedur Analisa
untuk Bahan Makanan dan
Pertanian, Liberti,
Yogyakarti

Duff, S.J.B., Murray, W.D., (1996),


Bioconvertion of forest
products industry waste
cellulosics to fuel ethanol: a
review. Bioresour. Technol.
55, 1 – 33.

Anda mungkin juga menyukai