Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM IPA 1

PEMANASAN GLOBAL

DISUSUN OLEH

NAMA : MIFTAQUL JANAH

NIM : 17312241015

KELAS : P.IPA I

KELOMPOK :2

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. Judul
Pemanasan global

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan penyelidikan yang menunjukkan gejala dan dampak efek
rumah kaca.
2. Mahasiswa dapat mengamati gejala efek rumah kaca melalui simulasi percobaan
sederhana.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dampak yang diakibatkan dari efek rumah kaca
terhadap lingkungan.

C. Dasar Teori
Efek rumah kaca adalah proses penghangatan bumi karena adanya penyerapan sinar
infra merah. Tanpa adanya efek ini suhu bumi akan turun sekitar 30o C. Sinar yang datang
ke bumi sebanyak 30% dipantulkan dan sisanya digunakan untuk menghangatkan daratan,
lautan, dan atmosfer. Efek rumah kaca terjadi karena bumi relatif transparan terhadap sinar
tampak, namun sangat menyerap sinar infra merah sehingga bumi akan menghangat karena
adanya penyerapan energi tersebut (Abdullah dkk, 2007: 146).
Efek rumah kaca pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824. Efek
rumah kaca dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu efek rumah kaca alami yang terjadi
secara alami di bumi dan efek rumah kaca meningkat yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Matahari adalah sumber utama energi yang menerangi bumi. Sebagian besar energi yang
menyinari bumi adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak yang apabila
mengenai permukaan bumi akan berubah dari cahaya menjadi panas dan akan
menghangatkan bumi (Susanta, 2008: 31).
Permukaan bumi akan memantulkan kembali sebagian dari panas ini sebagai radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar, walaupun sebagian tetap terperangkap di
atmosfer bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer, termasuk uap air, karbon dioksida, dan
metana, menjadi perangkap dari radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Akibatnya, panas tersebut akan
tersimpan di permukaan bumi. Fungsi dari gas-gas tersebut seperti kaca dalam rumah kaca
sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Semakain banyak panas yang
terperangkap dibawahnya, berarti semakin meningkat konsentrasi gas-gas rumah kaca di
atmosfer (Susanta, 2008: 32).
Gas yang bertanggung jawab terhadap efek rumah kaca adalah H2O (berpengaruh
36%) , CO2 (12%) DAN O3 (3%). Ketiga senyawa ini sangat mudah menyerap energi sinar
infra merah yang sampai padanya. Peningkatan efek rumah kaca sangat dipengaruhi CO2
karena daur uap air dengan drastis. Kadar CO2 sangat dipengaruhi oleh industri dan
kendaraan bermotor sehingga jika kadarnya naik otomatis suhu udara akan naik (Abdullah
dkk, 2007: 146).
Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ada
enam senyawa gas rumah kaca yang disepakati dalam Protokol Kyoto yaitu karnon dioksida
(CO2), metana (CH4), nitrooksida (N2O), chloro-fluoro-carbon (CFCs), hidro-fluoro-
carbon (HFCs), sulfur heksafluorida (SF4) . Sinar matahari ke bumi yang datang berupa
energi akan mengalami hal sebagai berikut yaitu 25% sinar matahari dipantulkan olah awan
atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan, 45% sianr matahari diserap oleh
permukaan bumi, dan 5% sinar matahari dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
(Susanta, 2008: 32).

Gambar 1. Efek rumah Kaca


Sumber : Susanta, 2008: 32.
Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya efek
rumah kaca. Efek rumah kaca di atmosfer meningkat akibat adanya peningkatan kadar gas-
gas rumah kaca antara lain karbondioksida, metana, dan ozon. Istilah efek rumah kaca
berasal dari pengalaman petani di daerah beriklim sedang yang menanam sayur-sayuran
yang didalam rumah kaca. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa pada siang hari suhu
di dalam ruang kaca lebih tinggi daripada suhu di luarnya (Heinz Frick, 2007: 56).
Yang terjadi adalah sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh
tanaman didalam rumah kaca sebagai sinar inframerah yang berupa panas. Sinar yang
dipantulkan tidak dapat keluar dari rumah kaca sehingga suhu udara didalamnya naik. Gas
seperti uap air, karbondioksida (merupakan gas rumah kaca yang paling banyak dan
efektif), metana, klorofuorokarbon, ozon, troposfer, dinitrogen oksida, dan lain-lain
menimbulkan efek rumah kaca (menahan panas dekat permukaan bumi) karena konsentrasi
gas ini meningkat dalam atmosfer (Heinz Frick, 2007: 56).

Gambar 2. Efek rumah Kaca


Sumber : Heinz Frick, 2007: 56
Akibat pertambahan gas-gas tersebut diperirakan akan menangkap lebih banyak
energi dari permukaan bumi pada lapisan atmosfer yang lebih rendah sehingga akan
menimbulkan kenaikan suhu dan perubahan-perubahan lain dalam pola pembekuan serta
perubahan lain dalam iklim global yang tidak dapat diramalkan (Heinz Frick, 2007: 57).

Jadi, proses secara singkatnya yaitu ketika sinar radiasi matahari menembus kaca
sebagai gelombang pendek sehingga panasnya diserapa oleh bumi dan tanaman yang ada
di dalam rumah kaca tersebut. Untuk selanjutnya, panas tersebut di radiasikan kembali
namun dengan panjang gelombang yang panjang(panjang geklombang berbanding dengan
energi) sehingga sinar radiasi tersebut tidak dapat menembus kaca. Akibatnya, suhu di
dalam rumah kaca lebih tinggi dibandingkan dengan suhu yang di luar rumah kaca
(Ardhitama, 2017: 35).
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim
yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida
di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara Kepulauan akan mendapatkan
pengaruh yang sangat besar (Ardhitama, 2017: 36).
Berikut adalah tanaman-tanaman yang dapat menyerap zat polutan di udara
diantaranya lidah buaya (Aloe vera ), lidah mertua (Sansevieria trifasciata), dan thurium
putih. Aloe vera atau lebih kita kenal dengan lidah buaya merupakan tanaman yang
memiliki banyak manfaat, lidah buaya dapat menetralisir racun benzena juga dapat
menyerap formaldehida monoksida, karbondioksida, dan karbonmonoksida. Lidah buaya
mampu menyerap formaldehida, monoksida, karbon dioksida dan karbon monoksida. Jika
udara sekitarnya terpapar racun berlebih maka tanaman lidah buaya akan berbintik hitam,
sebagai tanda udara tidak sehat (Pertiwi, 2012: 16).

D. Hipotesis
Beaker glass yang di dalamnya terdapat tanaman, kenaikan suhunya dan pencairan es
berlangsung lebih lambat, dibandingkan beaker glass yang tidak terdapat tanaman di
dalamnya.

E. Variabel
1. Variabel bebas : tanaman (Aloe vera).
2. Variabel terikat : suhu pada kedua perlakuan dan massa es yang mencair.
3. Variabel kontrol : intensitas cahaya, massa tanah, massa es, waktu pengamatan.

F. Prosedur Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelasbeker 2 buah
2) Statif 2 buah
3) Thermometer 2 buah
4) Lampu 1 buah
5) Plastik bening 2 buah
6) Karet gelang 2 buah
7) Neraca 1 buah
8) Plastisin
9) Stopwacth
b. Bahan
1) Tanah
2) Es batu
3) Tanaman Aloe vera
2. Desain Percobaan

3. Prosedur Percobaan

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Menimbang tanah yang diperlukan sebanyak 200 gram untuk tiap beaker gelas dan
memasukkannya pada gelas beaker

Memasukkan tanaman Aloe vera kedalam salah satu gelas beaker

Menimbang es batu sebanyal 37 gram dan memasukkannya pada gelas beaker


Memasukkan es batu pada tiap beaker gelas

Menyiapkan thermometer yang digantungkan pada statif

Membungkus bagian atas beker gelas dengan plastic dan mengikatnya dengan karet gelang

Membuat lubang kecil untuk memasukkan thermometer pada gelas beker, untuk menghindari
adanya lubang yang tidak tertutupi maka ditambal menggunakan plastisin. Termometer
dimasukkan pada gelas beker dengan diusahakan thermometer tidak menyentuh dinding gelas
beker.

Meletakkan lampu bolam yang sudah tersambung dengan aliran listrik berada diantara kedua
gelas beker.

Saat menyalakan lambu bolam, langsung mengambil data yang pertama To. Pengambilan data
selanjutnya dilakukan 5 menit sekali hingga memperoleh 8 data hasil.

G. Data Hasil dan Analisis Percobaan


1. Data hasil percobaan
a. Kenaikan suhu
No. Waktu (menit) Suhu wadah dengan Aloe Suhu wadah tanpa Aloe vera
vera (oC) (oC)
1 0’ 28 (To) 28(To)
2 5’ 27 27
3 10’ 27 27
4 15’ 27 28
5 20’ 26,5 28
6 25’ 26 28,5
7 30’ 26,5 28
8 35’ 26,5 28

b. Massa Es yang mencair

No Objek pengamatan Massa es sebelum Massa es setelah Massa es yang


percobaan percobaan mencair

1. Terdapat vegetasi 37 gram 28 gram 9 gram


(Tanaman Aloe
vera) + Es

2. Tanpa Vegetasi + 37 gram 23 gram 14 gram


Es

2. Analisis Data
1. Grafik hubungan suhu dengan waktu

Grafik Perbandingan Antara Suhu dan


Waktu pada Percobaan Gejala Efek Rumah
Kaca
29
28.5
28
27.5
T (C)

27
26.5
26
25.5
0 5 10 15 20 25 30 35 40
t (menit)

Dengan Vegetasi Tanpa Vegetasi

2. Selisih massa es sebelum dan sesudah percobaan


a. Pada gelas beker A (yang terdapat Aloe vera)
Massa Awal : 37 gram
Massa Akhir : 28 gram
Selisih massa : massa awal-massa akhir
: 37 gram -28 gram
: 9 gram
b. Pada gelas beker B (tidak terdapat Aloe vera)
Massa Awal : 37 gram
Massa Akhir : 23 gram
Selisih massa : massa awal-massa akhir
: 37 gram -23 gram
: 14 gram
H. Pembahasan
Praktikum IPA 1 yang berjudul “Pemanasan Global” bertujuan agar mahasiswa
dapat melakukan penyelidikan yang menunjukkan gejala dan dampak efek rumah kaca,
mahasiswa dapat mengamati gejala efek rumah kaca melalui simulasi percobaan sederhana,
dan mahasiswa dapat mengidentifikasi dampak yang diakibatkan dari efek rumah kaca
terhadap lingkungan. Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 19 September 2018 di
laboratorium IPA 2 FMIPA UNY.
Pada percobaan pemanasan global ini, praktikan membuat suatu percobaan
sederhana menggunakan beberapa peralatan yaitu gelas beker 2 buah, statif 2 buah
thermometer 2 buah, lampu bolam 1 buah, plastik bening 2 buah, karet gelang 2 buah neraca
analitik 1 buah, plastisin, dan stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah,
es batu dan tanaman Aloe vera.
Berikut ini adalah desain percobaan sederhana yang dilakukan oleh praktikan
Gambar. 3 Desain percobaan

Sumber : Dokumentasi pribadi.

Pada percobaan sederhana tersebut terdapat beberapa variabel yang digunakan yaitu
variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
a. Variabel bebas : tanaman (Aloe vera),
b. Variabel terikat : suhu pada kedua perlakuan dan massa es yang mencair.
c. Variabel kontrol : intensitas cahaya, massa tanah, massa es, waktu pengamatan.
Jadi pada percobaan ini terdapat dua perlakuan , yaitu perlakuan pada gelas beker
pertama dengan menambahkan tanaman Aloe vera sedangkan pada gelas beker kedua tidak
terdapat tanaman Aloe vera. Jadi, tanaman Aloe vera tersebut sebagai variabel bebas. Untuk
tanah yang digunakan yaitu 200 gram untuk masing-masing gelas beker, sedangkan es batu
yang digunakan pada masing-masing gelas beker yaitu 37 gram. Pada percobaan ini tidak
menggunakan sinar matahari secara langsung, tetapi diganti dengan menggunakan lampu
bolam sebesar 25 watt.

Gamabar. 4 Percobaan sederhana pemanasan global.

Sumber : Dokumentasi pribadi.

Pada percobaan ini praktikan mengamati kenaikan suhu setiap 5 menit sekali,
pengambilan data dilakukan selama 35 menit dengan pengambilan data sebanyak 7 kali.
Pada gelas beker yang terdapat tumbuhan Aloe vera diberi nama gelas beker A , sedangkan
pada gelas beker yang tidak terdapat tumbuhan Aloe vera diberi nama gelas beker B.
Berikut ini adalah hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh praktikan. Suhu awal pada
masing-masing gelas beker yaitu 28o C. Pada 5 menit pertama, suhu gelas beker A sebesar
27oC sedangkan pada gelas beker B juga sama yaitu 27oC. Pada 5 menit kedua suhu gelas
beker A dan B tetap pada suhu 27o C. Pada 5 menit ke tiga , suhu pada gelas beker A yaitu
27o C sedangkan pada gelas beker B mengalami kenaikan yaitu suhunya menjadi 28oC.
Pada 5 menit ke empat suhu udara pada gelas beker A mengalami penurunan yaitu menjadi
26,5oC, sedangkan suhu pada gelas beker B yaitu 28oC. Pada 5 menit ke lima, suhu udara
pada gelas beker A mengalami penurunan lagi yaitu menjadi 26oC sedangkan pada gelas
beker B mengalami kenaikan menjadi 28,5oC. Pada 5 menit ke enam dan ke tujuh suhu pada
gelas beker A yaitu 26,5oC sedangkan pada gelas beker B sebesar 28oC.

Jadi, berdasarkan hasil pengamatan suhu setiap 5 menit sekali dapat dilihat pada
gelas beker A yaitu yang terdapat tumbuhan Aloe vera mengalami penurunan suhu,
walaupun pada lima menit pertama sampai ke tiga suhu tetap konstan. Sedangkan pada
gelas beker B yaitu tidak terdapat tumbuhan Aloe vera suhu udara dalam gelas beker
cenderung mengalami kenaikan. Suhu udara pada gelas beker A lebih rendah dari suhu
udara gelas Beker B. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya tumbuhan Aloe vera yang dapat
menyerap karbon dengan baik sehingga suhu udara pada gelas beker A lebih rendah. Hal
tersebut sesuai dengan fungsi tumbuhan Aloe vera.

Berikut adalah tanaman-tanaman yang dapat menyerap zat polutan di udara


diantaranya lidah buaya (Aloe vera ), lidah mertua (Sansevieria trifasciata), dan thurium
putih. Aloe vera atau lebih kita kenal dengan lidah buaya merupakan tanaman yang
memiliki banyak manfaat, lidah buaya dapat menetralisir racun benzena juga dapat
menyerap formaldehida monoksida, karbondioksida, dan karbonmonoksida. Lidah buaya
mampu menyerap formaldehida, monoksida, karbon dioksida dan karbon monoksida.
(Pertiwi, 2012: 16).
Selain itu dalam percobaan sederhana tersebut praktikan dapat mengetahui tentang
efek rumah kaca yaitu kenaikan suhu pada gelas beker dimana lampu sebagai matahari yang
menyinari tanah yang diperumpamakan permukaan bumi, tanah tersebut merupakan zat
padat yang mempunyai partikel yang tersusun rapat sehingga apabila sinar panas menuju
tanah tersebut akan diserap dengan cepat dan akan dipantulkan juga dengan cepat. Fungsi
tanaman pada percobaan tersebut dapat menyerap karbon yang dilepaskan oleh permukaan
tanah. Sehingga suhu udara nya lebih rendah dibanding dengan yang tidak terdapat tanaman
didalamnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat menurut Abdullah dkk, (2007: 146)
bahwa efek rumah kaca adalah proses penghangatan bumi karena adanya penyerapan sinar
infra merah. Tanpa adanya efek ini suhu bumi akan turun sekitar 30o C. Sinar yang datang
ke bumi sebanyak 30% dipantulkan dan sisanya digunakan untuk menghangatkan daratan,
lautan, dan atmosfer. Efek rumah kaca terjadi karena bumi relatif transparan terhadap sinar
tampak, namun sangat menyerap sinar infra merah sehingga bumi akan menghangat karena
adanya penyerapan energi tersebut .
Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi karena meningkatnya efek
rumah kaca. Efek rumah kaca di atmosfer meningkat akibat adanya peningkatan kadar gas-
gas rumah kaca antara lain karbondioksida, metana, dan ozon. (Heinz Frick, 2007: 56).
Yang terjadi adalah sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh
tanaman didalam rumah kaca sebagai sinar inframerah yang berupa panas. Sinar yang
dipantulkan tidak dapat keluar dari rumah kaca sehingga suhu udara didalamnya naik. Gas
seperti uap air, karbondioksida (merupakan gas rumah kaca yang paling banyak dan
efektif), metana, klorofuorokarbon, ozon, troposfer, dinitrogen oksida, dan lain-lain
menimbulkan efek rumah kaca (menahan panas dekat permukaan bumi) karena konsentrasi
gas ini meningkat dalam atmosfer (Heinz Frick, 2007: 56).
Pada percobaan sederhana tersebut selain melakukan pengamatan kenaikan suhu
pada gelas beker dengan dua perlakuan, juga melakukan pengamatan terhadap es yang
mencair di dalam kedua gelas beker tersebut. Berikut ini adalah hasil pengamatan yang
dilakukan praktikan. Pada tangan sebelah kiri merupakan es batu pada beker glass yang
terdapat tanaman Aloe vera sedangkan pada tangan sebelah kanan merupakan es batu pada
beker glass yang tidak terdapat tumbuhan Aloe vera di dalamnya.
Gambar. 5 Es batu yang terdapat pada masing-masing gelas beker

Sumber : Dokumentasi pribadi.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa es batu yang lebih mencair adalah es batu
pada gelas beker yang tidak terdapat tanaman Aloe vera , hal tersebut dapat diketahui
berdasarkan massa es yang mencair. Pada gelas beker yang terdapat tumbuhan Aloe vera,
massa es yang mencair adalah 9 gram sedangkan pada gelas beker yang tidak terdapat
tanaman Aloe vera massa es yang mencair adalah 14 gram. Dimana hal tersebut dikarenakan
pada gelas beker yang tidak terdapat tanaman Aloe vera tersebut suhunya lebih tinggi,
sehingga es batu lebih cepat mencair.

Dalam percobaan sederhana tersebut, es mencair dapat diperumpamakan sebagai


efek dari rumah kaca bagi lingkungan sekitar. Dimana pada kenyataannya di bumi, efek
rumah kaca tersebut yaitu dapat menyebabkan cairnya es di kutub sesuai pendapat menurut
Ardhitama (2017: 36) yaitu meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan
adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya
gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara Kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
I. Kesimpulan
1. Gejala dampak efek dari rumah kaca dapat ditunjukkan dengan meningkatnya suhu
udara di permukaan bumi.
2. Gejala efek rumah kaca dengan simulasi percobaan ditunjukkan dengan berubahnya
suhu pada setiap gelas beker. Pada gelas beker A suhu udara lebih rendah dari pada
gelas beker B, hal tersebut terjadi karena terdapat tanaman Aloe vera sebagai vegetasi
yang menyerap polutan seperti karbon sehingga suhu udara lebih rendah.
3. Dampak dari efek rumah kaca dapat diidentifikasi dengan mengetahui jika es kutub
mencair saat suhu di permukaan bumi semakin naik.

J. Jawaban pertanyaan
1. Mekanisme efek rumah kaca yaitu pembakaran bahan bakar fosil secara sempurna
(segala jenis pembakaran) - menghasilkan CO2 – terkumpul di atmosfer – menghalangi
panas keluar dari bumi – memantulkan panas kembali ke bumi – peningkatan suhu
permukaan bumi - global warming.
2. Dampak efek rumah kaca terhadap lingkungan yaitu dapat menyebabkan meningkatnya
suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara Kepulauan akan mendapatkan
pengaruh yang sangat besar.
3. Upaya untuk menurunkan akumulasi gas rumah kaca adalah dengan mengurangi jejak
karbon, menanam tanaman, menghemat listrik dan energi

K. Daftar Pustaka
Abdullah dkk. 2007. IPA Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Ardhitama. 2017. Analisis Pengaruh Konsentrasi Gas Rumah Kaca Terhadap Kenaikan
Suhu Udara Di Kota Pekanbaru Dan Kota Padang. Jurnal Ilmu Lingkungan. Volume
11 (1): 35-36.
Heinz Frick. 2007. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius.
Pertiwi. 2012. Tanaman Sebagai Penyerap Polutan. Diunduh dari http://repository
.unpad.ac.id/12781/1/radarbandung-20120701-penyerappolutanramah
lingkungan.pdf. pada Minggu, 23 September 2018 pukul 19.21 WIB.
Susanta. 2008. Akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan Global. Jakarta: Penebar
Plus.

Anda mungkin juga menyukai