Disusun oleh,
Kelompok 3 Kelas X MIPA 2
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Nilai Paraf
Disahkan di : Kertosono
Tanggal : 29 Oktober 2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadlirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq , dan hidayahNya
dengan telah tersusunnya Laporan Praktikum Pengamatan Protista. Mata Pelajaran
Biologi Semester I Tahun Pelajaran 2018 / 2019 .
Laporan disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Biologi sebagai
bagian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tingkat kompetensi yang
diharapkan .
Ucapan terimakasih kepada :
1. Yth. Bapak Drs. Tulus Sedyantoro selaku Guru Mata Biologi
2. Semua pihak yang telah secara aktif memberikan dukungan materiil maupun
non materiil dalam penyusunan proposal .
Saran , kritik , pertimbangan , usul demi kesempurnaan Laporan Praktikum
Pengamatan Protista ini sangat kami harapkan.
Demikian, semoga laporan ini dapat diterima sebagai perencanaan penelitian /
praktikum sekaligus dapat meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan .
3
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………… 1
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………… 2
KATA PENGANTAR …………………………………… 3
DAFTAR ISI …………………………………… 4
BAB I PENDAHULUAN …………………………………… 6
A. Latar Belakang …………………………………… 6
B. Rumusan …………………………………… 6
Masalah
C. Tujuan …………………………………… 6
D. Manfaat …………………………………… 6
Praktikum
BAB II KAJIAN …………………………………… 7
PUSTAKA
A. Karakteristik …………………………………… 7
Umum Protista
B. Klasifikasi …………………………………… 7
Protista
C. Karakeristik …………………………………… 14
Protista Mirip
Jamur /
Myxomycotina
D. Karakteristik …………………………………… 14
Protista Mirip
Tumbuhan /
Alga
E. Karakteristik …………………………………… 14
Protista Mirip
Hewan /
Protozoa
4
F. Peran Ekologis …………………………………… 15
Protista
BAB III METODE …………………………………… 16
PRAKTIKUM
A. Waktu dan …………………………………… 16
Tempat ……………………………………
B. Alat dan Bahan …………………………………… 16
C. Prosedur Kerja 16
BAB IV HASIL DAN …………………………………… 17
PEMBAHASAN
A. Data Hasil …………………………………… 17
Pengamatan
B. Analisis / …………………………………… 17
Pembahasan
BAB V PENUTUP …………………………………… 18
A. Kesimpulan …………………………………… 18
B. Saran …………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 19
LAMPIRAN …………………………………… 20
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungi merupakan organisme yang terdiri dari berbagai macam spesies,oleh
karena itu kami melakukan penelitian menggunakan mikroskop untuk dapat
lebih mengetahui tentang Fungi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah keanekaragaman fungi dalam media perkembangbiakan tape
dan tempe?
C. Tujuan
Dapat menjelaskan karakteristik, klasifikasi, serta peran ekologis fungi bagi
kehidupan. Selain itu, dapat mengetahui fungi jenis apa yang ada pada
pengamatan kami.
D. Manfaat Praktikum
Mengetahui karakteristik fungi, klasifikasi fungi, karakteristik fungi, peran
ekologis protista.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Karakteristik Umum Fungi
1. .Ciri-ciri umum fungi (jamur) antara lain:
2. Organisme eukariotik, karena mempunyai membran inti.
3. Dinding selnya terdiri dari zat kitin.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Bersifat heterotrof (saprofit, parasit, atau simbiotik).
6. Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler.
7. Reproduksi secara aseksual dan seksual.
B. Klasifikasi Jamur
CIRI – CIRI JAMUR
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh terdiri dari
benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang
membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium, yang berfungsi menyerap
zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang terletak antara kumpulan
hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium, yaitu
hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara generatif /
seksual. Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi.
Secara generatif dengan konjugasi membentuk zygospora, askospora, dan
basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang singkat (berumur pendek).
Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang
cahaya matahari.
KLASIFIKASI JAMUR
1. Zygomycota
a. Ciri-ciri Zygomycota
7
Contoh :
b. Reproduksi Zygomiyota
1. Aseksual
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa
menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti
haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid.
Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium
terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika
jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2. Ascomycota
Ascomycota terdiri sekitar 30.000 spesies. Ascomycota disebut juga sac fungi.
Diberi nama sac fungi karena memproduksi spora dari bagian reproduksi seksual
yang berbentuk seperti kantung (sac). Beberapa Ascomycota hidup di dasar hutan
yang berhumus tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk mangkuk
yang indah.
A. Peran ekologi :
Sacharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti.
Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
8
Neurospora crassa, untuk penelitian genetika, karena daur hidup
seksualnya hanya sebentar.
Aspergillus wentii, digunakan
untuk mengubah amilum dan selulosa
menjadi glukosa dalam pembuatan
kecap dan tauco.
Claviceps purpurea, dapat menyerang
tumbuhan dan memproduksi
struktur yang disebut ergot.
Reproduksi Ascomycotina :
Reproduksi dapat dilakukan secara enerative (aseksual) dan enerative (seksual).
o Aseksual
Bersel Satu (Uniselluler), dengan membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces
cereviceae.
Bersel Banyak (Multiseluler), dengan konidia (konidiospora), misalnya pada
Penicillium. Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah
empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor.
9
Contoh : Neurospora, sp
o Seksual
Bersel satu
Konjugasi antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces, berfungsi
sebagai gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot membesar menjadi
askus. Di dalam askus terbentuk delapan askospora yang tersusun dalam dua jalur
atau satu jalur. Di dalam askus terjadi meiosis dan terbentuk empat askospora
haploid (n).
Bersel banyak
Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium)
Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang menghubungkan
antara askogonium dan antheridium
Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa
yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua)
Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan
membentuk badan buah
Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus
Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga
terbentuk askospora yang haploid
10
Nutrisi :
Saprofit dan beberapa jenis parasit
11
BAB III
METODE PRAKTIKUM
C. Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan medium pertumbuhan protista yang didiamkan selama
kurang lebih lima hari.
2. Mengambil sample medium menggunakan pipet tetes.
3. Meletakkan sample pada objek glass, lalu ditutup.
4. Meletakkan objek glass pada mikroskop dan dijepit.
5. Mengamati sample menggunakan perbesaran lemah lalu perbesaran kuat.
6. Mendokumentasikan hasil dengan foto.
7. Menggambar hasil pengamatan di kertas.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Analisis / Pembahasan
Dari hasil pengamatan kami, kami menganalisa bahwa yang kami dapatkan
protista mirip timbuhan yaitu alga hijau (Clorophyta) dan Euglena.
Euglenophyta
Euglenophyta merupakan kelompok protista yang unik karena dia
memiliki sifat mirip tumbuhan dan hewan. Dianggap mirip tumbuhan karena
memiliki klorofil a dan b, juga ditemukan karotin sehingga dia akan
berfotosintesis. Euglenophyta dianggap mirip hewan karena dapat bergerak aktif
dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk (flagela) yang keluar dari
selnya. Karena mempunyai alat gerak, dia dapat hidup di perairan, misalnya air
tawar dan air tergenang.
13
Contoh : Euglena viridis
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Protista merupakan organisme eukaryotik; uniseluler; nutrisinya ada
yang fotosintetik, absorbtif,atau kombinasi keduanya; reproduksi aseks11ual
dan seksual. Protista dibagi menjadi 3 yaitu pritista mirip jamur, protista mirip
tumbuhan, dan protista mirip hewan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam laporan kami masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu kami akan sangat menghargai adanya kritik dan
saran yang membangun.
Kami juga berharap kedepannya ada laporan yang lebih baik, lebih
lengkap dari laporan kami agar masyarakat dapat lebih mudah memahami
tentang protista.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.artikelsains.com/2015/05/pengertian-protista-serta-
karakteristik.html?m=1
http://www.mikirbae.com/2016/02/ciri-dan-klasifikasi-protista.html?m=1
15
LAMPIRAN
16