Naskah Publikasi PDF
Naskah Publikasi PDF
Naskah Publikasi
diajukan oleh :
ARI GUNAWAN
NIM : D 100 080 015
Kepada
TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON
MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR
UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
Kata kunci : kuat lentur. kuat tarik belah beton, kuat tekan beton, tras
PENDAHULUAN mengetahui kuat kuat tekan beton
Pembangunan jalan raya di maksimum, kuat lentur balok beton
Indonesia selalu meningkat dari maksimum dan kuat tarik belah
waktu ke waktu, sesuai dengan beton maksimum yang menggunakan
tuntutan jaman dan campuran tras sebagai pengganti
permasalahannya. Bahan yang pasir untuk perkerasan kaku. Dengan
digunakan untuk perkerasan jalan dilakukan penelitian ini diharapkan
beton pada saat ini umumnya berupa dapat memberikan pandangan dan
pasir, split, dan semen. Karena bukti nyata kepada masyarakat
semakin banyaknya pembangunan, tentang penggunaan tanah tras
maka bahan yang digunakan tentu sebagai pengganti pasir untuk beton.
juga semakin banyak, sedangkan Penelitian ini perlu adanya
bahan yang tersedia di alam ini suatu batasan masalah supaya
bukan tanpa batas. Di Jatiyoso pembahasan tidak meluas kemana-
Karanganyar yang berada pada mana. Adanya bahan dan batasan
daerah perbukitan sudah penelitian dapat dirinci sebagai
menggunakan tras sebagai alternatif berikut :
pengganti pasir. Harga pasir yang 1. Portland Cement yang dipakai
semakin mahal dan juga sulit untuk adalah semen Holcim.
didapatkan membuat Masyarakat di 2. Pasir / Agregat halus yang
daerah Jatiyoso Karanganyar digunakan berasal dari
menggunakan tras sebagai bahan Kaliworo, Klaten.
alternatif, karena lebih murah dan 3. Tanah tras yang digunakan
mudah didapat. Maka, kita harus sebagai pengganti pasir
membuktikan bahwa tras bisa Kaliworo berasal dari Jatiyoso,
digunakan sebagai pengganti pasir. Karanganyar.
Dalam penelitian ini bahan 4. Agregat Kasar / Split yang
yang akan digunakan adalah tras digunakan berasal dari
sebagai pengganti pasir untuk Wonogiri.
campuran beton. Tras diperoleh 5. Air yang dipakai berasal dari
dengan cara menggali pada Laboratorium Bahan Bangunan
pegunungan atau perbukitan yang Jurusan Teknik Sipil Fakultas
mempunyai warna merah kecoklatan. Teknik Universitas
Tras yang akan digunakan berasal Muhammadiyah Surakarta.
dari kecamatan Jatiyoso 6. Pengujian tekan berupa silinder
Karanganyar. Maka timbul beton ø15 cm dan h = 30 cm;
pemikiran untuk menggunakan tras 7. Pengujian lentur berupa benda
sebagai pengganti pasir. Berdasarkan uji berupa penampang bujur
pertimbangan di atas, maka diambil sangkar dengan ukuran lebar 15
rumusan masalah berapakah kuat cm, tebal 15 cm, dan panjang 53
tekan beton maksimum, kuat lentur cm.
balok beton maksimum dan kuat 8. Persentase tras adalah 0%, 15%,
tarik belah beton maksimum yang 30%, 45%, dan 100% dari total
menggunakan campuran tras sebagai agregat halus terhadap pasir.
pengganti pasir untuk perkerasan
kaku. Penelitian ini bertujuan untuk
9. Pengujian tarik belah berupa (bisa juga tidak ada) di atas tanah
silinder beton ø15 cm dan h = 30 dasar. Perkerasan beton yang kaku
cm; dan memiliki modulus elastisitas
10. Sebagai pembanding yang tinggi, akan mendistribusikan
menggunakan 100% agregat beban terhadap bidang area tanah
halus dari pasir. yang cukup luas, sehingga bagian
11. Fas : 0,50 terbesar dari kapasitas struktur
12. Mutu beton rencana (f’c) = 20 perkerasan diperoleh dari slab beton
MPa. sendiri [Suryawan, 2005].
13. Metode Mix design yang Beton yang baik adalah beton
digunakan adalah ACI. yang mempunyai kuat tekan yang
14. Pengujian kuat tekan, kuat tarik tinggi, kuat lekat tinggi, rapat air
belah dan kuat lentur dilakukan tanah aus, tahan cuaca (panas,
ketika benda uji berumur 28 dingin, sinar matahari, hujan), tahan
hari. terhadap zat-zat kimia (terutama
15. Pelaksanaan pengujian kuat sulfat), susutan pengerasannya kecil,
tekan, kuat tarik belah dan elastisitasnya tinggi. Campuran
pengujian kuat lentur dilakukan beton yang dibuat untuk perkerasan
di Laboratorium Bahan beton semen harus memiliki
Bangunan Jurusan Teknik Sipil kelecakan yang baik agar
Fakultas Teknik Universitas memberikan kemudahan dalam
Muhammadiyah Surakarta. pengerjaan tanpa terjadi segregasi
atau bliding dan setelah beton
TINJAUAN PUSTAKA mengeras memenuhi kriteria
Perkerasan jalan beton semen kekuatan, keawetan, kedap air, dan
portland atau lebih sering disebut keselamatan berkendara
perkerasan kaku atau juga disebut [Departemen Permukiman dan
rigid pavement, terdiri dari plat beton Prasarana wilayah Pd T-05-2004-B].
semen Portland dan lapisan pondasi
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini dilaksanakan terbagi atas empat tahap, seperti yang
digambarkan bagan alir tahapan penelitian berikut :
1. Tahap I :
Sebelum dilakukan pembuatan campuran beton maka pada tahap ini
dilakukan uji bahan dasar beton yang berupa agregat kasar dan halus.
Pemeriksaan ini meliputi pengujian kandungan lumpur pasir, pengujian
kandungan bahan organik pasir, pengujian SSD pasir, pemeriksaan specific
gravity dan absorbsi pasir dan batu pecah, pengujian gradasi pasir dan batu
pecah, pemeriksaan berat satuan volume batu pecah, pengujian keausan batu
pecah.
2. Tahap II :
Tahap ini merupakan tahap perencanaan campuran beton, pembuatan
benda uji dan perawatan beton. Perbandingan jumlah proporsi bahan
campuran beton dihitung dengan menggunakan Metode American Concrete
Institute (ACI).
3. Tahap III :
Dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur beton benda uji yang
dilakukan setelah beton berumur 28 hari.
4. Tahap IV :
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada tahap III dilakukan analisis
data. Analisis data merupakan pembahasan hasil penelitian, kemudian dari
langkah tersebut dapat diambil kesimpulan dan saran penelitian.
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan keseluruhan tahapan penelitian, maka didapat hasil
penelitian sebagai berikut :
Dari hasil pengujian pasir terdapat yang tidak memenuhi syarat bahan
sebagai bahan penyusun beton. Hasil dari pemeriksaan SSD pasir ternyata
diperoleh penurunan sebesar 1,22 cm. Tinggi kerucut conus yang digunakan
adalah 7,6 cm. Karena pasir mengalami penurunan kurang dari setengah tinggi
kerucut, maka pasir tersebut belum mencapai keadaan SSD. Dengan demikian
maka pasir harus diangin-anginkan terlebih dahulu agar mencapai keadaan SSD.
Dan pada penelitian ini tidak menguji ulang hasil SSD pasir setelah diangin-
anginkan.
Dari hasil pengujian tras terdapat yang tidak memenuhi syarat bahan sebagai
bahan penyusun beton. Kandungan lumpur pada tras sebesar 5,36%, dan tras yang
berasal dari Jatiyoso, Karanganyar tidak dicuci terlebih dahulu untuk
mempertahankan Pozolan alam yang terkandung didalamnya. Hasil dari
pemeriksaan SSD tras ternyata diperoleh penurunan sebesar 0,47 cm. Tinggi
kerucut conus yang digunakan adalah 7,6 cm. Karena tras mengalami penurunan
kurang dari setengah tinggi kerucut, maka tras tersebut belum mencapai keadaan
SSD. Dengan demikian maka tras harus diangin-anginkan terlebih dahulu agar
mencapai keadaan SSD. Dan pada penelitian ini tidak menguji ulang hasil SSD
tras setelah diangin-anginkan. Adapun data-data yang akan digunakan dalam
perhitungan perencanaan campuran adukan beton berdasar data-data yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan.
Dari semua hasil pengujian agregat kasar tidak ada yang tidak memenuhi
syarat bahan sebagai bahan penyusun beton. Maka dari itu, agregat kasar yang
berasal dari Wonogiri dapat dipakai dalam campuran adukan beton pada
penelitian ini. Adapun data-data yang akan digunakan dalam perhitungan
perencanaan campuran adukan beton berdasar data-data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan
0 7
15 7,5
45 6,7
100 6
Dari hasil pengujian slump, nilai slump antara 6-7,5 cm, sehingga campuran
adukan beton sudah memenuhi syarat. Karena nilai slump yang direncanakan
adalah 50 mm sampai 75 mm berdasar pemakaian beton untuk perkerasan jalan.
4. Hasil Pengujian Berat Jenis
Tabel 4. Hasil pengujian berat jenis silinder beton
Berat
Tras Berat Berat jenis
Fas jenis rata-
(%) (gr) (gr/cm3)
rata
12220 2,305
12100 2,282
0 2,324
12720 2,399
12245 2,310
12635 2,383
12020 2,267
15 2,319
12460 2,350
12070 2,277
12370 2,333
12425 2,344
0,5 30 2,335
12145 2,291
12580 2,373
12145 2,291
12330 2,326
45 2,305
12545 2,366
11860 2,237
11900 2,245
12405 2,340
100 2,292
11830 2,231
12465 2,351
29030 2.434
27250 2.285
0 2.354
28140 2.360
27850 2.335
28195 2.364
28125 2.358
0.5 15 2.371
28975 2.430
27800 2.331
27835 2.334
29465 2.471
30 2.366
27960 2.345
27605 2.315
Tabel 5. (Lanjutan)
Tras Berat Berat jenis Berat jenis
Fas
(%) (gr) (gr/cm3) rata-rata
28315 2.374
30000 2.516
45 2.414
28930 2.426
27880 2.338
0.5
29955 2.512
27715 2.324
100 2.384
28430 2.384
27620 2.316
Berdasarkan dari hasil perhitungan berat jenis benda uji pada Tabel V.4 dan
Tabel V.5 diperoleh berat jenis dengan variasi penambahan tras 0%, 15%, 30%,
45%, dan 100% untuk silinder beton yaitu 2,324; 2,319; 2,335; 2,305; 2,292
gr/cm3, dan untuk balok beton yaitu 2,354; 2,371; 2,366; 2,414; 2,384 gr/cm3.
29.0
28.577
28.0
27.304
27.0 27.021
kuat tekan beton
26.597
26.0
(MPa)
25.0
24.0
23.484
23.0
22.0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
% tras
Gambar 2. Hubungan kuat tekan beton dengan persentase tras pada fas 0,5 umur
28 hari.
Berdasarkan Tabel 6. dan Gambar 2. di atas, hasil pengujian kuat tekan
silinder beton pada beton normal menghasilkan kuat tekan sebesar 27,304 MPa.
Kuat tekan beton maksimal dari yang diteliti tercapai pada variasi penambahan
tras 15% sebesar 28,577 MPa dan setelah variasi tras 15% kekuatan beton
cenderung mengalami penurunan. Dengan demikian, kuat tekan maksimum beton
terdapat pada variasi tras 15% atau mengalami peningkatan sebesar 4,45% dari
beton normal. Penambahan tras melebihi 15% terhadap pasir akan menyebabkan
penurunan kuat tekan beton dari kuat tekan maksimum.
6. Hasil Pengujian Kuat tarik belah
Tabel 7. Hasil pengujian kuat tarik belah beton umur 28 hari
diameter Panjang Tekanan Kuat Kuat Kuat tarik
Tras
benda benda maksimum tarik tarik rata-rata
(%)
uji (cm) uji (cm) (kg) (kg/cm2) (MPa) (MPa)
14000 62,222 6,222
13500 60,000 6,000
0 15 30 6,500
16000 71,111 7,111
15000 66,667 6,667
16500 73,333 7,333
16000 71,111 7,111
15 15 30 7,444
16500 73,333 7,333
18000 80,000 8,000
13500 60,000 6,000
14000 62,222 6,222
30 15 30 6,222
15000 66,667 6,667
13500 60,000 6,000
15000 66,667 6,667
14000 62,222 6,222
45 15 30 6,167
13000 57,778 5,778
13500 60,000 6,000
15000 66,667 6,667
14000 62,222 6,222
100 15 30 6,111
12000 53,333 5,333
14000 62,222 6,222
8.0
7.444
7.0
6.500
kuat tarik belah (MPa)
5.0
4.0
3.0
2.0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
% tras
Gambar 3. Hubungan kuat tarik belah beton dengan persentase tras pada fas 0,5
umur 28 hari.
5.0
4.5 4.567
kuat lentur (MPa)
3.0
2.5
2.311
2.0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
% tras
Gambar 4. Hubungan kuat lentur dengan persentase tras pada fas 0,6 umur 28
hari.
Dari hasil pengujian kuat tekan, nilai kuat tekan minimum sudah
memenuhi persyaratan yaitu > 16 MPa. Hasil pengujian kuat tarik belah, nilai kuat
tarik belah juga sudah memenuhi persyaratan yaitu > 2,19 MPa. Kuat lentur yang
disyaratkan > 3 MPa. Dan hasil pengujian kuat lentur, terdapat yang tidak
memenuhi persyaratan. Kuat lentur pada kadar tras 100% sebesar 2,311 MPa.
Yunus. 2010. Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton dengan Bahan Tambah Fly
Ash Sebagai Bahan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement). Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.